Anda di halaman 1dari 4

EVALUASI AKADEMIK KOLABJAR HARI KE 21 ( 07-NOVEMBER -2021 )

Nama : Ni Luh Eka Yanti, Amd.Keb


Nip : 199402012020122019
Angkatan : LXII
Kelompok : III
Pengampu Materi : Ir. Hartina, M.M.
Judul kasusus :Membangun efektifitas pelayanan publik melalui Mall Pelayanan
Publik.

1. Soal : Mendeskripsikan rumusan kasus dan/ atau masalah pokok, aktor yang terlibat
dan persan setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Jawaban :
Kasus atau masalah pokok : masih banyak kekurangan dari penyedia layanan
publik dalam melakukan tugasnya. Di antaranya masih sedikit instansi yang
memberikan layanan yang berstandar operasional prosedur, Beberapa instansi
penanggung jawab dan penyedia layanan belum mempunyai SOP berupa alur dan
prosedur yang jelas dalam menyediakan pelayanan, Aspek durasi waktu pemberian
layanan belum ada sehingga kurang efektif dan efisien serta dapat merugikan waktu
masyarakat. Dalam konteks pemberian pelayanan, seringkali ditemukan
ketidakmampuan petugas pemberi layanan disebabkan karena kurangnya kompetensi
serta tidak sesuai dengan pekerjaan (tupoksi) untuk menyediakan pelayanan yang
baik, Penyedia layanan bersikap kurang ramah, kurang sopan atau tidak jelas dalam
berbicara, memberitahukan suatu informasi dengan tidak ramah/santun, Minimnya
sarana prasarana yang layak serta sesuai kebutuhan konsumen, misalnya sarana
khusus bagi difabel, ruang laktasi, antrian khusus bagi lansia, dan sistem konektivitas
jaringan komputer internet sehingga pada saat pengurusan layanan yang
membutuhkan koneksi server pusat, layanan tidak dapat diberikan karena tidak ada
koneksi jaringan. Pada permasalahan di atas ASN diharuskan siap mengorbankan
waktu, tenaga serta pikiran untuk memperbaiki sistem tersebut demi memberikan
pelayanan yang terbaik. ASN bertanggung jawab penuh pada aspek penyedia
pelayanan publik yang tak lain merupakan peran ASN itu sendiri.
Aktor-aktor yang terlibat dan perannya:
1. Pemerintah pusat ( Kemenpan Reformasi Birokrasi Republik indonesia) berperan
sebagai lembaga yang membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan,
pemegang kewenangan dalam mengkoordinasikan pemerintah daerah
2. Pemerintah daerah berperan sebagai pemberi perizinan, kebijakan.
2. Intansi penanggung jawab dan penyedia layanan ( baik itu dinas pemerintahan
maupun swasta) berperan menetapkan SOP dan menyiapkan SDM yang berkualitas.
3. Petugas pemberi layanan berperan sebagai pelaksana di lapangan yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat .
2. Soal : Melakukan analisis terhadap : A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap
nilai-nilai dasar PNS, dan Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI
oleh setiap aktor yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus. B. Dampak tidak
diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran
PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus
Jawaban :
A. Penerapan nilai-nilai dasar PNS (ANEKA) dan Pengetahuan tentang kedudukan
dan peran PNS dan NKRI ditunjukkan pada usaha pemerintah daerah yang
berupaya meningkatkan pelayanan serta berusaha menjadi yang terbaik.
Walaupun belum menunjukkan hasil yang signifikan dalam praktik nyata di
lapangan. Berdasarkan kasus diatas penerapan nilai dasar ASN masih belum
maksimal, baik dari segi ANEKA maupun dari sisi manajemen ASN, WOG, dan
pelayanan publik. Terdapat beberapa pelanggaran nilai-nilai ANEKA dalam kasus
diatas, yaitu :
1. Akuntabilitas: Penanggung jawab dan penyedia layanan yang belum
mempunyai SOP berupa alur dan prosedur yang jelas.
2. Nasionalisme: Masih ada penyedia layanan yang bersikap kurang ramah,
kurang sopan atau tidak jelas dalam berbicara, memberitahukan suatu
informasi dengan tidak ramah/santun ( Melanggar nilai Sila ke 2 dalam
Pancasila).
3. Etika publik: Rendahnya kompetensi yang dimiliki petugas pelayanan
publik serta kurang sesuainya bidang yang diampu mengakibatkan
pemberian layanan publik yang kurang maksimal (Melanggar prinsip
keahlian yang harus dikuasai). Masih ada penyedia layanan yang bersikap
kurang ramah, kurang sopan atau tidak jelas dalam berbicara,
memberitahukan suatu informasi dengan tidak ramah/santun (Melanggar
nilai kesopanan dan cara berkomunikasi secara komunikatif).
4. Komitmen Mutu: Penyedia layanan belum menggunakan sarana prasarana
yang layak serta sesuai kebutuhan konsumen, misalnya sarana khusus bagi
difabel, ruang laktasi, antrian khusus bagi lansia, dan sistem konektivitas
jaringan komputer, internet sehingga pada saat pengurusan layanan yang
membutuhkan koneksi server pusat, layanan tidak dapat diberikan karena
tidak ada koneksi jaringan. (Melanggar nilai tepat guna dan efisien dalam
melaksanakan pelayanan publik dan belum memenuhi standar mutu
pelayaanan).
5. Anti Korupsi: Pemberian layanan tidak tepat waktu karena tidak adanya
SOP yang jelas berkaitan dengan pemberian layanan yang berakibat
masyarakat rugi waktu, terkait masalah perizinan bergantung pada dinas
teknis sehingga terjadi kelambatan proses (Pelanggaran dalam bentuk
korupsi kedisiplinan dan ketepatan waktu memberikan pelayanan),
beberapa pemda belum mengikat perizinan dengan sertifikasi ISO
sehingga ada celah tidak terkontrol dan tidak transparan sehingga menjadi
temuan lembaga pengawasan (Kurangnya transparansi menjadi celah
untuk oknum melakukan kecurangan).
6. Managemen ASN : Kurang transparansi dalam proses pemberian
perizinan.
7. Pelayanan Publik : Hilangnya kepercayaan masyarakat akibat dari
buruknya pelayanan publik yang diberikan oleh para oknum pemberi
pelayanan.
8. WOG : Kurangnya koordinasi dari pemegang kebijakan (administrator
publik) dengan instansi penanggung jawab dan penyedia layanan dalam
penyusunan SOP, dimana SOP ini akan dijadikan pedoman bagi petugas
pemberi layanan dalam memberikan layanan maksimal kepada
masyarakat.
B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus yaitu
1. Masyarakat tidak mendapatkan pelayanan yang nyaman, sesuai hak yang
mereka miliki.
2. Menurunkan tingkat kedisiplinan yang mengakibatkan kerugian waktu bagi
masyarakat.
3. Ketidaktersediannya SOP membuat masyarakat mengalami kebingungan dalam
mengurus perizinan dll yang melibatkan peran petugas pelayanan publik.
4. Memunginkan terjadinya tindak pidana korupsi, akibat kurangnya transparansi
dalam pelayanan publik.
5. Menurunnya kepercayaan masyarakat akibat pelayanan publik yang kurang
memuaskan.

3. Soal : Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan


konteks deskripsi kasus

Jawaban :

Gagasan alternatif yang bisa di lakukan yaitu :

1) Membuat SOP(Standar Oprasional Prosedur) yang jelas dan rinci dalam


melaksanakan pelayanan publik.

2) Menempatkan SDM sesuai kompetensi.

3) Menanamkan sikap sopan dan santun sebagai pelayan publik yang baik.

4) Melengkapi sarana dan prasarana yang layak sesuai dengan kebutuhan


penerima layanan.

5) Melakukan koordinasi yang baik antar pemegang kebijakan , untuk mengatasi


kendala atau masalah yang terjadi terkait dengan pelayanan publik.

6) Penggabungan sistem pelayanan publik terpusat pada satu server.

7) Memfungsikan Aparat penegak hukum dan KPK untuk mengawasi dan


melakukan proses hukum jika terdapat pelanggaran dalam proses perizinan
yang dilakukan pemda melalui sertifikat ISO.

Anda mungkin juga menyukai