BAB 13
MENGELOLA KINERJA DAN MUTU
KELOMPOK 3
1. Mahelsa Ratna Fadilah 041911233001
2. Rani Adytiya Rachmad 041911233010
3. Farah Fauziyyah Taufiq 041911233032
4. Ida Ayu Pratiwi W 041911233033
5. Suci Anggaraeni Utami 041911233051
Laporan Keuangan
MODEL KONTROL
UMPAN BALIK
Analisis Keuangan
MENGELOLA
KINERJA
DAN MUTU Pendekatan Hirearki VS
Pendekatan Desentralisasi
FILOSOFI KONTROL
YANG
BERUBAH-UBAH
Manajemen Buka-Buku
Teknik-Teknik TQM
MANAJEMEN
KUALITAS TOTAL
Faktor-faktor Kesuksesan TQM
Sistem kontrol yang dirancang dengan baik akan menggunakan umpan balik untuk
menentukan apakah kinerja memenuhi standar yang telah dibuat. Dalam sebuah organisasi
seorang manajer sagat membutuhan umpan balik untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya.
Apakah pekerjaan karyawan telah sesuai dengan standar tujuan yang hendak dicapai, jika
sudah manajer dapat membandingkan kinerja karyawan nya serta apresiasi / penguatan seperti
apa yang harus di berikan manajer dan apabila belum tindakan korektif seperti apa yag harus
diambil seorang manajer. Serta umpan balik ini jug berkorelasi dengan aplikasi anggaran
organisasi.
Untuk memperoleh umpan balik maka seorang manajer harus melaksanakan langkah- langkah
yang runut. Tidak mungkin bila sorang manajer memberikan tindakan korektif pada karyawan
apabila standar tujuan strategisnya belum ditetapkan. Oleh karena itu dalam sistem kontrol
umpan balik urutan langkah-langkaah tersebut harus diperhatikan.
Pertama membangun standar kinerja karyawan , dalam rencana strategis sebuah perusaha hal
mendasar yang harus dibuat sebuah perusahaan adalah standar kerja karyawan. Dalam
menentukan hal ini perusahaan dapat menetukan tujuan atau target yang hendak dicapai
misalkan perusahaan ingin meningkatkan pengembalian investasi hingga 8% , atau
meningkakat kan penjualan dengan cakupan pasar yang lebih luas atau dapat juga membangun
citra perusahaan dengan meperbaiki tanggung jawab sosial atau CSR. Setelah menetukan
tujuan spesifik perusahaan maka seorang maanjer dapat mengukur apakah karyawan tersebut
telah bekerja sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau belum. Standar-standar harus
ditentukan dengan jelas dan tepat agar pegawai mengetahui apa yang harus mereka lakukan
dan dapat menetukan apakah kinerja mereka sesuai target perusahaan atau tidak.
Mengukur kinerja yang ada, setelah menetapkan standar karyawan langkah selanjutnya adalah
mengukur kinerja karyawan apakah telah sesuai target atau belum. Misalnya apakah tujuan
perusahaan adalah peningkatan penjualan maka pengukuran yang dilakukan adalah laporan
penjualan yang dicapai perusahaan. Pengukuran- penguuran seperti ini harus rutin di laporkan
untuk menetukan apakah target perusahaan tercapai atau tidak. Namun selain mengukur
kinerja secara kuantatif seorang manajer juga perlu melakukan pengukuran secara kualitatif.
Misalkan saja apabila dalam sebuah tim apakah seluruh anggota dalam tim bekerja secara
maksimal atau mungkin ada anggota yang hanya menjadi “freerider”. Atau mungkin
bagaimana performa karyawan dalam meningkatkan kepuasan pelanggan.
Melakukan tindakan korektif, apabila target sebuah perusahaan tidak tercapai maka seorang
manajer memiliki wewenang untuk mendorong pgawai dapat bekerja lebih keras atau mungkin
mendesain ulang target perusahaan hal ini dapat dilakukan apaila manajer tersebut
menggunakan pendekatan kontrol tradisional. Namun, apabila manajer tersebut mengunakan
pendkatan kontrol partisipatif maka manajer cenderung akan berkolaborasi dengan
karyawannya tentang tindakan korektif seperti apa yang seharusnya dilakukan untuk mencapai
target perusahaan. Kedua pendekatan ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing,
hak tersebut tergantung pada bagaimana budaya dan iklim perusahaan. Namun, ada baiknya
memberikan dorongan positif ketika kinerja karyawan melampau batas.
