Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME AGENDA I

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2022


Angkatan / Kelompok : 64 / 4
Judul Modul : Wawasan Kebangsaan dan Isu Kontemporer
Nama Peserta : Wiwi Setiawati S, A.Md.Farm.
Unit Kerja : RSUD dr. Abdul Rivai
Wawasan kebangsaan dipelajari untuk mengetahui masa lampau, beradaptasi dengan
masa sekarang, dan untuk bekal masa yang akan datang. Di masa lampau mengetahui sejarah
pergerakan bangsa Indonesia dari terbentuknya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 yang dimana
pada hari itu ditetapkan sebagai hari Kebangkitan Nasional. Lalu terbentuknya Perhimpunan
Indonesia (PI) pada 25 Oktober 1908. Tanggal 30 April 1926 terselenggara Kerapatan Besar
Pemuda yang dikenal dengan nama Kongres Pemuda I, dan dilanjutkan Kongres Pemuda II
dilaksanakan pada 27-28 Oktober 1928. Lalu, 1 Maret 1945 terbentuk BPUPKI dan 7 Agustus
1945 terbentuk PPKI.
Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi
akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. 4 (empat) Konsesus dasar berbangsa dan bernegara:
1. Pancasila sebagai landasan bangsa dan negara, juga berfungsi sebagai ideologi dan
pandangan hidup bangsa yang menjadi perekat atau pemersatu bangsa dalam mencapai -
cita-cita nasional. Pancasila disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno dalam sidang
BPUPKI pada 1 Juni 1945.
2. Undang-Undang Dasar 1945 dirancang oleh BPUPKI sejak 29 Mei sampai 16 Juli 1945.
Setelah rancangan dihasilkan selanjutnya diajukan ke PPKI untuk diperiksa ulang. Setelah
melewati perubahan akhirnya pada 18 Agustus 1945 setelah proklamasi kemerdekaan
dikumandangkan Piagam Jakarta disahkan menjadi pembukaan UUD 1945 oleh PPKI.
3. Bhinneka Tunggal Ika dirumuskan oleh Mpu Tantular dalam pernyataan daya kreatif
dalam mengatasi keanekaragaman kepercayaan dan keagamaan. Makna semboyan
Bhinneka Tunggal Ika berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Lambing NKRI
Garuda Pancasila dengan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditetapkan Peraturan
Pemerintah nomor 66 Tahun 1951, pada 17 Oktober diundangkan pada tanggal 28 Oktober
1951 tentang Lambang Negara.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia yang lahir pada 17 Agustus 1945 belum sempurna
menjadi negara karena baru sebagian memiliki unsur konstitutif berdirinya negara. 18
Agustus 1945 PPKI melengkapinya dengan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden
serta menetapkan UUD 1945, dasar negara dan tujuannya. Tujuan NKRI sekaligus fungsi
negara terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV, meliputi :
1) Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
2) Memajukan kesejahteraan umum
3) Mencerdasakan kehidupan bangsa ;
4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara Garuda
Pancasila, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jati diri bangsa dan identitas
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keempat simbol tersebut menjadi cerminan kedaulatan
negara di dalam tata pergaulan dengan negara-negara lain dan menjadi cerminan kemandirian
dan eksistensi negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
a. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih atau disebut Bendera Pusaka Sang Saka Merah
Putih dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus
1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56. Bendera tersebut disimpan dan dipelihara di
Monumen Nasional Indonesia.
b. Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi
nasional yang digunakan di seluruh wilayah NKRI, diresmikan dalam pasal 36 Undang-
Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa
dalam sumpah Pemuda yang diikrarkan. Bahasa Indonesia sebagai jati diri, kebanggaaan,
sarana pemersatu, serta sarana komunikasi.
c. Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
d. Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Indonesia Raya yang
diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman
Ancaman pada era reformasi dimana semua keadaan berbentuk fisik atau non fisik baik
dari dalam atau luar negeri, secara langsung atau tidak diperkirakan dapat membahayakan
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Ancaman dapat terjadi karena konflik dari kepentingan
personal hingga nasional.
Kewaspasaan dini adalah serangkaian upaya untuk menangkal berbagai ancaman dengan
meningkatkan pendeteksian dan pencegahan dini. Kewaspadaan dini adalah kewaspadaan
setiap warga Negara terhadap berbagai macam ancaman. Kewaspadaan dini
diimplementasikan dengan kesadaran temu dan lapor cepat yang mengandung unsur 5W + 1H
kepada aparat yang berwenang.
Bela negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari
berbagai ancaman.

Nilai-nilai Bela Negara


1. Cinta Tanah Air
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara
3. Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara
4. Rela Berkorban Untuk Bangsa Dan Negara
5. Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara
Kesadaran Bela Negara tumbuh dari kecintaan kepada Tanah Air Indonesia, yang
dikembangkan dengan sadar sebagai bagian dari bangsa dan Negara. Hal penting dalam
pengembangan kesadaran bela Negara adalah kesetiaan pada Pancasila sebagai ideologio
Negara, sebagai dasar Negara untuk mempersatukan bangsa dengan keberagamannya.
Kesadaran Bela Negara perlu diaktualisasian dengan aksi dan tindakan yang nyata dilapangan
sesuai profesi masing-masing. Dengan kompetensi masing-masing sesuai profesi seluruh
warga berhak dan wajib menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
bangsa dan negara didasari kecintaan terhadap Tanah Air.
Pembinaan kesadaran Bela Negara adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan atau pelatihan kepada warga
negara untuk menumbuhkan sikap dan perilaku dengan menanamkan nilai dasar Bela Negara.
Pembinaan ini ditunjukkan bagi warga Negara yang bekerja di lembaga Negara,
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian dan pemerintah daerah, Tentara Nasional
Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, badan usaha milik negara, badan usaha
milik daerah, badan usaha swasta, dan badan lain sesua dengan peraturan perundang-undangan.
Indikator nilai dasar Bela Negara :

 Indikator cinta tanah air, dengan sikap :


1. Menjaga tanah dan perkarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia.
2. Jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa Indonesia.
3. Jiwa patriotism terhadap bangsa dan negaranya.
4. Menjaga nama baik bangsa dan negara
5. Memberikan kontribusi pada kemajuan bangsa dan negara.
6. Bangga menggunakan hasil produk bangsa Indonesia.

 Indikator sadar berbangsa dan bernegara, dengan sikap :


1. Berpartisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi maupun politik.
2. Menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Ikut serta dalam pemilihan umum.
4. Berpikir, bersikap, dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negaranya.
5. Berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara.
 Indikator setia pada Pancasila sebagai ideologi Bangsa, dengan sikap :
1. Paham nilai-nilai dalam pancasila.
2. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara.
4. Senantiasa mengambangkan nilai-nilai Pancasila
5. Yakin dan percaya bahwa Pancasila sebagai dasar negara.
 Indikator rela berkorban untuk bangsa dan Negara, dengan sikap :
1. Bersedia mengorbankan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk kemajuan bangsa dan
negara.
2. Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman.
3. Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa, dan negara.
4. Yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negaranya tidak sia-sia.
 Indikator kemampuan awal Bela Negara, dengan sikap :
1. Memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelijensia.
2. Senantiasa memelihara jiwa dan raga.
3. Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan Yang
Maha Esa.
4. Gemar berolahraga.
5. Senantiasa menjaga kesehatannya
Sebagaimana disebutkan dalam Bab I, pasal 1 UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945, “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”. Ini berarti bahwa
Organisasi Pemerintahan Negara Republik Indonesia bersifat unitaris, walaupun dalam
penyelenggaraan pemerintahan kemudian terdesentralisasikan. Sejalan dengan hal tersebut,
maka Negara kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota.
Pembagian daerah ke dalam provinsi, kemudian kabupaten, kota dan desa tentunya
tidak dimaksudkan sebagai pemisahan apalagi pemberian kadulatan sendiri. Pada dasarnya
bentuk organisasi pemerintahan negara adalah unitaris, namun dalam penyelenggaraan
pemerintahan dapat saja diakukan pendelegasian urusan pemerintahan atau kewenangan
kepada pemerintahan provinsi, kabupaten/kota maupun desa. Dengan demikian, maka
program-program pembangunan di setiap instansi pemerintah baik pusat maupun daerah, pada
hakekatnya membentuk derap langkah yang serasi menuju kepada titik akhir yang sama.
Kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, itu terjadi dalam proses yang
dinamis dan berlangsung lama, karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses
yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempa dalam
jangkauan waktu yang lama sekali.

 Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol


ialah sebagai berikut:
1. Perasaan senasib.
2. Kebangkitan Nasional.
3. Sumpah Pemuda.
4. Proklamasi Kemerdekaan
 Prinsip Persatuan yang juga harus kita hayati serta kita pahami lalu kita
amalkan.
1. Prinsip Bhineka Tunggal Ika
2. Prinsip Nasionalisme Indonesia
3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab
4. Prinsip Wawasan Nusantara
5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi.
 Ada tiga hal yang harus kita lakukan untuk membina nasionalisme Indonesia:
1. Mengembangkan persamaan diantara suku-suku bangsa penghuni nusantara
2. Mengembangka sikap toleransi
3. Memiliki rasa senasib dan sepenanggungan diantara sesama bangsa Indonesia
 Empat hal yang harus kita hidari dalam memupuk sermangat nasionalisme
adalah:
1. Sukuisme, menganggap msuku bangsa sendiri paling baik.
2. Chauvinisme, mengganggap bangsa sendiriu paling unggul.
3. Ektrimisme, sikap mempertahankan pendirian dengan berbagai cara kalau perlu
dengan kekerasan dan senjata.
4. Provinsialisme, sikap selalu berkutat dengan provinsi atau daerah sendiri.
 Sikap patriotisme adalah sikap sudi berkorban segala-galanya termasuk nyawa
sekalipun untuk mempertahankan dan kejayaan negara. Ciri-ciri patriotisme
adalah:
1. Cinta tanah air.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
4. Berjiwa pembaharu.
5. Tidak kenal menyerah dan putus asa.
Isu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Masalah yang dikedepankan (untuk
ditanggapi dan sebagainya)”, “Kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin
kebenarannya, kabar angin, desas-desus”. Kontemporer sesuatu hal yang modern yang eksis,
terjadi dan masih berlangsung sampai sekarang atau segala hal yang berkaitan dengan saat ini.
Isu Kontemporer dapat menyebabkan Perubahan Lingkungan Strategis . Ditinjau dari
pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017) ada empat level lingkungan strategis yang
dapat mempengaruhi kesiapan kita dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas
masing-masing, yakni:
1. Individu,
2. keluarga (family),
3. Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/ Culture),
4. Nasional (Society), dan
5. Dunia (Global).
Isu-isu strategis kontemporer yang sangat krititis perlu diketahuid diantaranya:
korupsi, narkoba, paham radikalisme/ terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan
komunikasi masal seperti cyber crime, Hate Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya.
Perubahan global (globalisasi) yang terjadi, memaksa semua bangsa untuk berperan
serta, jika tidak maka arus perubahan tersebut akan menghilang dan akan meninggalkan semua
yang tidak mau berubah. Perubahan global ditandai dengan hancurnya batas (border) suatu
bangsa, dengan membangun pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh batas Negara.
Hal yang menjadi pemicunya adalah berkembang pesatnya teknologi informasi global, dimana
setiap informasi dari satu penjuru dunia dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama berselang
oleh orang di penjuru dunia lainnya.
 Modal insani untuk menghadapi perubahan lingkungan strategis
1. Modal intelektual untuk menghadapi berbagai persoalan melalui penekanan pada
kemampuan merefleksikan diri (merenung), untuk menemukan makna dari setiap
fenomena yang terjadi dan hubungan antar fenomena sehingga terbentuk menjadi
pengetahuan baru.
2. Modal Emosional untuk mengenal dan mengelola emosi diri sendiri, serta memahami
emosi orang lain agar dapat mengambil tindakan yang sesuai dalam berinteraksi dengan
orang lain.
3. Modal Sosial untuk Membangun dan mempertahankan jaringan kerja, sehingga
terbangun hubungan kerja dan hubungan interpersonal yang lebih akrab.
4. Modal ketabahan adalah modal sukses dalam kehidupan baik dalam kehidupan pribadi
maupun dalam kehidupan sebuah organisasi.
5. Modal Etika/Moral untuk membangun Citra yang baik untuk pribadi maupun
organisasi.
6. Modal Kesehatan fisik/jasmani untuk mendukung semua manifestasi semua modal
insani.
 Kompetensi analisis isu kontemporer
1. Environmental scanning : memiliki kepedulian terhadap masalah di lingkungan
organisasi dan mampu memetakan hubungan kausalitas.
2. Analysis : Mampu berpikir konseptual dan mampu mengidentifikasi
implikasi/dampak/manfaat dari sebuah pilihan.
3. Problem Solving : mampu mengembangkan dan memilih alternatif dan mampu
memetakan actor terkait dan perannya masing-masing.
 Memahami dan mengenali karakteristik isu kritikal, beberapa jenis isu :
1. Isu terkini
2. Isu berkembang
3. Isu Potensial
 Issue scanning adalah mengenali dan mencari sumber informasi terkait isu bisa
melalui :
1. Media scanning
2. Existing data
3. Knowledge other
4. Public and private organizations
5. Public at large
6. Current issue
 Memetakan dan menganilis semua pihak yang terlibat secara komperensif terkait
isu yang sedang ditangani.
Teknik Analisa Isu Kontemporer
1. Metode APKL
 Aktual : isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat di perbincangkan
dalam masyarakat.
 Problematik : Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga
perlu di carikan segera solusinya secara komprehensif.
 Kekhalayakan : Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.
 Kelayakan : Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
2. Metode USG
 Urgency : seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti
 Seriousness : Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat
yang ditimbulkan
 Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani segera.
3. Alat bantu teknik analisis isu
 Diagram fish bone
Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari
satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi
brainstorming.
Prosedur pembuatan fishbone diagram dapat dilihat sebagai berikut.
1. Menyepakati pernyataan masalah
2. Mengidentifikasi kategori-kategori
3. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara brainstorming
4. Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling mungkin
 Mind mapping
Mind mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan
menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan.
Mind mapping merupakan cara mencatat yang mengakomodir cara kerja otak
secara natural.
 Analisis swot
Analisis swot bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan suatu strategi.
Analisis swot tidak dapat dipisahkan dari proses perencanaan strategik secara
keseluruhan. Secara umum penyusunan rencana strategik melalui tiga tahapan,
yaitu:
1. Tahap pengumpulan data;
2. Tahap analisis : Matriks SWOT, Matriks TOWS, Matriks Internal Eksternal
(Matriks I-E)
3. Tahap pengambilan keputusan

Anda mungkin juga menyukai