Anda di halaman 1dari 30

RESUME MOOC PPPK 2022

NAMA : GETRUDIS INDA FERNANDEZ


NI PPPK : 198910252022212001

AGENDA I

A. WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI- NILAI BELA NEGARA


1. Pengertian Wawasan Kebangsaan Dan Nilai Bela Negara
Wawasan Kebangsaan dan nilai Bela Negara adalah cara pandang bangsa Indonesia
dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri
bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang
bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai
masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
Ada 4 konsensus dasar berbangsa dan bernegara
a. Pancasila
Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno di depan sidang
BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945. Oleh Bung Karno dinyatakan bahwa Pancasila
merupakan philosofische grondslag, suatu fundamen, filsafaat, pikiran yang sedalam-
dalamnya, merupaan landasan atau dasar bagi negara merdeka yang akan didirikan.
b. Undang-Undang Dasar 1945
Kepustakaan hukum di Indonesia menjelaskan istilah Negara hukum sudah sangat
popular. Pada umumnya istilah tersebut dianggap merupakan terjemahan yang tepat dari
dua istilah yaitu rechtstaat dan the rule of law. Istilah Rechstaat (yang dilawankan
dengan Matchstaat) memang muncul di dalam penjelasan UUD 1945 yakni sebagai
kunci pokok pertama dari system Pemerintahan Negara yang berbunyi “Indonesia ialah
Negara yang berdasar atas hukum (rechstaat) dan bukan berdasar atas kekuasaan belaka
(machtstaat)”. Kalau kita lihat di dalam UUD 1945 BAB I tentang Bentuk dan
Kedaulatan pasal 1 hasil Amandemen yang ketiga tahu 2001, berbunyi “Negara
Indonesia adalah Negara hukum”. Dari teori mengenai unsur-unsur Negara hukum,
apabila dihubungkan dengan Negara hukum Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945, dapat ditemukan unsur-unsur Negara hukum.
c. Bihneka Tungal Ika
Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan BhinnaIka-
Tunggal-Ia berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Sebab meskipun secara
keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu bangsa dan
negara Republik Indonesia. Lambang NKRI Garuda Pancasila dengan Semboyan
Bhinneka Tunggal Ika ditetapkan Peraturan Pemerintah nomor 66 Tahun 1951, pada
tanggal 17 Oktober diundangkan pada tanggal 28 Oktober 1951 tentang Lambang
Negara. Bahwa usaha bina negara baik pada masa pemerintahan Majapahit maupun
pemerintah NKRI berlandaskan pada pandangan sama yaitu semangat rasa persatuan,
kesatuan dan kebersamaan sebagai modal dasar dalam menegakkan negara.
d. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak dapat dipisahkan dari
persitiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, karena melalui peristiwa
proklamasi tersebut bangsa Indonesia berhasil mendirikan negara sekaligus menyatakan
kepada dunia luar (bangsa lain) bahwa sejak saat itu telah ada negara baru yaitu Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya dirumuskan dalam
sidang periode II BPUPKI (10-16 Juli 1945) dan selanjutnya disahkan oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945. Adapun tujuan NKRI seperti tercantuk dalam Pembukaan
UUD 1945 alinea IV, meliputi : a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
indonesia ; b. Memajukan kesejahteraan umum; c. Mencerdaskan kehidupan bangsa;
dan d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial (Tujuan NKRI tersebut di atas sekaligus merupakan fungsi negara
Indonesia.)
2. Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
a. Bendera
Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera Negara
adalah Sang Merah Putih. Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi
panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna
merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama.
Bendera Negara yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia
tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta disebut Bendera
Pusaka Sang Saka Merah Putih. Bendera 17 Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan
dan dipelihara di Monumen Nasional Jakarta.
b. Bahasa
Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa
Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakandi seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara berfungsi sebagai bahasa resmi
kenegaraan, pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional, pengembangan
kebudayaan nasional, transaksi dan dokumentasi niaga, serta sarana pengembangan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan bahasa media massa.
c. Lambang Negara
Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lambang
Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
d. Lagu Kebangsaa
Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lagu
Kebangsaan adalah Indonesia Raya. Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang
digubah oleh Wage Rudolf Supratman.
3. Nilai – Nilai Bela Negara
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara
dari berbagai Ancaman. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar
Bela Negara meliputi :
a. Cinta Tanah Air
Indikator cinta tanah air, Ditunjukkannya dengan adanya sikap :
• Menjaga tanah dan perkarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia
• Jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa Indonesia
• Jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya
• Menjaga nama baik bangsa dan negara
• Memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan negara
• Bangga menggunakan hasil produk bangsa Indonesia
b. Sadar Berbangsa Dan Bernegara
Indikator sadar berbangsa dan bernegara, Ditunjukkannya dengan adanya sikap :
• Berpartisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi maupun politik.
• Menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
• Ikut serta dalam pemilihan umum
• Berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negaranya
• Berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara
c. Setia Pada Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Indikator setia pada Pancasila Sebagai ideologi Bangsa, Ditunjukkannya dengan adanya
sikap :
• Paham nilai-nilai dalam Pancasila
• Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
• Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara
• Senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila
• Yakin dan percaya bahwa Pancasila sebagai dasar negara.
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
Indikator rela berkorban untuk bangsa dan Negara, Ditunjukkannya dengan adanya
sikap:
• Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa dan
negara
• Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman
• Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara
• Gemar membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan
• Yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negaranya tidak sia-sia
e. Kemampuan awal Bela Negara
Indikator kemampuan awal Bela Negara, Ditunjukkannya dengan adanya sikap:
• Memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelijensia
• Senantiasa memelihara jiwa dan raga
• Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan Yang
Maha Esa
• Gemar berolahraga
• Senantiasa menjaga kesehatannya
4. System Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik dalam arti
sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila ini dipertegas dalam
UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagai
sumber dari segala sumber hukum negara. Artinya, setiap materi muatan kebijakan negara,
termasuk UUD 1945, tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.
Dari sudut hukum, UUD 1945, merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran
lima norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta norma-norma dasar lainnya yang
termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang memberi kerangka dasar
hukum sistem penyelengagaran negara pada umumnya, atau khususnya sistem
penyelenggaraan negara yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan
aspek sumber daya manusianya. Konstitusi atau UUD, yang bagi Negara Kesatuan Republik
Indonesia disebut UUD 1945 hasil Amandemen I, II, III dan IV terakhir pada tahun 2002
(UUD 1945) merupakan hukum dasar tertulis dan sumber hukum tertinggi dalam hierarkhi
peraturan perundang-undangan Republik Indonesia. Atas dasar itu, penyelenggaraan negara
harus dilakukan untuk disesuaikan dengan arah dan kebijakan penyelenggaraan negara yang
berlandaskan Pancasila dan konstitusi negara, yaitu UUD 1945.
Pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen yang ditempatkan di bagian depan UUD 1945,
merupakan tempat dicanangkannya berbagai norma dasar yang melatar belakangi,
kandungan cita-cita luhur dari Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan
oleh karena itu tidak akan berubah atau dirubah, merupakan dasar dan sumber hukum bagi
Batang-tubuh UUD 1945 maupun bagi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
apapun yang akan atau mungkin dibuat. Norma-norma dasar yang merupakan cita-cita luhur
bagi Republik Indonesia dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara tersebut dapat
ditelusuri pada Pembukaan UUD 1945 tersebut yang terdiri dari empat (4) alinea.
Dari sudut hukum, batang tubuh UUD 1945 merupakan tataran pertama dan utama dari
penjabaran 5 (lima) norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta norma-norma
dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang
memberi kerangka dasar hukum sistem administrasi negara Republik Indonesia pada
umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan pemerintahan negara yang mencakup
aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya.

