Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NABILA ISBANIAH

NIM : 6320118011
PROGRAM STUDI : ADMINISTRASI PUBLIK/ PAGI
SEMESTER : VII (TUJUH)

RESUME KEBIJAKAN PUBLIK

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Kebijakan Publik


a. Pengertian Kebijakan Publik
Thomas R. Dye (1981) memberikan pengertian dasar mengenai kebijakan publik sebagai apa yang tidak dilakukan maupun
yang dilakukan oleh pemerintah.
Carl J Federick sebagaimana dikutip Leo Agustino(2008: 7) mendefinisikan kebijakan sebagai serangkaian
tindakan/kegiatan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-
hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka
mencapai tujuan tertentu.
b. Ciri- ciri Kebijakan Publik
 Kebijakan publik lebih merupakan tindakan yang mengarah pada tujuan daripada sebagai perilaku atau tindakan yang serba
acak dan kebetulan. Kebijakan-kebijakan publik dalam system politik modern merupakan suatu tindakan yang direncanakan.
 Kebijakan pada hakekatnya terdiri atas tindakan-tindakan yang saling berkait dan berpola yang mengarah pada tujuan tertentu
yang dilakukan oleh pejabat-pejabat pemerintah dan bukan merupakan keputusan yang berdiri sendiri.
 Kebijakan bersangkut paut dengan apa yang senyatanya dilakukan pemerintah dalam bidang tertentuk
 Kebijakan publik mungkin berbentuk positif, munkin pula negatif, kemungkinan meliputi keputusan-keputusan pejabat
pemerintah untuk tidak bertindak atau tidak melakukan tindakan apapun dalam masalah-masalah dimana justru campur
tangan pemerintah diperlukan.
c. Urgensi Kebijakan Publik
 Alasan Ilmiah: Kebijakan publik dipelajari dengan maksud untuk memperoleh pengetahuan yang luas tentang asal-
muasalnya, proses perkembangannya, dan konsekuensi-konsekuensinya bagi masyarakat.
 Alasan professional: Studi kebijakan publik dimaksudkan sebagai upaya untuk menetapkan pengetahuan ilmiah dibidang
kebijakan publik guna memecahkan masalah-masalah sosial sehari-hari.
 Alasan Politik: Mempelajari kebijakan publik pada dasarnya dimaksudkan agar pemerintah dapat menempuh kebijakan yang
tepat guna mencapai tujuan yang tepat pula.
d. Jenis Kebijakan Publik (James Anderson)
 Kebijakan substantif versus kebijakan prosedural
Kebijakan substantif yaitu kebijakan yang menyangkut apa yang akan dilakukan oleh pemerintah. Sedangkan kebijakan
prosedural adalah bagaimana kebijakan substantif tersebut dapat dijalankan.
 Kebijakan distributif versus kebijakan regulatori versus kebijakan redistributif
Kebijakan distributif menyangkut distribusi pelayanan atau kemanfaatan pada masyarakat atau individu. Kebijakan
regulatori merupakan kebijakan yang berupa pembatasan atau pelarangan terhadap perilaku individu atau kelompok
masyarakat. Sedangkan, kebijakan redistributif merupakan kebijakan yang mengatur alokasi kekayaan, pendapatan, pemilikan
atau hak-hak diantara berbagai kelompok dalam masyarakat.
 Kebijakan materal versus kebijakan simbolik
Kebijakan materal adalah kebijakan yang memberikan keuntungan sumber daya komplet pada kelompok sasaran.
Sedangkan, kebijakan simbolis adalah kebijakan yang memberikan manfaat simbolis pada kelompok sasaran.
 Kebijakan yang barhubungan dengan barang umum (public goods) dan barang privat (privat goods)
Kebijakan public goods adalah kebijakan yang mengatur pemberian barang atau pelayanan publik. Sedangkan, kebijakan
privat goods adalah kebijakan yang mengatur penyediaan barang atau pelayanan untuk pasar bebas.
e. 4 Elemen Dalam Kebijakan Publik
 Input: Masalah Kebijakan Publik.
Masalah kebijakan publik ini timbul karena adanya faktor lingkungan kebijakan publik yaitu suatu keadaan yang melatar
belakangi atau peristiwa yang menyebabkan timbulnya"masalah kebijakan publik" tersebut, yang berupa tuntutan-tuntutan,
keinginan- keinginan masyarakat atau tantangan dan peluang, yang diharapkan segera diatasi melalui suatu kebijakan publik.
 Process (proses): Pembuatan Kebijakan Publik.
Proses pembuatan kebijakan publik itu bersifat politis, dimana dalam proses tersebut terlibat berbagai kelompok kepentingan
yang berbeda-beda, bahkan ada yang saling bertentangan.
 Output: Kebijakan Publik, yang berupa serangkaian tindakanyang dimaksudkan
untuk untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu seperti yang diinginkan oleh kebijakan publik.
 Impacts (dampak), yaitu dampaknya terhadap kelompok sasaran (target groups).
2. Pendekatan-Pendekatan Kebijakan Publik
 Pendekatan kelompok: menyatakan bahwa pembentukan kebijakan pada dasarnya merupakan hasil dari perjuangan antara kelompok-
kelompok dalam masyarakat.
 Pendekatan proses fungsional: Suatu cara lain untuk mendekati studi pembentukan kebijakan adalah dengan jalan memusatkan
perhatian kepada berbagai kegiatan fungsional yang terjadi dalam proses kebijakan.
 Pendekatan kelembagaan: Keunggulan dari kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah bahwa kebijakan tersebut dapat
menuntut loyalitas dari semua warga negaranya dan mempunyai kemampuan membuat kebijakan yang mengatur seluruh masyarakat
dan memonopoli penggunaan kekuatan secara sah yang mendorong individu-individu dan kelompok membentuk pilihan-pilihan
mereka dalam kebijakan. Kelemahan dari pendekatan ini yang paling mencolok adalah bahwa pendekatan lembaga dalam ilmu politik
tidak mencurahkan perhatian yang banyak pada hubungan antar struktur lembaga-lembaga pemerintah dan substansi kebijakan publik.
 Pendekatan peran serta warganegara: Didasarkan pada harapan-harapan yang tinggi tentang kualitas warga negara dan keinginan
mereka untuk terlibat dalam kehidupan politik.
 Pendekatan psikologis: menjelaskan hubungan antar pribadi antara perumus dan pelaksana kebijakan.
 Pendekatan proses: Dalam pendekatan ini masalah-masalah masyarakat pertama-tama diakui sebagai suatu isu untuk dilakukan
tindakan, dan kemudian kebijakan ditetapkan, diimplementasikan oleh pejabat agensi, dievaluasi, dan akhirnya diterminasi atau
diubah atas dasar keberhasilan atau kekurangannya.
 Pendekatan substantif: Menurut Lester dan Stewart, substantive itu penting karena bisa memberikan seseorang suatu wawasan tentang
persoalan-persoalan yang ditanyakan dalam melakukan suatu analisis kebijakan.
 Pendekatan Logical Positivist: Yaitu pendekatan keilmuan dan menganjurkan penggunaan teori-teori yang berasal dari penelitian
deduktif, model-model, pengujian hipotesis, data kertas, metode komparasi, dan analisis statistik yang ketat.
 Pendekatan Ekonometrik: Pendekatan ini menjelaskan bahwa sifat alami manusia diasumsikan ‘rasional’.
 Pendekatan Fenomologik: Pendekatan ini lebih menekankan kepeduliannya pada kekuatan keilmuan dengan intuisi dan pembenaman
secara menyeluruh dalam informasi yang relevan.
 Pendekatan partisipatori: Pendekatan ini menyarankan pertimbangan sejumlah besar pemain dan nilai-nilai dalam proses pembuatan
kebijakan.
 Pendekatan Normatif: Para pendukung pendekatan ini seringkali menyarankan suatu posisi kebijakan dan menggunakan retorika
dalam suatu cara yang sangat lihai untuk meyakinkan pihak lain tentang manfaat dari posisi mereka.
 Pendekatan ideologik: Thomas Sowell menamakan pendekatan ideologi ini ‘visi’ dan mengidentifikasi dua persfektif yang bersaing,
yaitu Visi yang dibatasi dan visi yang tidak dibatasi.
 Pendekatan Historis/Sejarah: Peneliti bisa melakukan penelitian tentang kebijakan-kebijakan dari persfektif lima puluh tahun atau
lebih. Dengan demikian peneliti bisa melihat pola-pola tertentu dalam bentuk kebijakan publik sebelumnya yang tidak dikenali karena
analisis menggunakan kerangka waktu yang pendek.

2
3. Model- Model Kebijakan Publik

Model Pembuatan atau Perumusan Kebijakan Publik menurut Yehezkel Dror:


 Pure Rationality Model adalah model yang memfokuskan perhatiannya pada pengembangan suatu pola pembuatan keputusan yang
ideal secara universal, di mana keputusan-keputusan tersebut dibuat setepattepatnya. (Didasarkan pada rasionalitas murni dalam
pembuatan keputusan.
 Economically Rational Model adalah model yang sebetulnya sama dengan model di atas, hanya saja model ini lebih ditekankan pada
pembuatanpembuatan keputusan yang paling ekonomis dan paling efisien. (Penekanan pada efisiensi dan ekonomis
 Sequental- Decision Model Model ini memfokuskan perhatiannya pada pembuatan eksperimen dalam rangka menentukan pelbagai
alternatif, sehingga dapat dibuat suatu kebijakan yang paling efektif. (pembuatan eksperimen untuk penentuan alternatif sehingga
tercapai keputusan yang paling efektif.
 Incremental Model adalah model yang berasal dari teori seorang ahli bernama Charles E. Lindblom yang terkenal dengan sebutan
“Mudding Throug” yang menjelaskan bagaimana kebijakan itu dibuat. Kebijakan dibuat atas dasar “perubahan yang sedikit” dari
kebijakan-kebijakan lama digunakan lagi seba gai dasar/panduan/pedoman dalam pembuatan kebijakan yang baru, (keputusan berubah
sedikit demi sedikit)
 Satfying Model didasarkan atas teori satisfying dari Herbert A. Simon. Pendekatannya dipusatkan pada proses pemilihan alternatif
kebijakan pertama yang paling memuaskan dengan tanpa bersusah payah menilai alternatif-alternatif yang lain, (keputusan pada
alternatif pertama yang paling memuaskan).
 Extra Rational Model didasarkan atas proses pembuatan keputusan yang sangat rasional untuk menciptakan metode pembuatan
kebijakan yang paling optimal, (paling rasional dan paling optimal).
 Optimal Model adalah model yang integratif (gabungan) yang memusatkan perhatiannya pada pengidentifikasian nilai-nilai, kegunaan
praktis dari kebijakan dan masalah-masalahnya.
4. Proses Kebijakan Publik

Menurut Dunn (1981: 22-25) Proses Kebijakan publik adalah serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan dalam kegiatan yang bersifat
politis.
a. Proses Pembuatan Kebijakan- Willian Dunn:
 Perumusan Masalah: Merupakan input yang relevan untuk proses pembuatan kebijakan melalui agenda kebijakan dengan membahas
asumsi-asumsi yang mendasari definisi masalah sebagai suatu bahan.
 Peramalan: Dapat menyediakan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang masalah yang akan terjadi dimasa yang akan
datang sebagai akibat dari diambilnya alternatif.
 Rekomendasi: Membantu mengestimasi tingkat resiko dan ketidakpastian, menentukan pertanggung jawaban administrasi bagi
implementasi kebijakan.
 Monitoring: Membantu pengambilan kebijakan pada tahap implementasi kebijakan.
 Penilaian (Evaluasi): Membantu pengambil kebijakan pada tahap penilaian kebijakan terhadap proses pembuatan kebijakan.
b. Tahap Proses Kebijakan Publik-Yehezkhel:
 Meta Policy- Making Stage (Tahap Meta-Pembuatan Kebijakan Publik)
 Policy Making (Tahap Pembuatan Publik)
 Past Policy- Making Satge (Tahap Pasca-Pembuatan Kebijakan Publik)
c. Proses Kebijakan Publik- James Anderson:
 Formulasi Masalah
 Formulasi Kebijakan
 Penentuan Kebijakan
 Implementasi
 Evaluasi
d. Faktor- faktor yang mempengaruhi pembuatan kebijakan publik:
 Adanya pengaruh tekanan dari luar,
 Adanya pengaruh kebiasaan,
 Adanya pengaruh sifat-sifat pribadi,
 Adanya pengaruh kelompok luar,
 Adanya pengaruh keadaan masa lalu.

Anda mungkin juga menyukai