TujuanIntruksional
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu
menerjemahkan teori kebijakan publik tentang konsep pokok,
metode analisis kebijakan publik , serta peran informasi dalam
pembuatan kebijakan publik dan mengaplikasikannya dengan
tepat yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat
Daftar Pustaka
Anderson,James E (1969) , Public Policy
Making, New York : Holt Rinehart and Winston
Dunn, William, N (1981), Public Policy Analisis : An
Introduction, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hail
Dye, Thomas R. (1978), Understanding Public Policy,
New
Yersey, Prentice Hall.
Easton, David, (1965), A System Analysis of Political
Life, New York : Wiley
Edwards III, George C (1980), Implementing Public
Policy, Washington D.C: Congressional Quarterly Inc.
Jones, Charles O, (1984), An Introduction to
the Study of Public Policy, Third Edition,
(Monterey : Books/Cole Publising, Conpany.
Ripley, Randall B. Dan Grace Franklin,(1982),
Bureaucracy and Policy Implementation,
(Homewood, Illinois The Dorsey Press,
Mazmanian, Daniel, and Paul A. Sabatier
((1981), Effective Policy Implementatian,
Lexington Mass DC:Heath
Van Meter, D.S, and C.E Horn (1978), The
Policy Implementation Process : A Conceptual
Framwork, Aministration and Society
I. Pengertian Kebijakan, Kebijakan
Publik dan Alasan Mempelajari
Kebijakan
“Policy” adaPublik
yg menerjemahkan “Kebijakan” (Samodra Wibawa,
1994, Muhajir Darwin,1998) ada juga “Kebijaksanaan” (Islamy,
2001, Abdul Wahab,1990), dlm materi ini diterjemahkan menjadi
“Kebijakan” yaitu :
sebagai suatu progam pencapaian tujuan, nilai-nilai dan
tindakan-tindakan yang teratur (Laswel dan Kaplan ,1979)
Serangkaian tindakan yg mempunyai tujuan tertentu yg diikuti
dan dilaksaanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku
guna memecahkan suatu masalah tertentu (Anderson, 1979)
Serangkaian tindakan yg dipilih yg mempunyai arti penting
dalam mempengaruhi sejumlah besar orang (Mac Rae dan Wilde,
1979)
Kebijakan Publik (Public Policy)
THOMAS R. DYE:
“Public Policy is whatever to government choose to do or not
to do” (Kebijakan publik adalah apapun pilihan pemerintah
utk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu)
JAMES E. ANDERSON:
“Public Policies are those policies developed by
governmental bodies and officials” (Kebijakan Publik adalah
kebijakan-kebijakan yg dikembangkan oleh badan-badan dan
pejabat-pejabat pemerintah)
DAVID EASTON:
“Public Policy is the authoritative allocation of values for the
whole society” (Kebijakan publik adalah pengalokasian nilai-
nilai secara sah kepada seluruh anggota masyarakat )
Perlunya mempelajari Kebijakan Publik
Anderson dan Dye memberikan alasan sbb :
Alasan ilmiah (scientific reason) dgn maksud utk
memperoleh pengetahuan yg lebih mendalam
hakekat dan asal mula kebijakan publik.
Alasan profesional (professional reason)
dimaksudkan utk menerapkan pengetahuan
ilmiah di bidang kebijakan publik guna
memecahkan masalah sosial sehari-hari
Alasan politik (political reason) pada dasarnya
agar pemerintah dapat menempuh kebijakan
yang tepat guna mencapai tujuan yg tepat pula.
Gbr. Kebijakan Publik dilihat sbg variabel bebas dan variabel terikat (Dye,1978 )
E F
C
Kekuatan dan
D Kebijakan Publik
Kondisi Lingkungan
Analisis Pemerintah/
Kebijakan Adm. Publik
Verifikasi dan
Akuntabilisasi
MAINSTREAM
PUBLIC POLICY
?
ALIRAN
ANGLO SAXON
(AMERIKA)
TERMINOLOGI
Policy = kebijakan,
Public Policy = kebijakan publik,
Public = bukan negara, tapi domain state,
society, dan private (governance)
Public = aliran anglo saxon Amerika
State, Government = aliran kontinental (eropa,
Belanda, Inggris), tata negara, tata pemerintah,
tata negara, tertib administrasi
Menggunakan istilah Kebijaksanaan
Untuk mewadahi serangkaian aturan yg
sudah ditetapkan dlm reformasi birokrasi
dan kewenangan diskresi dlm
penyelenggaraan pemerintahan
Untuk mengatasi masalah yg muncul ketika
peraturannya tidak mengatur, tidak
lengkap, multi tafsir atau terjadi stagnasi
dalam pelayanan
Ketika kebijakan sudah ditetapkan, dalam
implementasinya lebih tepat menggunakan
istilah kebijaksanaan (Ermaya Suradinata,
2017)
II. Sistem, Jenis dan Tingkat Kebijakan
Publik
Sitem Kebijakan Publik
Adalah keseluruhan pola kelembagaan dalam
pembuatan kebijakan publik yang melibatkan hubungan
di antara 4 elemen yaitu masalah kebijakan publik,
pembuatan kebijakan publik, kebijakan publik dan
dampaknya terhadap kelompok sasaran (Bintoro
FEEDBACK
ENVIRONMENT
Gbr. Sistem Kebijakan Publik yg terdiri empat elemen (Bintoro Tjokroamidjojo dan Mustopadidjadja,1988)
Keterangan :
Input (Masukan): Masalah Kebijakan Publik, timbul
karena faktor lingkungan kebijakan publik yaitu
keadaan yang melatar belakangi atau peristiwa yang
menyebabkan timbulnya masalah kebijakan publik
Process (proses): Pembuatan Kebijakan Publik, bersifat
politis, dalam proses tersebut
berbagai kelompok kepentingan yang berbeda-beda
bahkan ada yang saling bertentangan.