B. ANALISIS ISU KONTEMPORER


1. Modal untuk menghadapi Perubahan lingkungan Strategis yaitu:
• Modal Intelektual
• Modal Emosional
• Modal Sosial
• Modal Ketabahan
• Modal Etika/Moral
• Modal Kesehatan.
2. Isu-Isu Strategis Kontemporer yaitu:
• Korupsi
• Narkoba
• Terorisme dan Radikalisme
• Money Loundring
• Proxy War
• Kejahatan Mass Communicatio
3. Memahami Isu Kritikal
Isu kritikal dipandang sebagai topik yang berhubungan dengan masalah-masalah
sumber daya yang memerlukan pemecahan disertai dengan kesadaran public.
Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda berdasarkan tingkat
urgensinya, yaitu
• Isu saat ini (current issue)
• Isu berkembang (emerging issue),
• Isu potensial

C. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


Suatu keadaan siap siaga yang dimiliki seseorang baik secara fisik, mental maupun sosial
dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan
secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi
oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 untuk menjaga, merawat dan menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Lima Rumusan Nilai Bela Negara :
1. Rasa Cinta Tanah Air
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara
3. Setia kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara
4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
5. Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara
Aksi Nasional Bela Negara adalah Sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala
macam ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan dengan berlandaskan nilai-nilai luhur
bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan akmur
Wujud kemampuan bela negara yakni memiliki :
• Kesehatan Jasmani dan Mental
• Kesiapsiagaan Jasmani dan Mental
• Etika, Etiket dan Mental
AGENDA II
NILAI NILAI DASAR PNS

A. BERORIENTASI PELAYANAN
Pelayanan publik yang prima dan memenuhi harapan masyarakat merupakan muara dari
Reformasi Birokrasi, sebagaimana tertulis dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010
tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, yang menyatakan bahwa visi
Reformasi Birokrasi adalah pemerintahan berkelas dunia yang ditandai dengan pelayanan
publik yang berkualitas.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu
1) penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/ Birokrasi
2) penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat, dan
3) kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan
Citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat dengan perilaku melayani dengan
senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapih; melayani dengan cepat dan
tepat waktu; melayani dengan memberikan kemudahan bagi Anda untuk memilih layanan
yang tersedia; serta melayani dengan dengan kemampuan, keinginan dan tekad memberikan
pelayanan yang prima.
Pemberian layanan bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan masyarakat sudah dapat
terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu layanan yang
diberikan dapat melebihi harapan pengguna layanan. Layanan hari ini harus lebih baik dari
hari kemarin, dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini (doing something
better and better).
Dalam rangka mencapai visi reformasi birokrasi serta memenangkan persaingan di era
digital yang dinamis, diperlukan akselerasi dan upaya luar biasa (keluar dari rutinitas dan
business as usual) agar tercipta breakthrough atau terobosan, yaitu perubahan tradisi, pola,
dan cara dalam pemberian pelayanan publik. Terobosan itulah yang disebut dengan inovasi
pelayanan publik. Konteks atau permasalahan publik yang dihadapi instansi pemerintah dalam
memberikan layanannya menjadi akar dari lahirnya suatu inovasi pelayanan public.
B. AKUNTABEL
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral
individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan
publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan
Zonke, 2017).
Aspek-aspek akuntabilitas yaitu:
• Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship) Hubungan yang
dimaksud adalah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan negara
dan masyarakat
• Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented) Hasil yang
diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab,
adil dan inovatif
• Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting) Laporan
kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas
• Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting) Laporan
kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas
• Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance) Tujuan utama
dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
• Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi)
• Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional)
• Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar)
Tingakatn akuntabilitas yaitu:
• Akuntabilitas Personal
• Akuntabilitas Individu
• Akuntabilitas Kelompok
• Akuntabilitas Organisasi
• Akuntabilitas Stakeholder
C. KOMPOTEN
Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter
dantuntutan keahlian baru. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap
waktu,sesuai kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi dalam meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat, dibandikan dengan
tawaran perubahan teknologi itu sendiri
Perilaku ASN untuk masing-masing aspek BerAkhlak sebagai berikut:
1. Berorientasi Pelayanan:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
c. Melakukan perbaikan tiada henti.
2. Akuntabel:
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi;
b. Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efesien.
3. Kompeten:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu
berubah;
b. Membantu orang lain belajar;
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis:
a. Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya;
b. Suka mendorong orang lain;
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal:
a. Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan negara;
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
b. Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas;
c. Bertindak proaktif.
7. Kolaboratif:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah;
c. Menggaerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek pengelolaan
ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk tidak
boleh ada perlakuan yang diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan atau aspek-
aspek primodial lainnya yang bersifat subyektif. Pembangunan Apartur sesuai
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, diharapkan
menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy),
yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik yang semakin berkualitas dan tata
kelola yang semakin efektif dan efisien Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang
dianggap relevan bagi ASN dalam menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan.
Kedelapan karakterisktik tersebut meliputi: integritas, nasionalisme, profesionalisme,
wawasan global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan entrepreneurship.
Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan
perilaku kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017
tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan
dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi
Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati,
diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan 3)
Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman.
Berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku,
wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi
oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan
Jabatan. Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan klasikal dan non-
klasikal, baik untuk kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural. Salah satu
kebijakan penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN
adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi
PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK). Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN
ditentukan dengan peta nine box pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai,
sesuai dengan hasil pemetaan pegawai dalam nine box tersebut.
D. HARMONIS
1. Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga menjadi
sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut mudah
menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan
kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam
integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara disadari pendiri
bangsa dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang dicantumkan dalam
Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan perwujudan kesadaran
persatuan berbangsa tersebut.
3. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai
kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Adapun Kode Etik
Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus
dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Oleh karena itu, dengan
diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus berubah,
Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan; Kedua, berubah dari ’wewenang’
menjadi ’peranan’ Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah Amanah dan Keempat,
Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam
suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi
berbagai bentuk organisasi. Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam
mewujudkan susasana harmonis harus dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di
lingkungan bekerja dan bermasyarakat.
E. LOYAL
1. Sikap loyal seorang PNS dapat tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan
sumpah/janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi PNS sebagaimana ketentuan
perundang- undangangan yang berlaku.
2. Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari
larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu
pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil. Hanya PNS- PNS yang memiliki loyalitas yang tinggilah yang
dapat menegakkan kentuan-ketentuan kedisiplinan ini dengan baik.
3. Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik serta perekat dan pemersatu bangsa. Kemampuan ASN dalam melaksanakan
ketiga fungsi tersebut merupakan perwujudan dari implementai nilai-nilai loyal dalam
konteks individu maupun sebagai bagian dari Organisasi Pemerintah.
4. Kemampuan ASN dalam memahami dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila
menunjukkan kemampuan ASN tersebut dalam wujudkan nilai loyal dalam kehidupannya
sebagai ASN yang merupakan bagian/komponen dari organisasi pemerintah maupun
sebagai bagian dari anggota masyarakat.
F. ADAPTIF
1. Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan
individu didalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk
mempertahankan keberlangsungan hidupnya.
2. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang
ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan
mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif.
3. Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan
organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam
organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi tingkat
kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya.
4. Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun
karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi
untuk mencapai tujuannya.
G. KOLABORATIF
Collaborative Governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan
publik Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian
aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung
jawab dan sumber daya.
1. Enam Kriteria Penting Untuk Kolaborasi :
a. Forum Yang Diprakarsai Oleh Lembaga Publik Atau Lembaga;
b. Peserta Dalam Forum Termasuk Aktor Nonstate;
c. Peserta Terlibat Langsung Dalam Pengambilan Keputusan Dan Bukan Hanya
'‘Dikonsultasikan’ Oleh Agensi Publik;
d. Forum Secara Resmi Diatur Dan Bertemu Secara Kolektif;
e. Forum Ini Bertujuan Untuk Membuat Keputusan Dengan Konsensus (Bahkan
Jika Konsensus Tidak Tercapai Dalam Praktik);
f. Dan Fokus kolaborasi Adalah Kebijakan Publik Atau Manajemen
2. Tahapan Dalam Melakukan Assessment Terhadap Tata Kelola Kolaborasi
a. Mengidentifikasi permasalahan dan peluang;
b. Merencanakan aksi kolaborasi; dan
c. Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi
3. Organisasi yang memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut:
a. Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu
terjadi;
b. Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan
upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan mereka;
c. Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencobadan
mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan
ketika terjadi kesalahan);
d. Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas)
Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai;
e. Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik;f. Kolaborasi
dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan
f. Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitaslayanan
yang diberikan.
4. Aktivitas Antar Organisasi meliputi
a. Kerjasama Informal;
b. Perjanjian Bantuan Bersama;
c. Memberikan Pelatihan;
d. Menerima Pelatihan;
e. Perencanaan Bersama;
f. Menyediakan Peralatan;
g. Menerima Peralatan;
h. Memberikan Bantuan Teknis;
i. Menerima Bantuan Teknis;
j. Memberikan Pengelolaan Hibah; dan
k. Menerima Pengelolaan Hibah.
Proses yang harus dilalui dalam menjalankan kolaborasi adalah :
• Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi
• Face to face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan bersungguh-
sungguh;
• Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan; sharing ownership
dalam proses; serta keterbukaan terkait keuntungan bersama;
• Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait
permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama; dan
• Menetapkan outcome antara factor-faktor yang mempengaruhikeberhasilan dalam
kolaborasi antar Lembaga pemerintah :
Kepercayaan,
Pembagian kekuasaan,
Gaya kepemimpinan,
Strategi manajemen dan
Formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien efektif antara entitas public.
Sementara Factor-faktor yang menghambat keberhasilan dalam kolaborasi
antar Lembaga pemerintah yaitu : Ketidakjelasan batasan masalah karena
perbedaan pemahaman dalam kesepakatan kolaborasi dan Dasar hukum kolaborasi
juga tidak jelas.
AGENDA III

A. SMART ASN
Pandemi Covid-19 telah mengantarkan dunia pada sebuah masa revoulusioner
dengan berpindahnya sebagian kehidupan manusia menuju dunia tanpa batas, yakni dunia
digital. Kita dipaksa untuk masuk dan mengikuti segala perkembangan yang ada di dunia
digital atau sering disebut dengan istilah Mendadak Digital. Kondisi “Mendadak Digital” ini
telah mengguncang Ekonomi, Sosial, dan Budaya masyarakat Abad 21. Berbagai berkah dan
bencana di ruang digital silih berganti menghampiri seluruh profesi tak terkecuali Aparatur
Sipil Negara (ASN).
1. LITERASI DIGITAL
Berdasarkan petunjuk khusus dari Presiden pada Rapat Terbatas
PerencanaanTransformasi Digital, bahwa transformasi digital di masa pandemi maupun
pandemi yangakan datang akan mengubah secara struktural cara kerja,
beraktivitas, berkonsumsi, belajar, bertransaksi yang sebelumnya luring dengan kontak
fisik menjadi lebih banyak ke daring yang akan dihadapi oleh semua lapisan masyarakat
termasuk ASN. Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat
digital dapat menggunakan media digital secara bertanggung jawab.
1) Percepatan Transformasi Digital
Lima (5) visi Presiden untuk Indonesia:
Pembangunan infrastruktur
Pembangunan SDM
Keterbukaan Investasi
Reformasi Birokrasi
Penggunaan APBN fokus & tepas sasaran
Lima (5) arahan presiden untuk percepatan transformasi digital:
Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital
Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik
dipemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sector
kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran
Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan
Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital Smart ASN
Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan
transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya (Oktari, 2020).
2) Pengertian Literasi Digital
Ruang digital adalah lingkungan yang kaya akan informasi. Keterjangkauan
(affordances) yang dirasakan dari ruang ekspresi ini mendorong produksi,
berbagi,diskusi, dan evaluasi opini publik melalui cara tekstual (Barton dan Lee,
2013).Affordance berarti alat yang memungkinkan kita untuk melakukan hal-
hal baru,berpikir dengan cara baru, mengekspresikan jenis makna baru,
membangun jenishubungan baru dan menjadi tipe orang baru. Affordance dalam
literasi digital adalahakses, perangkat, dan platform digital.Sementara pasangannya
yaitu kendala (constraint), mencegah kita dari melakukanhal-hal lain, berpikir dengan
cara lain, memiliki jenis lain dari hubungan. Constraint dalam literasi digital bisa
meliputi kurangnya infrastruktur, akses, dan minimnya penguatan literasi digital
(Jones dan Hafner, 2012)
Menurut definisi UNESCO dalam modul UNESCO Digital Literacy
Framework (Law, dkk., 2018) literasi digital adalah... “...kemampuan untuk
mengakses,mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan,
mengevaluasi, dan menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui
teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan.
Literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media
digitaldalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara
produktif(Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Kominfo menjabarkan
literasi digital ke dalam 4 kompetensi yaitu kecakapan menggunakan media
digital (digital skills), budaya menggunakan digital (digitalculture), etis
menggunakan media digital (digital ethics), dan aman menggunakan media digital
(digital safety).
3) Peta Jalan Literasi Digital
Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu masyarakat
digitalyang dibarengi pula dengan pemerintah digital dan ekonomi digital.
Masyarakat digital meliputi aktivitas, penggunaan aplikasi, dan penggunaan
infrastruktur digital. Pemerintah digital meliputi regulasi, kebijakan, dan
pengendalian sistem digital. Sementara itu, ekonomi digital meliputi aspek SDM
digital, teknologi penunjang, dan riset inovasi digital.
Peta Jalan Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi, dan
Deloitte pada tahun 2020 menjadi panduan fundamental untuk mengatasi persoalan
terkait percepatan transformasi digital dalam konteks literasi digital. Dalam peta
jalanini, dirumuskan kurikulum literasi digital yang terbagi atas empat area
kompetensi yaitu: kecakapan digital (digital skills), budaya digital (digital culture),
etika digital (digital ethics) dan keamanan digital (digital safety).
4) Lingkup Literasi Digital
Dalam mencapai target program literasi digital, perlu diperhitungkan estimasi
jumlah masyarakat Indonesia yang telah mendapatkan akses internet berdasarkan data
dari APJII dan BPS. Identifikasi Target User dan Total Serviceable Market penting
untuk menentukan target spesifik program literasi digital. Saat ini, tingkat penetrasi
internet di Indonesia sebesar 73,7%.
5) Tantangan Kesenjangan Digital
Pada awal mulanya, konsep kesenjangan digital ini berfokus pada kemampuan
memiliki (ekonomi) dan mengoperasikan perangkat digital (komputer) dan
akses (Internet).
6) Penguatan Literasi Digital
Sejalan dengan perkembangan ICT (Information, Communication and
Technology),muncul berbagai model pembelajaran secara daring. Selanjutnya, muncul
pula istilah sekolah berbasis web (web-school). Bermula dari kedua istilah tersebut,
munculah berbagai istilah baru dalam pembelajaran yang menggunakan internet,
seperti online learning, distance learning, web-based learning, dan elearning (Kuntarto
dan Asyhar,2016). Gerakan Literasi Nasional dalam Materi Pendukung Literasi
Digital dari Kemendikbud 2017 (Kemendikbud, 2017) juga telah menggariskan
beberapa indikator terkait penguatan literasi digital di basis sekolah, masyarakat dan
keluarga.
2. PILAR LITERASI DIGITAL
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan
mediadigital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan
teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital adalah sebuah
konsep dan praktik yang bukan sekadar menitik beratkan pada kecakapan untuk
menguasai teknologi.Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan pada
kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang
dilakukan secara produktif(Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang
pengguna yang memilik ikecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu
mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung
jawab. Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya,
keamanan, dan kecakapan dalam bermedia digital. Etika bermedia digital meliputi
kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri,
merasionalkan, mempertimbangkan, dannmengembangkan tata kelola etika digital
(netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Budaya bermedia digital meliputi
kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan
membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam
kehidupan sehari-hari. Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu
dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis,menimbang dan
meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu,
kecakapan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam mengetahui,
memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi
digital dalam kehidupan sehari-hari.
3. IMPLEMENTASI DIGITAL DAN IMPLIKASINYA
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas
dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi
bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi penggunaan internet harian
masyarakat Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII,
2020). Angka ini melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya menghabiskan
6 jam 43menit setiap harinya. Bahkan menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa
InternetIndonesia (APJII) tahun 2020, selama pandemi COVID-19 mayoritas
masyarakat
Indonesia mengakses internet lebih dari 8 jam sehari. Pola kebiasaan baru untuk
belajardan bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk perilaku kita berinternet.
LiterasiDigital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat
untuk salingmelindungi hak digital setiap warga Negara. Fenomena dan permasalahan di
dunia digital semakin marak dan semakin canggih. Perandan tanggung jawab para
peserta CPNS sangatlah besar. Modul ini membantu para peserta CPNS mampu
beradaptasi dan juga memberikan solusi bagi permasalah yang adadi dunia digital. Pada
bagian ini, akan dipelajari lebih mendalam mengenai penerapan dari masing-masing
keempat pilar literasi digital, yakni etika, keamanan, budaya, dan kecakapan
dalam bermedia digital
Pengetahuan dasar mengenai lanskap digital meliputi berbagai perangkat
keras dan perangkat lunak karena lanskap digital merupakan sebutan kolektif untuk
jaringan sosial,surel, situs daring, perangkat seluler, dan lain sebagainya. Fungsi
perangkat keras dan perangkat lunak saling berkaitan sehingga tidak bisa lepas satu sama
lain. Kita tidak bisa mengakses dunia digital tanpa fungsi dari keduanya. Dengan
demikian, kita perlu mengetahui dan memahami fungsi perangkat keras dan perangkat
lunak yang digunakan dalam mengakses dunia digital. Salah satu perangkat keras yang
sering kali digunakan dalam dunia digital adalah komputer. Komputer yang paling dekat
dengan kehidupan kita adalah komputer pribadi. Komputer merupakan istilah yang
digunakan untuk menyebut komputer yang didesain untuk penggunaan individu
(Wempen, 2015)
Berikut ini beberapa kategori untuk mesin komputer yang sering kita jumpai
(Wempen,2015) :
➢ Komputer pribadi yang biasa diletakkan di atas meja kerja atau meja belajar dan
jarang dipindah-pindahkan. Komputer ini terdiri dari kotak besar yang disebut unit
system yang berisi berbagai komponen penting agar komputer ini dapat bekerja.
Kemudian komputer desktop ini dihubungkan juga dengan perangkat keras lain
seperti monitor,keyboard, dan mouse. Perangkat keras tersebut disambungkan
dengan unit system menggunakan kabel atau teknologi wireless. Kelebihan
komputer desktop ini adalah kita meningkatkan performa dan fungsi komputer
dengan mudah. Contohnya adalah menambah kapasitas
➢ Notebook merupakan istilah lain dari laptop. Notebook merupakan komputer yang
didesain agar bisa dilipat dan mudah dibawa kemana-mana. Dalam perangkat keras
ini sudah terdapat monitor, keyboard, dan keypad yang merangkai jadi satu dengan
unit sistemnya. Notebook dapat mengoperasikan berbagai perangkat lunak
yang juga dioperasikan oleh komputer desktop. Karena kemudahannya dibawa
kemana-mana,maka notebook menjadi perangkat keras yang populer. Walau begitu,
kita perlu usaha ekstra jika ingin meningkatkan performa perangkat keras ini
➢ Netbook merupakan singkatan dari internet notebook. Perangkat keras ini biasanya
lebih kecil ukurannya dan kemampuannya juga tidak sehandal notebook.
Faktor kemampuan ini membuat netbook mungkin tidak dapat mengoperasikan
perangkat lunak tertentu. Dari segi harga, netbook lebih terjangkau. Tablet
merupakan komputer portabel yang terdiri dari layar sentuh dengan komponen
komputer di dalamnya. Perangkat keras ini tidak memiliki keyboard. Fungsi
keyboard dapat kita jumpai dalam layar sentuh tersebut. Perangkat keras ini sangat
simpel dan mudah dibawa kemana-mana. Namun, perangkat ini biasanya
tidak dapat mengoperasikan beberapa aplikasi perangkat lunak tertentu karena
keterbatasan kemampuannya
➢ Telepon pintar merupakan perangkat telepon yang memiliki kemampuan
untuk mengoperasikan berbagai aplikasi perangkat lunak dan mengakses
internet. Samaseperti tablet, telepon pintar biasanya dilengkapi dengan layar sentuh.
Telepon pintardapat mengoperasikan berbagai perangkat lunak namun tidak
sehandal komputerdesktop atau notebook.
Salah satu hal yang sering kita jumpai dalam dunia digital adalah internet.
Internet merupakan jaringan komputer yang memungkinkan satu komputer saling
berhubungan dengan komputer lain (Levine & Smart Young, 2010).
Komputer yang kita gunakan tidak terhubung secara langsung dengan internet. Komputer
kita dapat terkoneksi karena adanya perusahaan penyedia jasa internet (internet
serviceprovider) yang menyediakannya (Miller, 2016). Kita perlu mendaftar agar
memperoleh jasa koneksi internet dari penyedia jasa internet di sekitarnya.
Dengan mendaftar ke penyedia jasa internet, kita bisa mengakses internet secara
personal dengan teknologi kabel atau Wi-Fi. Wi-Fi, singkatan dari wireless fidelity,
merupakan istilah bagi koneksi standar tanpa kabel (Miller, 2016). Jaringan publik bisa
saja tidakseaman jaringan pribadi yang memerlukan kata kunci untuk
mengaksesnya. Karena semua orang dapat mengakses jaringan publik, bisa saja
ada kemungkinan pengguna yang berniat buruk. Pengguna ini secara tidak bertanggung
jawab dapat mencegat sinyal yang dikirimkan dari komputer kita ke situs di
internet. Jadi sebaiknya jangan mengirimkan informasi pribadi dan sensitif dengan
menggunakan koneksi publik (Miller,2016). Setelah dapat mengakses internet, maka kita
perlu menyeleksi dan memahami berbagai hal berkaitan dengan internet. Istilah yang
sering kita dengar adalah web.
Web adalah kumpulan halaman yang menghubungkan satu informasi dengan
informasi lainnya(Levine & Young, 2010). Setiap halaman informasi ini bisa
berisi berbagai tulisan, gambar, suara, video, animasi, atau hal lain (Levine
& Young, 2010). Kita bisa mengunjungi berbagai halaman tersebut dengan
menuliskan alamat web yang sesuai. Untuk dapat mengakses web, maka kita perlu
browser. Browser adalah program dalam komputer yang dapat menemukan dan
menyajikan halaman web di layar gawai kita(Levine & Young, 2010) Selain web,
kita juga perlu mengenal electronic mail (email) atau surel. Surel merupakan layanan
dalam jaringan internet yang memungkinkan kita mengirimkan pesan kepada pengguna
surel lain di seluruh dunia (Levine & Young, 2010). Selain memiliki jaringan internet,
untuk dapat melakukan hal tersebut, maka kita perlu memiliki alamat surel.Alamat
surel dapat diibaratkan seperti alamat pos atau bahkan nomor telepon (Levine &Young,
2010: 208). Kita mengirimkan pesan sesuai dengan alamat surel yang kita
ketikkan dalam program layanan surel. Hal ini membuat pesan yang kita kirimkan dapat
diterima oleh pengguna yang memiliki alamat surel yang kita tuju. Dalam menggunakan
internet, salah satu aktivitas yang sering kita lakukan adalah menggunakan
mesin pencarian informasi untuk menunjang kegiatan. Hasil survei yang dikeluarkan oleh
Hootsuite dan We are Social di tahun 2020 menunjukkan bahwa Google menempati
peringkat pertama sebagai mesin pencarian informasi yang paling banyak diakses. Ia
lebih banyak diakses secara mobile dibandingkan melalui komputer. Situs inidigunakan
oleh semua kelompok usia hampir secara merata. Pengguna terbanyak ada pada kelompok
usia 25-34 tahun yaitu sebesar 32%. Sedangkan penggunaan Google pada kelompok usia
lainnya berkisar antara 9 hingga 17% (Hootsuite & We Are Social, 2021). Google masih
berada pada peringkat pertama mesin pencarian informasi terfavorit, baik didunia
maupun Indonesia. Dilansir dari Statcounter (2021) sebanyak 98,32% masyarakat
Indonesia memilih menggunakan Google. Hanya kurang dari 2% populasi masyarakat
Indonesia yang menggunakan Yahoo, Bing, Yandex, DuckDuckGo, dan Ecosia.
Mesin pencarian informasi memiliki tiga tahapan kerja sebelum menyajikan
informasi yang kita butuhkan. Pertama, penelusuran (crawling), yaitu langkah
ketika mesin pencarian informasi yang kita akses menelusuri triliunan sumber informasi
di internet. Penelusuran tersebut tentu mengacu pada kata kunci yang diketikkan
pada mesin pencarian informasi. Kedua, pengindeksan (indexing), yakni
pemilahan data atauinformasi yang relevan dengan kata kunci yang kita ketikkan.
Ketiga, pemeringkatan(ranking), yaitu proses pemeringkatan data atau informasi yang
dianggap paling sesuai dengan yang kita cari
Aplikasi percakapan dan media sosial adalah salah satu bagian dari
perkembangan teknologi yang disebut sebagai tolok ukur yang sangat menarik yang
memiliki kaitandengan berbagai aspek (Sun, 2020). Akses sebagai kompetensi dasar
pertama memiliki peranan kunci sebab ketidakmampuan pengguna dalam mengakses
aplikasi tertentu akan menghambat penggunaan aplikasi tersebut. Akses percakapan
biasanya diperoleh secara personal maupun atas saran dari kelompok tertentu, seperti
kelompok kaum perempuan yang mengakses grup WhatsApp untuk memperoleh
informasi (Monggilo, dkk., 2020;Wenerda & Supenti, 2019)Anggaran untuk internet
selalu diprioritaskan bahkan cenderung semakin besar (APJII,2020). Contohnya saja
dalam transaksi jual beli. Dengan koneksi internet, kita tak harusdatang ke toko luring.
Sebagai pembeli, kita dimanjakan dengan kemudahan dankenyamanan. Sementara
itu, sebagai penjual, tidak perlu menghabiskan biaya operasional untuk meningkatkan
pendapatan penjualan mereka (Kurnia dkk., 2020). Internet hadir bagai pisau bermata dua
yaitu dapat memberikan manfaat positif sekaligus memberikan dampak negatif
sehingga diperlukan pengetahuan serta kedewasaan. Demikian pula ragam
informasi yang didapatkan juga semakin terbuka baik kontenpositif maupun
konten negatif. Sehingga kita butuh tahu dan terapkan netiket. Di dunia digital kita juga
mengenal etika berinternet atau yang lebih dikenal dengan Netiquette(Network Etiquette)
yaitu tata krama dalam menggunakan Internet. Hal paling mendasar dari netiket adalah
kita harus selalu menyadari bahwa kita berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan
yang lain, bukan sekedar dengan deretan karakter huruf di layar monitor,
namun dengan karakter manusia sesungguhnya (Pane, 2016, dalam Firda danAstuti
2021).
Terdapat dua macam jenis netiket jika dilihat dari konteks ruang digital
dimana kita berinteraksi dan berkomunikasi, yaitu one to one communications
dan one to manycommunication
Konten negatif yang membarengi perkembangan dunia digital tentu
menyasar parapengguna internet, termasuk di Indonesia. Konten negatif atau konten
ilegal di dalam UUNomor 19/2016 tentang Perubahan Atas UU Nomor 11/2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dijelaskan sebagai informasi dan/atau
dokumen elektronik yangmemiliki muatan yang melanggar kesusilaan, perjudian,
penghinaan atau pencemaran nama baik, pemerasan dan/atau pengancaman,
penyebaran berita bohong dan menyesatkan sehingga mengakibatkan kerugian
pengguna. Selain itu, konten negatif juga diartikan sebagai substansi yang mengarah pada
penyebaran kebencian atau permusuhan berdasarkan suku, agama, ras, dan golongan.
Konten negatif muncul karena motivasi-motivasi pembuatnya yang memiliki
kepentingan ekonomi (mencari uang), politik (menjatuhkan kelompok politik
tertentu), mencari kambing hitam, dan memecah belahmasyarakat (berkaitan suku agama
ras dan antargolongan/SARA) (Posetti & Bontcheva,2020)
Proses interaksi yang terjadi di media sosial ini merupakan bagian dari komunikasi
sosial,bahkan semakin kompleks dan dapat menimbulkan masalah jika tidak dikelola
denganbaik. Permasalahan yang biasanya muncul terkait dengan privasi, hak
cipta karya,pornografi, kekerasan online, dan isu etika lainnya. Misalnya, penggunaan
foto unggahan dari pihak lain tanpa izin atau pengutipan yang tidak layak,
opini yang merugikan,penyebaran video porno, dll. Khususnya yang saat ini
sedang menjadi permasalahan utama di dunia internet Indonesia adalah terkait
pembuatan dan penyebaran berita palsuatau hoaks. Sifat media digital yang user
generated content yaitu siapapun dapat memproduksi konten dalam berbagai
bentuk (audio, video, gambar, teks) dan menyebarkannya di media.
Hasil penelitian Joint Research Centre (JRC) European Commission dengan
program yang bernama The European Digital Competence Framework for Citizens atau
disingkatDigComp mencetuskan lima kompetensi literasi media yaitu kelola
data dan informasi, komunikasi dan kolaborasi, kreasi konten, keamanan digital, serta
partisipasi dan aksi.
Di balik kemudahan bertransaksi daring, terdapat bahaya yang mengintai, oleh
sebab itu, kita sebagai pengguna harus lebih bijak dalam menggunakan transaksi
ini dengan menjalankan tips dari Young Americans : Centre for Financial
Education (n.d) danGoodwill Foundation (n.d) berikut ini:
➢ Periksalah koneksi https, artinya situs web menggunakan koneksi yang aman bagi data
pribadi yang kita masukkan
➢ Meneliti akun penjual. Kita dapat meneliti dari nomor telepon yang mungkin
dapat dihubungi jika kita mengalami kendala saat bertransaksi. Selain itu, kita juga
dapat menelitinya dari ulasan pembeli sebelumnya
➢ Menggunakan metode pembayaran yang aman. Sebaiknya hindari pembayaran
transfer langsung ke rekening penjual. Kartu kredit dapat menjadi pilihan yang paling
aman, jika kita tidak mau membagikan nomor kartu ke banyak penjual, maka kita bisa
menggunakan jasa pembayaran seperti Paypal, Google Wallet, dan sebagainya
➢ Simpan riwayat transaksi, termasuk diantaranya tanggal, nomor
transaksi,deskripsi, harga produk, hingga riwayat surel transaksi. Hal ini mungkin
berguna saat terjadi kendala
➢ Hindari memberikan password, kode OTP, dan data penting lainnya kepada
siapapun
➢ Jangan gunakan tanggal lahir, nomor ponsel, nama teman/hewan/saudara sebagaikata
sandi
➢ Berhati-hati dengan pesan scam melalui surel (yang terkadang disertai
tautantertentu) dan situs web yang mencurigakan
➢ Berhati-hati menggunakan komputer umum yang digunakan untuk
transaksionline. Pastikan tidak meninggalkan komputer tanpa pengawasan saat
traksasi dansegera log out akun setelah bertransaksi
Kita tahu bahwa sebuah sistem komputer berisi perangkat keras seperti prosesor,
monitor,RAM dan banyak lagi, dan satu hal yang sistem operasi memastikan bahwa
perangkattersebut tidak dapat diakses langsung oleh pengguna. Pada dasarnya,
perlindunganperangkat kerasdibagi menjadi 3 kategori: perlindungan CPU, Perlindungan
Memori, danperlindungan I/O
Perangkat digital seperti gawai atau peranti komputer yang kita miliki adalah alat utamayang
bisa digunakan untuk mengakses internet dan berselancar di dunia maya. Secara standar
perangkat ini sudah dirancang dengan segudang fitur pengaman untuk memastikan
aktivitas kita saat bermedia digital aman dan nyaman. Namun setiap teknologi
memiliki beragam celah yang bisa dimanfaatkan orang yang tidak bertanggungjawab
Faktanya, salah satu celah terbesar dalam teknologi digital ada pada pengguna, baik karena
pengguna lalai dalam mengoperasikan perangkat maupun lupa mengaktifkan fitur
pengaman.
Perangkat keras adalah perangkat yang secara fisik bisa kita lihat dan pegang, seperti layar
ponsel, monitor, keyboard, hardisk, dan kartu penyimpanan. Sedangkan perangkat
lunak merupakan aplikasi dan program yang ditanamkan di dalam perangkat untuk
membuatnya mampu bekerja dengan baik. Kedua komponen ini saling terkait sehingga
upaya pengamanannya pun dilakukan secara berkesinambungan
Proteksi perangkat digital pada dasarnya merupakan perlindungan yang bertujuan untuk
melindungi perangkat digital dari berbagai ancaman malware. Malware, singkatan dari
malicious software, adalah perangkat lunak yang dirancang untuk mengontrol perangkat
secara diam-diam, bisa mencuri informasi pribadi milik kita atau uang dari
pemilik perangkat
Dalam berbagai kasus serangan siber di atas, penipuan digital menjadi salah satu bentuk
kejahatan digital yang cukup rentan dan banyak dialami oleh masyarakat. Setidaknya ada
empat bentuk penipuan digital, yaitu scam, spam, phising, dan hacking. Secara teknis,
penipuan dapat bersifat social engineering dengan ragam bentuk yang kita terima mulai dari
SMS, telepon, email bahkan dalam bentuk virus serta pembajakan/peretasan akundan
cloning platform yang kita miliki.
Pemanfaatan jejak digital adalah penggunaan jejak digital secara positif. Jejak digital
yang ditinggalkan seringkali digunakan oleh aparat penegak hukum. Bagi mereka, jejak
digital tersebut akan sangat membantu dalam mengungkap kasus-kasus kriminal, baik yang
berbasis dunia daring (cyber crime) maupun yang terjadi di dunia luring bentuknya beragam.
Mulai dari aktivitas sinyal seluler pada ponsel, riwayat login akun media sosial,sampai
dengan jejak pengiriman SMS atau panggilan telepon. Bahkan, jika seseorangmeretas
sebuah situs web atau aplikasi berbasis Internet, sejatinya jejak digital itu akan tertinggal dan
bisa dilacak (Kumparan.com, 2017).

