Anda di halaman 1dari 30

SINKRONISASI KEGIATAN

PENANGANAN KEBAKARAN HUTAN


& LAHAN DI WILAYAH PROVINSI
JAWA TIMUR
PROFIT
Produksi Hasil
PLANET Hutan
Pengelolaan dan
Pemantauan
Lingkungan

KELOLA SOSIAL
Pengelolaan Hutan
Bersama
Masyarakat

PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR


Sekilas PERUM PERHUTANI
PERUM PERHUTANI adalah BUMN yang memiliki tugas dan wewenang
untuk menyelenggarakan perencanaan, pengurusan, pengusahaan dan STRUKTUR ORGANISASI POLHUT
perlindungan hutan di P. Jawa dan Madura. Didirikan berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor : 15 Tahun 1972, kemudian diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor : 2 Tahun 1978, Peraturan Pemerintah
Nomor : 36 Tahun 1986, Peraturan Pemerintah Nomor : 30 Tahun 2003
dan Peraturan Pemerintah Nomor : 72 Tahun 2010.
Sejak 2 Oktober 2014 Perhutani menjadi induk Holding BUMN Kehutanan
dengan bergabungnya 5 (lima) Perusahaan Kehutanan yaitu PT. Inhutani I
(Kalimantan Utara dan Sulawesi Tengah), PT. Inhutani II (Kalimantan), PT.
Inhutani III (Kalimantan), PT. Inhutani IV (Sumatera), dan PT. Inhutani V
(Sumatera) sebagai anak Perusahaan sesuai Peraturan Pemerintah No : 73
Tahun 2014

VISI  : Menjadi Perusahaan Pengelola Hutan Terkemuka Di Dunia Dan Bermanfaat


Bagi Masyarakat
MISI : 1. Mengelola sumberdaya hutan secara Lestari (Planet)
2. Peduli kepada kepentingan masyarakat dan lingkungan (People)
3.Mengoptimalkan bisnis kehutanan dengan prinsip Good Corporate
Governance
(GCG) (Profit)
TATA NILAI ; “ INTIKU”
1. Integritas
2. Inovasi
3. Fokus pada Pelanggan
4. Unggul
DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR
NO KABUPATEN LUAS (HA) PROSENTASE
1 Bojonegoro 92.095 NO PHW KPH HP HL LUAS (HA)
HP HL
2 Tuban 52.041
3 Lamongan 32.901
1 PHW I BOJONEGORO PADANGAN 27.829 4 27.834 99,98 0,02
4 Gresik 892 2 BOJONEGORO 49.092 1.052 50.144 97,90 2,10
5 Ngawi 43.130 3 PARENGAN 17.439 195 17.633 98,90 1,10
6 Madiun 45.718 4 JATIROGO 18.623 140 18.763 99,25 0,75
7 Magetan 7.557
5 TUBAN 28.201 400 28.602 98,60 1,40
LUAS JAWA TIMUR & LUAS HUTAN 8 Ponorogo 48.375
9 Pacitan 2.130 6 PHW II MADIUN MADIUN 30.065 1.127 31.192 96,39 3,61
JAWA TIMUR
10 Nganjuk 50.037 7 SARADAN 35.677 2.222 37.898 94,14 5,86
LUAS HUTAN KAWASAN HUTAN PROVINSI JAWA TIMUR SUAKA DAN 11 Jombang 21.283 8 NGAWI 35.004 14 35.019 99,96 0,04
PROVINSI PELESTARIAN
12 Mojokerto 14.840
JAWA TIMUR ALAM 9 LAWU DS 25.779 26.477 52.256 49,33 50,67
28 % DIKELOLA UPT 13 Kediri 21.055
KLHK
14 Kota Kediri 452 10 PHW III JOMBANG KEDIRI 79.407 37.932 117.340 67,67 32,33
HUTAN 18%
PRODUKSI HUTAN 15 Trenggalek 62.310 11 MOJOKERTO 31.670 253 31.923 99,21 0,79
LUAS LINDUNG
PROVINSI
DIKELOLA PHT
DIKELOLA PHT
16 Tulungagung 41.727 12 NGANJUK 20.008 1.267 21.275 94,05 5,95
59% 17 Blitar 35.504
JAWA TIMUR 23% 13 JOMBANG 35.898 1.450 37.348 96,12 3,88
18 Malang 86.070
19 Batu 6.491
14 BLITAR 42.283 15.052 57.335 73,75 26,25
20 Pasuruan 22.301 15 PHW IV MALANG MALANG 46.196 44.165 90.361 51,12 48,88
21 Probolinggo 46.021 16 MADURA 25.141 18.445 43.587 57,68 42,32
22 Bangkalan 3.235 17 PASURUAN 20.322 11.666 31.989 63,53 36,47
PROVINSI JAWA TIMUR LUAS (HA) KET 23 Sampang 765
18 PROBOLINGGO 50.052 34.212 84.264 59,40 40,60
24 Pamekasan 749
LUAS PROVINSI JAWA TIMUR 4.792.200 25 Sumenep 38.838 19 PHW V JEMBER JEMBER 32.162 39.614 71.776 44,81 55,19
LUAS HUTAN PROVINSI JAWA TIMUR 1.349.706 28% 26 Lumajang 34.799 20 BONDOWOSO 48.992 39.788 88.781 55,18 44,82
27 Jember 71.776 21 BANYUWANGI BARAT 15.250 27.457 42.707 35,71 64,29
SUAKA DAN PELESTARIAN ALAM 237.356 DIKELOLA UPT KLHK 28 Bondowoso 59.256
22 BANYUWANGI SELATAN 38.001 5.817 43.818 86,72 13,28
HUTAN LINDUNG 316.183 DIKELOLA PERHUTANI 29 Situbondo 55.341
30 Banyuwangi 114.659
23 BANYUWANGI UTARA 43.073 7.433 50.507 85,28 14,72
HUTAN PRODUKSI 796.167 DIKELOLA PERHUTANI GRAND TOTAL 1.112.350 Grand Total 796.167 316.183 1.112.350 71,58 28,42
BENTUK GUKAMHUT

PENCURIAN POHON

PENAMBANGAN LIAR
TENURIAL

Luas Kw.Hutan
PERHUTANI
Divre Jatim
PENGGEMBALAAN LIAR
PERENCEKAN 1.133.836,54 Ha

PEMBALAKAN MASSAL
PERBURUAN SATWA
LIAR

KEBAKARAN HUTAN
BENCANA ALAM
SK Direksi Nomor : 596/Kpts/Dir/2009 tentang Pedoman Pengamanan Hutan Lestari
Proses Terjadinya
SEGITIGA API Api, harus ada
OKSIGEN, PANAS, dan
BAHAN BAKAR, serta
REAKSI KIMIA yang
timbul dari Tiga
Elemen tersebut
FLOW CHART PETUNJUK KERJA
PENCEGAHAN DAN PEMADAMAN
KEBAKARAN HUTAN (PK.SMPHT 04-003 )

MULAI
 
- Deteksi Kebakaran Hutan     - Inventarisasi Lokasi Rawan
PENCEGAHAN
- Sekat Bakar         - Inventarisasi Faktor Penyebab
- Pemadaman Api       - Sosialisasi dan Penyuluhan
    - Penyiapan Sarana dan Prasarana
    - Sekat Bakar
    PEMADAMAN - Pemeliharaan Sekat Bakar
 
 
  - Data Kerusakan
  - Luas Lokasi
  - Laporan Kejadian
PASCA       - Analisa Tingkat Kerusakan Hutan
- Pengawasan Rutin KEBAKARAN     - Rehabilitasi
- Laporan Hasil Monev      
     
     
   
MONEV
 

SELESAI
KEGIATAN PENCEGAHAN DAN PEMADAMAN
KEBAKARAN HUTAN
KEBAKARAN LANTAI HUTAN / KEBAKARAN
JENIS KEBAKARAN PERMUKAAN (SERASAH, TUMBUHAN KERING
PD SAAT MUSIM KEMARAU)

AKTIFITAS MANUSIA (BERBURU, PENDAKIAN


PENYEBAB KEBAKARAN GUNUNG, MEMBAKAR SERASAH,
MENGALIHKAN PERHATIAN PETUGAS DLL)

KAWASAN HUTAN PERUM PERHUTANI BAIK


LOKASI RAWAN KEBAKARAN KAWASAN HUTAN LINDUNG MAUPUN
PRODUKSI

PEMBUATAN ILARAN/SEKAT UNTUK MEMBATASI PERLUASAN PERGERAKAN


BAKAR API PADA LOKASI YANG DITENTUKAN

PEMBUATAN POSKO PADA LOKASI KANTOR


PENYIAPAN POS KOMANDO DIVRE (Poskodal) KPH (Poskolak) & BKPH (Pos
Satlak)
KEGIATAN PENCEGAHAN DAN PEMADAMAN
KEBAKARAN HUTAN

PEMBUATAN PAPAN INFORMASI HIMBAUAN DAN LARANGAN

MOBIL TANKI AIR, CHAIN SAW, JET


PEMENUHAN SARPRAS DAMKAR SHOOTER/POMPA PUNGGUNG, ,GEPYOK, GARU
TAJAM,GARU PACUL, SEKOP,GPS, HT, TENDA

PERUM PERHUTANI DAN REKUITMEN


SATGASDAMKAR INTI
MASY DESA HUTAN /LMDH

BANTUAN PERSONIL DR INSTITUSI LAIN (POLRI,


TNI, BPBD , BASARNAS, DISHUT, UPT
PEMADAMAN KEBAKARAN KEMENHUT, PECINTA ALAM/PAGUYUBAN GIRI
WANA)

LOKASI PEGUNUNGAN, ANGIN, TOPOGRAFI


KENDALA/HAMBATAN` SANGAT CURAM /HANYA BISA DICAPAI DENGAN
BERJALAN KAKI
UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMADAMAN KARHUT

• Melarang kegiatan pembakaran terbuka, baik oleh


masyarakat maupun oleh Petugas Perum Perhutani,
khususnya dalam proses pembuatan tanaman pada tahap
pembukaan lahan (yang dituangkan di dalam PERJANJIAN
KERJAMA SAMA PEMBUATAN TANAMAN)
• Menginstruksikan kepada segenap jajaran Perum
Perhutani dalam kondisi SIAGA I untuk mencegah dan
menanggulangi kebakaran hutan
• Penyebar luasan informasi lokasi rawan kebakaran hutan
dan dampak kebakaran hutan melalui surat edaran,
leaflet, atau papan peringatan (himbauan dan larangan)
kebakaran hutan.
• Penggalangan kepada tokoh-tokoh masyarakat.
UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMADAMAN KARHUT

• Melakukan pemadaman kebakaran hutan pada


kesempatan pertama dengan melibatkan segenap stake
holder, yang berintikan Petugas dari Perum Perhutani dan
Tenaga Satdalkar dari Masyarakat/ LMDH.
• Meningkatkan kegiatan patroli dan pengawasan di
lapangan terhadap lokasi yang berpotensi terjadi
kebakaran hutan.
 Penyuluhan/bimbingan kepada masyarakat sekitar hutan
untuk aktif berpartisipasi dalam upaya melakukan
pencegahan kebakaran hutan
 Melengkapi sarana dan prasarana pemadaman
kebakaran hutan di setiap wilayah operasional (KPH) .
UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMADAMAN KARHUT

• Berkoordinasi dengan Pemerintah Propinsi dan Pemerintah


Kab/Kota untuk mengaktifkan Satuan Pelaksana Pengendalian
Kebakaran Hutan (SATLAKDALKARHUT) di masing-masing
wilayah serta dengan petugas UPT Kementerian LHK (Balai
Konservasi Sumber Daya Alam /BKSDA dan Balai Taman
Nasional/BTN) di masing-masing wilayah.
• Mengaktifkan Pos Komando Pencegahan dan Penanggulangan
Kebakaran Hutan pada semua tingkatan unit kerja, mulai dari
RPH, BKPH, KPH sampai dengan Kantor Divre dan
mengendalikan pelaksanaannya secara tertib dan
berkesinambungan
• Melakukan pemeliharaan dan atau pembuatan sekat bakar
• Tindakan represif terhadap pelaku pembakar hutan sebagai
langkah yang paling akhir yang dilakukan dengan skala
prioritas dan secara selektif.
25 LOKASI PRIORITAS PETA KERAWANAN KEBAKARAN HUTAN PADA WIL. KERJA PERHUTANI
PETA KERAWANAN KEBAKARAN HUTAN
PERUM PERHUTANI DIVRE JATIM
3 GUNUNG
4 GUNUNG
5 GUNUNG 6 GUNUNG
PANDERMAN KAWI ARJUNO WELIRANG
(KPH MALANG) (KPH MALANG) (KPH MALANG) (KPH PASURUAN)

2
GUNUNG
WILIS 7 GUNUNG
(KPH KEDIRI)
PENANGGUNGAN
1 (KPH PASURUAN)
GUNUNG LAWU
(KPH LAWU DS) 8 GUNUNG
LEMONGAN
(KPH PROBOLINGGO)

10 PERBATASAN TN
BALURAN
(KPH BWI UTARA)

9 PERBATASAN TN BTS 11
(KPH MALANG, GUNUNG IJEN
PASURUAN, (KPH BONDOWOSO)
PROBOLINGGO)
DATA LOKASI SANGAT RAWAN KEBAKARAN HUTAN DAN
POTENSI KEKUATAN SATGASDAMKAR DARI MDH / LMDH
No LOKASI Wilayah Luas Potensi Jumlah Ket
Rawan Administrasi (Ha) Kekuatan (Orang)
Kebakaran (Ds. Kec. Kab) Satgasdamkar
(Altitude) (Ds, Kec, Kab)

1 Gunung Lawu Kel Sarangan, Kec 2.950 16 Desa, 5 Kec, 1.145 Penge
( 1800 sd 3265 Panekan kab Kab Magetan dan lolaan
m dpl) Magetan 8 Desa 5 Kec, Kab 1.400 KPH
Ds. Ngaryutan, Ngawi Lawu
Kec Jogorogo Ds
Kab Ngawi

2 Gunung Ds Seloliman Kec 400 3 Desa , 2 Kec 150 Pengel


Penanggunga Trawas Kab Kab Mojokerto olaan
n Mojokerto 2 Desa, 1 Kec, Kab 100 KPH
(400 sd 1653 Pasuruan Pasuru
m dpl) an
DATA LOKASI SANGAT RAWAN KEBAKARAN HUTAN DAN
POTENSI KEKUATAN SATGASDAMKAR DARI MDH / LMDH
No LOKASI Wilayah Luas Potensi Jumlah Ket
Rawan Administrasi (Ha) Kekuatan (Orang)
Kebakaran (Ds. Kec. Kab) Satgasdamkar
(Altitude) (Ds, Kec, Kab)

3 Gunung Ds Padusan Kec 1.150 7 Desa 2 Kec 400 Penge


Welirang Pacet , Kab Kab Mojokerto lolaan
(1 100 sd Mojokerto KPH
1 200 sd Ds Leduk Kec Prigen 250 3 Desa 2 Kec 125 Pasuruan
3 339 m dpl) Kab pasuruan Kab Pasuruan

4 Gunung Ds Kalipang Kec 3 005 11 Desa, 5 Kec 880 Penge


Wilis Grogol Kab Kab Kab Kediri lolaan
( 1 100 sd Kediri KPH
2 552 m dpl) Ds Bajulan Kec 5 366 14 Desa , 5 Kec 625 Kediri
Loceret Kab Nganjuk Kab Nganjuk

5 Gunung Ds Sumberawan Kec 600 4 Desa, 2 Kec 350 Penge


Arjono Singosari Kab Kab Malang lolaan
( 1.800 sd Malang KPH
3.339 m dpl) Malang
DATA LOKASI SANGAT RAWAN KEBAKARAN HUTAN DAN
POTENSI KEKUATAN SATGASDAMKAR DARI MDH / LMDH
No LOKASI Wilayah Luas Potensi Jumlah Ket
Rawan Administrasi (Ha) Kekuatan (Orang)
Kebakaran (Ds. Kec. Kab) Satgasdamkar
(altitude) (Ds, Kec, Kab)

6 Gunung Ds Kalisodo 1.000 3 Desa 3 Kec 200 Pengelo


Kawi Kec Wagir Kab Malang laan
( 1 600 sd Kab Malang KPH
2 651 m dpl) Malang

7 Gunung Desa Oro Oro Ombo 200 3 Desa 2 Kec 160 Pengelo
Panderman Kec Batu Kota Batu Kota Batu Laan
( 1 200 sd KPH
2 045 m Malang
dpl)

8 Gunung Ds Papringan 1.000 5 Desa, 3 Kec 225 Pengelo


Lemongan Kec Klakah Kab Lumajang Laan
( 600 sd 1 Kab Lumajang KPH
650 m dpl) Proboli
nggo
DATA LOKASI SANGAT RAWAN KEBAKARAN HUTAN DAN
POTENSI KEKUATAN SATGASDAMKAR DARI MDH / LMDH

No Lokasi Wilayah Perhutani Luas Potensi Satgasdamkar Jumlah Ket


Altitude (Ha) (Desa, Kec, Kab) (Orang)
9 Perbatasan 1) RPH 24,4 1) Desa Wringin 42 Pengelolaan
Taman Nasional Poncokusumo anom KPH Malang
Bromo – Tengger BKPH Tumpang Kec.Poncokusumo
– Semeru (BTS) Kab. Malang
2000 – 2340 2) Desa Gubuk 37
mdpl Klakah
Kec.Poncokusumo
Kab.Malang
1) RPH Besuksat 300 1) Desa Pasrujambe 100 Pengelolaan
BKPH Senduro Kec.Pasrujambe KPH
Kab.Lumajang Probolinggo
2) RPH Sumberurip 150 2) Desa Supiturang 50
BKPH Pasirian Kec.Pronojiwo
3) RPH Sumberowo Kab.Lumajang
BKPH Pronojiwo
DATA LOKASI SANGAT RAWAN KEBAKARAN HUTAN DAN
POTENSI KEKUATAN SATGASDAMKAR DARI MDH / LMDH
No Lokasi Wilayah Perhutani Luas Potensi Satgasdamkar Jumlah Ket
(Ha) (Desa, Kec, Kab) (Orang)

Perbatasan 1) RPH Penanjakan 350,1 - Desa Ngadiwono 254 Pengelolaan


Taman Nasional BKPH Tosari Kec. Tosari KPH
Bromo – 2) RPH 1.362,8 Kab.Pasuruan 632 Pasuruan
Tengger – Cukurguling - Desa Panditan Kec.
Semeru (BTS) BKPH Tosari Lumbang
2000 – 2340 Kab.Pasuruan 150
mdpl 366,9 - Desa Jayu Bebek
3) RPH 58,9 - Desa Gendro 45
Nongkojajar 257,9 - Desa Ngadirejo 137
BKPH Lwg Timur Kec. Tutur
4) RPH Sugro Kab.Pasuruan
BKPH Lawang
Timur

10 Perbatasan 1) RPH Wonorejo 2.786,1 1) Desa Wonorejo 50 Pengelolaan


Taman Nasional BKPH Bajulmati Kec.Banyuputih KPH
Baluran (Bagian 2) RPH Kab.Situbondo Banyuwangi
Hutan Bitakol) Sumberwaru 2) Desa Sumberwaru 75 Utara
100 – 400 mdpl BKPH Kec.Banyuputih
Asembagus Kab. Situbondo
DATA LOKASI SANGAT RAWAN KEBAKARAN HUTAN DAN
POTENSI KEKUATAN SATGASDAMKAR DARI MDH / LMDH

No Lokasi Wilayah Perhutani Luas Potensi Jumlah Ket


(Ha) Satgasdamkar (Orang)
(Desa, Kec, Kab)

11 Perbatasan 1) RPH Blawan 183 Desa Sempol dan 71 Pengelolaan


cagar alam BKPH Sukosari Desa Sumberrejo KPH
-taman wisata Kec.Sempol, Bondowoso
alam Gunung Kab.Bondowoso
Ijen.
2000 – 2800
mdpl
DATA KEBAKARAN 2017-2020
WILAYAH DIVRE JATIM
TAHUN LUAS (Ha) KERUGIAN (x 1000) KETERANGAN
1 2 3 4

2017 1,119 1,238,426


2018 5,898 2,401,079
2019 2,804 1,220,260
2020 135 45,726
CATATAN DARI WEBINAR POJOK IKLIM
“ EKOLOGI POLITIK KARHUTLA ”
( Jakarta, 29 Juli 2020 )
1. Permasalahan lingkungan seperti karhutla menjadi isu besar yang mengakibatkan gangguan
kesehatan dan pelemahan daya saing ekonomi indonesia, serta dampak terhadap
keberlangsungan dan keseimbangan alam. (Bank Dunia : Kerugian Indonesia karena dampak
karhutla tahun 2019 mencapai 2 Miliar $ atau setara Rp 72,95 Triliun, pada 8 Propinsi prioritas :
Kalteng, Sumsel, Kalsel, Riau, Kalbar Jambi, Kaltim dan Papua)
2. Fakta fakta menunjukkan krisis ekologi indonesia lebih banyak disebabkan oleh orientasi dan
motif ekomomi politik dalam mengakses SDA, masalah-masalah kelembagaan seperti kebijakan
ekonomi yang eksplotatif, sektoral, hak penguasaan SDA oleh negara dan KKN. Juga
ketidakseimbangan relasi kuasa antara aktor lokal, nasional, regional dan internasional dalam
akses terhadap SDA dan lingkungan hidup.
3. Dari sudut pandang hubungan internasional , ekologi politik dalam penanganan karhutla perlu
terus dilakukan secara konsisten dari hulu sampai dengan hilir dari waktu ke waktu. Komitmen
dan konsistensi dalam mengatasi karhutla perlu melihat adanya pemenuhan target bidang
kehutanan pada Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs), penurunan emisi gas rumah kaca 2030,
dengan dukungan internasional dan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan.
4. Pendekatan tata kelola dan ekologi politik relatif masih dikembangkan secara terbatas, salah
satunya untuk menjawab permasalahan mengapa “peraturan tidak berjalan semestinya”, serta
peningkatan peran masyarakat sipil mengingat karhutla banyak didorong oleh kepentingan dan
pertimbangan kekuatan politik.
5. Dari sudut pandang komukasi publik, pengendalian karhutla perlu dikomunikasikan dengan baik,
karena penting untuk menjaga kestabilan politik nasional dan menjaga kedaulatan bangsa sebagai
bagian dari interaksi masyarakat global, karena kegagalan komunikasi akan mendeligitimasi
keberhasilan kinerja dan kebijakan yang sudah baik. 1
SINKRONISASI PUSAT DAERAH

SK SATGAS DALKARHUTLA PROPINSI SK DALKARHUTLA KPH PERHUTANI


PANTAUAN TITIK API MENNGUNAKAN APLIKASI NASA

Anda mungkin juga menyukai