Anda di halaman 1dari 10

OBJEK WISATA

AIR TERJUN NYARAI


Pengembangan Objek Wisata Air
Terjun Nyarai dalam Ruang Kesatuan
Pengelolaan Hutan Lindung Bukit
Barisan I

Resti Fajria, Ratih, Naufal ‘Azmii Chan, Muhammad Hafidz

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas


Kebijakan UU NO 52 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Fasilitasi Perhutanan
Sosial Sebagai Kebijakan Yang Adaptif.

Pergub Sumatera Barat No.52 tahun 2018 tentang


Pelaksanaan Fasilitasi perhutanan sosial dalam rangka
mewujudkan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Bukit
Barisan
Tahun 2014, Pasal 1 :
Pemerintah sebagai pembuat kebijakan
Nomor 1
memberikan wewenang kepada pengelola
Nomor 2 hutan nagari yang selanjutnya disingkat
LPHN guna mengelola hutan lindung
Nomor 7
agar pengelolaan tempat wisata atau
Nomor 13 pengelolaan lainnya tidak merusak
ekosistem yang ada pada hutan lindung.
Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Korong Gamaran, Nagari
Salibutan.

Budaya Masyarakat Korong Gamaran, Nagari Salibutan

Daerah minangkabau membagi dua bentuk penguasaan atas lahan, yaitu lahan hutan tinggi
menjadi tanah ulayat nagari dan hutan rendah adalah tanah ulayat suku atau kaum.
Atas dasar klaim masyarakat adat tersebut, banyak area di dalam wilayah KPHL Bukit
Barisan yang diokupasi dan dikuasai oleh masyarakat sebagai milik korong yang hasil
pengelolaannya utk nagari tersebut.

Sosial Ekonomi Masyarakat

Perekonomian masyarakat di semua kabupaten dimana wilayah KPHL Bukit Barisan


berada sebagian besar pada sektor pertanian, terutama pertanian lahan kering. Hal ini
jelas akan menjadi ancaman eksternal atas pengelolaan hutan yang lestari jika tidak
dikelola secara baik. Ex : pembabakan liar.
Pengaruh Objek Wisata Air Terjun Nyarai Terhadap Pemberdayaan
Masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat di Nagari Salibutan sejalan dalam pengembangan objek


wisata air terjun nyarai yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat lokal.

Melalui Garis Koordinasi Pokdarwis LA Adventure, Pemerintah Sebagai Fasilitator


Dalam Membina Masyarakat (perencanaan, pengelolaan dan evaluasi).

Pergeseran mata pencaharian masyarakat setempat yang awalnya seorang pembalak


liar, beralih menjadi pemandu.

Mampu membalikkan pola pikir masyarakat akan kesadarannya terhadap hutan lindung
yang harus dijaga.
Tantangan, Hambatan, dan Ancaman dalam Pengembangan Objek Wisata
Minat Khusus Air Terjun Nyarai.

Masyarakat mengklaim kawasan KPHL Bukit Barisan adalah ulayat nagari, suku dan kaum
mereka.

Sampai saat ini belum terbentuk garis batas yang jelas dan diakui oleh semua pihak pada
hampir semua batas kawasan KPHL Bukit Barisan.

Rendahnya koordinasinya menyebabkan program tidak berjalan dengan baik dan efisien.
Serta pemerintah kurang monioring terhadap objek wisata ini.

Tidak adanya regulasi tentang pengembangan Air Terjun Nyarai yang akan berpengaruh
terhadap pembangunan pada tanah ulayat milik masyarakat.
Langkah Strategis Dalam Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Nyarai agar
Hutan Lindung bukit barisan I tetap terkelola dengan baik.

Infrastruktur

Pengembangan akan hal hal yang bersifat materiil, seperti bangunan, alat-
alat pembantu, mesin, dan hal hal yang bersifat materiil lainnya

Suprastruktur

Pengembangan akan hal hal yang bersifat non materiil, seperti


masyarakat, lembaga, instansi terkait, dan hal lainnya yang bersifat non
mater.
Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait
Kegiatan koordinasi dan sinkronisasi pengelola KPHL Bukit Barisan lebih diarahkan pada :

1 Sosialisasi pengelolaan hutan oleh KPH;

2 Pembentukan forum komunikasi pemanfaatan hutan

Pelaksanaan koordinasi pengelola KPHL Bukit Barisan dengan instansi


3 maupun pihak terkait di semua tingkatan

Pelaksanaan sinkronisasi kegiatan di tingkat tapak antara pengelola KPHL Bukit


4 Barisan dengan instansi maupun pihak yang terkait di semua tingkatan.

Melakukan pelatihan kepada pordakwis tentang pemandu, akan tetapi


5 pemerintah belum melakukan pendampingan untuk pordakwis
Berdasarkan hasil penelitian, Pola pengembangan
pengelolaan wisata Air Terjun Nyarai di korong
Gamaran, Nagari Salibutan adalah berbasis masyarakat.
Mekanisme yang dilaksanakan dalam pengelolaannya
melalui kerjasama dari KPHL Bukit Barisan I dengan
masyarakat (kelompok) yang dituangkan
dalamperjanjian kerjasama.

Masyarakat merupakan ujung tombak dalam


pengelolaan dan operasionalisasi wisata alam Nyarai.
Sedangkan pemerintah sebagai fasilitator dalam
pengembangan ini dan perpanjangan tangan dari
masyarakat dalam menghadapi perubahan-perubahan

KES yang akan datang.

IMP Kehadiran Wisata alam Air Terjun Nyarai yang dikelola


oleh PORDAKWIS (Kelompok Sadar Wisata) LA
Adventure sudah memiliki tenaga kerja sekitar 175
ULA pemandu. Hal ini memberikan dampak yang baik dalam
perubahan mata pencaharian masyarakat yang dulunya

N. pembalak liar menjadi pemandu ekowisata alam.


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai