Disusun oleh :
UNIVERSITAS TELKOM
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu
organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi
suatu kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena tanpa adanya
pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang
memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.
Di dalam suatu organisasi terdapat tipe-tipe pengawasan yang digunakan,
seperti pengawasan Pendahuluan (preliminary control), Pengawasan pada
saat kerja berlangsung (cocurrent control), Pengawasan Feed Back (feed back
control).
Di dalam proses pengawasan juga diperlukan Tahap-tahap pengawasan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tahap-tahap pengawasan tersebut
terdiri dari beberapa macam, yaitu Tahap Penetapan Standar, Tahap Penentuan
Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan,
Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
dan Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi.
Suatu Organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan, yang
berguna untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses
pengawasan berjalan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan.
Untuk menjalankan proses pengawasan tersebut dibutuhkan alat bantu
manajerial dikarenakan jika terjadi kesalahan dalam suatu proses dapat
langsung diperbaiki. Selain itu, pada alat-alat bantu pengawasan ini dapat
menunjang terwujudnya proses pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan.
Pengawasan juga meliputi bidang-bidang pengawasan yang menunjang
keberhasilan dari suatu tujuan organisasi.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari controlling
2. Untuk mengetahui pentingnya controlling
3. Untuk mengetahui bagaimana controlling itu berjalan dan proses-
prosesnya
4. Untuk mengetahui definisi dari kinerja organisasi
5. Untuk mengetahui masalah kontemporer didalam kontemporer
BAB 2
STUDI LITERATUR
2.1 Pengertian Controlling
- Mengungkap standar
Mengungkap standar membutuhkan tindakan korektif, bukan kinerja.
Jika kinerja konsisten melampaui tujuan, maka seorang manajer harus
melihat apakah sasarannya terlalu mudah dan perlu ditingkatkan. Di
sisi lain, manajer harus berhati-hati tentang merevisi standar ke bawah.
Itu wajar untuk menyalahkan sasaran ketika seorang karyawan atau tim
gagal. Misalnya, siswa yang mendapat skor rendah pada tes sering
menyerang standar cutoff kelas karena terlalu tinggi.
Dengan menerima kenyataan itu kinerja mereka tidak memadai,
mereka akan berpendapat bahwa standar tidak masuk akal. Demikian
pula, staf penjualan yang tidak memenuhi kuota bulanannya sering
ingin menyalahkan apa yang mereka anggap sebagai kuota yang tidak
realistis. Intinya adalah ketika performa tidak sesuai, jangan langsung
menyalahkan sasaran atau standar. Jika Anda yakin standar itu
realistis, adil, dan dapat dicapai, beri tahu karyawan bahwa Anda
mengharapkan pekerjaan di masa depan akan meningkat, dan
kemudian ambil tindakan korektif yang diperlukan untuk membantu
mewujudkannya.
1. Kontrol FeedForward
Kunci untuk kontrol feedforward adalah mengambil tindakan manajerial
sebelum masalah terjadi. Dengan begitu, masalah dapat dicegah daripada
harus memperbaikinya setelah kerusakan apa pun (produk berkualitas
buruk, pelanggan yang hilang, pendapatan yang hilang, dll.) Telah
dilakukan. Namun, kontrol ini memerlukan informasi yang tepat waktu
dan akurat yang tidak selalu mudah didapatkan. Dengan demikian,
manajer sering berakhir dengan menggunakan dua jenis kendali lainnya.
2. Kontrol Konservasi/serentak
Kontrol serentak, sesuai dengan namanya, terjadi ketika aktivitas kerja
sedang berlangsung. Bentuk kontrol serentak yang paling dikenal adalah
pengawasan langsung. Istilah lain untuk itu adalah manajemen dengan
berjalan berkeliling, yaitu ketika seorang manajer berada di area kerja
yang berinteraksi langsung dengan karyawan.
3. Kontrol Feedback
Jenis kontrol yang paling populer bergantung pada umpan balik. Dalam
kontrol umpan balik, kontrol berlangsung setelah aktivitas selesai.
2. Balanced Scorecard
Pendekatan balanced scorecard adalah cara untuk mengevaluasi kinerja
organisasi dari lebih dari sekadar perspektif keuangan
3. Kontrol Informasi
4. Pengendalian informasi
Sebagai contoh Seperti diketahui, pada 2011 lalu, WIKA telah menghentikan
proyek pembangunan mall senilai USD 11,5 juta di Libya.
Adanya konflik yang tak kunjung reda menyebabkan WIKA kesulitan untuk
menyelesaikan proyek tersebut, alhasil WIKA menghentikan proyek tersebut dan
mengevakuasi pekerjanya untuk kembali ke Tanah Air.
Dan semua itu adalah tugas dari manajer atau pemimpin perusahaan tersebut.
BAB 4
KESIMPULAN
Dari berbagai bahan bacaan atau pun informasi, maka kita pun seyogyanya
sudah memahami serta mengetahui apa saja yang menjadi fungsi dari manajemen
itu sendiri. Dan diantaranya, yang merupakan fungsi manajemen terakhir adalah
fungsi pengawasan (controlling), sebab dengan adanya suatu pengawasan maka,
dapat diketahui tentang hasil yang telah di capai. Hal ini berarti juga bahwa
dengan pengawasan akan mampu mengukur seberapa jauh hasil yang telah
dicapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Perlu kita ingat, bahwa pengawasan itu perlu dilakuakan pada setiap tahap
agar mudah dilaksanakan perbaikan jika suatu waktu terjadi sebuah
penyimpangan atau kerusakan system di dalamnya. Dengan pernyataan tersebut,
dapat kita simpulkan bahwa, fungsi ini memiliki kedudukan yang sangat penting
dalam kegiatan manajemen. Karena dengan adanya pengawasan yang efektif dan
baik merupakan bentuk jaminan bahwa tujuan yang ada dalam rencana awal akan
tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
http://rara-zarary.blogspot.co.id/2012/07/pengawasan-controlling.html
http://tugaskuliahku09.blogspot.co.id/2014/02/makalah-controlling-dalam-
manajemen.html
file:///E:/SEMESTER%204/SMOI/management-11th-edn-by-stephen-p-
robbins-mary-coulter-pdf-qwerty80%20(1).pdf