KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasional yang berjudul
“Foundations of Group Behavior”. Makalah dibuat agar penulis dan pembaca dapat meningkatkan
informasi, pengetahuan dan pemahaman tentang konsep-konsep motivasi dalam diri masing-masing
individu. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu teman-temanyang
membaca makalah ini, agar menjadi lebih bermanfaat.
DAFTAR ISI
LATAR BELAKANG
Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap manusia dalam berbagaikegiatan
apapun manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompokmerupakan
bagian dari kehidupan organisasi. Dalam organisasi akan banyak ditemui kelompok-
kelompok seperti ini.
Hampir pada umumnya manusia yang menjadi anggota darisuatu organisasi besar atau
kecil adalah sangat kuat kercenderungannya untuk mencarikeakraban dalam kelompok –
kelompok tertentu. Di mulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan,
kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa dan berapakali adanya kesamaan kesenangan
bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain, dan mulailah mereka berkelompok dalam
organisasi tertentu.
Tant anga n ya ng pali ng ber at di ha da pi ol eh organis asi de nga n
me ningkatnya perubahan adalah perbedaan individu yang ada di dalam organisasi, yang
selanjutnya akanmembentuk prilaku kelompok. Salah satu topik menarik dalam bidang perilaku
organisasiuntuk ditelaah atau diteliti adalah mengenai perilaku kelompok. Kelompok merupakan
bagiandari ke hidupan manusia, setia p hari manusia aka n ter liba t dal am a ktivi tas
kelom pok.
Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Hal ini akan
salingbersinergi manakala aktifitas akan bersentuhan satu sama lain dalam membentuk satu capaianyang
di inginkan bersama.K e l o m p o k d a p a t m e n g u b a h m o t i v a s i i n d i v i d u a t a u
k e b u t u h a n , d a n b i s a mempengaruhi prilaku individu dalam satu kondisi organisasi.
Perilaku organisasi adalahlebih dari sekedar kumpulan logika dari perilaku individu. Juga prilaku
kelompok yang juga berinteraksi dan aktivitas dalam kelompok.
Defining and Classifying Group
Groups memiliki arti kumpulan dari dua atau lebih individu yang saling berinteraksi dan bergantung satu
sama lain serta memiliki tujuan yang sama. Terdapat 2 jenis dari Groups, yaitu formal dan informal.
Formal groups adalah group yang memiliki struktur dan aturan yang mengikat. Contoh dari
formal groups dapat dilihat dalam organisasi yang memiliki struktur yang jelas dari ketua sampai dengan
tingkat yang paling bawah.
Informal Groups adalah group yang tidak mempunyai aturan mengikat dan terbentuk karena
adanya kesepakatan anggotanya. Contohnya adalah komunitas penghobi sepeda balap.
Interest group adalah kelompok yang terbentuk karena adanya minat yang sama. Contohnya
adalah komunitas sepeda balap yang mengadakan bersepeda bersama. Friendship group adalah
kelompok yang terbentuk karena adanya karakteristik yang sama. Contohnya adalah perkumpulan
mahasiswa dari Indonesia Timur.
Informal Groups bisa saja suatu saat berubah menjadi formal groups. Hal ini dapat dilakukan
ketika informal groups membentuk struktur yang jelas dan membuat aturan yang mengikat.
Ada beberapa alasan kenapa individu memilih untuk terlibat dalam suatu groups. Alasan-alasan
tersebut adalah : untuk mendapatkan keamanan baik secara fisik dan psikis., agar dikenal sebagai
bagian dari grup, adanya rasa kebersamaan dan kedekatan diantara anggota., untuk mendapatkan
kekuasaan., dan untuk mendapatkan kepuasan dari suatu pencapaian tertentu.
Contoh : mahasiswa yang mengikuti seminar suatu unit kegiatan mahasiswa berada di dalam satu kelas
dan saling tidak mengenal tetapi karena ada diskusi mengenai suatu pembahasan sehingga mereka
saling bertanya jawab dan disitulahterjadi interaksi sehingga mereka menjadi suatu kelompok.
2. Storming adalah proses dimana setelah terbentuknya kelompok akan mulai muncul konflik dan
menyebabkan adanya pengelompokkan di dalam kelompok tersebut , karena ternyata dalam mencapai
tujuan bersama tidaklah mulus dan sering terjadi perbedaan pandang dan perbedaan cara mencapai
tujuan.
Contoh : ketika dalam kelompok saat pembuatan baju kelompok ada salah satu orang yang menyukai
warna biru sebagai baju kelompok dan ada yang mendukungnya sedangkan di sisi lain ada yang
menyukai warna coklat dan ada yang mendukungnya, ada pun yang berada dalam posisi tengah.
4. Performing adalah tahap dimana setelah norma dan aturan terbentuk, seluruh anggota menampilkan
performanya dalam bekerja secara optimal.
5. Adjourning adalah tahap dimana anggota di dalam kelompok mengajukan gagasan baru atau dapat
membentuk kelompok lagi dalam kelompok sebelumnya, bisa terbentuk dalam beberapa kelompok.
Tetapi proses ini dapat membuat organisasi lebih baik atau lebih buruk.
· Psychological Contract: Sebuah perjanjian tidak tertulis yang menetapkan apa yang manajemen
harapkan dari karyawan dan sebaliknya.
Classes of Norms:
- Performance norms
- Appearance norms
· Deviant Workplace Behavior: Tindakan antisosial oleh anggota organisasi yang sengaja melanggar
norma-norma dan mengakibatkan konsekuensi negatif bagi organisasi, anggotanya, atau keduanya.
4. Size merupakan ukuran seberapa besar kelompok. Kelompok yang besar memiliki tingkat perhatian
terhadap anggotanya rendah dan hasil kerja yang dihasilkan akan ikut rendah.
6. Cohesiveness adalah sejauh mana anggota kelompok akrab satu sama lain dan termotivasi untuk
tinggal dalam kelompok.
· Sederhana, untuk tugas-tugas rutin dan standar, meningkatkan efektivitas.
Dalam pengambilan keputusan secara groups, terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan
untuk memfasilitasi terjadinya pengambilan keputusan. Pemilihan teknik yang akan digunakan harus
memperhatikan keeefektifan dan juga karakter individu-individu yang akan menjadi sebuah group.
· Interacting Groups adalah kelompok yang khusus dimana setiap anggotanya berinteraksi satu
sama lain face to face.
· Brainstorming adalah sebuah proses pencarian ide dengan mengeluarkan semua ide yang ada
pada setiap individu.
· Electronic meeting adalah sebuah pertemuan yang menggunakan media elektronik, sehingga
terjadi sedikit interaksi antar anggota.
Global implications
Faktor lintas budaya jelas berpotensi menciptakan permasalahan komunikasi yang besar. Suatu sikap
yang dipahami dan dapat diterima dengan baik dalam salah satu budaya dapat tidak berarti apapun atau
malah berarti buruk dalam budaya lainnya.
Kultur dan Perilaku Organisasi Kultur adalah kepercayaan dan nilai tentang bagaimana komunitas
masyarakat harus dan bagaimana dalam bersikap.
Konteks budaya, budaya cendrung berbeda dalam konteks mempengaruhi makna yang diambil oleh
individu dari komunikasi. Konteks budaya yang tinggi yaitu budaya-budaya yang sangat bergantung pada
isyarat situasional yang nonverbal dan halus dalam komunikasi. Apa yang dikatakan mungkin merupakan
hal yang lebih signifikan dibandingkan dengan apa yang dikatakan. Konteks budaya yang bergantung
pada kata-kata untuk menyampaikan maksud dalam komunikasi. Mereka mengandalkan pada kata- kata
yang disampaikan dan ditulis untuk menyampaikan suatu makna, bahasa tubuh dan gelar formal tidak
terlalu penting.
Pedoman budaya, seringkali kita tidak berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang di luar budaya
karena kita cendrung untuk mengeneralisasikan hanya dari asal budaya mereka semata. Hal ini menjadi
ketidakpastian serta berisiko berbahaya, terutama ketika kita membuat asimsi yang didasarkan pada
karateristik yang dapat diamati. Berikut beberapa hal yang mengurangi kesalahpahaman ketika
berkomunikasi dengan orang-orang dari budaya yang berbeda:
1. Kenali diri sendiri, memahami diri sendiri dan memahami sudut pandang yang unik dari orang lain.
Mengakui Perbedaan Individual, yaitu manajer harus peka terhadap perbedaan-perbedaan individual
karena setiap karyawan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Selain itu, merancang pekerjaan
sejalan dengan kebutuhan individual karena hal tersebut dapat memaksimalkan potensi motivasi dalam
pekerjaan.
Menggunakan Tujuan dan Umpan Balik, yaitu karyawan seharusnya memiliki tujuan yang khusus dan
sulit, begitu pula dengan umpan balik mengenai seberapa baik mereka mengajar tujuan-tujuan tersebut.
Memungkinkan Karyawan untuk Berpartisipasi dalam Berbagai Keputusan yang Memengaruhi Mereka,
yaitu karyawan memeberikan kontribusi untuk beberapa keputusan.
Kepribadian, sejak sekitar tahun 1900 – 1980an, peneliti berusaha mencari kaitan antara keparibadian
dan prestasi kerja. Hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa tidak ada keterkaitan yang berarti
antara kepribadian dan prestasi kerja. Penelitian yang dilakukan setelah tahun 1980 lebih menarik,
terutama karena penemuan Model lima besar. Pencarian karyawan yang memiliki sikap kehati-hatian
tinggi, ekstravert dan stabilitas emosi lebih diminati oleh
perusahaan karena karyawan tersebut dinilai sebagai karyawan yang bermotivasi tinggi.
Nilai, nilai memang tidak memiliki pengaruh langsung ke pembentukan perilaku seseorang,
namun nilai sangat mempengaruhi sikap, perilaku, dan persepsi seseorang. Jadi
pengetahuan tentang nilai seseorang bisa memberi pandangan apa ‘yang memotivasi
seseorang’. Prestasi kerja dan kepuasan karyawan cenderung lebih tinggi bila nilai-nilai
mereka sesuai dengan perusahaan. Hal ini memberi alasan kepada manager untuk bekerja
keras menyeleksi karyawan untuk mencari kandidat yang sesuai dengan nilai perusahaan,
tidak hanya memiliki kemampuan, pengalaman, dan motivasi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.coursehero.com/file/p626vuk/9-Implikasi-Global-Faktor-lintas-budaya-jelas-berpotensi-
menciptakan/
http://pokelompok01-manbisukp.blogspot.com/2014/04/rangkuman-bab-6.html
https://www.coursehero.com/file/46440166/RINGKASAN-DAN-IMPLIKASI-UNTUK-MANAJERdocx/
http://pokelompokdelapan.blogspot.com/2014/05/bab-6-foundation-of-group-behavior.html
http://jegukgrup.blogspot.com/2014/04/foundation-of-group-behavior.html