Anda di halaman 1dari 3

PT. TRI STAR, Tbk.

TRI STAR COMPANY merupakan perusahaan sepatu dan sandal raksasa yang berpusat di kota
Frankfurt, Jerman dan telah beroperasi sejak tahun 1975. Perusahaan sepatu raksasa ini mengawali
usahanya dengan memasarkan produk di Jerman dan selanjutnya merambah negara lain di Eropa seperti
Italia, Belanda, Perancis, dll. Pada tahun 1986, perusahaan secara resmi mengoperasikan empat unit
bisnis internasional yaitu Tri Star Eropa, Tri Star Asia Pasifik-Afrika, Tri Star Amerika Latin, dan Tri
Star Amerika Utara. Saat ini, perusahaan telah melayani konsumen di lebih dari 50 negara dan memiliki
fasilitas produksi di 26 negara. Sepanjang sejarahnya, perusahaan ini telah menjual lebih dari 10 miliar
pasang sepatu.

Di Indonesia, pengoperasian penjualan sepatu Tri Star dijalankan oleh PT. Tri Star Sepatu & Sandal,
Tbk. Pada tahun 1993, pabrik pertama Tri Star Indonesia resmi beroperasi di kota Sidoarjo untuk
melayani pasar Indonesia dan beberapa negara Asean. Sesuai dengan budaya Asia yang mengenakan
sandal, PT. Tri Star Sepatu & Sandal mengembangkan lini produksinya berupa sandal, baik sandal pria,
wanita, maupun anak-anak. Sebelum tahun 1998, status Tri Star di Indonesia adalah perusahaan
penanaman modal asing (PMA), sehingga dilarang menjual langsung ke pasar. Tri Star menjual melalui
para penyalur khusus (depot) dengan sistem konsinyasi. Namun, sistem penjualan tersebut diubah pada 1
Januari 1998, yaitu ketika PT. Tri Star Sepatu & Sandal Indonesia menjadi perusahaan penanaman modal
dalam negeri (PMDN). Dengan demikian, sampai saat ini, distribusi produk-produk perusahaan dari
pabrik dapat dilakukan dengan melibatkan langsung toko-toko pengecer (retailer) yang akan menjual
produk langsung kepada konsumen.

Sejak pertama kali didirikan, PT. Tri Star Indonesia selalu berusaha untuk melayani semua kelompok
pembeli, mulai dari anak-anak, remaja, maupun pria dan wanita dewasa. PT. Tri Star memproduksi jenis
sepatu yang berbeda-beda untuk setiap kelompok pembeli tersebut. Untuk memperkuat posisinya di
setiap segmen pasar tersebut, PT. Tri Star menetapkan merek yang berbeda-beda, yaitu merek Sweetkids
untuk sepatu anak-anak, Teentop untuk sepatu remaja, Annrose untuk sepatu wanita dewasa, dan Manz
untuk sepatu pria dewasa.

Walaupun strategi PT. Tri Star adalah melayani semua kelompok pembeli tersebut, tetapi PT. Tri Star
memiliki produk andalan yaitu produk sepatu wanita dewasa. Sepatu wanita Tri Star ini didesain agar
nyaman dikenakan anak dengan sol yang ringan, bahan berkualitas tinggi yang lembut di kulit sehingga
tidak sakit ketika dikenakan. Oleh karena itu, harga yang ditawarkan pun termasuk harga yang relatif
mahal yang ditujukan untuk golongan menegah keatas. Namun demikian, tingkat penjualan produk-
produk sepatu wanita Tri Star saat ini berada pada posisi yang paling menggembirakan dimana
pertumbuhan penjualan meningkat dengan pesat. Pada tahap ini, konsumen telah menyadari adanya
produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka sehingga melakukan pembelian. Pada tahap
ini, pesaing-pesaing juga sudah mulai memasuki pasar dengan membuat produk sejenis karena
menyadari potensi laba dari produk tersebut. Namun, PT. Tri Star selalu berusaha untuk
mempertahankan posisinya dengan selalu membuat desain-desain baru setiap enam bulan.

Untuk mempertahankan usahanya, PT. Tri Star Indonesia berusaha untuk meningkatkan penjualan
dengan meningkatkan efisiensi produksi sehingga dapat menghasilkan produk dengan biaya yang lebih
efisien. Salah satu cara yang akan ditempuh adalah dengan membeli mesin otomatis untuk membuat
desain sepatu, membuat pola, sekaligus menggunting bagian atas sepatu. Para pegawai selanjutnya
tinggal menyatukan bagian atas sepatu dengan sol sepatu menggunakan mesin manual yang sudah ada.
Harga mesin tersebut adalah Rp500.000.000,00 dengan taksiran umur ekonomis selama 5 tahun dengan
nilai sisa sebesar Rp30.000.000,00 pada akhir tahun umur ekonomis berdasarkan perhitungan metode
penyusutan garis lurus. Mesin ini diharapkan mampu memberikan laba setelah pajak sebesar
Rp120.000.000,00 per tahun selama lima tahun. Pihak manajemen harus menentukan apakah pembelian
mesin tersebut menguntungkan atau tidak bagi perusahaan dengan tingkat bunga yang relevan adalah
15%.

Seiring dengan rencana pembelian mesin baru tersebut, perusahaan juga harus mempersiapkan tenaga
kerja yang akan menangani operasional mesin otomatis tersebut. Untuk mendukung operasi mesin baru,
perusahaan memerlukan tenaga kerja-tenaga kerja yang memiliki keterampilan khusus terhadap
pengoperasian mesin. Permasalahan yang harus dipecahkan di awal adalah menentukan sumber
perekrutan karyawan, apakah diambil dari dalam perusahaan atau dari luar perusahaan. Langkah
berikutnya adalah mempertimbangkan metode rekrutmen yang paling sesuai bagi perusahaan. Menurut
Manajer HRD, akan lebih menguntungkan bagi perusahaan jika mencari orang-orang lama yang
berkompetensi baik untuk menempati posisi karyawan untuk mengoperasikan mesin yang baru. Apabila
menggunakan orang-orang baru dari luar perusahaan, maka akan memakan waktu dan biaya yang tidak
sedikit. Orang-orang lama terbukti mempunyai loyalitas yang tinggi yang telah mendukung perusahaan
selama ini sehingga mereka layak untuk mendapatkan posisi yang lebih baik. Orang-orang lama ini akan
dianalisis dan dievaluasi untuk menilai kemampuan mereka menempati posisi baru. Seleksi awal yang
akan dilakukan adalah menilai komitmen, kedisiplinan, dan masa kerja karyawan. Setelah terpilih, para
calon karyawan tersebut akan diberi pelatihan terlebih dahulu mengenai pengoperasian mesin tersebut
karena mesin yang dibeli adalah mesin otomatis sehingga memerlukan keterampilan dalam menjalankan
komputer. Dalam pemberian upah karyawan mesin baru tersebut, perusahaan akan mengutamakan pada
keadilan pengupahan dengan melihat struktur upah saat ini dan hubungan antar jabatan di dalam
perusahaan. Artinya, karyawan yang memiliki level lebih tinggi tentu saja akan menerima upah lebih
besar daripada karyawan dengan level di bawahnya.

Berdasarkan kasus PT. Tri Star Indonesia, maka analisislah pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. a. Jelaskan sumber pengisian lowongan karyawan yang digunakan oleh PT. Tri Star untuk posisi
karyawan mesin baru! Uraikan jawaban Saudara!
Jawaban:
Sumber pengisian lowongan karyawan yaitu dari karyawan lama yang berkopetensi

b. Jelaskan metode rekrutmen/cara pengisian lowongan karyawan untuk mesin baru tersebut.
Uraikan jawaban Saudara!
Jawaban:
Metode rekrutmennya yaitu orang-orang lama akan dianlisis dan dievaluasi untuk menilai
kemampuan mereka menempati posisi baru. Seleksi awal yang akan dilakukan adalah menilai
komitmen, kedisiplinan, dan masa kerja karyawan. Setelah terpilih, para calon karyawan tersebut
akan diberi pelatihan terlebih dahulu mengenai pengoperasian mesin tersebut karena mesin yang
dibeli adalah mesin otomatis sehingga memerlukan keterampilan dalam menjalankan komputer.

c. Jelaskan jenis keadilan pengupahan yang diterapkan perusahaan untuk karyawan mesin baru!
Uraikan jawaban Saudara!
Jawaban:
Dalam pemberian upah karyawan mesin baru tersebut, perusahaan akan mengutamakan pada
keadilan pengupahan dengan melihat struktur upah saat ini dan hubungan antar jabatan di dalam
perusahaan. Artinya, karyawan yang memiliki level lebih tinggi tentu saja akan menerima upah
lebih besar daripada karyawan dengan level di bawahnya.

2. Tentukan apakah mesin baru tersebut sebaiknya dibeli atau tidak dengan menggunakan metode NPV
dengan tingkat bunga yang relevan adalah 15% per tahun! Uraikan jawaban Saudara!
Harga perolehan: 500.000.000
Nilai sisa: 30.000.000
Kas masuk bersih tahun I s.d. tahun V: 120.000.000
Penyusutan per tahun = (harga perolehan – nilai sisa) / usia ekonomis= (500.000.000 – 30.000.000) /
5 = Rp94.000.000
Maka, kas masuk bersih tahun I – tahun V =Rp120.000.000 + Rp94.000.000= Rp.214.000.000

PV penerimaan kas tahun 1 s.d. tahun 5 adalah sebagai berikut:


Rumus: PV = Kas bersih tiap tahun ke-n/ (1+01)n

PV kas masuk tahun I = 214.000.000/(1+0,15)1= 186.086.957


PV kas masuk tahun II = 214.000.000/(1+0,15)2= 161.814.745
PV kas masuk tahun III = 214.000.000/(1+0,15)3= 140.708.474
PV kas masuk tahun IV = 214.000.000/(1+0,15)4= 122.355.195
PV kas masuk tahun V = 214.000.000/(1+0,15)5= 106.395.821

Total 717.361.192
PV nilai sisa mesin di tahun ke-5 = Nilai sisa / (1 + 0,16)5
= 30.000.000 / 2,01135719
= 14.915.302
NPV = PV Kas bersih + PV Nilai Sisa - Harga Perolehan
= 717.361.192 + 14.915.302 - 500.000.000
= 232.276.494

Dengan demikian, karena NPV bernilai positif, maka berarti mesin tersebutmenguntungkan sehingga
keputusannya adalah dibeli

Anda mungkin juga menyukai