Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pelatihan dasar Calon PNS Golongan III diselengarakan untuk membentuk


PNS Profesional dan berkarakter yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh sikap
perilaku bela negara, nilai nilai dasar pns dan pengetahuan tentang kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI, serta menguasai bidangnya sehingga mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara professional sebagai pelayan
masyarakat. Peserta Pelatihan Dasar CPNS golongan III, memiliki kemampuan
untuk menganalisis dampak apabila kompetensi sikap perilaku bela negara, nilai
nilai PNS, dan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka NKRI tidak
diaplikasikan. Pada Pelatihan Dasar ini, Peserta diharapkan mampu menerapkan
ANEKA didalam menjalankan Tugas Pokok dan Fungsinya.
Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN) juga disebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan pelaksanaan
cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan Negara, perlu dibangun Aparatur Sipil
Negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat, serta mampu menjalankan
peran sebagai unsur perekat pemersatu bangsa dan kesatuan Negara Republik
Indonesia yang berdasakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

Penulis mengajar di SMP negeri 3 Satu atap NA IX-X yang terletak di


Kecamatan NA IX-X di Kabupaten Labuhanbatu Utara. SMP ini terletak sekitar
16 Kilo Meter dari pusat Ibukota Kecamatan yaitu Kelurahan Aek Kotabatu.
Setelah sekitar beberapa bulan melakukan pengamatan terkait kegiatan
pembelajaran yang dilakukan di dalam maupun di luar kelas di lingkungan SMP
Negeri 3 Satu Atap NA IX-X, ada beberapa hal yang menurut penulis perlu untuk
segera diperbaiki. Dalam hal ini isu yang paling aktual di lingkungan SMP
Negeri 3 Satu Atap NA IX-X adalah rendahnya semangat belajar para siswa

1
terutama dalam pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), ini dibuktikan dari
banyaknya siswa yang tidak hadir saat jam pelajara efektif di sekolah terutama di
jam pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) kemudian kurang efektifnya
pembelajaran diikarenakan pembelajaran yang masih menggunakan cara lama dan
cenderung monoton. Isu lain seputar kebersihan, minat baca sangat rendah ,
kurang kondusifnya lingkungan sekolah serta fasilitas yang minim. Setelah
mengidentifikasi masing-masing isu, dinilai dari sudut urgensi dan mendasar,
maka penulis memilih isu tentang rendahnya pemahaman siswa terkait
pengetahuan berkebangsaan.Oleh sebab itu, dengan mengucap syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa, penulis mempersembahkan Laporan Rancangan
Aktualisasi ini sebagai hasil dari pelatihan dasar yang diterima penulis selama
masa karantina dan akan di terapkan di saat aktualisasi dengan judul “Rancangan
Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (Asn) Kurang Efektifnya
Mata Pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial ) Di SMP Negeri 3 Satu Atap
NA IX-X Kabupaten Labuhan Batu Utara ”.

1.2. Deskripsi Sekolah


1.2.1. Deskripsi Wilayah/Gambaran Umum Instansi
Adapun keterangan lengkap tentang SMP Negeri 3 Satu Atap NA IX
adalah sebagai berikut :
- Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Satu Atap NA IX-X
- NPSN : 10260258
- SK Pendirian : 20107070
- Tanggal SK Pendirian : 2005-04-16
- Kelurahan : Silumajang
- Kecamatan : NA IX-X
- Kabupaten : Labuhanbatu Utara
- Provinsi : Sumatera Utara

Sekolah ini mempunyai sebanyak 34 tenaga guru yang terdiri dari guru
mata pelajaran Agama Islam, matematika, bahasa inggris, PKN, IPS, IPS ,

2
pendidikan jasmani, prakarya, bahasa Indonesia dan SBK. Sekolah SMP Negeri 3
Satu Atap NA IX-X di pimpin oleh Sejahtera Sembiring S.pd yang juga akan
menjadi role model saya di kegiatan aktualisasi ini.

1.2.2. Visi Organisasi

Visi dari SMP Negeri 3 Satu Atap NA IX-X adalah : ’’Mampu bersaing

untuk jenjang pendidikan lebih tinggi sesuai dan minat ”

1.2.3. Misi Organisasi

Misi dari SMP Negeri 3 Satu Atap NA IX-X adalah : “Mempersiapkan


generasi muda yang memiliki pribadi sopan dan berempati kepada sesama "

1.2.4. Nilai Organisasi


Adapun nilai-nilai organisasi SMP Negeri 3 Satu Atap NA IX-X adalah
sebagai berikut:

1. Disiplin
Kami komunitas SMP Negeri 3 Satu Atap NA IX-X menjaga kedisiplinan
dalam semua kegiatan yang berlangsung di SDN 08 Meranti Paham .
2. Profesionalisme
Kami seluruh komunitas SMP Negeri 3 Satu Atap NA IX-X
mengedepankan nilai-nilai profesionalisme dalam 08 Meranti Paham

3. Inovatif
Kami komunitas SMP Negeri 3 Satu Atap NA IX-X menjunjung tinggi
nilai-nilai kreatifitas dan inovasi dalam bekerja dan melayani peserta didik
dilingkungan internal maupun eksternal dengan penuh rasa tanggung jawab.

3
4. Terpercaya
Kami komunitas SMP Negeri 3 Satu Atap NA IX-X berusaha keras untuk
menjadikan SDN 08 Meranti Paham sebagai pusat pembelajaran,
pendidikan, pelatihan dan pelayanan terpercaya.
5. Religius
Kami komunitas SMP Negeri 3 Satu Atap NA IX-X dalam proses
pembelajaran disamping penguatan ilmu pengetahuan juga mempertebal
nilai dan sikap religius pada siswa.

1.2.5 Tupoksi
Tugas guru secara lebih terperinci telah dijelaskan dalam Permendiknas
No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya, diantaranya:
1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;
2. Menyusun silabus pembelajaran;
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
5. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;
6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran
di kelasnya;
7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;
9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggung jawabnya (khusus guru kelas);
10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil
belajar tingkat sekolah/ madrasah dan nasional;
11. Membimbing guru pemula dalam program induksi;
12. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses
pembelajaran;
13. Melaksanakan pengembangan diri;

4
14. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif; dan
15. Melakukan presentasi ilmiah.

Selain itu tugas guru terutama guru IPS terdapat di Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Kompetensi
Guru mata pelajaran IPS SMP/MTs yaitu :

1. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir mata pelajaran IPS
baik dalam lingkup lokal, nasional maupun global.
2. Membedakan struktur keilmuan IPS dengan ilmu-ilmu sosial.
3. Menguasai konsep dan pola pikir keilmuan di bidang IPS.
4. Menunjukkan manfaat mata pelajaran IPS.

1.3 Permasalahan

Rancangan aktualisasi yang akan penulis sajikan tentu saja mengambil


isu yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi sebagai guru IPS di SMP
Negeri 3 Satu Atap NA IX-X . Dalam pelaksanaan tugas dan fungi sebagai guru
yang baru berjalan beberapa bulan penulis banyak menemukan permasalahan
yang menghambat pekerjaan. Adapun beberapa permasalahan tersebut adalah:

1. Kurang efektifnya pembelajaran pada mata pelajaran IPS


Berdasarkan pengamatan penulis pada mata pelajaran IPS terlihat
kurang efektif, ini dapat dilihat dari saat guru mengajar masih menggunakan cara-
cara lama dan sangat jarang menggunakan media pembelajaran yang inovatif dan
kreatif. Akibat kurang efektifnya pembelajaran tersebut tentu berdampak pada
nilai para siswa di mata pelajaran IPS yang cenderung rendah.
2. Kurangnya kesadaraan siswa dalam menjaga fasilitas dan kebersihan
sekolah
Penulis melihat kondisi fasilitas di sekolah kurang dijaga dengan baik,
ini terlihat dari banyaknya kaca jendela yang rusak dan pecah serta kondisi
lingkungan sekolah yang kurang bersih. Akibat hal ini tentu akan menggangu
proses belajar mengajar.

5
3. Kurang minatnya siswa dalam membaca buku pelajaran
Penulis melihat minat siswa dalam membaca sangat rendah ini dapat
dilihat dari cukup banyak siswa yang lupa membawa buku saat pelajaran dan
dalam meminjam buku di perpustakaan. Tentu ini berdamapak bagi nilai para
siswa.

4. Kurang disiplinnya siswa dalam menggunakan waktu pembelajaran


Dalam hal kedisiplinan di sekolah penulis melihat para siswa kurang
menegakkan disipilin, ini dapat dilihat dari cukup banyaknya siswa yang
terlambat masuk ke kelas dan sering permisi dari kelas. Selain itu atribut siswa
yang kurang lengkap juga banyak ditemui.

1.4 Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi SMP Negeri 3 Satu Atap NA IX-X dapat

dilihat pada struktur berikut ini:

6
Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Satu Atap NA IX-X

KEPALA SEKOLAH KOMITE SEKOLAH

UKS/P3K PERPUSTAKAAN TATA USAHA PENJAGA SEOLAH

KELOMPOK JABATAN FUNGSONAL/GURU

WALI KELAS

GURU KELAS GURU KELAS GURU KELAS IX


VII VIII

GURU BIDANG STUDI

GURU PAI GURU GURU GURU GURU B.


KEWARGANEGARAAN
GURU IPA GURU IPS GURU B. INGGRIS GURU SENI
MATEMATIKA OLAHRAGA INDONESIA BUDAYA

SELURUH SISWA MASYARAKAT SEKITAR

7
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH

2.1. Identifikasi Isu

Sebagai Guru IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) yang baru beberapa bulan
memulai tugas di SMP Negeri 3 Satu Atap NA IX-X penulis melihat terdapat
berbagai masalah dalam pelaksanaan tugas. Masalah yang muncul tentu saja
masalah dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sehari-hari di sekolah,
dimana masalah tentu saja sangat mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar
itu sendiri. Adapun masalah-masalah yang dimaksud penulis adalah sebagai
berikut:
1. Kurang efektifnya pembelajaran pada mata pelajaran IPS
2. Kurangnya kesadaraan siswa dalam menjaga fasilitas sekolah
3. Kurangnya kesadaran siswa dalam kebersihan sekolah
4. Kurang minatnya siswa dalam membaca buku pelajaran
5. Kurang disiplinnya siswa dalam menggunakan waktu pembelajaran
.
2.2 Analisis Isu dan Dampaknya

Dari kelima isi tersebut, perlu dilakukan penilaian melalui analisa untuk
mengetahui bagaimana memahami isu tersebut secara utuh. Maka proses
penetapan isu dilakukan dengan menganalisis isu-isu yang ada menggunakan alat
bantu berdasarkan kriteria APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan
Kelayakan). Aktual artinya isu benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan.
Problematik artinya sebuah isu memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga harus segera dicarikan solusi permasalahannya. Kekhalayakan artinya
isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Kelayakan artinya isu yang
diangkat masuk akal dan realistis untuk dipecahkan masalahnya. Dengan
menggunakan metode APKL, diperoleh hasil analisis isu seperti pada table.

8
Tabel 1 Identifikasi Isu
Kriteria Isu
No. Isu Keterangan
A P K L
1. Kurang efektifnya pembelajaran Memenuhi
   
pada mata pelajaran IPS Kriteria
2. Kurangnya kesadaraan siswa dalam Tidak
menjaga fasilitas dan kebersihan   -  Memenuhi
-
sekolah Kriteria
3. Kurangminatnya siswa dalam Memenuhi
   
membaca buku pelajaran Kriteria
4. Tidak
Kurangdisiplinnya siswa dalam
  - - memenuhi
menggunakan waktu pembelajaran
Kriteria
Keterangan:
A: Aktual
P: Problematik
K: Kekhalayakan
L: Layak/Kelayakan
Berdasarkan hasil analisis isu dengan metode APKL di atas, isu nomor (1),
(2), dan (3) memenuhi semua kriteria APKL, 4 Tidak memenuhi kriteria.
Dari hasil tersebut, didapatkan isu kritikal sebanyak tiga isu, yaitu :
1. Kurang efektifnya media pembelajaran pada mata pelajaran IPS
2. Kurangnya kesadaraan siswa dalam menjaga fasilitas dan kebersihan
sekolah
3. Kurangminatnya siswa dalam membaca buku pelajaran
Penulis dalam hal ini melihat isu mengenai kurang efektifnya pembelajaran
IPS meupakan isu yang bisa berdampak luas Jika isu ini tidak dicari solusinya,
maka akan berdampak terhadap :
- Siswa akan kesusahan dalam mengenal tentang sejarah letak geografis
Indonesia karena dalam mata pelajaran IPS hal tersebut dapat dipelajari

9
- Siswa juga akan kesulitan dalam mempelajari kehidupan manusia sebagai
mahkluk sosial
- Siswa juga akan tidak akan mendapat nilai maksimal dalam mata pelajaran
IPS Jika hal tersebut terjadi maka bekal siswa untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinngi akan terkendala

2.3 Prioritas Isu


Dari ketiga isu di atas, akan dilakukan analisis penetapan prioritas isu
menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). Urgency artinya
seberapa mendesaknya suatu isu untuk segera dibahas, dianalisis, dan
ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus segera dibahas
dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth artinya seberapa besar
kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana
mestinya. Adapun analisis isu berdasarkan kriteria USG dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Analisis Penetapan Prioritas Isu dengan Metode USG

No. Isu Urgency Seriousness Growth Skor

1. Kurang efektifnya pembelajaran


5 5 5 15
pada mata pelajaran IPS
2. Kurang minatnya siswa membaca
5 4 4 13
buku pelajaran
3. Kurangnya kesadaraan siswa dalam
menjaga fasilitas dan kebersihan 4 4 3 11
sekolah

Keterangan:
U: Urgent
S: Seriousness
G: Growth

10
Skor 5: Sangat U, S, G, Skor 4: U, S, G Skor 3: Cukup U, S, G
Skor 2: Kurang U, S, G Skor 1: Tidak U, S, G
Dari hasil analisis APKL dan USG ( Urgency, Seriously, Growth), maka
ditetapkan isu yang diangkat adalah “Kurang efektifnya pembelajaran pada
mata pelajaran IPS”

2.4 Penetapan Gagasan Kegiatan


Berdasarkan analisis isu menggunakan metode USG di atas dapat
disimpulkan bahwa di SMP Negeri 3 Satu Atap NA IX-X terdapat isu kurang
optimalnya penggembangan media pembelajaran. Adapun kegiatan yang akan
dilaksanakan adalah :
1. Merevisi RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang
diperlukan;
2. Membuat media pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang
ditampilkan melalui infokus
3. Melaksanakan pre test dan post test di kelas
4. Membuat mading kegiatan pembelajaran IPS di kelas

11
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Nilai-nilai Dasar Profesi ASN

Saat ini menurut undang-undang nomor 5 tahun 2014 aparatur sipil negara
berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik dan pemersatu
bangsa. Tentu dalam melaksanakan tugas itu aparatur sipil Negara mempunyai
nilai dasar. Nilai – nilai dasar itu adalah :

3.1.1 Akuntabilitas
a. Pengertian akuntabilitas

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau


institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Akuntabilitas tentu
berbeda dengan responsilibilitas yang pengertiannya adalah kewajiban untuk
bertanggungjawab. Sedangkan akuntabilitas tentu kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai.

b. Aspek-aspek akuntabilitas antara lain:


1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship)
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-
oriented)
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat
pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif.
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability
requiers reporting)

12
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan
memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap
tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh individu, kelompok,
maupun institusi, serta mampu memberikan bukti nyata dari hasil
dan proses yang telah dilakukan.
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is
meaningless without consequences)
Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan
tanggung jawab, dan tanggung jawab menghasilkan konsekuensi.
Konsekuensi tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja
PNS dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
3.1.2 Nasionalisme
Dalam kamus besar bahasa Indonesia Nasionalisme adalah sebuah paham
yang mengajarkan untuk mencintai bangsanya sendiri. Sedangkan menurut Ernest
Renan yang disebut nasionalisme adalah keinginan untuk bersatu dan bernegara.
kecintaan terhadap bangsa dan tanah air, mengedepankan kepentingan Negara
tentu sangat penting dalam menjalankan tugas dan fungsinya terutama bagi
seorang ASN. Nasionalisme tentu pondasi bagi Aparatur Sipil Negara dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi mementingkan kepentingan
publik, bangsa dan negara.

Nasionalisme adalah membahas bagaimana pembentukan karakter melalui


penanaman nilai-nilai Pancasila dalam menumbuhkan nasionalisme Aparatur Sipil
Negara (ASN) sehingga pembuat dan pelaksanaan kebijakan publik, pelayanan
publik, dan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa beserta analisis
dampaknya. Nasionalisme adalah fondasi bagi Aparatur Sipil Negara untuk
mengaktualisasikan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi
berpikir, mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara dan tidak lagi

13
memikirkan kepentingan pribadi dan golongan atau sering juga diartikan sebagai
paham kebangsaan. Sebagai pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa
yang di dalamnya terkandung nilai:
- Gotong royong
- Persamaan etnis
- Cinta tanah air
- Patriotisme
- Musyawarah/mufakat
- Keadilan
- Rela berkorban
- Tidak diskriminatif
- Kerjasama,
- Tenggang rasa
- Kerja keras.

3.1.3 Etika Publik


Menurut Azyumardi Azra etika dipandang sebagai karakter atau atau etos
individu/kelompok berdasarkan nilai-nilai dan noram-norma luhur. Dalam
kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah: Refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik. Adapun nilai dasar etika publik adalah :
- Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila
- Setia dan mempertahankan UUD 1945
- Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
- Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
- Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
- Memelihara dan menjungjung tinggi standard etika luhur
- Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
- Memiliki kemampuan dalam melaksanakan program pemerintah
- Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi

14
- Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
- Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
- Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
- Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
- Memberikan layanan publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, cermat,
akurat, berdayaguna, berhasil guna dan santun.

Terdapat tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:

1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.


2) Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3) Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.

3.1.4 Komitmen Mutu


Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain:
- Komitmen bagi kepuasan masyarakat (berorientasi mutu)
- Pemberian layanan yang cepat, tepat dan senyum
- Pemberian layanan menyentuh hati
- Pemberian layanan yang dapat memberikan perlindungan kepada publik
- Upaya perbaikan secara berkelanjutan
- Kreatif dan inovatif
- Efektifitas dan efisiensi

3.1.5 Anti Korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa latin, yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Dalam UU No.31 Tahun 1999,
pengertian korupsi, yaitu: Setiap orang yang dengan sengaja secara melawan

15
hukum untuk melakukan perbuatan dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang mengakibatkan kerugian keuangan negara
atau perekonomian negara. Dari pengertian korupsi yang dipaparkan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa pengertian korupsi merupakan suatu tindakan yang
sangat tidak terpuji yang dapat merugikan suatu bangsa dan Negara, seperti
penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan lain sebagainya untuk
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi, yang mengakibatkan
kerugian keuangan pada negara

Anti korupsi adalah sikap dan tindakan yang dilakukan untuk


memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
masyarakat. Nilai-nilai yang terkandung:
- Jujur
- Peduli
- Mandiri
- Tanggung jawab
- Sederhana
- Disiplin
- Adil
- Kerja keras
- Berani

3.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Dalam menjalankan kedudukannya pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN)


memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan
pemersatu bangsa. Pembahasan mengenai Kedudukan dan Peran ASN dalam
NKRI pada intinya mencakup 3 (tiga) hal, yakni Manajemen ASN, Whole of
Government (WoG), dan Pelayanan Publik. Adapun penjelasan singkat mengenai
ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut:

16
3.2.1 Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah pemberian layanan atau melayani keperluan
orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan
pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan
ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan.

Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu

a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik;


b. Penerima layanan (pelanggan), yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan;
c. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan).

3.2.2 Manajemen ASN

Pengelolaan atau manajemen ASN adalah kebijakan dan praktek dalam


mengelola aspek manusia atau SDM dalam organisasi, baik untuk PNS maupun
PPK. Manajemen ASN akan membuat seorang ASN mengerti apa saja
kedudukan, peran, hak, kewajiban dan kode etik ASN.

2. Kedudukan ASN
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri, namun demikian
pegawai ASN merupakan satu kesatuan.

3. Peran ASN
Peran ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan
perekat pemersatu bangsa.

3. Hak dan kewajiban ASN


Seorang ASN mempunyai kewajiban dan hak sebagai berikut:

- Gaji, tunjangan dan fasilitas


- Cuti

17
- Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
- Perlindungan
- Pengembangan kompetensi
4. Kode etik dan kode perilaku ASN

Kode etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar
pegawai ASN:

- Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan


berintegritas tinggi;
- Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
- Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
- Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
- Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
- Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
- Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien; Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan
dalam melaksanakan tugasnya;
- Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
- Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau orang lain;
- Memagang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
- Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.

18
3.2.3 Whole of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh
karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan
yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan. Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi
penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari
pemerintah. Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan
publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik.

Selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika


kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG dalam
menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan
publik. Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan adanya fenomena
ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar
sektor dalam pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap
sektor lain, atau masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan,
melainkan justru kontraproduktif atau „saling membunuh‟. Masing-masing sektor
menganggap bahwa sektornya lebih penting dari yang lainnya. Ketiga, khususnya
dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat,
serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa.
Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong tumbuhnya
nilai-nilai perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-elemen
kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.

19
20
3.3. Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : SMP Negeri 3 Satu Atap NA IX-X


Identifikasi Isu : 1. Kurang efektifnya pembelajaran pada mata pelajaran IPS
2. Kurangnya kesadaraan siswa dalam menjaga fasilitas dan kebersihan sekolah
3. Kurang minatnya siswa dalam membaca buku pelajaran
4. Kurang disiplinnya siswa dalam menggunakan waktu pembelajaran
Isu yang diangkat : Kurang efektifnya pembelajaran pada mata pelajaran IPS
Gagasan Pemecahan Isu : Menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif dengan menggunakan media pembelajaran
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Keterkaitan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-
Substansi Mata Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
1. Merevisi RPP  Penulis  Adanya revisi  Penulis dalam Dengan adanya Dengan adanya
(Rencana melakukan Rencana membuat RRP harus proses pembuatan kegitan pembuatan
Pelaksanaan kordinasi Pelaksanaan penuh dengan rasa RPP yang didasari RPP maka
Pembelajaran) kepada guru Pembelajaran. tanggung jawab ANEKA maka akan tercapailah nilai
yang IPS lainnya  Hasil dokumentasi disertai dengan ide tercapai visi dan misi penguatan
diperlukan; terkait dengan kegiatan kreatif dan Penulis yaitu Mampu organisasi yaitu
Rencana dalam bersaing untuk inovatif dan
Pelaksanaan berkomunikasi dan jenjang pendidikan profesionalisme
Pembelajaran berkordinasi kepada lebih tinggi dan
yang akan guru IPS lainnya Mempersiapkan
digunakan yang lebih senior generasi muda yang
 Penulis mencari menggunakan memiliki pribadi

21
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Keterkaitan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-
Substansi Mata Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
refrensi melalui Bahasa Indonesia sopan dan berempati
buku-buku yang baik, sikap kepada sesama
maupun media sopan dan santun
internet kemudian dalam
 Penulis membuat RPP
merancang penulis akan
Rencana membuat seefesien
Pelaksanaan dan seefektif
Pembelajaran mungkin serta dalam
yang berkaitan merancang RPP
dengan penulis harus
Silabus dan menghasilkan RPP
sesuai dengan yang berkualitas
Indikator dan serta sesuai dengan
Kompetensi Silabus dan tentunya
Dasar yang sesuai dengan nilai
akan Akuntabilitas,
diajarkan. etika publik dan
 Penulis komitmen mutu
bersikap sopan dan tentunya dalam
dan santun melaksanakan
selama kegiatan ini terjadi
berdiskusi Pelayanan Publik

22
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Keterkaitan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-
Substansi Mata Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
kepada guru dan koordinasi
lainnya dan dengan yang lain
menerima yang merupakan
kritikan dan bagian dari whole of
saran untuk government
menghasilkan
RPP yang
berkualitas
2. Membuat media  Penulis  Terciptanya  Dalam membuat Dengan adanya Dengan adanya
pembelajaran melakukan media media penulis proses pembelajaran kegiatan
yang kreatif dan kordinasi pembelajaran berusaha sebaik berbasis aneka pembuatan media
inovatif yang kepada guru yang kreatif dan mungkin Terwujudlah misi maka terjadi
ditampilkan IPS lainnya inovatif bertanggung sekolah yaitu penguatan niai
melalui infokus terkait dengan  Dokumentasi jawab membuat mewujudkan organisasi yaitu
pembuatan Kegiatan media yang kreatif pembelajaran yang Nilai
media dan inovatif Serta Mampu bersaing profesionalisme
 Penulis mencari mempunyai sikap untuk jenjang inovatif dan
materi dari buku yang sopan dan pendidikan lebih terpercaya
dan internet Santun saat tinggi dan
 Penulis berdiskusi kepada Mempersiapkan
mengumpulkan guru senior dan generasi muda yang
bahan untuk membuat media memiliki pribadi
membuat media dengan hasil yang sopan dan berempati

23
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Keterkaitan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-
Substansi Mata Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
 Penulis akurat dan dengan kepada sesama
membuat media cara-cara yang
yang kreatif dan efekrif dan efisien
Inovatif sesuai dengan nilai
akuntabilitas,
komitmen mutu
dan etika public
dan tentunya
dengan kegitan ini
terjadi Pelayanan
public
3. Melakukan Pre  Penulis  Dokumetasi  Penulis dalam Dengan adanya Dengan adanya
test dan Post membuat soal kegiatan melakukan pre test kegiatan pre test dan kegiatan pre test
test Pre test dan Post  Lembar hasil kerja dan post test harus post test yang dan post test dalam
test siswa transparan dan mengacu pada nilai pembelajaran IPS
 Penulis  Hasil kerja siswa sesuai dengan hasil dasar ANEKA maka maka terjadi
melaksanakan kerja siswa dan tercapailah misi penguatan nilai
kegiaatan di tentunya penulis sekolah yaitu Mampu organisasi yaitu
kelas memberikan nilai bersaing untuk profesionalisme
 Penulis kepada setiap jenjang pendidikan dan terpercaya
memberikan peserta dengan adil lebih tinggi
penilaian tanpa membeda-
kepada peserta bedakan serta

24
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Keterkaitan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-
Substansi Mata Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
dengan penulis memeriksa
bijaksana tanpa hasil kerja siswa
ada pilih kasih dengan teliti serta
 Penulis menilai efektif dan efisien
dengan cermat lalu menghindari
dan teliti terjadinya
 Penulis kesalahan serta
memberikan mempunyai
penilaian disiplin dalam
dengan mengoreksi hasil
menggunakan kerja siswa sesuai
pedoman yang dengan nilai
sudah dibuat akuntabilitas,
adengan tepat nasionalisme,
waktu dan etika publik,
terbuka komitmen mutu
 Penulis dan anti korupsi
mentabulasi dan tentunya
nilai para siswa sejalan dengan
kedudukan ASN
sebagai pelayan
public

25
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Keterkaitan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-
Substansi Mata Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
4. Membuat 1  Penulis  Terciptanya mading  Penulis dalam Dengan adanya Dengan adanya
buah mading mengumpulkan di kelas melakukan kegiatan evaluasi kegiatan
kegiatan dokumentasi pembuatan mading yang mengacu pada pembuatan mading
pembelajaran tentang melakukan dengan nilai dasar ANEKA maka terjadi
IPS di kelas kegiatan siswa kerja sama tanpa maka tercapailah misi penguatan niai
selama proses membeda- sekolah yaitu Mampu organisasi yaitu
belajar dang bedakan dan bersaing untuk Nilai
mengajar mengerjakan jenjang pendidikan profesionalisme
 Penulis mading tersebut lebih tinggi inovatif
menyiapkan dengan teliti serta
bahan-bahan efektif dan efisien
untuk membuat siswa sesuai
mading dengan nilai
 Penulis akuntabilitas,
bersama siswa etika publik,
membuat komitmen mutu
mading dan tentunya
 Penulis sejalan dengan
menempelkan kedudukan ASN
di kelas sebagai pelayan
publik

26
27
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini merupakan langkah awal yang harus
ditempuh sebelum melakukan aktualisasi di unit kerja masing-masing.Dalam rancangan ini
diterapkan nilai dasar bagi ASN dalam melakukan tugasnya sebagai pelayan publik yang
profesional. Untuk membentuk ahli guru yang profesional yang mampu melaksanakan tugas
dan perannya sebagai pelayan masyarakat diperlukan pembentukan karakter yang
didasarkan pada nilai-nilai dasar ASN, yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi. Kegiatan aktualisai tersebut direncanakan akan
dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2019 hingga 7 September 2019 dengan bimbingan
dan arahan dari coach serta mentor. Laporan hasil pelaksanaan kegiatan akan
dipresentasikan pada tanggal 10 September 2019.

28
DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.2018.Peraturan Kepala
LAN-RI Nomor12 Tahun 2018, tentang Pelatihan Dasar CPNS
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Aktualisasi: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Akuntabilitas: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Anti Korupsi: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Etika Publik: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Komitmen Mutu: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Nasionalisme: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia

29

Anda mungkin juga menyukai