Anda di halaman 1dari 40

RANCANGAN AKTUALISASI

KURANGNYA MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN


BAHASA INGGRIS DI KELAS XII SMKN 3 TUAL

DISUSUN OLEH :
NAMA : JUMRAN, S.Pd
NIP : 198901012020121001
JABATAN : CALON AHLI PERTAMA GURU BAHASA INGGRIS

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III DAN II


ANGKATAN XIV LINGKUP PROVINSI MALUKU

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI MALUKU

TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

KURANGNYA MINAT SISWA PADA MATA


PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS
XI SMKN 3 TUAL

Oleh:
Nama : JUMRAN, S.Pd
NIP : 198901012020121001
Jabatan : Calon Ahli Pertama Bahasa Inggris

Disetujui untuk disampaikan pada Seminar Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar


Golongan III dan II Angkatan XIV Tahun 2021
Ambon, Juni 2021

Penguji Mentor Coach

Hj. Accing Rahantang, S.Pd.I Dwi Eka Harjani, S.Pd., M.Pd.


NIP. NIP. NIP.

Mengetahui,
Kepala BPSDM Provinsi Maluku

Nama Kepala Balai


NIP.

ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas ridho dan karuniaNya, penulisan laporan aktualisasi dan habituasi ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan aktualisasi ini disusun dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk menyelesaikan Latihan Dasar (Latsar) CPNS Golongan III dan II
Angkatan XIV Tahun 2021 Provinsi Maluku yang diselenggarakan di Badan Pegembangan
Sumber Daya Manusia Provinsi Maluku Jl. Ir. Putuhena Wailela Rumahtiga-Ambon . Dalam
Penyusunan Rancangan Aktualisasi mendapatkan banyak hambatan dan kesulitan, namun
atas bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, rancangan
aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Kepala Balai Pelatihan dan selaku penguji dalam rancangan aktualisasi.
2. Ibu Hj. Accing Rahantang, S.Pdyang telah memberikan dukungan serta masukan kepada
penulis selama mengikuti Pendidikan Latsar CPNS.
3. Nama selaku pengendali diklat Latsar CPNS Golongan III angkatan II tahun 2021
4. Ibu Eka Dwi Harjani, S.Pd., M.Pd. dalam penyusunan rancangan aktualisasi penulis.
5. Bapak Ibu fasilitator dari Badan Pegembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Maluku
6. Nama selaku pembina dari ?? selama menjalankan pelatihan dasar CPNS di ??
7. Rekan-rekan CPNS Golongan III dan II Angkatan XIV tahun 2021 peserta Latsar di
Badan Pegembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Maluku yang telah mendukung selama
kegiatan Latsar CPNS berlangsung.
8. Rekan-rekan di SMKN 3 Tual
9. Orang tua serta segenap keluarga dan rekan-rekan yang telah memberi doa dan dukungan
selama pelatihan dasar CPNS berlangsung;
Penulis sadar bahwa laporan aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karenanya penulis berharap masukan dari berbagai pihak guna membuat laporan ini menjadi
lebih baik.
Ambon, Juli 2021

JUMRAN, S.Pd
NIP. 198901012020121001
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL......................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................4
A. Nilai Organisasi...............................................................................................................4
B. Visi Misi dan Struktur Organisasi...................................................................................4
C. Visi Misi Prodi................................................................................................................5
D. Nilai – Nilai Dasar PNS (ANEKA)................................................................................5
E. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI......................................................................11
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI...............................................................................14
A. Unit Kerja......................................................................................................................14
B. Isu yang diangkat..........................................................................................................15
C. Dampak Jika Isu Tidak Dipecahkan.............................................................................17
D. Analisa Akar Masalah dalam........................................................................................19
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................26
LAMPIRAN.............................................................................................................................27
DAFTAR TABEL

Table 1. Identifikasi Isu...................................................................................................16


Table 2. Analisis Isu dengan USG...................................................................................16
Table 3. Faktor yang Mempengaruhi Isu.........................................................................20
Table 4. Tahapan Pelaksanaan Rancangan Kegiatan Aktualisasi.....................................21
Table 5. Timeline Kegiatan..............................................................................................24
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Gambar Struktur Organisasi Instansi..............................................................4


Gambar 2 Tri Dharma Perguruan Tinggi.........................................................................14
Gambar 3 Analisis Fishbone............................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah istilah untuk kelompok profesi bagi pegawai-
pegawai yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negeri
Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan, yaitu Undang-Undang No. 5
tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Dalam Undang-undang nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).
ASN dituntut cakap menyelenggarakan pelayanan publik yang baik bagi masyarakat dan
sanggup berperan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Kehadiran ASN dalam
pembangunan Nasional sangatlah penting, sehingga pengembangan dan peningkatan kualitas
sumber daya manusia aparatur harus dilaksanakan untuk mewujudkan pemerintahan yang
baik (good governance).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 11 Tahun 2017 tentang Manajemen


Pegawai Negeri Sipil (PNS) berisi ketentuan mengenai penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi,
mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian,
jaminan pensiun dan jaminan hari tua, serta perlindungan. Banyak orang tertarik dengan
keterjaminan hidup Pegawai Negeri Sipil tersebut. Sehingga setiap ada lowongan PNS selalu
banyak orang yang mendaftar.

Disatu sisi ASN harus mampu memenuhi standar kompetensi predikat profesional
dapat disematkan kepadanya. Selain itu, untuk melaksanakan tugas jabatannya secara efektif
dan efisien, ASN perlu memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. ASN memiliki peran sebagai perencana,
pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Penanaman nilai
dasar tersebut dapat diperoleh seorang ASN, salah satunya melalui kegiatan Pelatihan Dasar CPNS.

1
Langkah serius yang sedang digaungkan oleh pemerintah untuk membangun sosok
PNS yang profesional saat ini adalah dengan pelatihan dasar CPNS yang harus diikuti
sebelum calon PNS diangkat menjadi PNS. Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil merupakan pembekalan komprehensif agar CPNS mempunyai pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas sebagai Aparatur Sipil
Negara. Kebijakan terhadap kegiatan Pelatihan Dasar CPNS didasarkan pada Peraturan Kepala LAN
RI No.12 Tahun 2018 pasal 1 butir 8 yang berbunyi “Pelatihan dasar CPNS adalah pendidikan dan
pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas
moral, kejujuran, semangat, motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul
dan bertanggung jawab, memperkuat profesionalisme dan kompetensi bidang. Pelaksanaan Pelatihan
Dasar CPNS Golongan III dan II bertujuan agar setiap peserta mampu membentuk nilai-nilai dasar
profesi PNS yaitu ANEKA, membangun kompetensi dan karakter ASN yang kuat, meningkatkan
kemampuan bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat dengan cara mendorong
ASN untuk dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam melaksanakan tugas di instansi
masing-masing.

Pelatihan tersebut memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat


Pelatihan dan di tempat kerja, yang memungkinkan peserta mampu untuk menginternalisasi,
menerapkan, dan mengaktualisasikan, merasakan manfaatnya serta membuatnya menjadi
kebiasaan (habituasi), sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang
professional. Melalui kegiatan aktualisasi dan habituasi tersebut, calon ASN diharapkan dapat
mengaplikasikan dan membiasakan nilai-nilai dasar ASN dalam menjalankan tugas pokok
dan fungsinya di instansi kerja masing-masing.

Adapun jabatan yang dapat diduduki oleh seorang ASN adalah jabatan administrasi,
jabatan fungsional, dan jabatan pimpinan tinggi. Dari ketiga jenis jabatan tersebut, jabatan
fungsional adalah jabatan teknis yang tidak tercantum dalam struktur organisasi, tetapi dari
sudut pandang fungsinya sangat diperlukan dalam pelaksanaan tugas-tugas pokok organisasi,
seperti auditor, dokter, perawat, bidan, apoteker, peneliti, perencana, guru dan dosen.

Guru adalah jabatan fungsional yang merupakan seorang pendidik profesional dan
ilmuwan dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah ( pasal 1 UU. Guru dan Dosen ). Dosen
memiliki tugas dan fungsi mengajar dan membimbing mahasiswa agar yang bersangkutan
memiliki kompetensi yang relevan dengan keahliannya dan memiliki tanggung jawab
pengembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian yang semestinya dilakukan secara terus
menerus.
Proses internalisasi nilai dasar ANEKA dilakukan melalui proses Pendidikan
Pelatihan Dasar (Diklatsar) bagi para CPNS untuk selanjutnya dilakukan tahapan aktualisasi
nilai dasar ANEKA tersebut di satuan kerja masing-masing. Selama 30 (tiga puluh) hari,
peserta Latsar akan melakukan aktualisasi berdasarkan rancangan yang dibuat dan
dipresentasikan. Oleh karena itu, laporan ini disusun guna menyampaikan proposal rancangan
aktualisasi.

B. Tujuan

Tujuan Umum

Peserta mampu menyusun rancangan Aktualisasi untuk memecahkan isu yang dilandasi
nilai-nilai ANEKA dan kedudukan dan peran PNS dalam NKRI.

Tujuan Khusus

Peserta Pelatihan Dasar CPNS dapat:

1. Mengidentifikasi isu
2. Menganalisis dampak isu
3. Menetapkan akar masalah penyebab isu
4. Menetapkan kegiatan beserta output
5. Menetapkan tahapan kegiatan beserta output
6. Mengkaitkan tahapan kegiatan dengan nilai-nilai dasar PNSdan peran dan
kedudukan PNS dalam NKRI
7. Mendiskripsikan output kegiatan terhadap pencapaian visi misi organisasi
8. Mendiskripsikan output kegiatan terhadap penguatan nilai-nilai organisasi
9. Menganalis dampak jika ANEKA tidak diterapkan pada tugas dan jabatan peserta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Nilai Organisasi

Nilai-nilai organisasi yang ada di intansi.

B. Visi Misi dan Struktur Organisasi

VISI
“ Maluku yang Terkelola Secara Jujur, Bersih dan Melayani, Terjamin Dalm
Kesejahteraan dan Berdaulat Atas Gugusan Kepulauan.”

MISI
1. Mewujudkan Birokrasi yang Dinamis, Jujur, Bersih, dan Melayani.
2. Meningkatkan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan, Murah dan Terjangkau.
3. Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan.
4. Peningkatan Infrastruktur dan Konektivitas Budaya dan Pariwisita.
5. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Profesrsional, Kreatif, Mandiri dan
Berprestasi.

Struktur Organisasi
Berisi pargrap tentang stuktur organisasi instansi.

Gambar STO Instansi

Gambar 1 Gambar Struktur Organisasi Instansi


C. Nilai – Nilai Dasar PNS (ANEKA)

Untuk dapat mewujudkan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa, maka diperlukan ASN
yang profesional, kompeten dan berintegritas yang berkarakter ANEKA. Karakter ANEKA
yaitu mempunyai nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi. Adapun inti penjelasan terkait nilai-nilai ANEKA adalah sebagai
berikut:

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas hampir memiliki kesamaan makna dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun, keduanya memiliki konsep yang berbeda. Akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai, sedangkan responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggungjawab.

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang Pegawai Negeri Sipil
(PNS) adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain
adalah:

a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan,
antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan
PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu menyediakan kontrol


demokratis, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, serta meningkatkan efisiensi
dan efektivitas.
Pengambilan keputusan secara akuntabel dan beretika berarti dapat membuat
keputusan dan tindakan yang tepat dan akurat. Sebuah keputusan yang akuntabel dan beretika
sangat penting dalam menjaga kepercayaan dan keyakinan terhadap masyarakat dalam
pekerjaan pemerintahan. Dalam praktiknya, penempatan kepentingan umum berarti bahwa
memastikan tindakan dan keputusan yang berimbang dan tidak bias; bertindak adil dan
mematuhi prinsip- prinsip due process; Akuntabel dan transparan; melakukan pekerjaan
secara penuh, efektif dan efisien; berperilaku sesuai dengan standar sektor publik, kode sektor
publik etika sesuai dengan organisasinya; serta mendeklarasikan secara terbuka bila terjadi
adanya potensi konflik kepentingan.

Untuk menciptakan lingkungan organisasi yang akuntabel, maka diperlukan beberapa


aspek yang merupakan indikator dari nilai dasar akuntabilitas, antara lain kepemimpinan,
integritas, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, dan konsistensi.

Sementara itu, indikator adanya akuntabilitas pada pelaksanaan pemerintahan antara


lain:

a. Terciptanya komunikasi antara pemerintah dan masyarakat;


b. Terwujudnya masyarakat madani yang berintegrasi dengan pemerintah;
c. Terciptanya Good Governance dan tercapainya tujuan nasional yakni Indonesia Jaya;
d. Adanya dukungan serta legitimasi masyarakat terhadap Pemerintah;
e. Adanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah;
f. Masyarakat mendukung dan melaksanakan kebijakan Pemerintah.

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan. Nasionalisme
memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. Salah satu
cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan menanamkan dan
mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya
oleh setiap penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah.

Seorang PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah air Indonesia
(nasionalisme) dan mengedepankan kepentingan nasional. Nasionalisme merupakan salah
satu perwujudan dari fungsi PNS sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan
tugas, seorang ASN senantiasa harus mengutamakan dan mementingkan persatuan dan
kesatuan
bangsa. Kepentingan kelompok, individu, golongan harus disingkirkan demi kepentingan yang
lebih besar yaitu kepentingan bangsa dan Negara diatas segalanya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, PNS harus berpegang pada prinsip adil dan
netral. Adil dalam artian tidak boleh berperilaku diskriminatif serta harus obyektif, jujur,
transparan. Sementara bersikap netral adalah tidak memihak kepada salah satu kelompok atau
golongan yang ada. Dengan bersikap netral dan adil dalam melaksanakan tugasnya, PNS akan
mampu menciptakan kondisi yang aman, damai, dan tentram di lingkungan kerja dan
masyarakat sekitar.

Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia


terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip
nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantiasa; menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat,
persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan
sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.

3. Etika Publik
Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik atau
buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Etika merupakan sistem
penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara dalam pengambilan keputusan
untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk serta mengarahkan apa yang
seharusnya dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut. Kode Etik adalah aturan-aturan yang
mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam pasal 4 Undang-undang


Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, yakni:

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;


b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945 serta pemerintah yang sah;
c. Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia;
d. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
f. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
g. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
h. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
i. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;
j. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
k. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
l. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
m. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
n. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
o. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir.

Kode etik dan kode perilaku sesuai dengan pasal 5 Undang-undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang ASN, bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik
mengatur perilaku agar pegawai ASN:

a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi;


b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif,
dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai
ASN.

Setiap jenjang Pemerintahan memiliki lingkup kekuasaan masing-masing yang


dipegang oleh pejabatnya. Semakin tinggi dan luas kekuasaan seorang pejabat, semakin besar
juga implikasi dari penggunaan kekuasaan bagi warga masyarakat. Oleh sebab itu, azas etika
publik mensyaratkan agar setiap bentuk kekuasaan pejabat dibatasi dengan norma etika
maupun norma hukum.

4. Komitmen Mutu
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance)
sudah menjadi keniscayaan di era reformasi saat ini. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
mewujudkan keniscayaan tersebut, namun dalam implementasinya masih belum sesuai
dengan harapan. Penyelengaraan pemerintahan yang berorientasi pada layanan prima sudah
tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik.

Paradigma pemerintah harus segera berubah, dari pola paternalisitik dan feodal yang
selalu minta dilayani, menjadi pola pemerintahan yang siap melayani dan senantiasa
mengedepankan kebutuhan dan keinginan masyarakat sebagai stakeholder pemerintah.
Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab PNS, semua harus dilaksanakan secara optimal
agar dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat. Aspek utama yang menjadi
target stakeholder adalah layanan yang komitmen pada mutu, melalui penyelenggaraan tugas
secara efektif, efisien dan inovatif.

Komitmen mutu merupakan pemahaman konsep mengenai efektivitas, efisiensi,


inovasi, dan mutu penyelenggaraan Pemerintah. Ekeftivitas merupakan sejauh mana sebuah
organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Sementara efisien merupakan jumlah
sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Efisien ditentukan oleh
berapa banyak bahan baku, biaya, dan tenaga yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah
tujuan. Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakterisitik utama yang
dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat
memberikan kepuasan,
sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan. Sementara inovasi, muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi
disekitarnya. Di sisi lain, mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen
atau pengguna.

Nilai-nilai dasar komitmen mutu adalah efektivitas, efisiensi, inovasi, dan berorientasi
pada mutu.

5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti perbuatan yang
tidak baik, buruk, dapat disuap dan tidak bermoral. Sedangkan tidak pidana korupsi berarti
tindakan melanggar hukum yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja oleh
seseorang atau sekelompok orang yang dapat dipertanggungjawabkan oleh peraturan
perundang-undangan. Berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, bahwa korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. Sedangkan pada UU No. 20 Tahun 2001,
terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi antara lain: (1) Kerugian Keuangan Negara, (2)
suap-menyuap,
(3) pemerasan, (4) perbuatan curang, (5) penggelapan dalam jabatan, (6) benturan
kepentingan dalam pengadaan, dan (7) gratifikasi.

Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri dari nilai-
nilai anti korupsi, yaitu:

a. Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat didefinisikan sebagai sebuah tindakan
maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang.
b. Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.
c. Kedisiplinan adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.
d. Kemandirian berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung
kepada orang lain dalam berbagai hal.
e. Kerja keras didasari dengan adanya kemauan di dalam kemauan terkandung
ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian.
f. Kesederhanaan yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros.
g. Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela
kebenaran.
h. Kepedulian adalah mengindahkan, memerhatikan dan menghiraukan. Rasa kepedulian
dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar.
i. Keadilan adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak. Menempatkan
segala sesuatu pada tempatnya.

D. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
yaitu dapat dilihat dari segi Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of government
(WoG).

Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi tantangan-tantangan


global, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah
bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin professional. Undang-
undang ini merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan untuk
membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional dan netral serta bebas
dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.

1. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur
sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman (Elly dan Erna, 2017:16).
Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:

a. Kepastian Hukum;
b. Profesionalitas;
c. Proporsionalitas;
d. Keterpaduan;
e. Delegasi;
f. Netralitas;
g. Akuntabilitas;
h. Efektif Dan Efisien;
i. Keterbukaan;
j. Non Diskriminatif;
k. Persatuan;
l. Kesetaraan;
m. Keadilan;
n. Kesejahteraan.
2. Pelayanan Publik

Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala bentuk pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan daerah dan dilingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima (Erwan,
dkk. 2017:35-36) adalah:

a. Partisipatif, dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat


pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan, dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk
mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan
tersebut.
c. Responsif, dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar
dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan jenis
pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam
pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif, pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar
perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah, penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang
mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu ditekankan
karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan
untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien, penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan
tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut
dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang
murah.
g. Aksesibel, pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau
dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi
oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel, semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat. Pertanggungjawaban di
sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan tetapi yang lebih penting harus
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas melalui media publik.
i. Berkeadilan, penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok
lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
3. Whole of Government

Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan


yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik (Yogi dan Tri, 2017:01). Pendekatan WoG dapat
dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan kategori hubungan antara kelembagaan yang
terlibat (Perri, 2004:103–138) sebagai berikut:

a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi: 1) Penyertaan, yaitu
pengembangan strategi dengan mempertimbangkan dampak; 2) Dialog atau
pertukaran informasi; 3) Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama
sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi: 1) Joint working, atau
kolaborasi sementara; 2) Joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama
pada pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu penulis kerjasama; 3)
Satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai mekanisme
integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi: 1)
Aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu besar yang
menjadi urusan utama salah satu penulis kerjasama; 2) Union, berupa Unifikasi resmi,
identitas masing-masing masih nampak; merger, yaitu penggabungan ke dalam
struktur baru. 3) Merger, berupa penggabungan ke dalam struktur baru.
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Unit Kerja

Sejarah singkat Unit kerja

Tujuan Unit kerja

Hasil Unit kerja

Jabatan

Jabatan Penulis berdasaran SK CPNS adalah Calon Ahli Pertama Guru Bahasa
Inggris, Penata Muda, Golongan Ruang III/a di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris

Uraian Tugas
Tugas utama Jabatan Guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta tugas tambahan yang relevandengan
fungsi sekolah/madrasah.

1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan.


2. Menyusun silabus pembelajaran.
3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran.
5. Menyusun alat ukur soal sesuai mata pelajaran.
6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran di kelasnya.
7. Menganalisi hasil penilaian pembelajaran
8. Melaksanakan pembelajaran, perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil
penialian dan evaluasi.
9. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat
sekolah dan nasional.
10. Membimbing guru pemula dalam program induksi.
11. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran.
12. Melaksanakan pengembangan diri.
13. Melaksanakan publik ilmiah.
14. Membuat karya inovatif.
B. Isu yang diangkat

Berdasarkan hasil pengamatan di lingkungan unit kerja, penulis mengidentifikasi


beberapa isu yang patut dipertimbangkan untuk dicarikan solusi nya.
Table 1. Identifikasi Isu

Kondisi yang
No Isu Sumber Isu Kondisi Saat ini
diharapkan
1 2 3 4 5
1 Belum Pelayanan Menceritakan kondisi saat ini Optimalnya ….
optimalnya …… Publik kenapa belum optimal
Alternatif yang bisa
diterapkan yaitu …..

2 Belum WoG Belum adanya ….. Tersedia …..


optimalnya …. (Whole
of
Govern
ment)

3 Belum WoG Tersedia pedoman xxx. Seragamnya…


seragamnya …. (Whole Namun, ….
of
Govern
ment)

Penapisan Isu Menggunakan Metode USG

Kriteria analisis USG dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) dari mulai sangat
USG atu tidak sangat USG. Urgency: seberapa mendesak isu tersebut dibahas dikaitkan
dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
masalah yang menyebabkan isu. Seriousness: Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas
dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang ditimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah
penyebab isu tidak dipecahkan (bisa mengakibatkan masalah lain). Growth: Seberapa
kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab
isu akan semakin memburuk jika dibiarkan.

Untuk menghindari adanya subyektifitas dalam rancangan aktualisasi ini, selain


penilaian dari penulis dan ketua program studi … yang merupakan mentor penulis, analisa
ketiga isu tersebut juga dilakukan dengan menggunakan metode USG dengan
dikombinasikan
dengan survey yang disebarkan kepada dosen dalam KBK atau rumpun ilmu yang sama, yaitu
dosen …. di jurusan …...

Table 2. Analisis Isu dengan USG


No Isu U S G Total Peringkat
1 Belum …. 5 5 5 15 I
2 Belum optimalnya …. 4 3 3 10 III
3 Belum seragamnya …. 4 3 5 12 II
Keterangan: Skala Linkert: 1-5 (1=sangat kecil; 2=kecil; 3=sedang; 4=besar; 5=sangat besar).

Analisa dengan metode USG digunakan untuk menentukan satu isu strategis untuk
ditindaklanjuti gagasan solusi nya. Survey dilakukan pada Jumat, 20 Maret 2020. Penulis
membagikan link Google Form xxxxxxx .

Dari hasil survey, isu “Belum optimalnya …..” menjadi prioritas utama untuk dapat
ditindaklanjuti dengan gagasan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Berdasarkan hasil
tersebut maka gagasan solusi yang akan ditindaklanjuti pada kegiatan aktualisai yaitu ……..

“Short explanation metode yang ditawarkan.”

Dampak dari penerapan motode.

C. Dampak Jika Isu Tidak Dipecahkan

Salah satu ciri Pendidikan vokasi yaitu focus kurikulum yang tidak hanya pada aspek
skill/psikomotorik, akan tetapi kurikulum juga membantu siswa untuk mengembangkan diri
dalam seluruh aspek yaitu pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang tujuan akhirnya
untuk memberikan kontribusi untuk keberhasilan sebagai “pekerja” professional, dengan kata
lain memiliki kemampuan yang komprehensif dan simultan sehingga mampu menjadi pekerja
yang produktif. Dengan demikian kurikulum Pendidikan vokasi tidak hanya berpusat pada
teori, namun juga praktik dari teori yang telah diajarkan. Sehingga teori yang didapatkan di
mata kuliah teori akan sangat menentukan keberhasilan siswa dalam kuliah praktik
selanjutnya.

Dengan skema “paket” kurikulum yang ditawarkan, mahasiswa harus menyelesaiakan


kredit mata kuliah yang cukup padat di tiap semester, mencakup mata kuliah teori dan
praktik. Oleh karenanya, sangat diperlukan inovasi – inovasi metode pembelajaran di dalam
kelas, sehingga meskipun siswa harus menyelesaikan kredit mata kuliah yang cukup banyak,
mereka tetap bisa memahami apa yang mereka pelajari dengan metode pembelajaran baru
yang
menyenangkan, sehingga tidak semakin membebani mahasiwa. Inovasi metode pembelajaran
baru akan diterapkan untuk mata kuliah teori, mengingat pentingnya pemahaman teori bagi
mahasiwa sebelum mereka memperoleh mata kuiah praktik atas teori tersebut. Jika
mahasiswa faham akan teori yang disampaikan, maka tidak ada mengalami kesulitan dalam
mata kuliah praktik, sehingga hasilnya pun maksimal.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa 50% mahasiswa memperoleh hasil yang kurang
memuaskan pada mata kuliah praktik, penulis berfokus pada mata kuliah “…..” dengan
kemampuan analisa yang masih kurang. Mahasiwa menyampaikan adanya kesulitan
memahami teori “…..” yang merupakan teori dasar yang harus mereka miliki sebelum
mengambil mata kuliah praktik tersebut. Hal ini jelas bahwa inovasi metode pembelajaran
baru terutama pada mata kuliah teori sangat diperlukan guna meminimalisir efek domino dari
kekurang fahaman mahasiswa terkait mata kuliah teori yang disampaikan.
D. Analisa Akar Masalah

MAN MACHINE

Media …. belum
dioptimalkan
Keberagaman ….
Sistem …. yang ada belum
digunakan secara optimal

Belum optimalnya …

….. belum dikembangkan secara


optimal

… belum divariasikan
… di kelas belum optimal secara optimal

METHOD MATERIALS

Gambar 3 Analisis Fishbone

19
Dari diagram fishbone diatas, bisa disimpulkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
isu antara lain:

Table 3. Faktor yang Mempengaruhi Isu

Faktor yang
No Penjelasan
Mempengaruhi
1. Man a. Dari fishbone
2. Material a. Dari fishbone
3. Method a. Dari fishbone
b. Dari fishbone
4. Machine a. Dari fishbone

20
Table 4. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi
Kontribusi
Output/ Kegiatan
Pencapaian
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan terhadap
Hasil Kegiatan Penguatan Nilai
Pencapaian Visi
Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Penyusunan a. Pengumpulan Bahan ajar Akuntabilitas: Kegiatan Kegiatan
Bahan Ajar referensi Mencari dan membuat bahan ajar penyusunan penyusunan bahan
b. Pembuatan dengan penuh tanggung jawab sebagai bahan ajar ajar ini
bahan ajar seorang dosen, dan transparan dengan berkontribusi
berkontribusi
c. Pengunggahan menyertakan sumber yang didapat. pencapaian nilai
bahan ajar ke Menggunggah bahan ajar yang telah terhadap organisasi “
e-learning dibuat, disusun secara tepat dan mudah pencapaian visi dengan berfokus
pada website e-learning. prodi …... pada “…”
Selain itu juga
Nasionalisme: berkontribusi
Menyertakan sumber atau referensi terhadap
ketika mensitasi karya orang lain,
pencapaian misi
termasuk perwujudan menghargai
karya orang lain. prodi yaitu …...
Memastikan bahwa bahan ajar yang Hal ini dicapai
dibuat tidak mengandung konten yang dengan
mengarah pada sara. pegembangan
Memastikan bahwa seluruh mahasiswa media
bisa masuk ke kelas tanpa terkecuali, pembelajran
sehingga semua bisa mendapatkan
mengacu pada
akses yang sama ke materi ajar.
referensi yang
kredibel dan
terkini.

21
Kontribusi
Kontribusi
Output/ Kegiatan
Pencapaian
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan terhadap
Hasil Kegiatan Penguatan Nilai
Pencapaian Visi
Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Etika Publik:
Cermat dalam pemilihan materi yang
akan dijadikan referensi.
Taat pada peraturan perundang-
undangan dengan mematuhi etika
ketika mensitasi karya orang lain.
Mengunggah materi pembelajaran pada
media yang telah disediakan oleh
instansi guna optimalisasi pemanfaatan.

Komitmen Mutu:
Mencari referensi terbaru, terupdate
dari sumber yang kredibel.
Senantiasa memberikan yang terbaik
dalam pembuatan bahan ajar.
Mengoptimalkan pengguanaan e-
learning sebagai inovasi pembelajaran.

Anti Korupsi:
Tidak mengadopsi karya orang lain
tanpa menuliskan referensi nya.

Pelayanan Publik:
Mencari referensi dan menyusun bahan
ajar tepat waktu sebelum kuliah
Kontribusi
Kontribusi
Output/ Kegiatan
Pencapaian
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan terhadap
Hasil Kegiatan Penguatan Nilai
Pencapaian Visi
Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dimulai, dan materi bisa diakses
dengan mudah oleh mahasiswa.

WoG:
Materi diupload di elearning sesuai
dengan arahan dari direktur untuk
secara aktif menggunakan fasilitas e
learning yang telah disediakan.
2 ….. ….. ….. ….. ….. …..
dst
Table 5. Timeline Kegiatan

Maret April Mei


No Kegiatan Sub-Kegiatan
24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8

Kegiatan a. Tahapan Keg 1


1
1 b. Tahapan Keg 2
c. Tahapan Keg 3
a. Tahapan Keg 1
Kegiatan
2 b. Tahapan Keg 2
2
c. Tahapan Keg 3
a. Tahapan Keg 1
Kegiatan
3 b. Tahapan Keg 2
3
c. Tahapan Keg 3
a. Tahapan Keg 1
Kegiatan
4 b. Tahapan Keg 2
4
c. Tahapan Keg 3
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan identifikasi isu yang telah dianalisis dengan menggunakan metode USG
(Urgency, Seriousness, dan Growth), gagasan solusi yang diusulkan pada rancangan
aktualisasi dan habituasi yaitu …… pada ……. Aktualisasi ini berusaha diwujudkan dengan
merancang kegiatan yang pelaksanaanya didasarkan pada nilai-nilai dasar ASN yaitu
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi)
yang akan dilksanakan selama 30 hari di kampus …...

Saran

Saran yang diusulkan pada kegiatan rancangan aktualisasi ini yaitu:

25
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah Elly, Erna Irawati. 2017. Manajemen ASN Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.2014. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta

Kepala lembaga administrasi Negara. 2018. Peraturan lembaga administrasi Negara republic
Indonesia tahun 12 tahun 2018 tentang pedoman penyelenggaraan pelatihan dasar calon
pegawai negeri sipil. Jakarta

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Akuntabilitas. Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan I Dan II. Jakarta

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Etika Publik. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I Dan II. Jakarta

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Komitmen Mutu. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I Dan II. Jakarta

Peraturan Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Nomor 12 Tahun 2018

Peraturan Pemerintah (PP) No 11 Tahun 2017

Purwanto Erwan Agus, Damayani Tyastianti, Andi Taufiq, Widhi Novianto. 2017. Pelayanan
Publik Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Suwarno Yogi, Tri Atmojo Sejati. 2017. Whole Of Government Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Undang-Undang No. 20 tahun 2001 tentang tindak pidana korupsi

Undang-Undang No. 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi

Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara


LAMPIRAN
Hasil Survei yang disebarkan

Anda mungkin juga menyukai