Disusun oleh:
Disusun oleh :
Nama : Faisal Hadi Kurniawan, S.Pd.
Coach, Mentor,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diseminarkan :
Di : Balai Diklat Keagamaan Semarang
Hari, tanggal : Selasa, 5 November 2019
Coach, Mentor,
Penguji,
iii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas rancangan aktualisasi nilai-nilai
dasar PNS dengan judul “OPTIMALISASI PEMBELAJARAN IPA MELALUI
MODEL EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER
SISWA KELAS XI DI MTS NEGERI 1 KOTA MAGELANG”.
a. Bapak Drs. H Ibnu Hasyir, S.Pd. MM selaku kepala Balai Pendidikan dan
Pelatihan Semarang beserta jajarannya.
b. Bapak Drs. H. Sholihin, M.Si. selaku penguji yang telah memberikan
saran, dan masukan perbaikan untuk penyempurnaan rancangan
aktualisasi ini
c. Ibu Lily Nurulia, S.S,, M.Pd. selaku coach yang senantiasa dengan sabar,
cermat, teliti dan sepenuh hati membimbing penulis dalam menyusun
rancangan aktualisasi ini.
d. Bapak Dra. Hj. Masrifah, M.Pd. selaku wali kelas Latsar Golongan III
Angkatan XXXIII
e. Seluruh Widyaiswara, dan Panitia yang telah berkenan berbagi ilmu dan
membimbing selama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan VI
f. H. Muh. Nursahid, S.Pd. selaku mentor dan sekaligus Kepala sekolah
MTs Negeri 1 Kota Magelang, yang telah memberikan masukan, inspirasi
iv
dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan
baik.
g. Orangtuaku Bapak Muhadi, S.Pd., M.Pd. dan ibu Mukaromah, S.Pd. atas
doa dan dukungannya.
h. Keluarga besar MTs Negeri 1 Kota Magelang atas semua do’a dan
dukungannya.
i. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III XXXIII-XXXVIII yang
telah berbagi kehangatan selama LATSAR, terutama teman sekamar 102.
v
DAFTAR ISI
vi
C. Struktur Organisasi………………………………………. 27
D. Tugas Jabatan Peserta Diklat…………………………… 32
E. Role Model ………………………………………………... 34
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan
Keterkaitan dengan Nilai ANEKA ……………………… 37
a. Jadwal Rancangan Aktualisasi …………………….. 49
b. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala…….. 50
BAB V PENUTUP......................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………... 56
Daftar Riwayat Hidup ……………………………………………… 57
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PNS profesional dapat dibentuk melalui pembinaan Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar). Undang undang nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) lebih lanjut dijelaskan dalam Peraturan
LAN No.12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelanggaraan Pelatihan Dasar
dan tentang pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III.
Pelatihan ini dilaksanakan dengan tujuan membentuk nilai-nilai dasar profesi
PNS yang tergabung dalam singkatan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi). Kompetensi tersebut dapat
berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat sehingga mampu
bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat. Pola baru ini
adalah sistem on dan off kampus yang terdiri dari 3 (tiga) tahap kegiatan yaitu:
pembelajaran klasikal, aktualisasi nilai-nilai dasar di tempat kerja, dan terakhir
evaluasi hasil aktualisasi. Kegiatan Pelatihan Dasar ini calon pegawai negeri
sipil diharapkan mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS
dengan cara mengalami sendiri dalam penerapan dan aktualisasi pada tempat
tugas, sehingga peserta merasakan manfaatnya secara langsung.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Bahwa, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar dan pendidikan menengah
Sekolah menengah pertama (disingkat SMP/MTs; bahasa Inggris: Junior
High School) adalah jenjang paling menengah pada pendidikan formal di
Indonesia. Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun,
dimulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Peserta didik umumnya berusia 13-17
tahun. Di Indonesia, setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan, yakni
sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau
sederajat) 3 tahun.
Berdasarkan pengamatan selama masa tugas di MTs Negeri 1 Kota
Magelang terdapat beberapa permasalahan yang ditemui. Permasalahan
1
tersebut antara lain minat siswa dalam belajar IPA masih kurang, model
pembelajaran IPA belum memberikan pengalaman, dan. permasalahan lain
yang ditemui dalam sekolah tersebut adalah kurangnya implementasi
pendidikan karakter dalam pembelajaran IPA. Kondisi sarana dan prasarana
laboratorium IPA juga menjadi salah satu kendala kegiatan pembelajaran
experiential learning untuk memberikan pengalaman belajar yang belum dapat
dilakukan secara optimal.
Pendidikan karakter dalam materi pelajaran dipahami sebagai integrasi
atau pesan, yaitu sebagai wahana pembudayaan dan pemberdayaan individu.
Melalui model experiential learning, akan merbentuk karakter siswa yang baik.
Karakter adalah bagian dominan dari afektif. Nilai-nilai karakter yang
diimplementasikan dalam pembelajaran adalah tanggung jawab, disiplin, rasa
ingin tahu, dan komunikatif. Metode yang akan digunakan dalam mengukur
karakter siswa yaitu menggunakan metode observasi. Perangkat yang
digunakan berupa nontes, yakni berupa instrumen yang hasilnya tidak
menyatakan benar atau salah.
Berdasarkan uraian tersebut, peserta latsar berinisiatif membuat
rancangan aktualisasi dengan melakukan kegiatan praktikum saat
pembelajaran IPA. Judul yang diangkat dalam rancangan aktualisasi diri
adalah “Optimalisasi Pembelajaran IPA melalui model Experiential Learning
untuk meningkatkan karakter siswa kelas XI di MTs Negeri 1 Kota Magelang
Jawa Tengah”.
B. Identifikasi Isu
1. Identifikasi Isu
Permasalahan dam latar belakang menjadi dasar dalam
melaksanakan proses identifikasi isu dan penetapan isu bagi rancangan
aktualiasai dan habituasi. Isu diambil dari isu kontemporer yang
berkembang di lingkungan MTs N 1 Kota Magelang. Sumber isu yang
diangkat diantaranya berasal dari tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang
tercantum dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), penugasan atasan,
atau inovasi penulis. Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini
bersumber dari aspek:
2
1. Whole Of Government (WoG),
2. Pelayanan Publik, dan
3. Manajemen ASN
Berdasarkan uraian mengenai keterkaitan isu-isu yang akan diangkat
sebagai rancangan aktualisasi di atas, maka dapat diidentiikasi isu-isu
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut.
Kondisi yang
No. Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini
Diharapkan
1 Praktikum IPA Pelayanan Kegiatan Kegiatan pembelaja-
belum optimal public praktikum ran memberikan
dilakukan di MTs jarang pengalaman kepada
N 1 Kota dilakukan. siswa
Magelang
2 Model pembe- Manajemen Model Menggunakan model
lajaran IPA be- ASN pembelajaran yang bervariasi
lum variative di dengan
MTs N 1 Kota ceramah
Magelang
3 Kurang Pelayanan Sarana dan Sarana dan prasarana
optimalnya public prasa-rana tertata dan lengkap
laboratorium IPA Laboratorium sehingga dapat
di MTs N 1 Kota belum tertata mendukung kegiatan
Magelang dan belum pembelajaran
lengkap
4 Minat belajar Manajemen Minat belajar Siswa terttarik dengan
siswa kurang ASN siswa kurang. pembelajaran yang
dilakukan
5 Pendidikan Manajemen Karakter siswa Karakter siswa
karakter masih ASN masih rendah. meningkat.
kurang
3
Tabel 1.2 Parameter APKL
No Indikator Keterangan
1 Aktual ( A ) Isu yang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
2 Problematik ( P ) Isu yang kompleks, sehingga perlu
dicarikan segera solusinya.
3 Kekhalayakan (K ) Isu yang langsung menyangkut hajat
hidup orang banyak bukan untuk
kepentingan seseorang atau sekelompok.
4 Layak ( L ) Isu yang masuk akal dan realistis serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya
Kriteria
No Isu Ket.
A P K L
1 Praktikum IPA belum optimal
+ + + + M
2 Model pembelajaran IPA belum
variatif - + + + TM
KETERANGAN:
M : Memenuhi
TM : Tidak Memenuhi
Berdasarkan metode APKL pada Tabel 1.3 diperoleh 3 (tiga) isu utama
yang selanjutnya dilakukan penentuan prioritas isu menggunakan metode
USG (Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG merupakan metode yang
digunakan untuk mengukur skala prioritas. Metode USG merupakan kritera
yang disusun untuk menentukan prioritas penanganan permasalahan pada
instansi terkait. Penjelasan tentang Urgency, Seriousness, dan Growth
dijelaskan pada Tabel 1.4.
4
Tabel 1.4 Penjelasan USG
No Komponen Keterangan
1 Urgency Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti sesuai dengan waktu
yang tersedia.
Isu dengan total skor tertinggi merupakan isu prioritas yang akan
ditetapkan untuk diselesaikan dengan kegiatan-kegiatan yang diusulkan.
Analisis Isu prioritas didasarkan pada pengukuran yang diadaptasi skala likert
1-5 yakni:
Skor 1 berarti sangat tidak U/S/G,
Skor 2 berarti kurang U/S/G,
Skor 3 berarti cukup U/S/G,
Skor 4 berarti U/S/G
Skor 5 berarti sangat U/S/G
Hasil pengukuran didapatkan hasil yang dijelaskan pada Tabel 1.5
sebagai berikut.
Tabel 1.5. Analisis Isu dengan Metode USG
Kriteria
No Isu Peringkat
U S G ∑
1 Pelaksanaan kegiatan
praktikum IPA belum optimal 5 4 5 14 II
5
Pembelajaran IPA melalui model Experiential Learning untuk meningkatkan
karakter siswa kelas XI di MTs Negeri 1 Kota Magelang”.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis isu, rumusan masalah pada rancangan aktualisasi
melalui habituasi adalah:
1) Bagaimana cara mengoptimalkan kegiatan pembelajaran IPA dengan
model experiential learning kelas IX untuk meningkatkan karakter di MTs
Negeri 1 Kota Magelang?
2) Bagaimana keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan Nilai Dasar ASN
(ANEKA) serta Peran dan Kedudukan ASN (Pelayanan Publik, WoG, dan
Manajemen ASN)?
3) Bagaimana kontribusi antara visi, misi, dan penguatan nilai organisasi
dengan hasil kegiatan dari isu yang diangkat?
4. Tujuan
Berdasarkan analisis isu, tujuan yang ingin dicapai dalam rancangan aktulisasi
ini adalah :
1) Untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran IPA Kelas IX dengan model
experiential learning kelas untuk meningkatkan karakter di MTs Negeri 1
Kota Magelang.
2) Untuk mengetahui keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan dengan Nilai
Dasar ASN (ANEKA) serta Peran dan Kedudukan ASN (Pelayanan Publik,
WoG, dan Manajemen ASN).
3) Untuk mengetahui keterkaitan antara visi, misi, dan penguatan nilai
organisasi dengan hasil kegiatan dari isu yang diangkat.
6
5. Manfaat
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS
a. Mengetahui cara mengimplementasikan dan memahami pelaksanaan
kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS (ANEKA) di satuan kerja
masing-masing.
b. Membentuk PNS profesional dan berkarakter melalui kegiatan aktualisasi
nilai-nilai dasar PNS (ANEKA).
2. Bagi MTs Negeri 1 Kota Magelang
a. Menjadikan salah satu kajian pembelajaran yang mengimplementasikan
nilai karakter dalam mata pelajaran.
b. Sumbangan data terkait pendataan alat dan bahan di laboratorium..
3. Bagi Teman Sejawat
a. Kegiatan aktualisasi memberikan motivasi kepada guru IPA lainnya
untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran
b. Kegiatan aktualisasi memberikan contoh bagi guru IPA lainnya untuk
merencanakan dan membuat perangkat pembelajaran yang menarik
berorientasi pada kognitif dan afektif.
4. Bagi Siswa
a. Meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA
b. Tercapainya kompetensi yang diharapkan sesuai kurikulum.
c. Kegiatan aktualisasi dapat menjadi sumbangan dalam meningkatkan
mutu pembelajaran siswa.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
8
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk
ancaman yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Sikap perilaku
warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan
Pancasila dan UUD NRI 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara. Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945
mengamanatkan kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang
pembelan negara. Pelaksanakan bela negara merupakan bukti dan
proses bagi ASN untuk menunjukkan kesediaan dan berbakti kepada
Nusa dan Bangsa, serta kesadaran untuk mengorbankan diri guna
membela negara. ( Lembaga Administrasi Negara, 2019 ). Oleh sebab itu
dalam pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS dibekali dengan latihan-
latihan seperti :
1. Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik;
2. Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental;
3. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara;
4. Keprotokolan;
5. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
6. Kegiatan ketangkasan dan permainan (LAN, 2015)
9
berkompeten dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Adapun
nilai-nilai dasar PNS adalah sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai sebagai amanah yang harus dilksanakan. Akuntabilitas
merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab terwujudnya nilai-nilai publik. Lebih lanjut
akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya
sesuai dengan indicator seperti berikut:
a Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan
yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
b Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/instansi.
c Integritas : Konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur dan keyakinan.
d Tanggung : Kesadaran manusia akan tingkah laku atau
Jawab perbuatannya yang di sengaja maupun yang
tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
e Keadilan : Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
f Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan
melahirkan akuntabilitas.
g Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan
kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
10
dan kapasitas
H Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab
harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa
yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
I Konsistensi : Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir
(Lembaga Administrasi Negara, 2015)
2. Nasionalisme
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila
yang merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Terdapat lima
nilai dasar dari nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
4) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
b. Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan,
agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit
dan sebagainya.
2) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
3) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
4) Berani membela kebenaran dan keadilan.
11
5) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia.
c. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
4) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
5. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
12
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial.
(Lembaga Administrasi Negara, 2015)
3. Etika Publik
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis.Kode etik profesi dimaksudkan
untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khususdalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang ASN, melalui indikator sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
13
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepa, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir. (Lembaga Administrasi Negara, 2015)
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai. Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai
efektivitas, efisiensi, inovasi, dan kinerja yang berorientasi mutu dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Profesionalisme: bertindak secara profesional sesuai dengan profesi
yang dijabat dalam menjaga kualitas pelayanan.
b. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai
hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan
tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut
jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya
diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu,
kuantitas, ketepatan waktu, dan alokasi sumber daya, melainkan juga
diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
c. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat efisiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam melaksanakan
kegiatan. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan
14
baku, uang dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu.
d. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal)
untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan
kebutuhan dari pihak eksternal misalnya permintaan pasar. Inovasi
dalam layanan publik harus mencerminkan hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya,
bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
e. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu
alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi. Orientasi mutu berkomitmen untuk
senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk
kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam
pelayanan. ( Lembaga Administrasi Negara, 2015 )
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi dikatakan sebagai
kejahatan yang luar biasa karena dampaknya yang luar biasa yaitu
mampu merusak tatanan kehidupan dalam ranah pribadi, keluarga,
masyarakat maupun ranah kehidupan yang lebih luas lagi.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan pakar telah
melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi. Ada 9 (sembilan) nilai-
nilai anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri. Seseorang yang dapat berkata jujur dan
transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun
orang lain, sehingga dapat membentengi diri dari perbuatan curang.
15
b. Peduli
Adanya kepedulian terhadap orang lain menjadikan seseorang
memiliki rasa kasih sayang antar sesama. Pribadi dengan jiwa sosial
yang tinggi tidak akan tergoda untuk mmeperkaya diri sendiri dengan
cara yang tidak benar.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter pada diri seseorang untuk tidak
mudah bergantung kepada pihak lain. Pribadi yang mandiri tidak akan
menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan
terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan
cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Dengan
kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam
perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-
besarnya.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan.
16
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang
dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Adil merupakan kemampuan
seseorang untuk memperlakukan orang lain sesuai dengan hak dan
kewajibannya.
(Lembaga Administrasi Negara, 2015)
17
kantor. Dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang
Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku PNS sebagai
berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan
penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada
hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah
terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier;
dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang. (Lembaga Administrasi Negara, 2017)
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan
yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan
kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan
18
tugasnya tersebut. Harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu
jabatan pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu. (Lembaga Administrasi Negara,
2017)
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola karier;
promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari
tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur Sipil Negara, 2014).
2. Pelayanan Publik
LAN (2017), mengartikan pelayanan publik sebagai segala bentuk
kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan
di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk
barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah. Barang/jasa
19
publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh sektor
swasta karena adanya free rider problem, non-rivalry, dan non-excludable,
serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara kolektif.
Perkembangan paradigma pelayanan: Old Public Administration (OPA),
New Public Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public
Service (NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan, responsif, non
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel,
dan berkeadilan. Fundamen Pelayanan Publik yaitu:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat
konstitusi.
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara.
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-
hal strategis untuk memajukan bangsa di masa yang akan datang.
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
warga negara tetapi juga untuk proteksi.
3. Whole of Goverment
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi
yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program, dan pelayanan publik. Oleh karena itu, WoG dikenal
sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan dengan menunjuk
sejumlah kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan
(Lembaga Administrasi Negara, 2017).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan publik
bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan
sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil Indonesia
adalah:
20
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih baik,
selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika
kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG.
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar
sektor dalam pembangunan.
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk
latar belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrtasi
bangsa. ( Lembaga Administrasi Negara, 2017 )
Experience
Apply Share
Generalize Process
21
Tahapan experiential learning tersebut antara lain:
a. Experience: Do it!
Siswa berpartisipasi dalam kegiatan individu atau aktivitas
kelompok dengan sedikit/tanpa bantuan dari guru. Siswa pada tahap ini
hanya melakukan tugas dan memiliki niat untuk merenungkan kegiatan
yang dilakukannya (Sharlanova, 2004). Kegiatan dapat mencakup:
mendemonstrasikan keterampilan baru, membuat pameran, menghadiri
kunjungan lapangan, bermain game atau melakukan kegiatan rekreasi.
b. Share: What Happen!
Siswa menggambarkan pengalaman, berbagi hasil, reaksi, dan
mendiskusikan hasil pengalaman dengan siswa lain dari
pengalamannya tersebut.
c. Process: So What!
Siswa mediskusikan, menganalisis, merenungkan, pengalamannya.
Siswa mendiskusikan bagaimana pertanyaan muncul akibat aktivitas
yang telah dilakukan.
d. Generalize: So What!
Siswa menggeneralisasi untuk menghubungkan pengalaman dengan
contoh di dunia nyata dengan mendiskusikan, menganalisis,
merenungkan.
e. Apply: Now What!
Siswa menerapkan apa yang dipelajari tentang bagaimana informasi
baru bisa diterapkan pada kehidupan sehari-hari atau sesuatu di masa
depan pada situasi yang sama atau berbeda.
22
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ranah kognitif dan afektif. Masing-
masing tujuan tersebut dijelaskan sesuai Tabel 2.1 sebagai berikut.
23
4 Komunikatif Tindakan memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan berkerja sama dengan
orang lain.
Analisis KI-KD
24
BAB III
PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi
1. Visi
Islami, Berprestasi, Mandiri, Berakhlak mulia.
2. Misi
a. Melaksanakan pendidikan yang Islami, mengacu pada peningkatan
prestasi.
b. Mendidik peserta didik untuk mandiri dan berakhlaq mulia.
c. Menciptakan suasana madrasah yang kondusif untuk mampu bersaing
dalam menghadapi perubahan zaman.
3. Tujuan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar mengacu pada
tujuan umum pendidikan dasar yaitu meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Secara khusus, sesuai
dengan visi dan misi sekolah, tujuan MTs Negeri 1 Kota Magelang pada
akhir tahun pelajaran 2019/2020 mengantarkan peserta didik didik untuk :
a. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered
learning) serta layanan bimbingan dan konseling;
b. Melestarikan budaya daerah melalui MULOK bahasa daerah dengan
indikator; 100% peserta didik mampu berbahasa Jawa sesuai dengan
konteks;
c. Menjadikan 100% peserta didik memiliki kesadaran terhadap kelestarian
lingkungan hidup di sekitarnya;
d. Memiliki jiwa cinta tanah air yang diinternalisasikan lewat kegiatan
Pramuka.
e. Meraih kejuaraan dalam beberapa cabang olah raga di tingkat Kota
f. Memiliki jiwa toleransi antar umat beragama dan melaksanakan ajaran
Islam secara optimal.
26
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi MTs Negeri 1 Kota Magelang adalah sebagai berikut.
1. Kepala Madrasah : Muh. Nursahid, S.Pd.
2. Kepala Urusan Tata Usaha : Siti Juwariyah, S.Pd.I.
3. Wakil Kepala Urusan Kurikulum : Drs. Heru Sarwono
4. Wakil Kepala Urusan Humas : Ahmad, S.Ag.
5. Wakil Kepala Urusan Kesiswaan : Kukuh Santoso, S.Pd.I., M.Pd.
6. Wakil Kepala Urusan Sarpras : Nihron Mujaddid, S.H.
7. Kepala Perpustakaan : Retno Sulistiyani
8. Koordinator BK : Drs. Wahyu Tri Prasetyo
Ka Ur. TU
Drs. Heru Sarwono Kukuh Santoso, S.Pd.I, Ahmad, S.Ag. Nihron Mujadid, S.H.
M.Pd.
Koordinator BK Ka.Perpustakaan
Drs. Wahyu Tri Prasetyo Retno Sulistiyani, S.Pd
Guru
Siswa
27
1. Data Guru dan Pegawai
Data guru dan pegawai MTs Negeri 1 Kota Magelang dapat dilihat pada
Tabel 3.1 sebagai berikut.
Tabel 3.1. Daftar Guru dan Karyawan MTs N 1 Kota Magelang
Tahun Pelajaran 2019/2020
No NIP Nama Gol. Ruang Pangkat Jabatan
Nihron Mujaddid,
8 196708031993031006 Pembina IV/a Guru
S.H.
Siti Widaryati,
11 196711022005012003 Penata Tk.I III/d Guru
S.Pd.
Joko Winarno,
12 196904292005011002 Penata Tk.I III/d Guru
S.Pd.
Guru, Waka
13 197305282005011002 Ahmad, S.Ag. Penata Tk.I III/d
Humas
Kukuh Santoso, Guru,
14 198108312005011002 Penata Tk.I III/d
S.Pd.I., M.Pd. Wakasis
Penata
16 197211122007102002 Zainab, S.Ag. III/b Guru
Muda Tk.I
Nasikhatul
17 197508192007012007 Penata III/c Guru
Muawanah, S.Ag.
28
No NIP Nama Gol. Ruang Pangkat Jabatan
Dwi Kushayati,
18 197707162007102006 Penata III/c Guru
S.P.
Retno Sulistiyani,
19 197904082007012025 Penata III/c Guru
S.Pd.
Desi Rahmawati,
20 197912212007102003 Penata III/c Guru
S.Pd.I., M.S.I.
Siti Juwariyah,
21 197601232003122002 Penata III/c Kepala TU
S.Pd.I.
Umi Hanik Masitoh, Penata
22 196911092009012001 III/b Guru BK
S.Pd. Muda Tk.I
Iswahyu Wiyanadi Pengatur Pengelola
23 198011222005011003 II/d
Rachmad Tk.I BMN
Faisal Hadi Penata
24 199501242019031007 III/a Guru
Kurniawan, S.Pd. Muda
Moch Zefri Penata
25 198509052019031007 III/a Guru
Syaebani, S.Pd.I. Muda
Anisa Noor Baiti, Penata
26 199112172019032026 III/a Guru
S.Kom. Muda
Penata
27 199107312019032020 Esmiyati, S.Pd. III/a Guru
Muda
Cahyani Puji Penata
28 199302022019032018 III/a Guru
Restianti, S.Pd. Muda
Sri Wahyuni Penata
29 198501262019032004 III/a Guru BK
Ekawati, S.Pd. Muda
Firman Abdul Penata
30 199010042019031005 III/a Guru
Rakhman, S.Pd. Muda
Endah Susilo Wati, Guru Non
31 - - Guru
S.Pd. PNS
Eri Kurniawan, Guru Non
32 - - Guru
S.Pd.Si. PNS
Iswan Suminto, Guru Non
33 - - Guru
S.Pd. PNS
Nur Fathiyah
Guru Non
34 - Hidayati, S.S., - Guru
PNS
S.Pd.
Tri Maya Dian Guru Non
35 - - Guru
Kurniawati, S.Pd.I. PNS
Dian Noviyanti, Guru Non
36 - - Guru
S.H. PNS
Heru Saputra, Guru Non
37 - - Guru
S.Pd. PNS
29
No NIP Nama Gol. Ruang Pangkat Jabatan
Berdasarkan Tabel 3.1, jumlah guru dan pegawai di MTs Negeri 1 Kota
Magelang adalah sebagai berikut.
1. Jumlah Guru PNS = 28 orang
2. Jumlah Guru Non PNS = 12 orang
3. Jumlah Pegawai PNS = 2 orang
4. Jumlah Pegawai Non PNS = 8 orang
2. Kelas VIII
a) Laki – Laki = 116 orang
b) Perempuan = 68 orang
Jumlah = 184 orang
3. Kelas IX
a) Laki – Laki = 82 orang
b) Perempuan = 75 orang
Jumlah = 157 orang
3. Sarana Prasarana
1. Luas Tanah = 5.370 m2
2. Luas Bangunan = 3.163 m2
3. Luas Halaman = 2.207 m2
4. Ruang Kelas = 17 ruang
5. Ruang Kepala = 1 ruang
6. Ruang Guru = 1 ruang
7. Ruang Tata Usaha = 1 ruang
8. Laboratorium IPA = 1 ruang
9. Laboratorium Bahasa = 1 ruang
10. Mushola = 1 ruang
11. Perpustakaan = 1 ruang
12. Lapangan Olahraga Indoor = 1 lapangan
13. Lapangan Olahraga Outdoor = 1 lapangan
14. Kantin = 2 buah
15. Kamar Mandi/WC = 14 buah
31
4. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler di MTs Negeri 1 Kota Magelang adalah
sebagai berikut.
1. Pramuka
2. Palang Merah Remaja
3. Bola Basket
4. Bola Voli
5. Sepakbola
6. Drum Band
7. Rebana
8. Tartil dan Tilawah
9. Baris Berbaris
10. Seni Musik
11. Bulu tangkis
12. Pencak silat
32
Menurut Permenpan-RB No.16 Tahun 2009 rincian kegiatan Guru Mata
Pelajaran adalah sebagai berikut :
33
E. Role Model
Tokoh yang dijadikan role model oleh peserta latsar adalah Stephen
William Hawking. Beliau lahir dari Oxford, Inggris, 8 Januari 1942. Hawking
bersekolah di St Albans High School for Girls dari tahun 1950-1953 karena
saat itu laki-laki dapat masuk sekolah perempuan hingga berumur 10 tahun.
Setelah itu, Hawking bersekolah di St Albans School. Hawking kemudian
mempelajari ilmu pengetahuan alam terutama astronomi di University College,
Oxford.
Stephen William Hawking, CH, CBE, FRS adalah seorang ilmuan fisika
teoretis. Dia adalah seorang profesor Lucasian dalam bidang matematika di
Universitas Cambridge dan anggota dari Gonville and Caius College,
Cambridge. Dia dikenal akan sumbangannya di bidang fisika kuantum,
terutama karena teori-teorinya mengenai teori kosmologi, gravitasi kuantum,
lubang hitam, dan radiasi Hawking. Salah satu tulisannya adalah A Brief
History of Time, yang tercantum dalam daftar best seller di Sunday Times
London selama 237 minggu berturut-turut.
Hawking meyakini bahwa kehidupan ekstraterestrial (kehidupan yang
tidak berasal dari planet bumi) memang ada dan ia menggunakan basis
matematis untuk asumsinya.”Menurut otak matematisku, angka menunjukan
34
bahwa keberadaan alien sangatlah rasional”. Hawking meyakini bahwa alien
tidak hanya ada di planet-planet, namun juga ada ditempat lain seperti bintang
atau mengapung di angkasa. Hawking juga memperingati bahwa beberapa
spesies alien mungkin memiliki peradaban yang maju dan bisa mengancam
Bumi. Hubungan dengan spesies seperti itu dapat membahayakan seluruh
umat manusia. Ia mengatakan, “Jika alien mengunjungi kita, hasilnya akan
sama seperti ketika Columbus mendarat di Amerika, yang tidak berakhir baik
bagi penduduk asli Amerika”. Hawking menyarankan, daripada mencoba
menghubungi alien, sebaiknya kita menghindari hubungan dengan mereka.
Hawking selalu mengandalkan Tuhan dalam segala usahanya.
Seorang Genius Penyakitnya tidak mematahkan keinginan Hawking
untuk mengeksplorasi alam semesta. Selama kariernya, Hawking mencoba
menguak misteri alam semesta. Dia pun berhipotesis bahwa jika alam
semesta memiliki awal, yaitu Big Bang, maka ia akan memiliki akhir juga.
Hawking bekerja sama dengan pakar kosmologi Roger Penrose dan
mendemonstrasikan Teori Relativitas Umum Albert Einstein yang
menunjukkan bahwa ruang angkasa dan waktu dimulai pada kelahiran alam
semesta dan berakhir dengan lubang hitam. Memadukan teori Einstein dan
teori kuantum, Hawking menemukan bahwa lubang hitam tidak diam saja.
Lubang hitam justru berdesis, mengeluarkan radiasi dan partikel, sebelum
akhirnya meledak dan menghilang. Ketika menyadari hal ini, Hawking sendiri
sempat tidak memercayainya. Namun, semua kalkulasinya kembali ke hasil
yang sama. Baca juga: Meski Idap ALS, Stephen Hawking Mampu Bertahan
55 Tahun dan Punya Anak Hasil tersebut kemudian dipublikasikan pada 1974
dalam artikel berjudul “Ledakan Lubang Hitam?” di jurnal Nature dan
memunculkan konsep baru bernama radiasi Hawking. Pada 2014, Hawking
merevisi teorinya dan menyatakan bahwa lubang hitam tidak ada, setidaknya
lubang hitam yang kita kenal secara tradisional. Dalam teori baru yang
kontroversial ini, Hawking tidak mengakui adanya horizon peristiwa atau batas
lubang hitam. Sebaliknya, dia berkata lubang hitam memiliki horizon yang
akan berubah menurut perubahan kuantum. Selain itu, Hawking juga
mengklaim bahwa alam semesta ini tidak memiliki batas. Walaupun jumlah
35
planetnya terbatas, seseorang bisa mengelilingnya tanpa batas dan tidak akan
pernah bertemu dinding
Alasan penulis memilih Hawking yaitu beliau sosok yang inspiratif. Beliau
adalah seorang ilmuan yang memiliki konstribusi penting dalam dunia ilmu
pengetahuan internasional. Walaupun memiliki kekurangan fisik sejak berusia
21 tahun akibat penyakit langka yang menyerang saraf motoriknya yaitu
Sklerosis Lateral Amiotrof (ALS), Hawking tak berkecil hati. Beliau
membuktikan bahwa kekurangan kondisi fisik tidak menjadi penghalang untuk
terus berkarya sehingga menjadi seorang yang bermanfaat bagi sesama
manusia utamanya dalam ilmu pengetahuan. Belajar dari Hawking, bahwa
manusia itu harus cerdas, mandiri, bekerja keras, dan bermanfaat karena
sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi sesamanya.
36
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
37
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS CONTOH
(KETERKAITAN NILAI DASAR DENGAN KEGIATAN )
38
Tabel 4.2. Rancangan Kegiatan Aktualisasi
39
Kontribusi Penguatan Nilai-
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahap Kegiatan terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
guru menjadi lebih memahami
tentang kegiatan apa yang
dapat dilakukan.
Antikorupsi
Jujur
Peserta latsar memberikan
pemahaman tentang kegiatan
- kegiatan yang akan
dilakukan dengan jujur.
2 Membuat 1. Pemetaan SKL, KI, 1. Diperolehnya Akuntabilitas Terlaksananya Manajemen ASN
perencanaan KD sebagai tema indikator keter- Membuat ketercapaian kegiatan untuk Mengoptimalkan
pembelajaran pada RPP. capaian kompe- indkcator pembelajaran meningkatkan proses
2. Berdskusi tentang tensi dasar Tanggung jawab dan prestasi siwa pembelajaran
RPP yang akan pembelajaran integritas sehingga dengan
dipakai 2. Catatan hasil sendukung pendekatan
3. Merefisi RPP diskusi dengan Komitmen Mutu pencapaian misi pembelajaran
4. Penyusunan RPP. guru IPA Pembuatan indikator penilaian visi ke 2 (dua) yang berpusat
5. Menelusuri tentang 3. RPP karater pembelajaran yang Melaksanakan pada siswa.
model pembelaja- 4. Informasi berkualitas dan efektif pendidikan yang
ran experiential tentang imple- Islami, mengacu
learning dengan menttasi Pendi- Manajemen ASN pada peningkatan
implementasi Pen- dikan karakter Guru diharapkan mampu prestasi.
didikan karakter pada model berinovasi dalam
6. Menetapkan experiential mengembangkan silabus
indikator penilaian learning sehingga sesuai dengan
karakter 5. Lembar penil- kondisi dan kedaan lingkungan
aian karakter di sekolah
40
Kontribusi Penguatan Nilai-
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahap Kegiatan terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3 Inventarisasi 1. Menyusun form 1. Form Manajemen ASN Pendataan alat Manajemen ASN
Alat dan inventarisasi alat inventarisasi Peserta latsar mendata alat dan bahan Guru IPA ber-
Bahan di bahan di alat dan bahan dan bahan laboratorium untuk laboratorium IPA tanggung jawab
Laboratorium laboratorium IPA praktikum di memudahkan guru IPA lainnya dimaksudkan terhadap
2. Izin kepada kepala laboratorium dalam melakukan praktikum. agar dapat perawatan
madrasah dan Ka. IPA. menunjang saarana belajar
Laboratorium 2. Diperoleh izin Akuntabilitas kemampuan yang ada di
untuk pendatan. dari kepala Tanggung jawab kognitif dan laboratorium IPA.
3. Inventarisasi alat madrasah dan Wujud tanggung jawab guru psikomotorik
dan bahan labora- Ka. IPA untuk dapat yang sesuai misi
torium. Laboratorium. mengoptimalakan sarana 1 (satu)
3. Diperoleh data belajar IPA yang disediakan Melaksanakan
alat dan bahan oleh sekolah. pendidikan yang
di labora-torium. Islami, mengacu
4. Foto/Video saat Nasionalisme pada
men-data alat Sila ke-2: Bekerja sama peningkatan
dan bahan di Pendataan alat dan bahan prestasi
laboratorium. dilakukan bekerja sama
dengan teman kerja.
Etika Publik
Sopan dan santun
Bertingkah laku sopan santun
saat meminta izin untuk
melakukan pendataan alat dan
bahan laboratorium.
Antikorupsi
Jujur
Pendataan dilakukan dengan
41
Kontribusi Penguatan Nilai-
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahap Kegiatan terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
jujur terkait jumlah alat-alat
laboratorium.
4 Menyediakan 1. Mendata bahan- 1. Data - data Pelayanan Publik Dengan saya me- Tanggung
bahan-bahan bahan yang diper- tentang bahan- Salah satu tugas ASN adalah nyediakan bahan- Jawab
praktikum lukan dalam prak- bahan yang melayani, dalam hal ini bahan praktikum Guru IPA ber-
tikum. akan digunakan melayani siswa. Guru ber-arti saya telah tanggung jawab
2. Menyerahkan list untuk melayani siswa dengan memfasilitasi atas tersedianya
bahan-bahan yang praktikum. menyediakan alat dan bahan siswa untuk dapat alat dan bahan
diperlukan untuk 2. Tersedianya yang akan digunakan mela-kukan praktikum yang
praktikum kepada bahan yang praktikum. praktikum dan akan dilakukan.
Ka. Laboatorium. akan digunakan diharapkan dapat
3. Menyediakan atau dalam Akuntabilitas me-ningkatkan
membeli bahan- praktikum. Tanggung jawab pemaha-mannya
bahan yang digu- 3. Foto/Video Dengan menyiapkan bahan- terhadap IPA. Hal
nakan untuk bahan praktikum, saya telah tersebut berarti
pembelajaran jika bertanggung jawab terhadap telah mendukung
tidak ada di sekolah ketersediaan bahan-bahan misi madrasah
yang akan digunakan. nomer 1 (satu)
yaitu melak-
sanakan
Nasionalisme pendidikan yang
Sila ke-4: Musyawarah Islami, mengacu
Apabila bahan-bahan yang pada peningkatan
akan digunakan tidak tersedia, prestasi.
maka bermusyawarah terlebih
dahulu dengan Ka.
Laboratorium untuk
menyediakan atau membeli
bahan tersebut.
42
Kontribusi Penguatan Nilai-
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahap Kegiatan terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Etika Publik
Membuat keputusan sesuai
keahlian
Saya dapat membuat keputu-
san untuk menyediakan bahan
praktikum karena saya guru
IPA.
Sopan
Menyerahkan list bahan-bahan
praktikum kepada Ka. Labora-
torium dengan sopan.
Komitmen Mutu
Efisiensi
Pendataan bahan - bahan
praktikum dilakukan dengan
memperhatikan efisiensi
waktu agar praktikum dapat
dilaksa-nakan.
Anti Korupsi
Jujur
Guru melaporkan kepada
benda-hara sekolah terkait
pengeluaran untuk membeli
bahan-bahan praktikum
dengan sebenar-benarnya.
43
Kontribusi Penguatan Nilai-
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahap Kegiatan terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5 Membuat 1. Menentukan kom- 1. Ditetapkannya Manajemen ASN Dengan saya Inovasi
lembar kerja petensi dan desain standar kompe- Salah satu tugas guru adalah mem-buat lembar Guru membuat
untuk membuat tensi dan mengatur kegiatan, dalam hal kerja kerja/kegi- karya inovasi be-
lembar kerja kompetensi ini adalah kegiatan atan maka saya rupa lembar kerja
2. Membuat ranca- dasar serta pembelajaran. Guru membuat telah kerja/kegiatan
ngan lembar kerja desain yang lembar kerja praktikum memfasilitasi sis- untuk siswa.
3. Konsultasi dan re- akan digunakan sebagai wujud pelayanan guru wa untuk dapat
visi lembar kerja untuk terhadap siswa untuk melakukan Keteladanan
siswa oleh kepala pembuatan menyediakan lembar pedoman praktikum dan Guru sebagai te-
madra-sah atau lembar melakukan praktikum. diharapkan dapat ladan bagi rekan
guru senior. kerja/kegiatan meningkatkan kerjanya untuk
2. Terbentuk draft Akuntabilitas pema-hamannya membuat pan-
lem-bar kerja Kejelasan terhadap IPA. Hal duan kerja/kegia-
kerja/kegiatan. Lembar kerja praktikum dibuat tersebut ber-arti tan pada materi
3. Lembar kerja secara jelas agar mudah telah mendukung yang lainnya.
kerja/kegiatan dipahami siswa. misi madrasah
siswa nomer 1 (satu)
4. Foto saat Nasionalisme yaitu melak-
membuat Sila Ke-5: Bekerja Keras sanakan
lembar Pembuatan lembar kerja pendidikan yang
kerja/kegiatan praktikum dilakukan dengan Islami, mengacu
kerja keras agar hasilnya baik. pada peningkatan
prestasi.
Etika Publik
Sopan dan santun
Konsultasi dengan kepala
madrasah dan guru IPA senior
dengan sopan santun.
Komitmen Mutu
44
Kontribusi Penguatan Nilai-
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahap Kegiatan terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Inovasi
Guru berinovasi dalam
membuat lembar kerja
praktikum.
Efektif dan efisien
Guru membuat lembar kerja
praktikum dengan tepat dan
sesuai jadwal yang ditetapkan.
Anti Korupsi
Mandiri
Pembuatan lembar kerja
praktikum dilakukan secara
mandiri.
6 Pelaksanaan I: 1. Membuka proses 1. Terjadinya AKUNTABILITAS Pembelajaran Religiusitas
proses pembelajaran pelaksanaan (transparansi, kepercayaan, yang pertama Integritas
pembelajaran 2. Melaksanakan pro- pembelajaran kejelasan), yaitu data hasil sebagai salah Tanggung jawab
Observasi ses pembelajaran 2. Catatan nilai observasi pembelajaran di satu sarana Komunikatif
dengan model karakter siswa dalam kelas yang diperoleh mewujudkan Visi Kreatif
konvensional 3. Menutup secara transparan harus sekolah Unggul Disiplin
3. Mengakhiri proses pembelajaran dipastikan bahwa data dalam prestasi,
pembelajaran. 4. Data nilai tersebut jelas dan terpercaya berbudi pekerti
4. Menilai karakter arakter siswa luhur dilandasi
siswa iman dan taqwa.
7 Pelaksanaan II: 1. Membuka proses 1. Membuka Manajemen ASN Kegiatan Tanggung
Pelaksanaan pembelajaran pelajaran ASN dalam hal ini guru pembelajaran Jawab
proses 2. Melaksanakan pro- dengan baik memiliki peran merencanakan, diharapkan Guru bertang-
pembelajaran ses pembelajaran 2. Terjadinya melaksanakan, dan mengeva- mampu mening- gung jawab terha-
dengan model dengan model proses luasi hasil pembelajaran agar katkan pema- dap berlangsung-
Experiential experiential pembelajaran dapat diperoleh pembelajaran haman siswa nya proses pem-
45
Kontribusi Penguatan Nilai-
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahap Kegiatan terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Learning learning. dengan model yang berkualitas sehingga terhadap IPA, belajaran
3. Mengakhiri proses experiential dapat tercapai tujuan sehingga mem-
pembelajaran. learning sesuai pendidikan nasional. Peserta berikan
4. Menilai karakter perencanaan. latsar sebagai guru akan konstribusi
siswa 3. Refleksi melakukan pembela-jaran terhadap misi
pembelajaran sesuai tugas. MTs N 1 Kota
dengan Magelang nomer
menyimpulkan Akuntabilitas 1 (satu) yaitu
pembelajaran Konsistensi melak-sanakan
4. Data nilai Dengan saya melakukan pem- pendidikan yang
karakter siswa belajaran praktikum berarti Islami, mengacu
5. Foto/Video saya telah konsisten terhadap pada peningkatan
pembelajaran peren-canaan yang dibuat. prestasi. Kegiatan
Nasionalisme praktikum
Religius merupakan salah
Kegiatan pembelajaran satu upaya untuk
diawali dan diakhiri dengan meningkatkan
do’a. prestasi siswa.
46
Kontribusi Penguatan Nilai-
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahap Kegiatan terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dengan efektif, yaitu dapat pembelajaran
tercapainya indikator dengan
pembelajaran. pendekatan
pembe-lajaran
Anti Korupsi yang berpusat
Adil pada peserta
Guru harus berlaku adil didik (student
kepada semua siswa saat centered lear-
kegiatan pembelajaran. ning).
47
Kontribusi Penguatan Nilai-
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahap Kegiatan terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Nasionalisme
Sila Ke-5: Bekerja Keras
Pembuatan soal dilakukan
dengan kerja keras agar
hasilnya baik.
Etika Publik
Sopan
Guru bertingkah laku sopan
saat konsultasi dengan kepala
ma-drasah dan guru IPA
senior.
Komitmen Mutu
Inovasi
Guru menyusun instrumen
soal sendiri sesuai indikator
soal yang ditetapkan.
Anti Korupsi
Adil
Guru harus berlaku adil
kepada semua siswa saat
melakukan penilaian.
48
B. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
JADWAL RANCANGAN AKTUALISASI
Nama : Faisal Hadi Kurniawan, S.Pd.
Instansi : Kantor kementerian Agama Kota Magelang
Tempat Aktualisasi : MTs N 1 Kota Magelang
Tabel 4.2. Jadwal Rancangan Aktualisasi
8 November- 3 Desember 2019
No
Kegiatan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
1. Konsultasi X X X
2 Membuat perencanaan
pembelajaran X X X
3 Inventarisasi Alat dan
Bahan di Laboratorium X X X X
4 Menyediakan bahan-
bahan praktikum X X X
5 Membuat lembar kerja X X
6 Pelaksanaan I: pembe-
lajaran observasi X X
7 Pelaksanaan II:
pembelajaran model X X
experiential learning
8 Melaksanaan evaluasi Membuat
X X X
pembelajaran LA
Semarang, 4 November 2019
49
Faisal Hadi Kurniawan, S.Pd
50
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN akan dilaksanakan pada
minggu pertama sampai minggu keempat bulan September 2019 pada
institusi tempat kerja. Dalam pelaksanaannya dimungkinkan terjadinya
kendala-kendala yang berisiko menghambat kegiatan yang telah
direncanakan menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, diperlukan antisipasi
untuk menghadapi kendala-kendala tersebut, sehingga dampak yang
menghambat kegiatan tersebut dapat diminimalisir. Antisipasi dalam
menghadpi kendala-kendala selama aktualisasi dapat dijelaskan lebih lanjut
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.3. Antisipasi Resiko
N0 Kegiatan Potensi Kendala Antisipasi dan Strategi
1 Melakukan Tidak bias bertemu langsung • Melakukan janjian untuk
Persiapan dengan mentor konsultasi menggunakan
social messenger
2 Membuat Ketidaksesuaian waktu dengan Berkonsultasi dan
perencanaan kegiatan lain berkoordinasi dengan
pembelajaran mentor
51
jadwal baru
8 Melaksanaan Kegiatan tidak selesai tepat Melakukan koordinasi
evaluasi waktu dengan pihak percetakan
pembelajaran sehingga bisa
diselesaikan tepat waktu
(Sumber: data dielaborasi penulis, 2019)
52
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Rancangan aktualisasi ini menganalisis kegiatan terkait dengan tugas
Guru dalam mengoptimalisasi proses pembelajaran yang dikaitkan dengan nilai-
nilai dasar PNS, di antaranya Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti korupsi setra kedudukan PNS di dalam NKRI seperti
Whole of Goverment, Pelayan Publik, ataupun Manajemen ASN yang akan di
aktualisasikan selama proses habituasi.
52
B. Pentingnya Rancangan Aktualisasi
1. Pentingnya Rancangan Aktualisasi Dibuat
Rancangan Aktualisasi digunakan sebagai pedoman dan panduan untuk
menyelesaikan isu melalui gagasan pemecahan isu atau permasalahan yang
tertuang dalam kegiatan yang dirancang, Bagi Penulis rancangan ini dibuat
sebagai pemecahan isu dari “pelaksanaan kegiatan praktikum tidak optimal”,
sehingga diharapkan kegiatan praktikum dapat optimal. Adanya pembuatan
Rancangan Aktualisasi, diharapkan pelaksanaan kegiatan aktualisasi dapat
menghasilkan output yang sesuai dengan perencanaan. Selain itu, dengan
membuat Rancangan Aktualisasi, penulis dapat lebih memahami nilai-nilai
dasar PNS, yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) yang dapat diimplementasikan dalam
kegiatan aktualisasi maupun pelaksanaan tugas dan fungsinya. Penulis juga
lebih memahami mengenai kegiatan yang dapat memberikan kontribusi
terhadap visi dan misi serta menguatkan nilai organisasi.
2. Dampak Apabila Rancangan Aktualisasi Tidak Dilaksanakan
Apabila Rancangan Aktualisasi tidak dibuat maka dapat mengakibatkan
dampak berupa tidak terselesaikannya isu yang ada di unit kerja dan dapat
menghasilkan berbagai masalah yang lebih kompleks seperti kurang
optimalnya hasil belajar dan penguasaan peserta didik terhadap mata
pelajaran IPA, lebih lanjut terjadi kurang optimalnya evaluasi pembelajaran
IPA. Hal tersebut dapat mengakibatkan kurangnya kepercayaan masyarakat
terhadap kinerja guru di MTs Negeri 1 Kota Magelang. Selain itu,
pemahaman mengenai nilai-nilai dasar ASN, yaitu ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) pun menjadi
kurang karena tidak ada pedoman dan panduan dalam
mengimplementasikan nilai-nilai dasar tersebut.
53
DAFTAR PUSTAKA
Davis. 2001. Connections Between 4-H and John Dewey’s Philosophy of Education.
Diunduh di http://4h.ucanr.edu/files/1234.pdf tanggal 2 November 2019.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul pendidikan dan pelatihan
prajabatan golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.
54
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul pendidikandan pelatihan
prajabatan golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.
Pala, A. (2011) ‘The Need for Character Education’, International Journal of Social
Sciences and Humanity Studies. 3(2): 23–32. Diunduh di:
http://www.sobiad.org/ejournals/journal_ijss/arhieves/2011_2/aynur_pala.pdf
tanggal 2 November 2019.
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara.
55
BIODATA
A. Identitas Diri
d. Kabupaten/Kota Demak
e-mail Faisalhadi13@yahoo.com
MTs N 1 Kota Magelang
Instansi Kantor
Kabupaten Magelang
Jl. Duku I Perum Korpri, Kramat
Alamat Kantor Selatan, Magelang Utara. Kode
Pos 56115.
Nomor Telepon Kantor (0293) 363542
56
mtsn_kota_magelang@yahoo.c
o.id
B. Riwayat Pendidikan
SMP N 1
2 SMP Karangawen - 2009
Karangawen
C. Riwayat Pekerjaan
No Instansi Tahun
1 SMA N 1 Guntur 2017
57