A. Latar Belakang
Hutan merupakan sumber daya alam yang tidak ternilai karena didalamnya terkandung
keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma nutfah, sumber hasil hutan kayu dan non-
kayu, pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta kesuburan tanah, perlindungan alam
hayati untuk kepentingan ilmu pengetahuan, kebudayaan, rekreasi, pariwisata dan
sebagainya. Karena itu pemanfaatan hutan dan perlindungannya telah diatur dalam UUD 45,
UU No. 5 tahun 1990, UU No 23 tahun 1997, UU No. 41 tahun 1999, dan beberapa
keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta beberapa keputusan dari
beberapa Dirjennya.
Indonesia telah mengalami degradasi dan deforestasi. diakibatkan antara lain oleh:
pembangunan infrastuktur, pembangunan pertanian, perkebunan, dan pemukiman, dll. Selain
itu banyak kawasan hutan yang belum ada pengelola dan pemanfaatnya sehingga menjadi
wilayah-wilayah open access, sehingga dapat menimbulkan kerawanan dari kejahatan
kehutanan, antara lain: illegal logging, perambahan dan sebagainya.
Untuk menuju pengelolaan hutan lestari harus ada organisasi tingkat tapak sebagai
organisasi teritory (wilayah). Organisasi tingkat tapak yang dimaksud adalah Kesatuan
Pengelolaan Hutan (KPH) yang benar-benar menjalankan fungsi menajemen/pengelolaan
kawasan hutan pada wilayahnya. Pembentukan KPH telah menjadi amanat peraturan
perundangan bidang kehutanan.
KPHP Sungai Sembulan sebagai salah KPH yang ada di Provinsi Bangka Belitung,
didirikan pada tahun 2010. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPHP) Sungai Sembulan
mempunyai peran untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kehutanan yang
diwujudkan dalam bentuk Optimalisasi akses masyarakat terhadap hutan serta merupakan
salah satu jalan bagi resolusi konflik. Keberadaan KPHP Sungai Sembulan di tingkat
lapangan yang dekat masyarakat, akan memudahkan pemahaman permasalahan riil di tingkat
lapangan, untuk sekaligus memposisikan perannya dalam penetapan bentuk akses yang tepat
bagi masyarakat serta saran solusi konflik. Selain itu KPHP Sungai Sembulan menjadi salah
satu wujud nyata bentuk desentralisasi sektor kehutanan.
Wilayah KPHP Sungai Sembulan secara administrasi terletak pada 15 Desa dan
Kelurahan, serta berada pada 2 Kecamatan. Masyarakatnya sebagian besar sangat bergantung
kehidupannya dari hasil hutan. Banyak terjadi aktivitas, yang membuat keberadaan hutan
semakin mengalami degradasi dan deforestasi. Hal itu dibuktikan dengan kegiatan illegal
logging dan perambahan yang masih terjadi. Sehingga diharapkan KPHP Sungai Sembulan
sebagai unit pengelola terkecil di tingkat tapak dapat mengayomi serta mengatur aktivitas
masyarakat di dalam kawasan hutan, sehingga sesuai dengan aturan yang telah dibuat
pemerintah. Salah satu cara untuk memberikan pengertian kepada masyarakat, dengan cara
melakukan kegiatan Sosialisasi KPHP Sungai Sembulan.
Hari/
No Kegiatan Keterangan
Tanggal
1. Jumat, 6 Sosialisasi dan Koordinasi Kegiatan Sosialisasi dilakukan di Kantor Desa Puput.
Oktober KPHP Sungai Sembulan Sosialisasi dilakukan untuk memberikan
2017 gambaran kepada masyarakat mengenai
seperti apa program yang diadakan KPHP
Sungai Sembulan baik yang sudah berjalan
serta rencana yang akan dilakukan ditahun
2018 dalam hal pengelolaan hutan yang
berkaitan dengan masyarakat seperti HTR.
2. Senin, 16 Sosialisasi tentang Integrasi Tanaman Sosialisasi dilakukan di Kantor Desa
Oktober Kehutanan dan Peternakan Sungai Selan Atas. Sosialisasi dilakukan
2017 (Silvopastura), dan Perhutanan Sosial untuk memberikan pemahaman kepada
masyarakat bahwa kegiatan dalam
Pehutanan Sosial dapat dilakukan dengan
berbagai macam pola, salah satunya adalah
dengan Silvopastura yang dapat
memanfaatkan kawasan hutan (HTR) yang
dapat digunakan pula untuk peternakan,
baik itu memelihara ternak dalam kawasan
maupun penyediaan pakan ternak.
3. Rabu, 18 Sosialisasi Perhutanan Sosial, Hasil Sosialisasi dilakukan di Kantor Desa
Oktober Hutan Bukan Kayu, dan Jasa Keretak. Sosialisasi dilakukan untuk
2017 Lingkungan member pemahaman kepada masyarakat
bahwa hasil hutan bukan hanya kayu saja,
melainkan terdapat potensi yang lain yang
dapat dikembangkan dan lebih potensial
untuk dimanfaatkan dari segi ekonomi
apabila mampu dikelola dengan
manajemen yang baik, seperti hasil hutan
bukan kayu dan jasa lingkungan.
4. Rabu, 18 Sosialisasi Perhutanan Sosial dan Sosialisasi dilakukan di Kantor Desa
Oktober Perlindungan Hutan Kerantai. Sosialisasi dilakukan untuk
2017 memberikan pemahaman kepada
masyarakat bahwa dalam perhutanan sosial,
masyarakat dapat ikut melakukan kegiatan
pengelolaan, kegiatan yang ditawarkan
yaitu HTR, HKm, HD, Hutan Adat, dan
Kemitraan. Selain itu, disampaikan pula
mengenai kegiatan perlindungan hutan.
5. Jumat, 20 Sosialisasi Perhutanan Sosial dan Sosialisasi dilakukan di Kantor Desa
Oktober Perlindungan Hutan Sarang Mandi. Sosialisasi dilakukan untuk
2017 memberikan pemahaman kepada
masyarakat bahwa dalam perhutanan sosial,
masyarakat dapat ikut melakukan kegiatan
pengelolaan, kegiatan yang ditawarkan
yaitu HTR, HKm, HD, Hutan Adat, dan
Kemitraan. Selain itu, disampaikan pula
mengenai kegiatan perlindungan hutan.
6. Rabu, 25 Sosialisasi Kerja Sama Pemanfaatan Sosialisasi dilakukan di Kantor Kelurahan
Oktober Dalam Kawasan Hutan dan Sungai Selan. Sosialisasi dilakukan untuk
2017 Pengelolaan Hutan dengan Silvofishery menginformasikan kepada masyarakat
terkait apa saja pemanfaatan yang dapat
dilakukan terhadap kawasan hutan, serta
informasi mengenai rencana kegiatan
Silvofishery
7. Rabu, 25 Sosialisasi Perhutanan Sosial Sosialisasi dilakukan di Kantor Desa
Oktober Munggu. Sosialisasi dilakukan untuk
2017 memberikan pemahaman kepada
masyarakat bahwa dalam perhutanan sosial,
masyarakat dapat ikut melakukan kegiatan
pengelolaan, kegiatan yang ditawarkan
yaitu HTR, HKm, HD, Hutan Adat, dan
Kemitraan.
8. Jumat, 27 Sosialisasi Perhutanan Sosial dan Sosialisasi dilakukan di Kantor Desa
Oktober Perlindungan Hutan Melabun. Sosialisasi dilakukan untuk
2017 memberikan pemahaman kepada
masyarakat bahwa dalam perhutanan sosial,
masyarakat dapat ikut melakukan kegiatan
pengelolaan, kegiatan yang ditawarkan
yaitu HTR, HKm, HD, Hutan Adat, dan
Kemitraan. Selain itu, disampaikan pula
mengenai kegiatan perlindungan hutan.
9. Jumat, 15 Sosialisasi KPHP Sungai Sembulan Sosialisasi dilakukan di Kantor Desa
Desember Keretak Atas. Sosialisasi dilakukan untuk
2017 memberikan pemahaman kepada
masyarakat bahwa dalam perhutanan sosial,
masyarakat dapat ikut melakukan kegiatan
pengelolaan, kegiatan yang ditawarkan
yaitu HTR, HKm, HD, Hutan Adat, dan
Kemitraan. Selain itu, disampaikan pula
mengenai kegiatan perlindungan hutan.
Memberikan pemahaman kepada
masyarakat terkait jenis Hasil Hutan Bukan
Kayu yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat.
10. Senin, 18 Sosialisasi KPHP Sungai Sembulan Sosialisasi dilakukan di Kantor Desa
Desember Kerakas. Materi yang disampaikan dalam
2017 sosialisasi yaitu materi pertama mengenai
profil dan program. Kedua yaitu mengenai
kerusakan hutan. Ketiga dilanjutkan materi
mengenai perlindungan hutan. Keempat
mengenai perhutanan sosial dan
pemanfaatan hutan secara umum serta
kelembagaan dalam kehutanan.
Mengetahui ,
Plh. Kepala KPHP Sungai Sembulan
LAPORAN KEGIATAN
SOSIALISASI DAN KOORDINASI KEGIATAN KPHP
LAPORAN KEGIATAN
SOSIALISASI TENTANG INTEGRASI TANAMAN KEHUTANAN DAN PETERNAKAN
(SILVOPASTURA), DAN PERHUTANAN SOSIAL
LAPORAN KEGIATAN
SOSIALISASI PERHUTANAN SOSIAL, HASIL HUTAN BUKAN KAYU, DAN JASA LINGKUNGAN
LAPORAN KEGIATAN
SOSIALISASI PERHUTANAN SOSIAL DAN PERLINDUNGAN HUTAN
LAPORAN KEGIATAN
SOSIALISASI PERHUTANAN SOSIAL DAN PERLINDUNGAN HUTAN
LAPORAN KEGIATAN
SOSIALISASI KERJA SAMA PEMANFAATAN DALAM KAWASAN HUTAN DAN PENGELOLAAN
HUTAN DENGAN SILVOFISHERY
LAPORAN KEGIATAN
SOSIALISASI PERHUTANAN SOSIAL
LAPORAN KEGIATAN
KEGIATAN SOSIALISASI PERHUTANAN SOSIAL DAN PERLINDUNGAN HUTAN
LAPORAN KEGIATAN
KEGIATAN SOSIALISASI KPHP SUNGAI SEMBULAN
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Laporan Sosialisasi ini adalah sebagai berikut :
1. Dalam kegiatan Sosialisasi KPHP Sungai Sembulan yang telah dilakukan, masyarakat
sebagian besar tertarik dalam program perhutanan sosial, sebab masyarakat telah lama
menggunakan kawasan hutan sebagai tempat untuk bermata pencaharian, dan mereka
tidak mengetahui sebelumnya, sehingga dengan adanya kegiatan perhutanan sosial
mereka dapat terus melanjutkan usaha dengan legalitas yang jelas.
2. Sebagian masyarakat tertarik untuk menggunakan skema perhutanan sosial dengan
menerapkan sistem pengelolaan seperti Agroforestry, Silvopastura, dan Silvofishery
3. Masyarakat ingin ikut berperan dalam kegiatan perlindungan hutan.
4. Masyarakat yang lokasinya berada pada wilayah konsesi HTI masih mempertanyakan
mengenai bagaimana kemitraan yang akan dikerjakan bersama dengan HTI, namun disisi
lain masyarakat sebagian besar menolak dengan keras terkait adanya HTI.