(PPPK)
DISUSUN OLEH :
Nip : 199201152023212002
Golongan : IX
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN KONAWE
TAHUN 2023
LILI KARLINA,SKM_199201152023212002_MOOC PPPK 2023
AGENDA I
A. WAWASAN KEBANGSAAN
Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa indonesia dalam rangka
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa
(karakter bangsa) dan kesadaran terhadap sistem nasional (Nasional Sistem) yang
bersumber dari
Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, guna memecahkan
berbagai masalah yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang
adil, makmur dan sejahtera.
Pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen yang ditempatkan dibagian depan UUD
1945, merupakan tempat dicanangkannya berbagai norma dasar yang melatar belakangi
kandungan cita-cita luhur dari Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945,
oleh karena itu tidak akan berubah atau rusak. Merupakan dasar dan sumber hukum
bagi batang tubuh UUD 1945 maupun bagi Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia. Norma-norma dasar yang merupakan cita-cita luhur bagi Republik
Indonesia dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara tersebut dapat dilihat pada
Pembukaan UUD 1945 yang terdiri dari 4 (Empat) alinea.
Sebagai ASN kita diharapkan mampu mengimplementasikan wawasan
kebangsaan dan mengaktualisasikan kesadaran Bela Negara dalam kerangka system
Administrasi NKRI.Sehingga amanat UUD 1945 untuk mencapai cita-cita dan tujuan
nasional dapat diwujudkan.Peran, tugas dan fungsi ASN menempatkan ASN sebagai
bagian dari penyelanggara pemerintah yang secara langsung bertanggung jawab
untuk menjamin terselenggaranya roda pemerintahan, memiliki tanggung jawab
untuk ikut serta secara langsung mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
4 (empat) Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara:
1. Pancasila
Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan
pada tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik
dalam arti sebagai dasar ideologi maupun filosofis negara. Kedudukan pancasila
ini dipertegas dalam UU Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara. Artinya,
setiap bahan muatan kebijakan negara, termasuk UUD 1945, tidak
boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
2. Undang-undang Dasar 1945
Kepustakaan hukum di Indonesia menjelaskan istilah Negara Hukum sudah sangat
populer. Di dalam penjelasan UUD 1945 yakni sebagai kunci pokok pertama dari
sistem Pemerintahan Negara yang berbunyi “Indonesia adalah Negara yang
bedasar atas hukum (rechstaaat) dan bukan berdasar atas kekuatan belaka
(machtstaat)”. Dalam UUD 1945 tentang bentuk dan kedaulatan pada pasal 1 hasil
Amandemen yang ke 3 tahun 2001, berbunyi “Negara Indonesia adalah Negara
Hukum”.
3. Bhineka Tunggal Ika
Perumusan Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa oleh Mpu Tantular
pada dasarnya adalah sebuah pernyataan kreatif dalam upaya memberikan nilai-
nilai inspiratif terhadap sistem pemerintahan pada masa kemerdekaan, dan bahkan
telah berhasil menumbuhkan rasa dan semangat persatuan masyarakat Indonesia.
Itulah sebab mengapa akhirnya Bhineka Tunggal Ika diangkat menjadi semboyan
yang diabadikan lambang NKRI –Garuda Pancasila.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Ditinjau dari sudut hukum tata negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 belum sempurna sebagai negara,
mengingat saat itu Negara Kesatuan Republik Indonesia baru sebagian memiliki
unsur
konstitutif berdirinya negara. Untuk itu PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus
1945 telah melengkapi persyaratan berdirinya 16 negara yaitu berupa
pemerintahan yang berdaulat dengan mengangkat presiden dan wakil presiden,
sehingga PPKI disebut sebagai pembentuk negara. Disamping itu PPKI juga telah
mengatur UUD
1945 sebagai dasar negara dan tujuannya.
Sedangkan lambang Negara terdiri atas 4,
yaitu:
1. Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera
Negara adalah Sang Merah Putih.
2. Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi
Negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Kesatuan republik Indonesia Tahun
1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda Tanggal 28
Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan dinamika
Peradaban Bangsa.
3. Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila yang
kepalanya menoleh lurus ke sebalah kanan, perisai berupa jantung yang digantung
dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhineka Tunggal Ika ditulis di
atas pita yang dicengkram oleh Garuda.
4. Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf
Supratman.
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga Negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan Negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan Negara yang dijiwai oleh kecintannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
Keputusan Presiden Indonesia Nomor 28 Tahun 2006 tanggal 18 Desember
2006 ditetapkan sebagai Hari Bela Negara. Pada tanggal tersebut terbentuk
Pemerintah Darurat Republik Indonesia dalam rangka mengisi kekosongan
kepemimpinan
Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka bela Negara serta
bahwa dalam upaya lebih mendorong semangat kebangsaan dalam bela Negara dalam
rangka mempertahankan kehidupan ber-bangsa dab bernegara yang menjunung tinggi
persatuan dan kesatuan.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 menanamkan
nilai- nilai Bela Negara, yang meliputi :
a. Cinta tanah air; Indikatornya :
- Menjaga tanah dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia
- Jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa Indonesia
- Jiwa patriotisme terhada[ bangsa dan negaranya
- Menjaga nama baik bangsa dan Negara;
b. Sadar berbangsa dan bernegara; Indikatornya :
- Berpartisipasi aktif dalm organisasi kemasyarakatan, profesi maupun politik
- Ikut serta dalam pemilihan umum
- Menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Setia pada Pancasila sebagai ideology Negara; Indikatornya :
- Paham nilai-nilai dalam Pancasila
- Mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari
- Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan Negara;
d. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara; Indikatornya :
- Bersedia mengorbankan waktu, tenaga, dan ikirannya untuk kemajuan
bangsa dan Negara
- Siap membela bangsa dan Negara dari berbagai macam ancaman
- Berpartisipasi aktif dalam pembanguanan masyarakat, bangsa dan Negara;
e. Kemampuan awal Bela Negara; Indikatornya :
- Memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelejensia
- Senantiasa memilihara jiwa dan raga
- Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan
Yang Maha Esa.
Olehnya itu kita sebagai ASN kita diharapkan mampu mengimplementasikan
wawasan kebangsaan dan mengaktualisasikan kesadaran Bela Negara dalam
kerangka system Administrasi NKRI.Sehingga amanat UUD 1945 untuk mencapai
cita-cita dan tujuan nasional dapat diwujudkan.Fungsi ASN sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa dapat
bertanggung jawab secara langsung untuk menjamin terselenggaranya roda
pemerintahan, memiliki tanggung jawab untuk ikut serta secara langsung
mewujudkan cita-cita dan tujuan
nasional.Sehingga mampu menumbuhkan rasa cinta terhadap bangsa dan Negara
akan meningkat sehingga menumbuhkan semangat tepat untuk berkontribusi pada
upaya- upaya bela Negara sesuai tugas pokok, fungsi dan jabatan masing-masing.
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimilik oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi
kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara
ikhlas
dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh
kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan
Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Kemampuan awal Bela Negara meliputi :
a. Kesiapsiagaan jasmani dan mental
Kesiapsiagaan Jasmani adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk
melaksanakan tugas atau kegiatan fisik secara lebih baik dan efesien.
Sedangkan Kesiapsiagaan Mental adalah Kesiapsiagaan Seseorang dengan
memahami
kondisi mental, proses menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan sesuai
dengan perkembangan mental/jiwanya, baik tuntutan dari dalam dirinya
sendiri maupun dari luar.
b. Kesehatan Mental, adalah system kendali diri yang bagus sebagai wujud
dar kinerja system limbic (cenderung ke emosi) dan system cortex
prefrontalis (cenderung rasional) yang tepat.
c. Kearifan lokal, adalah hasil pemikiran dan perbuatan yang diperoleh manusia
ditempat ia hidup dengan linkungan alam sekitarnya untuk memperoleh
kebaikan. Kearifan lokal dapat berupa ucapan, cara, langkah kerja, alat, bahan,
dan perlengkapan yang dibuat manusia setempat untuk menjalani hidup di
berbagai bidang kehidupan.
Aksi Nasional Bela Negara adalah sinergi setiap warga Negara guna mengatasi
segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan
pada
nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan Negara yang berdaulat, adil dan
makmur. Dan pada akhirnya tujuan dari materi ini adalah meningkatkan kempuan
awal Bela Negara peserta sehigga senantiasa berada pada kondisi yang siap siaga
untuk berkontribusi dalam upaya-upaya Bela Negara sesuai dengan kemampuan
dan kesanggupan masing-masing dengan kegiatan pembelajaran abdi semangat
Bela Negara sebagai momentum untuk memulainya.
AGENDA II
1. BERORIENTASI PELAYANAN
Berorientasi Pelayan yaitu berkomitmen memberikan pelayan prima demi
kepuasan masyarakat.Memberikan layanan yang bermutu tidak boleh berhenti
ketika kebutuhan pelanggan sudah terpenuhi, melainkan harus terus meningkat dan
diperbaiki agar mutu layanan yang diberikan dapat melebihi harapan pelanggan.
Layanan hari ini harus lebih aik dari hari kemarin, dan layanan hari besok akan
menjadi ebih baik dari hari ini. Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai
yang terdapat dalam Core Values BerAKHLAK.Panduan prilakunya terdiri dari :
1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
2. Ramah, Cekatan, Solutif dan dapat diandalkan
3. Melakukan perbaikan tiada henti.
Citra positif ASN sebagai pelayan public terlihat dengan prilaku melayani dengan
senyuman, salam, dan beri salam, ramah dan senyum, cepat dan tepat waktu,
mendengar dengan sabar dan aktif, serta berpenampilan rapi, melayani dengan
cepat dan tepat waktu, melayani dengan memberikan kemudahan bagi masyarakat
untuk memilih layanan yang tersedia; serta melayani dengan kemampuan,
keinginan, dan tekad untuk memberikan layan prima. Prinsip dalam pelayanan
publik yaitu Partisipatif, Transparan, Responsif, Tidak Diskriminatif, Mudah dan
Murah, Efektif
dan Efesien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan. Adapun strategi
peningkatan pelayan prima sesuai kepatuhan terhadap UU Nomor 25 Tahun
2009 yaitu:
1. Menerapkan standar pelayanan dan maklumat pelayanan
2. Melaksanakan survey kepuasan masyarakat minimal 1 tahun sekali
3. Pengelolaan pengaduan masyarakat
4. Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan
5. Pengembangan inivasi
6. Replikasi Best Practice
7. Perbaikan berkelanjutan
2. AKUNTABEL
Dalam banyak hal, kata Akuntabel sering disamakan dengan Responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun pada dasarnya, keduanya konsep tersebut memiliki arti
yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang
berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam
konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga
pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017).
Aspek-Aspek Akuntabilitas yaitu :
- Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship) Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak
antara individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
- Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah
yang bertanggung jawab, adil dan inovatif.
- Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers
reporting) Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas.
Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performence)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Menurut Bovens, 2007 Akuntabilitas memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran Konstitusional);
3. Untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas (peran
belajar) Sedangkan tingkatan Akuntabilitas yaitu:
1. Akuntabilitas Personal
2. Akuntabilitas Individu
3. Akuntabilitas Kelompok
4. Akuntabilitas Organisasi
5. Akuntabilitas Stakeholder
Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak
menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsiliza dan Zonke,
2017). Kedua prinsip tesebut harus dipegang teguh oleh semua unsur pemerintahan
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Panduan perilaku
Akuntabilitas adalah:
1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin
dan berintegritas tinggi.
2. Menggunakan keayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab,
efektif dan efesien.
3. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
Langkah-langkah menciptakan Lingkungan Akuntabel yaitu:
1. Kepemimpinan, Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
2. Transparansi, tujuannya adanya transparansi adalah :
a. Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kersama antara
kelompok internal dan eksternal
b. Memberikan perlindungan terhadap pengaruhyang tidak seharusnya
dan korupsi dalam pengambilan keputusan
c. Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan
d. Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepafa pimpinan
secara keeluruhan.
3. Integritas, Menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan
mematuhi semua hukum yang berlaku, undang-undang, kontrak,kebijakan,
dan peraturan yang berlaku.
4. Tanggung jawab, Memberikan kewajiban bagi setiapindividu dan lembaga,
bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena
adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat.
5. Keadilan, merupakan landasan utama dari akuntabilitas
6. Kepercayaan, rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
7. Keseimbangan, untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8. Kejelasan, mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab,misi organisasi,
kinerja yang diharapkan organisasi, sitem pelaporan kinerja baik individu
maupun organisasi.
9. Konsistensi, koonsistensi menjamin stabilitas.
Pengelolaan Gratifikasi yang Akuntabel
Gratifikasi merupakan salah satu bentuk tindak pidana korupsi. Membangun
pola pikir Antikorupsi, diantara :
- ASN harus dapat memastikan kepentingan pribadi atau keuangan tidak
bertentangan dengan kemampuan mereka untuk melakukan tugas-tugas
resmi mereka dengan tidak memihak;
- Ketika lonflik kepentingan yang timbul antara kinerja tugas publik
dan kepentingan pribadi atau personal, maka PNS dapat berhati-hati
untuk kepentingan umum;
- Jika konflik muncul, ASN dapat melaporkan kepada pimpinan secara tertulis
untuk mendapatkan bimbingan mengenai cara terbaik dalam mengelola
situasi yang tepat;
- ASN dapat menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
3. KOMPETEN
4. HARMONIS
Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga
faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuanyang luhur. Suasana
harmoni dalamlingkungan kerja akan membuat tenang.
5. LOYAL
7. KOLABORATIF
RESUME AGENDA 3
A. Literasi Digital
Literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar
menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu,
literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital
dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif
(Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017).
Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses,
mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan
menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk
pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi yang
secara beragam disebut sebagai literasi komputer, literasi TIK, literasi informasi dan
literasi
media.
Kerangka kerja literasi digital terdiri dari kurikulum digital skill, digital
safety, digital culture, dan digital ethics. Kerangka kurikulum literasi digital ini
digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif
masyarakat dalam menguasai teknologi digital.
B. Pilar Literasi
Literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar
menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi tetapi harus mampu
bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Keempat pilar yang menopang
literasi digital yaitu
a) Etika
Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-
hari. Dalam Etika di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada :
Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata krama, dan
etika berinternet (netiquette)
Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung hoax
dan tidak sejalan, seperti: pornografi, perundungan, dll.
Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital
yang sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku
Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang
digital yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b) Budaya,
Budaya bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam membaca,
menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-
hari. Dalam Budaya di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada :
Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai
landasan kehidupan berbudaya, berbangsa dan berbahasa Indonesia
Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan
dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme, dll.
Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia baik dan benar dalam
berkomunikasi, menjunjung nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika
Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat,
menabung, mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya.
c) Keamanan,
Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam mengenali,
mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran
keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Aman Bermedia Digital
perlu adanya penguatan pada :
Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, finger
print) Pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (kata sandi)
Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang valid dari
sumber yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishing.
Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital
dan menyadari adanya rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed
Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam transaksi
digital serta protokol keamanan seperti PIN dan kode otentikasi
d) Kecakapan dalam bermedia digital.
Kecakapan bermedia digital meliputi Kemampuan individu dalam mengetahui,
memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta
sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Cakap di Dunia
Digital perlu adanya penguatan pada :
Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (HP, PC)
Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam
mencari informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar
Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial
untuk berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti Settings
Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan e-
commerce untuk memantau keuangan dan bertransaksi secara digital.
2. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut :
1) Pelaksana kebijakan public;
2) Pelayan public; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas :