Anda di halaman 1dari 67

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI-NILAI DASAR DAN PERAN KEDUDUKAN


APARATUR SIPIL NEGARA

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL


EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER
SISWA KELAS XI DI MTs NEGERI 1 KOTA MAGELANG

Disusun oleh:

Nama : Faisal Hadi Kurniawan, S.Pd.


NIP : 199501242019031007
Golongan/Angkatan : III/a - XXXIII
No. Presensi : 13
Jabatan : Guru IPA Ahli Pertama
Unit Kerja : MTs Negeri 1 Kota Magelang
Coach : Lily Nurulia, S.S,, M.Pd.
Mentor : H. Muh. Nursahid, S.Pd.

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XXXIII


BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SEMARANG
2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


NILAI-NILAI DASAR DAN PERAN KEDUDUKAN
APARATUR SIPIL NEGARA

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL EXPERIENTIAL


LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER SISWA KELAS XI DI MTS
NEGERI 1 KOTA MAGELANG

Disusun oleh :
Nama : Faisal Hadi Kurniawan, S.Pd.

NIP : 19950124 201903 1 007

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada:

Hari, tanggal : Selasa, 4 November 2019

Tempat : Balai Diklat Keagamaan Semarang

Selasa, 4 November 2019


Menyetujui,

Coach, Mentor,

Lily Nurulia, S.S,, M.Pd. Muh. Nursahid, S.Pd


NIP. 19790821 200312 2 003 NIP. 19690727 200212 1 002

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Optimalisasi Pembelajaran IPA Melalui Model Experiential


Learning Untuk Meningkatkan Karakter Siswa Kelas XI di MTs
Negeri 1 Kota Magelang
Nama : Faisal Hadi Kurniawan, S.Pd.

NIP : 19950124 201903 1 007

Unit Kerja : MTs N 1 Kota Magelang

Telah diseminarkan :
Di : Balai Diklat Keagamaan Semarang
Hari, tanggal : Selasa, 5 November 2019

Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Faisal Hadi Kurniawan, S.Pd.


NIP. 19950124 201903 1 007
Menyetujui,

Coach, Mentor,

Lily Nurulia, S.S,, M.Pd. Muh. Nursahid, S.Pd


NIP. 19790821 200312 2 003 NIP. 19690727 200212 1 002

Penguji,

Drs. H. Sholihin, M.Si.


NIP. 19590525 198503 1 004

iii
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas rancangan aktualisasi nilai-nilai
dasar PNS dengan judul “OPTIMALISASI PEMBELAJARAN IPA MELALUI
MODEL EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER
SISWA KELAS XI DI MTS NEGERI 1 KOTA MAGELANG”.

Sholawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad


SAW. Nabi yang disanjung oleh Allah SWT. karena kemuliaan akhlaknya, dan
Nabi yang pada dirinya terdapat suri tauladan yang baik.

Penulisan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini disusun sebagai


salah satu persyaratan kelulusan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III Angkatan XXXIII Tahun 2019 yang diselenggarakan di Plaza Hotel
Semarang sebagai bentuk pemahaman konseptual dan internalisasi nilai-nilai
dasar PNS yang diterapkan di MTs Negeri 1 Kota Magelang. Dalam menyelesaian
rancangan aktualisasi nilai-nilai PNS ini, penulis menyampaikan terima kasih
kepada:

a. Bapak Drs. H Ibnu Hasyir, S.Pd. MM selaku kepala Balai Pendidikan dan
Pelatihan Semarang beserta jajarannya.
b. Bapak Drs. H. Sholihin, M.Si. selaku penguji yang telah memberikan
saran, dan masukan perbaikan untuk penyempurnaan rancangan
aktualisasi ini
c. Ibu Lily Nurulia, S.S,, M.Pd. selaku coach yang senantiasa dengan sabar,
cermat, teliti dan sepenuh hati membimbing penulis dalam menyusun
rancangan aktualisasi ini.
d. Bapak Dra. Hj. Masrifah, M.Pd. selaku wali kelas Latsar Golongan III
Angkatan XXXIII
e. Seluruh Widyaiswara, dan Panitia yang telah berkenan berbagi ilmu dan
membimbing selama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan VI
f. H. Muh. Nursahid, S.Pd. selaku mentor dan sekaligus Kepala sekolah
MTs Negeri 1 Kota Magelang, yang telah memberikan masukan, inspirasi

iv
dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan
baik.
g. Orangtuaku Bapak Muhadi, S.Pd., M.Pd. dan ibu Mukaromah, S.Pd. atas
doa dan dukungannya.
h. Keluarga besar MTs Negeri 1 Kota Magelang atas semua do’a dan
dukungannya.
i. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III XXXIII-XXXVIII yang
telah berbagi kehangatan selama LATSAR, terutama teman sekamar 102.

Semoga rancangan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat bagi semua


yang membaca dan bisa memberikan gambaran tentang implementasi nilai-nilai
“ANEKA” dengan prinsip Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN), Pelayanan
Publik dan Whole of Government dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kerja
dan masyarakat. Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan pada
rancangan ini, oleh karena itu penulis dengan besar hati menerima semua saran
dan kritik sehingga rancangan aktualisasi ini bisa lebih baik.

Semarang, 4 November 2019

Faisal Hadi Kurniawan, S.Pd.

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................ iii
PRAKATA ………......................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................. v
DAFTAR TABEL ........................................................................ viIi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................ 1
B. Identifikasi Isu............................................................... 2
C. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan ........................... 6
D. Rumusan Masalah ....................................................... 6
E. Tujuan ......................................................................... 6
F. Manfaat ……................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sikap Perilaku Bela Negara ......................................... 8
B. Nilai-Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil .......................... 9
1. Akuntabilitas ............................................................. 10
2. Nasionalisme ............................................................ 11
3. Etika Publik ............................................................... 13
4. Komitmen Mutu ........................................................ 14
5. Anti Korupsi .............................................................. 15
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI .................... 17
1. Manajemen ASN ....................................................... 19
2. Pelayanan Publik....................................................... 19
3. Whole of Goverment ………….……………………… 20
D. Tinjauan Umum core issue .......................................... 21
BAB III PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi …………………………………………. 25
B. Visi, Misi, Nilai dan Tujuan …………………………….. 26

vi
C. Struktur Organisasi………………………………………. 27
D. Tugas Jabatan Peserta Diklat…………………………… 32
E. Role Model ………………………………………………... 34
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan
Keterkaitan dengan Nilai ANEKA ……………………… 37
a. Jadwal Rancangan Aktualisasi …………………….. 49
b. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala…….. 50
BAB V PENUTUP......................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………... 56
Daftar Riwayat Hidup ……………………………………………… 57

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Identifikasi Isu ...................................... 3


Tabel 1.2 Parameter APKL ......................................................... 4
Tabel 1.3 Penetapan ISU dengan APKL ..................................... 4
Tabel 1.4 Penjelasan USG ......................................................... 5
Tabel 1.5 Penetapan Isu USG .................................................... 5
Tabel 2.1 Tujuan Kegiatan Pembelajaran………………………… 21
Tabel 2.2 Nilai Karakter Terintegrasi dalam Modul……………… 22
Tabel 3.1 Data Guru dan Karyawan MTs N 1 Kota Magelang…. 26
Tabel 4.1 Tabel Gagasan Penyelsaian Isu……………………...... 36
Tabel 4.2 Tabel Rancangan Aktualisasi ...................................... 37
Tabel 4.3 Tabel Jadwal Aktualisasi ............................................. 47
Tabel 4.4 Tabel Antisipasi Resiko ............................................... 48

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi MTs Negeri 1 Kota Magelang … 28


Gambar 3.2 Role Model Stephen Hawking………………………… 32

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
PNS profesional dapat dibentuk melalui pembinaan Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar). Undang undang nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) lebih lanjut dijelaskan dalam Peraturan
LAN No.12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelanggaraan Pelatihan Dasar
dan tentang pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III.
Pelatihan ini dilaksanakan dengan tujuan membentuk nilai-nilai dasar profesi
PNS yang tergabung dalam singkatan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi). Kompetensi tersebut dapat
berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat sehingga mampu
bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat. Pola baru ini
adalah sistem on dan off kampus yang terdiri dari 3 (tiga) tahap kegiatan yaitu:
pembelajaran klasikal, aktualisasi nilai-nilai dasar di tempat kerja, dan terakhir
evaluasi hasil aktualisasi. Kegiatan Pelatihan Dasar ini calon pegawai negeri
sipil diharapkan mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS
dengan cara mengalami sendiri dalam penerapan dan aktualisasi pada tempat
tugas, sehingga peserta merasakan manfaatnya secara langsung.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Bahwa, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar dan pendidikan menengah
Sekolah menengah pertama (disingkat SMP/MTs; bahasa Inggris: Junior
High School) adalah jenjang paling menengah pada pendidikan formal di
Indonesia. Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun,
dimulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Peserta didik umumnya berusia 13-17
tahun. Di Indonesia, setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan, yakni
sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau
sederajat) 3 tahun.
Berdasarkan pengamatan selama masa tugas di MTs Negeri 1 Kota
Magelang terdapat beberapa permasalahan yang ditemui. Permasalahan

1
tersebut antara lain minat siswa dalam belajar IPA masih kurang, model
pembelajaran IPA belum memberikan pengalaman, dan. permasalahan lain
yang ditemui dalam sekolah tersebut adalah kurangnya implementasi
pendidikan karakter dalam pembelajaran IPA. Kondisi sarana dan prasarana
laboratorium IPA juga menjadi salah satu kendala kegiatan pembelajaran
experiential learning untuk memberikan pengalaman belajar yang belum dapat
dilakukan secara optimal.
Pendidikan karakter dalam materi pelajaran dipahami sebagai integrasi
atau pesan, yaitu sebagai wahana pembudayaan dan pemberdayaan individu.
Melalui model experiential learning, akan merbentuk karakter siswa yang baik.
Karakter adalah bagian dominan dari afektif. Nilai-nilai karakter yang
diimplementasikan dalam pembelajaran adalah tanggung jawab, disiplin, rasa
ingin tahu, dan komunikatif. Metode yang akan digunakan dalam mengukur
karakter siswa yaitu menggunakan metode observasi. Perangkat yang
digunakan berupa nontes, yakni berupa instrumen yang hasilnya tidak
menyatakan benar atau salah.
Berdasarkan uraian tersebut, peserta latsar berinisiatif membuat
rancangan aktualisasi dengan melakukan kegiatan praktikum saat
pembelajaran IPA. Judul yang diangkat dalam rancangan aktualisasi diri
adalah “Optimalisasi Pembelajaran IPA melalui model Experiential Learning
untuk meningkatkan karakter siswa kelas XI di MTs Negeri 1 Kota Magelang
Jawa Tengah”.

B. Identifikasi Isu
1. Identifikasi Isu
Permasalahan dam latar belakang menjadi dasar dalam
melaksanakan proses identifikasi isu dan penetapan isu bagi rancangan
aktualiasai dan habituasi. Isu diambil dari isu kontemporer yang
berkembang di lingkungan MTs N 1 Kota Magelang. Sumber isu yang
diangkat diantaranya berasal dari tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang
tercantum dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), penugasan atasan,
atau inovasi penulis. Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini
bersumber dari aspek:

2
1. Whole Of Government (WoG),
2. Pelayanan Publik, dan
3. Manajemen ASN
Berdasarkan uraian mengenai keterkaitan isu-isu yang akan diangkat
sebagai rancangan aktualisasi di atas, maka dapat diidentiikasi isu-isu
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1 Identifikasi Isu

Kondisi yang
No. Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini
Diharapkan
1 Praktikum IPA Pelayanan Kegiatan Kegiatan pembelaja-
belum optimal public praktikum ran memberikan
dilakukan di MTs jarang pengalaman kepada
N 1 Kota dilakukan. siswa
Magelang
2 Model pembe- Manajemen Model Menggunakan model
lajaran IPA be- ASN pembelajaran yang bervariasi
lum variative di dengan
MTs N 1 Kota ceramah
Magelang
3 Kurang Pelayanan Sarana dan Sarana dan prasarana
optimalnya public prasa-rana tertata dan lengkap
laboratorium IPA Laboratorium sehingga dapat
di MTs N 1 Kota belum tertata mendukung kegiatan
Magelang dan belum pembelajaran
lengkap
4 Minat belajar Manajemen Minat belajar Siswa terttarik dengan
siswa kurang ASN siswa kurang. pembelajaran yang
dilakukan
5 Pendidikan Manajemen Karakter siswa Karakter siswa
karakter masih ASN masih rendah. meningkat.
kurang

Identifikasi isu yang telah dipaparkan, akan dilakukan analisis untuk


menentukan isu yang merupakan prioritas sehingga dapat dicarikan solusi
oleh penulis. Metode analisis isu dilakukan dengan menggunakan alat
bantu penetapan kriteria isu. dengan pendekatan APKL dan USG:

3
Tabel 1.2 Parameter APKL

No Indikator Keterangan
1 Aktual ( A ) Isu yang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
2 Problematik ( P ) Isu yang kompleks, sehingga perlu
dicarikan segera solusinya.
3 Kekhalayakan (K ) Isu yang langsung menyangkut hajat
hidup orang banyak bukan untuk
kepentingan seseorang atau sekelompok.
4 Layak ( L ) Isu yang masuk akal dan realistis serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya

Hasil analisis kualitas isu berdasarkan indikator APKL. Hasil analisis


kulitas isu disajikan pada Tabel 1.3. Analisis Isu dengan Metode APKL

Kriteria
No Isu Ket.
A P K L
1 Praktikum IPA belum optimal
+ + + + M
2 Model pembelajaran IPA belum
variatif - + + + TM

3 Laboratorium IPA belum berfungsi


secara optimal + + + - TM

4 Minat belajar siswa kurang + + + + M


5 Pendidikan karakter siswa dalam
pembelajaran IPA masih kurang + + + + M

KETERANGAN:
M : Memenuhi
TM : Tidak Memenuhi

Berdasarkan metode APKL pada Tabel 1.3 diperoleh 3 (tiga) isu utama
yang selanjutnya dilakukan penentuan prioritas isu menggunakan metode
USG (Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG merupakan metode yang
digunakan untuk mengukur skala prioritas. Metode USG merupakan kritera
yang disusun untuk menentukan prioritas penanganan permasalahan pada
instansi terkait. Penjelasan tentang Urgency, Seriousness, dan Growth
dijelaskan pada Tabel 1.4.
4
Tabel 1.4 Penjelasan USG

No Komponen Keterangan
1 Urgency Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti sesuai dengan waktu
yang tersedia.

2 Seriousness Seberapa serius suatu isu harus dibahas dan


dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan jika
masalah penyebab isu tidak dipecahkan.

3 Growth Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu jika


tidak ditangani dengan segera.

Isu dengan total skor tertinggi merupakan isu prioritas yang akan
ditetapkan untuk diselesaikan dengan kegiatan-kegiatan yang diusulkan.
Analisis Isu prioritas didasarkan pada pengukuran yang diadaptasi skala likert
1-5 yakni:
Skor 1 berarti sangat tidak U/S/G,
Skor 2 berarti kurang U/S/G,
Skor 3 berarti cukup U/S/G,
Skor 4 berarti U/S/G
Skor 5 berarti sangat U/S/G
Hasil pengukuran didapatkan hasil yang dijelaskan pada Tabel 1.5
sebagai berikut.
Tabel 1.5. Analisis Isu dengan Metode USG
Kriteria
No Isu Peringkat
U S G ∑
1 Pelaksanaan kegiatan
praktikum IPA belum optimal 5 4 5 14 II

2 Minat belajar siswa kurang 5 4 4 13 III


3 Pendidikan karakter siswa
dalam pembelajaran IPA masih 5 5 5 15 I
kurang
Berdasarkan hasil analisis USG, didapatkan core issue yakni
Implementaasi Pendidikan karakter dalam pembelajaran IPA kurang. Dengan
demikian, untuk menyelesaikan isu tersebut akan dilakukan “Optimalisasi

5
Pembelajaran IPA melalui model Experiential Learning untuk meningkatkan
karakter siswa kelas XI di MTs Negeri 1 Kota Magelang”.

2. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan


Hasil analisis isu yang telah dilakukan sebelumnya, dimungkinkan
dapat memunculkan dampak jika tidak ditangani degan segera. Diantara
dampak tersebut adalah kurang optimalnya pemahaman IPA dan tidak
tercapainya misi sekolah ke-2 yaitu mendidik peserta didik untuk mandiri dan
berakhlaq mulia.

3. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis isu, rumusan masalah pada rancangan aktualisasi
melalui habituasi adalah:
1) Bagaimana cara mengoptimalkan kegiatan pembelajaran IPA dengan
model experiential learning kelas IX untuk meningkatkan karakter di MTs
Negeri 1 Kota Magelang?
2) Bagaimana keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan Nilai Dasar ASN
(ANEKA) serta Peran dan Kedudukan ASN (Pelayanan Publik, WoG, dan
Manajemen ASN)?
3) Bagaimana kontribusi antara visi, misi, dan penguatan nilai organisasi
dengan hasil kegiatan dari isu yang diangkat?

4. Tujuan
Berdasarkan analisis isu, tujuan yang ingin dicapai dalam rancangan aktulisasi
ini adalah :
1) Untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran IPA Kelas IX dengan model
experiential learning kelas untuk meningkatkan karakter di MTs Negeri 1
Kota Magelang.
2) Untuk mengetahui keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan dengan Nilai
Dasar ASN (ANEKA) serta Peran dan Kedudukan ASN (Pelayanan Publik,
WoG, dan Manajemen ASN).
3) Untuk mengetahui keterkaitan antara visi, misi, dan penguatan nilai
organisasi dengan hasil kegiatan dari isu yang diangkat.

6
5. Manfaat
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS
a. Mengetahui cara mengimplementasikan dan memahami pelaksanaan
kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS (ANEKA) di satuan kerja
masing-masing.
b. Membentuk PNS profesional dan berkarakter melalui kegiatan aktualisasi
nilai-nilai dasar PNS (ANEKA).
2. Bagi MTs Negeri 1 Kota Magelang
a. Menjadikan salah satu kajian pembelajaran yang mengimplementasikan
nilai karakter dalam mata pelajaran.
b. Sumbangan data terkait pendataan alat dan bahan di laboratorium..
3. Bagi Teman Sejawat
a. Kegiatan aktualisasi memberikan motivasi kepada guru IPA lainnya
untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran
b. Kegiatan aktualisasi memberikan contoh bagi guru IPA lainnya untuk
merencanakan dan membuat perangkat pembelajaran yang menarik
berorientasi pada kognitif dan afektif.
4. Bagi Siswa
a. Meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA
b. Tercapainya kompetensi yang diharapkan sesuai kurikulum.
c. Kegiatan aktualisasi dapat menjadi sumbangan dalam meningkatkan
mutu pembelajaran siswa.

7
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap Perilaku Bela Negara


1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Konsep wawasan kebangsaan Indonesia tercetus pada Sumpah
Pemuda 28 Oktober 1928. Nilai Wawasan Kebangsaan yang terwujud
dalam persatuan dan kesatuan bangsa. Pemahaman dan pemaknaan
wawasan kebangsaan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan bagi aparatur pada hakikatnya terkait dengan
pembangunan kesadaran berbangsa dan bernegara yang berarti sikap
dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu
mengaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia.
Bela negara adalah sikap dan perilaku kecintaan kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang -
Undang Dasar 1945. Bela negara berhak dan wajib dilaksanakan oleh
setiap warga negara dalam upaya pembelaan negara tidak terkecuali
seorang Aparatur Sipil Negara (ASN). Upaya bela negara merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian
kepada negara dan bangsa. (Lembaga Administrasi Negara, 2019)

2. Analisis Isu Kontemporer


Analisis Isu kontemporer membekali peserta latsar dengan
kemampuan memahami konsepsi perubahan lingkungan melalui isu-isu
strategis kontemporer sebagai wawasan strategis PNS dalam memahami
pentingnya modal insani untuk menunjukkan kemampuan berpikir kritis
dalam menghadapi perubahan lingkungan sebagai PNS professional
pelayan masyarakat (Lembaga Administrasi Negara, 2019). Lingkungan
strategis adalah situasi internal dan eksternal baik yang statis (trigatra)
maupun dinamis (pancagatra) yang memberikan pengaruh pada
pencapaian tujuan nasional.

8
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk
ancaman yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Sikap perilaku
warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan
Pancasila dan UUD NRI 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara. Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945
mengamanatkan kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang
pembelan negara. Pelaksanakan bela negara merupakan bukti dan
proses bagi ASN untuk menunjukkan kesediaan dan berbakti kepada
Nusa dan Bangsa, serta kesadaran untuk mengorbankan diri guna
membela negara. ( Lembaga Administrasi Negara, 2019 ). Oleh sebab itu
dalam pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS dibekali dengan latihan-
latihan seperti :
1. Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik;
2. Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental;
3. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara;
4. Keprotokolan;
5. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
6. Kegiatan ketangkasan dan permainan (LAN, 2015)

B. Nilai Dasar PNS


Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, yaitu mencetak PNS dengan
mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter. ASN
dituntut untuk bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat.
Oleh karena itu, seorang PNS harus mampu menginternalisasikan nilai-nilai
dasar PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi (ANEKA). Harapannya karakter PNS akan kuat, sehingga

9
berkompeten dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Adapun
nilai-nilai dasar PNS adalah sebagai berikut:

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai sebagai amanah yang harus dilksanakan. Akuntabilitas
merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab terwujudnya nilai-nilai publik. Lebih lanjut
akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya
sesuai dengan indicator seperti berikut:
a Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan
yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
b Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/instansi.
c Integritas : Konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur dan keyakinan.
d Tanggung : Kesadaran manusia akan tingkah laku atau
Jawab perbuatannya yang di sengaja maupun yang
tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
e Keadilan : Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
f Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan
melahirkan akuntabilitas.
g Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan
kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan

10
dan kapasitas
H Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab
harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa
yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
I Konsistensi : Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir
(Lembaga Administrasi Negara, 2015)

2. Nasionalisme
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila
yang merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Terdapat lima
nilai dasar dari nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
4) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
b. Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan,
agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit
dan sebagainya.
2) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
3) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
4) Berani membela kebenaran dan keadilan.

11
5) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia.
c. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
4) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
5. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

12
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial.
(Lembaga Administrasi Negara, 2015)

3. Etika Publik
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis.Kode etik profesi dimaksudkan
untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khususdalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang ASN, melalui indikator sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

13
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepa, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir. (Lembaga Administrasi Negara, 2015)

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai. Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai
efektivitas, efisiensi, inovasi, dan kinerja yang berorientasi mutu dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Profesionalisme: bertindak secara profesional sesuai dengan profesi
yang dijabat dalam menjaga kualitas pelayanan.
b. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai
hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan
tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut
jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya
diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu,
kuantitas, ketepatan waktu, dan alokasi sumber daya, melainkan juga
diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
c. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat efisiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam melaksanakan
kegiatan. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan

14
baku, uang dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu.
d. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal)
untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan
kebutuhan dari pihak eksternal misalnya permintaan pasar. Inovasi
dalam layanan publik harus mencerminkan hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya,
bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
e. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu
alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi. Orientasi mutu berkomitmen untuk
senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk
kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam
pelayanan. ( Lembaga Administrasi Negara, 2015 )

5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi dikatakan sebagai
kejahatan yang luar biasa karena dampaknya yang luar biasa yaitu
mampu merusak tatanan kehidupan dalam ranah pribadi, keluarga,
masyarakat maupun ranah kehidupan yang lebih luas lagi.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan pakar telah
melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi. Ada 9 (sembilan) nilai-
nilai anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri. Seseorang yang dapat berkata jujur dan
transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun
orang lain, sehingga dapat membentengi diri dari perbuatan curang.

15
b. Peduli
Adanya kepedulian terhadap orang lain menjadikan seseorang
memiliki rasa kasih sayang antar sesama. Pribadi dengan jiwa sosial
yang tinggi tidak akan tergoda untuk mmeperkaya diri sendiri dengan
cara yang tidak benar.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter pada diri seseorang untuk tidak
mudah bergantung kepada pihak lain. Pribadi yang mandiri tidak akan
menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan
terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan
cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Dengan
kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam
perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-
besarnya.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan.

16
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang
dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Adil merupakan kemampuan
seseorang untuk memperlakukan orang lain sesuai dengan hak dan
kewajibannya.
(Lembaga Administrasi Negara, 2015)

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Untuk menciptakan Pegawai Negeri Sipil yang baik, melalui Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yang
diubah menjadi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara. PNS harus memiliki dasar dalam manajemen ASN yang bertujuan
untuk membangun integritas, profesional dan netral serta bebas dari intervensi
politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
Kedudukan ASN dalam NKRI yaitu:
1. Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara.
2. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yg ditetapkan oleh
Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
Intervensi semua Golongan dan Parpol.
3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik.
4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri, namun
demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan. (Lembaga
Administrasi Negara, 2017)
Bagian Ketiga Peran Pasal 12 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, pegawai ASN berperan
sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas pemerintahan dan
penyelenggaraan pembangunan tugas umum nasional melalui pelaksanaan
kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik,
serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Setiap kegiatan yang
dilakukan PNS pasti terdapat konsekuensi baik berupa penghargaan maupun
sanksi,semestinya sebagai PNS kita tidak boleh melalaikan kewajiban kita di

17
kantor. Dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang
Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku PNS sebagai
berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan
penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada
hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah
terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier;
dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang. (Lembaga Administrasi Negara, 2017)
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan
yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan
kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan

18
tugasnya tersebut. Harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik.

1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu
jabatan pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu. (Lembaga Administrasi Negara,
2017)
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola karier;
promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari
tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur Sipil Negara, 2014).

2. Pelayanan Publik
LAN (2017), mengartikan pelayanan publik sebagai segala bentuk
kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan
di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk
barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah. Barang/jasa

19
publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh sektor
swasta karena adanya free rider problem, non-rivalry, dan non-excludable,
serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara kolektif.
Perkembangan paradigma pelayanan: Old Public Administration (OPA),
New Public Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public
Service (NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan, responsif, non
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel,
dan berkeadilan. Fundamen Pelayanan Publik yaitu:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat
konstitusi.
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara.
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-
hal strategis untuk memajukan bangsa di masa yang akan datang.
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
warga negara tetapi juga untuk proteksi.

3. Whole of Goverment
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi
yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program, dan pelayanan publik. Oleh karena itu, WoG dikenal
sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan dengan menunjuk
sejumlah kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan
(Lembaga Administrasi Negara, 2017).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan publik
bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan
sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil Indonesia
adalah:

20
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih baik,
selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika
kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG.
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar
sektor dalam pembangunan.
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk
latar belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrtasi
bangsa. ( Lembaga Administrasi Negara, 2017 )

D. Tinjauan Umum Experiential Learning dan Pendidikan Karakter


Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang abstrak dan konkret.
Belajar dari pengalaman langsung seharusnya terus berjalan sepanjang
rentang kehidupan. Manusia harus terlibat dengan pengalaman dan
merenungkan apa yang terjadi, bagaimana, dan mengapa itu terjadi.
Pengalaman aktif melibatkan siswa untuk menemukan, mengolah,
menerapkan informasi dan merefleksikan apa yang telah mereka lakukan
(Bower, 2013). Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan
keaktifan siswa adalam model pembelajaran experiential learning. Terdapat
lima tahapan dalam pembelajaran experiential learning menurut Davis (2001),
dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Experience

Apply Share

Generalize Process

Gambar 2.1 Tahapan Expeiential learning

21
Tahapan experiential learning tersebut antara lain:
a. Experience: Do it!
Siswa berpartisipasi dalam kegiatan individu atau aktivitas
kelompok dengan sedikit/tanpa bantuan dari guru. Siswa pada tahap ini
hanya melakukan tugas dan memiliki niat untuk merenungkan kegiatan
yang dilakukannya (Sharlanova, 2004). Kegiatan dapat mencakup:
mendemonstrasikan keterampilan baru, membuat pameran, menghadiri
kunjungan lapangan, bermain game atau melakukan kegiatan rekreasi.
b. Share: What Happen!
Siswa menggambarkan pengalaman, berbagi hasil, reaksi, dan
mendiskusikan hasil pengalaman dengan siswa lain dari
pengalamannya tersebut.
c. Process: So What!
Siswa mediskusikan, menganalisis, merenungkan, pengalamannya.
Siswa mendiskusikan bagaimana pertanyaan muncul akibat aktivitas
yang telah dilakukan.
d. Generalize: So What!
Siswa menggeneralisasi untuk menghubungkan pengalaman dengan
contoh di dunia nyata dengan mendiskusikan, menganalisis,
merenungkan.
e. Apply: Now What!
Siswa menerapkan apa yang dipelajari tentang bagaimana informasi
baru bisa diterapkan pada kehidupan sehari-hari atau sesuatu di masa
depan pada situasi yang sama atau berbeda.

Karakter sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA sangat penting


dikembangkan karena dapat menunjang penguasaan konsep IPA. Salah satu
karakter ilmiah adalah karakter ingin tahu, disiplin, komunikatif, dan
bertanggung jawab. pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran
IPA dapat meningkatkan prestasi belajar serta menumbuhkan kebiasaan
bersikap ilmiah pada siswa. Tujuan pembelajaran dengan
mengimplementasikan nilai karakter dalam model experiential learning dibagi

22
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ranah kognitif dan afektif. Masing-
masing tujuan tersebut dijelaskan sesuai Tabel 2.1 sebagai berikut.

Tabel 2.1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran


Ranah Tujuan

• Memberikan pengalaman belajar


• Mrningkatkan minat belajar
Kognitif • Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
• Mengembangkan berfikir kritis dan kreatif
• Meningkatkan pemahaman sains dan metode ilmiah
• Memperkuat karakter ingin tahu, disiplin, komunikatif, dan
tanggung jawab
Afektif
• Mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkan
masalah kehidupan dengan arif, kreatif, dan bertanggung jawab
(Musyarofah et al. (2013)

Pendidikan karakter dalam penelitian ini dimaksudkan untuk


menanamkan karakter ingin tahu, tanggung jawab, disiplin, dan komunikatif
pada aspek pengetahuan dan perilaku yang baik. Begitu pentingnnya
pendidikan karakter guna membentuk bangsa yang maju. Masalah akan
terselesaikan dengan baik apabila siswa memiliki karakter yang baik.
Pembentukan karakter merupakan upaya/usaha yang disengaja untuk
menumbuhkan kebajikan (Pala, 2011). Implementasi pendidikan karakter
dalam materi pelajaran dipahami sebagai pesan, yaitu sebagai wahana
pembudayaan dan pemberdayaan individu. Implementasi nilai karakter dapat
dimulai pada setiap tingkat kelas (Pala, 2011). Hal penting untuk menetapkan
dasar karakter siswa yang dimulai dari kecil. Agar efektif, pendidikan karakter
harus mencakup seluruh pelajaran di sekolah.
Tabel 2.2 Nilai Karakter Terintegrasi dalam Modul
No Nilai Karakter Deskripsi Perilaku
1 Ingin Tahu Sikap untuk selalu berupaya mengetahui lebih
mendalam dan luas dari apa yang
dipelajarinya.
2 Disiplin Sikap yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
3 Tanggung Sikap yang menunjukkan perilaku
Jawab melaksanakan tugas yang seharusnya dia
lakukan.

23
4 Komunikatif Tindakan memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan berkerja sama dengan
orang lain.

Salah satu model pembelajaran yang menggunakan pendekatan


pembelajaran aktif dan berbasis dengan pengalaman nyata adalah model
experiential learning (Silberman, 2014).
Gambar 2.1 Model experiential learning dengan nilai karakter

Penguasaan Konsep Nilai Karakter


Kurang Terabaikan

Analisis KI-KD

Experiential Learning Karakter


• Melakukan • Tanggung jawab
• Diskusi • Disiplin
• Menganalisis • Rasa ingin tahu
• Menyimpulkan • Komunikatif
• Aplikasi

Model experiential learning


terintegrasi karakter

Siswa MTs N 1 Kota Karakter baik


Magelang

24
BAB III
PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi

Nama sekolah : MTs N 1 Kota Magelang


NPSN : 20364809
Jenjang Pendidikan : SMP
Status : Negeri
Alamat Sekolah : Jl. Duku I Perum Korpri Kramat Selatan,
Magelang Utara
Desa : Kramat Selatan
Kecamatan : Magelang Utara
Kabupaten : Kota Magelang
Kode Pos : 56115
SK Pendirian : Keputusan Menteri Agama Republik
Indonesia nomor 810 Tahun 2017
Tanggal SK : Tahun 2017
e-mail : mtsnmagelang@kemenag.go.id
mtsn_kota_magelang@yahoo.co.id
Letak Koordinat : 7O26’50’’LS 110O12’59’’BT
25
B. Visi, Misi, dan Tujuan Organisasi

1. Visi
Islami, Berprestasi, Mandiri, Berakhlak mulia.

2. Misi
a. Melaksanakan pendidikan yang Islami, mengacu pada peningkatan
prestasi.
b. Mendidik peserta didik untuk mandiri dan berakhlaq mulia.
c. Menciptakan suasana madrasah yang kondusif untuk mampu bersaing
dalam menghadapi perubahan zaman.

3. Tujuan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar mengacu pada
tujuan umum pendidikan dasar yaitu meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Secara khusus, sesuai
dengan visi dan misi sekolah, tujuan MTs Negeri 1 Kota Magelang pada
akhir tahun pelajaran 2019/2020 mengantarkan peserta didik didik untuk :
a. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered
learning) serta layanan bimbingan dan konseling;
b. Melestarikan budaya daerah melalui MULOK bahasa daerah dengan
indikator; 100% peserta didik mampu berbahasa Jawa sesuai dengan
konteks;
c. Menjadikan 100% peserta didik memiliki kesadaran terhadap kelestarian
lingkungan hidup di sekitarnya;
d. Memiliki jiwa cinta tanah air yang diinternalisasikan lewat kegiatan
Pramuka.
e. Meraih kejuaraan dalam beberapa cabang olah raga di tingkat Kota
f. Memiliki jiwa toleransi antar umat beragama dan melaksanakan ajaran
Islam secara optimal.

26
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi MTs Negeri 1 Kota Magelang adalah sebagai berikut.
1. Kepala Madrasah : Muh. Nursahid, S.Pd.
2. Kepala Urusan Tata Usaha : Siti Juwariyah, S.Pd.I.
3. Wakil Kepala Urusan Kurikulum : Drs. Heru Sarwono
4. Wakil Kepala Urusan Humas : Ahmad, S.Ag.
5. Wakil Kepala Urusan Kesiswaan : Kukuh Santoso, S.Pd.I., M.Pd.
6. Wakil Kepala Urusan Sarpras : Nihron Mujaddid, S.H.
7. Kepala Perpustakaan : Retno Sulistiyani
8. Koordinator BK : Drs. Wahyu Tri Prasetyo

Komite Madrasah Kepala Madrasah

Muh. Nursahid, S.Pd.

Ka Ur. TU

Siti Juwariyah, S.Pd.I

Wakamad Wakamad Wakamad Wakamad Sarpras


Kurikulum Kesiswaan Humas

Drs. Heru Sarwono Kukuh Santoso, S.Pd.I, Ahmad, S.Ag. Nihron Mujadid, S.H.
M.Pd.

Koordinator BK Ka.Perpustakaan
Drs. Wahyu Tri Prasetyo Retno Sulistiyani, S.Pd

Guru

Siswa

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi MTs N 1 Kota Magelang

27
1. Data Guru dan Pegawai
Data guru dan pegawai MTs Negeri 1 Kota Magelang dapat dilihat pada
Tabel 3.1 sebagai berikut.
Tabel 3.1. Daftar Guru dan Karyawan MTs N 1 Kota Magelang
Tahun Pelajaran 2019/2020
No NIP Nama Gol. Ruang Pangkat Jabatan

Muh. Nursahid, Kepala


1 196907272002121002 Pembina IV/a
S.Pd. Madrasah

2 196311181992031001 Drs. Sujito Hidayat Pembina IV/a Guru

Dra. Dewi Maria Pembina


3 196409271991022001 IV/b Guru
Elva Tk.I
Dra. Nanik
4 196501291992032001 Pembina IV/a Guru
Istichanah
Guru BK,
Drs. Wahyu Tri
5 196404181994031001 Pembina IV/a Koordinator
Prasetyo
BK

6 196907021990021001 Nur Azis, S.Ag Pembina IV/a Guru

7 196509041994032002 Sudarni, S.Pd Pembina IV/a Guru BK

Nihron Mujaddid,
8 196708031993031006 Pembina IV/a Guru
S.H.

9 196704101999031003 Drs. Heru Sarwono Pembina IV/a Guru

10 196712192002122001 Dra. Tri Suhartini Pembina IV/a Guru

Siti Widaryati,
11 196711022005012003 Penata Tk.I III/d Guru
S.Pd.
Joko Winarno,
12 196904292005011002 Penata Tk.I III/d Guru
S.Pd.
Guru, Waka
13 197305282005011002 Ahmad, S.Ag. Penata Tk.I III/d
Humas
Kukuh Santoso, Guru,
14 198108312005011002 Penata Tk.I III/d
S.Pd.I., M.Pd. Wakasis

15 197901182006041016 Ahmad Latif, S.S. Penata III/c Guru

Penata
16 197211122007102002 Zainab, S.Ag. III/b Guru
Muda Tk.I
Nasikhatul
17 197508192007012007 Penata III/c Guru
Muawanah, S.Ag.
28
No NIP Nama Gol. Ruang Pangkat Jabatan

Dwi Kushayati,
18 197707162007102006 Penata III/c Guru
S.P.
Retno Sulistiyani,
19 197904082007012025 Penata III/c Guru
S.Pd.
Desi Rahmawati,
20 197912212007102003 Penata III/c Guru
S.Pd.I., M.S.I.
Siti Juwariyah,
21 197601232003122002 Penata III/c Kepala TU
S.Pd.I.
Umi Hanik Masitoh, Penata
22 196911092009012001 III/b Guru BK
S.Pd. Muda Tk.I
Iswahyu Wiyanadi Pengatur Pengelola
23 198011222005011003 II/d
Rachmad Tk.I BMN
Faisal Hadi Penata
24 199501242019031007 III/a Guru
Kurniawan, S.Pd. Muda
Moch Zefri Penata
25 198509052019031007 III/a Guru
Syaebani, S.Pd.I. Muda
Anisa Noor Baiti, Penata
26 199112172019032026 III/a Guru
S.Kom. Muda
Penata
27 199107312019032020 Esmiyati, S.Pd. III/a Guru
Muda
Cahyani Puji Penata
28 199302022019032018 III/a Guru
Restianti, S.Pd. Muda
Sri Wahyuni Penata
29 198501262019032004 III/a Guru BK
Ekawati, S.Pd. Muda
Firman Abdul Penata
30 199010042019031005 III/a Guru
Rakhman, S.Pd. Muda
Endah Susilo Wati, Guru Non
31 - - Guru
S.Pd. PNS
Eri Kurniawan, Guru Non
32 - - Guru
S.Pd.Si. PNS
Iswan Suminto, Guru Non
33 - - Guru
S.Pd. PNS
Nur Fathiyah
Guru Non
34 - Hidayati, S.S., - Guru
PNS
S.Pd.
Tri Maya Dian Guru Non
35 - - Guru
Kurniawati, S.Pd.I. PNS
Dian Noviyanti, Guru Non
36 - - Guru
S.H. PNS
Heru Saputra, Guru Non
37 - - Guru
S.Pd. PNS
29
No NIP Nama Gol. Ruang Pangkat Jabatan

Hana Kurniati Guru Non


38 - - Guru
,S.Pd. PNS
Lilik Prasetyo, Guru Non
39 - - Guru
S.Pd. PNS
Novi
Guru Non
40 - Setyaningrum, - Guru
PNS
S.Si.
Muhammad Pegawai
41 - - Guru
Mansur Sururi Tidak Tetap
Dewi Mariam Sakti, Pegawai
42 - - Guru
A.Md. Tidak Tetap
Haris Makmun, Pegawai
43 - - Guru
S.H.I. Tidak Tetap
Vitria Widyawati, Pegawai Tenaga Tata
44 - -
A.Ma.Pust. Tidak Tetap Usaha
Pegawai Petugas
45 - Juwari -
Tidak Tetap Penjaga
Pegawai Petugas
46 - Muqorobin -
Tidak Tetap Kebersihan
Kusworo Pegawai
47 - - Satpam
Murdiyanto Tidak Tetap
Pegawai
48 - Sugiyono - Guru
Tidak Tetap
Siti Fajar Ariyanti, Guru Non
49 - - Guru
S.Pd. PNS
Abidaturrosyidah, Guru Non
50 - - Guru
S.Pd. PNS

Berdasarkan Tabel 3.1, jumlah guru dan pegawai di MTs Negeri 1 Kota
Magelang adalah sebagai berikut.
1. Jumlah Guru PNS = 28 orang
2. Jumlah Guru Non PNS = 12 orang
3. Jumlah Pegawai PNS = 2 orang
4. Jumlah Pegawai Non PNS = 8 orang

2. Data Peserta Didik


1. Kelas VII
a) Laki – Laki = 64 orang
30
b) Perempuan = 46 orang
Jumlah = 110 orang

2. Kelas VIII
a) Laki – Laki = 116 orang
b) Perempuan = 68 orang
Jumlah = 184 orang

3. Kelas IX
a) Laki – Laki = 82 orang
b) Perempuan = 75 orang
Jumlah = 157 orang
3. Sarana Prasarana
1. Luas Tanah = 5.370 m2
2. Luas Bangunan = 3.163 m2
3. Luas Halaman = 2.207 m2
4. Ruang Kelas = 17 ruang
5. Ruang Kepala = 1 ruang
6. Ruang Guru = 1 ruang
7. Ruang Tata Usaha = 1 ruang
8. Laboratorium IPA = 1 ruang
9. Laboratorium Bahasa = 1 ruang
10. Mushola = 1 ruang
11. Perpustakaan = 1 ruang
12. Lapangan Olahraga Indoor = 1 lapangan
13. Lapangan Olahraga Outdoor = 1 lapangan
14. Kantin = 2 buah
15. Kamar Mandi/WC = 14 buah

31
4. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler di MTs Negeri 1 Kota Magelang adalah
sebagai berikut.
1. Pramuka
2. Palang Merah Remaja
3. Bola Basket
4. Bola Voli
5. Sepakbola
6. Drum Band
7. Rebana
8. Tartil dan Tilawah
9. Baris Berbaris
10. Seni Musik
11. Bulu tangkis
12. Pencak silat

D. Tugas Jabatan Peserta Diklat


Peserta latsar adalah seorang guru Mata Pelajaran. Berdasarkan
Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 20 menjelaskan bahwa dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban untuk:

1) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang


bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
2) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni;
3) Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
4) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik
guru, serta nilai-nilai agama dan etika;
5) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

32
Menurut Permenpan-RB No.16 Tahun 2009 rincian kegiatan Guru Mata
Pelajaran adalah sebagai berikut :

1) Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;


2) Menyusun silabus pembelajaran;
3) Menyusun rencana pelaksanaanpembelajaran;
4) Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
5) Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;
6) Menilai dan mengevaluasi proses dan hasl belajar pada mata pelajaran
di kelasnya;
7) Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
8) Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;
9) Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggungjawabnya;
10) Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil
belajar tingkat sekolah dan nasional;
11) Membimbing guru pemula dalam program induksi;
12) Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;
13) Melaksanakan pengembangan diri;
14) Melaksanakan publikasi ilmiah;
15) Membuat karya inovatif.

33
E. Role Model

Tokoh yang dijadikan role model oleh peserta latsar adalah Stephen
William Hawking. Beliau lahir dari Oxford, Inggris, 8 Januari 1942. Hawking
bersekolah di St Albans High School for Girls dari tahun 1950-1953 karena
saat itu laki-laki dapat masuk sekolah perempuan hingga berumur 10 tahun.
Setelah itu, Hawking bersekolah di St Albans School. Hawking kemudian
mempelajari ilmu pengetahuan alam terutama astronomi di University College,
Oxford.
Stephen William Hawking, CH, CBE, FRS adalah seorang ilmuan fisika
teoretis. Dia adalah seorang profesor Lucasian dalam bidang matematika di
Universitas Cambridge dan anggota dari Gonville and Caius College,
Cambridge. Dia dikenal akan sumbangannya di bidang fisika kuantum,
terutama karena teori-teorinya mengenai teori kosmologi, gravitasi kuantum,
lubang hitam, dan radiasi Hawking. Salah satu tulisannya adalah A Brief
History of Time, yang tercantum dalam daftar best seller di Sunday Times
London selama 237 minggu berturut-turut.
Hawking meyakini bahwa kehidupan ekstraterestrial (kehidupan yang
tidak berasal dari planet bumi) memang ada dan ia menggunakan basis
matematis untuk asumsinya.”Menurut otak matematisku, angka menunjukan
34
bahwa keberadaan alien sangatlah rasional”. Hawking meyakini bahwa alien
tidak hanya ada di planet-planet, namun juga ada ditempat lain seperti bintang
atau mengapung di angkasa. Hawking juga memperingati bahwa beberapa
spesies alien mungkin memiliki peradaban yang maju dan bisa mengancam
Bumi. Hubungan dengan spesies seperti itu dapat membahayakan seluruh
umat manusia. Ia mengatakan, “Jika alien mengunjungi kita, hasilnya akan
sama seperti ketika Columbus mendarat di Amerika, yang tidak berakhir baik
bagi penduduk asli Amerika”. Hawking menyarankan, daripada mencoba
menghubungi alien, sebaiknya kita menghindari hubungan dengan mereka.
Hawking selalu mengandalkan Tuhan dalam segala usahanya.
Seorang Genius Penyakitnya tidak mematahkan keinginan Hawking
untuk mengeksplorasi alam semesta. Selama kariernya, Hawking mencoba
menguak misteri alam semesta. Dia pun berhipotesis bahwa jika alam
semesta memiliki awal, yaitu Big Bang, maka ia akan memiliki akhir juga.
Hawking bekerja sama dengan pakar kosmologi Roger Penrose dan
mendemonstrasikan Teori Relativitas Umum Albert Einstein yang
menunjukkan bahwa ruang angkasa dan waktu dimulai pada kelahiran alam
semesta dan berakhir dengan lubang hitam. Memadukan teori Einstein dan
teori kuantum, Hawking menemukan bahwa lubang hitam tidak diam saja.
Lubang hitam justru berdesis, mengeluarkan radiasi dan partikel, sebelum
akhirnya meledak dan menghilang. Ketika menyadari hal ini, Hawking sendiri
sempat tidak memercayainya. Namun, semua kalkulasinya kembali ke hasil
yang sama. Baca juga: Meski Idap ALS, Stephen Hawking Mampu Bertahan
55 Tahun dan Punya Anak Hasil tersebut kemudian dipublikasikan pada 1974
dalam artikel berjudul “Ledakan Lubang Hitam?” di jurnal Nature dan
memunculkan konsep baru bernama radiasi Hawking. Pada 2014, Hawking
merevisi teorinya dan menyatakan bahwa lubang hitam tidak ada, setidaknya
lubang hitam yang kita kenal secara tradisional. Dalam teori baru yang
kontroversial ini, Hawking tidak mengakui adanya horizon peristiwa atau batas
lubang hitam. Sebaliknya, dia berkata lubang hitam memiliki horizon yang
akan berubah menurut perubahan kuantum. Selain itu, Hawking juga
mengklaim bahwa alam semesta ini tidak memiliki batas. Walaupun jumlah

35
planetnya terbatas, seseorang bisa mengelilingnya tanpa batas dan tidak akan
pernah bertemu dinding
Alasan penulis memilih Hawking yaitu beliau sosok yang inspiratif. Beliau
adalah seorang ilmuan yang memiliki konstribusi penting dalam dunia ilmu
pengetahuan internasional. Walaupun memiliki kekurangan fisik sejak berusia
21 tahun akibat penyakit langka yang menyerang saraf motoriknya yaitu
Sklerosis Lateral Amiotrof (ALS), Hawking tak berkecil hati. Beliau
membuktikan bahwa kekurangan kondisi fisik tidak menjadi penghalang untuk
terus berkarya sehingga menjadi seorang yang bermanfaat bagi sesama
manusia utamanya dalam ilmu pengetahuan. Belajar dari Hawking, bahwa
manusia itu harus cerdas, mandiri, bekerja keras, dan bermanfaat karena
sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi sesamanya.

36
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan


Substansi Mata Pelatihan
Berdasarkan hasil analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan
Layak/ Kelayakan) serta USG (Urgensi, Seriousness, dan Growth), telah
ditentukan 1 (satu) isu yang dapat dikembangkan menjadi berbagai gagasan/
kegiatan untuk penyelesaian masalah dengan melibatkan komponen yang
ada.
Dalam rancangan aktualisasi ini terdiri atas tahapan: 1)
Pengidentifikasian, penyusunan dan penetapan isu atau permasalahan yang
terjadi dan harus segera dipecahkan; 2) Pengajuan gagasan pemecahan
isu/masalah dengan menyusunnya dalam daftar rencana kegiatan, tahapan
kegiatan, dan output kegiatan; 3) Pendeskripsian keterkaitan antara kegiatan
yang diusulkan dengan substansi mata pelatihan yaitu pelayanan publik,
Whole of Government, dan manajemen ASN yang mendasari kegiatan baik
secara langsung maupun tidak langsung; 4) Pendeskripsian rencana
pelaksanaan kegiatan yang didasari aktualisasi nilai-nilai dasar PNS dan
kontribusi hasil kegiatan; serta 5) Pendeskripsian hasil kegiatan yang dilandasi
oleh substansi mata pelatihan terhadap pencapaian visi, misi, tujuan
organisasi, dan penguatan terhadap nilai- nilai organisasi.
Rancangan kegiatan aktualisasi merupakan rencana operasional
pelaksanaan aktualisasi dan habituasi yang akan diterapkan oleh penulis
selama 1 bulan di MTs N 1 Kota Magelang. Rancangan kegiatan aktualisasi
disajikan secara rinci sebagai berikut :

37
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS CONTOH
(KETERKAITAN NILAI DASAR DENGAN KEGIATAN )

Unit Kerja : MTs N 1 Kota Magelang


Identifikasi Isu : 1. Praktikum IPA masih kurang diterapkan
2. Penerapan model pembelajaran IPA belum variatif dengan memberikan pengalaman belajar
3. Kurang optimalnya laboratorium IPA
4. Kurang maksimalnya pemanfaatan alat peraga di MTs Negeri 1 Kota Magelang
5. Masih rendahnya karakter siswa dalam pembelajaran
Isu yang Diangkat : Implementasikan Pendidikan karakter dalam pembelajaran IPA
Tabel 4.1. Gagasan Penyelesaian Isu

No Gagasan Kaitan Mata Diklat


1 Konsultasi kepada mentor dan guru IPA Whole of government, Nilai Dasar ASN
2 Membuat perencanaan pembelajaran Manajemen ASN, Nilai Dasar ASN
3 Inventarisasi Alat dan Bahan di Laboratorium Manajemen ASN, Nilai Dasar ASN
4 Menyediakan bahan-bahan praktikum Pelayanan Publik, Nilai Dasar ASN
5 Membuat lembar kerja Manajemen ASN, Nilai Dasar ASN
6 Pelaksanaan proses pembelajaran I Manajemen ASN, Nilai Dasar ASN
7 Pelaksanaan proses pembelajaran II Manajemen ASN, Nilai Dasar ASN
8 Melaksanaan evaluasi pembelajaran Manajemen ASN, Nilai Dasar ASN

38
Tabel 4.2. Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Kontribusi Penguatan Nilai-


Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahap Kegiatan terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Konsultasi 1. Konsultasi dengan 1. Diperolehnya Whole of Government Terlaksananya Tanggung
kepala madrasah kesepahaman Penulis melakukan koordinasi konsultasi yang Jawab
MTs N 1 Kota terkait dengan kepala madrasah dan kondusif, Konsultasi yang
Magelang. kegiatan/model guru IPA sehingga dilakukan
pembelajaran Akuntabilitas mendukung merupakan wujud
dan praktikum Kejelasan pencapaian misi pelaksanakan
yang akan Peserta diklat mengemukakan 3 (tiga) yaitu tanggung jawab
dilakukan. rancangan proses menciptakan dalam melaksa-
2. Foto saat pembelajaran dengan jelas. suasana madra- nakan tugas.
konsultasi sah yang
Nasionalisme kondusif untuk
2. Konsultasi dengan 1. Diperolehnya
Sila Ke-5: Menghormati hak mampu bersaing
rekan guru IPA kesepahaman
orang lain dalam
MTs N 1 Kota terkait
Peserta latsar menghormati menghadapi
Magelang. kegiatan/model
hak kepala madrasah dan perubahan
3. Meminta data pembelajaran
rekan guru IPA untuk zaman.
kelas uji coba dan praktikum
memberikan masukan terkait
tentang nilai yang akan
kegiatan yang akan dilakukan.
karakter sebelum dilakukan.
dilaksanakannya 2. Data kelas uji
Etika Pubik
aktualisasi coba
Berkonsultasi dilakukan
3. Foto saat
dengan sikap hormat, sopan.
konsultasi
Koordinasi
Kerjasama perserta latsar
dengan rekan guru. Sehingga,

39
Kontribusi Penguatan Nilai-
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahap Kegiatan terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
guru menjadi lebih memahami
tentang kegiatan apa yang
dapat dilakukan.

Antikorupsi
Jujur
Peserta latsar memberikan
pemahaman tentang kegiatan
- kegiatan yang akan
dilakukan dengan jujur.
2 Membuat 1. Pemetaan SKL, KI, 1. Diperolehnya Akuntabilitas Terlaksananya Manajemen ASN
perencanaan KD sebagai tema indikator keter- Membuat ketercapaian kegiatan untuk Mengoptimalkan
pembelajaran pada RPP. capaian kompe- indkcator pembelajaran meningkatkan proses
2. Berdskusi tentang tensi dasar Tanggung jawab dan prestasi siwa pembelajaran
RPP yang akan pembelajaran integritas sehingga dengan
dipakai 2. Catatan hasil sendukung pendekatan
3. Merefisi RPP diskusi dengan Komitmen Mutu pencapaian misi pembelajaran
4. Penyusunan RPP. guru IPA Pembuatan indikator penilaian visi ke 2 (dua) yang berpusat
5. Menelusuri tentang 3. RPP karater pembelajaran yang Melaksanakan pada siswa.
model pembelaja- 4. Informasi berkualitas dan efektif pendidikan yang
ran experiential tentang imple- Islami, mengacu
learning dengan menttasi Pendi- Manajemen ASN pada peningkatan
implementasi Pen- dikan karakter Guru diharapkan mampu prestasi.
didikan karakter pada model berinovasi dalam
6. Menetapkan experiential mengembangkan silabus
indikator penilaian learning sehingga sesuai dengan
karakter 5. Lembar penil- kondisi dan kedaan lingkungan
aian karakter di sekolah

40
Kontribusi Penguatan Nilai-
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahap Kegiatan terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3 Inventarisasi 1. Menyusun form 1. Form Manajemen ASN Pendataan alat Manajemen ASN
Alat dan inventarisasi alat inventarisasi Peserta latsar mendata alat dan bahan Guru IPA ber-
Bahan di bahan di alat dan bahan dan bahan laboratorium untuk laboratorium IPA tanggung jawab
Laboratorium laboratorium IPA praktikum di memudahkan guru IPA lainnya dimaksudkan terhadap
2. Izin kepada kepala laboratorium dalam melakukan praktikum. agar dapat perawatan
madrasah dan Ka. IPA. menunjang saarana belajar
Laboratorium 2. Diperoleh izin Akuntabilitas kemampuan yang ada di
untuk pendatan. dari kepala Tanggung jawab kognitif dan laboratorium IPA.
3. Inventarisasi alat madrasah dan Wujud tanggung jawab guru psikomotorik
dan bahan labora- Ka. IPA untuk dapat yang sesuai misi
torium. Laboratorium. mengoptimalakan sarana 1 (satu)
3. Diperoleh data belajar IPA yang disediakan Melaksanakan
alat dan bahan oleh sekolah. pendidikan yang
di labora-torium. Islami, mengacu
4. Foto/Video saat Nasionalisme pada
men-data alat Sila ke-2: Bekerja sama peningkatan
dan bahan di Pendataan alat dan bahan prestasi
laboratorium. dilakukan bekerja sama
dengan teman kerja.

Etika Publik
Sopan dan santun
Bertingkah laku sopan santun
saat meminta izin untuk
melakukan pendataan alat dan
bahan laboratorium.

Antikorupsi
Jujur
Pendataan dilakukan dengan

41
Kontribusi Penguatan Nilai-
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahap Kegiatan terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
jujur terkait jumlah alat-alat
laboratorium.
4 Menyediakan 1. Mendata bahan- 1. Data - data Pelayanan Publik Dengan saya me- Tanggung
bahan-bahan bahan yang diper- tentang bahan- Salah satu tugas ASN adalah nyediakan bahan- Jawab
praktikum lukan dalam prak- bahan yang melayani, dalam hal ini bahan praktikum Guru IPA ber-
tikum. akan digunakan melayani siswa. Guru ber-arti saya telah tanggung jawab
2. Menyerahkan list untuk melayani siswa dengan memfasilitasi atas tersedianya
bahan-bahan yang praktikum. menyediakan alat dan bahan siswa untuk dapat alat dan bahan
diperlukan untuk 2. Tersedianya yang akan digunakan mela-kukan praktikum yang
praktikum kepada bahan yang praktikum. praktikum dan akan dilakukan.
Ka. Laboatorium. akan digunakan diharapkan dapat
3. Menyediakan atau dalam Akuntabilitas me-ningkatkan
membeli bahan- praktikum. Tanggung jawab pemaha-mannya
bahan yang digu- 3. Foto/Video Dengan menyiapkan bahan- terhadap IPA. Hal
nakan untuk bahan praktikum, saya telah tersebut berarti
pembelajaran jika bertanggung jawab terhadap telah mendukung
tidak ada di sekolah ketersediaan bahan-bahan misi madrasah
yang akan digunakan. nomer 1 (satu)
yaitu melak-
sanakan
Nasionalisme pendidikan yang
Sila ke-4: Musyawarah Islami, mengacu
Apabila bahan-bahan yang pada peningkatan
akan digunakan tidak tersedia, prestasi.
maka bermusyawarah terlebih
dahulu dengan Ka.
Laboratorium untuk
menyediakan atau membeli
bahan tersebut.

42
Kontribusi Penguatan Nilai-
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahap Kegiatan terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

Etika Publik
Membuat keputusan sesuai
keahlian
Saya dapat membuat keputu-
san untuk menyediakan bahan
praktikum karena saya guru
IPA.

Sopan
Menyerahkan list bahan-bahan
praktikum kepada Ka. Labora-
torium dengan sopan.

Komitmen Mutu
Efisiensi
Pendataan bahan - bahan
praktikum dilakukan dengan
memperhatikan efisiensi
waktu agar praktikum dapat
dilaksa-nakan.

Anti Korupsi
Jujur
Guru melaporkan kepada
benda-hara sekolah terkait
pengeluaran untuk membeli
bahan-bahan praktikum
dengan sebenar-benarnya.

43
Kontribusi Penguatan Nilai-
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahap Kegiatan terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5 Membuat 1. Menentukan kom- 1. Ditetapkannya Manajemen ASN Dengan saya Inovasi
lembar kerja petensi dan desain standar kompe- Salah satu tugas guru adalah mem-buat lembar Guru membuat
untuk membuat tensi dan mengatur kegiatan, dalam hal kerja kerja/kegi- karya inovasi be-
lembar kerja kompetensi ini adalah kegiatan atan maka saya rupa lembar kerja
2. Membuat ranca- dasar serta pembelajaran. Guru membuat telah kerja/kegiatan
ngan lembar kerja desain yang lembar kerja praktikum memfasilitasi sis- untuk siswa.
3. Konsultasi dan re- akan digunakan sebagai wujud pelayanan guru wa untuk dapat
visi lembar kerja untuk terhadap siswa untuk melakukan Keteladanan
siswa oleh kepala pembuatan menyediakan lembar pedoman praktikum dan Guru sebagai te-
madra-sah atau lembar melakukan praktikum. diharapkan dapat ladan bagi rekan
guru senior. kerja/kegiatan meningkatkan kerjanya untuk
2. Terbentuk draft Akuntabilitas pema-hamannya membuat pan-
lem-bar kerja Kejelasan terhadap IPA. Hal duan kerja/kegia-
kerja/kegiatan. Lembar kerja praktikum dibuat tersebut ber-arti tan pada materi
3. Lembar kerja secara jelas agar mudah telah mendukung yang lainnya.
kerja/kegiatan dipahami siswa. misi madrasah
siswa nomer 1 (satu)
4. Foto saat Nasionalisme yaitu melak-
membuat Sila Ke-5: Bekerja Keras sanakan
lembar Pembuatan lembar kerja pendidikan yang
kerja/kegiatan praktikum dilakukan dengan Islami, mengacu
kerja keras agar hasilnya baik. pada peningkatan
prestasi.
Etika Publik
Sopan dan santun
Konsultasi dengan kepala
madrasah dan guru IPA senior
dengan sopan santun.

Komitmen Mutu

44
Kontribusi Penguatan Nilai-
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahap Kegiatan terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Inovasi
Guru berinovasi dalam
membuat lembar kerja
praktikum.
Efektif dan efisien
Guru membuat lembar kerja
praktikum dengan tepat dan
sesuai jadwal yang ditetapkan.

Anti Korupsi
Mandiri
Pembuatan lembar kerja
praktikum dilakukan secara
mandiri.
6 Pelaksanaan I: 1. Membuka proses 1. Terjadinya AKUNTABILITAS Pembelajaran Religiusitas
proses pembelajaran pelaksanaan (transparansi, kepercayaan, yang pertama Integritas
pembelajaran 2. Melaksanakan pro- pembelajaran kejelasan), yaitu data hasil sebagai salah Tanggung jawab
Observasi ses pembelajaran 2. Catatan nilai observasi pembelajaran di satu sarana Komunikatif
dengan model karakter siswa dalam kelas yang diperoleh mewujudkan Visi Kreatif
konvensional 3. Menutup secara transparan harus sekolah Unggul Disiplin
3. Mengakhiri proses pembelajaran dipastikan bahwa data dalam prestasi,
pembelajaran. 4. Data nilai tersebut jelas dan terpercaya berbudi pekerti
4. Menilai karakter arakter siswa luhur dilandasi
siswa iman dan taqwa.
7 Pelaksanaan II: 1. Membuka proses 1. Membuka Manajemen ASN Kegiatan Tanggung
Pelaksanaan pembelajaran pelajaran ASN dalam hal ini guru pembelajaran Jawab
proses 2. Melaksanakan pro- dengan baik memiliki peran merencanakan, diharapkan Guru bertang-
pembelajaran ses pembelajaran 2. Terjadinya melaksanakan, dan mengeva- mampu mening- gung jawab terha-
dengan model dengan model proses luasi hasil pembelajaran agar katkan pema- dap berlangsung-
Experiential experiential pembelajaran dapat diperoleh pembelajaran haman siswa nya proses pem-

45
Kontribusi Penguatan Nilai-
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahap Kegiatan terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Learning learning. dengan model yang berkualitas sehingga terhadap IPA, belajaran
3. Mengakhiri proses experiential dapat tercapai tujuan sehingga mem-
pembelajaran. learning sesuai pendidikan nasional. Peserta berikan
4. Menilai karakter perencanaan. latsar sebagai guru akan konstribusi
siswa 3. Refleksi melakukan pembela-jaran terhadap misi
pembelajaran sesuai tugas. MTs N 1 Kota
dengan Magelang nomer
menyimpulkan Akuntabilitas 1 (satu) yaitu
pembelajaran Konsistensi melak-sanakan
4. Data nilai Dengan saya melakukan pem- pendidikan yang
karakter siswa belajaran praktikum berarti Islami, mengacu
5. Foto/Video saya telah konsisten terhadap pada peningkatan
pembelajaran peren-canaan yang dibuat. prestasi. Kegiatan
Nasionalisme praktikum
Religius merupakan salah
Kegiatan pembelajaran satu upaya untuk
diawali dan diakhiri dengan meningkatkan
do’a. prestasi siswa.

Etika Publik Kegiatan


Sopan dan ramah praktikum
Guru menggunakan bahasa merupakan
yang baik dan bertingkah pendeka-tan yang
laku baik, karena hal berpusat pada
tersebut dapat menjadi siswa sehingga
panutan bagi peserta didik. sejalan dengan
tujuan madrasah
Komitmen Mutu yaitu meng-
Efektif optimalkan
Pembelajaran dilakukan proses

46
Kontribusi Penguatan Nilai-
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahap Kegiatan terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dengan efektif, yaitu dapat pembelajaran
tercapainya indikator dengan
pembelajaran. pendekatan
pembe-lajaran
Anti Korupsi yang berpusat
Adil pada peserta
Guru harus berlaku adil didik (student
kepada semua siswa saat centered lear-
kegiatan pembelajaran. ning).

8 Melaksanaan 1. Menganalisis 1. Analisis nilai Manajemen ASN Penilaian siswa Tanggung


evaluasi nnilai karakter karakter siswa ASN dalam hal ini guru dilakukan secara Jawab
pembelajaran siswa 2. Hasil konsultasi memiliki peran merencanakan, mandiri, sehingga Guru harus ber-
2. Konsultasi kepada penilaian melaksanakan, dan mengeva- mendukung misi tanggung jawab
mentor dan guru karakter luasi pembelajaran agar dapat 2 (dua) yaitu untuk membuat
IPA senior tentang 3. Foto/Video saat diperoleh pembelajaran yang mendidik peserta instrumen penilai-
hasil penilaian mela-kukan berkualitas sehingga dapat ter- didik untuk an bagi siswa.
karakter penilaian capai tujuan pendidikan mandiri dan
nasional. Peserta latsar berakhlaq mulia. Profesional
sebagai guru akan melakukan Membuat instru-
evaluasi terhadap men penilaian
pembelajaran yang dilakukan. sebagai upaya
meningkatkan ke-
Akuntabilitas profesionalan
Kejelasan guru dalam mem-
Soal – soal dibuat dengan buat instrumen
jelas, menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti oleh
siswa.

47
Kontribusi Penguatan Nilai-
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahap Kegiatan terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

Nasionalisme
Sila Ke-5: Bekerja Keras
Pembuatan soal dilakukan
dengan kerja keras agar
hasilnya baik.

Etika Publik
Sopan
Guru bertingkah laku sopan
saat konsultasi dengan kepala
ma-drasah dan guru IPA
senior.

Komitmen Mutu
Inovasi
Guru menyusun instrumen
soal sendiri sesuai indikator
soal yang ditetapkan.

Anti Korupsi
Adil
Guru harus berlaku adil
kepada semua siswa saat
melakukan penilaian.

48
B. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
JADWAL RANCANGAN AKTUALISASI
Nama : Faisal Hadi Kurniawan, S.Pd.
Instansi : Kantor kementerian Agama Kota Magelang
Tempat Aktualisasi : MTs N 1 Kota Magelang
Tabel 4.2. Jadwal Rancangan Aktualisasi
8 November- 3 Desember 2019
No
Kegiatan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
1. Konsultasi X X X
2 Membuat perencanaan
pembelajaran X X X
3 Inventarisasi Alat dan
Bahan di Laboratorium X X X X
4 Menyediakan bahan-
bahan praktikum X X X
5 Membuat lembar kerja X X
6 Pelaksanaan I: pembe-
lajaran observasi X X
7 Pelaksanaan II:
pembelajaran model X X
experiential learning
8 Melaksanaan evaluasi Membuat
X X X
pembelajaran LA
Semarang, 4 November 2019

49
Faisal Hadi Kurniawan, S.Pd

50
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN akan dilaksanakan pada
minggu pertama sampai minggu keempat bulan September 2019 pada
institusi tempat kerja. Dalam pelaksanaannya dimungkinkan terjadinya
kendala-kendala yang berisiko menghambat kegiatan yang telah
direncanakan menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, diperlukan antisipasi
untuk menghadapi kendala-kendala tersebut, sehingga dampak yang
menghambat kegiatan tersebut dapat diminimalisir. Antisipasi dalam
menghadpi kendala-kendala selama aktualisasi dapat dijelaskan lebih lanjut
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.3. Antisipasi Resiko
N0 Kegiatan Potensi Kendala Antisipasi dan Strategi
1 Melakukan Tidak bias bertemu langsung • Melakukan janjian untuk
Persiapan dengan mentor konsultasi menggunakan
social messenger
2 Membuat Ketidaksesuaian waktu dengan Berkonsultasi dan
perencanaan kegiatan lain berkoordinasi dengan
pembelajaran mentor

3 Inventarisasi keterbatasan waktu habituasi Tema percobaan tidak


Alat dan Bahan dan keterbatasan alat untuk dilakukan oleh seluruh
di Laboratorium pelaksanaan percobaan mahasiswa yang
mengampu, masing-
masing kelompok hanya
mengerjakan 2-3 tema
percobaan
4 Menyediakan Penyampaian laporan dan Dibuat kelas yang
bahan-bahan feedback harus dapat interaktif agar materi
praktikum mengklarifikasi kendala- percobaan dapat dikuasai
kendala selama percobaan oleh seluruh mahasiswa,
dan dapat menjadi informasi meski tidak melakukan
bagi rekan-rekannya yang percobaan.
tidak melalukan percobaan
pada tema yang
dipresentasikan
5 Membuat Perlu kehati-hatian dalam Selama kegiatan
lembar kerja merekapitulasi seluruh berlangsung dokumentasi
kegiatan sudah disusun sedikit-
demi sedikit
6 Pelaksanaan Ketidaksesuaian waktu antara Berkoordinasi dan
prosesi rencana pelaksanaan dengan meminta izin kepada
pembelajaran I pelaaksanaan atasan untuk menetapkan
jadwal baru
7 Pelaksanaan Ketidaksesuaian waktu antara Berkoordinasi dan
proses rencana pelaksanaan dengan meminta izin kepada
pembelajaran II pelaaksanaan atasan untuk menetapkan

51
jadwal baru
8 Melaksanaan Kegiatan tidak selesai tepat Melakukan koordinasi
evaluasi waktu dengan pihak percetakan
pembelajaran sehingga bisa
diselesaikan tepat waktu
(Sumber: data dielaborasi penulis, 2019)

52
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Rancangan aktualisasi ini menganalisis kegiatan terkait dengan tugas
Guru dalam mengoptimalisasi proses pembelajaran yang dikaitkan dengan nilai-
nilai dasar PNS, di antaranya Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti korupsi setra kedudukan PNS di dalam NKRI seperti
Whole of Goverment, Pelayan Publik, ataupun Manajemen ASN yang akan di
aktualisasikan selama proses habituasi.

Penyusunan rancangan aktualisasi dan habituasi ini diharapakan dapat


menjadi pedoman dalam pelaksanaan tujuh kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut
kemungkinan mengalami kendala sehingga rancangan kegiatan ini tidak dapat
direalisasikan secara optimal atau tidak tercapai aktualisasinya. Oleh sebab itu
Penulis berharap agar rancangan aktualisasi di MTs Negeri 1 Kota Magelang
dapat berjalan sebagaimana jadwal dan tahapan yang telah disusun dengan
dukungan berbagai pihak.

Optimalisasi model experiential learning dalam pembelajaran IPA untuk


meningkatakan karakter siswa kelas IX MTs N 1 Kota Magelang dilakukan
dengan delapan kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut.

1. Konsultasi kepada mentor dan guru IPA


2. Membuat perencanaan pembelajaran
3. Inventarisasi Alat dan Bahan di Laboratorium
4. Menyediakan bahan-bahan praktikum
5. Membuat lembar kerja
6. Pelaksanaan proses pembelajaran I
7. Pelaksanaan proses pembelajaran II
8. Melaksanaan evaluasi pembelajaran
Kegiatan-kegiatan yang dituangkan dalam rancangan aktualisasi memiliki
kontribusi terhadap visi dan misi MTs Negeri 1 Kota Magelang serta menguatkan
nilai organisasi di Kementerian Agama RI.

52
B. Pentingnya Rancangan Aktualisasi
1. Pentingnya Rancangan Aktualisasi Dibuat
Rancangan Aktualisasi digunakan sebagai pedoman dan panduan untuk
menyelesaikan isu melalui gagasan pemecahan isu atau permasalahan yang
tertuang dalam kegiatan yang dirancang, Bagi Penulis rancangan ini dibuat
sebagai pemecahan isu dari “pelaksanaan kegiatan praktikum tidak optimal”,
sehingga diharapkan kegiatan praktikum dapat optimal. Adanya pembuatan
Rancangan Aktualisasi, diharapkan pelaksanaan kegiatan aktualisasi dapat
menghasilkan output yang sesuai dengan perencanaan. Selain itu, dengan
membuat Rancangan Aktualisasi, penulis dapat lebih memahami nilai-nilai
dasar PNS, yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) yang dapat diimplementasikan dalam
kegiatan aktualisasi maupun pelaksanaan tugas dan fungsinya. Penulis juga
lebih memahami mengenai kegiatan yang dapat memberikan kontribusi
terhadap visi dan misi serta menguatkan nilai organisasi.
2. Dampak Apabila Rancangan Aktualisasi Tidak Dilaksanakan
Apabila Rancangan Aktualisasi tidak dibuat maka dapat mengakibatkan
dampak berupa tidak terselesaikannya isu yang ada di unit kerja dan dapat
menghasilkan berbagai masalah yang lebih kompleks seperti kurang
optimalnya hasil belajar dan penguasaan peserta didik terhadap mata
pelajaran IPA, lebih lanjut terjadi kurang optimalnya evaluasi pembelajaran
IPA. Hal tersebut dapat mengakibatkan kurangnya kepercayaan masyarakat
terhadap kinerja guru di MTs Negeri 1 Kota Magelang. Selain itu,
pemahaman mengenai nilai-nilai dasar ASN, yaitu ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) pun menjadi
kurang karena tidak ada pedoman dan panduan dalam
mengimplementasikan nilai-nilai dasar tersebut.

53
DAFTAR PUSTAKA

Bower, G. G. 2013. Utilizing Kolb’s Experiential Learning Theory to Implement a


Golf Scramble. International Journal of Sport Management, Recreation &
Tourism, 12. 29–56. Tanggal 2 November 2019.

Davis. 2001. Connections Between 4-H and John Dewey’s Philosophy of Education.
Diunduh di http://4h.ucanr.edu/files/1234.pdf tanggal 2 November 2019.

Musyarofah, Hindarto, N. and Mosik. 2013. Pendidikan Karakter Terintegrasi Dalam


Pembelajaran IPA Guna Menumbuhkan Kebiasaan Berpikir Ilmiah. Unnes
Physics Education Journal. 2(2): 42–48. Diunduh di:
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej tanggal 2 November 2019.

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Wawasan Kebangsaan & Nilai-nilai Bela


Negara. Modul pendidikandan pelatihan prajabatan golongan III.
Jakarta:Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Kesiapsiagaan Bela Negara. Modul


pendidikandan pelatihan prajabatan golongan III.Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Analisis Isu Kontemporer. Modul


pendidikandan pelatihan prajabatan golongan III.Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas. Modul pendidikan dan pelatihan


prajabatan golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Nasionalisme. Modul pendidikan dan


pelatihan prajabatan golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul pendidikan dan pelatihan
prajabatan golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu. Modul pendidikan dan


pelatihan prajabatan golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

54
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul pendidikandan pelatihan
prajabatan golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN. Modul pendidikandan


pelatihan prajabatan golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik. Modul pendidikandan


pelatihan prajabatan golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole Of Goverment. Modul pendidikandan


pelatihan prajabatan golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Pala, A. (2011) ‘The Need for Character Education’, International Journal of Social
Sciences and Humanity Studies. 3(2): 23–32. Diunduh di:
http://www.sobiad.org/ejournals/journal_ijss/arhieves/2011_2/aynur_pala.pdf
tanggal 2 November 2019.

Sharlanova, V. 2004. Experiential Learni. Trakia Journal of Sciences, 2(4).. 36–39.


Diunduh di http://www.uni-sz.bg tanggal 2 November 2019.

Silberman, M. 2014. HandBook Experiential Learning Strategi Pembelajaran dari


Dunia Nyata. Bandung: Nusa Media. Tanggal 2 November 2019.

Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara.

55
BIODATA
A. Identitas Diri

Nama Lengkap (dengan gelar) Faisal hadi kurniawan


Formasi Jabatan Guru IPA Ahli Pertama

NIP 19950124 201903 1 007


Tempat dan Tanggal Lahir Demak, 24 januari 1995

a. Jalan Margo rukun RT 7 rw 7

b. Kelurahan/Desa Bumirejo Lerep

Alamat c. Kecamatan Karangawen

d. Kabupaten/Kota Demak

e. Provinsi Jawa Tengah

Nomor Telepon/Faks/HP 083113578015

e-mail Faisalhadi13@yahoo.com
MTs N 1 Kota Magelang
Instansi Kantor
Kabupaten Magelang
Jl. Duku I Perum Korpri, Kramat
Alamat Kantor Selatan, Magelang Utara. Kode
Pos 56115.
Nomor Telepon Kantor (0293) 363542

Alamat email Kantor mtsnmagelang@kemenag.go.id

56
mtsn_kota_magelang@yahoo.c
o.id

B. Riwayat Pendidikan

No Tingkat Nama Sekolah / Tempat Jurusan Lulus


Perguruan Tinggi

1 SD SD N 2 Bumirejo Bumirejo - 2006

SMP N 1
2 SMP Karangawen - 2009
Karangawen

3 SMA SMA N 2 Mranggen Mrangen IPA 2012

Universitas Islam Pendidikan


4 S-1 Semarang 2017
Negeri Semarang IPA

C. Riwayat Pekerjaan

No Instansi Tahun
1 SMA N 1 Guntur 2017

2 MTs Negeri 2 Demak 2018

3 MTs Negeri 1 Kota Magelang 2019

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Apabila di


kemudian hari terdapat keterangan yang tidak benar saya bersedia dituntut
sesuai perundang-undangan yang berlaku.

Semarang, 4 November 2019

Faisal Hadi Kurniawan, S. Pd.

57

Anda mungkin juga menyukai