Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATERI MANAJEMEN TENTANG

PENGORGANISASIAN

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK I
Geronsius S. Deo Datus Daru 1807511100
M. Kevin Alfaresi Pulungan 1807511004

EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2018/2019
1. Dasar – Dasar Perilaku Organisasi
Perilaku Organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan,
kelompok, & struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan
semacam itu untuk memperbaiki kefektifan organisasi. Perilaku individu di dalam kelompok
merupakan sesuatu yang lebih dari sekadar total jumlah dari setiap tindakan dengan cara mereka
sendiri-sendiri. Kerika para individu berada dalam kelompok, mereka bertindak berbeda
daripada ketika mereka sedang sendirian.
Kelompok didefenisikan sebagai dua atau lebih individu, yang berinteraksi dan saling
tergantung antara satu dengan yang lain, yang bersama-sama ingin mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Kelompok dapat berbentuk formal atau informasi. Kelompok formal maksudnya jika
kita mendefenisikannya sebagai struktur organisasi, dengan memberikan penugasan pekerjaan
yang membentuk kelompok tugas kelompok kerja. Dalam kelompok formal, perilaku yang
harus ditunjukkan oleh seseorang ditentukan dan diarahkan untuk tujuan organisasi. Sebaliknya,
kelompok informal merupakan aliansi yang tidak terstruktur atau tidak ditetapkan secara
organisasional. Dalam lingkungan kerja, kelompok-kelompok semacam ini terbentuk secara
alamiah sebagai suatu tanggapan terhadap kebutuhan untuk mengadakan kontak sosial.
2. Memahami Perilaku Kelompok

A. Pengertian Perilaku
Secara etimologi, perilaku dalam bahasa inggris berarti “behavior”. Sedangkan secara
terminologi, Perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya “tanggapan atau reaksi
individu terhadap rangsangan atau lingkungan”.[1] Menurut Toha, perilaku merupakan suatu
fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya.[2] Suatu perilaku dapat diobservasi
ketika perilaku itu dapat dilihat dan terukur serta dapat dihitung dalam kaitan dengan frekuensi
dan/atau jangka waktu.[3] Jadi, perilaku adalah aktifitas individu atau manusia sebagai reaksi
terhadap lingkungan yang dapay diamati.

B. Pengertian Kelompok
Secara etimologi, kelompok dalam bahasa inggris diartikan dengan “group”. Sedangkan
secara terminologi, banyak pendapat yang mendefinisikan mengenai kelompok. Menurut Robbins
dan Coulter, kelompok adalah, “dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling bergantung
yang bekerja sama untuk meraih tujuan tertentu”.[4]
Menurut Karen, kelompok dapat didefinisikan sebagai, “A group is at least two individuals
gathered together because of some common bond, to meet members’ social and emotional needs,
or to fulfill some mutual purpose”.[5] Kelompok adalah sekurang-kurangnya dua orang yang
berkumpul bersama karena suatu keadaan, untuk bertemu anggota sosialnya dan kebutuhan emosi,
atau untuk saling memenuhi tujuan.
C. Pengertian Organisasi
Secara etimologi, organisasi dalam bahasa inggris diartikan dengan “organization”.
Sedangkan secara terminologi, banyak pendapat yang mendefinisikan mengenai organisasi.
Menurut James D. Mooney yang dikutip oleh Wursanto, organisasi diartikan sebagai
“Organization is the from of every human association for the attainment of common purpose”.
Organisasi merupakan bentuk dari setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan
bersama.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu bentuk
kerjasama antara individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang telah
disepakati.

D. Pengertian Perilaku Kelompok dalam Organisasi


Dari pengertian perilaku dan pengertian kelompok diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku
kelompok adalah aktifitas yang dapat diamati dari dua atau lebih manusia atau individu yang
berinteraksi dan berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu.
Manusia sebagai individu memunyai watak, temperamen, sifat dan kepribadian yang
berbeda-beda. Apabila individu tersebut masuk menjadi anggota suatu kelompok, maka sifat,
watak, temperamen dan kepribadiannya akan ikut dibawa masuk ke dalam kelompok. Dalam hal
demikian maka akan terbentuk perilaku yang pada mulanya berorientasi kepada perilaku individu
harus diarahkan dan dikendalikan ke arah perilaku yang berorientasi kelompok. Hal ini berarti
perilaku individu harus diarahkan menuju kepentingan organisasi guna mencapai tujuan organisasi
sehingga dalam perkembangan selanjutnya perilaku kelompok berkembang menjadi perilaku
organisasi.
Perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang menginvestigasi dampak perilaku dari
individu, kelompok, dan struktur dalam organisasi, dengan maksud menerapkan pengetahuan
untuk memperbaiki efektivitas organisasi.
Jadi, perilaku kelompok dalam organisasi adalah aktifitas yang dilakukan dua atau lebih
individu yang berkumpul dan berinteraksi sebagai anggota organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi tertentu yang telah disepakati.

E. Tipe-tipe Kelompok
Berdasarkan alasan terbentuknya, kelompok dapat dibagi menjadi dua yaitu dapat berbentuk
kelompok formal ataupun kelompok informal.

1. Kelompok Formal (Formal Group)


Kelompok formal adalah kelompok yang terbentuk karena tindakan manajerial organisasi,
dirancang secara intensional untuk mengarahkan anggotanya ke arah tujuan organisasi. Dalam
kelompok formal, perilaku anggota yang terikat didalamya ditentukan dan diarahkan pada tujuan
organisasional. Kelompok formal merupakan kelompok kerja yang terbatas pada satu struktur
organisasi dan memiliki rancangan penugasan kerja serta tugas-tugas spesifik yang ditujukan
untuk mencapai tujuan organisasi. Manajer menciptakan kelompok kerja untuk melaksanakan
tugas dan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kelompok formal memunyai dua bentuk, antara
lain:
a. Kelompok Komando (Command Group), merupakan kelompok yang ditentukan oleh
hubungan diantara individu yang menjadi bagian formal dari organisasi, mereka yang
memunyai legitimasi memberi perintah kepada yang lain.
b. Kelompok Tugas (Task Group), merupakan kelompok formal organisasional yang
dibentuk untuk melakukan tugas spesifik. Kelompok ini terdiri dari individu dengan
minat dan keahlian khusus dalam bidang tertentu tanpa memandang posisi mereka
dalam hirarki organisasi.
2. Kelompok Informal (Informal Group)
Kelompok informal adalah kelompok yang berkembang secara alamiah diantara individu,
tanpa pegarahan dari organisasi dimana mereka bekerja. Kelompok informal tidak terstruktur
maupun ditentukan secara organisasional. Kelompok informal terbentuk sebagai konsekuensi dari
tindakan individu sebagai tanggapan atas kebutuhan dan kontak sosial. Kelompok ini merupakan
kelompok sosial yang berkembang berdasarkan minat yang sama dan pertemanan. Walau tidak
dibentuk oleh manajemen, kelompok jenis ini dapat memengaruhi kinerja individu dan organisasi.
Dampaknya dapat bersifat positif atau negatif tergantung tujuan dari para anggota kelompoknya.
Kelompok formal memunyai dua bentuk, antara lain:

a. Kelompok Minat (Interest Group) adalah kelompok pekerja yang berkumpul untuk
memuaskan minat atau kepentingan bersama.
b. Kelompok Persahabatan (Friendship Group) adalah kelompok informal yang berkembang
karena anggotnya adalah teman, sering saling bertemu di luar organisasi.

Sedangkan David dan Frank membagi kelompok menjadi empat jenis berdasarkan
prestasinya, antara lain sebagai berikut:

1. Kelompok Pseudo, merupakan kelompok dimana anggotanya telah menetapkan untuk


bekerjasama, tetapi tidak seorangpun tertarik untuk menjalankannya. Susunannya
menimbulkan persaingan satu sama lain. contohnya seperti kelompok penjualan regional
yang bekerja sama untuk meningkatkan keuntungan.
2. Kelompok Tradisional, merupakan kelompok dimana anggotanya setuju untuk bekerja
sama, tetapi melihat hanya sedikit keuntungan dalam menjalankannya. Anggotanya
menjalankan pekerjaan sendiri-sendiri walaupun saling berinteraksi. Cotohnya seperti
kelompok belajar yang dibentuk oleh guru, dimana ada beberapa murid yang mengerjakan
tugas sedangkan yang lain tidak melakukan apapun.
3. Kelompok Efektif, adalah kelompok yang anggotanya bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Anggotanya yakin bahwa mereka dapat mencapai tujuan jika
bekerjasama dengan anggota kelompok lain dan mencapai tujuan bersama.
4. Kelompok prestasi tinggi, adalah kelompok yang memenuhi semua kriteria kelompok
efektif dan menunjukkan semua harapan yang layak, yang diberikan oleh para anggotanya.
Yang membedakan dengan kelompok efektif adalah tingkat komitmen anggota yang
menganggap anggota lain adalah keluarga dengan adanya cinta dan kepercayaan.
Sedangkan dilihat dari interaksinya, kelompok dibedakan menjadi dua jenis, antara lain
sebagai berikut:
1. Kelompok Primer, merupakan kelompok dengan interaksi atau hubungan langsung.Dalam
kelompok ini terdapat interaksi sosial secara tatap muka (face to face). Kelompok ini
memegang peranan penting dalam pembentukan perilaku individu, karena dalam kelompok
inilah individu berkembang sebagai makhluk sosial. Yang termasuk dalam kelopok ini
adalah keluarga, tetangga, kelompok agama, dan sebagainya.
2. Kelompok Sekunder, merupakan kelompok dengan interaksi tidak langsung. Hubungan
dalam kelompok ini didasarkan atas perhitungan rasional, untung dan rugi sehingga kurang
bersifat kekeluargaan. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah serikat pekerja, persatuan
pengusaha, berbagai himpunan dan berbagai lembaga ilmiah.

F. Tahapan Perkembangan Kelompok


Riset menunjukkan bahwa suatu kelompok berkembang melalui lima tahapan sehingga
dinamakan The Five Stage Group Development Model,dilakukan melalui tahapan pembentukan
(forming), pancaroba/ keributan (Storming), penormaan (norming), pelaksanaan (performing), dan
penundaan (adjouring).

1. Pembentukan (Forming)

Tahap ini merupakan tahap awal pengembangan kelompok, dimana tindakan awal para
anggota mulai menciptakan pola-pola hubungan dengan pimpinan, rekan kerja, dan norma-norma
kelompok. Secara singkat pada tahap inilah mulai diletakkan pola dasar perilaku kelompok. Tahap
ini memunyai dua fase, fase pertama terjadi ketika orang-orang mulai bergabung. Setelah
bergabung, fase keduapun dimulai yaitu mendefinisikan tujuan, struktur, dan kepemimpinan
kelompok. Tahap awal ini ditandai dengan ketidakpastian dan kebingungan. Anggota kelompok
tidak meyakini tujuan, struktur, tugas, atau kepemimpinan dalam kelompok. Anggota
mempertimbangkan tipe perilaku seperti apa yang dapat diterima. Tahapan ini selesai apabila
anggota mulai berfikir diri mereka sebagai bagian dari kelompok.

2. Pancaroba/ Keributan (Storming)

Pada tahap ini anggota menerima keberadaan kelompok, tetapi menolak dan memaksa pada
individualitas selanjutnya terjadi konflik intrakelompok yang terjadi akibat perselisihan siapa yang
berhak megontrol atau mengawasi kelompok dan apa yang harus dilakukan kelompok ini. Ketika
tahapan ini selesai, terbentuklah hirarki kepemimpinan yang relatif jelas dan adanya kesepakatan
mengenai arah kelompok tersebut.

3. Penormaan (Norming)

Setelah keributan terjadi, akan mendorong terbentuknya aturan dan tata tertib. Struktur
kelompok akan semakin solid dan akrab karena norma yang telah disepakati bersama. Tahap ini
merupakan tahap dimana hubungan akrab mulai terjalin dan kelompok mulai menyatu. Anggota
mulai mengakhiri perbedaan menjadi kerjasama dengan tingkat kohesivitas (kepaduan) yang
tinggi. Tahap ini selesai ketika struktur kelompok mulai solid dan kelompok telah mensimulasikan
harapan bersama tentang apa yang menjadi perilaku anggota yang benar dan menerima
serangkaian norma yang berlaku dalam kelompok.

4. Pelaksanaan (Performing)

Pada tahap ini, kelompok mulai berfungsi dan menitikberatkan pada penyelesaian secara
efektif tugas-tugas yang telah disetujui pada tahapnorming. Karena struktur sudah ditetapkan dan
diterima sepenuhnya, energi kelompok beralih dari sekedar saling mengenal dan memahami
menjadi mewujudkan dan menyelesaikan tugas. Ini merupakan tahap terakhir dari perkembangan
kelompok kerja yang permanen. Akan tetapi, untuk kelompok yang bersifat temporer seperti tim
proyek, satuan tugas, atau kelompok sejenis yang yang memiliki tugas yang terbatas, tahap
finalnya adalah penundaan (adjourning).

5. Penundaan (Adjourning)
Tahap ini merepresentasikan akhir dari sebuah kelompok.. Bagaimanapun, untuk tim dengan
tugas khusus, saat tujuan telah tercapai, kelompok akan membubarkan diri atau memiliki
komposisi baru. Pada tahap ini perhatian kelompok fokus pada penyelesaian kegiatan daripada
pelaksanaan tugas. Sebagian anggota kelompok bersukacita dengan pencapaian kelompok, dan
sebagian lagi bersedih karena hilangnya rasa keakraban dan persahabatan.

G. Manfaat Kelompok dalam Organisasi


Berbagai kelompok bekerja dalam suatu organisasi sebagai kesatuan-kesatuan yang jelas.
Kelompok-kelompok itu mungkin merupakan kelompok-kelompok fungsional (misalnya orang-
orang produksi, orang-orang pemasaran, para peneliti dan sebagainya), atau mungkin kelompok-
kelompok vertikal (misalnya para kepala sekolah dan para guru, para manajer senior, para pekerja
dan para penyelia dan sebagainya). Berbagai kelompok dalam organisasi bekerja bersama-sama.
Mereka memikul tanggung jawab bersama dan menangani masalah-masalah dalam bidang mereka
sendiri demi tercapainya tujuan organisasi.
Praktisi kerja sosial memahami perilaku manusia dalam kelompok untuk banyak alasan.
Bekerja dengan yang lain untuk mengerjakan sesuatu adalah komponen inti dari praktek kerja
sosial secara umum dalam sebuah organisasi atau komunitas. Schoper dan Galinsky (1955)
menyebut empat alasan mengapa kelompok penting untuk organisasi.
1. Kelompok memungkinkan berbagi hal menarik serta memberikan dukungan, informasi,
dan motivasi dengan yang lain sehingga memengaruhi lingkungan sosial seseorang
daripada individu tunggal.
2. Kelompok meningkatkan kreativitas dan pemecahan masalah yang potensial. Mereka
menyediakan tempat dimana anggotanya dapat menyampaikan ide-ide dan pendapat,
meninjau masalah yang mereka hadapi, menumbuhkan pengalaman baru, dan
mengembangkan pendekatan baru.
3. Dengan bekerja bersama dalam sebuah kelompok, anggota mendapat tekanan dan
pengaruh satu sama lain. anggota kelompok bertanggung jawab bagi anggota lain untuk
menyelesaikan tugasnya masing-masing. Ini adalah cara anggota dapat menguatkan satu
sama lain untuk membuat kemajuan dan mencapai tujuan.
4. Kelompok penting untuk kerja yang efektif dan efisien. Ketika banyak individu terlibat
dalam pembuatan keputusan, merencanakan, mengusulkan, atau ikut campur, kelompok
akan mendapatkan cara yang efisien untuk komunikasi, memecahkan masalah, dan
membuat keputusan.
Adanya kelompok dalam suatu organisasi dapat memengaruhi kinerja dan kepuasan. Riset
mengindikasikan bahwa kelompok kecil lebih cepat dalam menangani tugas dari pada individu
tunggal dan kelompok besar. Dan untuk pemecahan masalah, kelompok besar secara konsisten
memberikan hasil yang lebih baik dari pada kelompok kecil karena kelompok besar sangat baik
dalam mendapatkan input yang beragam.
Dari penjelasan diatas, dapat diketahui banyaknya manfaat dari keberadaan kelompok dalam
suatu organisasi, baik manfaat untuk individu sebagai bagian atau anggota kelompok maupun bagi
efektifitas kerja suatu organisasi yang sedang berjalan.

3. Motivasi
A. Motivasi dan Proses Motivasi

a. Pengertian Motivasi
Definisi motivasi adalah sebuah dorongan atau alasan yang mendasari semangat dalam
melakukan sesuatu. Motivasi adalah hal-hal yang menimbulkan dorongan, dan motivasi kerja
adalah pendorong semangat yang menimbulkan suatu dorongan. Pemberian motivasi ini
diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai prestasi kerja
yang tinggi.

b. Jenis-jenis Motivasi
Motivasi digolongkan menjadi dua macam yaitu sebagai berikut :

 Motivasi internal
Motivasi internal adalah motivasi yang tumbuh dari dalam diri seseorang tanpa dipengaruhi
oleh orang lain untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan

 Motivasi eksternal
Motivasi eksternal adalah motivasi yang datang dari luar diri seseorang dengan harapan dapat
mencapai sesuatu tujuan yang dapat menguntungkan dirinya.

c. Faktor Motivasi
Menurut Herzberg mengembangkan teori hierarki kebutuhan Maslow menjadi dua faktor
tentang motivasi. Dua faktor itu dinamakan sebagai berikut :

 Faktor pemuas (motivation factor)


Faktor ini disebut dengan satisfier atau intrinsic motivation yang berarti bersumber dari
dalam diri seseorang. Faktor ini juga sebagai pendorong seseorang untuk berprestasi yang
bersumber dari dalam diri seseorang tersebut (kondisi intrinsik) antara lain seperti :
1. Prestasi yang diraih (achievement)
Merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, karena ini akan
mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan mengarahkan semua kemampuan
serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi tinggi, asalkan diberikan kesempatan

2. Tanggung jawab (responbility)


Merupakan daya penggerak yang memotivasi sehingga bekerja hati-hati untuk bisa menghasilkan
produk dengan kualitas istimewa

3. Kepuasan kerja itu sendiri (the work it self)


Merupakan teori yang disebut teori tingkat persamaan kepuasan (the stady-state theory of job
statisfation) mengemukakan bahwa kepribadian merupakan salah satu faktor penentu stabilitas
kepuasan kerja

4. Faktor pemelihara (maintenance factor)


Faktor ini disebut dengan disatisfier atau extrinsic motivation. Faktor ini juga disebut dengan
hygene factor merupakan faktor-faktor yang sifatnya eksintrik yang berarti bersumber dari luar
diri seseorang.Misalnya dari organisasi, tetapi turut menentukan perilaku seseorang dalam
kehidupan kekaryaannya, faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara
keberadaaan karyawan sebagai manusia, pemeliharaan ketentraman dan kesehatan. Dan juga
faktor ini disebut dissatisfier (sumber ketidakpuasan) yang dikualifikasikan kedalam faktor
ekstrinsik yang meliputi sebagai berikut :

