Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN INTERNSHIP

RATIH
1710843007

Implementasi Peraturan Walikota Padang


Nomor 54 Tahun 2018 Tentang
Penyelenggaraan Mal Pelayanan Publik
01 Pendahuluan 02 Tinjauan Pustaka03 Metode Penelitian
Hasil dan Pembahasan
04

1.1 Latar Belakang


Masalah 3.1 Lokasi Internship
1.2 Identifikasi 3.2 Desain/Rancangan 4.1 Implementasi
Masalah 2.1 Kajian Pustaka Internship Peraturan Walikota
1.3 Pembatasan 2.2 Kerangka Berfikir 3.3 Objek Internship Padang Nomor 54
Masalah Teoritis 3.4 Metode Tahun 2018 Tentang
1.4 Rumusan Masalah Pengumpulan Data Penyelenggaraan Mal
1.5 Tujuan Intermship 3.5 Teknik Analisis Pelayanan Publik
1.6 Manfaat Internship Data
BAB
I

01 02 04 05 06
03

Keputusan Kota Padang Peraturan


Peraturan MPP Nomor 11 Waliko Padang
Peraturan Merupakan merupakan
Menteri PANRB Tahun 2018 Kota yang ke Nomor 54
Undang- tempat
Nomor 23 tentang 11 menerapkan Tahun 2018
undang Nomor terlaksananya
Tahun 2017 Penetapan MPP dari tentang
25 Tahun 2009 kegiatan
Tentang lokasi jumlah 18 MPP Penyelenggara
tentang penyelenggara
Penyelenggara penyelenggaran seluruh an Mal
Pelayanan an layanan
an Mal mal pelayanan Indonesia dan Pelayanan
Publik . publik baik jasa
Pelayanan publik Kota Pertama Publik
Publik pada suatu
tempat dalam yang
rangka menerapkan
menyediakan MPP di
pelayanan yang Sumatera Barat
cepat, mudah,
dan akuntabel
BAB
16 Instansi Atau OPD yang tergabung di dalam MPP I

Nomor Instansi/Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Menyetuji Nota Kesepahaman

1 Dinas Penanaman Modan dan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Ada

2 Dinas Kesehatan Tidak ada


3 Dinas Pekerjaan Pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Tidak Ada

4 Dinas Lingkungan Hidup Tidak Ada


5 Dinas Pertanian Tidak Ada
6 BPJS Ketenagakerjaan Ada
7 KPP Pratama Padang Tidak Ada
8 PT. Jasa Raharja Tidak Ada
9 Kementerian Agama Tidak Ada
10 BNN Sumbar Tidak Ada
11 PT. PLN Tidak Ada
12 Imigrasi Tidak Ada
13 Polresta Tidak Ada
14 Bank Nagari Tidak Ada
15 Bank BNI Tidak Ada
16 BPJS KESEHATAN Tidak Ada
BAB
Fenomena Empiris dan Teoritis I
1. Hanya 4 Instansi/OPD yang buka atau aktif sampai tahun 2020 dari 16 buah
instansi/OPD yang seharusnya tersedia di MPP
2. Belum menggunakan Sistem Online Single Submission (OSS)
3. Adanya 2 instansi/OPD yang menyetujui Nota kesepahaman dari 16 buah
instansi/OPD yang tersedia
4. Kurangnya jumlah pegawai yang tersedia sehingga adanya tumpang tindih
wewenang atau pekerjaan
5. Kurangnya jumlah fasilitas yang tersedia
6. Kurangnya pehamanan implementor terhadap peraturan yang berlaku
7. Kurangnya pegawasan oleh DPMPTSP sebagai leading sector
8. Adanya kerjasama DPMPTSP dengan Dinas Perdagangan dalam
penyediaan gedung
BAB
I
Urgensi Penelitian
Pelaksanaan MPP di Kota Padang,
terhitung dari bulan desember 2018
sampai tahun 2020 saat ini, peneliti
berasumsi masih terdapat beberapa
permasalahan dalam pelaksanaan
Peraturan Walikota Padang Nomor 54
Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan
Mal Pelayanan Publik, terlihat dari
jumlah layanan yang diberikan, sistem
pelayanan perizinan yang belum
terintegrasi menjadi satu, serta para
stakeholder yang tidak paham mengenai
tupoksi dan komunikasi antar instansi
tidak berjalan dengan baik dan kondisi
lingkungan ekonomi, sosial dan politik
yang mempengaruhi. Padahal MPP
merupakan salah satu Kota Percontohan
dalam penerapan MPP di Sumatera
Barat, untuk itu peneliti tertarik meneliti
untuk melihat bagaimana implementasi
perwako yang berlaku.
BAB
I

Identifikasi Masalah
1. Dari jumlah 16
instnasi yang
seharusnya tersedia,
hanya terdapat 4 Pembatasan Masalah
instansi yang aktif
2. Sistem yang Terdapat beberapa
doigunakan pada fenomena yang ingin
pelaksanaan MPP diteliti
belum terintegrasi
menjadi satu
BAB
I

Rumusan Masalah
Tujuan Internship
Bagaimanakah Untuk menguji kesiapan
Implementasi mahasiswa dunia kerja,
Peraturan Walikota industri, dan usaha
Padang Nomor 54 dengan melatih
Tahun 2018 Tentang penguasaan
Penyelenggaraan Mal ketrampilan konseptual,
Pelayanan Publik? teknikal, dan personal
1. Mahasiswa mampu BAB
menjelaskan proses yang Manfaat Keterampilan Teknis I
ada di tempat magang kerja 1. Mahasiswa mampu
secara komphrehensif mempersiapkan hal-hal teknis
2. Mahasiswa mampu yang diperlukan untuk
mengidentifikasi atau melaksanakan suatu aktivitas
menunjukkan faktor-faktor kerja sesuai dengan kondisi
yang menentukan temoat magang kerja
keberhasilan usaha tempat 2. Mahaisswa mampu
magang menjelaskan atau
3. Mahasiswa mampu melaksanakan aktivitas-
menyusun rencana aksi aktivitas operasi kerja sesuai
untuk menyelesaikan dengan kondisi tempat magang
problem-problem yang kerja
teridentifikasi di tempat 3. Mahasiswa mampu menyusun
magang kerja dengan laporan kerja di setiap aktivitas
menerapkan kemampuan kerja yang telah dijalankan
berfikir kritis, sistematis,
dan logis
BAB
II
Teori
Implementasi
Van Meter
Van Horn
BAB

Kerangka Berfikir Teoritis II


Pendekatan Teknik Teknik BAB
dan desain Pengumpulan Pemilihan III
penelitian Data Informan
1. Wawancara Teknik Purposive
Penelitian Deksriptif- 2. Dokumentasi Sampling
Kuliatatif 3. Observasi

Lokasi Proses
Penelitian Penelitian
Lokasinya yaitu di 1. Perumusan
Dinas Penanaman 2. Observasi awal
Modal dan Pelayanan 3. Melakukan Studi
Terpadu Satu Pintu literatur terkait
yiatu terletak permasalahan
4. Wawancara
5. Analisis data
Unit Analisis Teknik
Analisis Data Teknik
Keabsahan Data
Kelompok atau 1. Mengumpulkan
organisasi data pokok Triangulasi sumber data
2. Pengelompokkan
data
3. Menarik
kesimpulan
5.1 Standar dan Tujuan Kebijakan BAB
IV

5.1.1 Kejelasan
Ukuran dan tujuan kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat
diimplementasikan. Dalam melaksanakan kebijakan, implementor harus
berpedoman kepada isi dan tujuan kebijakan yang termuat di dalam peraturan
tersebut.
• Yang menjadi standar dari kebijakan yaitu peraturan wali kota padang nomor
54 tahun 2018 tentang penyelenggaraan mal pelayanan publik
•Tujuan dari Mal Pelayanan Publik menurut Pasal 2 :
a. Mengintegrasikan berbagai layanan baik instansi pusat dan daerah dalam
satu lokasi atau gedung yang sama
b. Menyederhanakan persyaratan, prosedur, dan sistem
c. Memberikan kemudahan kepada pengguna dalam memproses layanan pada
satu lokasi gedung yang sama
d. Meningkatkan komitmen, kerja sama dan sinergi antara penyelenggara
layanan.
e. Mendorong peningkatan investasi
BAB
IV

• Temuan yang ditemukan terkait kejelasan


Tidak semua implemetor dalam penyelenggaraan mal pelayanan publik
memiliki pemahaman yang sama terhadap tujuan kebijakan pada pasal 2,
ditandai dengan wawancara yang peneliti lakukan sebagai berikut:

“Tidak semua impelmentor satu pemahaman, karena tujuan mpp kan memudahkan pelayanan, akan tetapi
instanasi yang tidak hadir di mpp, beranggapan bahwa dengan datangnya ke mpp menambah pekerjaan
masing-masing intansi karena harus menugaskankan pegawai mereka di tempat yang lain” (wawancara
dengan kepala DPMPTSP pada 6 november 2020 )
BAB
IV
Selain standar dan sasaran pelaksanaan program, hal lain yang harus menjadi
5.1.2 Keadilan
perhatian adalah keadilan dalam melaksanakan peraturan. Keadilan merupakan
syarat yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan suatu peraturan agar
peraturan berjalan dengan baik. Jalannya keadilan dalam pelaksanaan suatu
program mempengaruhi pelaksanaan program secara umum serta juga akan
berpengaruh terhadap citra OPD yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan.
Keadilan yang menjadi perhatian peneliti dalam penelitian ini adalah keadilan
pada sisi implementor dalam melaksanakan mal pelayanan publik. Implementor
disini yiatu DPMPTSP sebagai leading sector pelaksanaan MPP serta 15
instansi lain yaitu Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Pengurusan Izin
Mendirikan Bangunan (IMB), Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian, BJPS
Ketenagakerjaan, KPP Pratama Padang, PT. Jasa Rahaja, Kementerian Agama,
BNN Sumbar, PT. PLN, Imigrasi, Polresta, Bank Nagari, Bank BNI, dan BPJS
Ketenagakerjaan.
BAB
IV

Temuan yang ditemukan terkait keadilan :


Keadilan disini terkait dengan keadilan setiap implementor untuk melakukan
pelayanan. Setiap implementor diberikan keadilan dalam melakukan pelayanan,
ditandai dengan diundangnya seluruh instansi untuk menghadiri MPP, serta
diberikan hak kepada setiap instanasi untuk membuat masing-masing SOP.
BAB
5.2 Sumber Daya IV

5.2.1 Sumber Daya


Manusia
Manusia merupakan sumber daya yang terpenting dalam menentukan sumber
keberhasilan dari proses implementasi kebijakan. Karena tahap-tahap dari
proses implementasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas
sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan
secara politik. Akan tetapi, apabila kompetensi dan kapabilitas dari sumber-
sumber daya itu tidak berkualitas, maka akan menyebabkan kinerja kebijakan
publik sangat sulit untuk diimplementasikan.

Dalam penelitian ini yang merupakan sumber daya manusia adalah pegawai
yang bertugas pada MPP Kota Padang yang berasal dari 11 instansi dan 5 OPD
yang telah diberi tugas
BAB
Temuan yang ditemukan terkait Sumber Daya Manusia : IV
• Dari segi Leadoing Sector yaitu Dinas Penanaman Modal dan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP)
NAMA A. NIM
Bidang ADM Perizinan dan Pengaduan
Spero Meilyora, S.Sos, 19700529 199101 1 002 Kabid Administrasi IV/a
M.Si Perizinan dan pengaduan
Rezkia Fauzi, SE, MM 19710101 200701 1 028 Kasi pengaduan III/d
Arwil Kartini, S.Pt 19760421 200701 2 008 Kasi Administrasi Periizinan III/c
Henry Chandra, SE 19740630 200604 1 003 Pengelola Pengaduan III/d
Publik
Erfinis Rivai, SE 19730801 200901 2 003 Analisis Pelayanan III/b
Emilizola, SE 19770617 201101 2 002 Analisis Hasil Pengawasan III/b
dan Pengaduan
Afrida Yenti 19720607199403 2 004 Pengolahan Data III/A
Dwi Kristin Syahrial 19831128 200701 2 002 Pengolahan Data II/d
Atika Sulti, S.Kom - Petugas IMB
Cyhnti Fitri Monita - Petugas Hasil
Mia Devina Aryadu, SKM - Verifikator Manual
Yulida Mirna, S.Pd - Verifikator
Yusrika, S.Si - Verifikator
BAB
IV

B. Bidang Data dan Teknologi Informasi

NAMA NIM
Elfi Herawati, S.Kom, 19710305 199903 2 Kabid data dan IV/a
ME 004 Teknologi Informasi
Buerdefira, S.Kom, 19760209 200312 1 Kasi Teknologi IV/a
M.CIO 001 Informasi
Sri Hastuti, S.Kom, 19770505 200604 2 Kasi Data, evaluasi, III/d
M.I.Kom 024 dan Pelaporam
Refri Desmi, S.Sos 19631212 200701 2 Pengelah Data III/b
003
Ir. Zairita Mala 19650311 200701 2 Analisis Monitoring III/d
005 Evaluasi dan
Pelaporam
M. Irsyad Avucenna, 19941224 201902 1 Pranata Komputer II/c
A.Md.T 001
BAB
IV

C. Bidang promosi dab pengawasan penanman modal

NAMA NIM
Syuhadi,S.Kom, 197120321 100701 1 KabidPromosi dan IV/a
M.Kom 003 Pengawasan
Chandriyani K., 19651104 199111 2 Kasi Pengawasan IV/a
SH.MH 001 PM
Azri Satya, S.IP 19780711 201101 1 Kasi Promosi III/c
001
Hafniwarti, SH 19660421 200901 2 Pengawasan PM III/c
001
Esi Hariati, A.Md - Pengadministrasian
Umum
• Dari segi 14 instansi yang bekerjasama dengan DPMPTSP dalam penyelenggaraan BAB
MPPdi Kota Padang IV
Dari tahun 2018-2020 hanya terdapat beberapa instansi yang tersedia:
1.DPMPTSP
2. Samsat (BNI, POLRESTA, Jasaraharja
3. Dinas PUPR
4. Dinas Kesehatan

Hal ini diakibtkan oleh beberapa faktor yaitu kekurangan sumber daya manusia.
Berdasarkan Wwancara berikut:
“Sampai saat ini dinas yang aktif hanya terdiri dari 4 instansi yaitu DPMPTSP, Dinas
Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, dan terkadang ada polresta yang buka, itupun
pegawainya sekali-sekali apabila ada jam kosong di kantor utama, seperti bank juga
sekali dalam seminggu buka, soalnya di MPP ini kurang efektif karena layanan
yang diberikan hanya sebatas informasi saja sedangkan informasi sudah bisa
diakses pada web masing-masing instansi, jadi selain dari 4 instansidiatas, para
pegawainya lebih efektif berada pada kantor masing-masing. Hal ini juga
disebabkan dari SDA dan SDM yang kurang”. (Wawancara dengan Arwil Kartini,
BAB
IV
5.2.2 Sumber Daya
Finansial
Sumberdaya finansial di peneltian ini yaitu ketersediaan anggaran yang mencukupi untuk
melaksanakan perwako Nomor 54 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Mal Pelayanan
Publik di Kota Padang yang berasal dari APBD (Anggaran Perencanaan Belanja Daerah).
Selain anggaran, sumberdaya finansial juga berkaitan dengan sarana dan prasarana yang
tersedia sehingga akan mempengaruhi keberhasilan kebijakan MPP Kota Padang.

•Temuan terakait sumber daya finansial:


1. Untuk fasilitas yang tersedia masih tidak memadai, dikarenakan kurangnya server yang
tersedia misalnya, contohnya saja seperti mitigasi memerlukan server khusus, akan
tetapi karna fasilitas tidak memadai maka tidka bisa bukak di mpp, begitu juga dengan
bank nagari tidak bisa buka dikarenakan kekurangan ruangan. (wawancara dengan kasi
perizinan)
2. Untuk fasilitas yang tersedia seperti gedung disediakan oleh dinas perdagangan
berdasarkan sk nomor 432 tahun 2018, telah ada anggaran untuk oss (wawancara
dengan kabid adm dan perizinan.
BAB
IV

5.3 Karateristik Organisasi Pelaksana


5.3. 1 Struktur
Organisasi

Struktur organisasi berpengaruh kepada berapa jumlah struktur serta bagaimana


tupoksi dari masing-masing struktur yang juga dipengaruhi oleh rentang
kendali di dalam birokrasi pelaksana kebijakan. Karena jika rentang kendali
yang terdapat dalam struktur organisasi terlalu panjang, maka akan
menyebabkan lambannya respon para aktor pelaksana kebijakan.
BAB
IV

Temuan Terkait Struktur Birokrasi


1. Tidak terdapat struktur, dan terdapat sop masing-masing
instansi.
. 2. Untuk struktur di organisasi di MPP tidak memiliki
struktur, akan tetapi MPP sebagai penanggungjawab
disini. (wawancara degan kasi administrasi dan perizinan)
3. Dpmptsp merupakan leading sector atau
penanggungjawab pada pelaksanaan mpp sebagaimana
sesuai dengan peraturan yang berlaku, disini berarti
bahwa dpmptso sebagai pengelolanya. (wawancara
dengan kepala DPMPTSP)
BAB
IV
5.3. 2 Norma-Norma

Norma-norma mencakup kepada nilai-nilai yang


terkandung di dalam organisasi para agen pelaksana seperti
aturan-aturan yang mengikat para agen pelaksana sehingga
dapat menegakkan kedisiplinan di dalam sebuah organisasi.
Pada penelitian yang akan peneliti kaji, peneliti akan
melihat bagaimana nilai-nilai yang terdapat di dalam
pelaksanaan kebijakan MPP Kota padang, seperti
kedisiplinan, ketegasan, dan nilai-nilai lainnya.
BAB
IV
Temuan Terkait
Norma-norma :
Terdapat maklumat
pelayanan di MPP
sebagai bentuk
adanya norma-
norma yang
melandasi semua
pegawai disini
untuk bertindak
BAB
IV
5.3. 3 Pola Hubungan
dalam irokrasi

Pola hubungan dalam birokrasi meliputi hubungan kerja antara instansi yang
satu dengan instansi lain dalam struktur yang sama. Pada penelitian yang akan
peneliti lakukan, peneliti ingin melihat bagaimana pola kepemimpinan dan pola
hubungan kerja yang terjadi di dalam Mal Pelayanan Publik di Kota Padang.
Untuk melihat bagaimana pola kepemimpinan dan pola hubungan kerja yang
terjadi, maka dapat dilihat dari pola komunikasi antara satu instansi dengan
instansi lain dalam satu gedung yang sama.
BAB
IV

Temuan Terkait pola-pola hubungan organisasi:

Pola-pola hubungan yeng terjalin berhubungan dengan komunikasi yang semua


pegawai bangun dalam melaksanakan pelayanan di MPP ini, kan disini terdiri
dari lebih instansi serta untuk melaksanakan pelayanan prizinan juga
melibatkan survey, oleh karena itu kami membangun sikap yg baik agar
tercapainya pelayanan yang masimal.
BAB
IV

5.4 Komunikasi Antar Orgamisasi dan Aktivitas Pelaksana

Komunikasi dan
Koordinasi

Pada penelitian yang akan peneliti lakukan, komunikasi yang baik dapat dilihat
dari pola komunikasi yang dilakukan oleh para implementor yaitu antar satu
instansi dengan instansi yang lain dalam satu tujuan yang sama sesuai dengan
Peraturan Walikota Padang Nomor 54 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan
Mal Pelayanan Publik Kota Padang. Selain dari komunikasi, pada penelitian ini
peneliti juga ingin melihat pola koordinasi para implementor yaitu organisasi
perangkat daerah maupun instansi yang tergabung di dalam MPP Kota Padang.
Temuan Terkait Komunikasi dan Koordinasi BAB
IV

1. Mengadakan pertemuan sebelum diresmikannya MPP. Jadi seluruh instansi


yang tergabung di dalam MPP yang berjumlah 16 instansi di tanyakan
ketersediaannya bergabung di MPP dan pada saat itu semua instansi bersedia
untuk bergabung di MPP dengan mengadakan rapat
Dilakukan evaluasi terhadap para instasi yang tidak hadir dan dikirimkan surat
untuk permintaan kembali untuk datang ke MPP.
Untuk cari tempat dilakukan koordinasi dengan pemko dan sekda.
2. Mengadakan pertemuan sebelum diresmikannya MPP. Jadi seluruh instansi
yang tergabung di dalam MPP yang berjumlah 16 instansi di tanyakan
ketersediaannya bergabung di MPP dan pada saat itu semua instansi bersedia
untuk bergabung di MPP dengan mengadakan rapat
3. Melakukan evaluasi terhadap para instasi yang tidak hadir dan dikirimkan
surat untuk permintaan kembali untuk datang ke MPP.
Untuk cari tempat dilakukan koordinasi dengan pemko dan sekda.
(Berdasarkan wawancara dengan kepala DPMPTSP Kota Padang)
BAB
IV

5.5 Sikap ataukecendrungan para pelaksana

Sikap penerimaan atau penolakan dari aktor pelaksana akan sangat banyak
mempengaruhi keberhasilan atau tidak kinerjanya implementasi kebijakan. Hal
ini dapat terjadi dikarenakan kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil
formula warga setempat yang mengenal bentuk persoalan dan permasalahan
yang dirasakan. Tetapi implementasi kebijakan yang akan diterapkan disini,
berkaitan dengan kebijakan dari atas (top down) yang sangat mungkin para
pengambil keputusannya tidak pernah mengetahui atau bahkan tidak pernah
menyentuh kebutuhan terkait implementasi kebijakan yang dilaksanakan.
BAB
5.5.1 Respon I
Implementor teradap
kebijakan Berdasarkan wawancara dengan
Berdasarkan wawancara
kabid:
dengan kasi administrasi :
, seharusnya diperaturan tersebut
Tidak semua implementor
buka dpmptsp sebagai
memahami perdwako tersebut,
penanggungjawabnya,
menurut wawancara hanya
dikarenakan ini langsung dari
dipahami oleh ketua bidang dan
pemeruntah kota, dan seperti
ketua seksi saja, dan teknis
mpp di kota lain, dpmptsp itu
tidak mengetahui mengenai
juga bagian dari dpmptsp, jadi
peraturan tersebut, karena
seharusnya langsung dari
menurut ibu kasi, hal tersebut
pemda yang memberikan surat
tidak penting diketahui oleh
perintah ke dinas untuk
staf lain, cukup yang
bergabung ke mpp, karna jika
mengetahui kadis dan kasi saja.
dari dpmptsp, kurang kuat
Mengikuti kebijakan yang
untuk menyuruh instansi lain
5.5.2 Pemahaman dan
BAB
kemampuan
IV
implementor dalam
mengimplementasikan
kebijakan

1. Tidak semua instansi paham dan satu juan menganai maksud didirkannya
mpp. (berdasarkan wawancara kabid perizinan dan pengaduan
BAB
IV

5.6 Kondisi sosial, ekonomi, dan politik

Variabel terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja implementasi


kebijakan dalam perspektif yang ditawarkan oleh Van Meter&Van Horn yakni
sejauhmana lingkungan eksternal dapat mendorong keberhasilan kebijakan
publik yang telah ditetapkan. Dimana lingkungan eksternal yang dimaksud oleh
Van Meter&Van horn yaitu kondisi lingkungan ekonomi, sosial, dan politik.
Apabila terdapat lingkungan yang tidak kondusif akan mengakibatkan
permasalahan dari timbulnya kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Oleh
sebab itu, variabel kebijakan lingkungan ekonomi, sosial, dan politik sangat
harus diperhatikan guna keberhasilan implementasi kebijakan
BAB
I
Temuan Hasil terkait
sosial, ekonomi, politik

Merupakan salah satu misi walikota dalam mewujudkan padang


dari segi perizinan berusaha yang angkat meningkatkan
pendapatan dan membuka lapangan pekerjaan dan juga
percepatan perekonomian
Kesimpulan
Penyelenggaraan Mal pelayanan Publik di Kota padang sesuai
dengan peraturan wali kota padang nomor 54 tahun 2018 belum
berjalan dengan maksimal, dikarenakan beberapa faktor serta
komitmen dari masing-masing instansi yang belum berjalan
dengan tujuan diadakannya MPP yaitu untuk mempermudah
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan.
BAB
IV
BAB
IV
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai