Anda di halaman 1dari 140

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN

METODE ECONOMIC VALUE ADDED


(STUDI PADA BANK UMUM PEMERINTAH)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana

Ekonomi

Oleh:

AULIA WAHYU MIFTACHULFIA


NIM. 2017051031

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO

2021
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN
METODE ECONOMIC VALUE ADDED
(STUDI PADA BANK UMUM PEMERINTAH)

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana
Ekonomi

Oleh:

AULIA WAHYU MIFTACHULFIA


NIM. 2017051031

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO
2021

SKRIPSI
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN
METODE ECONOMIC VALUE ADDED
(STUDI PADA BANK UMUM PEMERINTAH)

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi


Manajemen Universitas Mayjen Sungkono Mojokerto

Oleh:
AULIA WAHYU MIFTACHULFIA
NIM. 2017051031

UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO MOJOKERTO


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2021
SKRIPSI
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN
METODE ECONOMIC VALUE ADDED
(STUDI PADA BANK UMUM PEMERINTAH)

Oleh:

AULIA WAHYU MIFTACHULFIA


NIM. 2017051031

Skripsi Ini Telah Disetujui Pada Tanggal September 2021


Untuk Diuji Dan Dipertahankan Di Hadapan Majelis Penguji
Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Titik Inayati S.E,M.M


Rachmad Sholeh, S.E,M.M
NIDN. 0721047003
NIDN.0715088504

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi

Fajar Purwanto, S.Ked,M.M.


NIDN.0701116204
SKRIPSI
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN
METODE ECONOMIC VALUE ADDED
(STUDI PADA BANK UMUM PEMERINTAH)

Oleh:

AULIA WAHYU MIFTACHULFIA


NIM. 2017051031

Telah dipertahankan dihadapan dewan penguji pada tanggal 22 Agustus .2021dan


dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima sebagai persyaratan mendapat gelar
Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Mayjen Sungkono Mojokerto
DEWAN PENGUJI

Penguji I, Penguji II Penguji III

Dr. Titik Inayati, S.E,M.M. Rachmad Sholeh, S.E,M.M Fajar Budiyanto, S.Si., M.Si
NIDN.0721047003 NIDN.0715088504 NIDN. 0729068102
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi

Fajar Purwanto, S.Ked.,M.M


NIDN.0701116204
MOTTO

“YOU DON’T NEED TO BE GREAT TO START SOMETHING.

DO IT NOW AND DON’T EVER PUT OFF BECAUSE THE

CHANCE MAY NOT COME TWICE”


PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Aulia Wahyu Miftachulfia
NIM : 2017051031
Prodi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi
Perguruan Tinggi : Universitas Mayjen Sungkono Mojokerto
Menyatakan bahwa karya ilmiah atau skripsi yang berjudul :
Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Economic Value Added (Studi Pada
Bank Umum Pemerintah)
Adalah benar-benar karya saya dan bukan tulisan orang lain, baik sebagian
maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang diacu dalam naskah ini
dan telah disebutkan sumbernya, baik dalam bentuk kutipan dan daftar pustaka.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak dengan ini
saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai tulisan saya sendiri.
Demikian Pernyataan ini, saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila ternyata
di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan atau
plagiat, maka saya bersedia mendapatkan sanksi Akademik berupa digugurkan
skripsinya dan dicabut gelar akademiknya (S.M) yang telah diberikan oleh
Universitas Mayjen Sungkono Mojokerto batal saya terima.

Mengetahui
Pembimbing I
Yang Menyatakan,

Aulia Wahyu Miftachulfia


Dr. Titik Inayati S.E, M.M NIM. 2017051031
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE
ECONOMIC VALUE ADDED
(STUDI PADA BANK UMUM PEMERINTAH)

Aulia Wahyu Miftachulfia, Dr. Titik Inayati, S.E,M.M, Rachmad Sholeh, S.E,M.M

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Mayjen Sungkono Mojokerto

Email : auliawahyu1705@gmail.com

ABSTRAK

Penilaian kinerja sebagai penentuan secara periodik efektivitas operasional


berdasarkan sasaran, standar dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya untuk
mengevaluasi tujuan bank tersebut.Penilaian kinerja sangat dibutuhkan dalam keuangan
bank. Kinerja keuangan merupakan deskriptif dari perusahaan dalam memperoleh laba
penghasilan pada satu periode melalui aktivitas-aktivitas bank. Objek dalam kinerja
keuangan yaitu data-data bank dalam laporan keuangan. Dalam penilaian kinerja
keuangan suatu bank dibutuhkan penilaian yang dapat menginterprestasikan yang
sebenarnya kondisi bank tersebut. Konsep Economic Value Added (EVA) merupakan
alternatif yang tepat dan efektif digunakan dalam mengukur kinerja bank dimana fokus
penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai bank.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana penilaian kinerja
keuangan dengan metode EVA pada Bank Umum Pemerintah dan mana penilaian
kinerja yang paling baik dengan metode EVA. Tujuan penelitian ini adalah Untuk
mengetahui kinerja keuangan metode Economic Value Added (EVA) pada Bank Umum
Pemerintah.

Teknis Analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis kuantitatif, dimana
data yang digunakan data sekunder diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia
dengan metode pengumpulan data dokumentasi dan riset kepustakaan, dengan
menyajikan uraian EVA dan langkah-langkah perhitungan Economic Value Added (EVA) .

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa 1. Nilai NOPAT mengalami fluktuasi dan
cenderung negatif. 2. Nilai Invested Capital terjadi fluktuatif kerana jumlah ekuitas bank
yang tidak stabil, 3. Nilai WACC memiliki kecenderungan negatif pada setiap tahun
penelitiannya, 4. Capital Charges juga mengalami fluktuasi meskipun ada beberapa yang
bernilai positif, 5. Economic Value Added (EVA) hanya didapat satu hasil yang positif.
Hanya didapat satu nilai positif dalam penilaian kinerja dengan metode EVA yaitu Bank
BTN (Persero) Tbk dapat menciptakan nilai tambah dan dapat memaksimumkan
pendapatan dan dapat meminimumkan beban bank. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA)dalam
perhitungan kinerja keuangan bank lebih efektif karena metode EVA
mempertimbangkan nilai modal bank.

Kata Kunci: EVA, Bank, Analisis Kinerja Keuangan


FINANCIAL PERFORMANCE ANALYSIS WITH

ECONOMIC VALUE ADDED METHOD (STUDY ON

GOVERNMENT COMMERCIAL BANKS)

Abstract : Performance appraisal is a periodic determination of operational


effectiveness based on predetermined targets, standards, and performance to
evaluate the bank's objectives. Performance appraisal is very much needed in bank
finance. Financial performance is descriptive of the company in obtaining income
in one period through bank activities. Objects in financial performance are bank
data in financial statements. In assessing the financial performance of a bank, an
assessment is needed that can interpret the actual condition of the bank. The
concept of Economic Value Added (EVA) is an appropriate and effective
alternative used in measuring bank performance where the focus of performance
appraisal is on creating bank value.
The formulation of the problem in this study is how to assess financial
performance using the EVA method at Government Commercial Banks and which
is the best performance assessment using the EVA method. The purpose of this
study was to determine the financial performance of the Economic Value Added
(EVA) method at Government Commercial Banks.
The technical analysis used in this study is quantitative analysis, where the data
used are secondary data obtained from the official website of the Indonesia Stock
Exchange with the method of collecting documentation data and library research,
by presenting a description of EVA and the steps for calculating Economic Value
Added (EVA).
The results of this study concluded that 1. NOPAT values fluctuated and tended to
be negative. 2. The value of Invested Capital fluctuates because the amount of
bank equity is unstable, 3. The value of WACC has a negative trend in each year
of research, 4. Capital Charges also fluctuate although some are positive, 5.
Economic Value Added (EVA) only one positive result was obtained. Only one
positive value was obtained in the evaluation of performance with the EVA
method, namely Bank BTN (Persero) Tbk can create added value and can
maximize revenue, and can minimize bank expenses. Thus it can be concluded
that using the Economic Value Added (EVA) method in calculating bank
financial performance is more effective because the EVA method considers the
bank's capital value.
Key Words : EVA, BANK, Financial Performance Analysis
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmad

dan hidayah-Nya, sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga

Skripsi dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Economic

Value Added (Studi Pada Bank Umum Pemerintah)” ini dapat terselesaikan

pada waktu yang telah direncanakan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk

memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat sarana manajemen Universitas

Mayjen Sungkono Mojokerto.

Selama proses penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah

memberikan bantuan dan dukungan kepada saya. Sebagai ungkapan syukur,

dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Hendro Suwono, S.H., M.H, selaku Ketua Yayasan Universitas

Mayjen Sungkono.

2. Bapak Dr. H. Hery Setiawan, S.H., M.Si, selaku Rektor Universitas

Mayjen Sungkono.

3. Bapak Fajar Purwanto, S.Ked., M.M, selaku Dekan Fakultas Ekonomi.

4. Dr. Titik Inayati, S. E., M. M., Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan masukan selama proses penulisan skripsi.


5. Bapak Rachmad Sholeh, S. E., M. M., Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan masukan selama proses penulisan skripsi.

6. Ibu Dwi Dewianawati, S.E., M.M. selaku Kepala Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mayjen Sungkono Mojokerto.

7. Terima kasih kepada seluruh Bapak/Ibu dosen manajemen Fakultas

Ekonomi yang telah memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat

selama masa perkuliahan hingga akhir penyusunan skripsi ini.

8. Terima kasih yang sebesar besarnya kepada Ibu Saya Diyah Arifah dan

Bapak Saya Trisono Wahyudi selaku orang tua kandung yang masih hidup

selama ini karena telah memberikan banyak dukungan luar biasa setiap

harinya dalam bentuk doa, ridho, dukungan, semangat, dan pengorbanan

baik secara moral maupun materiil sehingga saya dapat menyelesaikan

studi yang saya tempuh dengan baik.

9. Untuk saudara kandung Saya Anton Wahyu Ari Utomo dan Dwi Wahyu

Cahyono, saya ucapkan terima kasih untuk dukungan dan perhatian yang

diberikan.

10. Terima kasih kepada spotify, drama Korea dan Quora yang menemani

saya dalam proses pengerjaan skripsi ini.

11. Seluruh teman-teman Manajemen Ekonomi 2017 terutama Tria

Damayanti, Desi Wahyu W., Desi Vika S., Achmad Tajuddin, Fajar

Romadloni, Ari Prayogo, Sri Lestari dan Anti Ati Wijayanti yang selalu

membantu dan memberikan dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi


ini. Terima kasih atas pengalaman dan kerjasamanya selama perkuliahan

dan penyelesaian tugas akhir.

12. Terima kasih kepada teman-teman saya di luar kampus terutama Novi

Atika Dewi., Natalia Chandra, Anthoni Pratama dan Minami Kana yang

selalu juga tidak pernah lupa untuk mendukung dan membantu saya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaikan tugas akhir ini.

Kepada mereka semua, hanya ungkapan terima kasih dan do’a tulus yang

bisa saya persembahkan, semoga segala yang telah mereka berikan pada saya

tercatat dengan tinta emas dalam lembaran catatan roqib sebagai ibadah yang tiada

ternilai. Amin.

Akhirnya, dengan keterbatasan dan kekurangan saya persembahkan karya

tulis ini kepada siapapun yang membutuhkan serta semoga

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Waalaikumsalam Wr. Wb.

Mojokerto, 22 Agustus 2021

Penulis
Aulia Wahyu Miftachulfia
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................


DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................1
1.1...............................................................................Latar Belakang Masalah
.....................................................................................................................1

1.2.........................................................................................Rumusan Masalah
.....................................................................................................................9

1.3.........................................................................................Tujuan Penelitian
...................................................................................................................10

1.4........................................................................................Manfaat Penelitian
...................................................................................................................10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................12


2.1 Landasan Teori .........................................................................................12
2.1.2 Laporan Keuangan ....................................................................12
2.1.2.1 Pengertian Laporan Keuangan ...................................12
2.1.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan ...........................14
2.1.2.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan....................................15
2.1.3 Kinerja Keuangan.......................................................................19
2.1.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan .....................................19
2.1.3.2 Tujuan Menilai Kinerja Keuangan .............................20
2.1.4 Metode EVA .............................................................................22
2.1.4.1 Pengertian EVA ..........................................................22
2.1.4.2 Perhitungan EVA ........................................................23
2.1.4.3 Manfaat EVA...............................................................25
2.1.4.4 Kelebihan dan Kelemahan EVA.................................26
2.1.5 Bank BUMN .............................................................................27
2.1.5.1 Pengertian Bank BUMN .............................................27
2.1.5.2 Fungsi Bank ................................................................28
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................30
2.3 Kerangka Konseptual ...............................................................................34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .........................................................................................37
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ...............................................................37
3.2.1 Tabel Sampel Penelitian .................................................................38
3.3 Sumber dan Metode Pengumpulan Data ..................................................39
3.4 Analisis Data ............................................................................................40
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................44
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................................44
4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.....44
4.1.2 Visi dan Misi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk .............................47
4.1.3 Struktur Organisasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk....................48
4.1.4 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Bank BNI (Persero) Tbk .............48
4.1.5 Visi dan Misi PT. Bank BNI (Persero) Tbk ...................................50
4.1.6 Struktur Organisasi PT. Bank BNI (Persero) Tbk .........................51
4.1.7 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Bank BRI (Persero) Tbk .............52
4.1.8 Visi dan Misi PT. Bank BRI (Persero) Tbk....................................55
4.1.9 Struktur Organisasi PT. Bank BRI (Persero) Tbk ..........................57
4.1.10 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Bank BTN (Persero) Tbk .........58
4.1.11 Visi dan Misi PT. Bank BTN (Persero) Tbk.................................59
4.1.12 Struktur Organisasi PT. Bank BTN (Persero) Tbk ......................61
4.2 Hasil Penelitian ........................................................................................62
4.2.1 Analisis Kinerja Keuangan Menggunakan Economic Value
Added (EVA)........................................................................................62
4.2.1.1 Perhitungan Economic Value Added (EVA) pada Bank
Mandiri (Persero) Tbk Periode 2018-2020........................................62
4.2.1.2 Perhitungan Economic Value Added (EVA) pada Bank BNI
(Persero) Tbk Periode 2018-2020............................................................71
4.2.1.3 Perhitungan Economic Value Added (EVA) pada Bank BRI
(Persero) Tbk Periode 2018- 2020...........................................................81
4.2.1.4 Perhitungan Economic Value Added (EVA) pada Bank BTN
(Persero) Tbk Periode 2018-2020............................................................90
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian..................................................................104
BAB V PENUTUP..................................................................................................114
5.1 Kesimpulan.............................................................................................115
5.2 Saran. ......................................................................................................115
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................117
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 3.2.1 Sampel Penelitian .......................................................................................


Tabel 4.1 Tingkat Laba dari Modal yang Diinvestasikan

(NOPAT) Pada PT. Bank Mandiri Tbk .........................................................................


Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Invested Capital

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk ...................................................................................


Tabbel 4.3 Hasil Perhitungan Capital Charges

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk....................................................................................


Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Nilai Economic Value Added (EVA) PT. Bank
Mandiri (Persero) Tbk Periode 2018-2020.....................................................................
Tabel 4.5 Tingkat Laba dari Modal yang Diinvestasikan

(NOPAT) Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk.................................................................


Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Invested Capital

PT. Bank BNI (Persero) Tbk..........................................................................................


Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Capital Charges

PT. Bank BNI (Persero) Tbk.........................................................................................


Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Nilai Economic Value Added (EVA) PT. Bank BNI
(Persero) Tbk Periode 2018-2020...................................................................................
Tabel 4.9 Tingkat Laba dari Modal yang Diinvestasikan

(NOPAT) Pada PT. Bank BRI (Persero) Tbk.................................................................


Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Invested Capital

PT. Bank BRI (Persero) Tbk...........................................................................................


Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Capital Charges
PT. Bank BRI (Persero) Tbk..........................................................................................
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Nilai Economic Value Added (EVA) PT. Bank BRI
(Persero) Tbk Periode 2018-2020...................................................................................
Tabel 4.13 Tingkat Laba dari Modal yang Diinvestasikan

(NOPAT) Pada PT. Bank BTN (Persero) Tbk................................................................


Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Invested Capital

PT. Bank BTN (Persero) Tbk.........................................................................................


Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Capital Charges

PT. Bank BTN (Persero) Tbk........................................................................................


Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Nilai Economic Value Added (EVA) PT. Bank BTN
(Persero) Tbk Periode 2018-2020...................................................................................
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan WACC Bank Umum Pemerintah…………….

Tabel 4.18 Hasil Perhitungan EVA Bank Umum Pemerintah………………


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual..................................................................................


Gambar 4.1.3 Struktur Organisasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.............................
Gambar 4.1.6 Struktur Organisasi PT. Bank BNI (Persero) Tbk ..................................
Gambar 4.1.9 Struktur Organisasi PT. Bank BRI (Persero) Tbk ...................................
Gambar 4.1.12Struktur Organisasi PT. Bank BTN (Persero) Tbk ................................
xxi
xxii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah keuangan tentu menjadi masalah yang utama untuk

perkembangan bisnis pada semua perusahaan. Tujuan utama didirikannya

perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Berhasil

tidaknya suatu perusahaan mempertahankan bisnisnya tergantung pada

manajemen keuangan perusahaan tersebut. Untuk mempertahankan

keberlangsungan perusahaan, tentunya perusahaan harus mampu melakukan

berbagai inovasi-inovasi untuk tetap bertahan, salah satunya dengan melakukan

penjualan saham kepada masyarakat. Penjualan saham dilakukan bertujuan untuk

menambah modal kerja perusahaan. Kebutuhan akan dana dalam jumlah yang

besar dan pihak kreditur tidak mampu untuk memberikan pinjaman karena

berbagai alasan seperti tingginya resiko yang akan dialami jika terjadi kemacetan,

merupakan salah upaya perusahaan melakukan penjualan saham. Untuk menarik

investor tentu perusahaan harus mampu menunjukan kinerja keuangan yang baik,

karena investor hanya akan berinvestasi pada perusahaan yang menunjukan

kinerja keuangan yang stabil dan efisien.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Undang-undang Nomor 10 Tahun

1998 tentang Perbankan, Bank disebutkan sebagai badan usaha yang menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

1
2

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Para perusahaan, agar modal yang ada cukup aman dan mendapatkan

tingkat return yang menguntungkan dari investasi yang ditanamkan kemudian,

bagi pihak manajemen perusahaan, penilaian kinerja keuangan akan sangat

berpengaruh dalam penyusunan rencana usaha perusahaan yang akan diambil

untuk masa yang akan datang demi kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Menurut (Karamoy Jilly et al).

Bank konvensional memiliki ciri-ciri sebagai berikut : profit oriented,

memakai prosedur bunga pinjaman sesuai kesepakatan yang diantaranya jumlah

bunga tidak meningkat sekalipun keuntungan meningkat dan tidak memiliki

dewan sejenis Dewan Pengawas Syariah serta menggunakan tingkat suku bunga

dalam penyaluran dananya.

Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan kekayaan dari

pemegang sahamnya. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dibutuhkan

sebagai indikator keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis

perkembangan kinerja keuangan perusahaan dapat diperoleh melalui analisis

terhadap data keuangan perusahaan yang tersusun dalam laporan keuangan.

Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan bahwa pengukuran kinerja

berdasarkan laporan keuangan tidak dapat diandalkan. Selain itu pengukuran


3

berdasarkan rasio keuangan ini sangat bergantung pada metode atau perlakuan

akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan,

sehingga seringkali kinerja perusahaan terlihat baik dan meningkat, sebenarnya

kinerja tidak mengalami perubahan dan cenderung menurun. Untuk mengatasi

masalah tersebut, maka dapat digunakan pengukuran kinerja dengan pendekatan

Economic Value Added (EVA) untuk mengukur kinerja yang berdasarkan nilai

(value), karena EVA adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh

perusahaan sebagai akibat dari aktivitas perusahaan atau strategi manajemen.

Konsep EVA merupakan suatu konsep penilaian kinerja keuangan perusahaan

yang dikembangkan oleh Stem Stewart & Co, sebuah perusahaan konsultan

manajemen keuangan di Amerika Serikat. Konsep EVA membuat perusahaan

lebih memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan nilai perusahaan dan menilai

kinerja keuangan perusahaan secara adil yang diukur dengan mempergunakan

ukuran tertimbang (weighted) dari struktur modal awal yang ada

(Widayanto,1994:188).EVA atau nilai tambah ekonomis adalah metode

manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi suatu perusahaan yang

menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta tatkala perusahaan mampu

memenuhi semua biaya operasi (Operating Cost) dan biaya modal (Cost of

Capital).

Konsep EVA merupakan alternatif yang dapat digunakan dalam mengukur

kinerja perusahaan di mana fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai

perusahaan. Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA

menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham.


4

Dengan EVA, para manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang

saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian serta

dengan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat

dimaksimumkan. Sebagai pengukur kinerja perusahaan, EVA secara langsung

menunjukkan seberapa besar perusahaan telah menciptakan modal bagi pemilik

modal. (Mamduh M. Hanafi : 2004 ).

Analisis laporan keuangan adalah perhitungan rasio dari data keuangan

perusahaan yang digunakan untuk mengevaluasi keadaan keuangan pada masa

lalu. Analisis rasio merupakan bentuk atau cara yang umum dipergunakan dalam

analisis laporan keuangan. Sedangkan rasio ialah alat yang dinyatakan dalam arti

relatif ataupun absolut untuk menjabarkan hubungan tertentu antara faktor-faktor

yang lain dalam suatu laporan keuangan. Selanjutnya berdasarkan laporan

keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi akan dapat dilakukan

analisis laporan keuangan tersebut dengan menggunakan analisis rasio. Tujuan

dari analisis rasio adalah membantu manajer keuangan memahami apa yang perlu

dilakukan oleh perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia yang sifatnya

terbatas yang berasal dari financial statement yaitu dalam hal pembuatan

keputusan dan pertimbangan tentang apa yang perlu dicapai oleh perusahaan dan

bagaimana prospek yang dihadapi oleh perusahaan di masa yang akan datang

(Alwi, 2002).

Pandangan stakeholders terhadap perusahaan didapat dari informasi

laporan keuangan yang dinilai dari kinerja keuangan perusahaan tersebut. Bagian

yang paling di analisis investor dalam rangka mengetahui kondisi suatu


5

perusahaan itu sehat atau tidak ialah dari laporan keuangan yang menggambarkan

tentang kondisi keuangan perusahaan tersebut. Dilihat dari sudut pandang

manajemen, laporan keuangan merupakan media bagi investor dan kreditur untuk

mengkomunikasikan kinerja keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang

terkait, sedangkan ditinjau dari sudut pandang pemakai, informasi keuangan

diharapkan dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang rasional dalam

praktik bisnis yang sehat.

Kinerja keuangan sangat diperhatikan perusahaan sebab ketika kondisi

keuangan mengalami penurunan, pimpinan perusahaan dapat segera

mengatasinya. Oleh sebab itu, diperlukan penyusunan rencana keuangan yang

baik agar kondisi keuangan pun stabil. Untuk memahami kondisi keuangan

perusahaan, dibutuhkan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Menurut

Weston dan Copeland (1995), laporan-laporan keuangan merupakan kartu angka

untuk mencatat dan mengevaluasi kinerja suatu perusahaan. Selain itu, pihak

manajemen memerlukan suatu alat penilai kinerja sebagai bahan evaluasi

perusahaannya.

Pengukuran kinerja selanjutnya dilakukan dengan penilaian kinerja

perusahaan dapat dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan untuk mengelola

operasi serta membantu melakukan pengambilan keputusan, mengidentifikasi

tentang kebutuhan akan sumber daya, menentukan pengembangan dan penyediaan

informasi untuk memberikan penghargaan bagi karyawan. Alat ukur untuk

mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan dalam kegiatan investasi yang umum

digunakan oleh para investor adalah rasio profitabilitas. Daya tarik bagi pemilik
6

perusahaan pemegang saham terletak pada rasio profitabilitas, yang menunjukkan

hasil pengelolaaan manajemen perusahaan atas dana yang diinvestasikan. Rasio

profitabilitas atau rasio keuntungan memiliki keterkaitan antara kemampuan

perusahaan dan efektivitas operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

Harnanto (2004).

Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dinilai dengan menggunakan

beberapa alat analisis keuangan, salah satunya yaitu laporan keuangan dengan

menggunakan pendekatan beberapa rasio keuangan misalnya rasio profitabilitas,

rasio likuiditas, rasio laverage dan lain-lain. Laporan keuangan perusahaan

merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi lain

seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan,

kualitas manajemen dan lainnnya. (Hanafi: 2005).

Untuk memperbaiki adanya kelemahan pada analisis rasio kemudian

munculah pendekatan baru yang disebut EVA (economic value added). Menurut

(Rudianto : 2006) EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk

mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa

kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua

biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital). EVA sebagai

indikator dari keberhasilan manajemen dalam memilih dan mengelola sumber-

sumber dana yang ada di perusahaan tentunya juga akan berpengaruh positif

terhadap return pemegang saham. Di dalam konsep EVA memperhitungkan

modal saham, sehingga memberikan pertimbangan yang adil bagi para


7

penyandang dana perusahaan. Analisis sekuritas menemukan bahwa harga saham

mengikuti EVA jauh lebih dekat dibanding 3 faktor lainnya seperti laba per

saham, marjin operasi. Korelasi ini terjadi karena EVA benar-benar diperhatikan

investor.

(Fahmi : 2012) mendefinisikan bahwasannya kinerja keuangan merupakan

gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan yang dapat diartikan sebagai

hasil yang telah diperoleh atas berbagai aktivitas yang telah dilakukannya. Dapat

dijelaskan bahwasannya kinerja keuangan ialah suatu analisis yang dilakukan

untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan serta

menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Salah

satu cara mengukur kinerja keuangan perusahaan yaitu menggunakan metode

Economic Value Added (EVA).

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Astuti (2014), berjudul

Economic Value Added (EVA) Sebagai Alat Penilaian Kinerja Pada PT Gudang

Garam TBK Tahun 2011 – 2013 menunjukkan bahwasannya pada tahun 2011

bernilai negatif atau EVA > dari 0, dan pada tahun tersebut terjadi nilai tambah

ekonomis, namun pada tahun 2012 dan 2013 EVA yang dihasilkan bernilai

negatif atau EVA < dari 0, maka di tahun tersebut tidak mengalami nilai tambah

ekonomis.

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Meutia Dewi:2017) yang

berjudul Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode EVA

(Economic Value Added): Studi Kasus pada PT. Krakatau Steel Tbk Periode

2012-2016 menunjukkan nilai EVA pada 5 tahun berturut-turut menunjukkan


8

nilai EVA < 0 dimana nilai tersebut bernilai negatif sehingga tidak terjadi

penambahan nilai ekonomis pada perusahaan tersebut.

Pada Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Titik Inayati et al :2014)

Analyzing Islamic Micro Finance Performance with Economic Value

Added (EVA) : Learning From Baitul Wat Tamwil (BMT) Usaha Gabungan

Terpadu Sidogiri indonesia Tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa pada tahun

2011 dan 2012 analisis terhadap kinerja keuangan BMT UGT menghasilkan EVA

yang bernilai positif atau EVA >0 dan pada tahun tersebut menghasilkan nilai

tambah ekonomis. Dan pada tahun 2013 EVA juga menunjukkan nilai yang

positif dikarenakan NOPAT mengalami kenaikan yang cukup signifikan

dibandingkan dengan biaya modal atau EVA >0 dan memberikan nilai tambah

ekonomis.

Economic Value Added (EVA) juga banyak dipergunakan oleh perusahaan

di AS, beberapa diantaranya yaitu CSX, Briggs & Stratton, AT&T, dan Quaker

Qats (Nasser2003). Di Indonesia konsep EVA ini juga sudah diterapkan oleh

beberapa perusahaan untuk menilai kinerja manajemennya. Perusahaan yang

pertama kali menerapkan EVA di Indonesia ialah PT. United Tractors,Tbk pada

tahun 1996.

Dari uraian diatas menunjukkan pentingnya penilaian kinerja keuangan

dengan metode nilai tambah dikarenakan memperhitungkan permodalan, maka

metode EVA akan membantu Bank Umum Pemerintah dalam mengukur nilai

tambah tersebut. Sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul :


9

“Analisis Kinerja Keuangan Dengan Metode Economic Value Added

(Studi Pada Bank Umum Pemerintah Yang Terdaftar Di Bei)”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang permasalahan diatas dapat dirumuskan

permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi kinerja keuangan Bank Umum Pemerintah diukur

dengan metode Economic Value Added (EVA) periode tahun 2018 –

2020?

2. Manakah diantara Bank Umum Pemerintah yang kinerja keuangannya

terbaik berdasarkan metode Economic Value Added (EVA) periode tahun

2018 – 2020?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini ialah:

1. Mengevaluasi kinerja keuangan Bank Umum Pemerintah diukur dengan

metode Economic Value Added (EVA) yang terdaftar di BEI periode tahun

2018-2020.

2. Mengetahui kinerja keuangan yang paling baik diantara Bank Umum

Pemerintah dengan menggunakan metode EVA periode tahun 2018-2020.


10

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran

bagi Ilmu Ekonomi khususnya Manajemen Keuangan di kinerja keuangan,

serta diharapkan dapat digunakan sebagai landasan dan juga dapat

dipergunakan sebagai bahan perbandingan untuk melakukan penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan analisis kinerja keuangan dalam kajian

dan bidang yang sama.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Bank Umum Pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada pengelola tentang

kinerja keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan, serta sebagai bahan

pertimbangan untuk menentukan langkah selanjutnya dimasa yang akan

datang.

b. Bagi calon investor, diharapkan dapat memberikan informasi kepada

investor maupun kepada calon investor yang akan menanamkan modal

pada perusahaan.

c. Bagi pembaca, diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan

tentang metode EVA sehingga memberikan tambahan pandangan ataupun

pemikiran tentang hal tersebut.


11
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.2 Laporan Keuangan

2.1.2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Media yang digunakan untuk mengukur kondisi Kesehatan perusahaan

adalah laporan keuangan. Laporan keuangan memiliki data yang menggambarkan

keadaan keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu sehingga pihak yang

berkepentingan dapat mengetahui perkembangan keuangan perusahaan melalui

laporan yang disajikan dan disusun oleh perusahaan tersebut. Pemangku

kepentingan tersebut adalah para pemilik perusahaan,manajer perusahaan tersebut,

para kreditur,investor,karyawan dan masyarakat umum.

Pada dasarnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan

rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan jumlah

aktiva, hutang dan modal suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan

perhitungan (laporan rugi laba) menunjukkan hasil yang telah dicapai oleh

perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan

perubahan modal memperlihatkan sumber dan penggunaan yang menyebabkan

perubahan modal perusahaan. Menurut Munawir (2010:2): Laporan keuangan

adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan

12
13

pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu

perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan

keuangan yang banyak dikenal adalah Neraca, Laporan Rugi Laba, Laporan Arus

Kas dan Laporan Perubahan posisi Keuangan. Laporan keuangan adalah laporan

yang yang menggambarkan posisi keuangan dari operasional perusahaan pada

waktu titik tertentu disebut balance sheet (neraca keuangan).

Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi suatu perusahaan yang

bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan

sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian dari hasil

tersebut. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang

dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas serta kemapuan

beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

Dari pernyataan yang telah dikemukakan diatas, maksud laporan keuangan

menunjukkan kondisi terkini suatu perusahaan dan suatu keadaan keuangan

perusahaan pada periode tertentu. Biasanya laporan keuangan dibuat per periode,

misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Dan

juga dilakukan satu tahun sekali.

2.1.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan


14

Menurut Munawir (2010:31) tujuan laporan keuangan adalah memperoleh

informasi yang berhubungan dengan posisi keuagan perusahaan dan hasil-hasil

yang dicapai perusahaan bersangkutan. Dalam Standar Akuntansi Keuangan

(2002:4) disebutkan tujuan dari laporan keuangan adalah :

1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Laporan Keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan

manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang

diberdayakan kepadanya.

Tujuan analisis laporan keungan menurut Harahap (2013) adalah sebagai

berikut :

1. Screening : Analisis dilakukan dengan melihat secara analisis laporan

keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger.

2. Forcasting : Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan

perusahaan di masa yang akan datang.

3. Diagnosis : Analisis dimaksud untuk melihat kemungkinan adanya masalah-

masalah yang akan terjadi baik dalam manajemen operasi, keuangan atau

masalah lain.

4. Evaluation : Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen,

operasional, efisiensi, dan lain-lain.

2.1.2.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan


15

Jenis laporan keuangan bermacam-macam baik berupa laporan utama

maupun laporan pendukung. Jenis-jenis laporan keuangan disesuaikan dengan

kegiatan usaha perusahaan yang bersangkutan dan pihak yang berkaitan untuk

memerlukan informasi keuangan pada suatu perusahaan tertentu. Adapun jenis-

jenis laporan keuangan terdiri dari Neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan

modal dan laporan arus kas. Menurut Munawir (2007:13).

Untuk lebih jelasnya ketiga bentuk laporan keuangan tersebut di atas akan

diuraikan satu persatu :

1. Neraca

Menurut Munawir (2007) Neraca adalah laporan yang sistematis tentang

aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Adapun

bentuk-bentuk neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva, hutang dan

modal, yaitu :

a) Asset

Dalam pengertian asset tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang

berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran yang belum dialokasikan

(deffered charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan

yang akan datang, serta aktiva yang tidak terwujud lainnya (intangible assets).

Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu

aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.

Aktiva lancar adalah kas atau uang tunai yang dapat digunakan untuk

membiayai operasi perusahaan. Sedangkan aktiva tidak lancar adalah aktiva yang

mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang. Yang termasuk
16

aktiva tidak lancar menurut Munawir (2007) :

1) Investasi jangka panjang dalam arti perusahaan dapat menanamkan

modalnyadalam investasi jangka panjang di luar usaha pokoknya.

2) Aktiva tidak tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya

nampak (konknret).

3) Aktiva tidak berwujud adalah kekayaaan perusahaan yang mempunyai nilai

dan dimiliki oleh perusahaan dan digunakan untuk kegiataan perusahaan.

4) Beban yang ditangguhkan menunjukkan adanya pengeluaraan atau biaya yang

mempunyai manfaat jangka panjang (lebih dari satu tahun).

5) Aktiva lain-lain menunjukkan kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak

dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya, misalnya gedung

dalam proses, tanah dalam penyelesaian dan lain sebagainya.

b) Hutang

Menurut Munawir (2007) mendeskripsikan Hutang adalah semua kewajiban

keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini

merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Yang

termasuk dalam hutang adalah :

1) Hutang dagang yaitu hutang yang timbul karena adanya pembelian barang

dagangan secara kredit.

2) Hutang wesel adalah hutang yang disertai dengan janji yang tertulis untuk

melakukan pembayaran sejumlah tertentu pada waktu tertentu di masa yang

akan datang.

3) Hutang pajak baik pajak untuk perusahaan yang bersangkutan maupun


17

pendapatan karyawan yang belum disetorkan ke kas negara.

4) Biaya yang harus di bayar adalah biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum

dilakukan pembayarannya.

5) Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo adalah sebagian atau seluruh

hutang jangka panjang yang sudah menjadi hutang jangka pendek karena

segera harus dilakukan pembayarannya.

c) Modal

Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh perusahaan yang

ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan.

2. Laporan Laba Rugi

Seperti diketahui laporan rugi laba merupakan suatu laporan yang sistematis

tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama

periode tertentu.

3. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis

modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga

menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di

perusahaan. Laporan perubahan modal jarang dibuat bila tidak terjadi perubahan

modal. Artinya laporan ini dibuat bila memang ada perubahan modal, yang

meliputi :

a) Jenis-jenis dan jumlah modal yang ada saat ini

b) Jumlah rupiah tiap jenis modal

c) Jumlah rupiah modal yang berubah


18

d) Sebab-sebab bertambahnya modal

e) Rupiah modal sesudah berubah

4. Laporan Arus Kas

Dalam semua bisnis, kekurangan kas, walaupun singkat, dapat membuat

perusahaan menjadi gulung tikar. Kekurangan kas merupakan hal yang sangat

sulit untuk diatasi perusahaan. Walaupun sebuah perusahaan mencatat laba pada

laporan laba dan ruginya, belum tentu perusahaan tersebut memiliki uang tunai

yang cukup untuk membayar tagihan-tagihannya. Agar dapat memperkirakan dan

menghindari masalah arus kas, sebaiknya dibuat laporan arus kas.

Neraca menunjukkan kesehatan perusahaan dalam waktu tertentu. Sedangkan

laporan laba rugi menunjukkan kinerja usaha dalam periode tertentu. Laporan ini

dapat membantu dalam menentukan kapan uang tunai diperlukan untuk membuat

keputusan usaha, seperti kapan mengembangkan usaha atau membuat lini produk

baru. Laporan arus kas hanya berhubungan dengan aktivitas kas, yakni kas masuk

dan kas keluar.

5. Pengertian Rasio Keuangan

Pada umumnya terdapat dua macam rasio standar yang umum dipergunakan

dalam keuangan. Pertama adalah rasio yang sama dari suatu laporan keuangan

dari tahun ke tahun yang lampau. Yang kedua yaitu rasio dari korporasi lain yang

mempunyai karakteristik yang sama dengan korporasi perusahaan yang dianalisis.

Menurut Tampubolon Manahan (2004:25)


19

2.1.3 Kinerja Keuangan

2.1.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Keuangan Menurut Singgih (2000) Sebagai wujud yang dicapai

perusahaaan dalam periode waktu usaha, tidak terlepas dari kinerja yang

dilakukan pihak perusahaan. Apabila kinerja perusahaan bagus, akan

menghasilkan prestasi yang bagus pula, begitu juga sebaliknya. Menurut Menteri

keuangan RI berdasarkan keputusan No. 740/KMK.00/1989 tanggal 28 Juni 1989,

bahwa yang dimaksud dengan kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh

perusahaan dalam periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari

perusahaan tersebut.

Menurut PSAK (1996) kinerja perusahaan dapat diukur dengan

menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan

kinerja keuangan dimasa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk

memprediksi posisi keuangan dimasa depan dan hal-hal lain yang langsung

menarik perhatian pemakaian seperti pembayaran dividen, upah, pergerakan harga

sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh

tempo.

Menurut Fahmi (2011) mengemukakan bahwa Kinerja Keuangan adalah

suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah

melaksanakan dengan menggunakan secara baik dan benar.

2.1.3.2 Tujuan Menilai Kinerja Keuangan


20

Tujuan dari penilaian kinerja suatu perusahaan menurut Sucipto (2007)

antara lain :

1. Mengelola operasi organisasi secara efisien dan efektif melalui

pemotivasian karyawan secara maksimum. Dalam mengelola

perusahaan, manajemen menetapkan sasaran yang akan dicapai

dimasa yang akan datang dan di dalam proses tersebut dinamakan

planning.

2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan

karyawan seperti promosi, transfer dan pemberhentian. Penilaian

kinerja akan menghasilkan data yang dapat dipakai sebagai dasar

pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan yang

dinilai berdasarkan kinerjanya.

3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan

karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi

program pelatihan karyawan. Jika manajemen puncak tidak

mengenal kekurangan dan kelemahan yang dimilikinya, sulit bagi

manajemen untuk mengevaluasi dan memilih program pelatihan

karyawan yang sesuai dengan kebutuhan karyawan.

4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana

atasan mereka menilai kinerja mereka. Dalam organisasi

perusahaan, manajemen atas mendelegasikan sebagian

wewenangnya kepada manajemen dibawah mereka.


21

5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. Hasil

pengukuran tersebut juga dapat dijadikan alat evaluasi kinerja

manajemen selama ini apakah mereka telah bekerja secara efektif

atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang ditentukan mereka

dikatakan berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa

periode.

2.1.4 Metode EVA

2.1.4.1 Pengertian EVA

Stewart (2010) Economic Value Added merupakan sebuah ukuran laba

ekonomis yang dapat ditentukan dari selisih antara laba bersih operasional setelah

pajak (Net Operating Profit After Tax) dengan biaya modal. Biaya modal ini

ditentukan melalui biaya rata-rata tertimbang dari hutang dan ekuitas (Weighted

Average Cost of Debt and Equity Capital(WACC) dan jumlah dari modal yang

digunakan. Secara matematis EVA dapat dirumuskan sebagai berikut:

Economic Value Added = Laba operasi bersih setelah pajak (NOPAT) –

Biaya.

EVA merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai dari modal

yang telah ditanamkan pemegang saham dalam operasi perusahaan. Peningkatan


22

EVA dan penciptaan nilai dapat terjadi ketika suatu perusahaan dapat mencapai

yang berikut ini menurut (Young & O’Bryne :2001) :

1) Meningkatnya pengembalian atas modal yang ada. Jika NOPAT

meningkat sedangkan WACC dan modal yang diinvestasikan tetap

maka EVA akan meningkat.

2) Pertumbuhan yang meningkat, nilai diciptakan ketika pertumbuhan

NOPAT melebihi WACC.

3) Pelepasan dari nilai aktiva yang memusnahkan nilai. Jika

pengurangan modal lebih mengganti kerugian dengan peningkatan

perbedaan NOPAT dan WACC, EVA meningkat.

4) Periode lebih panjang dimana diharapkan NOPAT lebih tinggi

dibandingkan WACC.

5) Pengurangan biaya modal.

Metode Economic Value Added (EVA) adalah salah satu cara dalam

menilai kinerja keuangan yang lebih memfokuskan pada nilai tambah dari suatu

investasi (Sawir:2005)

2.1.4.2 Perhitungan EVA

Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan tentang Economic Value

Added (EVA), maka adapun komponen-komponen yang menunjang diperolehnya

perhitungan Economic Value Added adalah sebagai berikut :

1 Menghitung Economic Value Added (EVA). Dengan rumus yang digunakan

(Sartono:2010) :
23

EVA = NOPAT- (WACC x Invested Capital)

Keterangan :

NOPAT : Net Operating After Tax

WACC : Weighted Average Cost of Capital

Invested Capital : Total Asset ( Total modal yang di investasikan)

2. Menentukan Net Operating Profit After Tax (NOPAT)

NOPAT = Laba Bersih Setelah Pajak + Beban bunga (biaya bunga)

3. Biaya Modal (Capital Charge)

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Margaretha,2011):

Biaya modal (Capital Charge) = WACC x Invested Capital

a) WACC dihitung dengan rumus (Margaretha,2011) :

WACC = Wd Kd + We Ke

Total Hutang
Wd = x100%
Total Hutang+ Ekuitas

Total Ekuitas
We = x100%
Total Hutang+ Ekuitas

Keterangan :

WACC = Weighted Average Cost of Capital

Wd = Jumlah Hutang Terhadap Struktur Modal

We = Jumlah Modal Terhadap Struktur Modal

Kd = cost of debt

Ke = cost of equity

a. Biaya Utang (Cost of Debti)

Untuk menghitung biaya utang suatu perusahaan adalah sebagai berikut


24

(Margaretha,2011) :

Kd = kdbt (1-T)

Beban Bunga
Kdbt = x100%
Hutang Jangka Panjang

Beban Pajak
T (tingkat pajak) = x 100%
Laba Bersih Sebelum Pajak

Keterangan :

Kd = Biaya utang setelah pajak

Kdbt = tingkat bunga biaya utang sebelum pajak

T = tingkat pajak

b. Biaya Ekuitas (Cost of Equity)

Menurut Prawiranegoro (2008), cost of equity dapat dicari dengan

menggunakan ROE (Return On Equity). ROE dapat dicari dengan

menggunakan rumus:

Lababersih setelah pajak


Ke = ROE = x100%
Total Ekuitas

b. Modal yang Diinvestasikan (invested Capital)

Dengan rumus sebagai berikut ( Young dan O’Byrne, 2008) :

Modal yang Diinvestasikan = Utang Jangka Panjang + Ekuitas

Pemagang Saham.

2.1.4.3 Manfaat EVA

Tujuan penerapan EVA diharapkan dapat mendapatkan hasil perhitungan

nilai ekonomi perusahaan yang realistis. Hal ini disebabkan karena EVA dihitung

berdasarkan perhitungan biaya modal yang menggunakan nilai pasar berdasarkan


25

kepentingan kreditur terutama para pemegang saham dan bukan berdasarkan nilai

buku yang bersifat historis. Perhitungan EVA diharapkan juga dapat mendukung

penyajian laporan keuangan sehingga akan mempermudah bagi para pengguna

laporan keuangan diantaranya para investor, kreditur, karyawan, pemerintah,

pelanggan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. (Abdullah,(2010) dalam

jurnal Dewi, M (2017).

Menurut Abdullah (2010), manfaat yang diperoleh dari penerapan model

EVA di dalam suatu perusahaan meliputi:

1. Penerapan model EVA sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai

pengukur kinerja perusahaan di mana fokus penilaian kinerja

adalah penciptaan nilai (value creation).

2. Penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan EVA

menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan

pemegang saham.

3. EVA mendorong perusahan untuk lebih memperhatikan

kebijaksanaan struktur modalnya.

4. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi proyek atau kegiatan

yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi daripada biaya

modalnya.

2.1.4.4 Kelebihan dan Kelemahan EVA

Sebagai alat penilai kinerja perusahaan, EVA terlihat memiliki kelebihan

dibandingkan dengan ukuran kinerja konvensional lainnya. Beberapa kelebihan


26

yang di miliki EVA antara lain (Rudianto, 2006) :

a. EVA dapat menyelaraskan tujuan manajemen dan kepentingan

pemegang saham dimana EVA digunakan sebagai ukuran

operasional dari manajemen yang mencerminkan keberhasilan

perusahaan di dalam menciptakan nilai tambh bagi pemegang

saham atau investor.

b. EVA memberikan pedoman bagi manajemen untuk meningkatkan

laba operasi tanpa tambahan dana / modal, mengeksposur

pemberian pinjaman (piutang) dan menginvestasikan dana yang

memberikan imbalan tinggi.

c. EVA merupakan system manajemen keuangan yang dapat

memecahkan semua masalah bisnis mulai dari strategi dan

pergerakannya samapi keputusan operasional sehari-hari.

Dan berikut kelemahan EVA antara lain:

a. Sulitnya menentukan biaya modal yang benar-benar akurat,

khususnya biaya modal sendiri. Terutama dalam perusahaan go

public biasanya mengalami kesulitan dalam perhitungan sahamnya.

b. Analisis EVA hanya mengukur faktor kuantitatif saja sedangkan

untuk mengukur kinerja secara optimal, perusahaan harus diukur

berdasarkan faktor kuantitatif dan kualitatif.

2.1.5 Bank BUMN

2.1.5.1 Pengertian Bank BUMN


27

Menurut surat keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 792 tahun1990 dan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pengertian Bank adalah bank merupakan

suatu badan yang kegiatannya dibidang keuangan melakukan penghimpunan dan

penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi

perusahaan. Sedangkan menurut Stuart dalam Muhtar (2010), Bank adalah badan

usaha yang wujudnya memuaskan keperluan orang lain, dengan memberikan

kredit berupa uang yang diterimanya dari orang lain (nasabah).Berdasarkan

definisi- definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa bank adalah lembaga

keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat

untuk masyarakat yang berfungsi untuk memperlancar lalu lintas pembayaran.

Menurut Cahyudi dalam Gustin (2007), Bank pemerintah adalah bank

yang akta pendirian maupun sahamnya dimiliki pemerintah, sehingga seluruh

keuntungannya dimiliki oleh pemerintah. Sedangkan bank swasta adalah bank

yang seluruh atau sebagian kepemilikannya dimiliki oleh pihak swasta. Baik bank

swasta maupun bank pemerintah bersaing untuk dalam mencapai tujuan bisnisnya.

Bank pemerintah memiliki keuntungan karena kepemilikan oleh pemerintah

sehingga dipersepsikan oleh masyarakat sebagai bank yang permodalan dan

kinerjanya akan selalu disokong oleh pemerintah. Oleh karena itu masyarakat

lebih memilih menabungkan uangnya di bank pemerintah dari pada bank swasta

karena dipandang lebih aman.

2.1.5.2 Fungsi Bank


28

Fungsi bank dalam Undang-undang perbankan pasal 3 adalah “fungsi

utama dalam perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana

masyarakat“. Dari pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi bank dalam

sistem perbankan Indonesia sebagai intermediary bagi masyarakat yang surplus

dana dan masyarakat yang kekurangan dana.

Kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh bank pada dasarnya ditentukan

antara lain oleh fungsi-fungsi yang melekat pada bank yang bersangkutan.

Menurut Sutami (2011) fungsi bank adalah :

1. Fungsi Pengumpul Dana, melalui pengumpulan uang masyarakat dalam bentuk

tabungan, giro, dan defosito. Ketiga sumber dana tersebut merupakan sumber

modal bank selain sumber modal yang berasal dari modal bank, yang terdiri dari

modal penyertaan dan laba yang tidak dibagikan.

2. Fungsi Pemberian Kredit, yang merupakan salah satu bentuk usaha bank.

Usaha ini dianggap paling menguntungkan pihak bank dan tidak banyak

menganggu likuiditas bank karena biasanya berupa kredit jangka pendek.

3. Fungsi Penanaman Dana atau Investasi, dalam bentuk surat berharga, baik surat

tanda kepemilikan (saham) atau surat tanda utang (obligasi, surat wesel).

4. Fungsi Pembayaran, melalui pencairan cek, bilyer giro, surat wesel, transfer

uang dan sebagainya.

5. Fungsi pemindahan uang, yakni kegiatan uang, yakni kegiatan transfer yang

dari suatu bank ke bank lainnya.


29

2.2 Penelitian Terdahulu

1. Penelitian pertama yang dilakukan oleh Natasya Cindy Hidayat (2018) berjudul

“Pengaruh Return On Equity, Earnings Per Share, Economic Value Added , Dan

Market Value Added Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Pertanian yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2016”. Tujuan utama dari

penelitian ini untuk menguji pengaruh return on equity, earnings per share, EVA,

dan nilai pasar (MVA) yang ditambahkan pada return saham perusahaan

pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2016 baik

secara parsial maupun simultan. Jenis, Periode, Populasi dan Sampel Penelitian :

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif, dimana

dalam melaksanakan penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder

berupa laporan historis keuangan tahunan perusahaan sektor pertanian yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2016. Populasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor pertanian yang ada di Indonesia.

Dalam penelitian ini pemilihan sampel dilakukan berdasarkan metode purposive

sampling. Berdasarkan kriteria pengambilan sampel maka jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 77. Oleh karena pengujian ini
30

menggunakan analisis regresi data panel, maka tidak diharuskan lagi untuk

melakukan pengujian asumsi klasik Gujarati (2011).

Pengujian Regresi Data Panel : Besarnya probabilitas (p-value) untuk variable

ROE adalah 0.0438. Nilai tersebut berada di bawah tingkat signifikansi (α) yang

digunakan dalam penelitian sebesar 0.05(5%).

Besarnya probabilitas (p-value) untuk variabel EPS adalah 0.0104. Nilai tersebut

di bawah tingkat signifikansi (α) yang digunakan dalam penelitian ini sebesar

0,05 (5%) dapat disimpulkan variabel EPS memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap return saham. Besarnya probabilitas (p-value) untuk variabel EVA

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Koefisien regresi

untuk variabel EVA sebesar 0.121759. Besarnya probabilitas (p-value) untuk

variabel MVA adalah 0.357. Nilai tersebut berada dibawah tingkat signifikansi (α)

yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 0.05 (5%). Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa variabel MVA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

return saham . Jadi, variabel ROE,EPS,EVA dan MVA secara Bersama-sama

mempengaruhi return saham secara signifikan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rany Feranita (2017) yang bertajuk “Analisa

Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode EVA”. Tujuan penelitian ini

-Mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan dengan metode EVA pada

perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di ISSI periode 2011-2015.

-Memberikan referensi bagi investor dan calon investor dalam berinvestasi pada

sektor pertanian.
31

-Untuk mengetahui pengaruh-pengaruh EVA terhadap kinerja keuangan sektor

pertanian yang terdafar di ISSI. Jenis, Populasi dan Sampel Penelitian :

Penelitian ini bersifat analisis data kuantitatif .Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh perusahaan sektor pertanian yang terdaftar di ISSI periode 2011-2015.

Sebanyak 10 perusahaan jumlah dalam sampel penelitian hanya terdiri dari 6

perusahaan dimana Teknik pengambilannya menggunakan purposive sampling .

Berdasarkan hasil EVA pada penelitian ini 5 dari 6 perusahaan mengalami

fluktuasi dan memperoleh nilai EVA yang positif. Dan hanya satu perusahaan

yang mengalami nilai EVA negatif pada tahun penelitiannya dikarenakan Capital

Charges.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Titik Inayati et al (2014) yang berjudul

“Analyzing Islamic Micro Finance Performance With Economic Value Added

(EVA) :Learning from Baitul Wal Tamwil (BMT) Usaha Gabungan Terpadu

Sidogiri Indonesia”. Tujuan utama dari penelitian adalah Mengetahui biaya

ekuitas,

mengetahui perhitungan modal,mengetahui nilai tambah BMT di Provinsi Jawa

Timur. Jenis, Populasi dan Sampel Penelitian ini menggunakan data sekunder

dengan meneliti Sebuah perusahaan BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri

Indonesia. Berdasarkan hasil EVA pada penelitian ini periode 2011 dan 2012

EVA menunjukkan hasil yang positif dimana EVA meningkat dari 54,8% dari

tahun 2011 dikarenakan NOPAT menghasilkan capaian sebesar 73% dan biaya

modal 92,6% tetapi nilai tersebut masih lebih rendah dari laba akuntasi di tahun
32

tersebut.Sedangkan di tahun 2013 terjadi peningkatan laba ekonomis dikarenakan

kenaikan NOPAT sebesar 80% yang menghasilkan nilai EVA positif dan hal

tersebut memberikan nilai tambah pada perusahaan.


33

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Nur Ahmadi (2016) Kerangka teoritis adalah model konseptual

yang menggambarkan hubungan diantara berbagai macam faktor yang telah

diidentifikasi sebagai suatu hal yang penting bagi suatu masalah.

EVA merupakan alat analisis untuk mengukur nilai tambah perusahaan

dengan menghitung seluruh biaya modal, baik setoran modal yang berasal dari

pemegang saham maupun dari pinjaman, atau resiko yang dihadapi perusahaan

dalam melakukan investasi. Perusahaan yang akan diteliti adalah Bank Umum

Pemerintah yaitu sektor perbankan yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia

(BEI). Saham-saham tersebut adalah BMRI (Bank Mandiri Persero Tbk), BBRI

(Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk), BBNI (Bank Negara Indonesia Persero

Tbk) dan BBTN (Bank Tabungan Negara Persero Tbk).


34

EVA atau nilai tambah ekonomis diperoleh dari selisih antara laba operasi

bersih setelah pajak (NOPAT) dengan biaya modal. Hasil perhitungan EVA yang

positif menunjukkan tingkat pengembalian atas modal yang lebih tinggi daripada

tingkat biaya modal, hal ini berarti bahwa perusahaan mampu menciptakan nilai

tambah bagi pemilik perusahaan berupa tambahan kekayaan. Sedangkan EVA

yang negatif berarti total biaya perusahaan lebih besar daripada laba operasi

setelah pajak yang diperolehnya, sehingga kinerja keuangan perusahaan tersebut

tidak baik.

Berdasarkan penjelasan diatas yang telah dikemukakan dari teori yang

telah dibahas, maka dapat disusun rangka pemikiran yang menggambarkan

tentang analisis penilaian kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan

metode EVA (economic value added).


35

Laporan Keuangan Bank Umum Pemerintah yang terdaftar di


bursa efek Indonesia periode 2018-2020

Pengukuran kinerja keuangan

NOPAT
WACC
Modal yang Diinvestasikan

Metode EVA

Hasil Analisis
Kinerja Keuangan
Bank Umum Pemerintah

Hasil Kinerja Keuangan Terbaik Menggunakan


Metode EVA

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat analisis data kuantitatif dimana data tersebut dalam

bentuk angka-angka yang dapat dihitung, yang diperoleh dari perkembangan laporan

keuangan perusahaan yang akan diteliti berkaitan dengan masalah yang akan dibahas

dalam penulisan skripsi ini.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sutrisno (2009) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian menarik kesimpulan. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh perbankan milik pemerintah. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data sekunder. Data sekunder berupa

data laporan keuangan Bank Umum Pemerintah yang telah dipublikasikan di BEI

dengan mengakses website resmi www.idx.co.id. Sampel adalah bagian dari jumlah

yang dimiliki oleh sebuah populasi menurut (Sugiyono:2006). Sampel dalam

penelitian ini adalah laporan keuangan pada PT. Bank Negara Indonesia, PT. Bank

Rakyat Indonesia, PT. Bank Tabungan Negara, dan PT. Bank Mandiri yang terdaftar
37

di BEI periode 2018-2020. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil

secara purposive sampling.

Dimana dalam penelitian ini penulis telah menetapkan sampel dan populasi

yang telah memenuhi syarat seperti:

1. Bank Pemerintah yang laporan keuangannya 3 (tiga) tahun berturut-

turut publish di BEI.

2. Bank Pemerintah yang operasionalnya bersifat konvensional.

3. Bank Pemerintah yang memiliki kriteria kapitalisasi aset dan pangsa

pasar terbesar pada sektor bank umum.

Berdasarkan kriteria tersebut maka sampel penelitian terdiri dari 4 bank umum,

yaitu : Bank Mandiri (Persero) Tbk, Bank BNI (Persero) Tbk, Bank BRI (Persero)

Tbk dan Bank BTN (Persero) Tbk.

3.2.1 Tabel Sampel Penelitian

No Kode Saham Nama Perusahaan (Penerbit Efek)


1. BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
2. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
3. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
4. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
Sumber :www.idx.co.id tahun 2021
38

3.3 Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekunder, dimana data

sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh dari sumber pertama dan telah

tersusun dalam bentuk dokumentasi tertulis. Sumber data dari penelitian ini adalah

sumber data yang didapatkan dari dokumen perusahaan dan informasi tertulis

mengenai keadaan Bank Umum Pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) periode 2018-2020. yang telah diterbitkan oleh masing-masing perusahaan di

website Bursa Efek Indonesia.

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang relevan, maka dalam

penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara

sebagai berikut :

1. Teknik Dokumentasi

Menurut Sugiono (2006:29) Teknik dokumentasi adalah suatu cara

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menganalisis data-data tertulis

dalam dokumen-dokumen. Data-data ini berupa laporan keuangan Bank

Umum Pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2018-2020.

2. Riset Kepustakaan (Library Research)

Riset ini dimaksudkan untuk mendapatkan acuan teori dalam melengkapi

data yang ada. Dengan cara membaca buku-buku teks, jurnal dan
39

mempelajari literatur dan catatan yang sesuai dengan masalah yang dibahas

dalam skripsi ini. Agar data yang diperoleh benar-benar memiliki landasan

teori acuan yang jelas.

3.4 Analisis Data

Teknik analisis data merupakan proses pengumpulan data secara

sistematis untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh keputusan.

Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis

kinerja keuangan yang menggunakan metode EVA sehingga dapat

memberikan informasi tentang analisa, perolehan dan pencatatan laporan

keuangan yang ada dalam perusahaan.(Hanifah:2019)

Menurut Mulyadi (2007:2) mendeskripsikan kinerja keuangan adalah

penentuan secara periode aktivitas operasional suatu organisasi dan

karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan

sebelumnya. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif

kuantitatif. Deskriptif merupakan tulisan yang berisi paparan uraian tentang

suatu obyek sebagaimana adanya pada waktu tertentu. Kuantitatif merupakan

data yang dapat diolah atau diukur. Jadi, metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan laporan keuangan yang berisi

paparan uraian tentang suatu obyek sebagaimana adanya pada waktu tertentu

dimana data yang digunakan dapat diolah atau diukur dan hasil dari data yang

telah dianalisis tersebut berupa angka.


40

Adapun langkah-langkah perhitungan, menganalisis dan interpretasi data

yang berupa angka dalam metode Economic Value Added (EVA) dapat

dirumuskan sebagai berikut:

(EVA) dalam penelitian ini berdasarkan indikator sebagai berikut: Menghitung

Economic Value Added (EVA). Dengan rumus yang digunakan (Sartono:2010) :

1. EVA = NOPAT- (WACC x Invested Capital)

Keterangan :

NOPAT : Net Operating After Tax

WACC : Weighted Average Cost of Capital

Invested Capital : Total Asset ( Total modal yang di investasikan)

2. Menentukan Net Operating Profit After Tax (NOPAT)

NOPAT = Laba Bersih Setelah Pajak + Beban bunga (biaya bunga)

3. Biaya Modal (Capital Charge)

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Margaretha,2011):

Biaya modal (Capital Charge) = WACC x Invested Capital

b) WACC dihitung dengan rumus (Margaretha,2011) :

WACC = Wd Kd + We Ke

Total Hutang
Wd =
Total Hutang+ Ekuitas

Total Ekuitas
We =
Total Hutang+ Ekuitas
41

Keterangan :

WACC = Weighted Average Cost of Capital

Wd = Jumlah Hutang Terhadap Struktur Modal

We = Jumlah Modal Terhadap Struktur Modal

Kd = cost of debt

Ke = cost of equity

c. Biaya Utang (Cost of Debti)

Untuk menghitung biaya utang suatu perusahaan adalah sebagai berikut

(Margaretha,2011) :

Kd = kdbt (1-T)

Beban Bunga
Kdbt =
Hutang Jangka Panjang

Beban Pajak
T (tingkat pajak) = x 100%
Laba Bersih Sebelum Pajak

Keterangan :

Kd = Biaya utang setelah pajak

Kdbt = tingkat bunga biaya utang sebelum pajak

T = tingkat pajak

d. Biaya Ekuitas (Cost of Equity)

Menurut Prawiranegoro (2008), cost of equity dapat dicari dengan

menggunakan ROE (Return On Equity). ROE dapat dicari dengan

menggunakan rumus:
42

Lababersih setelah pajak


Ke = ROE =
Total Ekuitas

b. Modal yang Diinvestasikan (invested Capital)

Dengan rumus sebagai berikut ( Young dan O’Byrne, 2008) :

Modal yang Diinvestasikan = Utang Jangka Panjang + Ekuitas Pemagang

Saham.

1. Jika EVA > 0 hal ini menunjukkan terjadi nilai tambah ekonomis bagi

perusahaan.

2. Jika EVA < 0 hal ini menunjukkan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi

perusahaan.

3. Jika EVA = 0 hal ini menunjukkan posisi impas karena laba telah digunakan

untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur maupun

pemegang saham.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk berdiri tanggal 2 Oktober 1998 sebagai

bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah

Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik pemerintah yaitu Bank Bumi Daya

(BBD), Bank dagang Negara, Bank Ekspor Impor (Exim), dan Bank Pembangunan

Indonesia (Bapindo) bergabung menjadi Bank Mandiri. Sejarah keempat bank

tersebut dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat bank tersebut telah

turut membantu riwayat perkembangan dunia perbankan di Indonesia.

Bank Dagang Negara (BDN) merupakan salah satu bank tertua di Indonesia.

Sebelumnya, BDN dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij

yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1875. Pada tahun 1949, namanya

berubah menjadi Escompto Bank NV. Selanjutnya pada tahun 1960, Escompto Bank

dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah bank

pemerintah yang membiayai sektor industri dan pertambangan.

Bank Bumi Daya (BBD) didirikan melalui proses panjang yang bermula dari

nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handlesbank NV menjadi

Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank
44

(sebelumnya merupakan bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum

Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi bank tersebut pada tahun 1965. Bank

Umum Negara digabungkan kedalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama

Bank Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya.

Sejarah Bank Ekspor Impor (Exim) Indonesia berawal dari perusahaan dagang

Belanda NV Nederlandsche Handles Maatschappijin, pada tahun 1870 pemerintah

Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960 dan selanjutnya pada

tahun 1965 perusahaan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia Unit II. Pada

tahun1968 Bank Negara Indonesia dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah

Bank Negara Indonesia Unit II divisi Ekspor Impor, yang pada akhirnya Bank Exim,

Bank Pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor impor.

Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berasal dari Bank Industri Negara

(BIN) sebuah bank industri yang didirikan pada tahun 1951. Misi Bank Industri

Negara adalah mendukung pengembangan sektor-sektor ekonomi tertentu, khususnya

perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai Bank Milik

Negara pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan

nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor

manufaktur, transportasi, dan pariwisata. Kini, Bank Mandiri menjadi penerus suatu

tradisi layanan jasa perbankan dan keuangan yang telah berpengalaman selama 140

tahun. Masing-masing dari empat bank bergabung memainkan peranan yang penting

dalam pembangunan ekonomi.


45

Setelah melalui proses panjang dan persiapan yang sangat berat, pada tanggal

14 Juli 2003 akhirnya Bank Mandiri melaksanakan pencatatan saham perdana dengan

kode saham BMRI di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pada

penawaran saham perdana tersebut, saham Bank Mandiri mengalami oversubscribed

sebesar lebih dari 7 kali. Proses diinvestasi saham pemerintah pada Bank Mandiri

tersebut didasarkan pada Peraturan pemerintah No.27 tahun 2003 tentang penjualan

saham Negara RI pada Bank Mandiri. Dalam peraturan pemerintah tersebut

dijelaskan bahwa penjualan saham Bank Mandiri akan dilakukan melalui pasar modal

dan atau kepada mitra strategis dengan jumlah maksimal 3% dari jumlah saham yang

telah dikeluarkan dan disetor.

Dengan kinerja yang semakin membaik dan keberhasilan program

transformasi bisnis dalam beberapa tahun terakhir, Bank Mandiri bertekad memasuki

tahapan strategis yaitu menjadi salah satu bank terkemuka di kawasan Regional Asia

Tenggara. Visi strategis tersebut diawali dengan tahapan mengembangkan kekuatan

di semua segmen nasabah untuk menjadi universal bank yang mendominasi pasar

perbankan domestik, dengan fokus pada pertumbuhan segmen consumer dan

commercial. Dengan menguasai pasar Indonesia sebagai Fastest Growing Market di

Asia Tenggara. Bank Mandiri berada dalam posisi lebih menguntungkan

dibandingkan pesaing-pesaing regional.

4.1.2 Visi dan Misi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

a. Visi
46

Menjadi partner finansial pilihan utama Anda.

b. Misi

Menyediakan solusi perbankan digital yang handal dan simple yang menjadi bagian


hidup nasabah.
47

4.1.3 Struktur Organisasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Gambar 4.1.3

4.1.4 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Bank BNI (Persero) Tbk

BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank

pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia berdiri sejak 1946.
48

Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang

dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada

malam menjelang tanggal 30 Okteber 1946, hanya beberapa bulan sajak

pembentukannya. Hingga kini tanggal tersebut diperigati sebagai Hari Keuangan

Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 juli ditetapkan

sebagai Hari Bank Nasional.

Seiring perjalanan waktu, bank BNI semakin mengembangkan keahlian di

kancah perbankan Indonesia dan menjadi salah satu Bank Pemerintah yang

terkemuka. Dalam memberikan kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi

Indonesia, Bank BNI senantiasa berpijak pada idealism dan falsafat yang telah

dianutnya selama ini. Hal ini tercermin pada logo Bank BNI, bahtera berlayar

mengarungi samudera. Bahtera berlayar ditengah samudera merefleksi harapan

sekaligus perlindungan dan penolong. Suatu fungsi yang diemban oleh Bank BNI

dalam menjelankan perannya di kancah Perbankan Indonesia. Sementara itu

ketangguhan, ketabahan, dan keberanian awak bahtera dalam menghadapi setiap

kendala mencerminkan nilai-nilai dasar yang dianut oleh seluruh pegawai Bank BNI.

Logo Bank BNI juga menggambarkan kemampuan awak kapal dalam

memecah ombak, menunjukkan kecapakapan Bank BNI dalam mencari inovasi yang

tiada henti, baik dalam hal produk maupun layanan, Bank BNI memposisikan dirinya

sebagai universal banking yang menawarkan beragam produk dan layanan prima

kepada para nasabahnya.


49

4.1.5 Visi dan Misi PT. Bank BNI (Persero) Tbk

a. Visi

Mejadi lembaga keuangan yang unggul dalam layanan dan kinerja secara

berkelanjutan.

b. Misi

1. Memberikan layanan prima dan solusi digital kepada seluruh Nasabah


selaku Mitra Bisnis pilihan utama.
2. Memperkuat layanan internasional untuk mendukung kebutuhan Mitra
Bisnis Global.
3. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi Investor.
4. Menciptakan kondisi terbaik bagi Karyawan sebagai tempat kebanggaan
untuk berkarya dan berprestasi.
5. Menciptakan kondisi terbaik bagi Karyawan sebagai tempat kebanggaan
untuk berkarya dan berprestasi.
6. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang
baik bagi industri.
50

4.1.6 Struktur Organisasi PT. Bank BNI (Persero) Tbk

Gambar 4.1.6
51

4.1.7 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Bank BRI (Persero) Tbk

Sejarah berdirinya Bank Rakyat Indonesia tidak terlepas dari adanya beberapa

kali pergantian nama sebelum menjadi Bank Rakyat Indonesia itu sendiri. Sejarah

tersebut dimulai ketika pada tanggal 16 desember 1895, Raden Wiriaatmadja dan

kawan-kawan mendirikan “ De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandsche

Hoofden “ (Bank Penolong dan Tabungan bagi Priyayi Poerwokerto) atau disingkat

menjadi “ Bank Priyayi Poerwokerto “, dengan akta otentik yang dibuat oleh E.

Sieburgh Asisten Residen. Kemudian tahun 1896, W.P.D de Wolff van Westerrode

Asisten Poerwokerto yang menggantikan E. Sieburgh bersama Al. Schifi mendirikan

“ De Peerwokertosche Hulp-en Spaarbank de Inlandsche Hoofden.”

Pada tahun 1898, dengan bantuan dari pemerintah Hindia Belanda,

didirikanlah Volksbanken atau Bank Rakyat. Daerah kerjanya meliputi wilayah

administrasi Kabupaten atau Afdeling, sehingga kemudian Volksbanken disebut pula

sebagai Afdelingbank. Ternyata Volksbanken mengalami kesulitan saat itu, sehingga

pemerintah Hindia Belanda turut campurtangan dengan mendirikan Dienst der

Volkscredietwesen (Dinas Perkreditan Rakyat) pada tahun 1904 yang membantu

Volksbanken sacara materiil maupun inmateriil dengan tambahan modal bimbingan,

pembinaan, dan pengawasan.


52

Pada tahun 1912, Pemerintah Hindia Belanda mendirikan suatu lembaga

berbadan hukum dengan nama Centrale Kas yang berfungsi sebagai Bank Sentral

bagi Volksbanken termasuk juga Bank Desa. Sebagai akibat resesi dunia pada tahun

1929-1932, banyak Volksbanken yang tidak dapat berjalan dengan baik. Untuk

mengatasi kesulitan tersebut, maka pada tahun 1934 Didirikan Algemeene

Volkscredietbank (AVB) yang berstatus Badan Hukum Erops. Modal pertama berasal

dari hasil likuidasi Centrale Kas ditambah dengan kekayaan bersih dari Volksbanken.

Pada zaman pendudukan Jepang AVB DI Pulau Jawa diganti namanya

menjadi “Sycomin Ginko” (Bank Rakyat) berdasarkan Undang-Undang Nomor 39

tanggal 3 Oktober 1942. Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus

1945, dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1946, maka ditetapkan

berdirinya Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank Pemerintah yang semula

berturutturut bernama Algemeene Volkscredietbank (AVB) dan ” Sycomin Ginko”.

Kemudian, pada tanggal 17 Agustus 1950 Negara Republik Indonesia Serikat

dengan Undang-Undang Dasar Sementara 1950, Negara RI dijadikan Negara

Kesatuan, akan tetapi Algemeene Volkscredietbank baru dibubarkan pada tanggal 29

Agustus 1951 berdasarkankan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1951. Selain itu

Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1946 diperbaharui dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 25 tahun 1951 tanggal 20 April 1951 menjadikan Bank Rakyat

Indonesia sebagai Bank Menegah.

Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden yang menyatakan kembali kepada

Undang-Undang Dasar 1945, maka dengan Peraturan Pemerintahan Pengganti


53

Undang-Undang (PERPU) Nomor 41 tahun 1960 tanggal 26 Oktober 1960 Lembaran

Negara nomor 128-1960 dibentuk Bank Koperasi, Tani dan Nelayan yang disingkat

dengan BKTN. Dalam Bank itu seharusnya berturut-turut dilebur dan diintegrasikan :

1. Bank Rakyat Indonesia berdasarkan PERPU Nomor 42 tahun 1960 tanggal

26 Oktober 1960.

2. PT. Bank Tani Nelayan berdasarkan PERPU Nomor 43 tahun 1960 tanggal

26 Oktober 1960.

3. Nederlandsche Handel Mij (NHM) yang dinasionalisasikan berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1960 dan berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 261206/BUM II tanggal 30 November 1960 diserahkan kepada

Bank Koperasi, Tani dan Nelayan.

Namun sampai integrasi ketiga Bank Pemerintah ini terlaksana, semua Bank

Umum Negara serta Bank Tabungan Pos berdasarkan Penpres Nomor 8 tahun 1965

tanggal 4 Juni 1965 disatukan dengan Bank Indonesia, sebagai suatu langkah

kebijakasanaan Pemerintah menuju pembentukan Bank Tunggal. BKTN

diintergrasikan pula ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan

Koperasi, Tani dan Nelayan baerdasarkan Penpres Nomor 9 tahun 1965 dan Surat

Menteri Bank Sentral Nomor 42 tahun 1965 dan Nomor 47 tahun 1965. Ketika

Penpres tersebut baru berjalan satu bulan, keluarlah Penpres Nomor 17 tahun 1965

tentang Pembentukan Bank Tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia, dan Bank

Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (ex. BKTN) diintergrasikan dengan

nama Bank Negara Indonesia Unit II.


54

Pada akhirnya berdasarkan Surat Keputusan Direksi BRI Nokep : S. 67-

DIR/12/1982 tanggal 2 Desember 1982 Direksi Bank Indonesia menetapkan, bahwa

Hari Jadi Bank Rakyat Indonesia adalah tanggal 16 Desember 1895.

4.1.8 Visi dan Misi PT. Bank BRI (Persero) Tbk

a. Visi

Menjadi The Most Valuable Banking Group di Asia Tenggara dan Champion of

Financial Inclusion.

b. Misi

1) Memberikan Yang Terbaik

Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan

kepada segmen mikro, kecil, dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi

masyarakat.

2) Menyediakan Pelayanan Yang Prima

Memberikan pelayanan prima dengan fokus kepada nasabah melalui sumber daya

manusia yang profesional dan memiliki budaya berbasis kinerja (performance-driven

culture), teknologi informasi yang handal dan future ready, dan jaringan kerja

konvensional maupun digital yang produktif dengan menerapkan prinsip operational

dan risk management excellence.

3) Bekerja dengan Optimal dan Baik


55

Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihakpihak yang

berkepentingan (stakeholders) dengan memperhatikan prinsip keuangan

berkelanjutan dan praktik Good Corporate Governance yang sangat baik.

4.1.9 Struktur Organisasi PT. Bank BRI (Persero) Tbk

Gambar 4.1.9
56

4.1.10 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Bank BTN (Persero) Tbk

Cikal bakal BTN dimulai dengan didirikannya Postspaarbank (bank tabungan

pos) di  Batavia pada tahun 1897. Pada tahun 1942, sejak masa pendudukan Jepang di

Indonesia, bank ini dibekukan dan digantikan dengan Tyokin

Kyoku atau Chokinkyoku (貯金局).

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia bank ini diambil alih oleh

pemerintah Indonesia dan diubah menjadi Kantor Tabungan Pos. Nama dan bentuk

perusahaan selanjutnya berubah beberapa kali hingga akhirnya pada tahun 1963

diubah menjadi nama dan bentuk resmi yang berlaku saat ini.

Kemudian sejarah Bank BTN mulai diukir kembali dengan ditunjuknya oleh

Pemerintah Indonesia pada tanggal 29 Januari 1974 melalui Surat Menteri Keuangan

RI No. B-49/MK/I/1974 sebagai wadah pembiayaan proyek perumahan untuk rakyat.

Sejalan dengan tugas tersebut, maka mulai 1976 mulailah realisasi KPR (Kredit

Pemilikan Rumah) pertama kalinya oleh Bank BTN di Indonesia.


57

Bank BTN mengembangkan bisnisnya pada tahun 1989 dengan memulai

operasi sebagai bank komersial dan mengeluarkan obligasi pertama. Pada tahun 1992

status Bank BTN ini menjadi PT Bank Tabungan Negara (Persero) karena sukses

Bank BTN dalam bisnis perumahan melalui fasilitas KPR. Pada tahun 1994, BTN

memperoleh izin untuk beroperasi sebagai Bank Devisa. Delapan tahun berikutnya

(2002) berdasarkan kajian konsultan independent, Price Water House Coopers,

Pemerintah melalui menteri BUMN dalam surat No. 5 – 544/MMBU/2002

memutuskan Bank BTN sebagai Bank umum dengan fokus bisnis pembiayaan

perumahan tanpa subsidi.

Di tahun 2009, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

(Bapepam-LK) mengeluarkan pernyataan efektif terhadap produk investasi baru

berbasis sekuritisasi. Produk itu adalah EBA Danareksa Sarana Multigriya Finansial I

- Kredit Kepemilikan Rumah Bank Tabungan Negara (SMF I-KPR BTN). Di tahun

yang sama juga Bank BTN melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) dan

listing di Bursa Efek Indonesia.

4.1.11 Visi dan Misi PT. Bank BTN (Persero) Tbk

a. Visi

Menjadi The Best Mortgage Bank di Asia Tenggara pada tahun 2025.

b. Misi

1. Secara aktif mendukung pemerintah dalam memajukan kesejahteraan

Indonesia melalui kepemilikan rumah.


58

2. Mewujudkan kehidupanyang diimpikan jutaan rakyat Indonesia melalui

penyediaan rumah yang layak.

3. Menjadi home of Indonesia’s best talent.

4. Meningkatkan shareholder value dengan berfokus pada pertumbuhan

profitabilitas yang berkelanjutan sebagai perusahaan blue chip dengan prinsip

manajemen risiko yang kokoh.

5. Menjadi mitra keuangan bagi para pemangku kepentingan dalam ekosistem

perumahan dengan menyediakan solusi menyeluruh dan layanan terbaik melalui

inovasi digital.
59

4.1.12 Struktur Organisasi PT. Bank BTN (Persero) Tbk

Gambar 4.1.12
60

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Kinerja Keuangan Menggunakan Economic Value Added (EVA)

4.2.1.1 Perhitungan Economic Value Added (EVA) pada Bank Mandiri

(Persero) Tbk Periode 2018-2020

Untuk mendapatkan hasil dari NOPAT dapat digunakan rumus sebagai berikut :

NOPAT = Laba Bersih Setelah Pajak + Beban Pajak

Tabel 4.1

Tingkat Laba dari Modal yang Diinvestasikan

(NOPAT) Pada PT. Bank Mandiri Tbk

(dalam jutaan rupiah)

Tahun Laba Bersih Beban Bunga NOPAT

Setelah Pajak

(1) (2) (1+2)


2018 25.015.021 -23.710.628 1.304.393
2019 27.482.133 -29.070.226 -1.588.093
2020 17.119.253 -28.222.605 -11.103.352
Data diolah peneliti tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas maka besarnya NOPAT pada PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk pada tahun 2018 sebesar 1.304.393. Di tahun 2019 mengalami NOPAT
61

negatif sebesar -1.588.093 dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2020

sebesar -11.103.352.

Untuk menghitung rumus Invested Capital dapat digunakan rumus sebagai

berikut :

Invested Capital = Utang Jangka Pendek + Ekuitas Pemegang


Saham

Tabel 4.2

Hasil Perhitungan Invested Capital

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

(dalam jutaan rupiah)

Tahun Utang Jangka Ekuitas

Pendek PemegangSaham
IC

(1) (2)
(1+2)
2018 3.843.194 11.666.667 15.509.861
2019 3.169.451 11.666.667 14.836.118
2020 4.266.331 11.666.667 15.933.000
Data diolah peneliti tahun 2021

Berdasarkan hasil perhitungan Invested Capital pada PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk selama 3 periode mengalami fluktuasi yaitu pada tahun 2018 sebesar

15.509.861, kemudian pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 14.836.118

dan di tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 15.933.000.


62

Untuk menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC) pada PT.

Bank Mandiri (Persero) Tbk dalam 3 periode dari tahun 2018-2020 dapat digunakan

rumus sebagai berikut :

Weighted Average Cost of Capital (WACC) Periode 2018 PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk

a) Menghitung Jumlah Hutang Terhadap Struktur Modal (Wd)

Total Hutang
Wd = x 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

941.953.100
= x 100 %
1.126.913 .405
WACC =Wd + Kd + We + Ke
= 83,5%

b) Menghitung Biaya Uta ng (Cost

Kd = Kdbt (1-T)

Beban Bunga
Kdbt = x 100 %
Hutang Jangka Pendek

(23.710 .628)
= x 100 %
3.843 .194

= -616,9%

c) Menghitung Tingkat Pajak (T)


63

Beban Pajak
T = x 100 %
Laba Bersih Sebelum Pajak

8.091.431
= x 100 %
33.943.369

= 23,8%

Kd = -616,9% (1-23,8%) = -4,7%

d) Menghitung Jumlah Modal Terhadap Struktur Modal (We)

Total Ekuitas
We = X 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

184.960.305
= x 100 %
1.126.913 .405

= 16,4%

e) Menghitung Biaya Ekuitas (Cost of Equityi) (Ke)

Laba Bersih Setelah Pajak


Ke = ROE = x 100 %
Total Ekuitas
25.015.021
= x 100 %
184.960.305

= 13,5%

Menentukan Weighted Average Cost of Capital (WACC)

WACC2018 = Wd Kd + We Ke

= 83,5% (-4,7%) + 16,4% 13,5%

= -1,7%

Weighted Average Cost of Capital (WACC) Periode 2019 PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk

a) Menghitung Jumlah Hutang Terhadap Struktur Modal (Wd)


64

Total Hutang
Wd = x 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

1.025 .749.580
= x 100 %
1.234 .784 .105

= 83,1%

b) Menghitung Biaya Utang (Cost of Debt) (Kd)

Kd = Kdbt (1-T)

Beban Bunga
Kdbt = x 100 %
Hutang Jangka Pendek

(29.070 .226)
= x 100 %
3.169 .451

= -917,2%

c) Menghitung Tingkat Pajak (T)

Beban Pajak
T = x 100 %
Laba Bersih Sebelum Pajak

7.985.848
= x 100 %
36.441.440

= 21,9%

Kd = -917,2% (1-21,9%) = -7,1%

d) Menghitung Jumlah Modal Terhadap Struktur Modal (We)

Total Ekuitas
We = X 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

194.461.345
= x 100 %
1.128.683 .875

= 17,2 %
65

e) Menghitung Biaya Ekuitas (Cost of Equityi) (Ke)

Laba Bersih Setelah Pajak


Ke = ROE = x 100 %
Total Ekuitas
34.655 .095
= x 100 %
194.461.345

= 17,8%

Menentukan Weighted Average Cost of Capital (WACC)

WACC2019 = Wd Kd + We Ke

= 83,1% (-7,1%) + 17,2% 17,8%

= -2,84%

Weighted Average Cost of Capital (WACC) Periode 2020 PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk

a) Menghitung Jumlah Hutang Terhadap Struktur Modal (Wd)

Total Hutang
Wd = x 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

1.151.267 .847
= x 100 %
1.209.045 .441

= 95,2%

b) Menghitung Biaya Utang (Cost of Debt) (Kd)

Kd = Kdbt (1-T)

Beban Bunga
Kdt = x 100 %
Hutang Jangka Pendek

(28.222 .605)
= x 100 %
4.286 .333

= -658,4%
66

c) Menghitung Tingkat Pajak (T)

Beban Pajak
T = x 100 %
Laba Bersih Sebelum Pajak

5.652.417
= x 100 %
23.298.041

= 24,3%

Kd = -658,4% (1-24,3%) = -4,98%

d) Menghitung Jumlah Modal Terhadap Struktur Modal (We)

Total Ekuitas
We = X 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

175.706 .210
= x 100 %
1.209.045 .441

= 14,5%

e) Menghitung Biaya Ekuitas (Cost of Equityi) (Ke)

Laba Bersih Setelah Pajak


Ke = ROE = x 100 %
Total Ekuitas
17.119 .253
= x 100 %
175.706.210

= 9,7%

Menentukan Weighted Average Cost of Capital (WACC)

WACC2020 = Wd Kd + We Ke

= 95,2% (-4,98%) + 14,5% 9,7%

= -3,33%

Berdasarksn hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa nilai WACC yang

dimiliki PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dari tahun 2018-2020 mengalami hasil yang
67

negatif fluktuatif, dimana pada periode ini nilai negatif cenderung mengalami

peningkatan dengan prosentase tertinggi pada tahun 2020 sebesar -3,33%.

