Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

EKMA4263 Manajemen Kinerja


041729711 Vigor Ilham Sadewa

Strategi Penilaian Kinerja Kementerian Pertanian


Oleh: Suprojo Wibowo (Sekretaris Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian)

INFO NASIONAL-Perubahan paradigma dalam pengelolaan kinerja instansi pemerintah


dengan merepresentasikan gaya old style menjadi performa yang kekinian. Hal ini pun
menjadi tantangan tersendiri untuk menjawab bagaimana bisa menilai atau tahu informasi
secara cepat transparan dan akuntabel dalam melihat capaian kinerja sebuah instansi
pemerintah.
Semangat menciptakan pemerintahan yang berorientasi hasil pun tidak hanya mengemuka di
negara–negara maju, melainkan juga di negara berkembang termasuk Indonesia. Perubahan
ketatalaksanaan dilakukan dalam rangka menyelesaikan permasalahan atau hambatan yang
mengakibatkan penyelenggaraan pemerintahan tidak berjalan optimal atau diperkirakan tidak
berjalan dengan baik.
Tingkat keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan diukur dari tingkat kinerja yang
dihasilkannya. Untuk mengetahui tingkat kinerja yang dihasilkan dibandingkan dengan yang
diharapkan, diperlukan pengelolaan kinerja.
Langkah sederhana yang memberikan dampak nyata terhadap capaian kinerja pelaksanaan
instansi pemerintah biasanya dengan mengintensifkan pembinaan, khususnya pemerintah
daerah untuk memperbaiki kualitas manajemen kinerja dan anggaran berbasis kinerja. Salah
satu penyebab rendahnya kualitas manajemen kinerja dan anggaran berbasis kinerja adalah
komitmen merubah cara kerja dan budaya kerja birokrasi yang rendah dan kemampuan
perencanaan program/kegiatan yang kurang baik.
Oleh karena itu, pemerintah pusat berupaya merubah mindset dan cara kerja birokrasi.
Selanjutnya, memberikan pemahaman yang baik atas perencanaan program/kegiatan.
Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Momon Rusmono, bahwa melalui
pengelolaan kinerja organisasi, diharapkan penyusunan perencanaan kinerja dapat dilakukan
dengan baik sebagai persiapan bagi organisasi dalam menentukan visi, misi dan tujuan
organisasi. Selanjutnya organisasi menyusun dan mengukur capaian kinerjanya dibandingkan
dengan rencana atau target yang telah ditetapkan.
Pemerintah dalam hal ini kementerian Pertanian mengedepankan sistem pelaporan kinerja
harus disusun sedemikian rupa. Hal ini tentunya berdampak langsung agar mudah dipahami
dan dijalankan sebagai bagian dari pengelolaan kinerja organisasi dari pusat sampai daerah.
Strategi penilaian kinerja juga harus melakukan perbaikan pada mekanisme evaluasi kinerja.
Aspek ini sangat penting guna menghasilkan pedoman dalam melakukan penilaian atas
capaian yang diperoleh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pertanian dapat diketahui
secara realtime, terkini dan menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi.
Untuk itulah, standar pengelolaan kinerja perlu disusun dan ditetapkan untuk memastikan
bahwa pengelolaan kinerja organisasi di lingkungan Kementerian Pertanian dilaksanakan
secara terstruktur, sistematis dan berkualitas. Hasil yang diperoleh adalah efisien dari sisi
tenaga waktu dan dapat mereduksi biaya secara signifikan.
Dalam rangka menjawab tantangan tersebut, perlu hadirnya sebuah terobosan atau gagasan
baru pada sisi pengendalian dan pengawasan kinerja organisasi dalam sebuah konsep
“performance”. Yakni sebuah sistem pemantauan dan pengendalian kinerja terintegrasi dalam
rangka meningkatkan akuntabilitas dan kinerja unit organisasi dari pusat sampai daerah.
Prinsipnya, sistem ini memudahkan dalam pemantauan progres capaian realisasi dari
indikator Kegiatan Utama (IKU) yang di dalamnya terpantau capaian fisik dan anggaran
secara realtime. Hasilnya ditampilkan dalam bentuk dashboard pengambilan keputusan di
level pimpinan tertinggi.
Di sisi lain, konsep performance ini pun sebagai solusi jitu dalam mengejewantahkan arahan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam peningkatan respon menyelesaikan masalah di
lapangan secara cepat. Kementerian Pertanian harus cepat mengeksekusi langsung terhadap
kendala dan hambatan yang terjadi di lapangan. Pengaplikasian konsep ini sampai pada
tataran bawah tentunya diperlukan peran dari beberapa stakeholder untuk dapat menerima
perubahan-perubahan yang akan terjadi dari jalannya sebuah sistem pengawasan ini.
Ujungnya adalah untuk peningkatkan good governance.
Sumber: https://nasional.tempo.co/read/1405586/strategi-penilaian-kinerja-kementerian-
pertanian/full&view=ok

