Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KELOMPOK KOMITMEN MUTU

Kelompok : 3
Anggota : Irham Fadhila, S.Pd..
Makhrus Lu'ay Cholis, S.Pd.
Purnama Nur Rachman, S.T
Rizaky Radityo S.Pd.
Safa'at, S.Pd
Hilmi Harosilia, S.T.P
Intan Wulandari, S.Pd., Gr.
Niken Januari Puspa, S. Pd.
Nurul Fauziah, ST
Qori Siti Rahmawati, S. Pd

Silahkan diskusikan apa yang menjadi Pokok permasalahan, penyebabnya, dan


gagasan kreatif dan inovatif untuk memecahkan masalah tersebut.
Hasil diskusi dibuat dalam bentuk sesuai format LMS
Jawaban:
Pada dasarnya, kita sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah disumpah untuk
menjalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku. Namun tetap saja pada pelaksanaanya, ada saja ASN yang tidak melaksanakan
tugasnya dengan baik. Bahkan melakukan suatu pelanggaran kedisiplinan, baik pelanggaran
ringan sampai dengan pelanggaran yang berat. Berdasarkan berita yang diuraikan pada kasus
satu, pokok permasalahannya adalah pelanggaran kedisiplinan ASN. Terdapat tujuh ASN di
Gunungkidul yang melakukan pelanggaran kedisiplinan berat dengan kasus yang bervariasi
sebagai berikut.
1. ASN pertama melakukan korupsi ketika menjabat sebagai sekretaris desa.
2. ASN kedua dan ketiga melakukan pelanggaran berupa tidak masuk kerja tanpa keterangan
selama 36 dan 42 hari.
3. ASN keempat dan kelima melakukan pelanggaran berupa kasus perselingkuhan.
4. ASN keenam dan ketujuh terjerat kasus foto vulgar.
Ketujuh ASN tersebut yang mengakibatkan 1 orang ASN dipecat dan sisanya mengalami
penurunan pangkat. Kedisiplinan ASN diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai.
Ada beberapa penyebab yang dapat mendasari ASN yang bersangkutan melakukan
berbagai pelanggaran kedisiplinan yang disebutkan dalam kasus di atas. Penyebab tersebut di
antaranya adalah sebagai berikut.
1. Moral/mental PNS, yakni kurangnya ketaatan terhadap agama yang dianut, atau bisa jadi
karena watak bawaan yang membuat PNS yang bersangkutan tidak memegang komitmen
sebagai PNS. Sebagaimana kita ketahui bahwasannya seorang abdi negara akan diambil
sumpahnya ketika menerima jabatan sebagai PNS. Moral / mental PNS yang seperti ini bisa
membuat PNS tidak merasa berdosa meskipun berbuat salah, dan tidak takut dijatuhi hukum
disiplin.
2. Perlakuan tidak adil, misalnya PNS merasa diperlakukan berbeda, atau tidak diperhatikan.
Hal ini bisa menyebabkan PNS malas masuk kerja.
3. Kurangnya kesejahteraan, bisa menyebabkan munculnyaifat keserakahan dalam diri ASN
yang kemudian menyebabkan terjadinya pelanggaran korupsi.
4. Adanya kesempatan untuk melakukan pelanggaran. Hal ini artinya kurangnya kontrol dari
unit kerja tempat ketujuh ASN tersebut bertugas.
5. Pelanggaran tidak ditindak tegas. Hal ini membuat ASN terus menerus mengulangi
kesalahan/pelanggaran yang sama. Terlihat jelas dalam kasus jenis pelanggaran yang
dilakukan ASN kedua dan ketiga yang tidak masuk kerja tanpa keterangan selama 36 hari
dan 42 hari.
6. Krisis keteladanan, bisa jadi ASN melakukan pelanggaran-pelanggaran tersebut karena
atasannya yang sama-sama melakukan pelanggaran.
7. Tidak adanya motivasi, membuat ASN tidak memiliki semangat untuk meningkatkan prestasi
kerja yang kemudian membuatnya tidak masuk kerja.
8. Tidak memahami peraturan disiplin ASN.
Dalam meningkatkan budaya kerja yang bermutu maka diperlukan keterlibatan dari semua ASN
di unit kerja untuk bekerja sama dalam melakukan kontrol. Integritas, profesionalisme,
kedisiplinan, dedikasi, loyalitas dan tanggung jawab adalah nilai-nilai komitmen mutu yang harus
dimiliki oleh seorang ASN dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai pelayan publik.
Adapun, beberapa solusi yang dapat dilakukan dalam upaya menghadapi pelanggaran-
pelanggaran kedisiplinan di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Melakukan sosialisasi kembali kepada PNS untuk mengingatkan mengenai peraturan-
peraturan yang berkaitan dengan disiplin PNS, diantaranya PP No. 53 tahun 2010 tentang
Peraturan Disiplin, PP No. 32 tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS, PP No. 45 Tahun
1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian PNS.
2. Memberikan sanksi yang tegas kepada PNS yang melakukan pelanggaran, agar tidak terjadi
pelanggaran berulang dan berkepanjangan.
3. Memperketat pengawasan dan melakukan pembinaan secara dini terhadap ASN yang
terlihat mulai melakukan pelanggaran kedisiplinan.
4. PNS harus introspeksi diri bahwa mereka adalah abdi negara terpilih yang bekerja untuk
publik dan harus bertanggung jawab kepada publik untuk senantiasa melaksanakan budaya
kerja yang bermutu.
Dalam meningkatkan budaya kerja yang bermutu maka diperlukan keterlibatan dari
semua ASN di unit kerja untuk bekerja sama dalam melakukan kontrol. Integritas,
profesionalisme, kedisiplinan, dedikasi, loyalitas dan tanggung jawab adalah nilai-nilai komitmen
mutu yang harus dimiliki oleh seorang ASN dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pelayan publik.
Salah satu Inovasi yang dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam
memelihara dan meningkatkan kinerja ASN bermutu serta menghindari adanya pelanggaran
kedisiplinan yaitu dengan membuat suatu sistem penilaian kinerja yang terukur setiap bulannya
melalui TRK JABAR. Hal tersebut dapat menjadi instrumen yang dapat mengontrol kinerja ASN.
Kinerja ASN dapat diukur melalui capaian jumlah kerja setiap bulannya diiringi dengan penilaian
sikap dan perilaku. TRK JABAR merupakan bentuk inovasi dalam pemerintahan dan administrasi
umum yang mengambil keuntungan dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Pada sistem ini, seluruh pegawai terlibat dan diberdayakan untuk melakukan penilaian terhadap
pegawai lainnya serta melakukan input aktivitas harian dengan bukti pendukungnya sebagai
sarana kontrol pegawai oleh atasan.

Anda mungkin juga menyukai