B. MANAJEMEN ASN
Terdapat 2 macam ASN yakni :
➢ Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
➢ Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
Pegawai ASN berkedudukan Sebagai Aparatur Negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik
➢ Setia dan Taat pada Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Pemerintah yang Sah
➢ Menjaga Kesatuan dan Kesatuan Bangsa
➢ Melaksanakan Kebijakan Pemerintah
➢ Menaati ketentuan Peraturan PerUU
➢ Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran
dan tanggung jawab
➢ Menunjukan Integritas dan Keteladanan
➢ Menyimpan Rahasia Jabatan.
Peran, Tugas dan Kode Etik ASN antara lain :
➢ Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan Peraturan Perundang-Undangan
➢ Memberikan Pelayanan Publik yang Profesional dan Berkualitas
➢ Mempererat Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Kode Etik ASN : Kode Etik dan Kode Prilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
Kehormatan ASN Perencana, Pelaksana dan Pengawas Penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan pelayanan publik
yang profesional, bebas dari intervensi politik serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme.
Fungsi Kode Etik ASN
➢ sebagai pedoman, panduan birokrasi publik/aparatur sipil negara dalam
menjalankan tugas dan kewenangan agar tindakannya dinilai baik
➢ Sebagai standar penilaian sifat, perilaku dan tindakan birokrasi publik/aparatur
sipilnegara dalam menjalankan tugas dan kewenangannya,
➢ Etika birokrasi penting sebagai panduan norma bagi aparat birokrasi dalam
menjalankan tugas pelayanan pada masyarakat dan menempatkan kepentingan
publik diatas kepentingan pribadi.

C. PELAYAN PUBLIK
Pelayanan Publik pada Hakikatnya pemberian pelayanan prima kepada
masyarakat yang merupakan kewajiban aparatur negara sebagai abdi masyarakat.
(Keputusan Mentri AparaturSipil Negara No. 63/2003)
➢ Pengertian Pelayanan Publik berdasarkanUU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik :"Pelayanan Publik adalah Kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan Pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administrasi
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik
➢ Pelayanan ADM : Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang
dibutuhkan oleh public
➢ Pelayanan Barang : Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang
digunakan oleh public
➢ Pelayanan Jasa : Pelayanan yang menghasilkan berbagai jasa yang dibutuhkan
oleh public
➢ Pelayanan Regulasi : Pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan
perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan
masyarakat.
Melayani masyarakat baik sebagai kewajiban maupun sebagai kehormatan, merupakan
dasarbagi terbentuknya masyarakat yang manusiawi (Tjosvold, 1993 : x).

D. WHOLE OF GOVERMENT (WoG)


Whole Of Goverment (WoG) adalah Sebuah pendekatan fungsi dalam ruang
lingkup kordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan bersama dalam :
➢ Pembangunan Kebijakan
➢ Manajemen Program dan
➢ Pelayanan Publik
WoG diperlukan karena :
➢ Dorongan Publik untuk kinerja Good Government
➢ Keberagaman
➢ Perkembangan Teknologi dan Informasi
➢ Ego Sentral dan Siloisasi.

Anda mungkin juga menyukai