Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang undang nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang pelaksaannya dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Kepala LAN
No. 21 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Dasar Kader PNS
Golongan III menekanakan bahwa dalam rangka pewujudan cita-cita bangsa
dan merealisasikan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan
undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibentuk
Aparatur Sipil Negara yang memiliki nilai-nilai pribadi seperti integritas,
professional, netral, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme. Kehadiran ASN dalam pembangunan Nasional
sangatlah penting, sehingga pengembangan dan peningkatan kualitas sumber
daya manusia aparatur harus dilaksanakan untuk mewujudkan pemerintahan
yang baik (good governance).
Pendidikan sebagai suatu proses untuk menggali dan mengembangkan
sumber daya manusia sebaik mungkin seharusnya dilakukan dengan penuh
tanggung jawab dan kesadaran, serta harus berorientasi pada tujuan yang
ingin dicapai. Begitu pula dengan pendidikan yang dilaksanakan oleh Bangsa
Indonesia tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan
dan mengisi kemerdekaan melalui pembangunan bangsa dan negara.
Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin
pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar
(pendidikan) berbasis TI menjadi tidak terelakkan lagi. Konsep yang kemudian
terkenal dengan sebutan e-Learning ini membawa pengaruh terjadinya proses
transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi
(contents) dan sistemnya. Saat ini konsep e-Learning sudah banyak diterima
oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-Learning di
lembaga pendidikan (sekolah, training dan universitas) maupun industri (Cisco
System, IBM, HP, Oracle, dsb)
E-Learning merupakan sebuah sistem atau konsep pendidikan yang
mempergunakan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. E-
Learning diartikan juga suatu pembelajaran jarak jauh yang menggunakan

1
teknologi komputer, jaringan komputer atau internet. Dengan E-Learning
sangat memudahkan pembelajar dalam proses belajar dengan bantuan
internet dimanapun mereka berada. E-learning menawarkan fleksibilitas dalam
pemilihan waktu dan tempat untuk mengakses perjalanan. E-learning
memberikan kesempatan untuk pembelajar secara mandiri memegang kendali
terhadap keberhasilan belajar. E-learning menawarkan efisiensi biaya dalam
hal ini administrasi penyelenggara, efisiensi penyediaan sarana dan fasilitas
fisik dalam belajar dan efisiensi biaya untuk pembelajar merupakan biaya
transportasi dan akomodasi.
Berdasarkan observasi terhadap lingkungan madrasah, permasalahan
muncul yaitu belum adanya media untuk menampung materi pembelajaran
yang berupa e-book maupun media pembelajaran elektronik lainnya untuk
mendukung kegiatan pembelajaran. Pada pembelajaran abad-21, teknologi
informasi menjadi salah satu unsur utama agar siswa aktif dalam kegiatan
belajar, sehingga adanya e-learning akan membantu siswa dan guru dalam
kegiatan belajar-mengajar dengan memanfaatkan media digital berupa e-
learning. E-learning juga dapat memfasilitasi siswa dalam belajar mandiri yang
merupakan tujuan dari kurikulum abad-21 yang digunakan saat ini.
Tersedianya banyak komputer di MTs N 7 Klaten juga dapat mendukung
proses belajar siswa menggunakan media e-learning. Oleh sebab itu, penulis
mengembangkan media e-learning untuk mendukung kegiatan pembelajaran
yang berbasis teknologi informasi.
B. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa
isu atau problematika yang ditemukan dalam melaksanakan tugas sebagai
Guru (Pendidik) di instansi tempat bekerja, yaitu di MTs N 7 Klaten. Sumber
isu yang diangkat dapat berasal dari individu, unit kerja, maupun organisasi.
Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini bersumber dari aspek:
1. Whole Of Government (WoG),
2. Pelayanan Publik, dan
3. Manajemen ASN
Telah dipetakan beberapa isu atau problematika, antara lain:

2
1. Seiring perkembangan zaman, dan pengaruh globalisasi yang terus-
menerus terjadi di Indonesia, menuntut masyarakatnya untuk
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dan memiliki
keterampilan yang membuatnya ikut berkembang dan tidak tertinggal
oleh perkembangan zaman. Seperti halnya juga seorang guru harus
turut aktif mengikuti perkembangan zaman dalam pembelajaran
terutama dalam hal penggunaan ITE sebagai media pendukung
proses pembelajaran contohnya ada E-learning atau website
madrasah sebagai identitas digital. (Seiring perkembangan IT dari
pihak madrasah belum memaksimalkan teknologi yang ada)
2. MTs N 7 Klaten memiliki 3 ruangan Lab komputer yang sangat bagus
dengan spesifikasi yang menunjang dalam proses pembelajarannya,
namun dalam kenyataannya lab komputer hanyalah sebuh fasilitas
yang dipakai oleh siswa selama setaun sekali yakni dalam kegiatan
ujian nasional. Selebihnya dipakai oleh rekan rekan guru pegawai
hanya untuk rapat atau koordinasi. (Jarang digunakannya lab
komputer sebagai sarana pembelajaran di MTs N 7 Klaten)
3. Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia
pendidikan dari pendidikan tatap muka konvensional ke arah
pendidikan yang lebih terbuka. Dalam dunia pendidikan, internet
menjadi media yang sangat ideal untuk melakukan kegiatan
pembelajaran jarak jauh, penggalian informasi yang sangat luas.
Melalui internet dapat menghubungkan guru dan siswa, melihat
jadwal sekolah, mengirimkan berkas tugas sekolah, melihat nilai dan
melakukan diskusi secara maya. Sama halnya dengan anak zaman
sekarang mereka sudah melek internet baik dari dunia game atau
dunia maya facebook, wa hanya saja untuk anak MTs masih dilarang
untuk membawa alat elektronik kesekolah. Di sekolah sekolah sudah
diperbantukan perangkat komputer untuk mendukung proses
pendidikan hanya saja kurang optimal pemanfaatannya, computer
hanya digunakan saat ujian nasional jarang digunakan untuk
pembelajaran lainnya seperti menampung materi ajar guru-guru,
dalam pengiriman tugas juga masih konvensional dengan

3
mengumpulkan hasil pekerjaan siswa dengan buku. (Belum adanya
media untuk menampung materi pelajaran yang berupa e-book
maupun media pembelajaran elektronik lainnya)
4. Multimedia pembelajaran sebagai penunjang dalam proses
pembelajaran agar siswa lebih aktif untuk itu guru dituntut untuk selalu
aktif, kreatif dan inovatif,sehingga tujuan pendidikan yang ingin
dicapai dapat berhasil secara maksimal, salah satu usaha itu adalah
menggunakan multimedia pembelajaran dalam kegiatan belajar
mengajar. Sehubungan dengan itu fasilitas penunjang di MTs N 7
klaten sudah tercukupi atau juga perlu ditambah bebrapa ,agar bisa
dimanfaatkan secara maksimal. (Materi yang di sampaikan kurang
efektif jika hanya menggunakan media sederhana)
5. Sebagian besar SDM di lingkungan MTs N 7 Klaten belum smuanya
melek teknologi sering perkembangan zaman, banyak diantaranya
mungkin karena faktor usia ataupun emang karena kurangnya
pengetahuan mereka tentang IT. (Belum adanya sosialisasi tentang
pembelajaran online)
Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, dapat di identifikasi isu-isu
sebagai berikut:
Tabel 1.1 Identifikasi Isu
Kondisi yang
No. Identifikasi Isu Prinsip ASN Kondisi Saat Ini
Diharapkan
1. Seiring Whole Of Belum adanya Pemanfaatan IT
perkembangan Government pemanfaatan IT untuk bebrapa
IT dari pihak dalam proses sistem
madrasah belum pembelajaran pembelajaran
memaksimalkan atau manajemen atau sistem
teknologi yang madrasah manajemen
ada madrasah
2. Jarang Pelayan Lab komputer Penggunaan lab
digunakannya Publik madrasah hanya sangat
lab komputer digunakaan oleh disarankan untuk
sebagai sarana siswa untuk ujian proses
pembelajaran nasional saja pembelajaraan
atau dijadikan

4
Kondisi yang
No. Identifikasi Isu Prinsip ASN Kondisi Saat Ini
Diharapkan
sebagai ruang
multimedia
3. Belum adanya Pelayan Materi pelajaran Penggunaan E-
media untuk Publik yang disampaikan Learning yang
menampung sebagian besar akan
materi pelajaran hanya lewat LKS dikembangkan di
yang berupa e- madrasah dapat
book maupun dijadikan wadah
media sebagai arsip
pembelajaran materi
elektronik
lainnya
4. Materi yang di Publik Sebagian besar Lab computer
sampaikan servis ruang kelas belum atau LCD
kurang efektif terinstalasi media proyektor di
jika hanya pendukung seperti setiap kelas
menggunakan LCD proyektor sebagai sarana
media penunjang
sederhana pembelajaran
5. Belum adanya Whole of Belum ada Sosialisai
sosialisasi Government sosialisai pembelajaran
tentang pembelajaraan online untuk
pembelajaran online baik dari kedepannya
online pihak sekolah digunakan dalam
maupun dinas proses
terkait pembeljaran
(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)
Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan,
perlu dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu mana yang
merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penulis. Proses
tersebut menggunakan dua alat bantu penetapan kriteria kualitas isu yakni
berupa:
a. APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan)
APKL memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan.
1) Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di
kalangan masyarakat.

5
2) Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
3) Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak. Sedangkan
4) Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
b. USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
Analisis USG(Urgency, Seriousness, dan Growth) mempertimbangkan
tingkat kepentingan, keseriusan, dan perkembangan setiap variabel
dengan rentang skor 1-5.
1) Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak
atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
2) Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya.
3) Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
Tabel 1.2. Analisis Isu Strategis
Kriteria A Kriteria B Per
Prinsip ASN Identifikasi Isu A P K L Ket U S G ∑ ing
kat
Whole Of Seiring - + + - Tidak
Government perkembangan IT Memen
dari pihak madrasah uhi
belum syarat
memaksimalkan
teknologi yang ada
Pelayanan Jarang + + + + Memen 5 4 4 13 2
Publik digunakannya lab uhi
komputer sebagai syarat
sarana
pembelajaran
Pelayanan Belum adanya + + + + Memen 5 5 5 15 1
publik media untuk uhi
menampung syarat
materi pelajaran
yang berupa e-
book maupun
media

6
Kriteria A Kriteria B Per
Prinsip ASN Identifikasi Isu A P K L Ket U S G ∑ ing
kat
pembelajaran
elektronik lainnya
Publik Materi yang di + + + + Memen 4 4 3 11 3
Servis sampaikan kurang uhi
efektif jika hanya syarat
menggunakan
media sederhana
Whole Of Belum adanya - + - - Tidak
Govenrment sosialisasi tentang Memen
pembelajaran online uhi
syarat

(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)


Keterangan :
Kriteria A (Aktual, Problematik, Kekhalayak, Layak)
(+) : Memenuhi Kriteria
(-) : Tidak Memenuhi Kriteria
Kriteria B (Urgency, Seriousness, Growth)
 Urgency(Mendesak)

1 : Sangat Kurang Mendesak


2 : Kurang Mendesak
3 : Cukup Mendesak
4 : Mendesak
5 : Sangat Mendesak
 Seriousness(Serius)
1 : Sangat Kurang Serius
2 : Kurang Serius
3 : Cukup Serius
4 : Serius
5 : Sangat Serius
 Growth(Tumbuh)
1 : Sangat Kurang Cepat
2 : Kurang Cepat
3 : Cukup Cepat
4 : Cepat
5 : Sangat Cepat
Berdasarkan tabulasi APKL seperti tercantum pada tabel 1.2.
Analisis Isu Strategis, ditemukan tiga isu utama yang memenuhi syarat,
yaitu sebagai berikut:

7
1. Belum adanya media untuk menampung materi pelajaran yang
berupa E-book maupun media pembelajaran elektronik lainnya;
2. Jarang digunakannya lab komputer sebagai sarana pembelajaran;
3. Materi yang di sampaikan kurang efektif jika hanya menggunakan
media sederhana
Dari tiga isu yang problematik tersebut, ditetapkan isu paling prioritas
yakni “Belum adanya media untuk menampung materi pelajaran yang
berupa E-book maupun media pembelajaran elektronik lainnya di MTs N 7
Klaten”.
C. Dampak Jika Isu Tidak Terselesaikan
Dampak dari isu terpilih yang telah dianalisis menggunakan metode USG jika
tidak diselesaikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.3 Dampak Isu Tidak Terselesaikan
Sumber
No Identifikasi Isu Dampak
Isu
Belum adanya
1 Pelayanan media untuk Kurangnya inovasi dalam proses
public menampung pembelajaran di madrasah ,
materi pelajaran penggunaan metode pembelajaran
yang berupa E- yang konvensional tidak diimbangi
book maupun dengan perkembangan zaman
media
pembelajaran
elektronik lainnya
di MTs N 7 Klaten
(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2019)

Dari Tabel 1.2. Analisis Isu Strategis, menunjukkan validasi isu dengan
menggunakan analisa USG. Dari analisa didapatkan core issue yakni Belum
adanya media untuk menampung materi pelajaran yang berupa E-book
maupun media pembelajaran elektronik lainnya di MTs N 7 Klaten.

D. Rumusan Masalah
Dari isu tersebut maka rumusan masalah kegiatan aktualisasi melalui
habituasi adalah:

8
1. Bagaimana e-learning berbasis moodle dapat digunakan sebagai saran
pendukung proseds pembelajaran mata pelajaran prakarya kelas VII
dalam hal ini menggunakan E-Learning di MTs N 7 klaten
2. Bagaimana keterkaitan Nilai Dasar ASN (ANEKA) dengan kegiatan yang
dilakukan selama aktualisasi dan habituasi?
3. Bagaimana keterkaitan antara visi misi dan nilai organisasi terhadap hasil
kegiatan dari isu yang diangkat?
E. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah ditemukan,
tujuan yang akan dicapai dari dilaksanakannya aktualisasi ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui dan mengenalkan penggunaan e-learning kepada
peserta didik mata pelajaran prakarya kelas VII MTs N 7 klaten.

2. Untuk mengetahui keterkaitan nilai dasar ASN (ANEKA) dengan kegiatan


yang dilakukan selama aktualisasi dan habituasi.
3. Untuk mengetahui keterkaitan antara visi misi dan nilai organisasi
terhadap hasil kegiatan dari isu yang diangkat.
F. Manfaat
Manfaat kegiatan pengaktualisasian nilai-nilai dasar PNS adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
Meningkatkan pemahaman dan mampu untuk mengimplementasikan
nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) sebagai landasan dalam menjalankan
tugas dan fungsinya.
2. Bagi guru dan siswa
Memberi pilihan kepada siswa dan guru terkait model pembelajaran,
mempermudah penyimpanan materi pembelajaran. Siswa dapat
mengkases materi pembelajaran dari rumah, dengan banyaknya fitur di
e-learning seperti chat online atau postingan layaknya media sosial,
siswa dan guru dapat berinteraksi di luar jam pelajaran.

9
3. Bagi instansi sekolah
Bisa dijadikan alternatife pilihan model pembelajaran. Dapat
dikembangkan kedepannya sebagai aset digital sekolah.

10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sikap Perilaku Bela Negara
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada
hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa dan
bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan
kepribadian bangsa dan selalu mengaitkan dirinya dengan cita-cita dan
tujuan hidup bangsa Indonesia.
Kesadaran bela negara merupakan upaya untuk mempertahankan
negara dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup
bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air. Selain itu
menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri PNS.
Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian
kepada negara dan bangsa.
2. Analisa Perubahan Lingkungan Strategis
Lingkungan strategis adalah situasi internal dan eksternal baik yang
statis (trigatra) maupun dinamis (pancagatra) yang memberikan pengaruh
pada pencapaian tujuan nasional. Analisa perubahan lingkungan strategis
ini bertujuan membekali peserta dengan kemampuan memahami konsepsi
perubahan lingkungan strategis sebagai wawasan strategis PNS.
Sehingga PNS dapat memahami modal insani dalam menghadapi
perubahan lingkungan strategis, dapat mengidentifikasi isu-isu kritikal, dan
dapat melakukan analisis isu-isu kritikal dengan menggunakan
kemampuan berpikir kritis. Dengan begitu PNS dapat mengambil
keputusan yang terbaik dalam tindakan profesionalnya.

11
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelan negara. Dalam hal
ini setiap PNS sebagai bagian dari warga masyarakat tertentu memiliki hak
dan kewajiban yang sama untuk melakukan bela negara sebagaimana
diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945 tersebut.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai
peran dan profesi warga negara, demi menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk
ancaman.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga negara yang
secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan jasmani yang
prima serta secara kondisi psikis yang memiliki kecerdasan intelektual, dan
spiritual yang baik, senantiasa memelihara jiwa dan raganya, memiliki
sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras, dan tahan uji, merupakan sikap mental
dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang
berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup berbangsa dan bernegara. Oleh sebab tiu dalam pelaksanaan
latihan dasar bagi CPNS dibekali dengan latihan-latihan seperti :
1. Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik;
2. Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental;
3. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara;
4. Keprotokolan;
5. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
6. Kegiatan ketangkasan dan permainan.
B. Nilai Dasar CPNS
Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar
sebagai seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan
profesi dan tugasnya sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud

12
adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi (ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di
tanamkan kepada setiap ASN maka perlu di ketahui indikator-indikator dari
kelima kata tersebut, yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang seudah tidak asing lagi kita
dengar, namun seringkali kita susah untuk membedakannya dengan
responsibilitas. Namun dua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Lebih lanjut akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya.
Adapun indikator dari nilai akuntabilitas adalah:
a Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
hal tersebut.
b Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua
tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok / institusi.
c Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang
tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan.
d Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggungjawab juga dapat berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.

13
e Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda maupun orang.
f Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini akan melahirkan akuntabilitas.
g Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam
mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai dengan
keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang
dimiliki.
h Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan,
peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang
diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu
maupun organisasi.
i Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapainya tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa
lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan
bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Sedang dalam arti luas,
nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai
Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan

14
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air
Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat,
persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama
bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;
mengembangkan sikap tenggang rasa.
3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk,
benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang
baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk
melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam
kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
b. Setia dalam mempertahankan UUD 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. Memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan

15
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik
dengan berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen
mutu antara lain:
a. Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan
target;
b. Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan pemborosan;
c. Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung
kebaruan;
d. Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi
individu terhadap produk atau jasa.
5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan
negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara,
suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam
jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak
pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin
hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
demi mencapai keuntungan sesaat;
b. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka
tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat
tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil maupun non
materiil (waktu) menjadi lebih kecil;

16
c. Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau
pihak yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang
melakukan kesalahan;
d. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan
undang-undung yang mengatur;
e. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang
dirasakan orang lain;
f. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran
(dharma);
g. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas
apa yang kita kerjakan dalam bentuk apapun;
h. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan
iklas terhadap apa yang telah ada dan diberikan oleh tuhan
kepada kita;
i. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam
perkataan maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang
terjadi.
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi
tantangan-tantangan global, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil
negara menjadi semakin professional. Undang-undang ini merupakan dasar
dalam manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan untuk membangun
aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional dan netral serta
bebas dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya

17
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan
jaman.
Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
a. Kepastian hukum;
b. Profesionalitas;
c. Proporsionalitas;
d. Keterpaduan;
e. Delegasi;
f. Netralitas;
g. Akuntabilitas;
h. Efektif dan efisien;
i. Keterbukaan;
j. Non diskriminatif;
k. Persatuan;
l. Kesetaraan;
m. Keadilan;
n. Kesejahteraan.
2. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah
segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi
Pemerintah di pusat dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam
bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi

18
warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan
pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya
terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka
butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan,
prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara
yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk
memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan
prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu ditekankan karena
pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk
memenuhi mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan
tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan
tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana,
tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus
dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti
fisik dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan
biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel

19
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada
atasan akan tetapi yang lebih penting harus
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas
melalui media publik.

i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai
alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa
keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan
kelompok yang kuat.
3. Whole Of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan
perbedaan kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat
sebagai berikut:
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
 Penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan
mempertimbangkan dampak;
 Dialog atau pertukaran informasi;
 Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama
sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
 Joint working, atau kolaborasi sementara;
 Joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama
pada pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu
peserta kerjasama;

20
 Satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk
sebagai mekanisme integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi
menjadi:
 Aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang,
kerjasama pada isu besar yang menjadi urusan utama salah
satu peserta kerjasama;
 Union, berupa unifikasi resmi, identitas masing-masing masih
nampak; merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru.

D. Tinjauan Tentang Core Issue E-Learning

E-learning merupakan sebuah metode pembelajaran yang


menggunakan media elektronik sebagai perantara untuk
menyampaikan materi pembelajaran. Definisi media elektronik bisa
beragam karena teknologi informasi dan komunikasi yang terus
berkembang. Selain itu, belum ada standar baku yang baik dalam hal
definisi maupun implementasi e-learning, sehingga para ahli
mendefinisikan elearning sesuai dengan konsepnya masing-masing
(Surjono, 2013: 1). Dalam penerapan e-learning, terdapat beberapa
aktor atau pelaksana. Pelaksana e-learning hampir sama dengan
proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru
(instruktur) yang membimbing kegiatan belajar mengajar, siswa yang
menerima bahan ajar serta administrator yang mengelola administrasi
dan proses belajar mengajar. E-learning dapat diselenggarakan dengan
beberapa model untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas.

Terdapat 3 komponen utama dalam elearning, yaitu: (1)


Infrastruktur e-learning, (2) Sistem e-learning, dan (3) Konten e-
learning. Infrastruktur e-learning merupakan fasilitas yang dibutuhkan
untuk menyelenggarakan e-learning. Infrastruktur e-learning dapat
berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet serta
perlengkapan multimedia, termasuk di dalamnya merupakan
perlengkapan pendukung teleconference seperti web cam, mikrofon
dan speaker. Lebih rinci lagi infrastruktur pendukung e-learning adalah

21
arsitektur jaringan, ruang server, laboratorium komputer dan koneksi
internet. Namun membangun sebuah portal e-learning untuk lembaga
pendidikan tidak harus menyediakan keseluruhan infrastruktur tersebut
karena biaya yang dibutuhkan tidaklah sedikit. Telah tersedia alternative
lain untuk membangun sebuah portal e-learning tanpa mengeluarkan
terlalu banyak biaya dan dengan kemampuan komputer yang minimal,
yaitu dengan menggunakan webhosting baik berbayar maupun gratis
yang mendukung instalasi sistem e-learning.

Sistem e-learning merupakan perangkat lunak yang berguna


untuk membuat proses belajar mengajar terlaksana secara virtual.
Sistem tersebut mencakup berbagai fitur yang berhubungan dengan
manajemen proses belajar mengajar antara lain manajemen kelas,
pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor)
dan sistem ujian online. Salah satu jenis perangkat lunak yang
digunakan untuk mengembangkan e-learning adalah Learning
Management System (LMS). Konten e-learning merupakan bahan ajar
yang ada pada sistem e-learning. Konten tersebut dapat berbentuk
multimedia interaktif (multimedia based content) atau teks (text-based
content). Konten e-learning berbasis teks dapat berupa file presentasi
(.ppt, .pdf, .odp dan .sxi) sedangkan untuk konten berbasis multimedia
dapat berupa audio (.wav) dan video (.mpeg).

Meskipun infrastruktur e-learning membutuhkan perangkat


multimedia seperti pendukung teleconference, perangkat tersebut tidak
wajib ada untuk membangun sebuah sistem e-learning, nyampaian
bahan ajar melalui e-learning dapat melalui 2 cara, yaitu: (1)
Synchronous e-learning dan (2) Asynchronous e-learning. Ciri
penyampaian materi e-learning dengan metode synchronous adalah
guru dan siswa berada di depan komputer dalam waktu yang sama
namun terpisah secara fisik atau berada di tempat yang berbeda.
Teknologi teleconference merupakan salah satu contoh penerapan
metode ini. Namun, untuk penerapannya membutuhkan bandwidth yang
besar dan biaya yang mahal pada peralatan penunjangnya sehingga

22
elearning dengan metode synchronous belum dapat diterapkan secara
maksimal di Indonesia.

Metode asynchronous merupakan kebalikan dari metode


synchronous. Penyampaian materi e-learning dengan metode
asynchronous memiliki ciri guru dan siswa berada dalam kelas yang
sama, meskipun dalam waktu dan tempat yang berbeda (kelas virtual).
Untuk menerapkannya, diperlukan sebuah sistem elearning dan konten-
kontennya baik berupa teks maupun multimedia. Forum diskusi
merupakan salah satu contoh aktivitas asynchronous e-learning. Dalam
penerapan suatu teknologi pasti terdapat keuntungan dan kerugian, tak
terkecuali penggunaan e-learning dalam kegiatan pembelajaran.

Beberapa keuntungan dan kerugian pada adaptasi elearning


dalam pembelajaran dari beberapa literatur. Keuntungan penggunaan
elearning antara lain meliputi fleksibilitas waktu dan tempat, efektivitas
biaya serta fasilitas perbedaan cara belajar masing-masing peserta
didik. Dengan menggunakan e-learning, siswa bebas memilih waktu
dan tempat yang sesuai dengan keadaan masing masing. Penggunaan
e-learning juga menghemat biaya karena siswa tidak perlu melakukan
perjalanan untuk memperoleh materi pembelajaran. Selain itu,
perbedaan cara belajar siswa tidak tidak menjadi masalah dalam e-
learning. Beberapa siswa lebih menyukai fokus terhadap bagian tertentu
saja, sedangkan siswa yang lain bisa jadi lebih menyukai mengikuti
keseluruhan bagian dari materi yang disajikan dalam e-learning.

Di samping keuntungan yang ditawarkan, penggunaan e-learning


dalam pembelajaran juga menimbulkan kerugian. Merangkum kerugian
penggunaan e-learning dalam pembelajaran antara lain terhambatnya
perkembangan kemampuan komunikasi peserta didik, memungkinan
terjadinya kecurangan saat ujian online, dan kemungkinan plagiasi.
Selain itu, tidak semua bidang bisa diterapkan metode e-learning,
terutama bidang-bidang yang banyak memerlukan praktik.

23
BAB III
PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. PROFIL MADRASAH
1. Profil Singkat dan Sejarah Madrasah
Nama Madrasah : MTs Negeri 7 Klaten

NSM : 121133100004

Alamat : Jl. Tasgading, Desa Krajan, Kec. Jatinom, Kab. Klaten

Phone : 0272-337351

Akreditasi :A

Tahun Akreditasi : 2016

Jumlah Rombel : 24 Rombel

Nama Kamad : H. Sukidi, S.Ag, S.Pd, M.Pd.I

a. KEPALA MADRASAH 1982 – 2017

Tabel 3.1. Daftar Kepala Madrasah

No Nama Tempat, Tgl. Lahir NIP Masa Kerja


1. H. Bakir Said, A.Md Klaten, 08-08-1942 150030451 1982-2002
2. H. Darmanto, S.Ag Klaten, 23-03-1947 150093261 2002-2007
3. H. Sriyanto, M.Ag Klaten, 20-03-1960 150224788 2007-2010
4. Drs. H. Sri Harjono Klaten, 29-11-1965 196511291992031004 2010-2016
5. Drs. Sunyata, M.M. Klaten, 02-04-1997 196504021997031001 2016-2019
6. H. Sukidi, S.Ag, S.Pd, M.Pd.I Sragen, 10-10-1969 196910101994031004 2019-sekarang

24
b. PRESTASI MURID

Tabel 3.2. Daftar Prestasi Murid

Pering
No Nama Siswa Kelas Jenis Lomba Tingkat
kat
1 Gilang Nanda Pranata 8C Pencak Silat Popda Klaten III Kabupaten
2 Team Bola Voli Bola Voli Popda Klaten I Kabupaten
3 Team Bola Voli Bola Voli Popda Karisidenan III Karisidenan
4 Khamdan Muhammad R. 8C MTQ Pa SLTP I Kawedanan
5 Lu'lu'atul Chiyaroh 8F MTQ Pi SLTP II Kawedanan
6 Khamdan Muhammad R. 8C MTQ SLTP Pa Kabupaten III Kabupaten
7 Faizal Adhitama 9B Bulu Tangkis SLTP Kab. Klaten I Kabupaten
8 Khamdan Muhammad R. 8C MTQ Pa MTs Kab. Klaten I Kabupaten
9 Team Futsal Futsal Kab. Klaten III Kabupaten
c. Letak Geografis
MTs Negeri 7 Klaten terletak di Dukuh Tasgading, Desa Krajan,
Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Dengan
menempati amal tanah luas 4.175 M2 dengan sertifikat hak milik No.
498/SK/HM/1419/15/1753/87. MTs N Jatinom dibatasi oleh beberapa tempat
sebagai berikut :

a. Sebelah timur : Dukuh Krajan

b. Sebelah selatan : SMA N Jatinom

c. Sebelah barat : Dukuh Tasgading

d. Sebelah utara : Sawah bengkok Ds. Krajan

d. Sejarah Singkat Madrasah

Di dalam sejarah berdirinya MTs Negeri Jatinom banyak mengalami liku-


liku. Pada bulan januari 1965 pengurus Muhammadiyah Cabang Jatinom
mendirikan PGA Muhammadiyah Jatinom dengan kepala sekolah Bapak Sugiarto.
Sekolahan tersebut terdapat pengesahan dari Pimpinan Muhammadiyah Daerah
Klaten dengan nomor A.I/173 pada tanggal 31-8-1966. Kurang lebih 2 tahun dari

25
kepemimpinan Beliau Bp.Sugiarto diangkat oleh pemerintah sebagai pamong desa
Bonyokan (sebagai Ulu-ulu) maka kepemimpinan PGA kemudian digantikan oleh
Bapak Sudarjo. Pada tahun 1974 Bapak Sudarjo diangkat sebagai Penilik
Pendidikan Agama sehingga Kepala Sekolah dijabat oleh Bp.Marjuki, BA.
Berhubung Bapak Marjuki, BA tugas dinasnya juga sebagai Penilik Pendidikan
Agama maka beliau hanya memimpin sementara ± 1½ tahun kemudian digantikan
Bapak Muhtadi.

Karena perubahan peralihan, dijajaran Departemen Agama tentang


perubahan PGA, maka PGA Muhammadiyah Jatinom berubah menjadi MTs
Muhammadiyah Jatinom. Perjalanan dan perkembangan MTs Muhammadiyah
tersebut kurang begitu lancar dan memprihatinkan sebab animo masyarakat
terhadap sekolah tersebut tidak begitu besar.

Pada bulan Januari 1979 Pimpinan Muhammadiyah Cabang Jatinom


mengangkat Kepala Sekolah (MTs Muhammadiyah) yang baru yaitu Bapak Bakir
Said karena Kepala Sekolah yang lama mengundurkan diri. Pengangkatan
tersebut tertuang dalam surat Keputusan Pimpinan Muhammadiyah Cabang
Jatinom bagian Pendidikan dan Pengajaran No. 01/B/KPT/1979/ tertanggal 20
Januari 1979.

Setelah 1 tahun kepemimpinannya atas hasil musyawarah Kepala Sekolah


dan dewan guru, timbullah perencanaan untuk mengajukan peralihan status
menjadi Sekolah Negeri Fillial atau kelas jauh dari MTs Negeri Klaten, atas ijin dan
persetujuan dari :

1. PPM Cabang Jatinom bagian Pendidikan dan Pengajaran


2. PPM Daerah Klaten yaitu almarhum H. Drs. Wiyojo, HR dengan alamat
Mlinjon Klaten
3. Kepala MTs Negeri Klaten yaitu Bapak Drs. Supartono
Maka dibuat dan diajukan surat permohonan tersebut ke Kantor
Departeman Agama Wilayah Jateng di Semarang dan dibuat tembusan ke Kantor
Pusat Departemen Agama RI di Jakarta.

Pada tanggal 1 April 1982 terbitlah surat keputusan Kepala Wilayah


Departemen Agam Propinsi Jawa Tengah No.WK/Ia/4972/tahun 1982 tentang

26
perubahan Status MTs Muhammadiyah Jatinom menjadi MTs Negeri Klaten kelas
Jauh (FILLIAL) di Jatinom. Karena perubahan tersebut maka sekolahan menjadi
tertib dan animo masyarakat ternyata kian meningkat, sehingga tiap tahun jumlah
murdinya semakin banyak.

Pada tahun ini juga mendapat pengesahan pembentukan kelas jauh (Filliah)
Madrasah Tsanawiyah dari Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
kelembagaan Agama Islam Departemen Agama Pusat di Jakarta dengan Nomor
KEP/P/224/1982 tertanggal 27 Juli 1982 dengan status MTs Negei Ketandan Jalan
Jatinom Sangkal Putung Klaten Kelas Jauh (Fillial) di MTs Muhammadiyah jalan
Krajan Jatinom Klaten.

Pada tahun 2002 Bp. H. Bakir Said purna tugas kemudian digantikan Bp.
Darmanto, S.Ag. Tahun 2003/2004 dimulai tahun ini diberlakukan sistem belajar
kelompok dengan jumlah siswanya 696 siswa yang terbagi dalam 15 lokal sampai
sekarang. Dalam perkembangannya, sebagai sekolah Fillial MTs Jatinom tidak
dapat terlepas dari hubungan luar sekolah. Di sini penulis membagi dua bagian :

1. Hubungan antara Madrasah Tsanawiyah


Di dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar, evaluasi dan
kegiatan yang lain, khusus item Departemen Agama MTs Negeri Jatinom
dikoordinir oleh sekelompok kerja Madrasah yang dalam hal ini dipimpin oleh
Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Klaten, sebagai induk. Koordinasi ini
mempunyai anggota yaitu :

MTs Negeri Klaten di Klaten, MTs Negeri di Jatinom MTs Negeri


Selogringging di Tulung, MTs Negeri Fillial Jeblog di Karanganom, MTs Fillial
Wonosari di Delanggu, MTs Muhammadiyah Jogonalan di Gondang Winangun,
MTs Muhammadiyah Janti di Polanharjo dan MTs Muhammadiyah Sunan Kalijaga
di Tulung.

2. Hubungan Dinas dengan kantor Departemen Pendidikan Nasional


Kecamatan Jatinom meliputi :
a. Hubungan kekeluargaan seperti pertandingan olah raga atletik antara
sekolah di bawah Diknas.

27
b. Peringatan Hari Besar Nasional seperti : upacara bendera bersama
dengan sekolah-sekolah di bawah Diknas.
Sedangkan hubungan Diknas dengan Kantor Departemen Pendidikan
Nasional Kabupaten misalnya :

a. Adanya droping buku-buku pelajaran umum seperti buku pelajaran


Matematika, Bahasa Inggris, PPKn, IPS, Bahasa Indonesia dan buku
IPA.
b. Penyelenggaraan EBTANAS Bersama, dimana sertifikat DANEM
diterbitkan oleh Diknas yang berguna untuk melanjutkan ke SLTA milik
Diknas dan Depag.
c. Bantuan guru mata pelajaran
Pada tahun 2004 dengan terbitnya KMA Nomor 558 tahun 2003 tentang
penegrian 250 madrasah, dimana Madrasah Tsanawiyah Negeri Jatinom termasuk
di dalam madrasah yang dinegerikan. Peresmian penegerian itu dilakukan oleh
Menteri Agama RI, Prof. Dr. H. Said Agil Husein Al Munawar, MA, yang tempatnya
dipusatkan di MAN Sawit Boyolali Jawa Tengah pada tanggal 23 Maret 2004, dan
pada waktu itu pelantikan kepala madrasah yang baru. Adapun yang ditunjuk
sebagai kepala madrasah adalah Bp. Darmanto, S.Ag yang pelantikan dan
pengambilan sumpahnya dilakukan di kantor wilayah Depag Propinsi Jawa Tengah
tanggal 7 April 2004 oleh Bp. Drs. H.M. Chabib Thoha, MA atas nama Menteri
Agama RI, yang tertuang dalam dalam SK nya nomor WK/Ib/Kp.076/1038/2004
tanggal 14 April 2004.

Dengan statusnya MTs Negeri yang baru, kepala madrasah bertekad


untuk membawa Madrasah Tsanawiyah Negeri Jatinom menuju ke depan harus
lebih maju dan berkembang. Pada tanggal 2 April 2007 Bp. Darmanto, S.Ag purna
tugas kemudian digantikan oleh Bp. Sriyanto, M.Ag, kemudian digantikan oleh Bp.
Drs. H. Sri Harjono dan kepala madrasah yang terakhir yaitu Bp. Drs. Sunyata,
M.M. Beliau bertekad membawa MTs Negeri Jatinom lebih maju, berkembang dan
berkualitas,

2. VISI, MISI, DAN TUJUAN MADRASAH


a. Visi :
Disiplin, berprestasi, terampil, berbudaya lingkungan, dan berperilaku islam.

28
b. Misi :
a) Membimbing peserta didik berperilaku disiplin dalam belajar, beribadah, dan
bekerja untuk menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta berlatih
keterampilan untuk bekal hidup di masyarakat
b) Melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan secara efektif sehingga
potensi akademik dan non akademik siswa berkembang secara optimal.
c) Melaksanakan pembimbingan keterampilan berbahasa dan berbudaya
literasi
d) Membimbing peserta didik melakukan pelestarian lingkungan.
e) Membimbing peserta didik menjadi generasi islami pengemban dakwah
islam.
c. Tujuan
a) Mencetak peserta didik menjadi insan yang disiplin dalam belajar,
beribadah, dan bekerja serta memiliki keterampilan untuk bekal hidup di
masyarakat.
b) Menjadikan peserta didik dapat meraih prestasi akademik dan non
akademik.
c) Menjadikan peserta didik terampil dalam berbahasa dan gemar membaca.
d) Menjadikan peserta didik peduli terhadap pelestarian lingkungan dengan
melakukan upaca pencegahan terjadinya pencemaran, kerusakan serta
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
e) Menjadikan peserta didik yang mampu sebagai muadzin dan
ustadz/ustadzah TPA/TPQ.

29
3. STRUKTUR ORGANISASI

Job Deskripsi

1) Kepala Sekolah
Konsepnya adalah EMASLIM (Edukator, Manager, Administrator,
Supervisor, Leader, Inovator, Motivator)

Sebagai Edukator
a) Membimbing Guru
b) Membimbing Karyawan
c) Membimbing Siswa
d) Membimbing Staf
Sebagai Manager
a) Menyusun program
b) Menyusun personal dalam organisasi sekolah
c) Menggerakkan staf, guru, dan karyawan
d) Mengoptimalkan sumber daya sekolah
Sebagai Administrator

30
a) Mengelola administrasi KBM dan Bimbingan dan Konseling (BK)
b) Mengelola administrasi kesiswaan
c) Mengelola administrasi ketenagaan
d) Mengelola administrasi keuangan
e) Mengelola administrasi sarana prasarana
Sebagai Supervisor
a) Menyusun program supervisi
b) Melaksanakan program supervisi
c) Menggunakan hasil supervisi
Sebagai Leader
a) Memiliki kepribadian yang kuat
b) Memahami kondisi anak buah yang baik
c) Memiliki visi dan memahami misi sekolah
d) Memiliki kemampuan mengambil keputusan
e) Memiliki kemampuan berkomunikasi
Sebagai Inovator
a) Kemampuan mencari dan menemukan gagasan baru untuk
pembaharuan sekolah
b) Kemampuan melakukan pembaharuan di sekolah
Sebagai Motivator
a) Kemampuan mengatur lingkungan kerja (Fisik)
b) Kemampuan mengatur suasana kerja (Non-fisik)
c) Kemampuan menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman
2) Komite Sekolah
Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam melaksanakan
KBM, meliputi:
a) Menyelenggarakan rapat-rapat komite sesuai program yang
ditetapkan bersama-sama sekolah merumuskan dan menetapkan
visi dan misi, menyusun standar pembelajaran, menyusun rencana
strategis pengembangan sekolah, menyusun dan menetapkan
rencana progam tahunan, serta mengembangkan potensi kearah
prestasi unggulan.

31
b) Membahas dan turut menetapkan pemberian tambahan
kesejahteraan
c) Menghimpun, menggali dan mengelola sumber dana dan kontribusi
lainnya baik materil maupun non-material dari masyarakat
d) Mengevaluasi program sekolah secara proporsional
e) Mengidentifikasi masalah serta mencari solusinya
f) Memberikan respon terhadap kurikulum yang dikembangkan baik
berstandar nasional maupun lokal
g) Memberikan motivasi dan penghargaan, serta otonomi profesional
kepada staf pengajar
h) Memantau kualitas pelayanan dan hasil pendidikan di sekolah
i) Mengkaji laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program
menyampaikan usul/rekomendasi kepada pemda untuk
meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan
3) Guru
Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam melaksanakan
KBM, meliputi:
a) Membuat kelengkapan mengajar dengan baik dan lengkap
b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran
c) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian,
ulangan umum, dan ujian akhir
d) Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
e) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
f) Mengisi daftar nilai anak didik
g) Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan
pengetahuan), kepada guru lain dalam proses pembelajaran
h) Membuat alat pelajaran/alat peraga
i) Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni
j) Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan
kurikulum Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
k) Mengadakan pengembangan program pembelajaran
l) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar anak didik
m) Mengisi dan meneliti daftar hadir sebelum memulai pelajaran

32
n) Mengatur kebersihan ruang kelas dan sekitarnya
o) Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan
pangkat
4) Penjaga Sekolah
Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam melaksanakan :

a) Kebersihan Sekolah
b) Keamanan Sekolah
c) Pemeliharaan aset sekolah
d) Ketertiban Sekolah
e) Fungsi Humas sekolah dan masyarakat
f) Menciptakan kenyamanan dalam kegiatan pembelajaran
5) Operator Sekolah
Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam melaksanakan :

a) Penertiban dokumen sekolah


b) Pengarsipan dokumen
c) Pembuatan laporan-laporan sekolah
6) Kepala Perpustakaan
Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam melaksanakan :
a) Meningkatkan minat baca peserta didik
b) Memperlancar pemanfaatan buku oleh peserta didik
c) Membantu Kepala sekolah di bidang umum sekolah
4. Deskripsi SDM, Sarpras, dan Sumber Daya Lainnya

a. Tenaga pendidik

Tabel 3.3. Daftar Tenaga Pendidik


No Nama Guru JABATAN
1 H. Sukidi, S.Ag, S.Pd, M.Pd.I Kamad
2 Dra. Umi Khasanah Ka. Perpustakaan
3 Drs. Solikin Bendahara Komite
4 Jaka Saparna Basuki, S.Pd Guru
5 Dra. Tri Winarsih Guru

33
6 Ahmad, S.Pd Waka Kurikulum
7 Hj. Umi Kulsum, S.Ag Guru
8 Estri Padmini, S.Pd Guru
9 Makmun, S.Pd Waka Humas
10 Eko Widodo Guru
11 Yuliana, S.Pd Guru
12 Sri Kusrini, S.Pd Guru
13 Drs. M. Arifin Salimi Guru
14 Sabari, S.Pd.I Guru
15 Nanik Mulyani, S.Pd. Guru
16 Sri Hidayati, S.Pd.I Guru
17 Siti Nariyah, S.Pd Guru
18 Sri Maryati, S.Pd Guru
19 Surtini, S.Pd Guru
20 Riftina Lailatu Nikmah, S.Pd Guru
21 Elly Jauharah Asriani, S.Si Guru
22 Umi Safitri, S.Pd Guru
23 Nur Rokhani Tri Utami, S.S Guru
24 Syahirul Alim, S.Pd Guru
25 Ningrum Widiyani, S.Pd Guru
26 Muh. Rois Al Mutaassif, S.Sn Guru
27 Hargiyanto, S.Pd Guru
28 Sri Pujihastuti, S.Ag Guru
29 Taufiq Nugroho, M.Pd Guru
30 Nurdin Ahmad, S.Pd Guru
31 Drs. Sugeng, M.Pd.I Guru
32 Sholikhah Ka. TU
33 Harini Dwiningsih Bendahara DIPA
34 M. Baharudin Anis Staf TU

34
35 Dhahri Munawar, S.Pd Guru
36 Ana Farida Mahmudah, S.Ag Guru
37 Hj. Fauziah Hayu Irawati, S.Pd.I Guru
38 Titik Mafiroh, S.Pd Guru
39 Retno Wulandari, S.Pd Guru
40 Slamet Pramono, ST Guru
41 Miftakhul Jannah, S.Sos.I Guru
42 Sunarna, S.Ag, M.S.I Guru
43 Sumarma, S.Pd Guru
44 Denny Indriani, S.Sos. Guru
45 Siti Nurhadi, S.Pd. Guru
46 Yoeda Trianjaya, S.Pd. Guru
47 Fitria Cahyaningrum, S.Pd. Guru
48 Novy Hapsari Nugraheni Bendahara BOS
49 Paiman Staf TU
50 Sugeng Widodo Staf TU
51 Adik Ihtisarwan, S.Pd.I Guru
52 Indah Mei Mawati, S.Psi Guru
53 Diah Ratria Nugraheni. SH Guru
54 Giri Mulyono, S.Pd. Bhs. Inggris
55 Agus Prayogi A., S.Pd. Penjas
56 Mahrusali, S.Pd. Seni Budaya
57 Novi Wijayanti, SE. IPS
58 Elis Prastyawati, S.Pd. BHs. Indonesia
59 Sumarmi Staf TU
60 Endang Malaesiyani Staf TU
61 Nurrohmah Staf TU
62 Zumroni Ahmad Staf TU
63 Ahmad Agung Riyadi Staf TU

35
64 Ngateman Pesuruh
65 Salatun Pesuruh
66 Joko Susanto Satpam
67 Karyadi Tenaga Kebersihan
68 Joko Ari Nugroho Satpam
b. Keadaan Siswa
Tabel 3.4. Daftar Keadaan siswa

NO KELAS L P Jumlah

7A 5 31 36

7B 9 26 35

7C 8 30 38

7D 12 28 40

1. 7E 12 28 40

7F 12 28 40

7G 12 26 38

7H 20 17 37

JUMLAH 90 214 304

8A 8 28 36

8B 14 20 34

8C 14 24 38

8D 11 25 36

2. 8E 11 27 38

8F 14 24 38

8G 14 23 37

8H 13 24 37

JUMLAH 99 195 294

9A 9 27 36

9B 8 28 36
3.
9C 16 21 37

9D 14 24 38

36
9E 19 19 38

9F 17 21 38

9G 16 22 38

9H 20 17 37

JUMLAH 119 179 298

TOTAL 308 588 896

c. Keadaan Sarpras
Tabel 3.5. Daftar Keadaan Sarpras

No Nama Bangunan Jumlah

1. Ruang Kelas 24

2. Ruang Guru 1

3. Ruang Kepala 1

4. Ruang Tata Usaha 1

5. Ruang Laborat 2

6. Ruang Mandi/WC 27

7. Ruang Perpustakaan 1

8. Ruang UKS 1

9. Ruang BK 1

10. Ruang OSIS 1

B. Tugas Jabatan Peserta Diklat


Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Menurut pasal 5 tugas utama
guru yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
Sesuai dengan pasal 6, uraian Kewajiban Guru dalam melaksanakan
tugas adalah:

37
1. Merencanakan pembelajaran/bimbingan, melaksanakan pembelajaran/
bimbingan yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/
bimbingan, serta melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan;
2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni;
3. Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas pertimbangan jenis kelamin,
agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, latar belakang keluarga, dan
status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik
guru, serta nilai agama dan etika; dan
5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

C. Role Mode

Role Model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa


Indonesia (KBB I) sama artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru
atau baik untuk dicontoh seperti teladan, kelakuan, perbuatan, sifat dan
sebagainya. Dalam hal ini role model bagi penulis adalah Prof. Drs. Herman
Dwi Surjono, M.Sc., MT., Ph.D. Beliau adalah dosen pembimbing akademik
penulis di kampus yang sekarang menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik

38
UNY. Beliau merupakan inspirator pembelajaran online dengan salah satu
bukunya yang berjudul "Membangun Course E-learning Berbasis Moodle
Edisi Kedua" Tahun 2013 menjadi inspirasi penulis sebagai bekal
pengembangan pembuatan E-Learning..
Kedisiplinan, penampilan, kepedulian terhadap lingkungan sekitar
yang beliau tunjukkan mencerminkan sikap aparatur sipil negara yang
berintegritas dan menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, beliau merupakan figur yang cocok untuk
penulis jadikan role model.

39
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Draft Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterikatan dengan Nilai


ANEKA
Unit Kerja : MTs N 7 Klaten

Identifikasi Isu : 1. Seiring perkembangan IT dari pihak


madrasah belum memaksimalkan
teknologi yang ada;
2. Jarang dipakenyan lab komputer sebagai
sarana pembelajaran ;
3. Belum adanya media untuk menampung
materi pelajaran yang berupa e-book
maupun media pembelajaran elektronik
lainnya;
4. Kebanyakan materi disampaikan dengan
metode konvensional;
5. Belum adnya sosialisasi tentang
pembelajaran online;
Isu yang diangkat : Belum adanya media untuk menampung
materi pelajaran yang berupa e-book maupun
media pembelajaran elektronik lainnya;

Gagasan penyelesaian Isu : Pengembangan e-learning berbasis moodle


sebagai media pendukung pembelajran
prakarya kelas VII di MTsN 7 Klaten.

40
RANCANGAN AKTUALISASI

NAMA : Yoeda Trianjaya


No. Presensi : 39
UNIT KERJA : MTs N 7 Klaten (Guru TIK Ahli Pertama)
ISU : Belum adanya media untuk menampung materi pelajaran yang berupa e-book maupun
media pembelajaran elektronik lainnya
GAGASAN PEMECAHAN ISU : PENGEMBANGAN E-LEARNING BERBASIS MOODLE SEBAGAI MEDIA
PENDUKUNG PEMBELAJARAN PRAKARYA KELAS VII DI MTS N 7 KLATEN
Tabel 4.1 Rancangan Aktualisasi

NO KEGIATAN TAHAPAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN NILAI-


KEGIATAN KEGIATAN SUBTANSI MATA TERHADAP TUPOKSI NILAI ORGANISASI
PELATIHAN UNIT KERJA
(ANEKA)
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan a. Diskusi a. Persetujuan Mentor Akuntabilitas: Guru bertanggung Karakter : Tanggung
Konsultasi dan dengan mengenai isu dan bertanggung jawab atas jawab kepada Kepala jawab, transparan,
Koordinasi mentor gagasan. kebenaran data yang Madrasah dan musyawarah, sopan
dengan mengenai isu dikonsultasikan mempunyai tugas santun, inovatif, dan
Mentor. melaksanakan kegiatan jujur.

41
dan Nasionalisme : belajar mengajar secara Hal tersebut sesuai
gagasan. menyapaikan data yang di efektif dan efisien. dengan visi misi MTs N
b. Saran dan masukan dapat secara transparan 7 Klaten yaitu Mencetak
terkait materi / bahan sera menyampaikan peserta didik menjadi
b. Melakukan
ajar. pendapat secara insan yang disiplin
koordinasi
musyawarah. dalam belajar,
dengan
Etika publik: beribadah, dan bekerja
mentor
Berkomunikasi dengan serta memiliki
terkait materi
sopan dan santun keterampilan untuk
yang akan
kepada mentor bekal hidup di
dimasukkan
Komitmen mutu : masyarakat.
ke dalam e-
berinovasi menghasilkan
learning
media pembelajaran yang
inovatif
Anti korupsi: berusaha
bekerja dengan penuh
kejujuran.
2 Menyiapkan a.Koordinasi a. Hasil diskusi bahan Akuntabilitas: Tugas guru menyiapkan Karakter : Tanggung
materi/e- dengan guru ajar dengan guru mata bertanggung jawab untuk bahan ajar/ materi untuk jawab, saling
book/bahan mapel tentang pelajaran mendapatkan pembelajaran siswanya menghargai, sopan
ajar bahan ajar materi/bahan ajar dan menggunakan media santun, cermat, efektif
apapun. Sesuai dengan

42
berpartisipasi aktif dalam Undang-Undang No 20 dan efisien serta
b. E-book / materi / bahan mengumpulkan materi. Tahun 2003 tentang penuh kejujuran.
b.Mengumpulka ajar yang akan di Nasionalisme : Pendidikan Nasional Hal tersebut sesuai
n upload ke e-learning. menghargai materi yang dalam ketentuan umum dengan visi misi MTs N
materi/bahan didapat dari guru mapel nomor 15 yaitu 7 Klaten yaitu
ajar c. Aplikasi xampp dan dan bertanggung jawab Pendidikan jarak jauh Melaksanakan
moodle. atas materi tersebut. adalah pendidikan yang pembelajaran dan
c.Menyiapkan Etika publik: peserta didiknya pembimbingan secara
aplikasi berkoordinasi dengan terpisah dari pendidik efektif sehingga potensi
xampp dan mentor dan guru dengan dan pembelajarannya akademik dan non
moodle sopan, serta menggunakan berbagai akademik siswa
mendapatkan materi/ sumber belajar melalui berkembang secara
bahan ajar dengan teknologi komunikasi, optimal.
cermat. informasi, dan media
Komitmen mutu : lain.
mengumpulkan materi
dengan efektif dan
efisien.
Anti korupsi:
menyampaikan materi
dengan penuh kejujuran.

43
3 Pembuatan a. Instalasi a. E-learning yang telah Akuntabilitas: Tugas guru ini Karakter : Tanggung
media E- perangkat dilengkapi dengan bertanggung jawab dan dijelaskan dalam Bab jawab & Jujur,
Learning lunak database untuk upload jujur atas kebenaran data XI Pasal 39 Ayat (2) transparan, cermat,
XAMPP materi yang di-input-kan. Undang-Undang No. efektif dan efisien,
Control Nasionalisme : meng- 20 Tahun 2003 tentang mandiri.
Panel dan input-kan data dengan Sistem Pendidikan Hal tersebut sesuai
Moodle transparan dan Nasional, Pasal 20 dengan visi misi MTs N
bertanggungjawab. Undang-Undnag No. 7 Klaten yaitu
b. Database e-learning
Etika publik: data di- 14 Tahun 2005 tentang Membimbing peserta
b. Membuat input-kan secara cermat Guru dan Dosen didik berperilaku disiplin
database e- Komitmen mutu : data serta Pasal 52 dalam belajar,
learning dan yang disampaikan Peraturan Pemerintah beribadah, dan bekerja
tampilan e- dikerjakan secara efektif No. 74 Tahun 2008 untuk menuju jenjang
learning. dan efisien. tentang Guru,yakni : pendidikan yang lebih
c. Akun pengguna untuk
Anti korupsi: pengerjaan Merencanakan tinggi serta berlatih
guru dan siswa
c. Membuat media e-learning dibuat pembelajaran; keterampilan untuk
user untuk secara mandiri. Melaksanakan proses bekal hidup di
guru dan pembelajaran yang masyarakat
siswa bermutu; Menilai dan
mengevaluasi hasil
pembelajaran;
Membimbing dan

44
melatih peserta didik /
siswa; Melakukan
penelitian dan
pengabdian kepada
masyarakat;
Melaksanakan tugas
tambahan yang melekat
pada kegiatan pokok
yang sesuai; dan
Meningkatkan dan
mengembangkan
kualifikasi akademik
dan kompetensi secara
berkelanjutan.
4 Upload materi/ a. Meng- a. E-learning yang telah Akuntabilitas : materi Permendikbud No. 15 Karakter : Tanggung
Tahun 2018
bahan ajar ke upload materi berisi materi yang disampaikan dapat jawab, musyawarah,
media e- / bahan ajar/ pembelajaran / e-book dipertanggungjawabkan. Sesuai dengan Pasal 4 bijaksana, cermat,
learning e-book ke Nasionalisme : ayat 2 yaitu teliti, inovatif,
dalam e- berkoordinasi dengan melaksanakan bermutu, dan kerja
learning mentor dan guru mapel pembelajaran atau keras.
terkait e-learning secara pembimbingan yang Sesuai dengan visi misi
merupakan MTs N 7 Klatenyaitu

45
b. Menyiapkan b. Tempat/wadah untuk musyawarah dan pelaksanaan dari mengembangkan
wadah untuk upload dan download bijaksana. rencana pembelajaran. potensi siswa sesuai
upload dan materi Etika publik : cermat dan dengan minat, bakat,
download teliti dalam dan talenta.
materi mengidentifikasi materi
Komitmen mutu :
menghasilkan inovasi
media pembelajaran yang
bermutu.
Anti korupsi : bekerja
keras dalam
menghasilkan media e-
learning yang baik.
5 Menguji a. Menguji Hasil uji kelayakan sistem Akuntabilitas : pengujian Permendikbud No. 15 Karakter :
Tahun 2018
kelayakan E- cobakan e- e-learning. hasil kelayakan disajikan Transparan,
learning yang learning kepada secara transparan dan Sesuai dengan Pasal 4 tanggungjawab,
telah dibuat mentor dapat ayat 5 yaitu menilai bijaksana, menghargai
dipertanggungjawabkan. hasil pembelajaran atau pendapat, cermat,
Nasionalisme : pembimbingan, teliti, efektif dan
berkoordinasi dengan merupakan proses efisien, jujur, dan adil.
mentor dan guru mapel pengumpulan dan Hal tersebut sesuai
terkait pengujian e- pengolahan informasi dengan visi misi MTs N

46
b. Menguji learning secara bijaksana 7 Klatenyaitu
cobakan e- dan menghargai Menjadikan peserta
learning kepada pendapat yang diberikan. didik dapat meraih
guru dan siswa Etika publik : cermat dan prestasi akademik dan
kelas VII teliti dalam melakukan uji non akademik.
sistem e-learning
Komitmen mutu :
menghasilkan inovasi
media pembelajaran yang
efektif dan efisien.
Anti korupsi :
memberikan penilaian
secara jujur, adil, dan
dapat
dipertanggungjawabkan.
6 Evaluasi E- a. Evaluasi a. Hasil evaluasi sistem Akuntabilitas : Permendikbud No. 15 Karakter : Tanggung
Tahun 2018
learning dan hasil e-learming bertanggungjawab dalam jawab, saling
Pembuatan sebelum dan menyelesaikan kegiatan Sesuai dengan Pasal 4 menghargai,
Laporan setelah Nasionalisme : ayat 5 yaitu menilai bijaksana, hormat,
menggunaka menghargai pendapat hasil pembelajaran atau sopan santun,
n e-learning yang disampaikan secara pembimbingan, inovatif, bermutu, jujur
bijaksana. merupakan proses dan adil.

47
b. Mengolah Etika publik : hormat dan pengumpulan dan Hal tersebut sesuai
hasil, b. Hasil data dan sopan santun dalam pengolahan informasi dengan visi misi MTs N
Membuat pembahasan data menyampakan hasil 7 Klatenyaitu Mencetak
pembahasan serta kesimpulan kegiatan. peserta didik menjadi
dan Komitmen mutu : insan yang disiplin
kesimpulan menghasilkan inovasi dalam belajar,
produk yang bermutu. beribadah, dan bekerja
Anti korupsi (jujur ) : serta memiliki
menyapaikan hasil keterampilan untuk
kegiatan dengan bekal hidup di
bertanggng jawab, jujur, masyarakat
dan adil.

48
B. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di MTs N 7 Klaten pada tanggal 9 November 2019 sampai dengan tanggal 6
Desember 2019. Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan di jabarkan dalam timeline kegiatan pada tabel Jadwal Pelaksanaan
Aktualisasi
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

Kegiatan NOVEMBER DESEMBER BUKTI


141415 16 1313
17 181819 20 21
9 10
22 11
23 12
24 13
25 14
26 15
27 16
28 1729 18
30 19
331201 21
2 223 234 24
5 25
6 267 27
8 28
9 29 30 1 2 3 4 5 6

1. Melakukan konsultasi Foto

dengan mentor video

2. Menyiapkan materi/e- Print out RPP


book/bahan ajar
3. Pembuatan media E- Foto
Learning

4. Upload materi/ bahan ajar Foto


ke media e-learning

5. Menguji kelayakan E- Foto, Vidio


learning yang telah dibuat

49
Kegiatan NOVEMBER DESEMBER BUKTI
141415 16 1313
17 181819 20 21
9 10
22 11
23 12
24 13
25 14
26 15
27 16
28 1729 18
30 19
331201 21
2 223 234 24
5 25
6 267 27
8 28
9 29 30 1 2 3 4 5 6

6. Evaluasi E-learning dan Laporan


Pembuatan Laporan

C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala


Dalam pelaksanaan 5 kegiatan aktualisasi dan habituasi ANEKA, terdapat kemungkinan kegiatan-kegiatan tersebut
mengalami kendala sehingga rancangan kegiatan ini tidak dapat direalisasikan secara optimal atau tidak tercapai
aktualisasinya. Oleh karena itu perlu disampaikan kendala-kendala yang mungkin terjadi, langkah-langkah antisipasi
menghadapi kendala tersebut, dan perlu dicari secara cermat strategi untuk menghadapi kendala tersebut. Kendala, resiko
dan solusi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

50
Tabel 4.3. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

No Kegiatan Kendala Antisipasi dan Strategi menghadapi


kendala
1. Melakukan konsultasi Sulit bertemu kepala Melakukan janjian untuk konsultasi
dengan mentor sekolah dikarenakan,
sering Dinas keluar
2. Menyiapkan Terlalu banyak materi Mengambil sampel materi
materi/e-book/bahan dengan waktu yang
ajar terbatas

3. Pembuatan media E- Keterbatasan waktu Menyederhanakan fitur E-Learning


Learning dalam pembuatan E- kemudian nantinya setelah selese
learning yang aktualisasi kembali disempurnakan
kompleks
4. Upload materi/ bahan Terlalu banyak materi Melakukannya dengan bertahap
ajar ke media e- yang diinput
learning

5 Menguji kelayakan E- Belum adanya jadwal Melakukan koordinasi dengan bagian


learning yang telah kegiatan belajar kurikulum
dibuat mengajar

6 Evaluasi E-learning Kegiatan tidak Pembelajaran disesuaikan dengan


dan Pembuatan selesai tepat waktu alokasi waktu
Laporan

(Sumber: data dielaborasi penulis, 2019)

51
BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN)
yang memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan di Indonesia saat ini. Dalam Undang-undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang ASN, terdapat 3 fungsi ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. Terdapat beberapa nilai-nilai
dasar yang harus dikuasai ASN. Nilai-nilai dasar tersebut diantaranya akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi. Kelima nilai-nilai dasar
tersebut harus dimiliki oleh ASN yang profesional.

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah pendidikan. Dalam upaya
peningkatan manajemen ASN di sekolah khususnya Pengembangan media E-learning
berbasis moodle sebagai media pendukung pembelajaran mata pelajaran prakarya kelas
VII di MTs N 7 Klaten, guru menerapkan nilai-nilai dasar ASN yang terdiri dari
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA)
yang diimplementasikan pada kegiatan aktualisasi.

Rancangan aktualisasi ini dibuat sebagai salah satu perwujudan nyata nilai-nilai
dasar ASN dalam menjalankan tugas yang diperoleh oleh penulis selama mengikuti
kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan XCVII. Begitu juga dalam
menjalankan aktualisasi dan habituasi, selain mendasari pelaksanaan tugas pokok, nilai-
nilai dasar ini juga senatiasa diaktualisasikan oleh penulis dalam rangka mendukung visi
misi dan tujuan MTs N 7 Klaten.

52
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga AdministrasI Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III Aktualisasi
Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III :
Akuntabilitas.Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III :
Nasionalisme. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Msodul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan II : Etika
Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan II :
Komitmen Mutu. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I II dan III : Anti
Korupsi. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan Publik.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Manajemen Aparatur
Sipil Negara. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole of Goverment.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Calon PNS Habituasi Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Permen PAN RB No 16 Tahun 2009. Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya :
MenPAN RB

Surjono, herman dwi ( 2013), “Membangun Course E-learning Berbasis Moodle Edisi Kedua".
Yogyakarta.

53
IDENTITAS DIRI

Nama : Yoeda Trianjaya, S.Pd


Tempat, Tanggal Lahir : Banyumas, 26 Januari 1993
Status : Belum Menikah
Pendidikan : S1 Pendidikan Teknik Informatika
NIP : 19930126 201903 1 013
Jabatan : Guru TIK Ahli Pertama
Unit Kerja : MTs N 7 Klaten
Alamat Unit Kerja : Jl. Tasgading, Krajan , Jatinom , Klaten
Alamat Rumah : JL. Domas RT 03/02 , Banteran, Wangon,
Banyumas
No HP : 082243807857
Email : yoedatjaya@gmail.com

54
55
56

Anda mungkin juga menyukai