5. Keamanan dan keselamatan kerja


Keamanan dan keselamatan kerja adalah suatu perlindungan yang diberikan organisasi terhadap
jaminan keamanan akan keselamatan dirinya dalam bekerja

6. Kondisi kerja
Kondisi kerja adalah suatu keadaan di mana karyawan mengharapkan kondisi kerja yang kondusif
sehingga dapat bekerja dengan baik

 Hubungan interpersonal diantara teman sejawat, dengan atasan, dan dengan


bawahan
Bagian ini merupakan kebutuhan untuk dihargai dan menghargai dalam organisasi
sehingga tercipta kondisi kerja yang harmonis.
Menurut Chatab (2007 : 116), faktor motivasi terdiri dari seperti berikut :
1. Hasil kerja, keberhasilan atau prestasi
2. Pengakuan atau penghargaan
3. Pekerjaan yang penuh tantangan
4. Tanggung jawab yang lebih besar
5. Kemajuan dan pertumbuhan
d. Teori-Teori Motivasi
Jabarkan beberapa teori-teori motivasi menurut para pakar yang dapat anda pelajari yakni
sebagai berikut :

1. Teori Maslow
Didalam teori Maslow seperti yang dikutip oleh Hasibuan (2006:152) yang menyatakan
bahwa Maslow’s Need Hierarcy Theory atau Teori Hierarki Kebutuhan adalah mengikuti teori
jamak yakni seseorang berperilaku dan bekerja karena adanya dorongan untuk memenuhi
bermacam-macam kebutuhan.
Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang. Artinya, jika
kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, kebutuhan tingkat kedua akan muncul menjadi yang
utama. Selanjutnya jika kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, muncul kebutuhan tingkat ketiga
dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan yang kelima.

 Dasar Teori Hierarki Kebutuhan


Berikut ini adalah dasar teori hierarki kebutuhan yakni sebagai berikut :

i. Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan selalu menginginkan lebih banyak lagi dan
akan berhenti jika akhir hayatnya tiba.
ii. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivator bagi pelakunya, hanya
kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan menjadi motivator.
iii. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang/hierarki.

2. Teori Motivasi Prestasi

Menurut teori ini Hasibuan (2006:162) bahwa karyawan mempunyai cadangan energi
potensial. Bagaimana energi dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dan dorongan
serta motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia.

Energi akan dimanfaatkan oleh karyawan karena didorong oleh :


1. Kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat.
2. Harapan keberhasilannya.
3. Nilai insentif yang terlekat pada tujuan.

Hal – hal yang memotivasi seseorang untuk mencapai tujuannya adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan akan prestasi.
2. Kebutuhan akan afiliasi.
3. Kebutuhan kekuasaan.

e. Proses Motivasi
Proses terjadinya motivasi menurut Zainun (2007 : 19) adalah disebabkan adanya
kebutuhan yang mendasar. Dan untuk memenuhi kebutuhan timbullah dorongan untuk
berperilaku. Bilamana seseorang sedang mengalami motivasi atau sedang memperoleh dorongan,
maka orang itu sedang mengalami hal yang tidak seimbang.
Setiap manusia dengan berbagai kebutuhan tidak akan pernah puas dalam memenuhi
kebutuhannya. Oleh sebab itu proses motivasi akan terus berlangsung selama manusia mempunyai
kebutuhan yang harus dipenuhi. Pada dasarnya proses terjadinya motivasi menunjukkan adanya
dinamika yang terjadi disebabkan adanya kebutuhan yang mendasar dan untuk memenuhinya
terjadi dorongan untuk berprilaku.
Jangka waktu yang tertentu akan timbul kebutuhan lagi untuk dipenuhi. Apabila suatu
kebutuhan yang sama timbul berulang-ulang dengan berlangsungnya waktu maka yang berlaku
adalah proses motivasi sebagaimana gambar proses motivasi diatas, namun jika setiap kali timbul
kebutuhan baru, tetapi kebutuhan tersebut termasuk kedalam jenjang golongan yang lebih tinggi
tingkatannya, maka hal ini disebut jenjang kebutuhan Maslow.

Jenjang kebutuhan Maslow menyatakan bahwa bila kebutuhan minimal (fisiologis) saja
belum terpuaskan, maka kebutuhan kelompok pertama ini akan menuntut paling kuat untuk
dipenuhi. Setelah kebutuhan fisiologis terpuaskan, maka akan terasa adanya tuntutan dari
kelompok kebutuhan kedua (keamanan dan keselamatan kerja) dan seterusnya, kemudian
kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri.

B. Kerangka Kerja Konsepsual Untuk Memahami Motivasi

Motivasi adalah juga subyek yang membingungkan karena motif tidak dapat diamati atau
diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku orang yang tampak. Pada subbab
papper ini kita akan belajar memahami kerangka kerja konsepsual melalui beberapa teori – teori
motivasi untuk memahami seperti apa motivasi itu dilakukan. Teori – teori motivasi dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. Teori – Teori Petunjuk


Teori ini mengemukakan bagaimana memotivasi para karyawan. Teori – teori ini didasarkan
atas pengalaman coba – coba. Factor – factor yang dipakai untuk motivasi telah banyak dibahas
dibagian – bagian sebelumnya, sehingga teori – teori ini tidak diliput dalam teori – teori yang
lainnya.

2. Teori – teori isi


Teori ini kadang – kadang disebut teori – teori kebutuhan adalah berkenaan dengan
pertanyaan – pertanyaan apa penyebab – penyebab perilaku atau memusatkan pada pertanyaan
“apa” dari motivasi. Teori – teori yang sangat terkenal diantaranya hirarki kebutuhan dari
psikolog Abraham H. Maslow. Menurut Maslow, manusia akan didorong untuk memenuhi
kebutuhan yang paling kuat sesuai waktu, keadaan dan pengalaman yang bersangkutan
mengikuti hirarki. Prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut.
 Kebutuhan aktualisasi diri dan pemenuhan diri
- Teoritis : penggunaan potensi diri, pertumbuhan, pengembangan diri
- Terapan : menyelesaikan penugasan yang bersifat menantang, melakukan pekerjaan
kreatif, pengembangan ketrampilan.
- Kebutuhan harga diri

 Kebutuhan social
- Teoritis : cinta, persahabatan, perasaan memiliki dan diterima kelompok,
kekeluargaan, asosiasi
- Terapan : kelompok – kelompok kerja formal dan informal, kegiatan – kegiatan yang
disponsori perusahaan, acara peringatan

 Kebutuhan keamanan dan rasa aman


- Teoritis : perlindungan dan stabilitas
- Terapan : pengembangan karyawan, kondisi kerja yang aman, serikat kerja, tabungan,
uang pesangon, jaminan pension, asuransi, system penanganan keluhan

 Kebutuhan fisiologis
- Teoritis : makan, minum, perumahan, seks, istirahat
- Terapan : ruang istirahat, udara bersih, air untuk minum, liburan, cuti, jaminan social,
periode istirahat on the job

3. Teori – teori proses


Teori ini berkenaan dengan bagaimana perilaku dimulai dan dilaksanakan atau menjelaskan
aspek “bagaimana” dari motivasi. Teori – teori yang termasuk teori proses adalah

 Teori pengharapan
 Pembentukan prilaku
 Teori Porter – Lawler
 Teori keadilan

Anda mungkin juga menyukai