Anda di halaman 1dari 3

Manajemen Sektor Publik Yang cocok diterapkan di Indonesia

Ratih
1710843007@student.unand.ac.id

Dalam sektor publik, manajemen berrati cara mengeksekusi atau meimplementasikan


sesuatu, misalnya merealisasikan kebijakan publik. Tidak ada satupun kebijakan publik yang
akan berubah ke arah yang lebih baik tanpa ada eksekusi kebijakan yang sesuai. Dengan
demikian untuk menghasilkan kebijakan publik yang baik, pengelolaan harus dilakukan
terhadap sumber daya manusia, regulasi, dan kapital.

Kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu yang mengemukan


dalam pengeleolaan administrasi publik. Hal ini tercermin dari tuntutan yang gencar dari
masyararakat kepada para penyelenggara Negara, baik di pemerintahan, dewan perwakilan
maupun yudikatif untuk menyelenggarakan pemerintahan yang baik. Tuntutan ini tidak saja
berasak dari masyarakat Indonesia melainkan juga dari masyarakat internasional. Bank-bank
dunia mensinonimkan good governance dengan penyelenggaraan manajemen pembangunan
yang solid dan bertanggungajawab yang sejalan dengan domokrasi dan pasar efisien,
penghindaran salah alokasi dana investasi yang langka, dan pnecagahan korupsi baik secara
politik maupun administratif, menjalankan disipilin anggran serta penciptaan legal and
political framewroks bagi tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan. Berikut karateristik good
governance:

1. Partcipation
Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, baik
secara langsung maupun melalui mediasi institusi legitmasi yang mewakili
kepentingannya. Partsisipasi seperti ini dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan
berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif.

2. Rule of law
Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu, terutama
hukum untuk hak asasi manusia.
3. Transparancy
Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi, proses-proses,
lembaga-lembaga dan informasi secara langsung dapat diterima oleh mereka yang
membutuhkan. Informasi harus dapat dipahami dan dapat di monitor.
4. Responsiveness
Lembaga-lembaga dan proses-proses harus mencoba untuk melayani setiap
stakeholders.
5. Consesus Orientation
Good governnace menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk
perolehan pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas baik dalam hal kebijakan-
kebijakan.
6. Equity
Semua warga negara, baik laki-laki maupun perempuan, mempunyai
kepsempatan untuk meningkatkan atau menjaga kesejahteraan mereka.
7. Effectivines and efficiency
Proses-proses dan lembaga-lembaga menghasilkan sesuai dengan apa yang
telah digariskan dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia sebaik mungkin.
8. Accountability
Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat
bertanggungjawab paa publik dan lembaga stakeholder.Akuntabilitasi ini tergantung
pada organisasi dan sifat keputusan yang dibuat, apakah keputusan tersebut untuk
kepentingan internal dan eksternal organisasi.
9. Strategi Vision
Parapemimpin dan publik harus mempunyai perpektif good governance dan
pengemabangan manusia yang luas dan jauh ke depan sejalan dengan apa yang
diperlukan untuk pembangunan.

Penerapan good governance yang akan saya bahas disini yaitu penerapan untuk
mengatasi korupsi yang merupakan maslaah besar di Indonesia. Dari 9 prinsip good
governance, terdapat satu prinsip yang perlu ditonjolkam dalam memberantas korupsi, yaitu
prinsip akuntabilitas. Konsep akuntabilitas timbul karena adanya pemberian amanah (trust)
yang melibatkan 2 (dua) pihak yaitu pihak yang memberikan amanah (trsutor) dengan pihak
yang menerima amanah. Saat ini praktik-praktik akuntabilitas penyelenggaraan negara
yangterjadi di Indonesia berlumlah memuaskan. Banyak kalangan menilai bahwa
akuntabilitas yang ada baru sekedar untuk memnuhi ketentuan formalitas belaka.
Untuk itu dalam manajemen sektor publik, prinsip good governance merupakan hal
yang penting, terkhusus prinsip akuntabilitas.

Anda mungkin juga menyukai