Anda di halaman 1dari 83

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

PENINGKATAN PENGUATAN NILAI-NILAI 5 PILAR KARAKTER


KURIKULUM 2013 KELAS IV SD NEGERI 2 KALIAJIR
KECAMATAN PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA

Disusun oleh:
Nama : Merdhenita Restuti, S.Pd.
NIP :199403092019022009
Angkatan : LXXXV
No. Urut : 31
Jabatan :Guru Kelas
Gol/Ruang : III/a
Unit Kerja :SDN 2 Kaliajir
Coach : Samono S., S.T.
Mentor : Barun, S.Pd.I

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XVI


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
JUNI 2019
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

Judul : Peningkatan Penguatan Nilai-Nilai 5 Pilar Karakter


Kurikulum 2013 Siswa Kelas IV SDN 2 Kaliajir
Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara
Nama : Merdhenita Restuti, S.Pd
NIP :199403092019022009

telah diseminarkan pada:


Hari : Selasa
Tanggal : 9 Juli 2019
Tempat : BLKP Klampok

Banjarnegara, 9 Juli 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Merdhenita Restuti, S.Pd.


NIP. 199403092019022009

Menyetujui,
Coach, Mentor,

Samono S., S.T. Barun, S.Pd.I


NIP.196703241987031002 NIP.196404221991031008

ii
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

Judul : Peningkatan Penguatan Nilai-Nilai 5 Pilar Karakter


Kurikulum 2013 Siswa Kelas IV SDN 2 Kaliajir
Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara
Nama : Merdhenita Restuti, S.Pd
NIP :199403092019022009

dinyatakan layak untuk diaktualisasikan dalam habituasi.

Disahkan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 9 Juli 2019
Tempat : BLKP Klampok
Banjarnegara, 9 Juli 2019
Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Merdhenita Restuti, S.Pd


NIP. 199403092019022009
Menyetujui,

Coach, Mentor,

Samono S., S.T. Barun, S.Pd.I


NIP.196703241987031002 NIP.196404221991031008

Narasumber,

Drs. Abdurrokhman, M.Pd.


Widyaswara Ahli Madya
NIP. 19610503 198703 1 009

iii
PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas
karunianya penulis dapat menyelesaikan “Rancangan aktualisasi
Peningkatan Penguatan NIlai-Nilai 5 Pilar Karakter Kurikulum 2013 SDN 2
Kaliajir Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara” dengan baik.
Rancangan ini disusun untuk menginternalisasikan nilai-nilai dasar
ASN. Rancangan tersebut lalu diaktualisasikan ke dalam kegiatan-
kegiatan yang diharapkan dapat meningkatkan penguatan nilai-nilai 5 Pilar
Karakter Kurikulum 2013 pada kelas IV SDN 2 Kaliajir Kecamatan
Purwanegara Kabupaten Banjarnegara.
Penulis menyadari bahwa rancangan ini dapat terwujud karena
bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bupati Banjarnegara.
2. Wakil Bupati Banjarnegara.
3. Sekretaris Daerah Kabupaten Banjarnegara.
4. Kepala BPSMD Provinsi Jawa Tengah.
5. Kepala Badan Kepegawaian Daerah Banjarnegara.
6. Kepala Dinas Pendidikan dan Kepemudaan Olahraga Banjarnegara.
7. Kepala SDN 2 Kaliajir Kecamatan Purwanegara Kabupaten
Banjarnegara.
8. Coach.
9. Narasumber.
Penulis sadar bahwa rancangan laporan aktualisasi ini masih kurang
dari kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap masukan dari
berbagai pihak dalam membuat rancangan laporan menjadi lebih baik
serta memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Banjarnegara, 9 Juli 2019
Penulis,

Merdhenita Restuti, S.Pd


NIP.199403092019022009

iv
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................... i
Halaman Persetujuan........................................................................ ii
Halaman Pengesahan ..................................................................... iii
Prakata.............................................................................................. iv
Daftar Isi............................................................................................ v
Daftar Tabel....................................................................................... vii
Daftar Gambar................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah........................................ 4
C. Tujuan..................................................................................... 11
D. Manfaat................................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sikap Perilaku Bela Negara.................................................... 13
B. Nilai-Nilai Dasar ASN............................................................. 14
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI............................... 27
D. Penguatan Pendidikan Karakter............................................. 33
BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi..................................................................... 41
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat................................................ 51
C. Role Model…………………………………………………….... 53
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan
Nilai ANEKA dan Peran Kedudukan ASN.....................…… 55
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi……………………………...... 66
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala………………. 69
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ………………………………………………………… 71

v
B. Saran..…………………………………….................................. 72
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 73
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................. 75

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Identifikasi Isu.................................................................. 5


Tabel 1.2. Analisis APKL…………………………………………........ 7
Tabel 1.3. Indikator USG ………………………................................ 9
Tabel 1.4. Parameter Analisis USG …………………………............ 9
Tabel 1.5. Analisis USG……………………………………………….. 10
Tabel 3.1 Identitas Organisasi.......................................................... 41
Tabel 3.2 Nilai Organisasi................................................................ 44
Tabel 3.3 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan........................ 50
Tabel 3.4 Data PTK dan Siswa........................................................ 50
Tabel 3.5 Data Sarana Prasarana................................................... 51
Tabel 3.6 Data Rombongan Belajar................................................. 51
Tabel 4.1.Rancangan Kegiatan Aktualisasi..................................... 57
Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi................. 66
Tabel 4.3. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ………….. 69

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Struktur Organisasi SDN 2 Kaliajir............................... 48


Gambar 3.2 Role Model................................................................... 53

viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, menyatakan bahawa
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan profesi bagi pegawai negeri
sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan
digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Sedangkan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai secara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan. PNS yang merupakan bagian dari ASN mempunyai
peranan penting dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan di Indonesia. ASN memiliki peran
penting dalam rangka menciptakan masyarakat yang madani yang
taat hukum, berperadaban modern, demokratis, adil, makmur, dan
bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada
masyarakat. Sedangkan fungsi utama dari ASN yakni sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan
pemersatu bangsa.
Meninjau dari peran dan fungsi dari ASN tersebut, seorang
ASN dituntut untuk memiliki nilai nilai-dasar yang melekat pada diri
tiap ASN. Adapun nilai-nilai yang dimaksud adalah Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang
kemudian disingkat dengan istilah ANEKA. Melalui nilai-nilai dasar
yang tertanam pada diri ASN diharapkan dapat menjadikan ASN yang
professional yang mampu memberikan pelayan yang optimal sesuai
dengan harapan masyarakat sesuai dengan peran dan fungsinya.
Pada rancangan aktualisasi ini peran dan fungsi ASN dikhususkan
pada guru kelas ahli pertama.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang memuat empat
kompetensi yang harus dimiliki siswa yaitu; (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. Revisi kurikulum
2013 terbaru pada tahun 2017 yaitu perlu diadakannya peintegrasian
Program Penguatan Karakter (PPK), literasi, Kompetensi Abad 21,
dan HOTS (Higher Order Thinking Skill) dalam pembelajaran sehingga
guru dituntut untuk memiliki kemampuan kreatif dalam perencaaan
pembelajaran di sekolah.
Pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 yang saat ini
sedang berlangsung di SDN 2 Kaliajir ternyata belum berjalan dengan
maksimal. Berdasarkan hasil observasi ditemukan beberapa
permasalahan yang muncul yakni pengintegrasian Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) belum sepenuhnya telaksana dengan
optimal pada Sekolah Dasar Negeri 2 Kaliajir Kecamatan
Purwanegara Kabupaten Banjarnegara. Hal ini terlihat ketika
penguatan pendidikan karakter yang selama ini dilakukan lebih
menonjol kepada karakter religius, sedangkan untuk karakter mandiri,
nasionalis, integritas, dan gotong royong masih belum maksimal.
Selain itu dijumpai juga kasus pelaksanaan pembelajaran yang kurang
optimal sehingga siswa kurang aktif mengikuti proses pembelajaran.
Siswa merasa malas jika diminta untuk belajar terlebih jika diminta
untuk membaca materi pembelajaran. Hal ini juga disebabkan karena
faktor kurang adanya kerjasama antara guru dan wali murid dalam
pendampingan proses belajar dirumah. Disamping itu karena adanya
penguatan pendidikan karakter yang kurang membuat sebagian siswa
belum disiplin dalam menaati peraturan tata tertib di lingkungan
sekolah. Permasalahan-permasalahan tersebut tentunya menjadi
perhatian penting yang harus segera dipecahkan.
Terlebih kualitas pendidikan saat ini masih dikatakan belum
menyeimbangkan antara kompetensi kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Pendidikan dirasa masih mengedepan kompetensi
kognitif dibandingkan kompetensi yang lain. Alhasil Bangsa Indonesia
saat ini sedang merasakan adanya kisis moral. Maraknya kasus
seperti tawuran antar pelajar, kecurangan dalam pelaksanaan UN,
perilaku seks bebas, dan kekerasan (bullying) disekolah, serta
lunturnya rasa hormat dikalangan pelajar terhadap orang tua, guru,
dan orang yang lebih tua. Begitu pula dengan para koruptor berdasi
yang secara sadar dan beramai-ramai memasukkan dirinya ke dalam
bui tanpa rasa malu. Hal-hal tersebut bersumber secara langsung
berkaitan dengan pendidikan. Pembangunan karakter pada dunia
pendidikan dianggap perlu diadakan untuk mencegah lebih parahnya
krisis moral dan akhlak tersebut.
Pendidikan Karakter merupakan pendidikan yang tengah
hangat disosialisasikan oleh pemerintah. Dengan mengusung konsep
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di lingkungan sekolah
dipersiapkan untuk membentuk karakter-karakter peserta didik
menjadi karakter yang berbudi pekerti luhur sehingga pula dapat siap
menciptakan generasi emas 2045.
Kajian Program Penguatan Pendidikan Karakter sudah
dicanangkan sejak tahun 2016. Pada tahun 2016 sudah terlaksana
kegitan berupa kajian awal pengembangan konsep PPK dan
pematangan konsep PPK. Pengembangan konsep PPK meliputi
pemetaaan dan penetapan, sekolah uji coba, penyusunan konsep
PPK, pelatihan pengembangan kapasitas SDM, dan finalisasi
dokumen PPK, Sedangkan pematangan konsep PPK meliputi uji coba
bertahap pada 542 sekolah, supervisi dan pendampingan PPK serta
evaluasi uji coba PPK. Pada tahun 2017 implementasi kebijakan PPK
sudah berlangsung di 1.626 sekolah pada jenjang SD dan SMP. Pada
Tahun 2018 direncanakan 3.2.52 sekolah sudah
mengimplementasikan kebijakan PPK. Pada tahun 2019 hingga tahun
2020 direncanakan sudah terlaksana secara penuh dan mandiri
mengenai program PPK (Kemendikbud, 2016: 11). Namun
kenyataannya, Penguatan Pendidikan Karakter belum sepenuhnya
telaksana dengan optimal disemua kalangan sekolah terutama di SDN
2 Kaliajir.
Berkaitan dengan pembentukan PNS yang profesional, penulis
sebagai guru kelas di SDN 2 Kaliajir Kec.Purwanegara
Kab.Banjarnegara mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang
perlu mendapat perhatian serius guna mencapai tujuan untuk
membentuk ASN yang profesional dan dalam rangka mewujudkan visi
dan misi organisasi. Melalui kegiatan aktualisasi yang menerapkan
konsep nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan anti korupsi (ANEKA) maka penulis berharap dapat
memberikan kontribusi melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat solutif
dan inovatif sehingga bisa menjadi ASN yang profesional sebagai
guru kelas di SDN 2 Kaliajir Kecamatan Purwanegara Kabupaten
Banjarnegara yang dapat mencetak siswa dengan kualitas akademik
dan karakter yang unggul.
Berdasarkan permasalahan-permasalah yang telah dikemukan
diatas, maka penulis memutuskan untuk mengangkat isu utama yaitu
“Belum maksimalnya Penguatan Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) pada siswa kelas IV di SDN 2 Kaliajir”. Pemilihan isu tersebut
dipilih berdasarkan metode APKL dan metode USG.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi
beberapa isu atau problematika yang ditemukan di instansi tempat
bekerja, yaitu di SDN 2 Kaliajir Kecamatan Purwanegara
Kabupaten Banjarnegara. Isu-isu yang menjadi dasar rancangan
aktualisasi ini bersumber dari aspek: (1) whole of goverment, (2)
layanan publik, dan (3) manajemen ASN. Sumber isu yang diangkat
berasal dari tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP), inovasi dan inisiatif penulis yang disetujui mentor
dan coach, serta penugasan atasan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis juga menyeleksi isu-isu
yang ada antara lain: (1) Belum maksimalnya penguatan
pendidikan karakter (PPK) pada siswa kelas IV SDN 2 Kaliajir; (2)
Pelaksanaan pembelajaran kurang optimal dalam meningkatkan
keaktifan siswa; (3) Kurangnya kerjasama guru dan wali murid
dalam mendampingi kegiatan pembelajaran; (4) kurangnya minat
baca siswa di Kelas IV SDN 2 Kaliajir; (5) penerapan tata tertib
siswa dilingkungan SDN 2 Kaliajir belum maksimal; (6) Belum
optimalnya guru dalam meningkatkan keaktifan peserta didik dalam
kegiatan ekstrakurikuler di SDN 2 Kaliajir; dengan dua metode yaitu
Metode APKL dan Metode USG.
Identifikasi isu secara lengkap terangkum dalam Tabel 1.1
berikut.
Tabel 1.1 Identifikasi Isu
Kondisi Saat Kondisi yang
No Identifikasi Isu Sumber Isu
Ini Diharapkan
1. Belum Pelayanan Pelaksanaan Terlaksananya
maksimalnya Publik PPK belum PPK yang optimal
pelaksanaan optimal dan sehingga siswa
program terstruktur. memiliki karakter
Penguatan religius, nasionalis,
Pendidikan integritas, mandiri,
Karakter (PPK) dan gotong
pada sisswa royong.
kelas IV SDN 2
Kaliajir.
Kondisi Saat Kondisi yang
No Identifikasi Isu Sumber Isu
Ini Diharapkan
2. Pelaksanaan Pelayan Siswa kurang Meningkatkan
pembelajaran Publik berpatisipasi keaktifan siswa
kurang optimal aktif dalam selama mengikuti
dalam mengikuti proses
meningkatkan pembelajaran pembelajaran.
keaktifan siswa. sehingga
motivasi belajar
siswa rendah.
3. Kurangnya Whole Of Pelaksanaan Adanya kerjasama
kerjasama guru Government kegiatan belajar yang erat antara
dan wali murid dirumah belum guru dan wali
dalam optimal hal ini murid dalam
mendampingi dapat dilihat pendampingan
kegiatan dengan sebagai kegiatan belajar di
pembelajaran. besar siswa rumah.
tidak
mengerjakan
tugas di rumah.
4. Kurangnya minat Pelayanan Siswa kurang Meningkatnya
baca siswa kelas Publik memiliki minat baca siswa
IV SDN 2 Kaliajir. kemauan dalam dengan banyaknya
membaca bahan bacaan.
materi pelajaran
5. Penerapan tata Manajemen Siswa belum Adanya kesadaran
tertib siswa di ASN memakai atribut siswa dalam
lingkungan SDN 2 seragam secara peningkatkan tata
Kaliajir belum lengkap dan tertib siswa
maksimal. siswa belum sehingga siswa
disiplin untuk menjadi disiplin.
datang tepat
waktu.
6. Kurang Pelayanan Kurang Meningkatnya
optimalnya guru Publik keaktifan guru keaktifan siswa
dalam dalam dalam kegiatan
meningkatkan memberdayaka ekstrakurikuler.
keaktifan siswa n kegiatan
dalam kegiatan ekstrakurikuler
ekstrakurikuler di sekolah
SDN 2 Kaliajir. sehingga siswa
belum aktif
2. Penetapan Isu
a. Penilaian Kualitas Isu
Berdasarkan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu
dilakukan proses identifikasi isu untuk menentukan isu mana yang
merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penulis.
Proses identifikasi isu tersebut menggunakan dua alat bantu
penetapan kriteria kualitas isu. Kriteria pertama adalah APKL
(Aktual, Probematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan). Aktual artinya
benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah
yang komples, sehingga perlu dicarikan solusinya. Kekhalayakan
artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Sedangkan
Kelayakan artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Analisis APKL
disajikan dalam Tabel 1.2
Tabel 1.2. Analisis APKL

Kriteria Keterangan
No Isu
A P K L
1. Belum maksimalnya penguatan
Memenuhi
pendidikan karakter (PPK) pada siswa + + + +
syarat
kelas IV SDN 2 Kaliajir
2. Pelaksanaan pembelajaran kurang
Memenuhi
optimal dalam meningkatkan keaktifan + + + +
Syarat
siswa.
3. Kurangnya kerjasama antara guru dan Tidak
wali murid dalam mendampingi + + - + Memenuhi
kegiatan belajar siswa. syarat
4. Kurangnya minat baca siswa di Kelas
IV SDN 2 Kaliajir. Memenuhi
+ + + +
syarat

5. Penerapan tata tertib siswa di Tidak


+ - + +
memenuhi
Kriteria Keterangan
No Isu
A P K L
lingkungan SDN 2 Kaliajir belum
syarat
maksimal.
6. Kurang optimalnya guru dalam
meningkatkan keaktifan siswa dalam Tidak
- + - + memenuhi
kegiatan ekstrakurikuler di SDN 2 syarat
Kaliajir.

Berdasarkan tabulasi APKL seperti tercantum pada tabel di


atas, ditemukan tiga isu utama yang memenuhi syarat, yaitu
sebagai berikut:
1) Belum maksimalnya pelaksanaan program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) siswa di Kelas IV SDN 2 Kaliajir.
2) Pelaksanaan pembelajaran kurang optimal dalam meningkatkan
keaktifan siswa.
3) Kurangnya minat baca siswa di kelas IV SDN 2 Kaliajir.
Dari ketiga isu yang problematik di atas, ditetapkan isu paling
prioritas menggunakan analisis USG (Urgency, Seriousness, dan
Growth) yang mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan,
dan perkembangan setiap variabel dengan rentang skor 1-5.
Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak
atau tidak masalah tersebut diselesaikan. Seriousness
(keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut terhadap
produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya. Growth
(berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah. Adapun
penjelasan indikator analisis USG dapat dilihat pada tabel 1.3 dan
parameter analisis USG dapat dilihat pada tabel 1.4 berikut.
Tabel 1.3. Indikator USG
No Komponen Keterangan
1 2 3
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut
dibahas dikaitkan dengan waktu yang
tersedia serta seberapa keras tekanan
waktu tersebut untuk memecahkan
masalah yang menyebabkan isu
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu
dibahas dikaitkan dengan akibat yang
timbul dengan penundaan pemecahan
masalah yang menimbulkan isu tersebut
atau akibat yang ditimbulkan masalah-
masalah lain kalu masalah penyebab isu
tidak dipecahkan (bisa mengakibatkan
masalah lain)
3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut
menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu
akan semakin memburuk jika dibiarkan.
Tabel 1.4. Parameter Analisis USG
PARAMETER
Skor
Urgency Seriousness Growth
1 2 3 4
1 Isu tidak Isu tidak begitu serius Isu lamban
mendesak untuk di bahas karena berkembang
untuk segera tidak berdampak ke hal
diselesaikan yang lain
2 Isu kurang Isu kurang serius untuk Isu kurang
mendesak segera dibahas karena cepat
untuk segera tidak kurang berdampak berkembang
diselesaikan ke hal yang lain
3 Isu cukup Isu cukup serius untuk Isu cukup cepat
mendesak segera dibahas karena berkembang,
untuk segera akan berdampak ke hal segera dicegah
diselesaikan yang lain
4 Isu Isu serius untuk segera Isu cepat
mendesak dibahas karena akan berkembang
untuk segera berdampak ke hal yang untuk segera
diselesaikan lain dicegah
PARAMETER
Skor
Urgency Seriousness Growth
1 2 3 4
5 Isu sangat Isu sangat serius untuk Isu sangat
mendesak segera dibahas karena cepat
untuk segera akan berdampak ke hal berkembang
diselesaikan yang lain untuk segera
dicegah

Hasil dari penetapan isu menggunakan APKL selanjutnya


akan diperingkatkan untuk segera ditindaklanjuti, maka penulis
menggunakan analisis USG yang dijelaskan pada tabel 1.5 berikut.
Tabel 1.5. Analisis USG
No Isu U S G Jml Peringkat
1 Belum maksimalnya
penguatan pendidikan 1
5 5 5 15
karakter (PPK) pada siswa
kelas IV SDN 2 Kaliajir
2 Pelaksanaan pembelajaran
kurang optimal dalam
5 5 4 14 2
meningkatkan keaktifan
siswa.
3 Kurangnya minat baca
siswa di Kelas IV SDN 2 4 4 4 12 3
Kaliajir
Setelah melalui tahap analisis dengan metode USG, maka
dapat diidentifikasi isu yang menjadi prioritas. Berdasarkan latar
belakang dan hasil identifikasi isu yang telah diperoleh, maka
rumusan masalah rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut;
Belum maksimalnya Penguatan Pendidikan Karakter pada Siswa
Kelas IV SDN 2 Kaliajir
b. Penetapan Isu Terpilih
Berdasarkan analisis APKL dan analisis USG, ditetapkan isu
Belum maksimalnya Penguatan Pendidikan Karakter pada Siswa
Kelas IV SDN 2 Kaliajir” mendapat prioritas pertama untuk segera
dituntaskan.
c. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan
Adapun dampak yang akan muncul ketika isu “belum
maksimalnya Penguatan Pendidikan Karakter pada siswa kelas IV
SDN 2 Kaliajir” tidak terselesaikan yaitu akan mengakibatkan siswa
kurang mengerti akan pentingnya pendidikan karakter sehingga
siswa memiliki karakter yang tidak baik.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran identifikasi isu dan penetapan isu di
atas, rumusan masalah pada perancangan aktualisasi ini adalah:
“Bagaimanakah upaya peningkatan Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) pada siswa kelas IV SDN 2 Kaliajir?”
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan
rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah sebagai berikut:
” Dapat meningkatkan pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) pada siswa kelas IV SDN 2 Kaliajir”.
D. Manfaat
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
a. Mampu memahami, menginternalisasikan dan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang meliputi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi.
b. Menjadi guru yang mampu menjalankan fungsi sebagai
pelaksana kebijakan, pelayanan publik dan perekat dan
pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan professional di
lingkungan SDN 2 Kaliajir pada khususnya dan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan pada umumnya.
2. Bagi Instansi SDN 2 Kaliajir
a. Rancangan aktualisasi ini dapat meningkatkan efektifitas,
efisiensi, dan inovasi serta mutu pelayanan.
b. Rancangan aktualisasi ini dapat membantu mewujdukan visi
dan misi sekolah.
c. Rancangan aktualisasi ini dapat memaksimalkan program
penguatan pendidikan karakter sehingga dapat memberikan
manfaat yang besar bagi perkembangan mutu sekolah.
3. Bagi Siswa
a. Tertanamnya karakter religius, nasionalis, mandiri, gotong
royong, dan integritas.
b. Dapat meningkatkan karakter siswa.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap Perilaku Bela Negara


Bela negara merupakan sebuah konsep yang disusun oleh
perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme
seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara
dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut
(wikipedia). Dilihat dari segi fisik, bela negara merupakan upaya
pertahanan yang dilakukan dalam menghadapi ancaman, serangan
dan agresi dari pihak-pihak yang dapat mengancam keberadaan
negara.
Dari segi non fisik, Bela negara diartikan sebagai sebagai upaya
yang dilakukan dalam rangka berperan aktif untuk memajukan bangsa
dan negara, yang dapat dilakukan melalui berbagai bidang misalnya
pendidikan, kesehatan, moral, sossial maupun peningkatan
kesejahteraan masyarakat yang ada di dalamnya.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 3,
menyebutkan bahwa “ Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara”. Begitu pula dengan seorang
Aparatur Sipil Negara, yang memiliki kewajiban yang sama. Seorang
ASN harus mampu menginternalisasikan nilai – nilai dasar PNS yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi di unit kerja
masing-masing. Peran ASN dalam memajukan bangsa dan negara
melalui pelayanan di masing-masing institusi merupakan salah satu
wujud dari bela negara.
Dengan melaksanakan kewajiban bela negara tersebut,
merupakan bukti bagi ASN untuk menunjukkan kesediaan mereka
dalam berbakti kepada Nusa dan Bangsa, serta kesadaran untuk
mengorbankan diri guna membela negara. Nilai-nilai bela negara yang
harus lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan masyarakat
berbangsa dan bernegara antara lain:
1. Cinta Tanah Air.
Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat
didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat
mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah
negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada,
menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara
kita.
2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita
yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu
dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat
mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang
berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
3. Pancasila.
Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di
Indonesia yang memiliki beragambudaya, agama, etnis, dan lain-
lain.Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap
ancaman, tantangan, dan hambatan.
4. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela
berkorban untuk bangsa dan negara.
5. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan
dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam
menjalani profesi masing-masing.
B. Nilai-Nilai Dasar ASN
Nilai-nilai dasar adalah nilai yang sangat dibutuhkan dalam tugas
jabatan ASN secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-
nilai dasar tersebut meliputi: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Kelima nilai-nilai dasar ini
diakronimkan menjadi “ANEKA” yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah Kewajiban untuk memberikan pertanggung
jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan
tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan
untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan
masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat
karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi,
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
a. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus
diperhatikan, yaitu :
1) Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas
ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang
penting dalam menciptakan lingkungannya.
2) Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/instansi.
3) Integritas: konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4) Tanggung Jawab: kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan: kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
7) Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab
harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang
menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
b. Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya
kepada otoritas yang lebih tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability),
akuntabilitas yang pertanggungjawabannya kepada
masyarakat luas.
c. Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
1) Akuntabilitas Personal
2) Akuntabilitas Individu
3) Akuntabilitas Kelompok
4) Akuntabilitas Organisasi
5) Akuntabilitas Stakeholder
d. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain :
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a
relationship)
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is
results oriented)
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability
requires reporting)
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is
meaningless without consequences)
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves
performance)
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai
bangsa dan negara sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan
dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-
sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas,
integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat
kebangsaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan
negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya
yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki
karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang
harus diperhatikan, yaitu:
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10)Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
10)Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10)Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11)Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-
hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut:
a. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
b. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
2) Dimensi Modalitas
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik
c. Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
10)Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11)Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12)Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13)Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14)Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukuran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder.
a. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
1) Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas,
ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga
diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
2) Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan
pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan
manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu.
3) Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena
ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya
permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun
karakter dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4) Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
b. Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
1) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam
memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan
serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
4) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
5) Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi. Pada
level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu
layanan institusi secara keseluruhan untuk membangun citra
kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic
business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan
penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan
target masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab
atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit
pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu
berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di
masing-masing unit kerja.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema
Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960).
Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari kata
“corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin
tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda). Korupsi
secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan
sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya
diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. menurut UU No.
31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana
korupsi yang terdiri dari: (1) kerugian keuangan negara, (2) suap-
menyuap, (3) pemerasan, (4) perbuatan curang, (5) penggelapan
dalam jabatan, (6) benturan kepentingan dalam pengadaan, dan (7)
gratifikasi. Semua jenis tersebut merupakan delik-delik yang
diadopsi dari KUHP (pasal 1 ayat 1 sub c UU no.3/71)
a. Nilai-Nilai Anti Korupsi
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
1) Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak
berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat
yang sangat penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat
jujur pegawai tidak akan dipercaya dalam kehidupan
sosialnya.
2) Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di
masyarakat.
3) Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses
mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada
orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.
4) Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan.
5) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu
perbuatan yang salah baik itu disengaja maupun tidak
disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan
kesadaran akan kewajiban menerima dan menyelesaikan
semua masalah yang telah dilakukan.
6) Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan,
ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian,
pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan,
tenaga, kekuatan dan pantang mundur.
7) Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup
boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat
memenuhi semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara
merupakan parameter penting dalam menjalin hubungan
antara sesama karena prinsip ini akan mengatasi
permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egosi
dan juga menghindari dari keinginan yang berlebihan.
8) Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan
dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran,
berani mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan
lain sebagainya.
9) Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
ASN memegang peranan besar dalam kelaancaran
pemerintahan dan pembangunan, maka ASN memiliki peran dan
kedudukan yang sangat penting dalam berjalannya sistem
pemerintahan serta pelayanan lembaga negara kepada masyarakat.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, pegawai ASN berperan sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas pemerintahan dan
penyelenggaraan pembangunan tugas umum nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas
dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Setiap kegiatan yang dilakukan ASN pasti terdapat
konsekuensi baik berupa penghargaan maupun sanksi, semestinya
sebagai ASN kita tidak boleh melalaikan kewajiban kita di kantor.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang
Disiplin ASN dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku ASN
sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;

5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,


seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
Kedudukan ASN dalam NKRI yaitu sebagai berikut.
1. Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara.
2. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yg ditetapkan oleh
Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
Intervensi semua Golongan dan Parpol.
3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik.
4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri, namun
demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
1. Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar
selalu tersedia sumber daya ASN yang kedudukan atau status
jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini belum sempurna
untuk menciptakan birokrasi yang profesional.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen PPPK.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun
dan jaminan hari tua; dan perlindungan.
2. Whole of Government (WoG)
Definisi Whole of Government (WoG) menurut United States
Institute of Peace (USIP) adalah sebuah pendekatan yang
mengintegrasikan upaya kolaboratif dari instansi pemerintah untuk
menjadi kesatuan menuju tujuan bersama, juga dikenal sebagai
kolaborasi, kerjasama antar instansi, aktor pelayanan dalam
menyelesaikan suatu masalah pelayanan. Dengan kata lain, WoG
menekankan pelayanan yang terintegrasi sehingga prinsip
kolaborasi, kebersamaan, kesatuan dalam melayani permintaan
masyarakat dapat selesaikan dengan waktu yang singkat. WoG
dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang
melibatkan sejumlah instansi yang terkait dengan urusan-urusan
relevan. Pendekatan WoG ini sudah dikenal dan lama berkembang
terutama di negara-negara Anglo-Saxon seperti Inggris, Australia
dan Selandia Baru.
Pendekatan WoG, merupakan evolusi dari pendekatan New
Public Management (NPM) yang banyak menekankan aspek
efesiensi dan cenderung mendorong ego sektoral dibandingkan
perspektif integrasi sektor. Dalam banyak literatur, WoG juga sering
disamakan dengan konsep policy integration, policy coherence,
cross-cutting policy-making, joined-up government, concerned
decision making, policy coordination atau cross government. WoG
memiliki kemiripan karakteristik dengan konsep-konsep tersebut,
terutama karakteristik integrasi institusi atau penyatuan
pelembagaan baik secara formal maupun informal dalam satu
wadah. Ciri lainnya adalah kolaborasi yang terjadi antar sektor
dalam menangani isu tertentu. Namun demikian terdapat pula
perbedaanya, yang jelas adalah WoG lebih menekankan adanya
penyatuan keseluruhan (whole) elemen pemerintahan, sementara
konsep-konsep tadi lebih banyak menekankan pada pencapaian
tujuan, proses integrasi institusi, proses kebijakan dan lainnya,
sehingga penyatuan yang terjadi hanya berlaku pada sektor-sektor
tertentu saja yang dipandang relevan.
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil Indonesia
adalah pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti
dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program
pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan lebih baik, selain itu perkembangan teknologi
informasi, situasi dan dinamikakebijakan yang lebih kompleks juga
mendorong petingnya WoG. Kedua, terkait faktor-faktor internal
dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai
akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam
pembangunan. Ketiga, khususnya dalam konteks Indonesia,
keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta
bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegrtasi bangsa. Pemerintah sebagai institusi formal
berkewajiban untuk mendorong tumbuhnya nilai-nilai perekat
kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-elemen
kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.
3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan
Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang
dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat
(LAN, 1998). Dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
Peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik.
Dalam melaksanakan pelayanan publik yang maksimal
hendaknya memperhatikan beberapa prinsip seperti: 1) Smile for
everyone, 2) Eye contact that shows we care, 3) Reaching out to
everyone with hospitality, 4) Viewing each customer as special, 5)
Inviting costumer to return with a sincere, 6) Creating a warm
atmosphere of hospitality, dan 7) Excellence in everthing we do.
Melayani masyarakat dengan baik adalah merupakan tanggung
jawab bagi semua pegawai. Dengan demikian maka setiap pegawai
harus melayani masyarakat dan mempelajari cara meningkatkan
keterampilan untuk melayani. Di dalam keterampilan melayani,
termasuk pula di dalamnya adalah penguasaan terhadap
pengetahuan jasa layanan yang diberikan, karena hal ini akan
menunjukan kepada masyarakat bahwa pegawai tersebut adalah
seorang profesional di bidang Manajemen Pelayanan Publik.
Pemerintah melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara telah mengeluarkan suatu kebijaksanaan Nomor 81 Tahun
1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum yang perlu
dipedomani oleh setiap birokrasi publik dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat berdasar prinsip-prinsip pelayanan
sebagai berikut:
a. Kesederhanaan, prosedur dan tata cara pelayanan perlu
ditetapkan dan dilaksanakan secara mudah, lancar, cepat, tepat,
tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan
oleh masyarakat yang meminta pelayanan.
b. Kejelasan dan kepastian, adanya kejelasan dan kepastian dalam
hal prosedur dan tata cara pelayanan, persyaratan pelayanan
baik teknis maupun administratif, unit kerja pejabat yang
berwenang dan bertanggung jawab dalam meberikan pelayanan,
rincian biaya atau tarif pelayanan dan tata cara pembayaran, dan
jangka waktu penyelesaian pelayanan.
c. Keamanan, adanya proses dan produk hasil pelayanan yang
dapat memberikan keamanan, kenyamanan dan kepastian
hukum bagi masyarakat.
d. Keterbukaan, prosedur dan tata cara pelayanan, persyaratan,
unit kerja pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan, waktu
penyelesaian, rincian biaya atau tarif serta hal-hal lain yang
berkaitan dengan proses pelayanan wajib diinformasikan secara
terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat,
baik diminta maupun tidak diminta.
e. Efesiensi, persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal- hal
yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan
dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan
dengan produk pelayanan.
f. Ekonomis, pengenaan biaya atau tarif pelayanan harus
ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan: nilai barang
dan jasa pelayanan, kemampuan masyarakat untuk membayar,
dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
g. Keadilan dan Pemerataan, jangkauan pelayanan diusahakan
seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan adil bagi
seluruh lapisan masyarakat.
h. Ketepatan Waktu, pelaksanaan pelayanan harus dapat
diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
D. Penguatan Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Karakter sendiri memiliki arti cara berpikir dan berperilaku
yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara (Samani,
2014: 41). Sedangkan pendidikan karakter adalah pendidikan
yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur
kepada peserta didik sehingga memiliki karakter luhur,
menerapkan dan mempraktikkan dalam kehidupan, baik di
keluarga, masyarakat, dan negara (Wibowo, 2012: 36). Mulyasa
(2014: 9) menyatakan pendidikan karakter bertujuan untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah
pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik
secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar
kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Muslich
(2014: 81) menyatakan melalui adanya pendidikan karakter
diharapkan peserta didk mampu secara mandiri meningkatkan
dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan
menginternalisasi, serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan
akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
2. Dasar Pertimbangan Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter merupakan pendidikan yang tengah
hangat disosialisasikan oleh pemerintah. Dengan mengusung
konsep Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di lingkungan
sekolah dipersiapkan untuk membentuk karakter-karakter
peserta didik menjadi karakter yang berbudi pekerti luhur
sehingga pula dapat siap menciptakan generasi emas 2045.
Dasar pertimbangan pendidikan karakter akan dikaji secara
filsafat meliputi dari sudut pandang: 1) apa hakekat gejala/objek
itu (landasan ontologi), 2) bagaimana (asal, cara struktur)
penggarapan gejala/objek itu (landasan epistimologi), dan 3) apa
manfaat gejala/objek itu (landasan aksiologi).
Pertimbangan ontologis urgensi pendidikan karakter dapat
kita lihat dalam UU Sisdiknas UU No. 20 Tahun 2003
menyatakan bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan
bangsa, bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Berdasarkan tujuan pendidikan
nasional tersebut, pendidikan di Indonesia tidak hanya hanya
menekan pada aspek pengetahuan saja tetapi juga pada aspek
pembentukan karakter dari peserta didik sehingga menciptakan
lulusan yang cerdas dan berkarakter. Dengan kata lain,
pendidikan karakter pelu diintegrasikan dalam pembelajaran di
lingkungan sekolah agar tujuan pendidikan dapat tercapai.
Urgensi pendidikan karakter jika dilihat dari pertimbangan
epistomologi memberikan cara dan arah bagaimana
pengembangan pendidikan karakter. Kusningsih (2013:8)
menyatakan sumber pengembangan nilai-nilai dalam Pendidikan
Karakter adalah sebagai berikut 1) Agama, 2) Pancasila, 3)
Budaya, dan 4) Tujuan Pendidikan Nasional.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beragama.
Oleh karena itu semua aktivitas kehidupan selalu berpodoman
pada ajaran agama. Atas dasar itu, maka pertimbangan nilai-nilai
karakter didasarkan pada nilai-nilai agama.
Kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari adanya nilai-
nilai budaya di masyarakat. Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan
dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti
dalam komunikasi antaranggota masyarakat itu. Oleh karena itu
budaya menjadi penting karena sebagai sumber nilai dalam
pendidikan karakter.
Tujuan pendidikan nasional merupakan sumber yang paling
operasional dalam pengembangan pendidikan karakter, karena
tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusian
yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu
dalam pengembangan pendidikan karakter juga harus
mempertimbangkan tujuan pendidikan nasional.
Pancasila merupakan landasan negara Indonesia dan
tercantum dalam UUD 1945. Artinya nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan
politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni.
Pendidikan karakter bertujuan mempersiapkan peserta didik
menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang
memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai Pancasila
dalam kehiduapan.
Dalam pengembangan pendidikan karakter memerlukan
suatu usaha yang melibatkan semua pihak yang harus saling
bersinergi, mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
dan lingkungan masyarakat. Walgito (2004:79) menyatakan
bahwa pembentukan perilaku hingga menjadi karakter dibagi
menjadi tiga cara yaitu: (1) pembiasaan, dengan
membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan,
akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut; (2) pengertian,
cara ini mementingkan pengertian, dengan adanya pengertian
mengenai perilaku akan terbentuklah perilaku; (3) model, dalam
hal ini perilaku terbentuk karena adanya model atau teladan
yang ditiru.
Fitri (2012: 45) menyatakan pendidikan karakter dapat
diimplementasikan pada lingkungan sekolah melalui berbagai
strategi dan pendekatan meliputi: 1) pengintegrasikan nilai dan
etika pada setiap pelajaran; 2) internalisasi nilai positif yang
ditanamkan oleh semua warga sekolah; 3) pembiasan dan
latihan; 4) pemberian contoh/teladan; 5) penciptaan suasana
berkarakter di sekolah; dan 6) pembudayaan.
Muslich (2014: 175) penerapan pendidikan karakter dapat
dilakukan dengan strategi pengintegrasian sebagai berikut yaitu
pengintegrasian dalam kegiatan sehari-hari dan pengintegrasian
dalam kegiatan yang diprogramkan. Pengintegrasian dalam
kehidupan sehari-hari meliputi keteladanan, kegiatan spontan,
dan teguran. Sedangkan pengintegrasian dalam kegiatan yang
diprogramkan, dalam hal ini guru harus membantu perencanaan
terlebih dahulu atas nilai-nilai yang akan diintegrasikan dalam
kegiatan tesebut
Pertimbangan aksiologis dari urgensi pendidikan karakter
dapat kita lihat dalam Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2017
Pasal 2 yang menyatakan bahwa penguatan pendidikan karakter
bertujuan: 1) membangun dan membekali peserta didik sebagai
generasi emas Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila
dan pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika
perubahan di masa depan, 2) mengembangkan platform
pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter
sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi
peserta didik dengan dukungan pelibatan publik yang dilakukan
melalui pendidikan jalur formal, nonformal, dan informal dengan
memperhatikan keberagaman budaya Indonesia, dan 3)
merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi
pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, masyarakat, dan
lingkungan keluarga dalam mengimplementasikan penguatan
pendidikan karakter.
3. Penguatan Pendidikan Karakter
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan gerakan
pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter melalui proses
pembentukan, transformasi, transmisi, dan pengemabangan
potensi peserta didik dengan cara harmonisasi olah hati (etik dan
spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi),
dan olah raga (kinestik) sesuai falsafah hidup Pancasila
(Kemendikbud, 2017: 17). Gerakan Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) dapat dimaknai sebagai pengejawantahan
Gerakan Revolusi Mental sekaligus bagian dari Nawacita.
Gerakan PPK menempatkan pendidikan karakter sebagai
dimensi terdalam atau inti pendidikan nasional sehingga
pendidikan karakter menjadi poros pelaksanaan pendidikan
dasar dan menengah. Gerakan PPK ini dapat dilakukan dengan
mengintegrasikan kegiatan yang berorientasi pada
pengembangan karakter lewat kegiatan dikelas, luar kelas di
sekolah dan luar sekolah (masyakarakat/komunitas), pemanduan
kegiatan intakurikuler, ekstrakurikuler, dan kokurikuler, dan
diperlukan keterlibatan dari warga sekolah, keluarga, dan
masyarakat.
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merujuk pada lima
nilai utama yaitu; (1) religius; (2) nasionalis; (3) mandiri; (4)
gotong royong; dan (5) integritas (Kemendikbud, 2017: 8).
Masing-masing nilai tidak berdiri dan berkembang sendiri-sendiri,
melainkan saling berinteraksi satu sama lain, berkembang
secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi.
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap
Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku
melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut,
menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain,
hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
Implementasi nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam sikap
cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan
kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar
pemeluk agama dan kepercayaan, anti perundungan dan
kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan
kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan
tersisih.
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap,
dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya. Sikap nasionalis ditunjukkan melalui sikap
apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya
bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air,
menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati
keragaman budaya, suku, dan agama
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perliaku tidak
bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga,
pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi, dan cita-
cita. Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras, tangguh
tahan banting, daya juang, professional, kreatif, keberanian, dan
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan
menghargai semangat kerjasama, dan bahu membahu
menyelesaiakan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan
persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang
yang membutuhkan. Sikap gotong royong dapat ditunjukan
dengan cara menghargai, kerjasama, inklusif, komitmen atas
keputusan bersama, musyawarah, mufakat, tolong menolong,
solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap
kerewalanan.
Nilai karakter integritas adalah nilai yang mendasari perilaku
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai
kemanusian dan moral (integritas moral). Subnilai dari integritas
adalah kejujuran, cinta pada kebenaranm serta komitmen moral,
anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan
menghargai martabat individu.
Melalui implikasi program PPK akan memberikan manfaat
sebagai berikut: 1) penguatan karakter siswa dalam
mempersiapkan daya saing siswa dengan kompetensi abad 21,
yaitu: berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi, 2)
pembelajaran dilakukan terintegrasi di sekolah dan di luar
sekolah dengan pengawasan guru, 3) revitalisasi peran Kepala
Sekolah sebagai manajer dan Guru sebagai inspiratory PPK, 4)
revitalisasi komite sekolah sebagai badan gotong royong sekolah
dan partisipasi masyarakat, 5) pengutaan peran keluarga melalui
kebijakan pembelajaran 5 hari, dan 6) kolaborasi antara K/L,
Pemda, lembaga masyarakat, penggiat pendidikan dan sumber-
sumber belajar lainnya.
BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi
SDN 2 Kaliajir merupakan salah satu sekolah negeri yang berada
dalam wilayah Kecamatan Purwanegara, Kabupaten
Banjarnegara. .Adapun keberadaan/gambaran umum layanan
pendidikan dasar, akan diuraikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 3.1 Identitas Organisasi
Nama Satuan SD Negeri 2 Kaliajir
NPSN 20303862
Bentuk Pendidikan SD
Status Sekolah Negeri
Status Kepemilikan Pemerintah Daerah
Alamat Desa Kaliajir
Desa/Kelurahan Kaliajir
Kecamatan Purwanegara
Kabupaten/Kota Banjarnegara
Provinsi Jawa Tengah
RT/RW 6/4
Kode POS 53472
Lintang Bujur -7.4906000/109.5770000
Layanan Keb.Khusus Tidak ada
SK Pendirian 421/3
Tgl SK 05-01-1982
MBS Ya
Tanah Milik 800 m2
Tanah Bukan Milik 0 m2
Email sdn2.kaliajir@gmail.com

1. Dasar Hukum
Sekolah Dasar Negeri dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya, berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dasar hukum pelaksanaan tugas berupa Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan dan
Keputusan Menteri, serta dapat pula berupa Surat Edaran Direktur
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah maupun kebijakan
lainnya. Berikut dasar hukum pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Sekolah Dasar Negeri antara lain:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
b. Undang-undang No. 20 tahun 2003; tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
c. Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Dasar;
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan;
e. Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru;
f. Permendiknas No. 22, 23, dan 24 Tahun 2006 tentang SI dan
SKL;
g. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses;
h. Permendiknas No.19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan;
i. Permendiknas No.20 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan
Prasarana;
j. Permendiknas No.69 Tahun 2009 tentang Standar
Pembiayaan.
Dilihat dari dasar hukum yang mengatur pelaksanaan tugas
dan bekerjanya Sekolah Dasar Negeri seperti yang disebutkan
diatas, maka sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No.
20 tahun 2003; tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa peserta
didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Menurut pasal 3 Undang-undang No. 20 tahun 2003, yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sedangkan menurut Pasal 17 Undang-undang No. 20 tahun
2003,yaitu:
a. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang
melandasi jenjang pendidikan menengah.
b. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs),
atau bentuk lain yang sederajat.
c. Ketentuan mengenai pendidikan dasar sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.
2. Visi, Misi, Nilai dan Tujuan Organisasi
a. Visi dan Misi
1) Visi SDN 2 Kaliajir
Terwujudnya Siswa yang Berprestasi, Beriman, Bertaqwa,
Terampil, dan Berakhlak Mulia.
2) Misi SDN 2 Kaliajir
a) Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan optimal
b) Mewujudkan interaksia antarwarga sekolah secara sehat
dan dalam rangka terciptanya iklim yang kondusif.
c) Menggali dan mengembangkan potensi siswa.
d) Menjalin hubungan yang harmonis antarwarga sekolah
dan sekitarnya.
e) Membimbing siswa untuk berperilaku yang sopan dan
santun.
f) Membimbing siswa untuk melaksanakan ajaran agama.
g) Bekerjasama dengan masyarakat yang dapat dijadikan
narasumber pendidikan.
h) Menjadikan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan
menyenangkan.
b. Nilai Organisasi
Nilai-nilai yang diterapkan di SDN 2 Kaliajir Kecamatan
Purwanegara Kabupaten Banjarnegara mengacu pada nilai-nilai
karakter Kementrian Pendidikan Nasional Adapun penjelasannya
dapat dilihat pada tabel berikut (Kemendiknas, 2011: 8)..
Tabel 3.2 Nilai Organisasi
No Karakter Uraian
1. Religius Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku,
etnis,pendapat, sikap dan tindakan orang lain
yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
5. Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai
hambatan belajar dan tugas serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu yang
menghasilkan cara atau hasil baru
berdasarkan apa yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah
tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas.
8. Demokratis Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan
orang lain.
9. Rasa ingin Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang
tahu menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain.
10. Semangat Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang
Kebangsaa menempatkan kepentingan
n bangsa dan negara di atas kepentingan diri
dan kelompoknya
11. Cinta tanah Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang
air menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya
12. Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
prestasi untuk menghasilkan sesuatu yang berguna
bagi masyarakat, dan mengakui dan
menghormati orang lain.
13. Bersahabat Tindakan yang memperlihatkan rasa senang
/Komunikatif berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan
orang lain.
14. Cinta damai Sikap, perkataan dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan
aman atas kehadiran dirinya.
15. Senang Kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca membaca berbagai bacaan.
16. Peduli Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
sosial bantuan kepada orang lain dan masyarakat
yang membutuhkan.
17. Peduli Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
lingkungan mencegah kerusakan lingkungan alam di
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi.
18. Tanggung Sikap dan perilaku seseorang untuk
jawab melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan YME
c. Tujuan Organisasi
1) Tujuan Jangka Pendek
a. Tercipatanya peran serta masyarakat yang mandiri.
b. Meningkatkan semangat dan prestasi belajar peserta
didik.
c. Meningkatkan semangat dan kinerja guru dalam proses
belajar mengajar dengan menggunakan sarana/media
ITC.
d. Mengenalkan peserta didik pada perangkat computer.
e. Meningkatkan nilai KKM dan SKL UASBN.
f. Menjadikan sekolah yang bersih, sehat, dan aman.
g. Menumbuhkan peran serta masyarakat dalam kegiatan
pendidikan.
2) Tujuan Jangka Menengah
a. Meningkatkan prestasi hasil belajar peserta didik.
b. Meningkatkan kemampuan dan kinerja guru dalam proses
belajar mengajar dengan menggunakan ICT.
c. Meningkatkan KKM dan SKL UASBN.
d. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan
sekolah.
e. Menanankan dasar-dasar perilaku berbudi luhur dan
berakhlak mulia.
f. Menanamkan jiwa patriotisme dan menumbuhkan
semangat rasa cinta tanah air.
3) Tujuan Jangka Panjang
a. Terciptanya kehidupan belajar mandiri di lingkungan
sekolah.
b. Terciptanya sekolah sebagai agen pencerhan budaya
yang santun dan beradab.
c. Terciptanya sekolah sebagai ajang kreativitas guru dalam
bekerja.
d. Terciptanya iklim intelektual yang agamis di lingkungan
sekolah.
e. Tampil dan berprestasi dalam berbagai kejuaraan dan
lomba akademik dan nonakademik.
3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsinya
Deskripsi organisasi sekolah secara bagan tercantum sebagaimana dalam began berikut.

Kepala Sekolah Komite Sekolah


Ratam
Barun, S.Pd. I

Guru Kelas I Guru Kelas II Guru Kelas III Guru Kelas IV Guru Kelas V Guru Kelas VI Guru Agama Guru PJOK
Susiah, S.Pd.SD Tugiastoto S.Pd.I Umi N., S.Pd.SD Merdhenita R., Atika Khilmiyati Arif Faozi, Syaefulloh, Endra S.,
S.Pd. S.Pd. S.Pd.SD S.Pd.I S.Pd.SD

Penjaga
Kukuh

SISWA

Gambar 3.1. Struktur Organisasi SDN 2 Kaliajir


Struktur organisasi sekolah terdiri atas beberapa personal yang
memiliki tugas dan fungsi masing-masing di antaranya:
a. Kepala Sekolah
Sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bertugas
mengelola kinerja sekolah secara keseluruhan. Kepala sekolah
memiliki wewenang untuk mengatur semua anggota organisasi
dalam mencapai visi misi sekolah yang telah dicanangkan
b. Guru Kelas
Guru kelas memegang amanah untuk mendidik siswa dalam
pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Guru kelas di
sekolah ini terdiri atas enam orang yang masing-masing
mengampu kelas satu hingga kelas enam.
c. Guru PJOK
Guru PJOK memiliki tugas untuk memberikan materi keolah
ragaan atau kesegaran jasmani. Satu guru PJOK mendidik
kesehatan jasmani siswa mulai kelas satu hingga kelas enam.
d. Guru Agama
Guru agama mengemban amanah untuk memberikan ilmu serta
membimbing akidah siswa sebagai umat beragama yang
senantiasa memiliki nilai hormat dan toleransi tinggi dalam
bergaul dengan sesama teman maupun seluruh anggota
masyarakat di lingkungan sekitar sekolah.
e. Penjaga
Penjaga sekolah memiliki peran sebagai pengendali dan
pengontrol keamana, kebersihan, ketertiban, serta keasrian
sekolah. Penjaga sekolah juga bertanggung jawab terhadap
kondisi sarana/fasilitas sekolah agar terjaga keawetannya.
4. Deskripsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lain
Tabel 3.3 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

No Nama NIP Jabatan Ket


Barun, S.Pd.I
1. 196003101984051007 KS
Arif Faozi,
2. 198509182014061004 Gr.Kelas VI
SPd.SD