Berdasarkan bacaan di atas, mahasiswa diminta untuk:


1. Menjelaskan perubahan sistem baru dan prinsip apa yang dilakukan oleh Kementerian
Pertanian dan dalam rangka meningkatkan good governance?
Jawaban:
Perubahan sistem baru dan prinsip yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian adalah
mengedepankan sistem pelaporan kinerja dengan prinsip transparan dan akuntabel,
mengimplementasikan prinsip 3E (ekonomis, efektif, dan efisien), adanya perbaikan pada
mekanisme evaluasi kinerja.
Selain itu Kementerian Pertanian juga melakukan terobosan/konsep baru pada
pengendalian dan pengawasan kinerja organisasi yaitu sistem pemantauan dan
pengendalian kinerja terintegrasi dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan kinerja
unit organisasi dari pusat sampai daerah. Konsep/gagasan tersebut ialah “performance”.
Prinsip kinerja => memudahkan pemantauan indikator kegiatan utama (IKU) secara real
time baik capaian fisik maupun anggaran.

2. Berdasarkan teori, jelaskan apa saja kriteria dari sebuah sistem yang baik.!
3. Sistem yang baik memiliki kriteria sebagai berikut:
4. a) Singkat, jelas, focus dan merupakan standar prima (standard of excellence)
5. b) Realistis dan sesuai dengan kompetensi pemerintah.
6. c) Pemerintah harus dapat memproses dan melaksanakan hak dan kewajiban
berdasarkan
7. asas-asas kepemerintahan yang baik (good Governance)
8. d) pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan
nyata
9. sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara
10. berdaya guna dan berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab sesuai dengan konsep
11. good governance tersebut
12. Sistem yang baik memiliki kriteria sebagai berikut:
13. a) Singkat, jelas, focus dan merupakan standar prima (standard of excellence)
14. b) Realistis dan sesuai dengan kompetensi pemerintah.
15. c) Pemerintah harus dapat memproses dan melaksanakan hak dan kewajiban
berdasarkan
16. asas-asas kepemerintahan yang baik (good Governance)
17. d) pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan
nyata
18. sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara
19. berdaya guna dan berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab sesuai dengan konsep
20. good governance tersebut
Jawaban:
Sistem yang baik memiliki kriteria sebagai berikut:
 Singkat, jelas, focus dan merupakan standar prima (standard of excellence)
 Realistis dan sesuai dengan kompetensi pemerintah.
 Pemerintah harus dapat memproses dan melaksanakan hak dan kewajiban
berdasarkan asas-asas kepemerintahan yang baik (good Governance)
 pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan nyata
sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara
berdaya guna dan berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab sesuai dengan konsep
good governance tersebut.
3. Sistem pengukuran kinerja konvensional menghasilkan infomasi yang terlalu lambat, tidak
global dan kurang fokus dalam pengambilan keputusan. Agar organisasi/perusahaan dapat
memenangkan persaingan, dibutuhkan sistem manajemen kinerja yang baru bagi manajemen
kinerja organisasi. Jelaskan alasan mengapa sistem baru bagi manajemen kinerja organsasi
baru dibutuhkan
Jawaban:
Karena persaingan dalam perusahaan/organisasi bersifat dinamis, sehingga kita harus
mengupdate sistem kinerja yang lebih menyesuaikan persaingan itu sendiri. Dengan
merancang sistem manajemen kinerja yang baru dapat mengurangi penolakan (resitensi) dari
sebuah organisasi/perusahaan. Pembaharuan sistem manajemen kinerja dapat memastikan
karyawan bekerja secara efisien sepanjang tahun dan dalam prosesnya mampu mengatasi
masalah yang muncul. Sistem manajemen kinerja jugadapat mengidentifikasi kemampuan
dan keterampilan karyawan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan oleh karyawan yang tepat
dan mengidentifikasi hambatan-hambatan yang terjadi dan menyelesaikan hambatan tersebut
melalui proses monitoring, coaching, dan development.
Sumber:
BMP EKMA4263
https://www.ekrut.com/media/manajemen-kinerja-adalah

Anda mungkin juga menyukai