net/publication/332407623
CITATIONS READS
0 3,191
7 authors, including:
Slamet Rosyadi
Universitas Jenderal Soedirman
23 PUBLICATIONS 41 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
A Semi Autonomous Model to Strengthen the Lowest Bureaucracy: A Case Study in Wonosobo Regency, Central Java, Indonesia View project
All content following this page was uploaded by Slamet Rosyadi on 14 April 2019.
DISUSUN OLEH:
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Laporan ini berisi analisis pelayanan pada mata kuliah Birokrasi dan Perubahan
Sosial. Dalam laporan ini kami membahas bagaimana pelayanan publik yang
diberikan kepada masyarakat oleh pegawai di Mal Pelayanan Publik. Tujuan
pembuatan laporan ini yaitu untuk memenuhi tugas Birokrasi dan Perubahan Sosial
yang dibimbing oleh Dr. Slamet Rosyadi, M.Si.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan
baik dari segi isi maupun kajiannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca dan semua pihak yang terkait dalam
laporan ini.
Semoga laporan ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Penyusun
i
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
I. PENDAHULUAN
Pemerintah terus berkomitmen dalam meningkatkan pelayanan publik. Salah
satunya dengan membuat terobosan membangun Mal Pelayanan Publik (MPP)
yang tersebar di beberapa tempat di Indonesia. Gagasan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Asman Abnur ini sudah
terealisir di beberapa daerah di Indonesia. Konsep MAL ditawarkan sebagai solusi
dari pelayanan terpadu yang saat ini belum terintegrasi antara pelayanan pusat dan
daerah sekaligus pelayanan bisnis dalam satu tempat, dimana warga negara hanya
datang ke satu tempat untuk memenuhi semua keperluan. Inovasi pelayanan ini
sebagai salah satu solusi untuk mempermudah segala pelayanan yang dibutuhkan.
Konsep MPP ini mengadopsi dari Public Service Hall (PSH) milik Azerbaijan
bernama ASAN Xidmat. Konsep dan prinsip tersebut kemudian diadopsi dengan
pembentukan Mal Pelayanan Publik.
Menurut kementerian PANRB, reformasi birokrasi ini untuk mendorong
perubahan tata kelola pemerintahan agar dapat menghadirkan pelayanan kepada
masyarakat dengan kualitas yang baik. Kemudian, memposisikan pemerintah
sebagai representasi publik dengan membangun institusi publik yang berintegrasi,
responsif dan baik dalam pengelolaan kebijakan publik. Kebijakan publik harus
adaptif, fokus program pemerintah perlu berganti secara berkelanjutan sebab saat
ini perubahan terjadi dengan dinamis. Sesuai perkembangan yang dinamis
tersebut, pemerintah saat ini telah menjalankan sistem pemerintahan terbuka
karena keinginan masyarakat untuk terlibat langsung dalam pemerintahan sangat
besar. Bahkan untuk teribat langsung dalam perumusan kebijakan publik yang
manfaatnya akan dirasakan langsung oleh masyarakat.
1
maupun daerah, serta pelayanan Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik
Daerah dan Swasta dalam rangka menyediakan pelayanan yang cepat, mudah,
terjangkau, aman dan nyaman.
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Penyelenggara Pelayanan Publik yang selanjutnya disebut Penyelenggara
adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen
yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik,
dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan
publik.
Organisasi penyelenggara pelayanan publik yang selanjutnya disebut
Organisasi Penyelenggara adalah satuan kerja penyelenggara pelayanan publik
yang berada di lingkungan institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga
independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan
pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk
kegiatan pelayanan publik. (Kemenpan-RB. Penyelenggaraan Mal, 2017)
2
C. Prinsip Mal Pelayanan Publik (MPP)
Menurut Kemenpan-RB. Penyelenggaraan Mal (2017) dalam UU Permenpan
Nomor 23 Tahun 2017, prinsip dari MPP yaitu:
1. Keterpaduan 4. Akuntabilitas
2. Berdaya guna 5. Aksesibilitas
3. Koordinasi 6. Kenyamanan
3
dalam nota kesepahaman. Nota Kesepahaman ditindaklanjuti dengan Perjanjian
Kerja Sama para pihak dalam rangka penggunaan dan pemanfaatan sumber
daya, termasuk penggunaan ruangan dalam gedung dan sarana prasarana/
fasilitas. Penggunaan dan pemanfaatan ruangan dalam gedung dan sarana
prasarana/fasilitas dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pembinaan Sumber Daya Manusia Aparatur MPP dilakukan oleh
masing-masing instansi yang memberikan pelayanan dan perbantuan tenaga
untuk suatu pelayanan dalam MPP dapat dilakukan sepanjang disepakati oleh
masing-masing pihak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pembiayaan yang terkait dengan pelaksanaan fungsi pelayanan
menjadi tanggung jawab masing-masing instansi yang tergabung dalam MPP
yang dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah.
Pembiayaan yang terkait dengan pelaksanaan fungsi pelayanan swasta diatur
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Segala bentuk perjanjian yang terkait
dengan MPP yang dilakukan oleh para pihak sebelum berlakunya UU
Permenpan Nomor 23 Tahun 2017 dinyatakan tetap berlaku. Pemerintah
Daerah yang akan menyelenggarakan MPP wajib berkonsultasi terlebih dahulu
kepada menteri. (Kemenpan-RB. Penyelenggaraan Mal, 2017)
4
b. Kementerian Hukum dan HAM: Direktorat Jenderal Imigrasi dan
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum
c. Kementerian ATR/BPN
d. Badan Koordinasi Penanaman Modal RI
e. Kepolisian Negara Republik Indonesia
f. K/L lainnya
3. BUMN: Jasa Raharja, BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, PT.PLN
(Persero), dan POS Indonesia
4. BUMD: PDAM dan Bank Daerah
5. Swasta: Perbankan, Food station, dan Fasilitas lainnya
G. Integrasi Data dan Sistem Informasi – Efesiensi Pelayanan
Menurut Dr.Drs.Muhammad Imanuddin, S.H., M.Si. (2018), integrasi data dan
sistem informasi yang menyebabkan efisiensi pelayanan adalah:
5
1. Koordinasi pelayanan. Koordinasi Pelayanan baik Instansi Pusat dan Daerah
serta BUMN/D serta swasta yang akan di integrasikan.
2. Penyiapan sarana prasarana. Menyiapkan gedung beserta sarana prasarana
yang dibutuhkan dalam implementasi Mal Pelayanan Publik.
3. Pengaturan mekanisme kerja. Pengaturan Kelembagaan, mekanisme kerja
antar instansi, bisnis proses.
4. SDM pelayanan. Pengelolaan SDM pelayanan dan sistem informasi
pelayanan yang terintegrasi.
5. Peresmian. Peresmian Mal Pelayanan Publik.
6
21. Bantul 2019 24. Manokwari 2019
22. Belu 2019 25. Palembang 2019
23. Makassar 2019 26. Sidoarjo 2019
7
Tabel 1 Best Practice Ease of Doing Business (Kemudahan Berusaha)
Peringkat
Negara Kebijakan yang dilakukan secara umum
EoDB
1. Selandia baru Ketersediaan informasi terkait property.
2. Singapura Termasuk sistem online yang
memungkinkan siapapun dapat mengakses
3. Denmark
informasi kepemilikan property
4. Korea Pemanfaatan sistem pembayaran pajak
5. Hong kong online
Kemudahan mengakses berbagai informasi
Amerika
6. terkait
serikat Peraturan perizinan dari website milik
7. Inggris pemerintah
Perbaikan infrastruktur dan penggunaan
8. Norwegia
peralatan elektronik di pelabuhan untuk
9. Georgia kemudahan ekspor-impor
Perbaikan kualitas sistem administrasi
pertanahan
10. Swedia
Reformasi kebijakan ketenagakerjaan
Perbaikan akses pelayanan listrik
Sumber: Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
Provinsi Jawa Barat (https://dpmptsp.jabarprov.go.id)
8
penempatan dan perlindungan pekerja migran. Sebagai pionir di Jawa Tengah,
upaya mendirikan MPP Banyumas didasarkan pada arahan Menteri PAN-RB
Syafruddin agar warga setempat dapat menikmati pelayanan publik yang
mudah dan terpusat.
Menurut Menteri PAN-RB Syafruddin, MPP Banyumas menjadi pionir di
Jawa Tengah, sekaligus MPP kedua yang didirikan di Pulau Jawa, selain di
Jawa Timur. Sementara itu, secara nasional, MPP Banyumas menjadi MPP ke-
12 yang telah diresmikan dan mulai beroperasi.
Menurut Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dengan adanya Mal
Pelayanan Publik diharapkan bisa mengisnpirasi kabupaten dan kota lain di
Jawa Tengah dengan melayani masyarakat. Selain itu, keberadaan Mal mampu
memberikan layanan yang cepat dan aman sehingga dapat mencegah tindak
korupsi, kolusi hingga pungutan liar.
Dengan hadirnya Mal Pelayanan Publik tersebut masyarakat Jawa Tengah
khususnya Banyumas dapat memperoleh layanan one stop service untuk semua
perizinan, seperti perizinan perbankan, pajak kendaraan, hingga layanan lainnya
yang dibutuhkan masyarakat secara cepat. Sebagai informasi, mal tersebut
sudah diinisiasi oleh Bupati Banyumas Achmad Husain sejak dirinya menjabat
pada 2014 lalu atau sejak dirinya menjabat pada periode pertama. Konsep
pembangunannya terus disempurnakan supaya semua layanan yang dibutuhkan
masyarakat bisa diselesaikan di tempat itu.
Berdasarkan fakta yang ada, daerah yang telah memiliki MPP
pertumbuhan ekonominya diharapkan akan berkembang secara pesat. Sebab
semua proses pelayanan perizinan dapat dilakukan secara efisien. Karena itu
Kementerian PANRB mendukung penuh upaya penyederhanaan perizinan
melalui sistem online single submission yang juga sejalan dengan pembangunan
sistem pemerintahan berbasih elektronik (e-government).
Dengan banyak pemerintah daerah yang berlomba untuk mendirikan MPP
didaerahnya masing-masing karena pembentukannya bukan hal yang mudah,
9
membutuhkan komitmen yang kuat hingga lintas instansi agar dapat
mewujudkannya. Dibentuknya MPP diharapkan sebagai jawaban bagi harapan
publik tentang kemudahan perizinan dan kecepatan pelayanan. Melalui MPP,
pola pikir yang ego sektoral antar instansi diubah menjadi kerja sama yang
fokus pada komitmen melayani masyarakat.
MPP ini menjadi tempat pelayanan terpadu dengan berbagai jenis
layanan. Terdapat tujuh instansi vertikal, Gerai Jateng dan 10 Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten yang memberi pelayanan antara lain
Polres Banyumas, Kantor Imigrasi, BP3TKI Jateng, PBJS Kesehatan, BPJS
Ketenagakerjaan Kantor Pelayanan Pajak dan Bank Jateng. Setidaknya terdapat
103 jenis pelayanan publik yang dapat diurus secara praktis di satu lokasi tanpa
memerlukan waktu lama. Di antaranya pengurusan izin perdagangan, trayek,
pertambangan, Amdal, verifikasi dokumen kependudukan, penerbitan paspor
bagi calon tenaga migran, surat keterangan catatan kepolisian (SKCK),
perpanjangan surat izin mengemudi (SIM), pelayanan kepesertaan BPJS
Ketenagakerjaan, hingga pendaftaran nomor pokok wajib pajak (NPWP).
10
1. Jenis Kelamin Responden
Tabel 2 Jenis Kelamin Responden
Valid Cumulative
No. Frequency Percent
Percent Percent
1. Laki-Laki 33 66% 66% 66%
Valid Cumulative
No. Frequency Percent
Percent Percent
1. SMP 1 2% 2% 2%
4. S2 2 4% 4% 4%
11
hanya berjumlah 1 orang dengan presentase sebesar 2%, responden dengan
pendidikan akhir tingkat SMA berjumlah 19 orang dengan presentase
sebesar 38%, responden dengan pendidikan akhir S1 berjumlah paling
banyak yaitu 28 orang dengan presentase sebesar 56%, responden dengan
pendidikan akhir S2 berjumlah 2 orang dengan presentase sebesar 4%.
3. Pekerjaan Responden
Tabel 4 Pekerjaan Responden
Valid Cumulative
No. Frequency Percent
Percent Percent
1. PNS 6 12% 12% 12%
12
4. Usia Responden
Tabel 5 Usia Responden
Valid Cumulative
No. Frequency Percent
Percent Percent
1. 16-20 Tahun 2 4% 4% 4%
7. 46-50 Tahun 1 2% 2%
13
5. Jenis Layanan yang Diterima Responden
Tabel 6 Jenis Layanan yang Diterima Responden
Valid Cumulative
No. Frequency Percent
Percent Percent
1. Perpanjangan SIM 16 32% 32% 32%
Nomor Induk
2. 1 2% 2% 34%
Berusaha
3. Kartu Kuning 4 8% 8% 42%
14
responden yang menerima jenis layanan untuk membuat kartu kuning
berjumlah 4 orang dengan presentase sebesar 8%, responden yang menerima
jenis layanan untuk membuat surat izin penelitian berjumlah 1 orang dengan
presentase sebesar 2%, responden yang menerima jenis layanan untuk
membuat kartu BPJS berjumlah 8 orang dengan presentase sebesar 16%,
responden yang menerima jenis layanan untuk perizinan usaha berjumlah 7
orang dengan presentase sebesar 14%, responden yang menerima jenis
layanan untuk advice planning berjumlah 1 orang dengan presentase sebesar
2%, responden yang menerima jenis layanan untuk izin mendirikan
bangunan berjumlah 2 orang dengan presentase sebesar 16%, responden
yang menerima jenis layanan untuk membuat akta berjumlah 2 orang dengan
presentase sebesar 4%, responden yang menerima jenis layanan untuk
pencabutan surat izin praktik berjumlah 3 orang dengan presentase sebesar
6%, responden yang menerima jenis layanan untuk pajak berjumlah 1 orang
dengan presentase sebesar 2%, responden yang menerima jenis layanan
untuk NPWP berjumlah 2 orang dengan presentase sebesar 4%, responden
yang menerima jenis layanan untuk trayek angkutan mikro berjumlah 1
orang dengan presentase sebesar 2%, dan responden yang menerima jenis
layanan untuk ketenagakerjaan berjumlah 1 orang dengan presentase sebesar
2%. Hal tersebut menunjukkan bahwa jenis layanan terbanyak yang didapat
dari Mal Pelayanan Publik adalah perpanjangan SIM, pembuatan BPJS dan
perizinan usaha.
15
Penerbitan perpanjangan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)
Rekomendasi Surat Keterangan Catatann Kepolisian (SKCK)
Pelayanan laporan kehilangan dan pengaduan masyarakat
2. KANTOR IMIGRASI
Pelayanan penerbitan Paspor bagi Calon Tenaga Kerja Indonesia
3. DINAS KESEHATAN
Administrasi Rujukan Pemeriksaan Kesehatan (LTSA-PTKLN)
4. GERAI PROVINSI JATENG
Izin Pertambangan
Izin Air Bawah Tanah
Izin Kelistrikan
Izin perdagangan (API-P dan API-U)
Izin perhubungan (Izin Trayek)
Izin kesehatan (Izin Cabang PAK, Pengakuan Perdagangan Besar, PBK
Cabang)
5. DINNAKERKOP UKM
Kartu Kuning (AK-1)
Pendaftaran ID TKI (LTSA-PTKLN)
Penerbitan Rekomendasi Paspor (LTSA-PTKLN)
6. DINDUKCAPIL
Verivikasi Dokumen Kependudukan (LTSA-PTKLN)
7. BP3TKI JATENG
Pelayanan Verivikasi Dokumen Akhir Pemberangkatan Calon PMI
Pelayanan Permbekalan Akhir Pemberangkatan Calon PMI
Pelayanan Validasi dokumen dan Penerbitan e-KTKLN
Pelayanan Pengaduan kasus PMI (Crisis Center)
8. DPMPPTSP
Layanan Perbantuan OSS
16
Tanda Daftar Usaha Pariwisata
Usaha Perdagangan
Izin Usaha Toko Modern
Izin Usaha Pusat Perbelanjaan
Izin Usaha Pendirian Pasar Tradisional
Tanda Daftar Gudang
Surat Tanda Pendaftyaran Waralaba
Izin Usaha Industri
Izin Termuat Penjualan Minuman Beralkohol
Izin Usaha Penggilingan Padi, Huller dan Penyosohan Beras
Izin Lokasi
Izin Mendirikan Bangunan
Izin Penyelenggaraan Reklame
Izin Usaha Jasa Konstruksi
Izin Penggunaan Tanah Kekayaan Pemerintah Daerah
Izin Usaha Angkutan
Izin Trayek
Izin Penyelenggaraan Parkir
Izin Usaha Perikanan
Izin Usaha Peternakan
Izin Mendirikan Rumah Sakit Hewan atau Klinik Hewan
Izin Usaha Toko Obat Hewan/Kios/Pengecer
Izin Usaha Rumah Pemotongan Hewan atau Rumah Pemotongan Unggas
Izin Praktik Dokter Hewan
Izin Lembaga Pelatihan Tenaga Kerja Indonesia Swasta
Izin Penempatan Pedagang
Izin Operasional Menara dan Telekomunikasi
17
Izin Lembaga Kursus dan Penelitian (LKP)
Izin Praktik Perawat
Izin Praktik Bidan
Izin Praktik Teknis Kefarmasian (Izin Praktik Apoteker dan Izin Praktik
Tenaga Teknis Kefarmasian)
Izin Praktik Tenaga Ahli Laboratorium Medik
Izin Praktik Tenaga Gizi
Praktik Terapis Gigi dan Mulut
Izin Praktik Psikolog Klinis
Izin Praktik Okupasi Terapis
Izin Praktik Terapis Wicara
Izin dan Penyelenggaraan Praktek Penata Anestesi
Izin Praktik Fisioterapis
Izin Praktik Ortotis Prostetis
Izin Praktik Elektromedis
Izin Praktik Tenaga Rekam Medis
Izin Praktik Tenaga Promosi Kesehatan
Izin Optik
Izin Operasional Radiologi
Izin Hemodialisa
Izin Operasional Unit Transfusi Darah
Izin Toko Obat
9. DINPERKIM
Advice Planning Tata Ruang Site Plan Perumahan
10. DINKOMINFO
Rekomendasi Menara Telekomunikasi
11. DLH
Amdal UKL-UPL DELH
18
DPLH SPPL Izin PPLH
12. DPU
Rekomendasi Teknis IMB
13. DINAS PERHUBUNGAN
Andalalin
14. BPJS KETENAGAKERJAAN
Pendaftaran peserta Pekerja Penerima Upah
Pendaftaran peserta Pekerja Bukan Penerima Upah
Pembayaran iuran peserta Sektor Jasa Konstruksi
Pencetakan Kartu Kepesertaan Pekerja Migran Indonesia
15. KPP PRATAMA
Pelayanan Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Pelayanan ID Billing
16. BADAN KEUANGAN DAERAH
Pelayanan Pajak Reklame
17. BPJS KESEHATAN
Pelayanan Informasi
Pelayanan Pendaftaran peserta Pekerja Penerima Upah (Kpesertaan
Badan, Usaha)
Pelayanan Pendaftaran peserta Pekerja Bukan Penerima Upah
(perorangan dan kolektif)
18. BANK JATENG CABANG KOORDINATOR PURWOKERTO
Pelayanan Kantor Kas Bank Jateng Cabang Koordinator Purwokerto
19
C. Pendapat Responden
1. Kesesuaian Persyaratan Layanan
Tabel 7 Kesesuaian Persyaratan Layanan
Valid Cumulative
No. Frequency Percent
Percent Percent
1. Kurang Sesuai 2 4% 4% 4%
Valid Cumulative
No. Frequency Percent
Percent Percent
1. Kurang Mudah 7 14% 14% 14%
20
Kemudahan dalam mengakses pelayanan merupakan suatu indikator
dalam pencapaian kualitas pelayanan yang baik. Apabila proses pelayanan
mudah untuk diakses maka konsumen yang datang akan merasa puas dengan
pelayanan. Di dalam mall pelayanan publik sudah menyediakan kemudahan
dalam proses pelayanan, karena para pengguna mall akan disuguhkan
beberapa counter disana yang akan mengurus perizinan, perpanjangan
ataupun yang lainnya. Jadi para pengguna mall tidak bingung ketika ia
memasuki mall, dan di dalam mall nya juga ada template yang menunjukan
tempat counter yang akan dituju itu ada disebelah mana. Petugas-petugas
yang ada disana pun juga akan membantu jika ada yang diperlukan.
Valid Cumulative
No. Frequency Percent
Percent Percent
1. Kurang Cepat 11 22% 22% 22%
3. Sangat Cepat 4 8% 8%
21
Pada quesioner nomer 3, pertanyaan yang diajukan yaitu mengenai
kecepatan waktu pelayanan yang diberikan pada mal pelayanan publik.
Terdapat indikator yang diberikan terkait kecepatan pelayanan yaitu Kurang
Cepat, Cepat, dan Sangat Cepat. Dari total 50 responden, terdapat 11 orang
dengan prosentase 22 dan valid yang menjawab kurang cepat dalam
pelayanan. Kemudian ada 35 orang dengan presentase 70 dan valid menjawab
cepat, dan ada 4 orang dengan prosentase 8 dan valid menjawab sangat cepat
dalam pelayanan. Jadi total ada 50 responden dengan presentase 100 dan
valid.
4. Kewajaran Biaya
Tabel 10 Kewajaran Biaya
Valid Cumulative
No. Frequency Percent
Percent Percent
1. Cukup Mahal 4 8% 8% 8%
22
secara keseluruhan terdapat 50 orang yang menjawab kuisioner dengan
persentase 100% dan valid.
Valid Cumulative
No. Frequency Percent
Percent Percent
1. Kurang Sesuai 3 6% 6% 6%
3. Sangat Sesuai 4 8% 8%
23
pelayanan administrasi yang merupakan perluasan fungsi pelayanan terpadu
baik pusat maupun daerah, serta pelayanan Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah dan Swasta dalam rangka menyediakan
pelayanan yang cepat, mudah, terjangkau, aman dan nyaman. Konsep MPP
ini mengadopsi dari Public Service Hall (PSH) milik Azerbaijan bernama
ASAN Xidmat. MPP merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah untuk memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
yang telah terintegrasi di satu tempat. Penelitian yang dilakukan di Mal
Pelayanan Publik Banyumas bertujuan mendeskripsikan kesesuaian produk
layanan yang diberikan kepada masyarakat. Data yang didapat pada
penelitian ini adalah data primer dimana dilakukan pemberian kuisioner dan
wawancara langsung kepada masyarakat yang menggunakan pelayanan dari
Mal Pelayanan Publik ini. Penelitian ini menggunakan aplikasi pengolah
SPSS untuk melihat hasil dari data yang telah didapatkan dan disajikan
dalam bentuk table.
Pada table hasil SPSS diatas dapat dilihat bahwa dari total 50
responden 3 orang menjawab kurang sesuai (6 persen), 43 orang menjawab
sesuai (86 persen) dan 4 orang menjawab sangat sesuai (8 persen). Dari hasil
uji SPSS yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa produk pelayanan yang
diberikan Mal Pelayanan Publik telah sesuai karena dari 50 responden yang
memberikan jawaban, hanya 3 orang (6 persen) orang yang menjawab
kurang sesuai dan lainya menjawab sesuai atau sangat sesuai (89 dan 8
persen) sehingga kesesuaian produk pelayanan telah dianggap sesuai.
6. Kompetensi Petugas
Tabel 12 Kompetensi Petugas
Valid Cumulative
No. Frequency Percent
Percent Percent
Kurang
1. 3 6% 6% 6%
Kompeten
2. Kompeten 45 90% 90% 96%
24
Sangat
3. 2 4% 4%
Kompeten
Total 50 100% 100% 100%
Sumber: Data Primer
7. Perilaku Petugas
Tabel 13 Perilaku Petugas
Valid Cumulative
No. Frequency Percent
Percent Percent
1. Sopan dan Ramah 36 72% 72% 72%
Sangat Sopan dan
2. 14 28% 28%
Sangat Ramah
Total 50 100% 100% 100%
Sumber: Data Primer
25
Perilaku diartikan sebagai aktivitas manusia yang timbul karena
adanya stimulasi dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun
tidak langsung (Notoatmodjo, 2007). Perilaku ini berhubungan dengan
perilaku petugas yang ada di MPP Purwokerto, bahwa mereka dituntut untuk
menunjukkan perilaku yang professional. Dari data 50 responden diatas
bahwa perilaku petugas 36 orang (72%) menunjukkan perilaku yang sopan
dan ramah dan 14 orang (28%) menunjukkan perilaku sangat sopan dan
sangat ramah. Kesimpulannya, bahwa menurut masyarakat perilaku petugas
dalam pelayanan di Mal Pelayanan Publik di Purwokerto menunjukkan
perilaku yang sopan dan ramah.
Valid Cumulative
No. Frequency Percent
Percent Percent
1. Cukup 10 20% 20% 20%
Valid Cumulative
No. Frequency Percent
Percent Percent
Ada Tetapi Tidak
1. 4 8% 8% 8%
Berfungsi
Berfungsi Kurang
2. 30 60% 60% 68%
Maksimal
3. Dikelola dengan Baik 16 32% 32%
Total 50 100% 100% 100%
Sumber: Data Primer
27
Penanganan pengaduan pengguna layanan tersebut, mayarakat
menyatakan mengetahui adanya fasilitasi pelayanan pengaduan umumnya
dengan memperhatikan sarana fisik yang tersedia di Mal Pelayanan Publik
tersebut yaitu dari 50 responden, 30 responden menyatakan bahwa
penanganan pengaduan pengguna layanan berfungsi kurang maksimal, 16
responden menyatakan penanganan pengaduan pengguna layanan dikelola
dengan baik, dan 4 responden menyatakan penanganan pengaduan pengguna
layanan ada tetapi tidak berfungsi. Keberadaan pengaduan pengguna layanan
di gedung mal pelayanan publik.
Berdasarkan pengalaman penanganan pengaduan pengguna layanan di
beberapa daerah di Indonesia terdapat variasi. Untuk dapat memperbaiki
sistem dan prosedur diperlukan komitmen yang tinggi dari pimpinan,
kemampuan tim penanganan keluhan, dan sarana komplain. Sistem dan
prosedur perlu dikembangkan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
1) Adanya keterlibatan dan komitmen yang kuat dari pimpinan pelayanan
dengan menetapkan sumber dan pelatihan staf pelayanan yang tepat.
2) Mengakui dan melindungi hak-hak pelayanan yang tepat.
3) Tersedianya sistem dan prosedur komplian yang terbuka, efektif dan
mudah diikuti masyarakat.
4) Memanfaatkan lembaga dari luar, misalnya ombudsmen, lembaga
konsumen, dll.
5) Terus menerus memonitor keluhan pelanggan agar organisasi bisa
memonitor mutu pelayanan
6) Mengaudit sistem dan prosedur yang telah ada untuk menilai keefektifan
tim.
7) Menginformasikan prosedur komplain kepada masyarakat (dan
meyakinkan kepada pelanggan bahwa yang disampaikan akan disambut
dengan baik dan diperhatikan untuk ditindak lanjuti.
28
10. Kemudahan Pelayanan Online
Tabel 16 Kemudahan Pelayanan Online
Valid Cumulative
No. Frequency Percent
Percent Percent
1. Tidak Mudah 1 2% 2% 2%
4. Sangat Mudah 3 6% 6%
Valid Cumulative
No. Frequency Percent
Percent Percent
1. Kurang Puas 4 8% 8% 8%
III. KESIMPULAN
Dari hasil pengolahan data SPSS diatas, dapat dikatakan bahwa sebagian
besar masyarakat yang kami wawancarai berpendapat bahawa pelayanan yang
diberikan oleh pegawai Mal Pelayanan Publik Kabupaten Banyumas terbilang
memuaskan. Persyaratan yang harus dibawa oleh pengguna layanan sesuai dengan
jenis layanan yang ingin diterima, diimbangi dengan prosedur yang mudah
dilakukan oleh pengguna layanan dan waktu yang diberikan saat memberikan
pelayanan cukup cepat. Ada beberapa orang yang menjawab pegawai kurang cepat
dalam memberikan pelayanan, mungkin hal ini didorong oleh beberapa faktor.
Contohnya, petugas yang melayani berbeda dan jenis layanan yang akan diterima
oleh masyarakat pun berbeda hal ini pasti dimungkinkan akan mempengaruhi
cepat lambatnya pemberian layanan. Persoalan mengenai kewajaran biaya banyak
yang berpendapat murah dan bahkan gratis.
Kepuasan atas layanan yang diberikan oleh pegawai di Mal Pelayanan
Publik Kabupaten Banyumas dipengaruhi juga oleh kesopanan dan
keramahtamahan mereka yang diberikan kepada masyarakan atau pengguna
layanan sebagai wujud hormat pelayan publik kepada publiknya sebagaimana
seharusnya. Didukung pula oleh kualitas sarana dan prasarana yang cukup
memadai meskipun masih ada yang harus dievaluasi, akan tetapi sejauh ini
30
masyarakat menilai apa yang telah di berikan oelh Mal Pelayanan Publik ini
adalah sangat nyaman. Di bagian depan gedung, ada ruangan khusus penanganan
pengaduan pengguna layanan akan tetapi sayangnya dalam hal ini masyarakat
menilai bahwa ruangan tersebut berfungsi kurang maksimal. Juga belum ada
website yang di khususkan untuk melayani pengaduan pengguna layanan dari Mal
Pelayanan Publik Kabupaten Banyumas ini. Akan tetapi, secara keseluruhan,
masyarakat atau pengguna layanan memperoleh kepuasan yang baik.
Hal tersebut menunjukkan bahwa MPP Kabupaten Banyumas menghadirkan
pelayanan kepada masyarakat dengan kualitas yang baik. Yang kemudian, dapat
memposisikan pemerintah sebagai representasi publik dengan membangun
institusi publik yang berintegrasi, responsif dan baik dalam pengelolaan kebijakan
publik.
IV. SARAN
Dari hasil penelitian yang lakukan, peneliti menyarankan:
1) Perlu adanya papan digital nomor antrian, hal tersebut untuk memudahkan
masyarakat pengguna Mal Pelayanan Publik mengetahui posisi dirinya dalan
pelayanan.
2) Perlu adanya tempat untuk khusus orang merokok (smoking area)
3) Pemanfaatan fasilitas kantin perlu dimaksimalkan, karena masyarakat dan
pegawai membutuhkan makanan maupun minuman yang merupakan kebutuhan
dasar manusia. Jadi, keberadaan kantin sangat dibutuhkan.
4) Keberadaan kamar mandi diluar tempat pelayanan menjadikan pegawai Mal
Pelayanan Publik harus keluar masuk ruangan, hal tersebut membuat sedikit
membuang waktu pekerjaan. Seharusnya kamar mandi juga disediakan didalam
ruangan.
5) Fasilitas yang paling dibutuhkan yaitu tempat Fotocopyan, karena keberadaan
tempat tersebut di Mal Pelayanan Publik belum ada. Masyarakat yang mau
31
memfotokopi dokumen yang dibutuhkan harus keluar area MPP dengan jarak ±
200m.
6) Fasilitas tempat parkir yang tersedia masih kurang luas. Kendaraan mobil dan
sepeda motor parkir didala satu area, tidak ada pemisah yang luas diantara
keduanya.
7) Keberadaan taman sudah dikelola dengan baik tetapi masih kurang rimbun
sehingga suasananya terasa tetap panas.
8) Petugas bersih-bersih atau office boy di Mal Pelayanan Publik tidak
mengenakan baju khusus seragam office boy. Sehingga membingungkan
masyarakat apakah orang tersebut pegawai MPP atau bukan.
9) Letak loket pengaduan yang ada di MPP adalah terletak disamping pintu
masuk, akan tetapi menurut peneliti letak loket pengaduan ini lebih baik
diletakan di dalam ruang pelayanan ataupun disamping pintu keluar.
10) Perlu ada jenis interaksi pelayanan online agar dapat lebih memudahkan
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan secara cepat jika dapat diakses
secara online.
11) Perlu adanya aturan antrian sehingga tetap terlihat rapi
12) Petugas bagian informasi harus siap siaga berada ditempat agar masyarakat
tidak kebingungan.
32
DAFTAR PUSTAKA
33
LAMPIRAN
34
letak loket pengaduan terletak disamping pintu masuk, kami menyarankan letak loket
pengaduan sebaiknya ditempatkan ditempat strategis.
Gambar 4 Kantin
Dapat dilihat Smoking Area disana hanya menyediakan tempat sampah saja
dan hal itu mengharuskan masyarakat yang merokok tetap berdiri dan tidak memiliki
lokasi khusus. Dari gambar 4, terlihat kantin yang masih kosong tidak ada penjual.
35
Gambar 5 Toilet di MPP Kab Banyumas
Dari gambar 5 tersebut dapat dilihat ada dua toilet umum yaitu toilet laki-laki
dan toilet perempuan berada diluar, masing-masing toilet sangat bersih akan tetapi
para pegawai didalam MPP diharuskan untuk keluar masuk ruangan. Lalu pada
gambar 6 terdapat area parkir yang kurang luas dan terkadang jika banyak
pengunjung motor diparkir kurang rapi.
36
Gambar 7 Taman di MPP Kab Banyumas
Dari gambar 7 diatas taman yang disediakan oleh MPP sudah rapi akan tetapi
untuk saran hendaknya menanam pohon yang agak rimbun agar lebih sejuk dan tidak
panas. Pada gambar 8 terlihat ada officeboy yang belum memakai seragam khusus
yang mana akan menyulitkan masyarakat untuk dapat membedakan mana masyarakat
biasa dan mana officeboy.
37
Gambar 9 Tempat
38
2) Dokumentasi terkait Fasilitas Mal Pelayanan Publik
Gambar 11 Toilet
Gambar 12 Wastafel
39
Gambar 13 WC di Mal Pelayanan Publik
40
Gambar 15 Fasilitas Difabel
41
Gambar 17 Tempat Laktasi
Gambar 18 Perpustakaan
42