Daerah minangkabau membagi dua bentuk penguasaan atas lahan, yaitu lahan hutan tinggi
menjadi tanah ulayat nagari dan hutan rendah adalah tanah ulayat suku atau kaum.
Atas dasar klaim masyarakat adat tersebut, banyak area di dalam wilayah KPHL Bukit
Barisan yang diokupasi dan dikuasai oleh masyarakat sebagai milik korong yang hasil
pengelolaannya utk nagari tersebut.
Mampu membalikkan pola pikir masyarakat akan kesadarannya terhadap hutan lindung
yang harus dijaga.
Tantangan, Hambatan, dan Ancaman dalam Pengembangan Objek Wisata
Minat Khusus Air Terjun Nyarai.
Masyarakat mengklaim kawasan KPHL Bukit Barisan adalah ulayat nagari, suku dan kaum
mereka.
Sampai saat ini belum terbentuk garis batas yang jelas dan diakui oleh semua pihak pada
hampir semua batas kawasan KPHL Bukit Barisan.
Rendahnya koordinasinya menyebabkan program tidak berjalan dengan baik dan efisien.
Serta pemerintah kurang monioring terhadap objek wisata ini.
Tidak adanya regulasi tentang pengembangan Air Terjun Nyarai yang akan berpengaruh
terhadap pembangunan pada tanah ulayat milik masyarakat.
Langkah Strategis Dalam Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Nyarai agar
Hutan Lindung bukit barisan I tetap terkelola dengan baik.
Infrastruktur
Pengembangan akan hal hal yang bersifat materiil, seperti bangunan, alat-
alat pembantu, mesin, dan hal hal yang bersifat materiil lainnya
Suprastruktur