Anda di halaman 1dari 17

MOOC PPPK

NAMA : ERNY TETTINA PANJAITAN


NIPPPK : 197712282021212005

Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea


ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(UUD 1945), diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai
perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Tujuan nasional seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial. Kepentingan nasional adalah bagaimana mencapai
tujuan nasional. Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan
negara, pemerintah, dan martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang
atau golongan. Kepentingan bangsa dan Negara harus ditempatkan di atas
kepentingan lainnya. Agar kepentingan bangsa dan Negara dapat selalu
ditempatkan di atas kepentingan lainnya dibutuhkan langkah-langkah konkrit,
melalui: 1. Memantapkan wawasan kebangsaan 2. Menumbuhkembangkan
kesadaran bela Negara 3. Mengimplementaskani Sistem Administrasi NKRI.
Sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia membuktikan bahwa para pendiri
bangsa (founding fathers) mengutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan kelompok atau golongan. Sejak awal pergerakan nasional,
kesepakatan-kesepakatan tentang kebangsaan terus berkembang hinggga
menghasilkan 4 (empat) konsensus dasar serta n Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan Indonesia sebagai alat pemersatu,
identitas, kehormatan dan kebanggaan bersama.
A. Pengertian Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri
bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national
system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan
Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi
bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan
sejahtera.
B. 4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara
1. Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno di
depan sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945. Oleh Bung Karno
dinyatakan bahwa Pancasila merupakan philosofische grondslag, suatu
fundamen, filsafaat, pikiran yang sedalam-dalamnya, merupaan landasan
atau dasar bagi negara merdeka yang akan didirikan. Selain berfungsi
sebagai landasan bagi kokoh tegaknya negara dan bangsa, Pancasila juga
berfungsi sebagai bintang pemandu atau Leitstar, sebagai ideologi nasional,
sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai perekat atau pemersatu bangsa
dan sebagai wawasan pokok bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita
nasional.

2. Undang-Undang Dasar 1945


Naskah Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei sampai 16 Juli 1945
oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada
masa itu Ir Soekarno menyampaikan gagasan dasar pembentukan negara yang
beliau sebut Pancasila. Gagasan itu disampaikan dihadapan panitia BPUPKI pada
siang perdana mereka tanggal 28 Mei 1945 dan berlangsung hingga tanggal 1 Juni
1945. Undang-undang dasar memiliki fungsi yang khas, yaitu membatasi
kekuasaan pemerintah sedemikian rupa, sehingga penyelenggaraan
kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian diharapkan
hak- hak warga Negara terlindungi. Gagasan ini dinamakan
konstitusionalisme.
3. Bhinneka Tunggal Ika
Lambang NKRI Garuda Pancasila dengan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika
ditetapkan Peraturan Pemerintah nomor 66 Tahun 1951, pada tanggal 17
Oktober diundangkan pada tanggal 28 Oktober 1951 tentang Lambang
Negara.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak dapat
dipisahkan dari persitiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945,
karena melalui peristiwa proklamasi tersebut bangsa Indonesia berhasil
mendirikan negara sekaligus menyatakan kepada dunia luar (bangsa lain)
bahwa sejak saat itu telah ada negara baru yaitu Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya
dirumuskan dalam sidang periode II BPUPKI (10-16 Juli 1945) dan
selanjutnya disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Adapun
tujuan NKRI seperti tercantuk dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV,
meliputi : melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melasanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan.
C. Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara
Garuda Pancasila, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jati diri
bangsa dan identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keempat simbol
tersebut menjadi cerminan kedaulatan negara di dalam tata pergaulan
dengan negara-negara lain dan menjadi cerminan kemandirian dan
eksistensi negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Dengan demikian, bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan Indonesia bukan hanya sekadar merupakan pengakuan atas
Indonesia sebagai bangsa dan negara, melainkan menjadi simbol atau
lambang negara yang dihormati dan dibanggakan warga negara Indonesia.
Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia
menjadi kekuatan yang sanggup menghimpun serpihan sejarah Nusantara
yang beragam sebagai bangsa besar dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Bahasa Indonesia bahkan cenderung berkembang menjadi bahasa
perhubungan luas. Penggunaannya oleh bangsa lain yang cenderung
meningkat dari waktu ke waktu menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.
NILAI-NILAI BELA NEGARA
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari
berbagai Ancaman. Sejarah perjuangan Bangsa Indonesia untuk merebut dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan segenap
komponen bangsa yang dilandasi oleh semangat untuk membela Negara dari
penjajahan. Perjuangan tersebut tidak selalu dengan mengangkat senjata, tetapi
dengan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Nilai dasar Bela Negara kemudian diwariskan kepada para generasi penerus
guna menjaga eksistensi RI. Sebagai aparatur Negara, ASN memiliki kewajiban
untuk mengimplementasikan dalam pengabdian sehari hari. Bela Negara
dilaksanakan atas dasar kesadaran warga Negara serta keyakinan pada
kekuatan sendiri yang ditumbuhkembangkan melalui usaha Bela Negara.
Usaha Bela Negara diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan,
pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai prajurit Tentara
Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib, dan pengabdian sesuai
dengan profesi. Usaha BelaNegara bertujuan untuk memelihara jiwa
nasionalisme Warga Negara dalam upaya pemenuhan hak dan kewajibannya
terhadap Bela Negara yang diwujudkan dengan Pembinaan Kesadaran Bela
Negara demi tercapainya tujuan dan kepentingan nasional.

SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan


pada tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia,
baik dalam arti sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa. Kedudukan
Pancasila ini dipertegas dalam UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan sebagai sumber dari segala sumber hukum
negara. Artinya, setiap materi muatan kebijakan negara, termasuk UUD 1945,
tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Dari sudut hukum, UUD 1945, merupakan tataran pertama dan utama dari
penjabaran lima norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta norma-
norma dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi
norma hukum yang memberi kerangka dasar hukum sistem penyelengagaran
negara pada umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan negara yang
mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya
manusianya.

Konstitusi atau UUD, yang bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia disebut
UUD 1945 hasil Amandemen I, II, III dan IV terakhir pada tahun 2002 (UUD
1945) merupakan hukum dasar tertulis dan sumber hukum tertinggi dalam
hierarkhi peraturan perundang-undangan Republik Indonesia. Atas dasar itu,
penyelenggaraan negara harus dilakukan untuk disesuaikan dengan arah dan
kebijakan penyelenggaraan negara yang berlandaskan Pancasila dan konstitusi
negara, yaitu UUD 1945.

Pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen yang ditempatkan di bagian depan


UUD 1945, merupakan tempat dicanangkannya berbagai norma dasar yang
melatar belakangi, kandungan cita-cita luhur dari Pernyataan Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan oleh karena itu tidak akan berubah atau
dirubah, merupakan dasar dan sumber hukum bagi Batang-tubuh UUD 1945
maupun bagi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia apapun yang
akan atau mungkin dibuat. Norma- norma dasar yang merupakan cita-cita luhur
bagi Republik Indonesia dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara
tersebut dapat ditelusur pada Pembukaan UUD 1945 tersebut yang terdiri dari
empat (4) alinea.

Dari sudut hukum, batang tubuh UUD 1945 merupakan tataran pertama dan
utama dari penjabaran 5 (lima) norma dasar negara (ground norms) Pancasila
beserta norma-norma dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945,
menjadi norma hukum yang memberi kerangka dasar hukum sistem
administrasi negara Republik Indonesia pada umumnya, atau khususnya
sistem penyelenggaraan pemerintahan negara yang mencakup aspek
kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya.

Analisis Isu Kontemporer

Tujuan Reformasi Birokrasi pada tahun 2025 untuk mewujudkan birokrasi


kelas dunia, merupakan respon atas masalah rendahnya kapasitas dan
kemampuan Pegawai Negeri Sipil dalam menghadapi perubahan lingkungan
strategis yang menyebabkan posisi Indonesia dalam percaturan global belum
memuaskan. Kontemporer yang dimaksud disini adalah sesuatu hal yang
modern, yang eksis dan terjadi dan masih berlangsung sampai sekarang, atau
segala hal yang berkaitan dengan saat ini. Selanjutnya diberikan penguatan
untuk menunjukan kemampuan berpikir kritis dengan mengidentifikasi dan
menganalisis isu-isu kritikal melalui isu-isu startegis kontemporer yang dapat
menjadi pemicu munculnya perubahan lingkungan strategis dan berdampak
terhadap kinerja.
Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan
tugasnya:
Melaksanakan : Kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
Memberikan : Kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Pelayanan publik
yang profesional dan berkualitas.
Memperat : Persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.
Menjadi PNS yang profesional :
1. Mengambil Tanggung Jawab
2. Menunjukkan Sikap Mental Positif
3. Mengutamakan Keprimaan
4. Menunjukkan Kompetensi
5. Memegang Teguh Kode Etik
Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis (Ancok,
2022)
- Modal Intelektual
- Modal Emosional
- Modal Sosial
- Modal ketabahan (adversity)
- Modal etika/moral
- Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani

ISU-ISU STRATEGIS KONTEMPORER :


Korupsi :
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi beserta revisinya melalui UndangUndang Nomor 20 tahun 2001. Secara
substansi Undangundang Nomor 31 Tahun 1999 telah mengatur berbagai
modus operandi tindak pidana korupsi sebagai tindak pidana formil,
memperluas pengertian pegawai negeri sehingga pelaku korupsi tidak hanya
didefenisikan kepada orang perorang tetapi juga pada korporasi, dan jenis
penjatuhan pidana yang dapat dilakukan hakim terhadap terdakwa tindak
pidana korupsi adalah Pidana Mati, Pidana Penjara, dan Pidana Tambahan.
Narkoba :
Narkotika dan Obat Berbahaya, serta napza (istilah yang biasa digunakan oleh
Kemenkes) yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif (Kemenkes, 2010). Kedua istilah tersebut dapat menimbulkan
kebingungan. Dunia internasional (UNODC) menyebutnya dengan istilah
narkotika yang mengandung arti obatobatan jenis narkotika, psikotropika dan
zat adiktif lainnya. Sehingga dengan menggunakan istilah narkotika berarti telah
meliputi narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya.
Terorisme :
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman
kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang
dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan
kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan
hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik,
atau gangguan keamanan.
Hubungan Radikalisme dan Terorisme adalah suatu gerakan atau aksi brutal
mengatasnamakan ajaran agama/golongan, dilakukan oleh sekelompok orang
tertentu, dan agama dijadikan senjata politik untuk menyerang kelompok lain
yang berbeda pandangan.

Money laundring :
“Money laundering” dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah aktivitas
pencucian uang. Terjemahan tersebut tidak bisa dipahami secara sederhana
(arti perkata) karena akan menimbulkan perbedaan cara pandang dengan arti
yang populer, bukan berarti uang tersebut dicuci karena kotor seperti
sebagaimana layaknya mencuci pakaian kotor. Oleh karena itu, perlu dijelaskan
terlebih dahulu sejarah munculnya money laundering dalam perspektif sebagai
salah satu tindak kejahatan.
Proxy War :
Sejarahnya Perang proksi telah terjadi sejak zaman dahulu sampai dengan saat
ini yang dilakukan oleh negara-negara besar menggunakan aktor negara
maupun aktor non negara. Kepentingan nasional negara negara besar dalam
rangka struggle for power dan power of influence mempengaruhi hubungan
internasional. Proxy war memiliki motif dan menggunakan pendekatan hard
power dan soft power dalam mencapai tujuannya.
Media Massa VS Media Sosial :
Media massa pada berbicara atas nama lembaga tempat dimana mereka
berkomunikasi sehingga pada tingkat tertentu, kelembagaan tersebut dapat
berfungsi sebagai fasilitas sosial yang dapat ikut mendorong komunikator dalam
menyampaikan pesan-pesannya. Sedangkan media sosial, baik pemberi
informasi maupun penerimanya seperti bisa memiliki media sendiri. Media
sosial merupakan situs di mana setiap orang bisa membuat web page pribadi,
kemudian terhubung dengan kolega atau publik untuk berbagi informasi dan
berkomunikasi.
Dampak langsung dan tidak langsung terhadap publik :
Cyber crime atau kejahatan saiber merupakan bentuk kejahatan yang terjadi
dan beroperasi di dunia maya dengan menggunakan komputer, jaringan
komputer dan internet. Pelakunya pada umumnya harus menguasai teknik
komputer, algoritma, pemrograman dan sebagainya, sehingga mereka mampu
menganalisa sebuah sistem dan mencari celah agar bisa masuk, merusak atau
mencuri data atau aktivitas kejahatan lainnya.
Hate Speech atau ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan atau
hasutan yang disampaikan oleh individu ataupun kelompok di muka umum atau
di ruang publik merupakan salah satu bentuk kejahatan dalam komunikasi
massa. Dengan berkembangnya teknologi informasi, serta kemampuan dan
akses pengguna media yang begitu luas, maka ujaran-ujaran kebencian yang
tidak terkontrol sangat mungkin terjadi. Apalagi dengan karakter anonimitas
yang menyebabkan para pengguna merasa bebas untuk menyampaikan ekspresi
tanpa memikirkan efek samping atau dampak langsung terhadap objek atau
sasaran ujaran kebencian.
Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan
atau bohong atau palsu, baik dari segi sumber maupun isi. Sifatnya lebih banyak
mengadu domba kelompok-kelompok yang menjadi sasaran dengan isi
pemberitaan yang tidak benar. Pelaku hoax dapat dikategorikan dua jenis, yaitu
pelaku aktif dan pasif. Pelaku aktif melakukan atau menyebarkan berita palsu
secara aktif membuat berita palsu dan sengaja menyebarkan informasi yang
salah mengenai suatu hal kepada publik. Sedangkan pelaku pasif adalah individu
atau kelompok yang secara tidak sengaja menyebarkan berita palsu tanpa
memahami isi atau terlibat dalam pembuatannya.
KESIAPSIGAAN BELA NEGARA
“Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki
oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi
situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan
tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga
yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat,
dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara”.
Rumusan 5 Nilai Bela Negara : 1. Rasa Cinta Tanah Air; 2. Sadar Berbangsa dan
Bernegara; 3. Setia kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara; 4. Rela Berkorban
untuk Bangsa dan Negara; 5. Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara;
Kemampuan Awal Bela Negara antara lain :
Kesehatan Jasmani dan Kesiapsiagaan Jasmani
Kesiapsiagaan Mental dan Kesehatan Mental
Rencana Aksi Bela Negara
Bela Negara adalah Tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari
berbagai Ancaman.
Aksi Nasional Bela Negara
adalah sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala macam ancaman,
gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur
bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur.
Indikator Nilai nilai Bela Negara ;
1. Cinta Tanah Air
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara
3. Setia Kepada Pancasila sebagai Ideologi Negara
4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
5. Mempunyai Kemampuan awal Bela Negara

CORE VALUE ASN “BERAKHLAK”


Berorientasi Pelayanan Kami berkomitmen memberikan pelayanan prima
demi kepuasan masyarakat.
Panduan Prilaku Etiknya adalah :
1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
2. Ramah, cekatan solutif dan dapat diandalkan
3. Melakukan Perbaikan tiada Henti

Akuntabel Kami bertanggung jawab dengan pelayanan yang diberikan.


Panduan Prilaku Etiknya adalah :
1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi
2. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab
efektif dan efisien
3. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan

Kompeten kami terus belajar dan mengembangkan kredibilitas


Panduan Prilaku Etiknya adalah :
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk tantangan yang selalu berubah
2. Membantu orang lain belajar
3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik

Harmonis kami saling peduli dan menghargai perbaikan pada perilaku


Panduan Prilaku Etiknya adalah :
1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
2. Suka Menolong orang lain
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
Loyal kami berdedikasi mementingkan keutamaan bangsa dan negara
Panduan Prilaku Etiknya adalah :
1. Memegang teguh Ideologi Pancasila UUD Negara Republik Indonesia tahun
1945
Setia pada NKRI setia pada pemerintahan yang sah
2. Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi dan Negara
3. Menjaga Rahasia jabatan dan Rahasia Negara

Adaptif Kami terus berinovasi dalam antusias menggerakkan serta menghadapi


perubahan.
Panduan Prilaku Etiknya adalah :
1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2. Terus berinovasi mengembangkan kreativitas
3. Bertindak pro aktif

Kolaboratif Membangun kerjasama yang sinergis


Panduan Prilaku Etiknya adalah
4. Memberikan Kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
5. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah
6. Menggerakkan pemanfaatan dalam berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama

SMART ASN
Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital
dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif
(Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang pengguna yang
memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu
mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh
tanggung jawab. ● Kompetensi literasi digital tidak hanya dilihat dari kecakapan
menggunakan media digital (digital skills) saja, namun juga budaya
menggunakan digital (digital culture), etis menggunakan media digital (digital
ethics), dan aman menggunakan media digital digital safety.
Implementasi Literasi Digital Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum
terdiri dari digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety. Kerangka
kurikulum literasi digital digunakan sebagai metode pengukuran tingkat
kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital

Etika Bermedia Digital Tiga tantangan dalam menimbang urgensi penerapan


etika bermedia digital : 1. Penetrasi internet yang sangat tinggi dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Indonesia. Bukan hanya jumlah dan aksesnya yang
bertambah, durasi penggunaannya pun meningkat drastis 2. Perubahan perilaku
masyarakat yang berpindah dari madia konvensional ke media digital. Karakter
media digital yang serba cepat dan serba instan, menyediakan kesempatan tak
terbatas dan big data, telah mengubah perilaku masyarakat dalam segala hal,
mulai dari belajar, bekerja, bertransaksi, hingga berkolaborasi. 3. Intensitas
orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi.
Etika Bermedia Digital Media digital digunakan oleh siapa saja yang berbeda
latar pendidikan dan tingkat kompetensi. Karena itu, dibutuhkan panduan etis
dan kontrol diri (self-controlling) dalam menghadapi jarak perbedaanperbedaan
tersebut dalam menggunakan media digital, yang disebut dengan Etika Digital.
Empat prinsip etika tersebut menjadi ujung tombak self-control setiap individu
dalam mengakses, berinteraksi, berpartisipasi, dan berkolaborasi di ruang
digital, sehingga media digital benar-benar bisa dimanfaatkan secara kolektif
untuk hal-hal positif.
Aman Bermedia Digital ● Kompetensi keamanan digital merupakan kecakapan
individual yang bersifat formal dan mau tidak mau bersentuhan dengan aspek
hukum positif. Secara individual, terdapat tiga area kecakapan keamanan digital
yang wajib dimiliki oleh pengguna media digital. Kognitif Memahami berbagai
konsep dan mekanisme proteksi baik terhadap perangkat digital (lunak maupun
keras) maupun terhadap identitas digital dan data diri. Afektif Empati agar
pengguna media digital punya kesadaran bahwa keamanan digital bukan
sekadar tentang perlindungan perangkat digital sendiri dan data diri sendiri,
melainkan juga menjaga keamanan pengguna lain sehingga tercipta sistem
keamanan yang kuat. Konatif atau behavioral Langkah-langkah praktis untuk
melakukan perlindungan identitas digital dan data diri.
Etika Berinternet (Nettiquette)
● Etika merupakan sistem nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya K.Bertens
(2014: 470).
● Etiket yang didefinisikan sebagai tata cara individu berinteraksi dengan
individu lain atau dalam masyarakat (Pratama, 2014: 471).
● Jadi, etiket berlaku jika individu berinteraksi atau berkomunikasi dengan
orang lain. Sementara etika berlaku meskipun individu sendirian. Hal lain yang
membedakan etika dan etiket ialah bentuknya, etika pasti tertulis, misal kode
etik Jurnalistik, sedangkan etiket tidak tertulis (konvensi). Etika Berinternet
(Nettiquette
Perundungan di Dunia Maya cyberbullying
Cyberbullying merupakan tindakan agresif dari seseorang atau sekelompok
orang terhadap orang lain yang lebih lemah (secara fisik maupun mental),
dengan menggunakan media digital. Tindakan ini bisa dilakukan terus menerus
oleh yang bersangkutan (UNICEF, n.d.).
Bentuk Cyberbullying
1. Doxing (membagikan data personal seseorang ke dunia maya)
2. Cyberstalking (mengintip dan memata-matai seseorang di dunia maya)
3. Revenge porn (membalas dendam melalui penyebaran foto/video
intim/vulgar seseorang). Selain balas dendam, perundungan ini juga dapat
bertujuan untuk memeras korban. Perundungan ini bisa memunculkan rasa
takut si korban, bahkan dapat terjadi kekerasan fisik di dunia nyata/offline
(Dhani, 2016)

Ujaran Kebencian (Hate Speech)


Ujaran kebencian atau hate speech adalah ungkapan atau ekspresi yang
menganjurkan ajakan untuk mendiskreditkan, menyakiti seseorang atau
sekelompok orang dengan tujuan membangkitkan permusuhan, kekerasan, dan
diskriminasi kepada orang atau kelompok tersebut.
Penipuan Digital
Penipuan daring memanfaatkan seluruh aplikasi pada platform media internet
untuk menipu para korban dengan berbagai modus, menggunakan sistem
elektronik (komputer, internet, perangkat telekomunikasi) yang disalahgunakan
untuk menampilkan upaya menjebak pengguna internet dengan beragam cara.
Tips Melindungi diri dari Penipuan
a. Jangan pernah membagikan ataupun mengunggah alamat email ke publik. Hal
ini bertujuan untuk mengurangi risiko pengiriman email spam maupun
peretasan apabila kata sandinya lemah dan mudah ditebak.
b. Berpikir sebelum meng-klik tautan link maupun mengunduh dokumen dari
sumber yang tidak jelas.
c. Jangan membalas pesan spam karena pengirim pesan dapat mengetahui
bahwa alamat surel tersebut aktif dan meningkatkan risiko surel tersebut
menjadi target penipuan lainnya.
d. Gunakan aplikasi penyaring spam dan antivirus untuk menurunkan risiko
e. Hindari penggunaan email pribadi maupun perusahaan untuk mendaftar
aplikasi yang tidak terlalu penting.
Catfishing
Catfish memiliki arti sebagai seseorang yang menggunakan profil personal palsu
pada SNS untuk melakukan kecurangan atau melakukan penipuan (Catfish
Definition, n.d.)

Nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Landasan Kecakapan


Digital dalam Kehidupan Berbudaya, Berbangsa, dan Bernegara
● Populasi kaum muda yang tinggi memberikan peluang bagi bangsa Indonesia
untuk terus lebih berkembang di dunia teknologi digital, tetapi yang perlu
diperhatikan adalah penggunaan internet dalam benar sesuai dengan kecakapan
yang berlandaskan dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
● Tantangannya ada pada kemampuan mencerna informasi, sehingga
pendidikan karakter adalah salah satu cara dalam penanaman nilai-nilai
nasionalisme dan penanaman semangat kebangsaan dan pemahaman akan
kebhinekaan
● Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan panduan kehidupan
berbangsa, bernegara dan berbudaya di Indonesia, dan Internalisasi nilai-nilai
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan berbudaya, berbangsa,
dan bernegara.

KONTEKS KE-INDONESIAAN WARGA NEGARA DIGITAL


Mengacu pada 10 Kompetensi Literasi Japelidi, dengan konseptualisasi nilai-
nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, ada 5 Kompetensi Dasar
1. Cakap Paham
2. Cakap Produksi
3. Cakap Distribusi
4. Cakap Partisipasi
5. Cakap kolaborasi

Digital Rights (Hak Digital Warganegara)


● Hak digital adalah hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk
mengakses, menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital. Hak
Digital meliputi hak untuk mengakses, hak untuk berekspresi dan hak untuk
merasa nyaman.
● Hak harus diiringi dengan tanggung jawab. Tanggung jawab digital, meliputi
menjaga hak-hak atau reputasi orang lain, menjaga keamanan nasional atau
atau ketertiban masyarakat atau kesehatan atau moral publik.
● Hak dan kewajiban digital dapat memengaruhi kesejahteraan digital setiap
pengguna. Kesejahteraan digital merupakan istilah yang merujuk pada dampak
dari layanan teknologi dan digital terhadap kesehatan mental, fisik, dan emosi
seseorang.
8 Prinsip Praktik Digital
1. Menyediakan pelayanan inklusif dan responsif yang mendorong pekerjaan
digital maupun aktivitas pembelajaran
2. Menyertakan aspek kesejahteraan digital dalam kebijakan yang sudah ada,
khususnya yang berkaitan dengan kebijakan aksesibilitas dan inklusi
3. Menyediakan lingkungan fisik dan daring yang aman. Prinsip ini termasuk
penyediaan pencahayaan ruangan yang memadai, akses WiFi, dsb dan
memastikan setiap individu mematuhi peraturan mengenai kesehatan dan
keselamatan.
4. Mematuhi petugas yang bertanggung jawab mengenai aktivitas digital
(misalnya penanggung jawab aktivitas digital di kantor maupun dalam aktivitas
belajar di sekolah).
5. Penuhi tanggung jawab etik dan hukum yang berhubungan dengan
aksesibilitas, kesehatan, kesetaraan, dan inklusi (misalnya peraturan
ketenagakerjaan mengenai lembur, UU ITE, dsb)
6. Menyediakan pelatihan, kesempatan belajar, pendampingan, dan bantuan
partisipasi dalam kegiatan digital (misalnya peningkatan kapasitas kemampuan
digital bagi pekerja maupun siswa)
7. Memahami potensi dampak positif maupun negatif dari aktivitas digital pada
kesejahteraan individu
8. Menyediakan sistem, perlengkapan, dan konten digital yang inklusif dan
mudah diakses
Hak & Kewajiban dalam Dunia Digital (Council of Europe, n.d) 1. Akses dan
tidak diskriminatif 2. Kebebasan berekspresi dan mendapatkan informasi 3.
Kebebasan berkumpul, berkelompok, dan partisipasi 4. Perlindungan privasi
dan data. 5. Pendidikan dan literasi. 6. Perlindungan terhadap anak. 7. Hak
mendapatkan pertolongan terhadap pelanggaran hak asasi.

MANAJEMEN ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara
yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:


1. Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan memiliki nomor induk
pegawai secara nasional.
PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja
sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik
Peran ASN Berfungsi sebagai :

1. Pelaksana kebijakan Publik


2. Pelayan Publik
3. Perekat dan pemersatu bangsa
Pegawai ASN bertugas:
1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Hak dan Kewajiban ASN :

PNS berhak memperoleh:


1. gaji, tunjangan, dan fasilitas;

2. cuti;

3. jaminan pensiun dan jaminan hari tua;

4. perlindungan; dan

5. pengembangan kompetensi

PPPK berhak memperoleh:


1. gaji dan tunjangan;

2. cuti;

3. perlindungan; dan

4. pengembangan kompetensi

Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:


1. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
pemerintah yang sah;
2. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;

3. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang


berwenang;
4. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;

5. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,


kesadaran, dan tanggung jawab;
6. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;

Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
1) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan
berintegritas tinggi;
2) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

3) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;


4) melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
5) melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab,efektif dan efisien
8) Menjaga agar tidak terjadi komplik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya
9) memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
10. tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau
manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain

11. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;

12. melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan mengenai


disiplin Pegawai ASN.
a. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
b. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara
yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
c. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: a) Pegawai Negeri Sipil
(PNS); dan b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
d. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari

pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik


e. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut: a) Pelaksana kebijakan public; b) Pelayan public; dan c)
Perekat dan pemersatu bangsa
f. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel,
maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya
g. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel,
maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
h. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode
etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN
menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

 Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK


 Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan,
pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier,
promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian
 Jaminan pensiun dan hari tua dan perlindungan manajemen PPPK
meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan penilaian kinerja pengganjian
dan tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian
penghargaan ,disiplin pemutusan hubungan kerja dan perlindungan.
Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian,
kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi
Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS
dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan,
pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta
persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
 Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan
Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan
Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan
peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan
yang ditentukan.
 Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua)
tahun dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan
Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun
 Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina
Kepegawaian memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada
KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi
baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri
 Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang
diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari
jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS.
 Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN
Republik Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia
memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan
profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu
bangsa.
 Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan
keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN.
Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi
antar-Instansi Pemerintah
 Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya
administratif terdiri dari keberatan dan banding administratif.

Anda mungkin juga menyukai