Dalam sebuah perusahaan selain fokus pada penetapan standar tujuan perusahaan yang hendak
dicapai hal penting yang harus diperhatikan adalah kontrol anggaran. Oleh sebab itu sebuah
perusahaan sebelum menetapkan target perusahaan harus memperhatikan target pengeluaran
organisasi. Dan jika dianggap dana yang digunakan terlalu besar maka manajer dapat merubah
target perusahaan. Dalam sebuah perusahaan setiap divisi wajib menganalisis proyek yang
mereka laksanakan dengan pusat tanggung jawab. Pusat tanggung jawab adalah pihak yang
bertanggung jawab dalam mengawasi aktivitas pengeluaran setiap departemen di sebuah
perusahaan. Anggaran yang biasa digunakan manajer adalah anggaran biaya, anggaran
pendapatan, anggaran kas dan anggaran modal.
Anggaran biaya, terdiri atas biaya antisipasi dan biaya aktual untuk setiap pertanggungjawaban
dan organisasi secara keseluruhan. Biaya aktual sebuah perusahaan diharapkan jangan sampai
melebihi pada target pengeluaran yang telah ditetapkan, karena hal tersebut menunjukkan
kurang cakapnya seorang manajer dalam mengelola berbagai permasalahan secara efisien.
Anggaran biaya dapat digunakan untuk mengidentifikasi apakah kebutuhan tersebut
diperlukan, mendesak atau tidak ,namun anggaran biaya tidak mengganti kan kebutuhan
tersebut.
Anggaran modal, berisi tentang anggaran rencana aset modal perusahaan di masa depan.
Penyusunan anggaran modal ini sangat penting karena akan berpengaruh pada keadaan
keuangan perusahaan baik sekarang maupun dimasa depan. Anggaran modal berisi
investasi terencana dalam bentuk asset besar seperti bangunan, peralatan berat, atau
mungkin sistem teknologi yang kompleks yang menunjang kinerja perusahaan . Karena
Anggaran modal ini sangat penting maka diperlukan kehati-hatian dan rencana yang
matang dalam penyusunan nya. Hal penting yang diperhatikan untuk kegiatan
perencanaan dan pengawasan adalah penganggaran. Banyak perusahaan yang mengadopsi
penganggaran dari atas kebawah yaitu jumlah yang dianggarkan ditajun mendatang
dijatuhkan kepada manajer tingkat menengah dan tingkat bawah. Penganggaran dari
bawah keatas proses dimana manajer tingkat bawah menentukan anggaran dapartemen
yang mereka butuhkan lalu dilanjutkan ke manajer puncak untuk disetujui.
KONTROL KEUANGAN
Kontrol keuangan tidak hanya menginformasikan perusahaan berada dalam posisi
yang baik atau buruk, tetapi juga menginformasikan permasalahan apa yang sedang terjadi
dalam kinerja sebuah perusahaan. Manajer dalam melakukan kontrol keuangan dapat
melihat dari laporan keuangan perusahaan dan analisis keuangan.
Laporan keuangan adalah informasi dasar yang dapat dilakukan untuk mengontrol
keuangan. Laporan keuangan terdiri dari neraca keuangan dan laporan laba rugi. Neraca
keuangan menunjukkan posisi keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aset dan
kewajiban pada waktu tertentu. Neraca keuangan berisi informasi tentang aset, kewajiban,
dan ekuitas pemilik. Laporan laba rugi menunjukkan pendapatan yang masuk ke dalam
organisasi dari semua sumber serta mengurangi semua biaya, termasuk biaya barang
terjual, bunga, pajak, dan depresiasi.
Analisis keuangan dilakukan oleh manajer untuk membandingkan apakah perusahaan
mengalami peningkatan dan apakah perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.
Analisis keuangan yang dilakukan berfokus rasio, statistik yang menjukkan hubungan
antara indikator kinerja seperti keuntungan dan aset, penjualan, dan persediaan. Ada
beberapa rasio, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio keuntunga, dan rasio leverage
atau utang.
Rasio likuiditas menunjukkan apakah sebuah perusahaan dapat melunasi utang lancar
yang dimilikinya dan apakah perusahaan memiliki aset yang cukup untuk melunasinya.
Rasio aktivitas menunjukkan apakah persediaan yang dimiliki sebuah perusahaan dapat
digunakan secara efektif untuk memenuhi jumlah angka penjualan. Rasio keuntungan
yang menyatakan keuntungan yang bergantung dari sumber keuntungan, yaitu penjualan
dan aset. Keuntungan dari penjualan dihitung dari laba bersih dibagi dengan penjualan.
Rasio leverage (meminjam uang) dapat digunakan sebuah perusahaan untuk
memperbanyak aset yang dimilkinya untuk melakukan produksi. Namun, terlalu banyak
meminjam uang dapat berisiko pada organisasi hingga organisasi tersebut tidak dapat
mengejar pelunasan utangnya.
Manajemen kualitas total sendiri lebih dikenal dengan sebutan TQM yang merupakan
upaya organisasi untuk menanamkan kualitas ke dalam setiap aktivitas di perusahaan
dengan cara melakukan perbaikan terus-menerus. Mengelola kualitas adalah hal yang
harus diperhatikan oleh semua organisasi. TQM sendiri digemari karena TQM merupakan
gaya manajemen yang sudah sukses digunakan di beberapa perusahan besar di Jepang.
Organisasi yang menerapkan TQM akan berupaya mendorong manajer dan pegaai untuk
melakukan kolaborasi antar fungsi dan departemen, serta kolaborasi dengan pelanggan
dan pemasok untuk mengidentifikasi area yang akan diperbaiki.
Teknik-teknik TQM
TQM sendiri memiliki beberapa teknik untuk penerapannya. Yang pertama adalah siklus
kualitas yang merupakan sebuah kelompok yang terdiri dari 6 hingga 12 pegawai sukarela
yang bertemu secara rutin untuk membahas dan menyelsaikan masalah yang memengaruhi
kualitas kerja mereka hal ini dilakukan untuk menekankan pengambilan keputusan pada
level organisasi di mana rekomendasi dapat diberikan oleh orang orang yang melakukan
pekerjaan yang bersangkutan dan mengetahui lebih banyak tentang pekerjaaan tersebut.
Yang kedua adalah tolak ukur dimana berfungsi sebagai proses analisa dan
mengidentifakasi daerah daerah yang harus diperbaiki, setelah di analisis perusahan dapat
menyeleksi pesaing-pesaing yang layak ditiru lalu bisa mengambil inspirasi dari
perusahaan pesaing untuk memperbaiki perusahaan kita sendiri. Yang ketiga adalah six
sigma yang merupakan standar kualitas yang sangat ambisisus yang menspesifikasikan
tujuan dengan kecacatan. Dimana dalam hal ini sebuah produk jang sampai memiliki
kecacatan dalam six sigma ini terdapat beberapa unsur yaitu define (menentukan),
measure (mengukur), analyze (menganalisis), improve (memperbaiki), dan control
(mengendalikan). Dimana unsur ini memberikan cara yang terstruktur yang dapat
digunakan organisasi untuk melakukan pendekatan pada suatu masalah dan
menyelesaikannya. Kunci keberhasilan six sigma ini berada di manajer puncak dimana
mereka harus berkomitmen penuh dan melibatkan perubahan yang luas. Yang keempat
adalah pengurangan siklus waktu, pengurangan siklus waktu disini merupakan langkah
lanjutan yang diambil perusahaan untuk menyelesaikan suatu proses seperti membuat
reservasi pesawat. Penyederhanaan siklus kerja merupaka salah satu rintangan antara
langkah-langkah kerja dan di antara departemen departemen terkait. Hal ini bertujuan
untuk memperbaiki siklus kinerja perusahaan serta kualitas secara keseluruhan.
Melihat dari sistem kerja TQM diatas memang betul jika TQM dapat membantu
perusahaan mencapai goals tertentu. Namun, perlu diingat bahwa TQM bisa saja tidak
berjalan dengan baik maka dari itu ada beberapa faktor yang dapat mengidentifikasi
kesuksesan dari TQM ini. Faktor positif dari TQM sendiri adalah tugas yang diberikan
menuntut pegawai yang berketerampilan tinggi, TQM berguna untuk memperkerjakan dan
memotivasi pegawai, keterampilan dapat memecahkan masalah-maslah yang ada di
perusahaan, dan yang terakhir adalah perbaikan terus menerus dapat memberi
kelangsungan hidup yang lebih bagi perusahaan. Namun seperti yang dikatakan
sebelumnya bahwa TQM ini tidak selalu berhasil, ada beberapa perusahaan besar yang
gagal mengaplikasikan kebijakan TQM ini. TQM sendiri memberikan beberapa dampak
negative bagi perusahaan seperti ekspektasi manajemen yang lebih tinggi, menejer tingkat
menengah merasa tidak puas jika kehilangan wewenang karena pada TQM manajer
puncak yang memiliki peran lebih, para pekerja tidak puas dengan beberapa aspek
kehidupan organisasi, pemimpin seerikat pekerja tidak disertakan dalam diskusi kendali
mutu, dan yang terkahir adalah manajer menunggu inovasi yang besar dan dramatis untu
perubahan perusahaan.
TREN DALAM KENDALI MUTU DAN KEUANGAN
Untuk menghadapi realitas ekonomi yang berubah-ubah dan kompetisi global,
perusahaan melakukan mekanisme Kontrol. Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal
tersebut, beberapa hal yang bisa dilakukan dalam kendali mutu dan keuangan adalah
melalui standar kualitas internasional, sistem pertambahan nilai ekonomis dan sistem
pertambahan nilai pasar, pembiayaan berbasis aktivitas dan tata Kelola perusahaan yang
meningkat.
Enron menjadi sorotan masyarakat luas pada akhir 2001, ketika terungkap bahwa kondisi
keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh tidakan-tindakan kriminal dari para
atasannya dan penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara
terorganisir. Operasinya di Eropa melaporkan kebangkrutannya pada 30 November 2001,
dan dua hari kemudian, pada 2 Desember, di Amerika Serikat, Enron mengajukan
permohonan perlindungan Chapter 11. Saat itu, kasus ini merupakan kasus kebangkrutan
korporasi terbesar dalam sejarah Amerika Serikat dan menyebabkan 4.000 pegawai
kehilangan pekerjaan.
Enron pada awalnya terlibat dalam penyaluran listrik dan gas alam di Amerika Serikat.
Perusahaan ini mengembankan, membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik dan
saluran gas di penjuru Amerika. Enron memiliki jaringan pipa gas alam terbesar di dunia,
saluran gas ini membentang dari samudra ke samudra, negara ke negara bahkan dari benua
ke benua termasuk Northern Natural Gas, Florida Gas Transmission, Transwestern
Pipeline company dan partnership di Northern Border Pipeline dari Canada.Negara
bagian California, New Hampshire dan Rhode Island telah mengeluarkan
undang-undang deregulasi daya pada bulan Juli 1996, saat usulan Enron untuk
memperoleh Portland General Electric. Pada tahun 1998, Enron mulai beroperasi di sektor
air, menciptakan Perusahaan Azurix. Azurix gagal menjadi sukses di pasar utilitas air, dan
salah satu penyebebnya adalah anak perusahaannya di Buenos Aires merugi sangat besar.
Akan tetapi, perusahaan ini masih bisa memperoleh keuntungan, walaupun bukan dengan
cara yang legal, perusahaan ini memperoleh banyak uang dari krisis energi di California.
Bagaimana Enron memperoleh keuntungan dari krisis? Saat terjadi krisis, kebutuhan listrik
tidak dipenuhi oleh perusahaan-perusahaan listrik di negara bagian yang bersangkutan. Hal
ini menyebabkan harga listrik melambung tinggi pada daerah yang memiliki krisi energi.
Enron memanfaatkan kesempatan ini untuk menjual listrik ke negara bagian yang
membutuhkan dengan harga yang tinggi, dari sinilah Enron memperoleh keuntungaan
haramnya. Setelah mengetahui kesempatan ini, Enron dapat berbuat illegal dengan cara
membuat kerusakan listrik palsu untuk menjual listrik dengan harga yang menjulang.
Kegiatan ini tidak terdeteksi selama beberapa tahun sampai akhirnya pemerintah AS
mengaudit secara menyeluruh tentang manajemen Enron.
Enron dikendalikan secara professional oleh manusia-manusia cerdas di bumi ini yaitu
lulusan-lulusan universitas ternama dari seluruh penjuru dunia. Pegawainya mencapai 20.000
orang. Fakta menarik dari jumlah ini adalah, menjelang kebangkrutannya karena
pegawai-pegawainya ini yakin akan performa Enron maka mereka mengalihkan tabungan
pensiun mereka untuk membeli saham Enron. Sebuah keputusan yang kelak mereka sesali
karena belakangan diketahui Enron mengalami kebangkrutan dan mengakibatkan sahamnya
tak lebih berharga dari sebatang coklat murah. Punahnya Enron meninggalkan kerugian
milyaran dolar bagi investor. Sertifikat saham mereka tak lagi punya nilai-mungkin hanya
layak dipajang dalam pigura untuk mengenang salah satu skandal keuangan terbesar di awal
abad ini. Skandal Enron lebih dahsyat dari Skandal Saham Bre-X di Bursa Kanada dimana
Saham Bre-X meroket hanya untuk terjun bebas setelah perusahaan itu mengaku bahwa
tambang emasnya di Busang, Kalimantan, terbukti palsu.
Dengan bantuan Arthur Andersen yang memiliki reputasi tinggi dalam profesi Akuntansi,
Enron mampu menyembunyikan kewajiban-kewajibannya dan kerugian yang timbul
sehingga keuntungan pada laporan laba rugi akan menggelembung dan pada akhirnya
mengangkat harga sahamnya. Hal ini membuat petinggi- petinggi Enron juga ikut merasakan
keuntungan yang luar biasa besar. Belakangan setelah dilakukan koreksi dinyatakan bahwa
perusahaan tersebut tidak mengalami untung bahkan rugi $ 62,4 Milyar. Ketika Enron
menjadi idola, jawara di pasar saham saat itu, Arthur Andersen juga mendapat timbal balik
dari meningkatnya harga saham Enron.
Skandal ini semakin rumit dengan ditengarainya keterlibatan banyak pejabat tinggi gedung
putih dan politisi di Senat Amerika Serikat yang pernah menerima kucuran dana politik dari
perusahaan ini. Bahkan, tercatat 35 pejabat penting pemerintahan George W. Bush
merupakan pemegang saham Enron. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik,
Enron tercatat menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam
penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam itu, banyak orang curiga
pemerintahan Bush dan para politisi telah dan akan memberikan perlakuan istimewa, baik
dalam bisnis Enron selama ini maupun dalam proses penyelamatan perusahaan itu.
Dari kejadian ini dapat diambil banyak pelajaran, yakni, Kasus-kasus kejahatan ekonomi
tingkat tinggi selalu saja mengorbankan kepentingan orang banyak. Telah terjadi pelanggaran
terhadap kode etik berbagai profesi seperti insinyur, teknisi, akuntan, pengacara dan lain
sebagainya, dimana segelintir profesional tersebut dengan serakah memanfaatkan
ketidaktahuan dan keawaman banyak orang. Hal ini mengakibatkan bencana yang
mencelakakan banyak pihak: ribuan pekerja, pemegang saham, para pemasok, kreditor, dan
pihak-pihak lainnya.
Selain itu, kejadian ini tidak akan terjadi apabila setiap orang melakukan pekerjaannya degan
jujur dan sesuai dengan kode etik yang berlaku. Karena keserakahan manusia, setiap orang
dapat berbuat segala sesuatu untuk kemauannya tanpa melihat dampak kegiatan tersebut di
masa depan. Untuk itu, perlu ditanamkan kesadaran dan kode etik terhadap setiap orang yang
akan bertanggung jawab dengan masalah-masalah seperti ini.