Menghitung Capital Chargers (CC) Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

selama 3 periode dari tahun 2018-2020 dengan rumus sebagai berikut :

Tabel 4.3
CC = WACC X Invested Capital (IC)
Hasil Perhitungan

Capital Charges

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

(dalam jutaan rupiah)

Tahun WACC IC CC

(1) (2) (1x2)


2018 -1,7 15.509.861 -263.667

2019 -2,84 14.836.118 -421.345

2020 -3,33 15.933.000 -530.569

Data diolah peneliti tahun 2021


68

Berdasarkan tabel perhitungan diatas nilai Capital Charges pada PT. Bank

Mandiri (Persero) Tbk selama 3 periode dari tahun 2018 hingga 2020, perusahaan

setiap tahunnya bernilai negatif. Nilai tersebut semakin meningkat setiap tahunnya.

Pada tahun 2018 sebesar -263.667. Pada tahun 2019 sebesar -421.345 dan tahun 2020

sebesar -530.569.

Untuk menghitung nilai Economic Value Added (EVA) pada PT. Bank Mandiri

selama 3 periode dari tahun 2018-2020 dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Tabel 4.4

Hasil Perhitungan Nilai Economic Value Added (EVA) PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk Periode 2018-2020


EVA = NOPAT – Capital Charges (CC)
(dalam jutaan rupiah)

Tahun NOPAT CC EVA

(1) (2) (1-2)


2018 1.304.393 -263.667 1.568.060
2019 -1.588.093 -421.345 -1.166.748
2020 -11.103.352 -530.569 -10.572.783
Data diolah peneliti tahun 2021
69

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diketahui bahwa nilai EVA mengalami

penurunan disetiap tahun penelitian, tahun 2018 sebesar 1.568.060 Pada tahun 2019

nilai EVA mengalami penurunan yaitu sebesar 1.166.748. Pada tahun 2020

mengalami penurunan yaitu -10.572.783.

4.2.1.2 Perhitungan Economic Value Added (EVA) pada Bank BNI (Persero)

Tbk Periode 2018-2020

Untuk mendapatkan hasil dari NOPAT dapat digunakan rumus sebagai berikut :

NOPAT = Laba Bersih Setelah Pajak + Beban Pajak

Tabel 4.5

Tingkat Laba dari Modal yang Diinvestasikan

(NOPAT) Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk

(dalam jutaan rupiah)

Tahun Laba Bersih Beban Bunga NOPAT

Setelah Pajak

(1)
(2) (1+2)
2018 15.015.118 -17.684.456 -2.669.338
2019 15.384.476 -20.939.501 -5.555.025
2020 3.280.403 -18.101.085 -14.820.682
70

Data diolah peneliti tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas maka besarnya NOPAT pada PT. Bank BNI

(Persero) Tbk selama 3 periode mengalami NOPAT yang negatif di setiap tahun

penelitianya, yaitu pada tahun 2018 sebesar -2.669.338, kemudian di tahun 2019

sebesar -5.555.025 dan tahun 2020 sebesar -14.820.682.

Untuk menghitung rumus Invested Capital dapat digunakan rumus sebagai

berikut :

Tabel 4.6

Hasil Perhitungan Invested Capital

PT. Bank BNI (Persero) Tbk

(dalam jutaan rupiah)

Tahun Utang Jangka Ekuitas

Pendek Pemegang
IC
Saham

(2)
(1)
(1+2)
2018 4.160.295 9.054.807 13.215.102
2019 5.272.805 9.054.807 14.327.612
71

2020 436.469 9.054.807 9.491.276


Data diolah peneliti tahun 2021

Berdasarkan pada tabel diatas hasil perhitungan Invested Capital pada PT.

Bank BNI (Persero) Tbk mengalami fluktuasi. Pada tahun 2018 sebesar 13.215.102.

Kemudian terjadi peningkatan di tahun 2019 sebesar 14.327.612, dan mengalami

penurunan di tahun 2020 sebesar 9.491.276.

Untuk menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC) pada PT.

Bank BNI (Persero) Tbk dalam 3 periode dari tahun 2018-2020 dapat digunakan

rumus sebagai berikut :

Weighted Average Cost of Capital (WACC) Periode 2018 PT. Bank BNI (Persero)

Tbk

a) Menghitung Jumlah Hutang Terhadap Struktur Modal (Wd)

Total Hutang
Wd = x 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

671.237 .546
= x 100 %
754.575.210

= 88,9%

b) Menghitung Biaya Utang (Cost of Debt) (Kd)

Kd = Kdbt (1-T)
WACC =Wd + Kd + We + Ke
72

Beban Bunga
Kdbt = x 100 %
Hutang Jangka Pendek

(17.684 .456)
= x 100 %
4.160.295

= -425%

c) Menghitung Tingkat Pajak (T)

Beban Pajak
T = x 100 %
Laba Bersih Sebelum Pajak

4.728 .952
= x 100 %
19.041.926

= 24,8%

Kd = -425% (1-24,8%) = -3,2%

d) Menghitung Jumlah Modal Terhadap Struktur Modal (We)

Total Ekuitas
We = X 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

103.589.076
= x 100 %
754.575.210

= 13,7%

e) Menghitung Biaya Ekuitas (Cost of Equityi) (Ke)

Laba Bersih Setelah Pajak


Ke = ROE = x 100 %
Total Ekuitas
15.015 .118
= x 100 %
103.589.076

= 14,5%

Menentukan Weighted Average Cost of Capital (WACC)

WACC2018 = Wd Kd + We Ke
73

= 88,9% (-3,2%) + 13,7% 14,5%

= -2.3%

Weighted Average Cost of Capital (WACC) Periode 2019 PT. Bank BNI (Persero)

Tbk

a) Menghitung Jumlah Hutang Terhadap Struktur Modal (Wd)

Total Hutang
Wd = x 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

688.489.442
= x 100 %
813.493.390

= 84,6%

b) Menghitung Biaya Utang (Cost of Debt) (Kd)

Kd = Kdbt (1-T)

Beban Bunga
Kdbt = x 100 %
Hutang Jangka Pendek

(20.939 .501)
= x 100 %
5.223 .746

= -401%

c) Menghitung Tingkat Pajak (T)

Beban Pajak
T = x 100 %
Laba Bersih Sebelum Pajak

3.860.523
= x 100 %
19.369.106

=7,82%
74

Kd = -401% (1-7,82%) = -3,7%

d) Menghitung Jumlah Modal Terhadap Struktur Modal (We)

Total Ekuitas
We = X 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

125.003.948
= x 100 %
813.493.390

=15,4%

e) Menghitung Biaya Ekuitas (Cost of Equityi) (Ke)

Laba Bersih Setelah Pajak


Ke = ROE = x 100 %
Total Ekuitas
15.384 .476
= x 100 %
125.003.948

= 12,3%

Menentukan Weighted Average Cost of Capital (WACC)

WACC2019 = Wd Kd + We Ke

= 84,6% (-3,7%) + 15,4% 12,3%

= -1,2%

Weighted Average Cost of Capital (WACC) Periode 2020 PT. Bank BNI (Persero)

Tbk

a) Menghitung Jumlah Hutang Terhadap Struktur Modal (Wd)

Total Hutang
Wd = x 100 %
Total Hutang+ Ekuitas
75

746.235.663
= x 100 %
859.107 .862

= 86,9%

b) Menghitung Biaya Utang (Cost of Debt) (Kd)

Kd = Kdbt (1-T)

Beban Bunga
Kdbt = x 100 %
Hutang Jangka Pendek

(18.101 .085)
= x 100 %
5.560 .702

= -325,5%

c) Menghitung Tingkat Pajak (T)

Beban Pajak
T = x 100 %
Laba Bersih Sebelum Pajak

1.790.711
= x 100 %
5.112 .153

=34,9%

Kd = -325,5% (1-34,9%) = -2,1%

d) Menghitung Jumlah Modal Terhadap Struktur Modal (We)

Total Ekuitas
We = X 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

112.872 .199
= x 100 %
859.107 .862

= 13,1%

e) Menghitung Biaya Ekuitas (Cost of Equityi) (Ke)


76

Laba Bersih Setelah Pajak


Ke = ROE = x 100 %
Total Ekuitas
3.280 .403
= x 100 %
112.872.199

= 2,9%

Menentukan Weighted Average Cost of Capital (WACC)

WACC2020 = Wd Kd + We Ke

= 86,9% (-2,1%) + 13,1% 2,9%

= -1,44%

Berdasarksn hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa nilai WACC yang

dimiliki PT. Bank BNI (Persero) Tbk dari tahun 2018-2020 mengalami hasil yang

negatif fluktuatif, dimana pada periode ini nilai negatif cenderung mengalami

penurunan dengan prosentase terendah pada tahun 2020 sebesar -1,44% dimana nilai

ini cukup baik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Menghitung Capital Chargers (CC) Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk selama

3 periode dari tahun 2018-2020 dengan rumus sebagai berikut :

Tabel 4.7

Hasil Perhitungan Capital Charges

PT. Bank BNI (Persero) Tbk


CC = WACC X Invested Capital (IC)
77

(dalam EVA = NOPAT – Capital Charges (CC) jutaan rupiah)

Tahun WACC IC CC

(1) (2) (1x2)


2018 -2,3 13.215.102 -303.947
2019 -1,2 14.327.612 -17.193.134
2020 -1,44 9.491.274 -136.674
Data diolah peneliti tahun 2021

Berdasarkan tabel perhitungan diatas nilai Capital Charges pada PT. Bank BNI

(Persero) Tbk selama 3 periode dari tahun 2018 hingga 2020, perusahaan setiap

tahunnya bernilai negatif. . Pada tahun 2018 sebesar -303.947 dan meningkat sebesar

-17.193.134 pada tahun 2019 dan di tahun 2020 sebesar -136.674.

Untuk menghitung nilai Economic Value Added (EVA) pada PT. Bank BNI

selama 3 periode dari tahun 2018-2020 dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Tabel 4.8

Hasil Perhitungan Nilai Economic Value Added (EVA) PT. Bank BNI

(Persero) Tbk Periode 2018-2020


78

(dalam jutaan rupiah)

Tahun NOPAT CC EVA

(1) (2) (1-2)


2018 -2.669.338 -303.947 -2.365.391
2019 -5.555.025 -17.193.134 11.638.109
2020 -14.820.682 -136.674 -14.684.008
Data diolah peneliti tahun 2021

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diketahui bahwa nilai EVA mengalami

fluktuatif. Pada tahun 2018 nilai EVA bersifat negatif sebesar -2.365.391 dan

mengalami peningkatan pada periode 2019 sebesar 11.638.109 kemudian mengalami

penurunan pada tahun 2020 sebesar -14.684.008.

4.2.1.3 Perhitungan Economic Value Added (EVA) pada Bank BRI (Persero)

Tbk Periode 2018- 2020

Untuk mendapatkan hasil dari NOPAT dapat digunakan rumus sebagai berikut :

NOPAT = Laba Bersih Setelah Pajak + Beban


Pajak

Tabel 4.9

Tingkat Laba dari Modal yang Diinvestasikan

(NOPAT) Pada PT. Bank BRI (Persero) Tbk

(dalam jutaan rupiah)


79

Data
Tahun Laba Bersih Beban Bunga NOPAT

Setelah Pajak

(1)
(2) (1+2)
2018 32.351.133 -32.166.798 184.335
2019 34.372.609 -38.671.838 -4.299.229
2020 18.654.753 -36.190.771 -17.536.018
diolah peneliti tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas maka besarnya NOPAT pada PT. Bank BRI

(Persero) Tbk pada tahun 2018 sebesar 184.335. Di tahun 2019 mengalami NOPAT

negatif sebesar -4.299.229. dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2020

sebesar -17.536.018.

Untuk menghitung rumus Invested Capital dapat digunakan rumus sebagai

berikut :

Invested Capital = Utang Jangka Pendek + Ekuitas Pemegang


Saham

Tabel 4.10

Hasil Perhitungan Invested Capital

PT. Bank BRI (Persero) Tbk

(dalam jutaan rupiah)


80

Tahun Utang Jangka Ekuitas IC

Pendek Pemegang

Saham
(1)
(1+2)
(2)

2018 8.462.958 182.967.543 191.430.501


2019 7.549.312 206.323.433 213.872.745
2020 11.845.910 197.377.567 209.223.477
Data diolah peneliti tahun 2021

Berdasarkan pada tabel diatas hasil perhitungan Invested Capital pada PT. Bank

BRI (Persero) WACC =Wd + Kd + We + Ke Tbk mengalami

fluktuasi. Pada tahun 2018

sebesar 191.430.501. Kemudian terjadi peningkatan di tahun 2019 sebesar

213.872.745, dan mengalami penurunan di tahun 2020 sebesar 209.223.477.

Untuk menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC) pada PT. Bank

BRI (Persero) Tbk dalam 3 periode dari tahun 2018-2020 dapat digunakan rumus

sebagai berikut :

Weighted Average Cost of Capital (WACC) Periode 2018 PT. Bank BRI (Persero)

Tbk
81

a) Menghitung Jumlah Hutang Terhadap Struktur Modal (Wd)

Total Hutang
Wd = x 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

1.111 .622.961
= x 100 %
1.296.898 .292

= 85,7%

b) Menghitung Biaya Utang (Cost of Debt) (Kd)

Kd = Kdbt (1-T)

Beban Bunga
Kdbt = x 100 %
Hutang Jangka Pendek

(32.541 .395)
= x 100 %
8.462 .958

= -384,5%

c) Menghitung Tingkat Pajak (T)

Beban Pajak
T = x 100 %
Laba Bersih Sebelum Pajak

9.335 .208
= x 100 %
41.725 .877

= 22,4%

Kd = -384,5% (1-22,4%) = -2,98%

d) Menghitung Jumlah Modal Terhadap Struktur Modal (We)

Total Ekuitas
We = X 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

185.275.331
= x 100 %
1.296.898 .292
82

= 14,3%

e) Menghitung Biaya Ekuitas (Cost of Equityi) (Ke)

Laba Bersih Setelah Pajak


Ke = ROE = x 100 %
Total Ekuitas
32.351.133
= x 100 %
185.275.331

= 17,5%

Menentukan Weighted Average Cost of Capital (WACC)

WACC2018 = Wd Kd + We Ke

= 85,7% (-2,98%) + 14,3% 17,5%

= -0.05%

Weighted Average Cost of Capital (WACC) Periode 2019 PT. Bank BRI (Persero)

Tbk

a) Menghitung Jumlah Hutang Terhadap Struktur Modal (Wd)

Total Hutang
Wd = x 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

1.183.155 .670
= x 100 %
1.343.077 .860

= 88,1%

b) Menghitung Biaya Utang (Cost of Debt) (Kd)

Kd = Kdbt (1-T)

Beban Bunga
Kdbt = x 100 %
Hutang Jangka Pendek

(38.671 .838)
= x 100 %
7.549 .312
83

= -512,2%

c) Menghitung Tingkat Pajak (T)

Beban Pajak
T = x 100 %
Laba Bersih Sebelum Pajak

8.950 .228
= x 100 %
43.364 .053

= 20,6%

Kd = -512,2% (1-20,6%) = -4,1%

d) Menghitung Jumlah Modal Terhadap Struktur Modal (We)

Total Ekuitas
We = X 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

203.665.462
= x 100 %
1.343.077 .860

=15,2%

e) Menghitung Biaya Ekuitas (Cost of Equityi) (Ke)

Laba Bersih Setelah Pajak


Ke = ROE = x 100 %
Total Ekuitas
34.372.609
= x 100 %
203.665.462

= 16,9%

Menentukan Weighted Average Cost of Capital (WACC)

WACC2019 = Wd Kd + We Ke

= 88,1% (-4,1%) + 15,2% 16,9%

= -1,04%
84

Weighted Average Cost of Capital (WACC) Periode 2020 PT. Bank BRI (Persero)

Tbk

a) Menghitung Jumlah Hutang Terhadap Struktur Modal (Wd)

Total Hutang
Wd = x 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

1.278.346 .276
= x 100 %
1.421.785 .007

= 89,9%

b) Menghitung Biaya Utang (Cost of Debt) (Kd)

Kd = Kdbt (1-T)

Beban Bunga
Kdbt = x 100 %
Hutang Jangka Pendek

(36.190 .771)
= x 100 %
11.845 .910

= -305,5%

c) Menghitung Tingkat Pajak (T)

Beban Pajak
T = x 100 %
Laba Bersih Sebelum Pajak

8.064 .453
= x 100 %
26.724 .846

=30,2%

Kd = -305,5% (1-30,2%) = -2,13%

d) Menghitung Jumlah Modal Terhadap Struktur Modal (We)

Total Ekuitas
We = X 100 %
Total Hutang+ Ekuitas
85

194.359.102
= x 100 %
1.421.785 .007

= 13,7%

e) Menghitung Biaya Ekuitas (Cost of Equityi) (Ke)

Laba Bersih Setelah Pajak


Ke = ROE = x 100 %
Total Ekuitas
18.654 .753
= x 100 %
194.359.102

= 9,6%

Menentukan Weighted Average Cost of Capital (WACC)

WACC2020 = Wd Kd + We Ke

=89,9% (-2,13%) + 13,7% 9,6%

= -0,6%

Berdasarksn hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa nilai WACC yang

dimiliki PT. Bank BRI (Persero) Tbk dari tahun 2018-2020 mengalami hasil yang

negatif fluktuatif, dimana pada periode ini nilai negatif cenderung mengalami

peningkatan dengan prosentase terendah pada tahun 2018 sebesar -0.05% dan nilai

tertinggi berada di tahun 2019 sebesar -1,04% dan mengalami penurunan di akhir

periode sebesar -0,6%.

Menghitung Capital Chargers (CC) Pada PT. Bank BRI (Persero) Tbk selama

3 periode dari tahun 2018-2020 dengan rumus sebagai berikut :


86

Tabel 4.11

Hasil Perhitungan Capital Charges

PT. Bank BRI (Persero) Tbk


EVA = NOPAT – Capital Charges (CC)
(dalam jutaan rupiah)

CC = WACC
Tahun WACCX Invested Capital
IC (IC) CC

(!) (2) (1x2)


2018 -0.05 191.430.501 -95.715
2019 -1.04 213.872.745 -2.224.276
2020 -0.6 209.223.477 -1.255.340

Data diolah peneliti tahun 2021

Berdasarkan tabel perhitungan diatas nilai Capital Charges pada PT. Bank

BRI (Persero) Tbk selama 3 periode dari tahun 2018 hingga 2020, perusahaan setiap

tahunnya bernilai negatif. Pada tahun 2018 sebesar -95.715. Pada tahun 2019 sebesar

-2.224.276 dan tahun 2020 sebesar -1.255.340

Untuk menghitung nilai Economic Value Added (EVA) pada PT. Bank BRI

selama 3 periode dari tahun 2018-2020 dapat digunakan rumus sebagai berikut :
87

Tabel 4.12

Hasil Perhitungan Nilai Economic Value Added (EVA) PT. Bank BRI

(Persero) Tbk Periode 2018-2020

(dalam jutaan rupiah)

Tahun NOPAT CC EVA

(1) (2) (1-2)


2018 184.335 -95.715 280.050
2019 -4.299.229 -2.224.276 -2.074.953
2020 -17.536.018 -1.255.340 -16.280.678
Data diolah peneliti tahun 202*

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diketahui bahwa nilai EVA mengalami

penurunan disetiap tahun penelitian, pada tahun 2018 sebesar 280.050. Kemudian,

bernilai negatif pada periode selanjutnya. Di tahun 2019 sebesar -2.074.953 dan di

tahun 2020 sebesar -16.280.678.

4.2.1.4 Perhitungan Economic Value Added (EVA) pada Bank BTN (Persero)

Tbk Periode 2018-2020

Untuk mendapatkan hasil dari NOPAT dapat digunakan rumus sebagai berikut :

NOPAT = Laba Bersih Setelah Pajak + Beban


Pajak
88

Tabel 4.13

Tingkat Laba dari Modal yang Diinvestasikan

(NOPAT) Pada PT. Bank BTN (Persero) Tbk

(dalam jutaan rupiah)

Tahun Laba Bersih Beban Bunga NOPAT

Setelah Pajak

(1)
(2) (1+2)
2018 2.807.923 -11.627.554 -8.819.631
2019 557.332 16.600.365 17.157.697
2020 1.602.358 16.044.791 17.647.149
Data diolah peneliti tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas maka besarnya NOPAT pada PT. Bank BTN

mengalami fluktuasi yaitu pada tahun 2018 NOPAT bernilai negatif sebesar

-8.819.631, kemudian pada tahun 2019 mengalami peningkatan yang signifikan

sebesar 17.157.697. Di tahun berikutnya yaitu tahun 2020 mengalami peningkatan

kembali sebesar 17.647.149.

Untuk menghitung rumus Invested Capital dapat digunakan rumus sebagai

berikut :

Invested Capital = Utang Jangka Pendek + Ekuitas Pemegang


Saham
89

Tabel 4.14

Hasil Perhitungan Invested Capital

PT. Bank BTN (Persero) Tbk

(dalam jutaan rupiah)

Tahun Utang Jangka Ekuitas IC

Pendek Pemegang

Saham

(2)
(1)
(1+2)
2018 2.301.930 42.652.177 44.954.107
2019 1.999.183 42.324.946 44.324.946
2020 4.765.276 39.832.264 44.597.540
Data diolah peneliti tahun 2021

Berdasarkan pada tabel diatas hasil perhitungan Invested Capital pada PT.

Bank BTN (Persero) Tbk mengalami fluktuasi, meskipun setiap periode tidak terlalu
90

signifikan. Di tahun 2018 sebesar 44.954.107. Kemudian di tahun 2019 sebesar

44.324.946, dan mengalami peningkatan di tahun 2020 sebesar 44.597.540.

Untuk menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC) pada PT.

Bank BTN (Persero) Tbk dalam 3 periode dari tahun 2018-2020 dapat digunakan

rumus WACC =Wd + Kd + We + Ke sebagai berikut :

Weighted Average Cost of

Capital (WACC) Periode 2018 PT. Bank BTN (Persero) Tbk

a) Menghitung Jumlah Hutang Terhadap Struktur Modal (Wd)

Total Hutang
Wd = x 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

263.784 .017
= x 100 %
287.624 .465

= 91,7%

b) Menghitung Biaya Utang (Cost of Debt) (Kd)

Kd = Kdbt (1-T)

Beban Bunga
Kdbt = x 100 %
Hutang Jangka Pendek

(11.627 .554)
= x 100 %
2.301 .930

= -505,1%
91

c) Menghitung Tingkat Pajak (T)

Beban Pajak
T = x 100 %
Laba Bersih Sebelum Pajak

802.332
= x 100 %
3.610.275

= 22,2%

Kd = -505,1% (1-22,2%) = -3,9%


d) Menghitung Jumlah Modal Terhadap Struktur Modal (We)

Total Ekuitas
We = X 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

23.840 .448
= x 100 %
287.624 .465

= 8,3%

e) Menghitung Biaya Ekuitas (Cost of Equityi) (Ke)

Laba Bersih Setelah Pajak


Ke = ROE = x 100 %
Total Ekuitas
2.807.923
= x 100 %
23.840.448

= 11,8%

Menentukan Weighted Average Cost of Capital (WACC)

WACC2018 = Wd Kd + We Ke

=91,7% (-3,9%) + 8,3% 11.8%

= -4,33%

Weighted Average Cost of Capital (WACC) Periode 2019 PT. Bank BTN (Persero)

Tbk
92

a) Menghitung Jumlah Hutang Terhadap Struktur Modal (Wd)

Total Hutang
Wd = x 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

269.451.682
= x 100 %
293.287.877

= 91,9%

b) Menghitung Biaya Utang (Cost of Debt) (Kd)

Kd = Kdbt (1-T)

Beban Bunga
Kdbt = x 100 %
Hutang Jangka Pendek

16.600.365
= x 100 %
1.999.183

= 830%

c) Menghitung Tingkat Pajak (T)

Beban Pajak
T = x 100 %
Laba Bersih Sebelum Pajak

201.799
= x 100 %
411.062

= 49,1%

Kd = 830% (1-49,1%) = 4,22%

d) Menghitung Jumlah Modal Terhadap Struktur Modal (We)

Total Ekuitas
We = X 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

23.836 .195
= x 100 %
293.287.877
93

= 8,1%

e) Menghitung Biaya Ekuitas (Cost of Equityi) (Ke)

Laba Bersih Setelah Pajak


Ke = ROE = x 100 %
Total Ekuitas
557.332
= x 100 %
23.836.195

= 2,3%

Menentukan Weighted Average Cost of Capital (WACC)

WACC2019 = Wd Kd + We Ke

= 91,9% 4,22% + 8,1% 2,3%

= 4,06%

Weighted Average Cost of Capital (WACC) Periode 2020 PT. Bank BTN (Persero)

Tbk

a) Menghitung Jumlah Hutang Terhadap Struktur Modal (Wd)

Total Hutang
Wd = x 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

321.376 .142
= x 100 %
341.363.987

= 94,1%

b) Menghitung Biaya Utang (Cost of Debt) (Kd)

Kd = Kdbt (1-T)

Beban Bunga
Kdbt = x 100 %
Hutang Jangka Pendek

16.044 .791
= x 100 %
4.765 .276
94

= 336,7%

c) Menghitung Tingkat Pajak (T)

Beban Pajak
T = x 100 %
Laba Bersih Sebelum Pajak

668.499
= x 100 %
2.270.857

= 29,4%

Kd =336,7% (1-29,4%) = 2,4%

d) Menghitung Jumlah Modal Terhadap Struktur Modal (We)

Total Ekuitas
We = X 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

19.987.845
= x 100 %
341.363.987

= 5,85%

e) Menghitung Biaya Ekuitas (Cost of Equityi) (Ke)

Laba Bersih Setelah Pajak


Ke = ROE = x 100 %
Total Ekuitas
1.602.358
= x 100 %
19.987.845

= 8,02%

Menentukan Weighted Average Cost of Capital (WACC)

WACC2020 = Wd Kd + We Ke

= 94,1% 2,4% +5,85% 8,02%

= 2,7%
95

a. Weighted Average Cost of Capital (WACC) Periode 2018-2020 PT. Bank BTN

(Persero) Tbk

f) Menghitung Jumlah Hutang Terhadap Struktur Modal (Wd)

Total Hutang
Wd = x 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

263.784 .017
= x 100 %
287.624 .465

= 91,7%

g) Menghitung Biaya Utang (Cost of Debt) (Kd)

Kd = Kdbt (1-T)

Beban Bunga
Kdbt = x 100 %
Hutang Jangka Pendek

(11.627 .554)
= x 100 %
2.301 .930

= -505,1%

h) Menghitung Tingkat Pajak (T)

Beban Pajak
T = x 100 %
Laba Bersih Sebelum Pajak

802.332
= x 100 %
3.610.275

= 22,2%

Kd = -505,1% (1-22,2%) = -3,9%


i) Menghitung Jumlah Modal Terhadap Struktur Modal (We)

Total Ekuitas
We = X 100 %
Total Hutang+ Ekuitas
96

23.840 .448
= x 100 %
287.624 .465

= 8,3%

j) Menghitung Biaya Ekuitas (Cost of Equityi) (Ke)

Laba Bersih Setelah Pajak


Ke = ROE = x 100 %
Total Ekuitas
2.807.923
= x 100 %
23.840.448

= 11,8%

Menentukan Weighted Average Cost of Capital (WACC)

WACC2018 = Wd Kd + We Ke

=91,7% (-3,9%) + 8,3% 11.8%

= -4,33%

b. Weighted Average Cost of Capital (WACC) Periode 2018-2020 PT. Bank BTN

(Persero) Tbk

f) Menghitung Jumlah Hutang Terhadap Struktur Modal (Wd)

Total Hutang
Wd = x 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

269.451.682
= x 100 %
293.287.877

= 91,9%

g) Menghitung Biaya Utang (Cost of Debt) (Kd)

Kd = Kdbt (1-T)

Beban Bunga
Kdbt = x 100 %
Hutang Jangka Pendek
97

16.600.365
= x 100 %
1.999.183

= 830%

h) Menghitung Tingkat Pajak (T)

Beban Pajak
T = x 100 %
Laba Bersih Sebelum Pajak

201.799
= x 100 %
411.062

= 49,1%

Kd = 830% (1-49,1%) = 4,22%

i) Menghitung Jumlah Modal Terhadap Struktur Modal (We)

Total Ekuitas
We = X 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

23.836 .195
= x 100 %
293.287.877

= 8,1%

j) Menghitung Biaya Ekuitas (Cost of Equityi) (Ke)

Laba Bersih Setelah Pajak


Ke = ROE = x 100 %
Total Ekuitas
557.332
= x 100 %
23.836.195

= 2,3%

Menentukan Weighted Average Cost of Capital (WACC)

WACC2019 = Wd Kd + We Ke

= 91,9% 4,22% + 8,1% 2,3%


98

= 4,06%

c. Weighted Average Cost of Capital (WACC) Periode 2018-2020 PT. Bank BTN

(Persero) Tbk

f) Menghitung Jumlah Hutang Terhadap Struktur Modal (Wd)

Total Hutang
Wd = x 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

321.376 .142
= x 100 %
341.363.987

= 94,1%

g) Menghitung Biaya Utang (Cost of Debt) (Kd)

Kd = Kdbt (1-T)

Beban Bunga
Kdbt = x 100 %
Hutang Jangka Pendek

16.044 .791
= x 100 %
4.765 .276

= 336,7%

h) Menghitung Tingkat Pajak (T)

Beban Pajak
T = x 100 %
Laba Bersih Sebelum Pajak

668.499
= x 100 %
2.270.857

= 29,4%

Kd =336,7% (1-29,4%) = 2,4%

i) Menghitung Jumlah Modal Terhadap Struktur Modal (We)


99

Total Ekuitas
We = X 100 %
Total Hutang+ Ekuitas

19.987.845
= x 100 %
341.363.987

= 5,85%

j) Menghitung Biaya Ekuitas (Cost of Equityi) (Ke)

Laba Bersih Setelah Pajak


Ke = ROE = x 100 %
Total Ekuitas
1.602.358
= x 100 %
19.987.845

= 8,02%

Menentukan Weighted Average Cost of Capital (WACC)

WACC2020 = Wd Kd + We Ke

= 94,1% 2,4% +5,85% 8,02%

= 2,7%

Tabel 4.15

Hasil Perhitungan Capital Charges

PT. Bank BTN (Persero) Tbk

(dalam jutaan rupiah)


100

Tahun WACC IC CC

(1) (2) (1x2)


2018 -4,33 44.954.107 -1.946.512
2019 4,06 44.324.946 1.799.592
2020 2,7 44.591.540 1.203.971
Data diolah peneliti tahun 2021

Berdasarkan tabel perhitungan diatas nilai Capital Charges pada PT. Bank

BTN (Persero) Tbk selama 3 periode dari tahun 2018 hingga 2020, .Pada tahun 2018

sebesar -1.946.512. Mengalami nilai Capital Charge yang positif pada tahun 2019

sebesar 1.799.592 dan tahun 2020 sebesar 1.203.971.

Untuk menghitung nilai Economic Value Added (EVA) pada PT. Bank BTN

selama 3 periode dari tahun 2018-2020 dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Tabel 4.16

Hasil Perhitungan Nilai Economic Value Added (EVA) PT. Bank BTN

( Persero) Tbk Periode 2018-2020

(dalam jutaan rupiah)

Tahun NOPAT CC EVA


EVA = NOPAT – Capital Charges (CC)
101

(1) (2) (1-2)


2018 -18.819.631 -1.946.512 -16.873.119
2019 17.157.697 1.799.592 15.358.105
2020 17.647.149 1.203.971 16.443.178
Data diolah peneliti tahun 2021

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diketahui bahwa nilai EVA mengalami

peningkatan disetiap tahun penelitian, pada tahun 2018 EVA bernilai negatif sebesar

-16.873.119 kemudian, di tahun selanjutnya bernilai positif. Pada tahun 2019 EVA

bernilai 15.358.105. Dan di tahun 2020 sebesar 16.443.178.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Tabel 4.17

Hasil Perhitungan WACC

Bank Umum Pemerintah

(dalam jutaan rupiah)

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Tahun 2018 2019 2020

-1,7% -2,84% -3,33%


102

PT. Bank BNI (Persero) Tbk

Tahun 2018 2019 2020

-2,3% -1,2% -1,44%

PT. Bank BRI (Persero) Tbk

Tahun 2018 2019 2020

-0,05% -1,04% -0,6%

PT. Bank BTN (Persero) Tbk

Tahun 2018 2019 2020

-4,33% 4,06% 2,7%

Data diolah peneliti tahun 2021

Berdasarkan tabel perhitungan WACC diatas, hal ini menunjukkan bahwa

seberapa besar perusahaan menggunakan rata-rata biaya hutang, biaya ekuitas untuk

menjalankan kegiatan operasionalnya, sehingga perusahaan harus mengembalikan

tingkat pengembalian yang diharapkan oleh para pemilik perusahaan.

Berdasarkan hasil EVA pada bank umum pemerintah yang terdaftar di BEI

periode tahun 208 sampai dengan 2020, 1 (satu) dari 4 (empat) perusahaan yaitu PT.
103

Bank BTN (Persero) Tbk mengalami fluktuasi dan memperoleh nilai EVA yang

positif. Dan 3 (tiga) perusahaan yaitu PT. Bank Mnadiri (Persero) Tbk, PT. Bank

BNI (Persero) Tbk, dan PT. Bank BRI (Persero) Tbk mengalami nilai EVA yang

negatif pada tahun penelitiannya dikarenakan Capital Chargers lebih besar daripada

NOPAT perusahaan. Berdasarkan hasil analisis menggunakan konsep EVA terlihat

bahwa nilai EVA akan positif apabila nilai NOPAT melebihi Capita Chargers.

Berikut akan disajikan ringkasan hasil perhitungan EVA pada Bank Umum

Pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2018-2020.

Tabel 4.18

Hasil Perhitungan EVA

Bank Umum Pemerintah

(dalam jutaan rupiah)

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk

Tahun 2018 2019 2020

1.568.060 -1.166.748 -10.572.783

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai EVA mengalami fluktuasi yang

cenderung negatif, pada tahun 2018 nilai EVA bernilai positif sebesar 1.568.060.
104

Pada periode berikutnya di tahun 2019 dan 2020 nilai EVA bersifat negatif yaitu

sebesar -1.166.748 dan -10.572.783.

PT. Bank BNI (Persero) Tbk

Tahun 2018 2019 2020

-2.365.391 11.638.109 -14.648.008

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai EVA mengalami fluktuasi yang

cenderung negatif, pada tahun 2018 nilai EVA bernilai negatif sebesar-2.365.391 .

Pada periode berikutnya di tahun 2019 nilai EVA bersifat positif yaitu sebesar

11.638.109 dan pada tahun 2020 nilai EVA bersifat negatif sebesar -14.648.008.

PT. Bank BRI (Persero) Tbk

Tahun 2018 2019 2020

280.050 -2.074.953 -16.280.678

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai EVA mengalami fluktuasi yang

cenderung negatif, pada tahun 2018 nilai EVA bernilai positif sebesar 280.050. Pada

periode berikutnya di tahun 2019 dan 2020 nilai EVA bersifat negatif yaitu sebesar

-2.074.953 dan -16.280.678.

PT. Bank BTN (Persero) Tbk

Tahun 2018 2019 2020


105

-16.873.119 15.358.105 16.443.178

Data diolah peneliti tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai EVA mengalami fluktuasi yang

cenderung negatif, pada tahun 2018 nilai EVA bernilai negatif sebesar -16.873.119.

Pada periode berikutnya di tahun 2019 dan 2020 nilai EVA bersifat positif yaitu

sebesar 15.358.105dan 16.443.178.


106

Gambar Grafik 4.10

Rata-rata EVA per Bank Umum Pemerintah

Nilai Rata-rata EVA Bank Umum Pemerintah


Rp10,000,000
Rp 8,000,000
Rp Rp4.976.055
6,00 PT.BTN
Rp
4,00
Rp
2,00
Rp 0 Rp (1,803,763)
PT.BNI
Rp(2,000,000)

Rp(4,000,000) Rp (3,390,490)
Rp(6,000,000) PT. Mandiri
Rp(8,000,000)
Rp (6.025.194)
PT.BRI

Data diolah peneliti tahun 2021

Berdasarkan nilai rata-rata pada grafik diatas, Berdasarkan nilai rata-rata

pada grafik diatas, PT. Bank BTN (Persero) Tbk menghasilkan nilai rata-rata

terbesar yaitu Rp.4.976.055. Kemudian pada ketiga bank tidak mengahsilkan nilai

tambah atau EVA < 0 yang artinya EVA bernilai negatif. Pada PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk menghasilkan nilai rata-rata Rp. -3.390.490. Kemudian PT. Bank

BNI (Persero) Tbk menghasilkan nilai rata-rata EVA sebesar Rp. -1.803.763 dan

PT. Bank BRI (Persero) Tbk menghasilkan nilai rata-rata sebesar Rp. -6.025.194.

Penurunan NOPAT pada perusahaan disebabkan terjadinya penurunan

terhadap laba sebelum bunga dan pajak. Hal ini sangat berpengaruh terhadap niali

Economic Value Added (EVA) perusahaan, dimana jika kinerja manajemen baik
107

maka akan terlihat pada NOPAT yang dapat menutupi biaya modal yang telah

diinvestasikan sehingga menciptakan nilai tambah bagi pemilik perusahaan.

Dari hasil perhitungan EVA tersebut diketahui bahwa Invested Capital

pada perusahaan cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya meskipun nilai

yang dihasilkan bersifat fluktuatif. Hal ini harus menjadi perhatian bagi pihak

manajemen karena nilai Invested Capital yang besar akan mempengaruhi nilai

EVA yang akan menjadi semakin kecil. Sebaliknya, jika nilai Invested Capital

cenderung kecil maka nilai EVA akan mengalami peningkatan atau EVA >0.

Meningkatnya pengembalian atas modal yang ada jika NOPAT perusahaan

meningkat sedangkan WACC dan modal yang diinvestasikan menurun, maka

EVA perusahaan akan meningkat dan juga pertumbuhan yang menguntungkan

jika nilai diciptakan ketika pertumbuhan NOPAT dan IC melebihi WACC maka

EVA perusahaan mengalami nilai yang positif.

Hasil perhitungan Capital Charges pada tiap perusahaan tersebut belum

mampu menunjukkan aliraan kas yang dibutuhkan untuk mengganti resiko usaha

dari modal yang telah ditanamkan atau yang diinvestasikan oleh investor akan

mengalami fluktuasi atau bahkan cenderung bernilai negatif, sehingga dapat

mempengaruhi terhadap nilai tambah perusahaan dan masih dipengaruhi hasil

NOPAT (Net Operating After Tax) nya.

Nilai EVA pada Bank Umum Pemerintah tahun 2018 sampai dengan 2020

mengalami hasil yang kurang baik dan cenderung bersifat fluktuatif pada tahun-

tahun penelitiannya. Dengan demikian para manajer belum mampu memberikan

hasil yang positif terhadap peyandang dana perusahaan.


108

Pada PT. Bank BTN (Persero) Tbk menghasilkan nilai rata-rata

perusahaan sebesar Rp 4.976.055 yang berarti pada bank ini telah mampu

menciptakan nilai tambah ekonomi perusahaan. nilai EVA>0 pada PT. Bank BTN

(Persero) Tbk dari periode 2018-2020 mengalami hasil yang cukup baik pada

tahun-tahun penelitiannya. Dengan demikian para manajer telah mampu

memberikan hasil yang positif terhadap para pemegang saham perusahaan.

Nilai positif menunjukkan bahwa nilai NOPAT dan IC (Invested Capital)

lebih besar daripada biaya modal yang digunakan oleh perusahaan sehingga

kinerja keuangan bisa dikategorikan positif selama tahun 2018 sampai dengan

2020. Dan juga memiliki nilai tambah ekonomis yang dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan para pihak-pihak yang membutuhkan khususnya investor dan

pemegang saham guna mengambil keputusan di masa yang akan datang.

Penurunan NOPAT pada perusahaan disebabkan terjadinya penurunan

terhadap laba sebelum bunga dan pajak. Hal ini sangat berpengaruh terhadap niali

Economic Value Added (EVA) perusahaan, dimana jika kinerja manajemen baik

maka akan terlihat pada NOPAT yang dapat menutupi biaya modal yang telah

diinvestasikan sehingga menciptakan nilai tambah bagi pemilik perusahaan.

Dari hasil perhitungan EVA tersebut diketahui bahwa Invested Capital

pada perusahaan cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya meskipun nilai

yang dihasilkan bersifat fluktuatif. Hal ini harus menjadi perhatian bagi pihak

manajemen karena nilai Invested Capital yang besar akan mempengaruhi nilai

EVA yang akan menjadi semakin kecil. Sebaliknya, jika nilai Invested Capital

cenderung kecil maka nilai EVA akan mengalami peningkatan atau EVA >0.
109

Meningkatnya pengembalian atas modal yang ada jika NOPAT perusahaan

meningkat sedangkan WACC dan modal yang diinvestasikan menurun, maka

EVA perusahaan akan meningkat dan juga pertumbuhan yang menguntungkan

jika nilai diciptakan ketika pertumbuhan NOPAT dan IC melebihi WACC maka

EVA perusahaan mengalami nilai yang positif.

Hasil perhitungan Capital Charges pada tiap perusahaan tersebut belum

mampu menunjukkan aliraan kas yang dibutuhkan untuk mengganti resiko usaha

dari modal yang telah ditanamkan atau yang diinvestasikan oleh investor akan

mengalami fluktuasi atau bahkan cenderung bernilai negatif, sehingga dapat

mempengaruhi terhadap nilai tambah perusahaan dan masih dipengaruhi hasil

NOPAT (Net Operating After Tax) nya.

Nilai EVA pada Bank Umum Pemerintah tahun 2018 sampai dengan 2020

mengalami hasil yang kurang baik dan cenderung bersifat fluktuatif pada tahun-

tahun penelitiannya. Dengan demikian para manajer belum mampu memberikan

hasil yang positif terhadap peyandang dana perusahaan.

Pada PT. Bank BTN (Persero) Tbk menghasilkan nilai rata-rata

perusahaan sebesar Rp 4.976.055 yang berarti pada bank ini telah mampu

menciptakan nilai tambah ekonomi perusahaan. nilai EVA>0 pada PT. Bank BTN

(Persero) Tbk dari periode 2018-2020 mengalami hasil yang cukup baik pada

tahun-tahun penelitiannya. Dengan demikian para manajer telah mampu

memberikan hasil yang positif terhadap para pemegang saham perusahaan.

Nilai positif menunjukkan bahwa nilai NOPAT dan IC (Invested Capital)

lebih besar daripada biaya modal yang digunakan oleh perusahaan sehingga
110

kinerja keuangan bisa dikategorikan positif selama tahun 2018 sampai dengan

2020. Dan juga memiliki nilai tambah ekonomis yang dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan para pihak-pihak yang membutuhkan khususnya investor dan

pemegang saham guna mengambil keputusan di masa yang akan datang.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Rumusan masalah yang sudah diajukan, analisis data yang diteliti dan

pembahasan yang dikembangkan pada bab selanjutnya, maka peneliti dapat

menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Analisa kinerja keuangan dengan menggunakan metode Economic Value

Added (EVA) pada Bank Umum Pemerintah periode 2018-2020 nilai EVA

cenderung bernilai negatif yaitu EVA < 0 di setiap tahun penelitiannya

dikarenakan nilai bunga pada setiap bank tidak sama. Berikut hasil dari

perhitungan nilai perusahaan dengan menggunakan metode Economic

Value Added.

1. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk menunjukkan nilai EVA yang

cenderung fluktuatif negatif pada tahun penelitiannya. Tahun 2018

nilai EVA sebesar Rp. 1.568.060, pada tahun 2019 nilai EVA

sebesar Rp. -1.166.748 dan tahun 2020 sebesar Rp.- 10.572.783.

(dalam jutaan rupiah).

2. PT. Bank BNI (Persero) Tbk menunjukkan nilai EVA yang

cenderung negatif fluktuatif pada tahun penelitiannya. Tahun 2018

nilai sebesar Rp. -2.365.391, pada tahun 2019 sebesar Rp.

11.638.109 dan tahun 2020 sebesar Rp. -14.684.008. (dalam jutaan

rupiah).
112

3. PT. Bank BRI (Persero) Tbk menunjukkan nilai EVA yang

cenderung fluktuatif negatif pada tahun penelitiannya. Tahun 2018

nilai EVA sebesar Rp. 280.050, pada tahun 2019 nilai EVA sebesar

Rp. -2.074.953 dan tahun 2020 sebesar Rp.- 16.280.678. (dalam

jutaan rupiah).

4. PT. Bank BTN (Persero) Tbk menunjukkan nilai EVA yang

cenderung fluktuatif positif pada tahun penelitiannya. Tahun 2018

nilai EVA sebesar Rp. -16. 873.119 pada tahun 2019 nilai EVA

sebesar Rp 15.358.105 dan tahun 2020 sebesar Rp.16.443.178

(dalam jutaan rupiah).

2. Pada PT. Bank BTN (Persero) Tbk, menghasilkan nilai rata-rata

perusahaan sebesar Rp. 4.976.055 yang berarti pada perusahaan ini telah

mampu menciptakan nilai tambah ekonomi perusahaan. Nilai EVA > 0

menunjukkan hasil yang positif pada tahun penelitiannya yaitu 2018-2020.

Dengan demikian para manajer telah mampu memberikan hasil yang

positif terhadap para penyandang dana perusahaan.

5.2 Saran

Melalui hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh penulis,

maka disarankan untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut :

1. Penelitian selanjutnya di harapkan menggunakan metode lain

seperti Financial Value Added (FVA) dan Market Value Added

(MVA) dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan.


113

2. Bagi penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat mengembangkan

penelitian ini dengan menambah tahun periode penelitian seperti

mengkaji kinerja keuangan perusahaan tahun sebelum 2018 dan

tahun setelah 2020 agar dapat melihat hasil yang lebih

komprehensif lagi.

a. Bagi perusahaan diharapkan dapat memberikan

pertimbangan bagi para manajemen dalam mengambil

tindakan kegiatan usaha dan juga diharapkan dapat menjadi

tolak ukur agar manajemen menciptakan nilai tambah yang

lebih tinggi bagi perusahaan terutama bagi para investor.

3. Bagi para investor maupun calon investor, penelitian ini

diharapkan mampu memberikan informasi mengenai kinerja

keuangan perusahaan agar para investor maupun calon investor

dapat menilai dan memeberikan masukan kepada manajemen untuk

lebih lagi dalam hal meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan

khususnya dengan metode Economic Value Added.


DAFTAR PUSTAKA

Darsyanti Nadhilah, R. E. S. T. Y. (2015). Analisis Perbandingan Kinerja

Keuangan Dengan Metode Economic Value Added (Eva) Dan Metode

Market Value Added (Mva) Pada Pt Ciputra Development Tbk Dan

Ptlippo Karawaci Tbk Tahun 2010-2014 (Doctoral Dissertation,

Politeknik Negeri Sriwijaya).

Dewi, M. (2017). Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan

Metode EVA (Economic Value Added) (Studi Kasus pada PT. Krakatau

Steel Tbk Periode 2012-2016). Jurnal Manajemen Dan Keuangan, 6(1),

648-659.

Fahmi, I., (2011). Analisis Laporan Keuangan. Lampulo : ALFABETA.

Hakim, R. (2006). Perbandingan kinerja keuangan perusahaan dengan metode

EVA, ROA, dan pengaruhnya terhadap return saham pada perusahaan

yang tergabung dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Jakarta.

Hanafi, M. Mamduh. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua,

Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Hanifah, H. (2019). Analisis Pengukuran Kinerja Keuangan Dengan Pendekatan

Economic Value Added (EVA) Pada PT. Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri

Sumatera Utara).

Harahap, Sofyan Safri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:

Raja Grafindo Persada


115

Inayati, Titik, Subroto, Bambang & Djazuli, Atim.(2014).Analyzing Islamic

Micro Finance Performance with Economic Value Added (EVA):

Learning from Baitul Wat Tamwil (BMT) Usaha Gabungan Terpadu

Sidogiri Indonesia. Journal of Business and Management Horizons, Vol.

2, No. 2.

Karamoy, J., Tampi, D. L., & Mukuan, D. D. (2016). Analisis Economic Value

Added (EVA) Pada PT Bank Negara Indonesia Tbk. JURNAL

ADMINISTRASI BISNIS (JAB), 4(2).

Margaretha, Farah. 2011. Manajemen Keuangan untuk Manajer non Keuangan.

Jakarta: Erlangga.

Milles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: UI Press, 1992), h.16.

Mulyanti, D. (2017). Manajemen Keuangan Perusahaan. AKURAT| Jurnal Ilmiah

Akuntansi FE UNIBBA, 8(2), 62-71.

Munawir, S.2007. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan

Kedelapan (Yogyakarta,Liberty). hlm13.

Munawir, S, 2010. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Kelima

Belas, Yogyakarta: Liberty.

O’Byrne, F. S., dan S. David, Y., (2010). Economic Value Added dan Manajemen

Berdasarkan Nilai Panduan Praktis untuk Implementasi. Jakarta :

Salemba Empat.

Prawiranegoro dan Purwati. 2008. Akuntansi Manajemen. Edisi 2. Jakarta: Mitra

Wacana Media
116

Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen. Jakarta: PT Grasindo. Nur Ahmadi Bi

Rahmani, Metodologi Penelitian Ekonomi, (Medan: FEBI UIN-SU Press,

201

Sahuliyah, Muhtar. 2010. “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Perbankan

Terhadap Harga Saham”. Skripsi. Universitas Bengkulu.

Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sucipto. 2007. Penilaian Kinerja Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND.

Bandung:Alfabeta

Sumarta, N. H., & Yogiyanto, H. M. (2000). Evaluasi kinerja perusahaan

perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia dan Thailand. Buletin

Ekonomi Moneter dan Perbankan, 3(2), 183-203.

Supriyanto, S., & Lestari, W. (2015). Analisis Kinerja Keuangan Dengan

Menggunakan Metode Economic Value Added Pada PT. Bank Mandiri

(Persero), Tbk. Jurnal Bis-A: Jurnal Bisnis Administrasi, 4(1), 53-61.

Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Ekonisia,

Yogyakarta.

Tampubolon Manahan. “Manajemen Keuangan (Finance Management)

Konseptual,Problem & Studi Kasus”. (Jakarta:Ghalia Indonesia,2004)

hlm.3

www.idx.co.id
117

https://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/economic-value-added-eva-sebagai-

konsep_28.html

https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Bank-Umum.aspx

https://www.statistikian.com/2017/06/penjelasan-teknik-purposive-sampling.html

Anda mungkin juga menyukai