Output (keluaran) : Kebijakan Publik, serangkaian
tindakan yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah
atau mencapai tujuan tertentu
Impacts (dampak): yaitu dampaknya terhadap kelompok
sasaran (target groups)
Sistem dilihat secara fungsional
(Sadu Wasistiono,2013) meliputi :
FEEDBACK
FEEDFORWAD
Boundary of ENVIRONMENT
system
JENIS-JENIS
KEBIJAKAN PUBLIK: (James A.
Anderson, 1970) )
Lingkup Nasional
o Kebijakan Nasional: Kebijakan negara yang
bersifat fundamental dan strategis dalam
pencapaian tujuan nasional. Yang berwenang:
MPR, Presiden, DPR
o Kebijakan Umum: Kebijakan Presiden sebagai
pelaksanan UUD, TAP MPR, UU, untuk mencapai
tujuan nasional. Yang berwenang: Presiden
o Kebijakan Pelaksanaan: merupakan penjabaran
dari kebijakan umum sebagai strategi pelaksanaan
tugas di bidang tertentu. Yang berwenang:
Menteri/setingkat menteri dan pimpinan LPND
Lingkup Daerah
Kebijakan Umum: Kebijakan Pemda sebagai pelaksanaan
azas desentralisasi dalam rangka mengatur urusan RT
Daerah. Yang berwenang: Gubernur dan DPRD Provinsi
untuk Daerah Provinsi dann Bupati/Walikota untuk Daerah
Kab./Kota.
Kebijakan Pelaksanaan, ada tiga macam
Desentralisasi: realisasi pelaksanaan PERDA
Dekonsentrasi: pelaksanaan nasional di Daerah
oleh Pemda.
TAHAP-TAHAP PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK
ada berbagai pendapat ahli
mengenai tahapan-tahapan
dari kebijakan publik, antara
lain:
1. Ripley
HASIL
PENYUSUN AGENDA AGENDA PEMERINTAH
DIIKUTI
FORMULASI &
LEGITIMASI KEBIJAKAN HASIL
KEBIJAKAN
DIPERLUKAN
IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN HASIL
TINDAKAN KEBIJAKAN
EVALUASI TERHADAP DIPERLUKAN
IMPLEMENTASI, MENGARAH KE
KINERJA & DAMPAK
KEBIJAKAN KINERJA & DAMPAK
KEBIJAKAN
KEBIJAKAN BARU
TAHAPAN KEBIJAKAN PUBLIK
(RIPLEY)
2. WILLIAM N.DUNN
1.KebijakanRegulatif:
jenis ini adalah kebijakan yang berupa pembatasan atau
pelarangan terhadap perilaku individu atau kelompok
dengan tujuan agar individu atau kelompok tidak melakukan
suatu tindakan yang tak diperbolehkan (contoh: uu
anti monopoli, uu pornografi, uu perkawinan, kebijakan
pemakaian helm bagi pengendara sepeda motor,
dll).Termasuk dalam hal ini adalah berbagai ketentuan yang
menyangkut keselamatan umum ( seperti:
kebijakan tentang pengawasan obat dan makanan) dan
kepentingan umum (seperti berbagai perizinan dalam
menggunakan hal-hal yang menyangkut hajat hidup orang
banyak, contoh: izin galian “c”, imb, dll)
2. Kebijakan distributif:
Jenis ini adalah kebijakan-kebijakan yang
terkait dengan penggunaan anggaran publik
(APBN/APBD) untuk memberikan manfaat
langsung kepada masyarakat atau segmen
masyarakat tertentu.
LITERATUR
LEVEL 5 TESIS/DISERTASI
Kesenjangan Penelitian
(Research Gap)
Kesenjangan Teori
(Theory Gap)
TATANAN KONSEPTUAL YANG
BAIK, TETAPI BELUM ADA MASALAH
PEMBUKTIAN EMPIRIK
1. Model Kingdon
Kingdon (1984) menyatakan bahwa kebijakan
adalah produk dari konvergensi tiga aliran proses yg
mengalir melalui sistem politik meliputi :
a. Aliran masalah (problem stream) : suatu keadaan
yg terjadi dlm masy.Kehidupan masy dipenuhi oleh
pelbagai isu dan peristiwa, sebagian peristiwa nyata
dirasakan sebagai masalah, sebagian mengendap,
tertutup oleh peristiwa yg dianggap penting dan
sebagian lainnya bersifat potensial utk berkembang
menjadi masalah.
b. Aliran Politik (political stream : aliran ini mencakup :
1) Suasana nasional (national mood) terdiri atas opini publik dan
iklim opini
2) Kekuatan politik terorganisir : terdiri atas partai politik, politik
legislatif, kelompok penekan.
3) Pemerintah berkaitan dgn perubahan dlm personil dan yurisdiksi,
4) Pembangunan konsensus, terdiri atas proses tawar menawar
(bergaining) pengelompokan perihal (bandwagons), dan pemberian
uang jasa (tipping)
c.Aliran Kebijakan (policy stream) :
- Aliran masalah dan aliran politik akan sampai pada suatu kondisi
yang disebut jendela kebijakan (policy window)
- Terdapat belbagai usulan kebijkn, terjadi dinamika interaks,i
ide-ide mengambang berhadapan satu sama lain dan berkombinasi.
- Ide yang akan muncul sebagai agenda yg akan diterima hrs
memenuhi beberapa kriteria yakni layak secara teknis, setara dgn nialai
nilai dominan komunitas dan mampu mengantisipasi
kendala masa depan
2. Model Cobb dan Elder
Apabila suatu masalah telah memperoleh perhatian serius para pembuat
kebijakan, maka ia berstatus sbg agenda institusional
Proses perluasan dan kontrol agenda mencakup 5 aspek yaitu : Kreasi Isu,
Penekanan oleh Media Massa, perluasan pada publik yg lebih luas, Pola Akses
dan Agenda Pengambilan Kepuutusan
Karakteristi
Inisiato k Isu
r Agenda
Kreasi Perluasan Pengambi
Penekanan pada Pola
isu l
Media Masa publik yg Akses Keputusa
lebih luas n
Sarana
Pemanfaata
Pemicu
n Simbol
Definisi ::
Nilai Budaya
Dukungan kelompok
kepentingan
Informasi ilmiah
Nasihat profesional
Pemicu :
Indikator Agenda
Krisis/ Sistemik
bencana Institusional
Feedback
Diskusi Isu-isu strategis
1. Isu ideologi dan politik dunia
Berakhirnya pandangan bipolar (dua kutub) antara
barat dan timur , kalahnya ideologi sosialisme
Berkembangnya konsep jalan tengah (Amthoni
Giddens) China menjadi negara raksasa baru
mengawinkan ideologi antara sosialisme dgn
kapitalisme dlm bentuk ideologi market socialism
Demokrasi gelombang ketiga, dan konflik peradaban
(Samuel P.Huntington) mengingatkan akan dan
sedang terjadi pertempuran ideologi utk merebutkan
hegemoni dunia antara kapitalisme dengan Islam
sebagai ideologi (bukunya “The clash of civilization
and remaking of word order”)
2. Ideologi Pancasila dapat dikatagorikan ideologi
jalan tengah.
- Diskusikan agar Ideologi Pancasila mampu sebagai
ideologi berbangsa dan bernegara dan dapat
mengantisipasi secara cerdas agar Indonesia tidak
menjadi Timur tengah jilid 2
3. Isu ekonomi global yang berpengaruh terhadap
kebijakan perekonomian indonesia.
-“Rent-seeking government” birokrasi negara
dikooptasi oleh pemodal besar, baik secara langsung
melalui para birokrat yg menjalankan
pemerintahan maupun melalui tangan-tangan legislator
dlm bentuk pembuatan kebijakan publik
(Diskusikan kasus pemburu rente “Papa minta
saham”)
4. Isu sosial budaya global, mengilhami banyak daerah otonom
yang mulai membangkitkan kembali kearifan lokal (local wisdom)
“Think localy, Act Globally” dan “Think globally, Act Locally” (Nasibitt
bukunya Global Paradox)
5. Isu Agama, dijadikan model pemerintahan yang berdasarkan Syariat
Islam spt yg dijalankan di Prov NAD dicoba akan diikuti beberapa Prov
lainnya spt Sulsel, Banten, Sumbar, Kalsel dan beberapa Kab/Kota di
Jabar spt Tasikmalaya dan Cianjur, namun ditolak krn pemerintah pusat
berpandangan agama urusan mutlak pemerintah pusat kecuali Prov NAD
karena adanya perjan jian Helsinki
5. Isu Pertahanan dan keamanan,
- Bila akan mengembangkan perdamaian, perlu diperlihatkan
kekuatan pertahanan, agar tawaran yg diajukan diperhitungkan
- Pengelolaan urusan keamanan masih diperdebatkan antara
ditangani terpisah “Fragmented system of policing” seperti di
Belgia, Canada, Belanda,Switzerland & US, atau “
Centralized system of policing” seperti di Prancis, Italia,
Firlandia, Israel, Thailand, Irlandia Denmark, Swedia.
6.Isu Organisasi/Pemerintahan Bayangan
Dalamkonteks pem dikenal orgs pemerintahan yg resmi
dan pemerintahan bayangan (the inivisible government)
Pemerintahan bayangan tdk hanya di AS melainkan
hampir seluruh dunia termasuk di Indonesia
Bakerdan Mander, mengemukakan badan-badan dunia
seperti WTO, GATT. Suzanne mettler (2011)
menggunakan istlah pem bayangan “the submerged
state” Grant R Jefferey (2009) “shadow government”
Contoh :pd jaman orba kasus petrus, jaman pem SBY,
Sekber koalisi pendukung pem SBY, pem awal Jokowi,
koalisi Indonesia Hebat dan KMP.
Contoh di Pemda para Kep Daerah dikelilingi mafia yg
berupaya mempengaruhi kebijakan, dgn cara “omong-
omong” lalu “iming-iming” dan klo cara ini tdk menpan
tdk segan-segan menggunakan cara “amang-amang”
dlm arti mengancam secara halus atau kasar.
PARADIGMA OPA, NPM dan NPS
PARADIGMA (Pgd) OPA NPM = Reinventing Government NPS = Government is Us (King &
Pdg 1 (1900-1937) dikotomi antara melahirkan konsep GG Sivers, 1998)
politik dan administrasi negara. (enterpreneurial government). Joined up thinking and joined up
Pdg 2 (1938-1956) administrasi Reagan : government is not solution to our action (Stewart et.al., 1999)
negara sebagai ilmu politik. problem, govern-ment is the problem. Citizens First ! (Denhardt & Gray,
Pdg 3 (1970-sekarang) administrasi 1998)
sebagai ilmu administrasi publik. Paradigma NPM (1992 -2002) Paradigma NPS (2003- sekarang)
1) Politik harus memusatkan 1) Catalytic gov. (steering rather than rowing. 1) Serve rather than steer
perhatian pada kebijakan publik Services is rowing) 2) Seek the public interest
atau ekspresi kehendak rakyat, 2) Community owned (empowering rather than
serving)
3) Value citizenship over
admneg berkenaan dgn entrepreneurship
implementasinya. 3) Competitive gov. (injection competiition in
service delivery) 4) Think strategically, act
2) Penyatuan ilmu administrasi ne- 4) Mission’s driven not rule’s driven demokratically
gara dan i. politik (Morsten Marx) 5) Customer oriented (meeting the need of the 5) Serve citizen, not customers
3) Prinsip2 mgt dikembangkan se- customer, not bureaucracy)
6) Recognize that accountability is
cara ilmiah dan mendalam. Peri- 6) Result oriented (funding outcomes,not input)
not simple
laku organisasi, analis mgt, pene- 7) Enterprising gov (earning rather than
rapan teknologi seperti metode spending) 7) Value people, not just
kuantitatif, analisis sistem, opera- 8) Anticipatory gov(prevention ratherthan cure) productivity.
sional research, econometry dsb 9) Decentralized gov (from hierarchy to
participation) Note : Isues tentang justice, equity,
4) Adm publik dgn fokus pada teori
10) Market oriented (leveraging change through participation, and leadership yg
organisasi, teori manajemen dan the market)
kebijakan publik, sedangkan kurang diperhatikan dalam buku
Note : Birokrasi yg lamban, gemuk, boros,
locusnya kepentingan publik. inefisien, merosotnya kinerja yanlik. Reinventing gov.
7
Dari paradigma OPA, utk memba- Dari paradigma NPM, utk memba- Dari paradigma NPS, utk memba-
ngun/reformasi birokrasi : ngun/reformasi birokrasi ngun/reformasi birokrasi, maka
1) Administrasi publik harus diarahkan pada 6 dimensi kunci: birokrasi harus berubah
dipisahkan dari dunia politik 1) Productivity, bgmn pem meng orientasinya, yaitu :
(dikhotomi AP dgn politik). hasilkan lebih banyak dgn biaya 1) Dari paradigma constitutionalism
2) Tidak memberi peluang pada yg lebih sedikit. ke paradigma communitarianism
Administrator untuk 2) Marketization, bgmn pemerintah (Fox & Miller, 1995).
memperaktekkan sistem menggunakan insentif pasar agar 2) Dari institution-centric civil service
nepotisme dan spoil. hilang patologi/penyakit birokrasi ke model citizen-centric
3) Para legislator hanya 3) Service orientation, program yg governance (Prahalad, 2005).
merumuskan kebijakan nasional lebih responsif thdp kebutuhan 3) Perlu diterapkan pola citizen-
dan Administrator hanya warga masy. centered collaborative public
mengeksekusinya. 4) Decentralization, melimpahkan management (Cooper, at ell.,
4) Para Administrator selalu kewenangan kepada unit kerja 2006).
mengutamakan nilai efisiensi terdepan 4) Tidak ada tindakan birokrasi yang
dan ekonomis. 5) Policy, bgmn pememerintah memanipulasikan partisipasi
5) Para Administrator diangkat memperbaiki kapasitas masyarakat (Yang & Callahan,
berdasarkan kecocokan dan perumusan kebijakan. 2007).
kecakapannya. 6) Performance accountability, bgmn
6) Metode keilmuan menurut pem memperbaiki
Taylor harus menggeser metode kemampuannya utk memenuhi
rule of thumb. janjinya.
8
Pelajaran penting dari paradigma Pelajaran penting dari paradigma Pelajaran penting dari paradigma
OPA adalah utk membangun NPM adalah dlm membangun NPS adalah dlm membangun AN/
aparatur negara atau reformasi aparatur /reformasi birokrasi reformasi birokrasi harus :
birokrasi diperlukan: harus : 1) Memperhatikan pelayanan kpd
1) Profesionalitas 1) Memperhatikan mekanisme pasar. masy sbg warga negara, bukan
2) Penggunaan prinsip keilmuan 2) Mendorong kompetisi dan kontrak sbg pelanggan.
3) Hubungan impersonal utk mencapai hasil 2) Mengutamakan kepentingan
4) Penerapan aturan dan 3) Harus lebih responsif terhadap umum.
standarisasi secara tegas kebutuhan pelanggan. 3) Mengikut sertakan warga
5) Sikap yang netral 4) Bersifat mengarahkan (steering) masyarakat (masy tidak dijadikan
d/p. menjalankan sendiri (rowing) penonton)
6) Perilaku yg mendorong/mendu-
kung terjadinya efisiensi dan 5) Harus melakukan deregulasi; 4) Berfikir strategis dan bertindak
efektivitas sumberdaya (4M+T) 6) Memberdayakan oprator/pelaksana demokratis.
7) Mengembangkan budaya 5) Memperhatikan norma, nilai, dan
organisasi (corporate cultural) standard yg ada.
8) Innovatif dan berjiwa wirausaha; 6) Menghargai masyarakat d/p.
manajer wirausaha yg bertindak
9) Pencapaian hasil ketimbang
seakan-akan uang adalah milik
budaya taat asas.
mereka.
10)Orientasi pada proses dan input.
“Ada beberapa kekurangan dokumen yang belum dilengkapi oleh PT. KCIC (Kereta Cepat
Indinesia Cina), yaitu dokumen terkait rancangan bangunan, gambar teknis, data
lapangan, spesifikasi teknis dan analisa dampak lingkungan (Amdal),” kata Dirjen
Perkeretaapian Kementrian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko, Jakarta, Rabu(3/2/2016)
Menurutnya, PT KCIC sudah pernah melakukan survei lapangan untuk melihat kondisi
wilayah yang akan dijadikan jalur Kereta Cepat Jakarta – Bandung. Namun, mereka tidak
mengikut- sertakan BMKG dalam survei tersebut. “Ternyata jalur yang akan dilalui
merupakan wilayah Zona Sesar,” katanya.
Jalur KA Cepat akan melewati Zona Sesar/ patahan aktif sebagai sumber gempa bumi
sehingga perlu mempertimbangkan striktur bangunan, rel dan fasilitas keselamatan
operasional terhadap potensi gempa bumi di masa pengoperasian KA cepat tersebut.
“Dokumen teknis yang kami terima adalah untuk Km 95+00 sampai dengan Km 100+00,
yang pada lintasan tersebut terdapat 3 (tiga) buah jembatan dan terowongan sepanjang
2,04 Km. Tentunya dokumen teknis untuk tiga jembatan dan terowongan tersebut perlu
kami pelajari dengan detail, mengingat di daerah tersebut merupakan wilayah Sesar/
patahan yang berpotensi gempa bumi,” tandasnya.
Menurut dia, terbitnya izin usaha dan izin pembanginan maka PT KCIC dapat segera
melanjutkan pekerjaan pembangunan prasarana kereta cepat Jakarta – Bandung. (PNJ-
37/win)
KEBIJAKAN PERUBAHAN UU NO. 43/1999
TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO.8/1974
TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN
MENJADI UU NO. 5/1914 TENTANG ASN
LATAR BELAKANG
UU No 25 RUU Sistem
Tahun 2009 Pengawasan
Pelayanan Intern
Publik Pemerintah
BIROKRASI
BIROKRA
BERSIH,
SI
KOMPETEN
EKSISTIN
DAN
G
MELAYANI
RUU
UU No. 39 UU APARATUR
Adminsitrasi
Tahun SIPIL NEGARA
Pemerintaha
2008 Peraturan n
Kementeria Pelaksana:
n Negara 19 PP, 4 PERPRES,
1 PERMEN
FONDASI UU UNTUK REFORMASI BIROKRASI
UU No 25 RUU Sistem
Tahun 2009 Pengawasan
Pelayanan Intern
Publik Pemerintah
BIROKRASI
BIROKRA
BERSIH,
SI
KOMPETEN
EKSISTIN
DAN
G
MELAYANI
RUU
UU No. 39 UU APARATUR
Adminsitrasi
Tahun SIPIL NEGARA
Pemerintaha
2008 Peraturan n
Kementeria Pelaksana:
n Negara 19 PP, 4 PERPRES,
1 PERMEN
TUJUAN UTAMA UU ASN
a. Independensi dan e. Kesejahteraan
Netralitas f. Kualitas Pelayanan
b. Kompetensi Publik
c. Kinerja/ Produktivitas g. Pengawasan dan
Kerja Akuntabilitas
d. Integritas
setkab.go.id
PRINSIP DASAR UU ASN
Memberlakukan “SISTEM MERIT ”
melalui:
Seleksi dan promosi secara adil dan Sistem Merit
kompetitif adalah kebijakan
dan Manajemen
Menerapkan prinsip fairness ASN yang
Penggajian, reward and punishment berdasarkan pada
kualifikasi,
berbasis kinerja kompetensi, dan
Standar integritas dan perilaku untuk kinerja secara adil
kepentingan publik dan wajar dengan
tanpa
Manajemen SDM secara efektif dan membedakan latar
efisien belakang politik,
ras, warna kulit,
Melindungi pegawai dari intervensi agama, asal usul,
politik dan dari tindakan semena-mena. jenis kelamin,
status pernikahan,
umur, ataupun
kondisi kecacatan.
UU ASN DAN UU POKOK KEPEGAWAIAN
UNDANG-UNDANG
UNDANG UNDANG
APARATUR SIPIL
POKOK KEPEGAWAIAN
NEGARA
STRUKTUR: STRUKTUR:
• XV Bab • VI Bab
• 141 Pasal • 41 Pasal
PEGAWAI: PEGAWAI:
• Pegawai Negeri Sipil • Pegawai Negeri Sipil
• Pegawai Pemerintah • Tentara Nasional
dengan Perjanjian Kerja Indonesia
• Kepolisian Negara RI
JABATAN: JABATAN:
• Jabatan Administrasi • Jabatan Struktural
• Jabatan Fungsional • Jabatan Fungsional
• Jabatan Pimpinan Tinggi
SISTEMATIKA UU ASN
BAB I KETENTUAN BAB VI HAK DAN
BAB XI ORGANISASI
UMUM KEWAJIBAN ASN
80
BATAS MARITIM NKRI
RI-
TH NA M
AI IET
RI-V
AI
ND
RI-PHIL
-I
RI
RI-PALAU
RI-MAL
RI-MAL
RI-P
RI-SING
NG
RI-RDTL
RI-A
UST
RA LIA
RI-SIN
KETERANGAN :
4
Batas laut teritorial dengan 4 negara yaitu : Malaysia, RDTL, PNG, dan Singapura.
Batas laut yuridiksi (ZEE dan landas kontinen) dengan 9 negara yaitu : Malaysia, RDTL, PNG, India, Thailand,
Viet Nam, Filipina, Republik Palau, dan Australia.
P.
RONDO P. P.
BERHALA SEKATUNG P. BRAS
P. MARORE
P.
MIANG
AS P.
FANIL
DO
P. NIPAH
P. FANI
P. BATEK
P. DANA II
P. DANA I
POTRET RIIL
BATAS WILAYAH NEGARA
DAN KAWASAN PERBATASAN
PERBATASAN RI - MALAYSIA
Kerusakan/pergeseran atau hilangnya patok atau pilar
membuat batas antar negara menjadi kabur.
Sarana
pendidikan
PLTS
Sarana PLT Surya Sarana Pendidikan
Pos Pengamanan Perbatasan di PLB Napan
Kab. Timor Tengah Utara, NTT
PERBATASAN RI – PNG
KONDISI RUMAH PENDUDUK DI PERBATASAN PAPUA
95
SARANA JALAN MENUJU PERBATASAN PNG
DI KAB. KEEROM, PAPUA
PRASARANA KANTOR PLB DI YETTY, DISTRIK ARSO
TIMUR, KAB. KEEROM, PAPUA
TAMPAK DEPAN
TAMPAK
SAMPING
GAPURA PERBATASAN ANTAR NEGARA DI
SOTA, MERAUKE
Batas Wilayah Negara : Garis Batas yang Merupakan Pemisah Kawasan perbatasan : Bagian dari Wilayah Negara yang terletak
Kedaulatan Suatu Negara yang Didasarkan atas Hukum pada sisi dalam sepanjang batas wilayah Indonesia dengan
Internasional (pasal 1 huruf 4 UU 43 / 2008) negara lain, dalam hal Batas Wilayah Negara di Darat, Kawasan
Perbatasan berada di Kecamatan (pasal 1 haruf 6 UU 43 / 2008)
PARADIGMA BARU:
(Outward Looking)
NKRI SEBAGAI SATU ENTITAS YANG MEMILIKI
ELEMEN KEDAULATAN, WILAYAH DAN
PENDUDUK, YANG HARUS DILINDUNGI SECARA
PARADIGMA LAMA:
UTUH;
(Inward Looking) PERBATASAN NEGARA DISAMPING SEBAGAI
WILAYAH PERTAHANAN, JUGA MEMILIKI
MEMANDANG PERBATASAN SUMBER DAYA YANG HARUS DIDAYA GUNAKAN
NEGARA HANYA SEBAGAI SECARA RAMAH LINGKUNGAN UNTUK
WILAYAH PERTAHANAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT;
YANG HARUS DIJAGA SECURITY APPROACH;
SECARA MILITERISTIK PROSPERITY APPROACH;
(SECURITY APPROACH) ENVIRONMENT APPROACH.
PERBATASAN NEGARA YANG MEMILIKI POSISI
STRATEGIS, HARUS DAPAT DIJADIKAN
BERANDA DEPAN SEKALIGUS PINTU GERBANG
PERDAGANGAN DENGAN NEGARA TETANGGA.
AGENDA UTAMA
PENGELOLAAN BATAS WILAYAH
NEGARA DAN KAWASAN PERBATASAN
TAHUN 2015 – 2019
MENGGAMBARKAN
MENGGAMBARKAN APA
BAGAIMANA VISI & MISI
MENGGAMBARKAN APA YANG AKAN
PERBATASAN SESUAI
YANG AKAN DILAKSANAKAN SETIAP
RPJP 2011 - 2025
DILAKSANAKAN UTK TAHUNNYA DALAM
AKAN DIKELOLA DAN
JANGKA LIMA TAHUNAN PENGELOLAAN BATAS
DIWUJUDKAN DALAM
DALAM MENGELOLA WILAYAH NEGARA DAN
JANGKA PANJANG
BATAS WILAYAH KAWASAN PERBATASAN
NEGARA DAN
KAWASAN
PERBATASAN (2015 –
PROPINSI PAPUA
KALIMANTAN
BARAT
KESIMPULAN
1. Pengelolaan perbatasan negara menggunakan 3 pendekatan
(keamanan, kesejahteraan dan pelestarian lingkungan)
2. Pengelolaan perbatasan negara dilaksanakan secara bertahap
(jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang)
3. Pengelolaan perbatasan negara harus melibatkan Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Sektor Swasta dan Masyarakat
4. Untuk mengoptimalkan hasil pengelolaan perbatasan harus
mempertimbangkan permasalahan, potensi daerah dan
kearifan lokal (local wisdome)
5. Keberhasilan pengelolaan perbatasan negara untuk
kepentingan masyarakat di kawasan perbatasan khususnya dan
masyarakat Indonesia pada umumnya (NKRI)
Kebijakan Bencana (UU 24/2007)
Alam
Sosial
107
Bencana Alam :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam antara lain berupa gempabumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor
108
Bencana non-Alam :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang
antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah
penyakit.
Bencana Sosial :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau
antarkomunitas masyarakat, dan teror.
109
WILAYAH RAWAN BENCANA GEMPABUMI
TSUNAMI
1945/12/4000
1819/ ? / ?
1762/1.8/ ?
1524/ ? / ?
1868/4/ ?
1941/ ? /5000
1881/1.2/ ?
2004/35/300,000
1907/2.8/400 1967/2/0
2 x1861/ ? / 2605
1797/ ? /300
1931/32/ ?
1883/35/36,500
2006/4/637 1994/13/238
1977/6/180
Year/Run-up (m)/Deaths
(18 major events since 1524)
PETA PERKIRAAN DAERAH RAWAN BANJIR
BANJIR
Isu Koordinasi
Sebagai Wakil Pemerintah Pusat yang ada di
Daerah, Gubernur, mempunyai fungsi
koordinasi terhadap instansi vertikal yaitu
perangkat Kementerian dan/atau Lembaga
Pemerintah Non Kementerian yang ada di
daerah. Namun dalam pelaksanaannya tidak
jarang mengalami kendala disebabkan
antara lain egois sektoral masing-masing
instansi. Bagaimana upaya pemecahan
masalah ini agar koordinasi di daerah dapat
berjalan dengan baik, dan solusi apa yang
ditawarkan anda.I
Upaya Pemecahan Masalah.
Sebagai aparatur pemerintah hal utama yang harus disadari adalah
koordinasi merupakan keharusan dalam pelaksanaan pembangunan.
Pada Tingkat Pusat koordinasi antara Kementerian/Instansi Pemerintah,
Tingkat Daerah Gubernur selaku wakil pemerintah pusat melakukan
koordinasi disamping terhadap instansi vertikal juga terhadap Bupati dan
Walikota.
Instansi vertikal harus memahami bahwa Kepala Daerah disamping
mengkoordinasikan aparat daerahnya sendiri (koordinasi hirarkis) juga
berwenang secara operasional mengkoordinasikan instansi-intasi lain
yang ada di daerahnya (koordinasi fungsional teritorial).
Rekomendasi yang ditawarkan sbg dasar agenda kebijakan
Pelaksnaan koordinasi dapat terjadi dengan baik tanpa wadah tertentu,
maupun dengan menggunakan suatu wadah seperti Rapat Koordinasi
Sektor-Sektor, Panitia-panita, antar Kementerian atau instansi vertikal di
Daerah dan lain-lain.
Kordinasi selalu bersifat hubungan kerja, namun demikian, hubungan
kerja tidak selalu bersifat koordinatif karena hubungan kerja dapat pula
bersifat konsultatif dan informatif.
BIOLOGI BAHAYA BIOLOGI
Epidemi, penyakit
tanaman, hewan,
SARS, Flu Burung
dll.
Kecelakaan Pesawat
Kinerja kebijakan
Evaluasi Peramalan
Pemantauan Rekomendasi
Sumber: Dunn,2003
FOKUS PERUMUSAN MODEL KEBIJAKAN
& TEKNIK PENGANALISAAN
-
INPUT PROCES OUTPUT
-Berbagai
harapann -Agenda setting
-Berbagai tuntutan -Agenda Government -Komitmen
-Berbagaikeinginan
-
-Kesepakatan politik -
Berbagaikebutuha -Penetapan kehendak Perundangan
n -Legitimasi
-Pelaku Perumus
Publik (Pemerintah, -Kebijakan
Lembaga Politik) Publik
-Partiisipasi Publik -Aturan Per-UU-
-Lingkungan mempengaruhi an
MODEL-MODEL IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN PUBLIK
MEASURING SUCCES
RESOURCES
IMPLEMENTATION
PERFORMANCE
DISPOSITIONS
Komunikasi antar
organisasi dan
penguatan aktivitas
Standar dan
sasaran kebijakan
Kinerja
Karakteristik Sikap
Kebijaka
organisasi pelaksana pelaksana
n
Sumber daya
Kondisi sosial,
ekonomi dan politik
Sumber :D.S Van Meter and Van Horn, 1975, The Policy Implementation Process : A Conceptual Framwork,
Aministration and Society
PERKEMBANGAN MODEL
IMPLEMENTASI
Penulis dan Tahun
Variabel-variabel yang bekerja
dalam proses implementasi
Resources, interorganizational
Ackerman dan Steinman (1982)
strukture
Stimulus, Contextual,
Alexander (1985) Organizational, Environmental,
Perceptual
Comunication (transmission,
clarity, cosistency) Resources
(staff, information, authorithy,
Erward III (1980) facilities) Dispotion or attitudes
of implementer, Bureaucatic
structure (standard procedures,
fragmentation) , complexity
Akronim ACTORS
A = Authority (wewenang)
C = Confidency and Competence (rasa percaya
diri dan kemampuan diri)
T = Trust (keyakinan, saling percaya)
O = Oppurtunities (kesempatan, peluang)
R = Responsibility ( tanggung jawab)
S = Support (dukungan)
SASARAN MUTU (SMART)
S = Specific, khusus
M = Measurable, dapat diukur/ dievaluasi
A = Achievable, dapat dicapai
R = Realistic, Relevant, berorientasi pada
pencapaian tujuan dan hasil (ouput,
outcome)
T = Time Frame, Time Lines, Time Bound, Time
Schedule, ada batas waktu yang jelas untuk
pencapaian tujuan (mutu) yang telah
ditentukan (standar-kan) tersebut
Evaluasi kebijakan kegiatan yang menyangkut estimasi
atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi,
implementasi dan dampak (Anderson: 1975).
FILOSOFIS/IDE DASAR
VISI
Rasionalitas MISI
Doktrin
TUJUAN
Konsisten TARGET/SASARAN
KEBIJAKSANAAN
PROGRAM
Rasionalitas
Perilaku/ PROYEK • Protap
Pelaksanaan • Juklak
• Juknis
STANDART OPERATING PROCEDURE
TAHAPAN PENYUSUNAN RENSTRA
FUTURE
CONDITION
ISU STRATEGIK
IDENTIFIKASI
MASALAH
AKAR MASALAH
ALTERNATIF
SOLUSI
RENSTRA/RENOP
FORMULASI IMPLEMENTASI EVALUASI KETERANGAN
KEBIJAKAN KEBIJAKAN KEBIJAKAN (TREND)
+ + + Ideal, Logis
+ + - Why?
+ - + Why?
+ - - Why?
- - + Aneh
- + - Aneh
- + + Aneh
- - - Wajar, Logis
- EKSEKUTIF
- Swasta
- Masyarakat
IMPLEMENTASI
FORMULASI EVALUASI
- EKSEKUTIF
- LEGISLATIF
- Swasta
- Masyarakat - LEGISLATIF
- EKSEKUTIF (Atasan Langsung)
- Swasta
- Masyarakat
- Yudikatif
Tugas MK.Teori Kebjkn Publik
Download jurnal Internasional dari 3 hasil penelitian , kajian
para pakar yg thema mendekati kesamaan terkait kebijakan
publik, kemudian Anda diminta:
1. Mapping penelitian dari 3 jurnal internasional tersebut
dengan terlebih dahulu reviuv translate ke dalam bhs
Indonesia dari masing-masing jurnal dengan menyebutkan
a) judul penelitian, penulis, tahun nama jurnal b) latar
belakang masalahnya, b) Teori yang digunakan, c) Metode
yang dipakai, d) Hasil penelitian serta e) Kemukakan
secara singkat perbedaan dari masing-masing jurnal tsb
2. Membuat Research Gap 1. Research Gap
2 .Resech Gap 3 minimal hasil tiga penelitian
dan kajian para pakar selanjutnya dibuat
mapping spt contoh berikut :
RESEARCH GAP TERHDAP ISU YANG
BERHUBUNGAN DENGAN STRATEGI DIVERSIFIKASI
Research Gap Isu/Peneliti Temuan
Gap: 1 Isu:Lingkungan dan
Terdapat perbedaan kinerja
Terdapat Kapabilitas
diversifikasi pada lingkungan yang
Luo (2002), Geiger dan Hoffman
perbedaan berbeda.
(1998), Fauver, Houston dan
pendapat Naranjo (2003) Mayer dan
Perbedaan karakteristik lingkungan
terhadap Whitington (2003)
mempengaruh keputusan strategi
pengaruh diversifikasi.
karakteristik Kesuksesan tidak tergantung
lingkungan dan lingkungan tertentu tetapi tergantung
Keats (1988)
kapabilitas kapabilitas perusahaan dalam
Bogaert, Martens, dan
mengintegrasikan aset stratejiknya.
perusahaan Cauwenbergh (1997) Johnson, Jean
dalam keputusan L (1999)
Adanya perbedaan karakteristik
strategi. perusahan terhadap ketidakpastian
lingkungan akan berbeda
Wheelen (2000), dan William (2002
dan kawan-kawannya)
Research Gap Isu/Peneliti Temuan
Gap: 2
Isu:potensi eksploitasi sinergi
Related diversification kinerjanya
diversifikasi
Terdapat Sarvaes (1986), Pandya dan Rao
lebih baik dibandingkan unrelated
diversification.
perbedaan (1998)
pendapat (Hitt dan Hokisson 1990)
Tidak ada perbedaan kinerja related
dan unrelated setelah dikontrol
terhadap dengan lingkungan industri.
potensi
Keats (1999), Barney (2002), Hubungan diversifikasi dengan
ekonomis pada Merino kinerja berbentuk kurva non linier
arah strategi
Pengukuran kinerja related dan
yang berbeda Datta, Rajagopalan (1998), Palich, unrelated diversification tergantung
Cardinal dan Miller (2000) pada sasaran yang ingin dicapai