Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS KASUS

BISNIS:
STRATEGI PROSES
DAN PENENTUAN
LOKASI (MODUL 3)
AISYAH DARTI MEGASARI, S. Sos., MA
UNIVERSITAS TERBUKA
POKJA MOJOKERTO
STRATEGI PROSES
• Penentuan strategi proses merupakan salah satu langkah penting bagi kelangsungan proses produksi
• Tujuan strategi proses adalah untuk menemukan suatu cara untuk memproduksi barang dan jasa yang
sesuai dengan keinginan konsumen dan spesifikasi produk dengan biaya yang terbatas dab batasan –
batasan manajerial lainnya
• Strategi proses dapat dipilih berdasarkan biaya dan volume yang dihasilkan sehingga dapat ditentukan
strategi manakah yang paling efisien. Strategi proses dibagai menjadi 3, yaitu :
1. fokus proses (process focus) : salah satu strategi proses yang menempatkan mesin – mesin dan
peralatan yang sama pada satu tempat atau ruang tertentu
2. fokus berulang (repetitive focus) : jenis strategi proses yang berada di antara fokus produk dan
fokus proses
3. fokus produk (product focus) : jenis proses yang bersifat volume tinggi namun variasi proses
rendah
◦ Perencanaan proses yaitu penentuan bagaimana suatu produk akan diproduksi atau
jasa akan disediakan.
◦ Perencanaan proses meliputi :
1. Keputusan membuat atau membeli
2. Pemilihan peralatan khusus. Berkaitan dengan teknik dalam investasi modal,
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis finansial untuk
pembelian mesin, yaitu :
a. Biaya pembelian
b. Biaya operasi
PERENCANAAN c. Penghematan tahunan

PROSES d. Peningkatan penghasilan


e. Analisis penggantian
f. Risiko dan ketidakpastian
3. Rencana proses merupakan sekumpulan dokumen yang secara detail
menunjukkan spesifikasi pabrikan dan pengiriman. Rencana proses
meliputi:
a. Blueprints
b. Daftar kebutuhan bahan
c. Diagram proses
d. Routing Sheet
CONTOH SOAL

PT ABC sedang mengevaluasi 3 macam software (A, B dan C) yang akan digunakan untuk
mendukung kegiatan akunting. Biaya untuk ketiga software tersebut adalah sebagai
berikut :

Biaya Tetap Biaya Variabel per


Laporan Akunting

Software A Rp. 200.000.000,- Rp. 60.000,-


Software B Rp. 300.000.000,- Rp. 25.000,-
Software C Rp. 400.000.000,- Rp. 10.000,-
1. Perpotongan antara software A dan software B:
200.000.000 + (60.000) V1 = 300.000.000 + (25.000) V1
35.000 V1 = 100.000.000
V1 = 2.857
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat diketahu bahwa software A akan lebih
ekonomis untuk laporan berjumlah 0 s/d 2.857 laporan
Perhatikan yang biaya tetapnya lebih kecil, yaitu software A sehingga sampai dengan

PENYELESAI
2.857 laporan akan lebih ekonomis menggunakan software A

AN 2. Perpotongan antara software B dan software C:


300.000.000 + (25.000) V2 = 400.000.000 + (10.000) V2
15.000 V2 = 100.000.000
V2 = 6.666
Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa software B akan lebih
ekonomis untuk laporan sejumlah 2.857 s/d 6.666 laporan
Perhatikan yang biaya tetapnya lebih kecil, yaitu software B sehingga sampai dengan
6.666 laporan akan lebih ekonomis menggunakan software B
Software C paling ekonomis apabila jumlah laporan di atas 6.666 laporan
PENENTUAN LOKASI
Penentuan lokasi bukanlah suatu kegiatan
Penentuan lokasi dapat dilakukan melalui 2 yang bersifat rutin, tetapi hanya
pendekatan, yaitu: dilaksanakan pada saat – saat tertentu saja.
Penentuan lokasi dilakukan apabila :
• Pendekatan kualitatif : pendekatan yang • Pembukaan pabrik baru
dilakukan dengan cara • Permintaan yang semakin meningkat
mempertimbangkan faktor – faktor • Perubahan produktivitas tenaga kerja
penentu lokasi secara kualitatif • Perubahan nilai tukar mata uang
• Pendekatan kuantitaif : pendekatan yang • Meningkatnya biaya – biaya
dilakukan dengan menggunakan teknik – •
teknik analisis kuantitatif Perubahan – perubahan kondisi lokal
• Perubahan struktur demografi
METODE PENENTUAN LOKASI

