WAWASAN KEBANGSAAN
BERDASARKAN EMPAT KONSENSUS DASAR NEGARA
1. Latar Belakang
Dalam ruang geografis ada berbagai suku bangsa, etnis, agama, budaya dan
berbagai keturunan bangsa asing, yang tinggal bersama dan melakukan kehidupan
sehari-hari dalam satu wadah Kesatuan Negara Indonesia atau Negara Kesatuan
Republik Indonesia disingkat NKRI. Wadah NKRI berdasarkan Pancasila, oleh karena
itu rasa kebangsaan warga negara Indonesia (WNI) berdasarkan nilai-nilai Pancasila,
yang disebut juga nasionalisme Pancasila.
Bila kita menengok pada lingkungan strategis atau lingkungan diluar negara,
hubungan antar bangsa senantiasa diwarnai oleh kompetisi dan kerjasama. Dalam
hubungan tersebut, setiap bangsa berupaya untuk mencapai dan mengamankan
kepentingan nasionalnya masing-masing dengan menggunakan semua instrumen
kekuatan nasional yang dimilikinya.
Dalam kaitan kepentingan nasional itulah, bangsa Indonesia tentu saja harus
senantiasa mengembangkan dan memiliki kesadaran akan pentingnya ruang (space
consciousness) dan kesadaran geografis (geographical awareness) dimana seseorang
hidup. Kita sebagai bangsa Indonesia memiliki ruang hidup sebuah Negara kesatuan
yang juga negara kepulauan. Hal ini secara logis harus disadari, karena Indonesia
berada pada posisi geografis yang strategis dan terbuka serta mengandung
keragaman potensi sumber kekayaan alam, yang merupakan peluang dan keuntungan
bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasionalnya. Namun di
sisi lain, posisi geografis yang menjadi perlintasan dan pertemuan kepentingan
berbagai negara ini, mengandung pula kerawanan dan kerentanan karena pengaruh
1
perkembangan lingkungan strategis yang dapat berkembang menjadi ancaman bagi
ketahanan bangsa dan pertahanan Negara.
Oleh sebab itu bangsa Indonesia harus memiliki wawasan atau cara pandang
tentang diri dan lingkungannya. Baik berupa Wawasan Kebangsaan yaitu cara
pandang tentang konsep-konsep mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang
dilandasi oleh jatidiri bangsa serta kesadaran terhadap sistem nasional dalam
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara, demi mencapai
visi Indonesia. Juga berupa Wawasan Nusantara atau cara pandang tentang konsep-
konsep kepulauan wilayah NKRI yang meliputi darat, laut, dan udara di atasnya
sebagai suatu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Wawasan Nusantara sebagai pandangan geopolitik, yang memandang wilayah
nusantara sebagai ruang hidup, yang harus dipertahankan dan dikelola sebagai
sumber kehidupan bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan dan cita-cita nasional,
agar kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan segenap bangsa
tetap terjaga keberlanjutannya di setiap era perkembangan jaman. Seperti yang
ditegaskan oleh Bung Karno betapa pentingnya geopolitik, sehingga tidak hanya
keutuhan bangsa yang penting, tetapi juga keutuhan tanah air.1
Rasa kebangsaan sebagai manifestasi dari rasa cinta tanah air, pada giliranya
membangkitkan kesadaran kita akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, serta
pentingnya menjaga tanah air. Bagi Bung Karno, rasa kebangsaan bukan lagi cita –cita,
tetapi satu fakta objektif, mengalami penderitaan dan pengalaman yang sama, laksana
mempunyai jiwa yang sama, antara lain rasa kebangsaan2. Pengembangan rasa
kebangsaan dalam wawasan kebangsaan berlandaskan pada Empat Konsensus Dasar
Negara atau Empat Pilar Kebangsaan sebagai soko gurunya, yaitu: Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945), Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika, yang merupakan inti
dari pembahasan Modul ini.
1
Buku Induk: Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia Yang bersumber dari Empat Konsensus Dasar Bangsa. (Lembaga Ketahanan
Nasional Republik Indonesia Tahun 2012), hal 2
2
Bung Karno. Kebangsaan Dalam Pancasila, Penyunting Floribetta Aning. Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno. Yogyakarta:
Media Presindo, hal 141
2
2. Pengertian Empat Konsensus Dasar Negara
Empat Konsensus Dasar Negara yang juga disebut Empat Pilar Kebangsaan
adalah tiang penyangga yang kokoh (soko guru) agar rakyat Indonesia merasa
nyaman, aman, tenteram dan sejahtera serta terhindar dari berbagai macam gangguan
dan bencana. Pilar adalah tiang penyangga suatu bangunan agar bisa berdiri secara
kokoh. Bila tiang rapuh maka bangunan akan mudah roboh. Maknanya 4 konsensus
dasar negara sebagai fondasi atau dasar yang menentukan kokohnya bangunan
kehidupan berbangsa dan bernegara, karena berisi nilai-nilai kebangsaan yang harus
dipahami oleh seluruh masyarakat.
3
Setiap pilar memiliki tingkat, fungsi dan konteks yang berbeda. Pada prinsipnya,
Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, kedudukannya berada di atas tiga pilar
yang lain. Empat pilar tersebut merupakan prasyarat minimal bagi bangsa Indonesia
untuk berdiri kokoh dan meraih kemajuan berlandaskan karakter kepribadian bangsa
Indonesia sendiri.
3. Landasan Hukum
Inti dari Inpres Nomor 6 tahun 2005, adalah tentang dukungan dan bantuan bagi
kelancaran terlaksananya sosialisasi Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, sesuai
lingkup tugas kewenangannya.
Pemikiran Taufiq Kemas tentang 4 Pilar ini pertama kali diungkap saat pelun-
curan bukunya yang berjudul Empat Pilar untuk Satu Indonesia: Visi Kebangsaan dan
Pluralisme, di Jakarta pada 22 Februari 20128. Taufiq mengungkapkan keyakinannya
bahwa 4 Pilar, terutama Pancasila, merupakan rumusan cita-cita besar bangsa
Indonesia. "Pancasila adalah terjemahan dorongan hati manusia Indonesia ke dalam
5
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 jo Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014, Tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD, Pasal 5
huruf a dan b, Pasal 11 huruf c.
6
Peraturan MPR RI NOMOR 1 TAHUN 2014 Tentang Tata Tertib MPR RI Pasal 6 huruf a dan b, Pasal 13 huruf c.
7
INPRES NO.6 TAHUN 2005 Tentang Dukungan Kelancaran Pelaksanaan Sosialisasi Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Yang Dilakukan Oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.
8
Liputan6. Pilar Kebangsaan Buah Pikiran Taufik Kiemas, diunduh dari https://www.liputan6.com/news/read/607766/4-
pilar- kebangsaan-buah-pikiran-taufiq-kiemas https, diakses Rabu, 18 Desember 2019.
4
dimensi sosial-politik. Dalam Pancasila, bangsa Indonesia melihat wajahnya
sebagaimana ia mencita-citakan,"
Pencetusan ide ini diterima secara aklamasi pada tahun 2009. Setelah terpilih
sebagai Ketua MPR, Taufiq secara marathon melakukan berbagai rapat dengan ketua
fraksi MPR untuk membuat sebuah program sosialisasi Undang-Undang Dasar 1945
dan juga Pancasila. Dari sinilah gagasan Empat Pilar kebangsaan berawal. Gagasan
ini dibuat untuk menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesatuan dan persatuan
serta mengamalkan Pancasila.
Pada awal munculnya gagasan Empat Pilar Kebangsaan dihadapkan pada kritik
dan perdebatan yang cukup keras. Empat Pilar Kebangsaan yang berasal dari
Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika dianggap tidak pantas
disejajarkan. Alasannya karena Pancasila yang merupakan dasar negara memiliki nilai
lebih tinggi dibandingkan 3 pilar lainnya. Selain itu, perdebatan juga muncul dari
penetapan tanggal lahirnya Pancasila pada 1 Juni 1945, kenapa bukan pada tanggal
18
Agustus 1945. Beberapa pihak berpendapat bahwa Pancasila lahir pada 18 Agustus
1945 setelah disahkan oleh PPKI menjadi dasar negara Indonesia.
a. Alasan Pancasila lahir 1 Juni 1945, karena pada saat itu Bung Karno pertama
kalinya berpidato dan mengeluarkan gagasan mengenai 5 pokok dasar
negara dihadapan sidang BPUPKI. Sedangkan 18 Agustus kini diperingati
sebagai hari konstitusi karena pada hari itu PPKI mengesahkan Pancasila dan
UUD 1945 sebagai ideologi negara. Diplomasi Taufiq Kiemas membuat
semua perdebatan yang ada kini tidak pernah muncul. MPR RI secara
konsisten selalu memperingati 1 Juni 1945 sebagai hari lahirnya Pancasila,
dan 18 Agustus
1945 sebagai hari konstitusi.
b. UUD 1945 berisi rumusan aturan dasar sebagai salah satu penentu kema-
juan suatu bangsa dan Negara. Berdasarkan isi yang terkandung didalam-
nya, maka dapat dijadikan sebagai pedoman dasar berpikir untuk mengelola
5
berbagai potensi yang ada dalam diri setiap individu. Potensi diri lalu
dikembangkan menjadi kesadaran untuk menjaga dan melindungi bangsa
dan
6
negara serta wilayah yang didalamnya terdapat sumber daya manusia,
sumber daya alam, sarana-prasarana serta kekayaan alam lainnya.
c. Karakter yang unggul sangatlah perlu di tanamkan dalam diri para generasi
muda sebab karakter merupakan akar sekaligus cerminan dari budaya
sebuah bangsa. Pemuda harus memiliki karakter yang unggul dan juga harus
didampingi oleh Empat pilar kebangsaan, agar bangsa dan negara kita
menjadi lebih maju, dan masa depan bangsa yang lebih baik.
7
Bagian II
Telah dijelaskan pada bagian I bahwa Pancasila merupakan dasar negara dan
sebagai ideologi nasional, dan Undang-Undang Dasar NRI 1945 sebagai landasan
konstitusi negara. Untuk lebih memahami Pancasila dan UUD NRI 1945, maka pada
bagian ini kedua konsensus itu akan dibahas lebih mendalam.
1. Pancasila
8
9
Cekkembali. Pengertian Pancasila Secara Etimologis , diunduh dari https://www.cekkembali.com/pengertian-pancasila-
secara-lengkap/3, diakses Desember 2019
9
terdapat ajaran moral untuk mencapai Nirwana dengan melalui Samadhi, dan setiap
golongan berbeda kewajiban moralnya. Ajaran ajaran moral tersebut adalah sebagai
berikut: Dasasyila, Saptasyila, Pancasyiila.
Ajaran Pancasila menurut Budha adalah merupakan lima aturan (larangan) atau
five moral principles, yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh para penganut biasa
atau awam. Pancasila yang berisi lima larangan atau pantangan itu menurut isi
lengkapnya adalah sebagai berikut10:
10
Saṅgha Theravada Indonesia. Paritta Suci: Kumpulan Paritta dan Penggunaannya Dalam Upacara-Upacara.Yayasan
Dhammadīpa Ārāma, 1996-hal 36 , diunduh dari https://samaggi-phala.or.id/download/paritta/Paritta_Suci.pdf
1
0
Yatnaggegwani pancasyiila kartasangkarbgisekata, yang artinya raja menjalankan
dengan dengan setia kelima pantangan (Pancasila), begitupula upacara – upacara
ibadat dan penobatan-penobatan.
Setelah Majapahit runtuh dan agama Islam mulai tersebar ke seluruh Indonesia
maka sisa-sisa pangaruh ajaran moral Budha (Pancasila) masih juga dikenal dalam
masyarakat Jawa, yang disebut dengan “Lima larangan” atau “lima Pantangan”
moralitas yaitu dilarang: Mateni, artinya membunuh, Maling, artinya mencuri, Madon,
artinya berzina, Mabok, artinya minum minuman keras atau menghisap candu, Main,
artinya berjudi. Semua huruf dalam ajaran moral tersebut diawal dengan huruf “M” atau
dalam bahasa Jawa disebut “Ma lima” atau “M 5” yaitu lima larangan.
9
2019
10
Berikut ini proses perumusan Pancasila dalam sidang BPUPKI, yang diawali
dengan pidato Mr. Muh. Yamin, berikutnya pidato Ir. Soekarno, hingga rumusan panitia
sembilan yang diketuai oleh Ir Soekarno (dikenal dengan Piagam Jakarta) :
Rumusan Pertama, Pidato Mr. Muhammad Yamin pada tanggal 29 Mei 1945,
yang menghasilkan 5 Asas Dasar Negara Indonesia Merdeka, yaitu :
1) Peri Kebangsaan
2) Peri Kemanusiaan
3) Peri Ketuhanan
4) Peri Kerakyatan
5) Kesejahteraan Rakyat.
Rumusan Kedua, Pada tanggal 1 Juni 1945, pidato Ir. Soekarno di Sidang
BPUPKI, menyampaikan alternatif rumusan 5 sila versi Bung Karno, yaitu:12
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasional atau perikemanusiaan
3) Mufakat atau demokrasi
4) Kesejahteraan Sosial
5) Ketuhanan yang berkebudayaan.
Pidato Ir. Soekarno tentang Pancasila sebagai “dasar falsafah negara”, yang
dengan tegas mengusulkan filosofische grondslag untuk negara yang akan dibentuk,
diterima secara aklamasi oleh seluruh anggota BPUPKI, menjadi keputusan-
keputusan BPUPKI yang bersifat mengikat, tidak lagi sebatas pendapat pribadi
Soekarno. Bahkan pidato steno-grafisch verslag tersebut, oleh Panitia Kecil yang
dibentuk BPUPKI dijadikan sebagai “bahan baku untuk menghasilkan rumusan final
Pancasila”.
Rumusan Ketiga (Final), pada sidang tanggal 22 Juni 1945, yang disusun oleh
“Panitia Sembilan” menghasilkan rumusan Pancasila yang dikenal sebagai “Piagam
Jakarta”, yaitu :
11
12 Tribun News. Hari Lahir Pancasila: Pidato Lengkap Bung Karno 1 Juni 1945 di Sidang BPUPKI, Soekarno sebut Sarinem
Samiun dan Marhaen, diunduh dari : https://wartakota.tribunnews.com/2019/06/01/pidato-lengkap-bung-karno-1-juni-
1945-di- sidang-bpupki-soekarno-sebut-sarinem-samiun-dan-marhaen?page=2
12
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Komposisi Panitia Sembilan terdiri dari empat orang kelompok Kebangsaan yakni
Mohammad Hatta, Alexander Andires Maramis, Mohammad Yamin, Achmad Soebardjo
dan empat orang kelompok Islam yakni K.H. Wachid Hasjim, H. Agus Salim, Abdoel
Kahar Moezakir, dan Abikoesno Tjokrosoejoso, serta Soekarno sebagai ketua Panitia
Sembilan.
Pemerintahan Jokowi yang telah menetapkan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahirnya
Pancasila melalui Keppres nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahirnya Pancasila.13
Keppres tersebut menempatkan kembali sejarah proses kelahiran Pancasila
berdasarkan fakta sejarah tanpa bermaksud mengganti rumusan final sila-sila
Pancasila. Terbitnya Keppres tersebut juga berarti negara telah menyatakan
eksistensinya sekaligus memberikan kepastian bagi seluruh rakyat Indonesia bahwa
dokumen yang dapat dipelajari dan dipahami sebagai tafsir otentik sila-sila
Pancasila menurut
13
13
Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Hari Lahirnya Pancasila.
14
Pembentuk Negara terletak pada Pidato Soekarno 1 Juni 1945 dan Rumusan Final
Pancasila yang tertera di “Piagam Jakarta”.
14
Pengertian Budaya: Arti, Unsur-Unsur, Wujud, dan Faktor-Faktor Budaya, diunduh dari
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-budaya.html, diakses 21 April 2020
15
15 ibid
16
Faktor dalam yang mempengaruhi kebudayaan berasal dari masyarakat dan
kebudayaan itu sendiri. Setiap kebudayaan pasti mengalami kemajuan dan menelaah
setiap dasar kebudayaan yang mana yang merugikan dan mana yang menguntungkan
dan baik bagi perkembangan zaman dan teknologi seiring waktu.
Dengan demikian jati diri bangsa dapat dilihat dari cara hidupnya , baik dalam
kehidupan berpolitik, berideologi, berekonomi, bermasyarakat, serta bagaimaa dia
mempertahankan diri dari segala bentuk amcaman. Cara hidup bangsa Indonesia
harus dilandasi nilai nilai dalam Pacasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yangt adil dan beradab, Persatuan Indonesia serta kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawatan serta terwujudnya keadilan
sosial. Pancasila di gali dari nilai nilai yang ada di masyarkat Indonesia, dan oleh sebab
itu menggali nilai nilai kearifan lokal menjadi penting, karena bersumber dari
masyarakat Indonesia sendiri. Misalnya tarian Cakalele sebagai tarian perang yang
memberi semangat jiwa kepahlawanan, Karapan Sapi di Madura, di Bali namanya
Makepung suatu budaya lomba sapi, Debus dari banten merupakan seni bela diri,
Upacara Kasada bromo dilakukan oleh masyarakat Tengger yang bermukim di Gunung
Bromo Jawa Timur, mereka melakukan ritual ini untuk mengangkat seorang Tabib atau
dukun disetiap desa.
Menurut Sunaryo, Pancasila sebagai jati diri Bangsa Indonesia. Pancasila adalah
suatu filsafat yang merupakan fundamen pikiran, jiwa dan hasrat yang sedalam-
dalamnya yang diatasnya didirikan gedung Indonesia merdeka yang kekal dan abadi .
Dalam artian bahwa Pancasila-lah yang menjadi pondasi awal berdirinya bangsa yang
memiliki cita-cita dan tujuan hidup yang sejalan dengan nilai-nilai yang ada sejak
kemerdekaan bangsa Indonesia hingga hari ini. Oleh karena itu bangsa Indonesia
berkewajiban mempertahankan kemurnian Pancasila ditengah gencarnya arus
globalisasi.16
Tantangan bagi bangsa Indonesia untuk merevitalisasi nilai dasar bela negara
yang ketiga yaitu setia pada Pancasila sebagai ideology negara, ditengah
semakin
17
16
Rahmi Wati. Pancasila sebagai Jati Diri Bangsa, diunduh dari
https://www.kompasiana.com/irahmi/570ee93f937a61f80407493a/pancasila-sebagai-jati-diri-bangsa, diakses 19 Desember
2019
18
meredupnya Pancasila sebagai jatidiri bangsa di kehidupan masyarakat Indonesia.
Nilai- nilai Pancasila seolah telah ditinggalkan masyarakat dalam menjalani kehidupan
sehari- hari. Sebagai contoh, rasanya masih hangat dalam perbincangan masyarakat
Indonesia tentang kasus pelecehan terhadap Pancasila yang dilaporkan, antara lain:
Zaskia Gotik yang melakukan penghinaan /pelecehan terhadap Pancasila, mengakui
bahwa dirinya tidak tahu mengenai lambang gambar masing-masing sila; Habib Rizieq
Shihab yang dilaporkan Sukmawati tanggal 15 Mei 201717, yang dinilai menghina
Pancasila, dengan ucapannya menyatakan “Pancasila Sukarno ketuhanan ada di
pantat, sedangkan Pancasila Piagam Jakarta Ketuhanan ada di kepala”18’.
17
Tribun News. Tanya Kasus Rizieg Shihab Sukmawati Datangi Polda Jabar , diunduh dari
https://www.tribunnews.com/regional/2017/05/15/tanya-kasus-rizieq-shihab-sukmawati-datangi-polda-jabar, diakses,
rabu 18 Desember 2019.
18
Detik News. Ini Kronologis Kasus Dugaan Penodaan Pancasila Oleh Habib Rizieg , diunduh dari
https://news.detik.com/berita/d-3409531/ini-kronologi-kasus-dugaan-penodaan-pancasila-oleh-habib-rizieq, diakses
Rabu, 18 Desember 2019
19
Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, op.cit, hal. 33
20
Ibid, hal. 33 - 35
19
dan keyakinan lain yang tumbuh dan diakui di Indonesia. Hal ini sebagai
konsekuensi dari mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa.
20
5) Makna Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Keadilan
berarti adanya persamaan dan saling menghargai karya orang lain. Jadi
21
seseorang bertindak adil apabila dia memberikan sesuatu kepada orang lain
sesuai dengan haknya. Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam
arti dinamis dan meningkat.
Undang-Undang Dasar atau konstitusi bagi suatu negara yang berdasar pada
hukum (supremacy by law) adalah sangat penting, karena merupakan fundamen atau
hukum dasar yang menjadi acuan bagi penyelenggaraan pemerintahan negara guna
mencapai cita-cita nasionalnya.22
21
Pengertian, Fungsi dan Kedudukan UUD 1945, diunduh dari https://www.artonang.com/2015/10/pengertian-fungsi-dan-
kedudukan-uud-1945.html, diakses 22 April 2020
22
22 Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, op.cit, hal. 35
23
berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara, meskipun tidak ditulis”23. Namun
ketika bangsa ini sedang mempersiapkan kemerde-kaannya para pendiri negara ( the
founding fathers) telah memikirkan landasan filosofi dan landasan hukum bagi negara
Indonesia yang akan dibentuk.
Undang-Undang Dasar 1945 yang disahkan oleh PPKI ini, yang dimuat dalam
Berita Republik Indonesia Tahun II Nomor 7 Tanggal 15 Februari 1946, dalam
perjalanannya mengalami pasang surut. Ketika dibentuk Negara Indonesia Serikat
berlakulah UUD RIS, maka UUD 1945 hanya berlaku untuk Negara Indonesia yang
beribukota di Yogyakarta. Saat negara RIS dibubarkan dan kembali kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia, maka UUD RIS dan UUD 1945 dinyatakan tidak berlaku
lagi dan diganti dengan UUDS tahun 1950. Melalui Dekrit 5 Juli 1959 diberlakukan
kembali UUD NRI 1945, dengan sistem pemerintahan berdasarkan demokrasi ter-
pimpin. Kemudian Orde Baru mengambil alih kekuasaan pada tahun 19654 dan ber-
keinginan untuk memurnikan kembali implementasi jiwa yang terkandung dalam UUD
1945, namun pelaksanaannya banyak terjadi penyimpangan. Selanjutnya kaum re-
formis berhasil melengserkan Presiden Soeharto pada tahun 1998, maka mulailah
dilakukan amandemen terhadap UUD NRI Tahun 1945 dalam empat tahap, sesuai
dengan cita- cita untuk melakukan penataan kembali terhadap sistem kenegaraan
Indonesia agar lebih baik, dan sesuai dengan tuntutan jaman dan tuntutan
demokratisasi di semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.24
23
Penjelasan Tentang Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, diunduh dari : https://ngada.org/uud01-1945pjl.htm
24
Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, op.cit. hal. 37-38
25
Andi Akbar Muzfa. Rangkuman Amandemen UUD 1945 Lengkap, dikutip dan disari dari:
24
https://seniorkampus.blogspot.com/2017/10/rangkuman-amandemen-uud-1945-lengkap.html
25
dan melakukan koreksi terhadap pasal-pasal yang ada, tanpa harus melakukan
perubahan terhadap hal-hal yang mendasar dalam UUD 1945 itu sendiri. Secara
umum, tujuan amandemen UUD 1945 adalah sebagai berikut :
1) Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan Negara
2) Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan kedaulatan
rakyat
3) Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan HAM
4) Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan Negara secara demokratis dan
modern
5) Melengkapi aturan dasar yang sangat penting dalam penyelenggaraan Negara
6) Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara.
26
c. Nilai Kebangsaan yang terkandung dalam UUD NRI 1945
1) Kesadaran hakiki bahwa manusia memiliki harkat dan martabat sebagai insan yang
merdeka, bebas dari segala bentuk penjajahan atau eksploitasi oleh siapapun dan
dari pihak manapun.
3) Kesadaran rakyat sebagai manusia religius yang mengakui bahwa Tuhan Yang
Maha Kuasa adalah kekuatan terbesar (Maha Besar) yang oleh kehendak-Nya lah,
perjuangan kemerdekaan bangsa ini memperoleh hasil.
5) Tujuan nasional dan tujuan bagi penyelenggaraan negara, merupakan misi negara
yang harus diemban oleh segenap perangkat penyelenggara negara dalam
menjalankan pemerintahan negara RI, yaitu : “melindungi segenap bangsa Indo-
nesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial …”.
27
1) Nilai Demokratis, mengandung makna bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat,
setiap warga negara memiliki kebebasan yang bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan pemerintahan.
2) Nilai Kesamaan Derajat, setiap warga negara Indonesia memiliki hak yang sama di
depan hukum.
3) Nilai Ketaatan Hukum, setiap warga negara Indonesia tanpa pandang bulu wajib
mentaati setiap hukumj dan peraturan yang berlaku
28
Bagian III
a. Bentuk Negara
1) Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe,
tanah Indonesia.
2) Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe,
bangsa Indonesia.
3) Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean,
bahasa Indonesia.
28
Noto Nagoro Dalam Kaelan.2007. Pendidikan Kewarganegaraam Untuk Perguruan Tinggi. Jogyakarta: Parafdigma, hal
39
29
29
Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, op.cit. hal. 41
30
Wikipedia. Sumpah Pemuda, dikutip dan disari dari:
https://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Pemuda
30
Pada masa itu kaum muda bersumpah untuk mewujudkan suatu negara (nusa)
yang bernama Indonesia. Konsep satu nusa ini kemudian dikembangkan saat para
pendiri negara bermusyawarah dalam sidang-sidang BPUPKI untuk membahas bentuk
negara Indonesia yang sedang dipersiapkan. Berdasarkan musyawarah mufakat
disetujuilah bentuk negara yang akan dibangun adalah republik. Dari sinilah konsep
“negara kesatuan” dimulai. Konsep negara kesatuan (NKRI) yang tertuang dalam
rancangan Undang-Undang Dasar NRI 1945 hasil BPUPKI, selanjutnya disahkan
menjadi bentuk negara yang disepakai secara nasional oleh PPKI.31
UUD 1945 dalam Pasal 1 ayat 1 berbunyi "Negara Indonesia adalah Negara
Kesatuan Yang Berbentuk Republik". Artinya hanya ada satu Negara dan satu
Pemerintahan pusat yang memiliki kekuasaan tertinggi didalam suatu pemerintahan
yang disebut dengan bentuk pemerintahan republik. Menurut Undang-Undang Dasar
1945, kedaulatan berada di tangan rakyat, dan dilaksanakan menurut UUD. Sistem
pemerintahannya yaitu negara berdasarkan hukum (rechsstaat). Dengan kata lain,
penyelenggara pemerintahan tidak berdasarkan pada kekuasaan lain (machsstaat).
Dengan berlandaskan pada hukum ini, maka Indonesia bukan negara yang bersifat
absolutism (kekuasaan yang tidak terbatas), artinya kekuasaan dibatasi oleh hukum.32
Konsep bentuk negara NKRI yang dituangkan dalam UUD NRI 1945, dalam
perjalanannya pernah dihapus dari sistem pemerintahan negara Indonesia, yaitu saat
dibentuknya Negara Republik Indonesia Serikat sebagai hasil Konferensi Meja Bundar
di Den Haag Belanda, yang kemudian dikukuhkan dalam UUD Republik Indonesia
Serikat (RIS). Namun demikian konsep negara federal ini tidak bertahan lama, karena
secara terus-menerus berbagai negara bagian, yang dimulai dari negara bagian Jawa
Timur dan dilanjutkan oleh Negara Pasundan mulai menyerahkan kewenangan
pemerintahannya kepada pemerintah pusat. Puncak dari penyerahan kewenangan
negara bagian dari RIS adalah disetujuinya “mosi integral” Parlemen RIS yang berisi
desakan agar Indonesia segera kembali dalam bentuk Negara Kesatuan yang
dipelopori oleh M. Natsir pada tanggal 13 April 1950. Perwujudan penyerahan
kewenangan yaitu ditandatangani-nya
_
31 Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, op,cit, hal. 41
32
DR. MR. JCT Simorangkir. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas, diunduh dari https://Soeharto.Co/Kekuasaan-
31
Kepala-Negara-Tidak-Tak-Terbatas/, diakses 22 April 2020
32
“Piagam Persetujuan antara RIS dan RI untuk kembali kepada NKRI.” Piagam itu
ditanda- tangani oleh Moh. Hatta sebagai wakil RIS dan Perdana Menteri Abdul Halim
sebagai wakil RI. Bentuk NKRI ini tetap menjadi konsensus nasional dan tidak akan
dilakukan perubahan, yang juga ditegaskan dalam UUD NRI 1945 hasil amandemen
pasal 25A.33
Semenjak lahirnya reformasi pada akhir tahun 1997, telah terjadi perubahan
pada sistem pemerintahan Indonesia bangsa dan negara Indonesia, yaitu dari
pemerintahan yang sentralistik menjadi desentralisasi atau otonomi daerah. Ditetap-
kannya UU No. 25
Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah,34 serta UU
No.
28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bebas KKN,35
merupakan tonggak awal dari diberlakukannya sistem otonomi daerah di Indonesia.
Inti dari tujuan reformasi adalah untuk membentuk negara berdasarkan hukum
(rechtstaat ) dan mengakhiri negara yang berdasarkan kekuasaan lain
(machtsstaat) dengan menggulirkan Pemilu tahun 1999 dengan format multipartai dan
mengamandemenkan UUD NRI 1945 yang dinilai mengandung unsur machtsstaat
di dalamnya. Jabatan Presiden di dalam pasal 7 UUD Negara Republik Indonesia
setelah amandemen maksimal dua periode.36
Tujuan negara merupakan ide yang bersifat abstrak-ideal berisi harapan yang
dicita-citakan. Tujuan utama berdirinya negara pada hakikatnya menciptakan
kebahagian rakyatnya (bonum publicum/common-wealth), yang mencakup37:
33
Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, op.cit. hal 42
34
Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah,
33
35
Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bebas
KKN,
36
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali
dalam
jabatan yang sama , hanya untuk satu kali masa jabatan.
37
Samhis Setiawan. Pengertian dan Fungsi Negara, diunduh dari https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-
negara/, diakses 23 April 2020
34
pelaksanaan peraturan-peraturan pada segenap fungsionaris negara,
terdapat pula badan-badan, prosedur dan usaha-usaha yang dimengerti oleh
segenap warga negara dan dilaksanakan untuk memajukan kebahagian
bersama.
3) Fungsi keadilan (justice), terwujudnya suatu sistem di mana terdapat saling
pengertian dan prosedur-prosedur yang diberikan kepada setiap orang apa
yang telah disetujui dan telah dianggap patut.
4) Kesejahteraan (welfare), kesejahteraan meliputi keamanan, ketertiban,
keadilan dan kebebasan.
5) Kebebasan (freedom), adalah kesempatan mengembangkan dengan bebas
hasrat -hasrat individu akan ekspresi ke-pribadiannya yang harus disesuai-
kan gagasan kemakmuran umum. Bagaimana dengan tujuan negara
Indonesia? Tujuan Negara Indonesia se-perti tertuang dalam Alinea IV
Pembu-kaan UUD 1945, yaitu:
a) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia b) Memajukan kesejahteraan umum,
c) Mencerdaskan kehidupan bangsa,
d) Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Kekuasaan tertinggi dalam NKRI berada di tangan rakyat. Sebagai negara yang
merdeka dan berdaulat, konsep negara kesatuan dan negara kepulauan akan
menentukan batas-batas wilayah negaranya, serta menentukan sistem pengamanan
yang tepat diterapkan untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI, dan menentukan
sistem politik serta penyelenggaraan pemilihan umum baik untuk perwakilan
maupun
35
pimpinan daerah, dalam semangat bela negara bersama-sama menjaga NKRI
dari berbagai ancaman.
Rasa kebangsaan adalah dorongan emosional yang lahir dalam perasaan setiap
warga negara, baik secara perorangan maupun kelompok, tanpa memandang suku,
ras, agama, maupun keturunan. Rasa itulah yang menumbuhkan Internalisasi suatu
masyarakat yang didambakan (imagined society) dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) yang bernama bangsa Indonesia.38 Rasa kebangsaan merupakan
refleksi dari rasa memiliki (sense of belonging), merupakan sublimasi dari Sumpah
Pemuda yang menyatukan tekad menjadi bangsa yang kuat, dihormati dan disegani
diantara bangsa-bangsa di dunia. Kita tidak akan pernah menjadi bangsa yang kuat
atau besar, manakala kita secara individu maupun kolektif tidak merasa memiliki
bangsanya. Rasa kebangsaan adalah suatu perasaan rakyat, masyarakat, dan bangsa
terhadap kondisi bangsa Indonesia, dalam perjalanan hidupnya menuju cita-cita
bangsa, yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD NRI
1945.39 Menguatnya rasa kebangsaan secara individual dan kelompok menjadi energy
dan pengendapan nilai-nilai kebangsaan, yang kemudian melahirkan faham dan
semangat kebangsaan. Nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang juga terkandung di dalam nilai dasar bela negara,
adalah sebagai berikut: 40
38
Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, op.cit. hal 44
39
Bahan Ajar: Wawasan Kebangsaan. (Ditjen. Pothan, Kementerian Pertahanan, 2018), hal.42
40
Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, op.cit. hal 46
36
Faham kebangsaan merupakan pemahaman tentang keberadaan jati diri
seseorang atau sekelompok orang sebagai satu bangsa, juga dalam memandang
dirinya dan bertingkah lalu sesuai falsafah hidup bangsanya dalam lingkup internal dan
lingkup eksternalnya. Pemahaman ini mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar
menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan serta keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Pemahaman ini mendorong setiap
warga negara sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa. Faham
kebangsaan ini dilandasi oleh Pancasila sebagai falsafah dan pandangan hidup bangsa
yang mengandung nilai-nilai dasar yang dijadikan pedoman dalam bersikap dan
bertingkah laku yang pada akhirnya bermuara pada terbentuknya karakter bangsa.41
Sedangkan semangat adalah perpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan dan paham
kebangsaan. Kondisi semangat kebangsaan atau nasionalisme suatu bangsa akan
terpancar dari kualitas dan ketangguhan bangsa tersebut dalam menghadapi berbagai
ancaman.42
a. Pengertian
41
42 Ibid
Ibid
26
Bangsa Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa Bhinneka Tunggal Ika
merupakan salah satu pilar, selain UUD RI 1945 dan NKRI, demi kokohnya kehidupan
berbangsa dan bernegara Indonesia. Implementasi terhadap Bhinneka Tunggal Ika
bisa tercapai bila rakyat dan seluruh komponen bangsa mematuhi prinsip yang
terkandung di dalamnya. Beberapa contoh implementasi Bhinneka Tunggal Ika
meliputi: Perilaku inklusif mengakomodasi sifat pluralistic, tidak mencari menang
sendiri, melakukan musyawarah untuk mufakat yang dilandasi rasa kasih sayang dan
rela berkorban. Perilaku inklusif artinya seseorang harus menganggap bahwa dirinya
sedang berada di dalam suatu populasi yang luas. Sehingga tidak melihat dirinya
melebihi dari yang lain, begitu juga dengan kelompok. Kepentingan bersama lebih
diutamakan daripada sebuah keuntungan pribadi atau kelompoknya. Kepentingan
bersama bisa membuat segala komponen merasa puas dan senang. Masing-masing
kelompok mempunyai peranan masing-masing di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Tapi bila kondisi plural tidak dimanfaatkan dengan baik, maka sangat
mungkin akan berpotensi terjadinya disintegrasi bangsa.43
Jumlah agama, ras, suku bangsa, bahasa, adat dan budaya yang ada di
Indonesia sangat banyak dan beragam. Sikap saling toleran, saling menghormati,
saling mencintai, dan saling menyayangi menjadi hal mutlak yang dibutuhkan oleh
segenap rakyat Indonesia. Supaya tercipta masyarakat yang tenteram dan damai.
Tidak mencari menang sendiri. Perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah terjadi
pada zaman sekarang. Apalagi dengan diberlakukannya sistem demokrasi yang
menuntut segenap rakyat bebas mengungkapkan pendapat masing-masing. Oleh
sebab itu, untuk mencapai prinsip ke-Bhinnekaan maka setiap warga negara harus
saling menghormati antara satu pendapat dengan pendapat yang lain. Perbedaan ini
tidak untuk dibesar- besarkan tetapi untuk dicari suatu titik temu dengan
mementingkan suatu kepentingan bersama. Sifatnya konvergen harus benar-benar
dinyatakan dalam hidup berbangsa
dan bernegara, jauhkan sifat divergen.44
44 Ibid
27
43
Arum Sutrisni Putri. Bhinneka Tunggal Ika: Makna dan Implementasi, diunduh dari :
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/06/110000369/bhinneka-tunggal-ika--makna-dan-implementasi?page=all,
diakses, diakses 19 Desember 2019
44 Ibid
28
b. Tinjauan Bhinneka Tunggal Ika secara historis
Seperti yang dipaparkan dimuka bahwa semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang
ditulis oleh Empu Tantular dalam kitab Sutosoma lengkapnya berbunyi Budha Syiwa
Maha Syiwa Bhinneka Tunggal Ika Tanhana Dharmma Mangrwa, adalah
merupakan kondisi bulat dan utuh dalam kehidupan bermasyarakat untuk mencapai
tujuan bernegara. Seloka/slogan ini menekankan pentingnya kerukunan antar umat
dari agama yang berbeda pada waktu itu yaitu Syiwa dan Budha.46
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda, namun tetap satu”
merupakan perwujudan komitmen Sumpah Pemuda, yaitu satu tanah air, Tanah Air
Indonesia; satu bangsa, Bangsa Indonesia; dan menjunjung bahasa persatuan ,
Bahasa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika merupakan salah satu komponen Empat
Konsensus Dasar, yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka
Tunggal Ika, yang merupakan inti dari wawasan kebangsaan. Konsep Bhinneka
Tunggal Ika mengandung tiga unsur utama:47
1) Ada keanekaragaman atau kemajemukan
2) Keanekaragaman atau kemajemukan merupakan kenyataan yang tidak
dapat ditolak, alamiah
3) Terintegrasi dalam satu negara bangsa Indonesia.
45 Modul Pemantapan Wawasan Kebangsaan. (Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum, Dan Keamanan RI, 2014), hal:
143-144
46
Ibid
47 Ibid
28
a. Tujuan dan Kedudukan Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika ditujukan untuk menata dan mengatur tata kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi segenap warga negara, yang
menghormati dan mengharmoniskan hubungan dalam perbedaan suku, ras, agama,
bahasa dan budaya di antara warga bangsa itu sendiri. Semboyan ini menjadi pilar
untuk menyangga dan menjaga persatuan bangsa Indonesia yang tersebar dalam
wilayah nusantara, membangun hubungan yang harmonis, menjaga keseimbangan
dengan mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam keserajatan. KeBhinnekaan
mempersyaratkan adanya nilai-nilai dasar (nilai-nilai kebangsaan) untuk membentuk
keutuhan atau kesatuan. Tanpa adanya nilai-nilai dasar itu keBhinnekaan akan
menimbulkan perpecahan atau disintegrasi, sebaliknya apabila nilai-nilai dasar itu dapat
diwujudkan maka keBhinnekaan akan menghasilkan integrasi.48
1) Nilai Toleransi, merupakan satu sikap yang mau memahami orang lain
sehingga komunikasi dapat berlangsung secara baik.
2) Nilai Keadilan, merupakan satu sikap mau menerima haknya dan gidak mau
mengganggu hak orang lain.
3) Nilai Gotong Royong/Kerjasama, merupakan satu sikap untuk membantu
pihak/orang yang lemah agar sama-sama mencapai tujuan. Ada sikap saling
mengisi kekurangan orang lain, hal ini merupakan konsekuensi dari manusia
dan daerah yang memiliki kemampuan yang berbeda dalam konteks otonomi
daerah.
49 Ibid, hal.
50
29
48
Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, op.cit. hal. 49
50 Ibid, hal.
50
29
Adapun nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika sebagai nilai yang menjadikan rakyat/
warga negara dapat hidup dan menata kehidupan bersama dengan harmonis, bersatu
sebagai kekuatan pembangunan Negara, pada dasarnya tidak berbeda, dan
justru sangat relevan dengan nilai-nilai kebangsaan yang dipersepsikan dari sila-sila
Pancasila, yaitu:50
50 Ibid, hal.
51
30
Bagian IV
Pancasila sarat akan nilai-nilai moral yang menjadi dasar dalam membangun
karakter bangsa Indonesia. Karakter bangsa dalam antropologi dipandang sebagai tata
nilai budaya yang mengejawantahkan kebudayaan suatu masyarakat, dan
memancarkan ciri-ciri khas atau karakteristik dari masyarakat tersebut yang terpancar
keluar sehingga dapat ditanggapi orang luar sebagai kepribadian masyarakat itu.
Karakteristik yang terpancar dari nilai-nilai moral yang terkandung dalam Pancasila
yaitu sebagai berikut:51
51
Samshis Setiawan .Nilai-Nilai Pancasila” Karakteristik Yang Terkandung Didalamnya,
diunduh dari https://www.gurupendidikan.co.id/nilai-nilai-pancasila/, diakses 22 April 2020
31
menjunjung tinggi martabat dan hak-hak asasi atau bertindak adil dan
beradab terhadap sesama manusia. Keadilan akan muncul bila terjadi
hubungan timbal balik antara hak dan kewajiban. Pemimpin yang
menjunjung tinggi HAM akan memiliki kesadaran tinggi atas hak dan
kewajibannya sebagai seorang pemimpin, yaitu melaksanakan kewajiban
untuk memimpin rakyatnya dengan amanah serta bersih dari tindak korupsi
karena ia tidak akan mengambil yang bukan menjadi haknya.
32
memberikan rasa aman dan nyaman bagi rakyatnya. Keadilan akan tercipta
apabila pemimpin menjalankan hak dan kewajibannya secara seimbang.
Dengan demikian, diharapkan rakyat Indonesia akan mendapatkan
kesejahteraan secara lahiriah dan batiniah.
Kelima karakter yang didasari oleh nilai-nilai Pancasila sangat dibutuhkan oleh
Bangsa Indonesia. Dengan karakter yang berlandaskan Pancasila sebagai ideologi
Negara , diharapkan pemimpin dan masyarakat mampu membawa Indonesia ke arah
yang lebih baik lagi, yaitu kepada kesejahteraan dan kemakmuran seperti yang dicita-
citakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Karakter Bangsa yang akan dibentuk dari pernyataan yang tertuang pada
pembukaan UUD NRI tahun 1945, adalah menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
dalam mengisi kemerdekaan. Manusia Indonesia hendaknya memiliki 3 aspek penting,
yaitu Aspek Mentalitas, Aspek Kapasitas dan Aspek Kemampuan Beradaptasi.
53Koentjaraningrat. 2004. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Diunduh
dari https://www.kompasiana.com/rerewizard/54f35c70745513932b6c7243/budaya-dan-mentalitas, diakses 6 Maret 2020
54
Eka Ari Wibawa. Aspek Kapasitas, diunduh dari http://bpsdm.kemenkumham.go.id/id/artikel-bpsdm/35-capacity-building-
dan-strategi-peningkatan-kualitas-sdm-organisasi, diakses 6 Maret 2020
55
BBC. Worklife. Apakah kecerdasan beradaptasi alias 'AQ' lebih penting ketimbang IQ dalam dunia kerja?
34
https://www.bbc.com/indonesia/vert-cap-50413788, diakses 6 Maret 2020
35
ke-empat yang memuat tujuan nasional, penyusunan negara hukum, bentuk negara
Republik Indonesia, Negara Kedaulatan Rakyat dan Lima Dasar Negara.
36
dibutuhkan dalam melindungi bangsa, misalnya mempunyai hak dan kewajiban
dalam pembelaan Negara.
Sejahtera artinya aman sentosa dan makmur; selamat (terlepas dari segala
macam gangguan). Agar tercapainya sejahtera perlu upaya atau cara
menyejahterakan, yaitu perlu adanya proses penyejahteraan melalui cara,
perbuatan menyejahterakan. Sedangkan kesejahteraan merupakan keadaan
sejahtera; keamanan, keselamatan, dan ketenteraman57.
37
yang belum sesuai dengan apa yang diamanatkan konstitusi. Maka, negara
harus benar-benar hadir untuk memenuhi apa yang menjadi hak warga negara,
dan warga negara harus melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya.
Hal ini semata-mata untuk mengimplementasikan nilai konstitusi secara normatif
agar tujuan negara tercapai58.
58 Fahmi Ramadhan Firdaus, S.H. Nilai-nilai Konstitusi dalam UUD 1945 dan Maknanya, diunduh dari
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5e6f209f4514c/nilai-nilai-konstitusi-dalam-uud-1945-dan-maknanya/,
diakses 22 April 2020
38
59 Ersi Purwandari. Kembali pada Filosofi dan Aksiologi Pendidikan Indonesia, diunduh dari
https://www.kompasiana.com/ersipurwandari5408/5e0e44e7097f360c955d66f2/kembali-pada-filosofi-dan-aksiologi-
pendidikan-indonesia?page=all, diakses 24 April 2020
39
pertumbuhan tubuhnya menjadi sehat dan kuat”. Kata “mencerdaskan” ialah
“menjadikan cerdas; mengusahakan dan sebagainya supaya sempurna akal
budinya”. Objek yang dicerdaskan bukan hanya manusianya, tetapi secara
keseluruhan kehidupannya. Menyangkut budaya, sistem, dan lingkungan
sehingga luas cakupannya dalam perikehidupan kebangsaan. Menurut
sejarahwan Prof Taufik Abdullah, mencerdaskan kehidupan bangsa bukan
sekadar menyangkut intelektualitas anak bangsa, tetapi lebih jauh dan
mendalam, menyangkut pengembangan perikehidupan kebangsaan yang luas.60
60
Haedar Nashir. Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, diunduh dari:
https://republika.co.id/berita/pylaiu319/mencerdaskan- kehidupan-bangsa, diunduh 23 Maret 2020.
61
Wikipedia. Indonesia dan Perserikatan Bangsa Bangsa, diunduh dari
40
https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia_dan_Perserikatan_Bangsa-Bangsa, diakses 22 April 2020
41
dirundung konflik. Indonesia harus ikut terlibat dalam isu-isu keamanan dan
perdamaian global, seperti penjajahan zionis Israel atas negara Palestina, konflik
di Afghanistan, Rohingya, Suriah, Sudan Selatan dan di berbagai belahan
negara lainnya.
Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB untuk periode 2019-2020
dalam pemungutan suara yang digelar di Majelis Umum PBB di New York, pada
Jumat, 7 Juni 2018. Terpilihnya Indonesia tersebut menunjukkan bukti
pengakuan dunia atas kiprah Indonesia di kancah dunia. Artinya Indonesia
berhasil memainkan peran politik luar negeri Indonesia sehingga memperoleh
tempat di mata dunia. Dalam konteks politik global yang makin keras dan
dinamis, kata dia, tentu posisi di PBB tersebut dapat dijadikan forum dan media
memainkan peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia serta tatanan
dunia yang lebih adil, beradab, serta berkemajuan.62
Indonesia juga aktif dalam memelihara perdamaian dunia, salah satunya adalah
dengan mengirimkan pasukan perdamaian ke daerah-daerah konflik ke manca
Negara, yang tergabung dalam Kontingen Garuda disingkat KONGA atau
Pasukan Garuda. Indonesia mulai turut serta mengirim pasukannya sebagai
bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB sejak 1957 hingga sekarang,
termasuk Polri di dalamnya.63
62Kementerian Luar Negeri. Keanggotaan Tidak Tetap Indonesia pada Dewan Keamanan PBB Periode 2019-2020, diunduh
dari https://kemlu.go.id/portal/id/read/147/halaman_list_lainnya/keanggotaan-indonesia-pada-dk-pbb, diakses 22 April
2020.
63
Wikipedia. Kontingen Garuda, diunduh dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kontingen_Garuda, diakses 22 April 2020
64
Badan Pusat Statistik. Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari Hari Penduduk Indonesia, diunduh dari
https://www.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=NTVlY2EzOGI3ZmUwODMwODM0NjA1YjM1&xzmn=aHR0cHM
42
6Ly93d3cuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzIwMTIvMDUvMjMvNTVlY2EzOGI3ZmUwODMwODM0NjA1YjM1L2tld2FyZ2F
43
Namun keragaman suku di Indonesia masih menimbulkan berbagai
macam konflik yang dihadapi bangsa ini. Dimulai dari perselisihan kecil yang
melibatkan satu-dua orang yang kemudian menyebar dan menjadi konflik antar suku
ataupun antar agama. Konflik-konflik yang tak kunjung reda melahirkan kerusuhan-
kerusuhan di beberapa wilayah di Indonesia yang melibatkan suku-suku yang
berbeda di wilayah tersebut dan mengganggu stabilisasi negara. Contoh
konkrit terjadinya tragedi pembunuhan besar-besaran terhadap pengikut partai PKI
pada tahun 1965, kekerasan etnis cina di Jakarta pada bulan Mei 1998, dan konflik
sektarian agama di Kepulauan Maluku tahun 1999-2002.65
uZWdhcmFhbi1zdWt1LWJhbmdzYS1hZ2FtYS1kYW4tYmFoYXNhLXNlaGFyaS1oYXJpLXBlbmR1ZHVrLWluZG9uZXNpYS5odG1s&
t woadfnoarfeauf=MjAyMC0wNC0yNCAxMDoyMjowNw%3D%3D, diakses 24 April 2020
65
Wikipedia. Konflik Sektarian Maluku, diunduh dari https://id.wikipedia.org/wiki/Konflik_sektarian_Maluku, diakses 22 April
2020.
44
persatuan dan kesatuan bangsa, sebagaimana terkandung dalam slogan “Bhinneka
Tunggal Ika”. Menurut Tilaar, Bhinneka Tunggal Ika memiliki konsep sebagai
landasan multikulturalisme atas pluralisme budaya. Pluralisme budaya
bukanlah suatu yang given (datang begitu saja), tetapi merupakan suatu proses
internalisasi nilai- nilai dalam suatu komunitas. Oleh karena itu, kebudayan
dapat dapat diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal”.
Multikulturalisme memiliki sebuah ideologi dan sebuah alat atau wahana untuk
meningkatkan derajat manusia, maka konsep kebudayaan harus dilihat dalam
perspektif fungsinya bagi kehidupan manusia. Sebagai sebuah ide atau ideologi,
multikulturalisme terserap dalam berbagai interaksi yang ada dalam berbagai struktur
kegiatan kehidupan manusia yang tercakup dalam kehidupan sosial, kehidupan
ekonomi dan bisnis, kehidupan politik, dan berbagai kegiatan lainnya dalam
masyarakat yang bersangkutan.
66
Arum Sutrisni Putri. Bhinneka Tunggal Ika: Makna dan Implementasi, diunduh dari
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/06/110000369/bhinneka-tunggal-ika--makna-dan
45
a. Perilaku inklusif.
46
d. Sikap kasih sayang dan rela berkorban
Dari sudut pandang yang berbeda banyak pendapat bahwa negara Indonesia
memiliki banyak pengaruh terutama pada generasi muda seperti maraknya pengaruh
narkoba yang mewarnai kehidupan pada generasi pemuda sekarang ini. Hal ini dapat
membawa para generasi muda Indonesia terpuruk dalam kegelapan untuk mencapai
cita-cita mereka menjadi anak generasi penerus bangsa, namun generasi muda itu
tidak selamanya hitam. Bangkitlah semangat para generasi muda yang bisa membawa
perubahan Bangsa kita yang tercinta ini jauh lebih baik di masa yang akan datang.
Karena di pundak generasi mudalah yang akan menentukan nasib bangsa di masa
yang akan datang, yang bisa mengganti para generasi tua dalam roda kepemerintahan.
Pemuda Indonesia adalah pemuda nasionalisme, patriotisme, cinta bangsa dan tanah
air, Menggalang persatuan dan kesatuan Indonesia, menghilangkan penonjolan
kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan warna kulit dan menumbuhkan
rasa senasib dan sepenanggungan.
Para generasi muda dapat menerima perbedaan yang dimaksud dalam Bhinneka
Tunggal Ika dengan menanamkan sifat toleransi serta mewujudkannya dalam kehidupan
47
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sifat toleran sangat penting untuk timbulnya
hubungan kekeluargaan dengan mempererat tali silaturahmi atau persaudaraan antar
sesama masyarakat dalam satu bangsa yang ber-Bhinneka.67
Sebagai generasi muda atau figur bangsa Indonesia kita harus dibekali oleh
kreativitas, inovatif, kecerdasan dan keterampilan. Jika di negara kita yang tercinta ini
semua generasi muda bisa memiliki kriteria tersebut, maka yakin bahwa negara
Indonesia akan bisa bersaing dengan negara lain. Pemuda Indonesia itu bisa, karena
Pemuda adalah seseorang yang memiliki suatu semangat yang begitu membara dalam
kesehariannya, dan selalu menciptakan karya-karya terbaiknya, yang di wujudkan
dalam kebersamaan, yang memberi gambaran kepada dunia luar bahwa negara
Indonesia itu bukan hanya sekedar semboyan yaitu BhinnekaTunggal Ika. Tetapi
negara Indonesia adalah bersatu, memiliki berbagai macam suku, agama,ras, berbagai
macam budaya dan berbeda latar belakang pendidikan, namun Pemuda Indonesia
dapat bertoleransi antara satu dengan yang lainnya.
67
Berbhineka artinya memiliki keragaman, baik suku, agama, etnis, serta sosial budaya.
48
Bagian V
45
warga negaranya untuk menghormati hak-hak asasi sesama WNI. Negara
menjamin
68
Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, op.cit. hal. 52-57
46
adanya hak untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat dan
pikirannya.
47
5. Nilai Keadilan, mengandung ajaran-ajaran bahwa kehidupan berbangsa dan
bernegara didasarkan kepada aturan yang disepakati bersama atau hasil
konsensus, yang didalamnya terdapat hak dan kewajiban yang sama, jaminan
untuk memperoleh kesempatan dan perlakuan yang sama, dan jaminan untuk
memperoleh kesempatan dan perlakuan yang sama, dan jaminan untuk
memperoleh perlindungan yang sama dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya dan menyelenggarakan kepentingannya. Setiap warga negara akan
diperlakukan sama dihadapan hukum. Selain itu, setiap WNI mempunyai hak
yang sama untuk berpartisipasi dalam menetapkan pengambilan keputusan dan
kebijakan terkait dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.
48
merugikan, merusak dan menghancurkan bangsa dan negaranya, dan tidak
akan melakukan tindakan untuk kepentingan bangsa dan negara lain.
Gerakan aksi bela negara ini penting dihidupkan dan digalakkan di seluruh
tanah air sebagai perisai pelindung terhadap seluruh kepentingan nasional,
mencakup antara lain: kepentingan ketahanan nasional dan kelangsungan hidup
bangsa dan negara; kepentingan penegakkan supremasi hukum; kepentingan
kelancaran pelaksanaan pembangunan nasional demi keberlanjutan dan kemajuan
bangsa dan negara; dan kepentingan pertahanan dan keamanan negeri seluruhnya.
Berikut beberapa contoh gerakan aksi bela negara dalam upaya mewujudkan
nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Empat Konsensus Dasar Negara atau
Empat Pilar Kebangsaan, antara lain:
69
Pasal 27 Ayat (3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara; Pasal 30 Ayat
49
(1) Tiap tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
70
Detik. Generasi Muda Punya Peran Penting Dalam Sosialisasi 4 Pilar MPR, diunduh dari https://news.detik.com/berita/d-
3642951/generasi-muda-punya-peran-penting-dalam-sosialisasi-4-pilar-mpr, diakses Rabu, 18 Desember 2019.
50
Wakil Ketua MPR Mahyudin71, menyatakan bahwa ada beberapa alasan
MPR mensosialisasikan Empat Pilar MPR :
"Dalam Pilpres kali ini saya percaya, politik SARA tidak digunakan kedua calon
presiden. Tapi tetap harus waspada, mungkin saja yang melakukan hoax, fitnah,
dan adu domba bukan dari calon presiden. Bisa jadi ada pihak ketiga yang
mengadu domba sesama anak bangsa," jelasnya.
71 Liputan6. Pentingnya Sosialisasi Empat Pilar MPR Untuk Masyarakat Indonesia, diunduh dari
https://www.liputan6.com/news/read/3914116/pentingnya-sosialisasi-empat-pilar-mpr-untuk-masyarakat-indonesia,
diakses Rabu, 18 Desember 2019.
51
2. Membangun Kemampuan Komunikasi Antar Budaya
50
72 Liputan6. Diskusi Lintas Agama Bahas Pentingnya Toleransi dan Hidup Berdampingan , diunduh dari
https://www.liputan6.com/news/read/3042327/diskusi-lintas-agama-bahas-pentingnya-toleransi-dan-hidup-berdampinganm
51
Penempatan identitas universal dan nasional pada posisi tertinggi ditujukan agar
identitas universal mampu dijadikan landasan untuk hidup bertoleransi dengan cara
menghargai perbedaan agama, budaya etnis, bahkan budaya lintas bangsa. Banyak
kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain : membersihkan rumah ibadah,
kegiatan donor darah, menolong korban bencana, membangun dialog antar kelompok
umat beragama dengan latar belakang etnis yang berbeda, membangun tempat
perjumpaan umum, misalnya organisasi sosial kemasyarakatan, wadah seni-budaya,
tempat oleh raga, serta aktif dalam lembaga nasional dan internasional dan lain-lain.
Lembaga ini menyusun bahan ajar Pancasila bagi ASN (Aparatur Sipil
Negara) yang melibatkan Kementerian dan lembaga, instansi yang terlibat antara lain:
Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan,
Kementerian Pertahanan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Hukum dan HAM, Lembaga
Administrasi Negara, Dewan Ketahanan Nasional, Lembaga Ketahanan Nasional,
Badan Kepegawaian Nasional, dan Komisi Aparatur Sipil Negara. Bahan ajar ini
ditujukan untuk membangun karakter ASN. Menurut Dr. Marbawi Kerja antara instansi
pemerintah ini diperlu dibudayakan73.
51
73 BPIP. Libatkan Kementerian dan Lembaga Susun Materi Bahan Ajar Bagi ASN , diunduh dari
http://www.bpip.go.id/informasi/bpip-libatkan-kementerian-dan-lembaga-susun-materi-bahan-ajar-bagi-asn/, diakses
Rabu,
18 Desember 2019
52
secara tegas menyebut agama-agama yang dianggap resmi dan diakui Negara74.
Informasi dari Direktorat Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata mencatat ratusan agama dan kepercayaan asli Indonesia
masih memiliki pengikut hingga saat ini ada sekitar 200-an agama dengan
jumlah pengikut sekitar 9 juta jiwa. Agama-agama asli Indonesia , antara lain,
Parmalim, Sunda Wiwitan, Kapribaden dan Kaharingan sudah terlebih dulu eksis dan
memiliki pengikut jauh sebelum agama-agama Samawi dari Timur Tengah dan Asia
Selatan merambah Nusantara.75
Jati diri bangsa Indonesia yang sesungguhnya tercermin pada sikap dan perilaku
masyarakat Indonesia pada umumnya, yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Sikap dan Perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam pancasila
dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang sesungguhnya, yaitu:
74
BBC. Perlukah Negara Tetapkan Status Agama ?, diunduh dari
https://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2011/04/110405_agamasatu, diakses 22 April 2020
75 Ibid
53
b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
c. Persatuan Indonesia
54
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
55
6. Gerakan Kepemimpinan Demokratis.
56
kehancuran bagi negara disemua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, baik: ideologi,
politik, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan-keamanan, dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan
sosial lainnya.
Gerakan sosial dalam bentuk berbagai program aksi yang mencerminkan nilai- nilai
kebangsaan, yang terkandung dalam Empat Konsensus Dasar Negara (Empat Pilar
Kebangsaan) yaitu: Pancasila, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, NKRI dan Bhinneka
Tunggal Ika, merupakan ajakan pemerintah kepada semua lingkup WNI baik yang berada di
lingkup pendidikan, lingkup masyarakat, dan lingkup pekerjaan, untuk berpartisipasi aktif
mempertahankan kesinambungan hidup bangsa dan negara, serta untuk bersama-sama
bergotong-royong menyelamatkan negeri ini dari berbagai ancaman yang dapat menimbulkan
kehancuran di semua bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.