Atika Khilmiyati,
3. 198402112006042009 Gr.Kelas V
S.Pd

Merdhenita
4. 199403092019022009 Gr.Kelas IV
Restuti, S.Pd

Umi Ngalimah,
5. - Gr.Kelas III
S.Pd.SD

Tugiastoto,
6. 196107081984051003 Gr.Kelas II
S.Pd.I

Susiah,
7. - Gr.Kelas I
S.Pd.SD

Saefuloh,
8. - Gr.PAI I-VI
S.Pd.I

Endara Setya
9. - Gr.PJOK I-VI
Wati, S.Pd.SD

Kukuh
10. - Penjaga

Tabel 3.4 Data PTK dan Siswa


No Uraian Guru Tendik Siswa

1 Laki-Laki 3 1 77

2 Perempuan 5 0 67

Jumlah 8 1 144
5.
Tabe
Tabel 3.5 Data Sarana Prasarana

No Uraian Jumlah
1 Ruang Guru 1
4 Ruang Kelas 6
5 Ruang Perpustakaan 1
6 Ruang Kamar Mandi 6
7 Ruang UKS 1
8 Ruang Dapur 1
TOTAL 36
Tabel 3.6 Data Rombongan Belajar
No Uraian Detail Jumlah
1 Kelas I L:9 15
P: 6
2 Kelas II L : 19 35
P: 16
3 Kelas III L : 12 22
P: 10
4. Kelas IV L : 15 26
P : 11
4 Kelas V L : 10 27
P: 17
5 Kelas VI L : 12 19
P: 7
Total 144

B. Tugas Jabatan Peserta Diklat


1. Tugas Aparatur Sipil Negara
Undang-Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 Tahun 2014 Pasal
11 menjelaskan bahwa tugas ASN adalah:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;
dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Jabatan Fungsional Guru
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenegpan RB) No. 16 tahun
2009, Jabatan fungsinal guru adalah jabatan fungsional yang
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang
untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dari pendidikan menengah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.
Jabatan fungsional guru adalah jabatan tingkat keahlian termasuk
dalam rumpun pendidikan tingkat taman kanak-kanak, dasar,
lanjutan, dan sekolah khusus.
3. Tugas Pokok dan Fungsi Guru Kelas
Dalam menjalankan tugas jabatan fungsionalnya, seorang
guru memiliki pedoman yang dijadikan petunjuk. Pedoman
tersebut berupa petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional
guru yang tertuang dalam Permendiknas No. 35 Tahun 2010.
Rincian kegiatan tugas jabatan guru kelas dijabarkan sebagai
berikut:
a. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;
b. Menyusun silabus pembelajaran;
c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
d. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;
e. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata
pelajaran dikelasnya, didasari pelayanan dan lingkungan
pendidikan yang baik.
f. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
g. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;
h. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggung jawabnya;
i. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan
hasil belajar tingkat sekolah dan nasional;
j. Membimbing guru pemula dalam program induksi;
k. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses
pembelajaran;
l. Melaksanakan pengembangan diri;
m.Melaksanakan publikasi ilmiah; dan
n. Membuat karya inovatif.
C. Role Model

Gambar 3.2 Role Model


Menurut Wikipedia, role model adalah sesorang yang memberikan
teladan dan berperilaku yang bisa di ikuti oleh orang lain. Secara
sederhana arti dari kata “role model” adalah teladan.
Pada kesempatan ini, penulis akan mengambil role model yang
berada di sekitar penulis yaitu Kepala SDN 2 Kaliajir Bapak Barun,
S.Pd.I. Penulis memilih Kepala Sekolah sebagai role model alasannya
sebagai berikut.
1. Dalam keseharian beliau sangat layak dijadikan contoh dan
panutan yang berkarakter.
2. Sebagai sosok pemimpin, sifat yang ramah dan optimis juga
berhasil membawa suasana ceria.
3. Sebagai manajer di sekolah, beliau telah berhasil
mengkoordinasikan tugas dan fungsi guru sebagai mana mestinya.
4. Sebagai fasilitator beliau selalu menjembatani baik guru, siswa
maupun stakeholder untuk melaksanakan kegiatan dengan penuh
inovatif dan tanggung jawab.
5. Sebagai motivator, beliau tidak pernah lelah untuk menyemangati
guru untuk tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan-
tantangan dalam dunia pendidikan.
Oleh karena itu, penulis mengambil role model yaitu Bapak Barun,
S.Pd.I karena dapat memberikan inspirasi bagi orang lain untuk
meniru perilaku teladannya, khususnya bagi diri penulis sendiri.
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan


Nilai ANEKA dan Peran Kedudukan ASN
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di SDN 2 Kaliajir
Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara, sesuai dengan
nilai dasar Aparatur Sipil Negara yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dan
berprinsip pada Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN), Layanan
Publik dan Whole of Government (WoG). Adapun berkaitan dengan
rancangan program tersebut sudah dianalisis dan mempertimbangkan
identifikasi isu, dan untuk merencanakan kegiatan aktualisasi,
langkahnya adalah melakukan identifikasi isu yang terjadi dan aktual di
tempat kerja atau instansi, seperti isu unit kerja, isu organisasi dan isu
individu. Setelah itu memilih isu yang benar-benar penting berdasarkan
penilaian dari kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Layak
(APKL) dan kriteria Urgency, Seriousness, dan Growth (USG) untuk
dicarikan solusi dan dikategorikan sesuai dengan mata pelatihan dari
Manajemen ASN, WoG, dan Pelayanan publik sebagaimana yang
telah diuraikan pada Bab I. Sumber isu yang diangkat berasal dari
tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP),
inisiatif kegiatan peserta yang disetujui mentor dan coach, dan
penugasan dari atasan. Dengan langkah-langkah atau tahapan
tersebut sehingga muncul rencana kegiatan aktualisasi.
Unit Kerja : SDN 2 Kaliajir Kec. Purwanegara Kab.Banjarnegara
Identifikasi Isu : Isu yang ditemukan di lingkungan SDN 2 Kaliajir Kec.Purwanegara Kab.Banjarnegara:
1) Belum maksimalnya pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
pada siswa kelas IV SDN 2 Kaliajir.
2) Pelaksanaan pembelajaran kurang optimal dalam meningkatkan keatifan siswa.
3) Kurangnya kerjasama guru dan wali murid dalam mendampingi kegiatan
pembelajaran
4) Kurangnya minat baca siswa kelas IV SDN 2 Kaliajir.
5) Penerapan tata tertib siswa di lingkungan SDN 2 Kaliajir belum maksimal
6) Kurang optimalnya guru dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler di SDN 2 Kaliajir.

Isu yang diangkat : Belum maksimalnya pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
pada siswa kelas IV SDN 2 Kaliajir.
Gagasan Pemecahan Isu : Gagasan kegiatan untuk menyelesaikan isu terdiri atas 8 kegiatan yaitu:
1) Pembiasan Mengenal Tuhanku
2) Aku Cinta Lagu Nasional dan Daerah
3) Kegiatan Sapu Bersih
4) Pembuatan Taman Toga
5) Pelatihan Ms. Word
6) Kunjungan Rumah (Home Visit)
7) Latihan Kepramukaan
8) Pembuatan poster sebagai upaya promo Dawet Ayu
Tabel 4.1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi

No. Kegiata Tahap Kegiatan Output / Hasil Nilai Dasar Konstribusi Penguatan Dampak
n terhadap Visi Nilai jika tidak
Misi Organisasi Organisasi dilakukan
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Pembias 1. Guru melakukan 1. Guru mendapat Akuntabilitas: Melalui kegiatan Kegiatan ini Kurangnya
an koordinasi dengan persetujuan Konsistensi, pembiasan dapat kemampuan
Mengen kepala sekolah kegiatan yang pembiasaan penaman hafalan Asmaul menumbuhkan siswa dalam
al terkait kegiatan dilaksanakan. karakter religius Husna dan Surat nilai karakter menghafal
Tuhanku Pembiasan 2. Tersedianya pelafalan Asmaul Pendek, dapat religius Asmaul
Mengenal Tuhanku. teks Asmaul Husna dan Surat tercapainya misi Husna dan
2. Guru Husna Pendek sekolah berupa dan Suratan
mempersiapkan 3. Tersusunya Nasionalisme: membimbimbing Pendek.
teks Asmaul Husna jadwal petugas perwujudan sila ke siswa untuk
dan Juz Amma. pembimbig pertama Pancasila. melaksanakan
3. Guru menyusun pelafalan Etika Publik : ajaran agama.
jadwal petugas Asmaul Husna Menghargai
pembimbing dan Juz Amma komunikasi, konsultasi,
pelafan Asmaul 4. Terbaginya teks dan kerjasama dengan
Husna dan Juz Asmaul Husna mengadakan koordinasi
Amma. dan Juz Amma dengan kepala sekolah.
4. Guru membagikan pada siswa. Adanya adab yang
teks Asmaul Husna 5. Siswa dapat harus diperhatikan
kepada siswa. menghafal pada saat pelafalan
5. Guru mengajak Asmaul Husna Asmaul husna dan
siswa sebelum dan Surat surat pendek
memulai Pendek mewujudkan nilai dasar
pembelajaran pagi memelihara dan
hari untuk menjung tinggi standar
membiasakan etika luhur.
melafalkan Asmaul
Husna, Hafalan
Surat Pendek dan
dilanjutkan dengan
berdoa memulai
pembelajaran.
2. Aku 1. Guru melakukan 1. Guru mendapat Akuntabilitas: Menyanyikan lagu Menyanyikan Perbendaha
Cinta koordinasi dengan persetujuan Pembiasaan untuk nasional dan lagu lagu daerah raan atau
Lagu kepala sekolah kegiatan yang menyanyikan lagu daerah dapat dapat wawasan
Nasional terkait kegiatan dilakukan. nasional dan lagu menciptakan menumbuhkan siswa
dan yang akan 2. Tersusunya daerah merupakan susana cinta tanah air tentang lagu
Daerah dilaksanakan. jadwal lagu perwujudan nilai menyenangkan dan semangat nasional
(Inovasi) 2. Guru nasional dan konsistensi. dalam kebangasaan dan daerah
mempersiapkan lagu daerah Nasionalisme: mendukung rendah.
lagu nasional dan yang akan Perwujudan Pancasila pelaksanaan
lagu daerah yang dinyanyikan. sila ketiga, yaitu pembelajaran.
akan dinyanyikan. 3. Siswa dapat perwujudan dari sesuai dengan
3. Setiap pagi, mengenal dan mengembangkan rasa misi sekolah (h)
sebelum memulai hafal lagu-lagu cinta tanah air.
pembelajaran, guru nasional. Etika Publik:
membimbing siswa 4. Siswa dapat Memegang teguh nilai-
menyanyikan lagu mengenal dan nilai dalam ideologi
nasional. hafal berbagai Negara Pancasila yakni
4. Sebelum pulang macam lagu ikut menumbuhkan rasa
sekolah, guru daerah di cinta tanah air dengan
membimbing siswa Indonesia. mengenalkan lagu
menyayikan lagu nasional dan lagu
daerah. daerah.
Menghargai
komunikasi, konsultasi,
dan kerjasama dengan
mengadakan koordinasi
dengan kepala sekolah.
3 Kegiatan 1. Guru melakukan 1. Guru mendapat Akuntabilitas: Kegiatan Membersihkan Lingkungan
Sapu koordinasi dengan persetujuan Tanggung jawab dan kebersihan lingkungan sekolah
Bersih kepala sekolah kegiatan yang konsistensi dalam sekolah ini dapat sekolah menjadi
(Inovasi) terkait kegiatan dilaksankan. membersikan lokasi mewujudkan misi bersama-sama tidak bersih
Sapu Bersih. 2. Siswa terbagi yang sudah diberikan. lingkungan dapat dan
2. Guru melakukan kedalam sekolah yang memupuk nyaman.
sosialisasi kepada kelompok dan Komitmen Mutu: nyaman (misi h), karakter peduli
siswa tentang memahami Efektif, dapat mencapai serta wujud lingkungan dan
kegiatan “Sapu pembagian hasil sesuai target. keimanan religius.
Bersih” yang tugas yang akan terhadap Tuhan
didalamnya dilaksanakan. Anti Korupsi: Yang Maha Esa
terdapat 3. Siswa Kerja Keras, etos kerja (f)
pembagian melakukan selalu berupaya
kelompok dengan kegiatan meningkatkan kualitas
tugasnya masing- pembersihan hasil kerjanya demi
masing. sesuai dengan terwujudnya
3. Guru bersama tugas masing- kemanfaatan publik.
siswa melakukan masing.
kegiatan 4. Terpilihnya Etika Publik:
pembersihan atap polisi Menghargai
langit-langit, kaca kebersihan komunikasi, konsultasi,
jendela, dinding 5. Polisi dan kerjasama dengan
kelas, lantai kelas, kebersihan mengadakan koordinasi
dan halaman mengecek dengan kepala sekolah.
sekolah. kegiatan
4. Guru menunjuk pembersihan
salah satu siswa yang dilakukan.
menjadi polisi 6. Polisi
kebersihan yang kebersihan
berbeda setiap memberikan cek
harinya. list pada papan
5. Guru membimbing kebersihan.
polisi kebersihan
tentang tugas-
tugasnya.
6. Guru membuat
papan daftar cek
list kebersihan.
4 Pembuat 1. Guru melakukan 1. Mendapat Komitmen Mutu: Menggali dan Menanam Siswa
an koordinasi dengan persetujuan, Inovasi. Menanam mengembangkan sendiri kurang
Taman mentor tentang masukan terkait tanaman toga adalah potensi siswa tanaman obat memiliki
Toga pembuatan taman program yang sebuah inovasi (c)dalam bidang di lingkungan karakter
(Inovasi) toga. akan kesehatan tanpa kesehatan. sekolah dapat mandiri
2. Guru melakukan dilaksanakan. menggunakan obat menumbuhkan dalam
sosialisasi dengan 2. Siswa kimia. Menciptakan nilai karakter mengenal
siswa tentang cara memahami lingkungan yang mandiri. cara
pembuatan taman kegiatan yang Akuntabilitas: aman, nyaman, menanam
toga. akan Tanggung Jawab, dan taman toga.
3. Guru membimbing dilaksanakan terwujud dalam menyenangkan
siswa untuk pada saat membimbing siswa (h)
penanaman pembuatan dalam menjaga
tanaman toga. taman toga. tanaman yang sudah
4. Guru meminta 3. Siswa ditanam.
siswa melakukan menanam
perawatan tanaman tanaman toga. Anti Korupsi:
toga setiap hari. 4. Siswa Kepedulian, terwujud
5. Guru meminta melakukan dalam ikut serta
siswa untuk perawatan menjaga kelestarian
membuat laporan tanaman toga. lingkungan.
pertumbuhan 5. Siswa membuat Jujur, dalam menilai
tanaman toga. laporan laporan kegiatan siswa.
pertumbuhan
tanaman toga.
Etika Publik:
Menghargai
komunikasi, konsultasi,
dan kerjasama dengan
mengadakan koordinasi
dengan kepala sekolah.
5. Pelatiha 1. Guru melakukan 1. Mendapat Etika Publik: Latihan Ms. Word Berlatih Kemampua
n Ms. koordinasi dengan persetujuan Menghargai dapat menerapkan n siswa
Word kepala sekolah kegiatan komunikasi, konsultasi, mewujudkan teknologi dapat dalam
(Inovasi) 2. Guru melakukan Pelatihan Ms. dan kerjasama dengan siswa yang meningkatkan mengenal
sosialisasi pada Word. mengadakan koordinasi berprestasi. nilai karakter teknologi
siswa adanya 2. Siswa dengan kepala sekolah. integritas khususnya
kegiatan pelatihan mengetahui Ms.Word
Ms.Word. adanya kegiatan Komitmen Mutu: rendah.
3. Guru menyusun pelatihan Ms. Mutu, meningkatkan
jadwal pembagian Word. kemampuan siswa
kelompok pelatihan 3. Tersusunya dalam bidang teknologi.
Ms. Word. jadwal
4. Guru menyiapakan pembagian Efisien. Guru menyusun
peralatan berupa kelompok jadwal dan menyiapkan
laptop dan LCD pelatihan. peralatan dengan tepat.
Proyektir. 4. Tersedianya
5. Guru memberikan peralatan yang
pelatihan Ms.Word dibutuhkan saat Nasionalisme:
kepada siswa. berangsungnya Sila ke 5. Setiap siswa
6. Guru meminta kegiatan. diberikan kesempatan
siswa untuk 5. Siswa yang sama untuk
mencoba memahami mencoba
mengoperasikan materi mengoperasikan laptop.
laptop dengan pengolahan Ms.
materi materi yang Word. Anti Korupsi:
telah diajarkan. 6. Siswa Kerja keras dalam
7. Guru memberikan mempraktikan mewujudkan siswa
angket kepada secara mandiri mengenal teknologi.
siswa terkait sesuai dengan
program yang telah materi yang
dilaksanakan. diajarkan.
7. Tersedianya
angket siswa
untuk
mengevaluasi
program yang
telah
dilaksanakan.
6. Kunjung 1. Guru melakukan 1. Mendapatkan Nasionalisme: Kegiatan ini Pendampingan Kurangnya
an koordinasi dengan persetujuan dari Pengamalan sila ke 5. sebagai wujud belajar bagi kerjasama
Rumah/ kepala sekolah Kepala Sekolah. Memberikan kerjasama guru siswa dapat antara guru
Home terkait program 2. Wali murid kesetaraan kesempatan dan masyarakat menumbuhkan dan wali
Visit pendampingan di memberikan izin belajar bagi siswa untuk (g) dalam hal ini karakter kerja murid dalam
(Inovasi) rumah. kegiatan meraih prestasi. adalah wali murid, keras. pendamping
2. Guru melakukan pendampingan serta an belajar
koordinasi dengan belajar. Etika Publik: mewujudkan siswa
wali murid adanya 3. Tercipta buku Memberikan layanan siswa uyang dirumah.
program kendali kepada publik secara berprestasi
pendampingan pembelajaran. jujur, tanggap, cepat, sesuai visi
belajar di rumah 4. Siswa mendapat akurat, berdaya guna, sekkolah.
bagi siswa yang pendampingan dan santun.
memiliki hasil belajar di rumah Menghargai
belajar rendah. siswa komunikasi, konsultasi,
3. Guru membuat 5. Lembar evaluasi dan kerjasama dengan
buku kendali. kegiatan mengadakan koordinasi
4. Guru melakukan 6. Siswa diberikan dengan kepala sekolah
pendampingan remidial bila dan wali murid.
belajar di rumah belum
siswa. menguasai Komitmen Mutu:
5. Guru melakukan materi/ Efektif, memanfaatkan
evaluasi terkait pengayaan bila situasi dan kondisi yang
program yang telah sudah terbatas untuk
dilakukan. menguasai memberikan pelayanan
6. Guru memberikan materi. prima guna mencapai
umpan balik 7. Laporan target yang
kepada siswa. kegiatan direncanakan.
7. Guru membuat pendampingan.
laporan hasil Akuntabilitas:
kegiatan Tanggung Jawab,
pendampingan dalam memberikan
belajar di rumah. pelajaran tambahan
bagi siswa yang
memiliki prestasi yang
rendah.

7. Latihan 1. Koordinasi dengan 1. Mendapat Nasionalisme. Kegiatan Dengan latihan Kurang


Kepramu kepala sekolah persetujuan dari Pengamalan Sila ke 3 Kepramukaan kepramukaan berkembang
kaan 2. Sosialisasi Kepala Sekolah Persatuan Indonesia. dapat menggali dapat nya karakter
(Tupoksi kegiatan kepada selaku Ka Dalam kepramukaan dan menumbuhkan nasionalism
) anggota pramuka Mabigus. siswa disatukan dalam mengembangkan nilai jujur, e, mandiri,
3. Apel pembukaan 2. Anggota barung, regu yang potensi siswa (c). mandiri, dan gotong
latihan pramuka pramuka bermacam-macam percaya diri, royong.
4. Menyanyikan lagu mengetahui namun tetap satu Serta dapat gotong royong,
himne pramuka adanya naungan yaitu Pramuka menjadikan kesetiakawana
5. Tepuk pramuka pelatihan Indonesia. lingkungan n, cinta tanah
6. Berlatih tali-temali kepramukaan. sekolah menjadi air.
7. Apel penutupan 3. Kakak pembina Etika Publik: menyenangkan
8. Melaporkan hasil dan anggota Menghargai (h)
kegiatan pramuka komunikasi, konsultasi,
mengikuti dan kerjasama dengan
pembukaan. mengadakan koordinasi
4. Dapat dengan kepala sekolah.
menyanyikan Menjadi pembina
lagu himne pramuka menuntut
pramuka dengan untuk mengutamakan
sesuai birama. kepemimpinan
5. Dapat berkualitas tinggi.
melakukan
tepuk pramuka. Anti Korupsi:
6. Anggota Jujur, tanggung jawab,
pramuka bisa dan kerja keras dalam
membuat pelaksanaan latihan
simpul. pramuka. Selain itu
7. Mengikuti Apel mengajarkan nilai- nilai
penutupan anti korupsi diajarkan
latihan. dengan tegas dalam
8. Laporan kepramukaan yang
kegiatan. dikuatkan dengan
“Dasa Dharma
Pramuka”.
8. Pembuat 1. Koordinasi rencana 1. Mendapatkan Komitmen Mutu: Membuat poster Pembuatan Kurangnya
an kegiatan dengan izin kegiatan. Inovasi. Membuat merupakan upaya poster dawet kemampuan
poster kepala sekolah 2. Siswa poster dapat menggali dan ayu dapat siswa dalam
sebagai 2. Sosialisasi mengetahui memunculkan inovasi mengembangkan memupuk mengemban
upaya kegiatan terhadap adanya kegiatan dalam pemasaran potensi siswa (c) semangat dan gkan
promo siswa pembuatan dalam rangka menarik pada bidang karakter karakter
Dawet 3. Persiapan alat dan pamflet dawet minat konsumen. kewirausahaan. mandiri, dan mandiri dan
Ayu bahan. ayu. kreatif. kratif dan
(Inovasi) 4. Pelaksanaan 3. Tersedianya alat Etika Publik: potensi
pembuatan poster. dan bahan. Menghargai kewirasuah
5. Memajang poster 4. Tercipta poster komunikasi, konsultasi, aan.
pada tempat- promo dawet dan kerjasama dengan
tempat strategis. ayu yang dibuat mengadakan koordinasi
6. Melaporkan hasil oleh siswa. dengan kepala sekolah.
kegiatan. 5. Terpajang Memberikan layanan
poster promo pada publik secara
Dawet Ayu. jujur, cepat, dan
6. Laporan tanggap.
kegiatan.
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi
Program/Kegiatan : Peningkatan Penguatan Nilai-Nilai 5 Pilar Karakter Kurikulum 2013 SDN 2 Kaliajir
Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara
Waktu Pelaksanaan : 30 hari

Tabel 4.2 Jadwal Rancangan Aktualisasi

Juli Agustus Bukti Kegiatan

No Kegiatan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 0 1 2 3 4 4 5 6

a. Jadwa piket pemimpin


1 Pembiasa
hafalan
an
b. Fotokopi Asmaul
Mengenal
Husna
Tuhanku
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ c. Foto kegiatan
d. Video kegiatan
e.Catatan lapangan
f. Lembar persetujuan
program
a. Jadwal daftar lagu
2 Aku Cinta
nasional dan lagu
Lagu
daerah yang akan
Nasional
dinyanyikan
dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ b. Foto kegiatan
Daerah
c. Video kegiatan
d. Catatan lapangan
e. Lembar persetujuan
program
Juli Agustus Bukti Kegiatan

No Kegiatan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 0 1 2 3 4 4 5 6

a. Jadwa kebersihan
3 Kegiatan
beserta tugasnya
Sapu
b. Daftar cek list
Bersih
penyelesaian tugas
√ √ √ √ √ kebersihan
c. Foto kegiatan
d. Video kegiatan
f. Lembar persetujuan
program
a.Foto kegiatan
4. Pembuat
b. Video kegiatan
an Taman
√ √ √ √ √ √ c. Laporan kegiatan
Toga
d.Lembar persetujuan
program
Pelatihan a. Daftar pembagian
5.
Ms. Word kelompok pelatihan
b.Daftar hadir
√ √ √ √ √ c.Foto kegiatan
d. Video kegiatan
e. Angket siswa
f. Lembar persetujuan
program
Kunjuang a.Lembar koordinasi
6.
an dengan kepala sekolah.
Rumah/ √ √ √ √ √ b.Lembar koordinasi
Home dengan wali murid
Visit c. Buku kendali
d.Laporan hasil kegiatan
Juli Agustus Bukti Kegiatan

No Kegiatan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 0 1 2 3 4 4 5 6

Latihan a.Daftar hadir


7. √
Kepramu √ √ √ √ b. Foto kegiatan
kaan c. Video kegiatan
d. Lembar persetujuan
Pembuat a.Foto kegiatan
8.
an poster b. Video kegiatan
sebagai c. Poster dawet ayu
upaya √ √ Banjarnegara
Promo d. Lembar persetujuan
Dawet
Ayu

Keterangan
: Libur Hari Besar
: Pelaksanaan Kegiatan
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Kegiatan habituasi rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN
akan dilaksanakan di SD Negeri 2 Kaliajir Kec Purwanegara Kab.
Banjarnegara. Dalam pelaksanaannya dimungkinkan terjadinya
kendala-kendala yang berisiko menghambat kegiatan yang telah
direncanakan menjadi kurang optimal. Oleh karena itu diperlukan
antisipasi untuk menghadapi kendala-kendala tersebut, sehingga
dampak yang menghambat kegiatan tersebut dapat diminimalisir.
Antisipasi dalam menghadapi kendala-kendala selama aktualisasi
dapat dijelaskan lebih lanjut pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Antisipasi dan
Strategi
No. Kegiatan Kendala
Menghadapi
Kendala
1. Pembiasaan siswa belum bisa membaca membuat lafal arab
Mengenal huruf arab dan latin
Tuhanku
2. Aku Cinta Lagu tidak mengetahui nada lagu memutarkan lagu
Nasional dan daerah dan nasional dengan
Daerah menggunakan media
audio
3. Kegiatan Sapu keterbatasan peralatan siswa membawa dari
Bersih rumah peralatan
yang dibutuhkan
4. Pembuatan terbatasnya bibit tanaman guru menyediakan
Taman Toga dan media taman. bibit yang akan di
tanam, bila perlu
siswa membawa dari
rumah masing-
masing

5. Pelatihan Ms. terbatasnya jumlah laptop memaparkan


Word menggunakan layar

69
Antisipasi dan
Strategi
No. Kegiatan Kendala
Menghadapi
Kendala
LCD
6 Kunjungan medan yang sulit, dan mendatangi siswa
Rumah /Home penerangan yang minim pada waktu sore hari
Visit
7 Latihan kendala hujan dan cuaca menyiapkan plan B.
Kepramukaan buruk kegiatan
kepramukaan di
dalam ruang

8 Pembuatan siswa tidak memahami cara guru menyediakan


Poster sebagai pembuatan poster contoh-contoh poster
upaya Promo
Dawet Ayu

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan dari rancangan aktualisasi dan habituasi ini adalah
terdapat 8 kegiatan yang telah dibuat untuk menyelesaikan isu “Belum
maksimalnya Penguatan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) pada
siswa kelas IV di SDN 2 Kaliajir” Kegiatan tersebut meliputi:
1. Pembiasaan mengenal Tuhan
2. Aku Cinta Lagu Nasional dan Daerah
3. Kegiatan Sapu Bersih
4. Pembuatan Taman Toga
5. Pelatihan MS. Word
6. Kunjungan Rumah
7. Latihan Kepramukaan
8. Pembuatan Pamflet sebagai Upaya Promo Dawet Ayu
Dari setiap rancangan kegiatan yang dilaksanakan di SDN 2
Kaliajir terdapat nilai-nilai dasar ANEKA dan peran kedudukan ASN
yang harus dimiliki setiap ASN guna menjalankan tugas dan perannya
dengan maksimal sehingga dapat menjadi ASN yang profesional dan
berintegritas tinggi.
Rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat mewujudkan Visi
SDN 2 Kaliajir yaitu “Terwujudnya Siswa yang Berprestasi, Beriman,
Bertaqwa, Terampil, dan Berakhlak Mulia.
Melalui rancangan aktualisasi yang telah diuraikan pada BAB
sebelumnya, penulis berharap mampu mengimplementasikan dan
menghabituasi nilai-nilai dasar ANEKA dan peran kedudukan ASN
dengan baik ketika melaksanakan kegiatan aktualisasi di SDN 2
Kaliajir.

B. Saran
Dengan adanya rancangan aktualisasi tentang “Peningkatan
Penguatan Nilai-Nilai 5 Pilar Karakter Kurikulum 2013 SDN 2 Kaliajir
Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara diharapkan guru
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran mengintegrasikan nilai-
nilai karakter disamping peningkatan kualitas akademik. Selain itu
penulis berharap dari pihak sekolah mendukung kegiatan dalam
rancangan ini secara berkelanjutan sehingga tercapainya visi dan misi
organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyati, L. 2017. Implementasi Whole of Government (WoG) Pada
Sektor Pelayanan Publik Baru (New Public SerVce) di Indonesia.

Fatimah, E., & Erna, I. 2016. Manajemen ASN. Jakarta: Lembaga


Administrasi Negara Republik Indonesia.

Fitri, A.Z.F. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di


Sekolah. Jakarta: Ar Ruz Media.

Kemendikbud. Konsep Dasar Penguatan Pendidikan Karakter Senang


Belajar di Rumah Kedua.
http://alihfungsi.gtk.kemdikbud.go.id/assets/konsep_karakter.pdf
(diunduh 16 Desember 2017).

Kemendikbud. 2017. Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan


Karakter.http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_D
AN_BIMBINGAN/195003211974121-
SUNARYO_KARTADINATA/Konsep%20dan%20Pedoman%20PPK
%20Cetakan%20Kedua.pdf (diunduh 8 Juli 2019).

Kemendiknas. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter.


Jakarta: Puskur.

Kusningsih, S.H. 2013. Konstribusi Pendidikan Karakter Bangsa dalam


Membangun Jati Diri Siswa. http://lpmpjogja.org/wp-
content/uploads/2013/05/Membangun%20Jati%20Diri%20Siswa
%20Melalui%20Pendidikan%20Karakter%20Bangsa.pdf (diunduh 12
Desember 2017).

Lembaga Administrasi Negara, 2015. Akuntabilitas. Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2015. Nasionalisme.Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2015. Komitmen Mutu.Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

73
Lembaga Administrasi Negara, 2015. Anti Korupsi.Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2017. Pelayan Publik.Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2017. Whole of Government. Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2017. Manajemen ASN. Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II.
Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2015. Kesiapsiagaan Bela Negara Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II.
Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2015. Wawasan Kebangsaaan Dan Nilai-


Nilai Bela Negara. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan I dan II. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Mulyasa. 2014. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

Muslich, M. 2014. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis


Mutidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 tentang


Penguatan Pendidikan Karakter. 2017. Jakarta.

Samani, M. & Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan


Karakter.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta.

Walgito, B. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Fakultas


Psikologi UGM.

Wibowo, A. 2012. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter


Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Indentitas Diri
Nama Lengkap : Merdhenita Restuti, S.Pd
NIP : 199403092019022009
Tempat Tanggal Lahir : Banjarnegara, 9 Maret 1994
Alamat : Merden RT 003 RW 001 Kecamatan
Purwanegara Kabupaten Banjarnegara
No Hp : 085647735794
Email : merdhenitares@gmail.com
Instansi Kantor : SDN 2 Kaliajir
Alamat Kantor : Desa Kaliajir, Kecamatan Purwanegara
B. Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 2 Merden tahun 2000-2006
2. SMP Negeri 2 Purwanegara tahun 2006-2009
3. SMA Negeri 1 Banjarnegara tahun 2009-2012
4. Universitas Negeri Semarang tahun 2012-2016
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan
kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Banjarnegara, 9 Juli 2019
Penyusun,

Merdhenita Restuti, S.Pd


NIP. 19940309201902200

Anda mungkin juga menyukai