1. The factor – Rating Method


Merupakan metode penentuan lokasi yang mempertimbangkan berbagai faktor kemudian mengurutkannya
berdasarkan bobot kepentingan faktor tersebut bagi pencapaian tujuan perusahaan
Langkah – langkah The factor – Rating Method yaitu:
a. Menyusun daftar faktor - faktor yang relevan yang disebut dengan critical success factor
b. Memberi bobot pada setiap faktor berdasarkan tingkat kepentingan faktor tersebut bagi tujuan
perusahaan
c. Menentukan skala pada tiap – tiap faktor (misalkan 1 – 10 atau 1 – 100)
d. Menentukan skor setiap lokasi untuk setiap faktor dengan menggunakan skala pada langkah 3
e. Kalikan skor dengan bobot masing – masing faktor dan jumlahkan untuk setiap lokasi
f. Buat rekomendasi berdasarkan skor terbesar
SKOR (MAKSIMAL 100) SKOR TERBOBOT
CRITICAL SUCCESS FACTOR BOBOT
TANGERANG SURABAYA TANGERANG SURABAYA
Ketersediaan dan sikap tenaga
kerja 0,25 70 60 17,5 15
Sumber bahan baku 0,05 50 60 2,5 3
Perdapatan per kapita 0,1 85 80 8,5 8
Struktur pajak 0,39 75 70 29,25 27,3
Pendidikan dan kesehatan 0,21 60 70 12,6 14,7
Total 1     70,35 68

Berdasarkan perhitungan tersebut maka lokasi Tangerang


CONTOH SOAL adalah lokasi yang paling sesuai bagi perusahaan karena
memiliki skor yang lebih tinggi dari pada Surabaya
2. Locational Break – Even Analysis
Merupakan analisis biaya volumeuntuk menyusun perbandingan alternatif
– alternatif lokasi secara ekonomis
Langkah – langkah Locational Break – Even Analysis, yaitu:
a. Tentukan biaya tetap dan biaya variabel masing – masning alternatif
lokasi
b. Gambar menjadi bentuk grafik
c. Pilih lokasi dengan biaya termurah untuk volume produksi yang
diinginkan
PT Maju Bhakti, sebuah perusahaan yang
memproduksi karburator mobil tengah
CONTOH mempertimbangkan untuk membukan pabrik baru.
Terdapat 3 alternatif lokasi, yaitu Sidoarjo, Semarang
SOAL atau Bekasi. Studi pendahuluan telah dilakukan dan
diperoleh perkiraan biaya tetap per tahun per lokasi
adalah Rp. 30.000.000,-, Rp. 60.000.000,- dan Rp.
110.000.000 dengan biaya variabel per unit sebesar Rp.
75.000, Rp. 45.000,- dan Rp. 25.000,-
Harga jual karburator diperkirakan Rp. 120.000 dan
perusahaan menginginkan untuk memperoduksi pada
tingkat produksi 2.000 unit per tahun. Perhitungan
penentuan lokasinya adalah sebagai berikut:
Sidoarjo : Biaya Total = Rp. 30.000.000,- + Rp. 75.000,- (2.000)
= Rp. 180.000.000,-
Semarang : Biaya Total = Rp. 60.000.000 ,- + Rp. 45.000,- (2.000)
= Rp. 150.000.000,-
Bekasi : Biaya Total= Rp. 110.000.000,- + Rp. 25.000,- (2.000)
= Rp. 160.000.000,-
Setelah melakukan perhitungan tersebut, langkah berikutnya adalah menggambar grafik untuk setiap lokasi. Caranya dengan menggambar 2
koordinat (x,y) untuk masing – masing lokasi, kemudian tarik garis melewati kedua titik tersebut
Sidoarjo jika volume (x) = 0 maka total biaya (y) = 30.000.000
= (0, 30.000.000)
jika volume (x) = 2.000 maka total biaya (y) = 180.000.000
= (2.000, 180.000.000)
Semarang jika volume (x) = 0 maka total biaya (y) = 60.000.000
= (0, 60.000.000)
jika volume (x) = 2.000 maka total biaya (y) = 150.000.000
= (0, 150.000.000)
Bekasi jika volume (x) = 0 maka total biaya (y) = 110.000.000
= (0, 110.000.000)
jika volume (x) = 2.000 maka total biaya (y) = 160.000.000
= (0, 160.000.000)
Apabila akan berproduksi pada tingkat produksi (volume) 2.000 unit per tahun maka Semarang merupakan
pilihan yang paling tepat karena biaya totalnya adalah yang paling murah.
Tingkat keuntungan yang diharapkan sebesar:
Total penghasilan – total biaya = Rp. 120.000 (2.000) – Rp. 150.000.000
= Rp. 90.000.000,- per tahun

Titik persilangan antara Sidoarjo dan Semarang adalah :


30.000.000 + 75.000 (x) = 60.000.000 + 45.000 (x)
30.000 (x) = 30.000.000
(x) = 1.000

Titik persilangan antara Semarang dan Bekasi adalah :


60.000.000 + 45.000 (x) = 110.000.000 + 25.000 (x)
20.000 (x) = 50.000.000
(x) = 2.500

Berdasarkan perhitungan tersebut maka apabila perusahaan ingin beroperasi pada tingkat produksi 1.000 unit
maka Sidoarjo adalah pilihan yang tepat
Sedangkan apabila berproduksi pada tingkat produksi 2.500 atau lebih, Bekasi merupakan pilihan yang tepat
3. Center of Gravity Method
Merupakan teknik matematis yang
digunakan untuk menemukan pusat
lokasi distribusi yang dapat
menimilkan biaya
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai