Anda di halaman 1dari 5

Pengendalian

Kelompok 2
I Gusti Agung Istri Taradintya 1807511099
Ni Made Putri Ariani 1807511143

Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2018/2019
1. Pengertian pengendalian
Pengendalian (kontrol) adalah salah satu fungsi manajerial seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengaturan staff, dan mengarahkan. Mengendalikan merupakan fungsi
penting karena membantu untuk memeriksa kesalahan dan mengambil tindakan korektif
sehingga meminimalkan penyimpangan dari standar dan mengatakan bahwa tujuan
organisasi telah tercapai dengan cara yang baik.
Beberapa para ahli mengemukakan pengertian pengendalian diantaranya yaitu:

a. tahun 1916, Henri Fayol merumuskan salah satu definisi pertama kontrol karena
berkaitan dengan manajemen :Pengendalian suatu usaha terdiri dari melihat bahwa
segala sesuatu yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah diadopsi,
perintah yang telah diberikan, dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Adalah
penting untuk mengetahui kesalahan agar mereka dapat diperbaiki dan dicegah dari
berulang.
b. Menurut EFL Breach, pengendalian adalah perbandingan kinerja saat ini terhadap
standar yang telah ditentukan yang terkandung dalam rencana, dengan maksud untuk
memastikan kemajuan yang memadai dan kinerja yang memuaskan.

2. Pentingnya pengendalian
a. mencapai tujuan dari organisasi
Proses pengendalian adalah proses mengawasi dan mengawasi hasil implementasi dari
suatu rencana organisasi. Dengan adanya controlling dapat membantu menemukan
kesalahan-kesalahan yang mungkin ada dan selanjutnya dapat diatasi dengan mengambil
tindakan korektif sehingga membantu mencapai tujuan dari organisasi.
b. Menilai standar akurasi
Seorang manajer harus membandingan kinerja yang dilakukan oleh karyawannya.
Apakah kinerja karyawannya sudah sesuai dengan standar yang berlaku sehingga manajer
bisa mengetahui kualitas kinerja dari karyawannya
c. Mengefisienkan penggunaan sumber daya
Sumber daya yang ada seperti SDM dan physical resources dapat di kelola dengan baik
dan efisien dikarenakan proses controlling memastikan karyawan berkerja sesuai standar
yang ada.
d. Meningkatkan motivasi karyawan
Proses controlling membuat karyawan yang berkerja di suatu perusahaan berkerja secara
maksimal dikarenakan mereka tahu bahwa kinerja mereka akan dinilai apakah pekerjaan
mereka sudah sesuai dengan standar, sudah memuaskan atau tidak yang dimana penilaian
tersebut berefek pada karir mereka.
e. Menjamin tidak adanya kecurangan
Proses controlling akan memastikan semua aktifitas kecurangan-kecurangan tidak seperti
mencuri,korupsi, menunda-nunda pekerjaan, berperilaku yang buruk, dan lain-lain.
f. Menyelaraskan koordinasi antar departemen
Proses controlling akan memastikan koordinasi antar semua departemen organisasi
selaras karena koordinasi sangat diperlukan agar tercapai tujuan organisasi dengan baik.
3. Jenis – jenis pengendalian
a. Pengendalian karyawan (personel control)
Pengendalian ini tertuju pada hal hal yang berhubungan dengan kegiatan karyawan. Misalnya
apakah karyawan bekerja sesuai dengan rencana, perintah, tata kerja, disiplin, absensi, dan
sebagsainya.
b. Pengendalian keuangan (financial control)
Pengendalian ini kepada hal hal yang berkaitan dengan keuangan, tentang pemasukan dan
pengeluaran, biaya biaya perusahhan termasuk pengendalian anggarannya. Pada
pengendalian ini biasanya dalam bentuk laporan keuangan.
c. Pengendalian produksi (production control)
Pengendalian ini di tunjukan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang di
hasilkan, apakah sesuai dengan standar atau tidak dengan rencannaya.
d. Pengendalian waktu (time control).
Pengendalian ini di tunjukan untuk pengendalian waktu, artinya apakah waktun untuk
mengerjakan sesuatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan rencana.
e. Pengendalian teknis (teknikal control)
Pengendalian ini di tunjukan dengan hal hal yang bersifat fisik, yang berhubungan dengan
tindakan dan teknis pelaksaannan.
f. Pengendalian kebijakan (policy control)
Pengendalian ini di tunjukan untuk mengetahui dan menilai, apakah kebijakan kebijakan
organisasi teelah di laksanakan sesuai dengan yang telah di gariskan.
g. Pengendalian penjualan (sales control)
Pengendalian ini di tunjukan untuk mengetahui, apakah produksi atau jasa yang di hasilkan
terjual sesuai dengan target yang di tetapkan.
h. Pengendalian infentaris (inventori control)
Pengendalian ini di tunjuk untuk mengetahui apakah inventaris perusahaan masih ada
semuanya atau ada yang hilang.
i. Pengendalian pemeliharaan (maintenece control)
Pengendalian ini di tunjuk untuk mengetahui apakah semua inventaris perusahan dan kantor
di pelihara dengan baik atau tidak, dan jika ada yang rusak apa kerusakan nya, apa masih
dapat di perbaiki atau tidak.

4. Langkah – langkah pengendalian


Proses pengendalian di lakukan secara bertahap melalui langkah langkah sebagai berikut :
a. Menggunakan standar yang akan di gunakan pada dasar pengendalian
b. Mengukur pelaksanana atau hasil yang telh tercapai
c. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standard an menentukan
penyimpangan jika ada
d. Melakukan tindak perbaikan, jika terdapat tindak penyimpangan agar pelaksanan dan
tujuan sesuai rencana.

5. Kualitas sistem pengendalian yang efektif


Pada Sistem pengendalian yang efektif cenderung mempunyai beberapa karakteritik itu
berbeda-beda sesuai dengan situasinya namun dapat digeneralisasikan dengan ciri-ciri
yakni:
1. Ketepatan, sebuah sistem pengendalian yang menghasilkan informasi yang tidak tepat
dapat membuat manajemen lupa mengambil tindakan manakala seharusnya bertindak
atau menanggapi suatu masalah yang sebetul tidak ada,
2. Tepat Waktu, pengendalian seharusnya menggugah perhatian para manajer terhadap
penyimpangan tepat pada waktunya guna mencegah akibat serius terhadap kinerja sebuah
unit,
3. Hemat, sebuah sistem pengendalian harus hemat dalam penerapanya, dan harus bisa
memberikan manfaat dalam kaitannya dengan biaya yang ditimbulkannya,
4. Fleksibel, bisa menyesuaikan dengan perubahan yang tidak bersahabat atau untuk
mamanfaatkan peluang baru,
5. Bisa dipahami, oleh para penggunaannya,
6. Kriteria (standar) yang masuk akal, bisa dicapai karena bila kriteria itu terlampau
tinggi atau tidak masuk akal, maka tidak akan lagi memotivasi,
7. Penempatan yang strategis, para manajer tidak mungkin mengendalikan segala sesuatu
yang berlangsung dalam organisasi, seandainya mampu manfaatkanya tidak akan dapat
menutupi biayanya,
8. Tekanan pada perkecualian, para manajer yang tidak mampu mengendalikan semua
kegiatanya, seharus menempatkan alat pengendali strategis ditempat di mana alat itu
dapat meminta perhatian hanya bagi perkecualian,
9. Multikriteria, para manajer dan karyawan akan berusaha untuk “tampil bagus” pada
kriteria yang dikendalikan. Multi Kriteria mempunyai dampak positif ganda, karena lebih
sulit dimanipulasi ketimbang kriteria tunggal. Kriteria tersebut dapat mengurangi usaha
untuk sekedar tampil “bagus”, juga karena kinerja jarang dapat dinilai secara obyektif
dari satu indikator saja, multi kriteria memungkinkan penilaian kinerja yang lebih akurat,
10. Tindakan koreksi, sebuah sistem pengendalian yang efektif bukan saja menunjukkan
kapan terjadi penyimpangan yang berarti dari standar, melainkan juga menyarankan
tindakan apa yang harus diambil untuk membetulkan penyimpangan tadi.

6. Alat bantu pengendalian menejerial


Alat-alat pengawasan yang paling dikenal dan paling umum digunakan adalah :
1. Manajemen Pengecualian (Management by Exception)
Manajemen pengecualian adalah teknik pengawasan yang memungkinkan hanya
penyimpangan kecil antara yang direncanakan dan kinerja aktual yang mendapatkan
perhatian dari wirausahawan. Manajemen penegecualian didasarkan pada prinsip
pengecualian, prinsip manajemen yang muncul paling awal pada literatur manajemen.
Prinsip pengecualian menyatakan bahwa bawahan menangani semua persoalan rutin
organisasional, sementara wirausahawan menangani persoalan organisasional non rutin
atau diluar kebiasaan.

2. Management Information System (MIS)


MIS yaitu suatu metoda informal pengadaan dan penyediaan bagi manajemen,informasi
yang diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu proses pembuatan
keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan, pengawasan dan operasional
organisasi yang dilaksanakan secara efektif.
MIS dirancang melalui beberapa tahap utama yaitu :
1. Tahap survei pendahuluan dan perumusan masalah.
2. Tahap desain konseptual.
3. Tahap desain terperinci.
4. Tahap implementasi akhir.
Kriteria agar MIS berjalan efektif, yaitu :
• Mengikut sertakan pemakai dalam tim perancangan
• Mempertimbangkan secara hati-hati biaya system
• Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi
• Adanya pengujian pendahuluan
• Menyediakan latihan dokumentasi tertulis bagi para operator dan pemakai system
Sedangakan criteria utama MIS efektif yaitu :
• Pengawasan terhadap kegiatan yang benar
• Tepat waktu dalam pemakainya
• Menekan biaya secara efektif
• System yang digunakan harus tepat dan akurat
• Dapat diterima oleh yang bersangkutan
3. Analisa Rasio
Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan membagi satu angka
dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah proses menghasilkan informasi yang
meringkas posisi financial dari organisasi dengan menghitung rasio yang didasarkan pada
berbagai ukuran finansial yang muncul pada neraca dan neraca rugi-laba organisasi.
4. Penganggaran
Anggaran dalam organisasi ialah rencana keuangan yang menguraikan bagaimana dana
pada periode waktu tertentu akan dibelanjakan maupun bagaimana dana tersebut akan
diperoleh. Anggaran juga merupakan laporan resmi mengenai sumber-sumber keuangan
yang telah disediakan untuk membiayai pelaksanaan aktivitas tertentu dalam kurun waktu
yang ditetapkan. Disamping sebagai rencana keuangan, anggaran juga merupakan alat
pengawasan.
Anggaran adalah bagian fundamental dari banyak program pengawasan organisasi.
Pengawasan anggaran atau Budgetary Control itu sendiri merupakan suatu sistem sasaran
yang telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi kegiatan-kegiatan
manajerial, dengan membandingkan pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang
direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai