Anda di halaman 1dari 11

MEMAHAMI PERILAKU KELOMPOK

Guru Pengampu: CITRA PERTIWI, S.E.I., M.E

KELOMPOK VI

NAMA : DILLA SELVIA (1930604066)

RISKY A ‘ALIYAH (1930604048)

RAPLY PRATAMA (1930604082)

MATA KULIAH : PERILAKU ORGANISASI

MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF

EKONOMI BISNIS DAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perilaku adalah bagian dari kehidupan manusia. Setiap manusia dalam berbagai
kegiatan apapun manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Sehingga kelompok
merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Hampir pada umumnya manusia yang menjadi
anggota dari suatu organisasi besar atau kecil adalah sangat kuat kecenderungannya untuk
mencari keakraban dalam kelompok-kelompok tertentu. Dengan adanya pertemuan antar
kelompok dan beberapakali berjumpa, maka timbullah kedekatan satu sama lain.
Salah satu hal menarik dalam bidang perilaku organisasi untuk dipelajari atau diteliti
ialah mengenai perilaku kelompok. Karena kelompok adalah bagian dari kehidupan
organisasi. Maka akan saling bersinergi manakala aktivitas akan berkaitan satu sama lain
dalam membentuk satu capaian yang diinginkan bersama.
Dasar pokok yang amat penting dari daya tarik antar individu dan pembentukan
kelompok adalah secara sederhana karena adanya kesempatan berinteraksi satu sama lain.
Hal ini dapat dipahami secara jelas, bahwa orang yang jarang bertatap muka, atau berbicara
satu sama lain sulit dapat tertarik. Bisa dibuktikan juga bahwa faktor lingkungan juga
merupakan penentu untuk menaikkan atau mengurangi kesempatan berinteraksi.
2. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan perilaku kelompok?
2) Bagaimana teori dari pembentukan kelompok?
3) Apa saja jenis-jenis dari kelompok?
4) Bagaimana tahapan perkembangan kelompok?
5) Apa manfaat kelompok bagi organisasi?
3. Tujuan
1) Mengetahui pengertian dari perilaku kelompok.
2) Mengetahui teori dari pembentukan kelompok.
3) Mengetahui jenis-jenis kelompok.
4) Bagaimana tahapan perkembangan kelompok.
5) Mengetahui manfaat kelompok bagi organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Perilaku Kelompok
Perilaku merupakan suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Sedangkan kelompok merupakan dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling
bergantung, bergabung untuk mecapai sasaran tertentu. Perilaku adalah semua yang
dilakukan seseorang adalah semua yang aktivitas, perbuatan dan penampilan diri sepanjang
hidupnya. Bentuk perilaku manusia adalah aktivitas individu dengan relasinya dalam
lingkungannya.
Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergabung
untuk mencapai tujuan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa perilaku kelompok adalah
aktivitas yang dapat diamati dari dua atau lebih manusia atau individu yang berinteraksi dan
berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu.
Manusia sebagai individu mempunyai watak, temperamen, sifat dan kepribadian yang
berbeda-beda. Dalam hal ini akan terbentuk perilaku yang pada mulanya berorientasi kepada
perilaku individu harus diarahkan dan dikendalikan kearah perilaku yang berorientasi
kelompok, berarti perilaku individu harus diarahkan menuju kepentingan organisasi guna
mencapai tujuan organisasi sehingga dalam perkembangan selanjutnya perilaku kelompok
berkembang menjadi perilaku organisasi. Perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
menginvestigasi dampak perilaku dari individu, kelompok dan struktur dalam organisasi,
dengan maksud menerapkan pengetahuan untuk memperbaiki efektivitas organisasi.
Jadi, perilaku kelompok dalam organisasi adalah aktivitas yang dilakukan dua atau
lebih individu yang berkumpul dan berinteraksi sebagai anggota organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi tertentu yang telah disepakati.

B. Teori-Teori Pembentukan Kelompok


Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula
terbentuknya suatu kelompok yaitu sebagai berikut.
1. Teori Pendekatan (Propinquity Theory), teori ini ialah bahwa seseorang berhubungan
dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan ruang dan daerahnya (spatial
and geographical proximity).
2. Teori Interaksi, teori yang berdasarkan pada aktivitas-aktivitas, interaksi-interaksi dan
sentiment-sentimen (perasaan atau emosi).
Ada tiga elemen yang salah satu berhubungan secara langsung dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1) Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang dilakukan dengan orang lain (shared),
semakin beraneka interaksi-interaksinya dan juga semakin kuat tumbuhnya
sentiment-sentimen mereka.
2) Semakin banyak interaksi-interaksi diantara orang-orang, maka semakin banyak
kemungkinan aktivitas-aktivitas dan sentiment yang ditularkan (shared) pada orang
lain.
3) Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain, dan
semakin banyak sentimen seseorang dipahami oleh orang lain, maka semakin
banyak ditularkannya aktivitas dan interaksi-interaksi.
3. Teori Keseimbangan (a balance theory of group formation), teori yang menyatakan
bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah didasarkan atas kesamaan sikap
didalam menanggapi suatu tujuan yang relavan satu sama lain.
4. Teori Pertukaran, teori ini ada korelasi dengan teori motivasi dalam bekerja, teori yang
berdasarkan atas interaksi dan susunan hadiah, biaya dan hasil.
5. Teori Alasan Praktis, teori yang berdasarkan atas alasan-alasan praktis, yang teramat
penting dalam memahami pembentukkan kelompok. Berdasarkan alasan-alasan
praktis ini antaranya kelompok-kelompok itu cenderung memberikan kepuasan
terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial yang mendasar dari orang-orang yang
mengelompok tersebut.
Dari pemahaman beberapa teori-teori pembentukan kelompok yang telah diuraikan
diatas, dapat diidentifikasikan karakteristik suatu kelompok itu. Menurut Reitz, karakteristik
yang menonjol dari suatu kelompok itu diantaranya ialah:
a) Adanya dua orang atau lebih.
b) Yang berinteraksi satu sama lainnya.
c) Yang saling membagi beberapa tujuan yang sama.
d) Dan melihat dirinya sebagai suatu kelompok.
C. Jenis-Jenis Kelompok
Kelompok berdasarkan atas alasan pembentukannya dibagi dua jenis yaitu.
1. Kelompok Formal
Dalam kelompok formal, perilaku anggota yang terikat didalamya ditentukan dan
diarahkan pada tujuan organisasional. Kelompok formal merupakan kelompok kerja
yang terbatas pada satu struktur organisasi dan memiliki rancangan penugasan kerja
serta tugas-tugas spesifik yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Kelompok formal mempunyai dua bentuk yaitu antara lain:
a) Kelompok Komando
Kelompok ini merupakan kelompok yang ditentukan oleh hubungan diantara
individu yang menjadi bagian formal dari organisasi, mereka yang mempunyai
legitimasi memberi perintah kepada yang lain.
b) Kelompok Tugas
Kelompok ini merupakan kelompok formal organisasional yang dibentuk untuk
melakukan tugas spesifik. Kelompok ini terdiri dari individu dengan minat dan
keahlian khusus dalam bidang tertentu tanpa memandang posisi mereka dalam
hirarki organisasi.
2. Kelompok Informal
Kelompok informal adalah kelompok yang berkembang secara alamiah diantara
individu, tanpa pengarahan dari organisasi dimana mereka bekerja. Kelompok ini
merupakan kelompok sosial yang berkembang berdasarkan minat yang sama dan
pertemanan.
Kelompok informal mempunyai dua bentuk yaitu antara lain:
a) Kelompok Minat
Kelompok Minat (Interest Group) adalah kelompok pekerja yang berkumpul
untuk memuaskan minat atau kepentingan bersama.
b) Kelompok Persahabatan
Kelompok Persahabatan (Friendship Group) adalah kelompok informal yang
berkembang karena anggotanya adalah teman dan sering saling bertemu di luar
organisasi.
Sedangkan dilihat dari interaksinya, kelompok dibagi menjadi dua jenis yaitu sebagai
berikut.
1. Kelompok Primer
Dalam kelompok ini terdapat interaksi sosial secara tatap muka (face to face).
Kelompok ini memegang peranan penting dalam pembentukan perilaku individu,
karena dalam kelompok inilah individu berkembang sebagai makhluk sosial.
2. Kelompok Sekunder
Hubungan dalam kelompok ini didasarkan atas perhitungan rasional, untung dan rugi
sehingga kurang bersifat kekeluargaan.

D. Tahapan Perkembangan Kelompok


Suatu kelompok berkembang melalui lima tahapan yang dinamakan The Five Stage
Group Development Model dilakukan melalui tahapan sebagai berikut ini.
1. Pembentukan (Forming)
Tahap ini merupakan tahap awal pengembangan kelompok, dimana tindakan awal
para anggota mulai menciptakan pola-pola hubungan dengan pimpinan, rekan kerja,
dan norma-norma kelompok. Tahap awal ini ditandai dengan ketidakpastian dan
kebingungan. Anggota mempertimbangkan tipe perilaku seperti apa yang dapat
diterima. Tahapan ini selesai apabila anggota mulai berfikir diri mereka sebagai bagian
dari kelompok.
2. Pancaroba/Keributan (Storming)
Pada tahap ini anggota menerima keberadaan kelompok, tetapi menolak dan
memaksa pada individualitas. Selanjutnya, terjadi konflik intrakelompok yang terjadi
akibat perselisihan siapa yang berhak megontrol atau mengawasi kelompok dan apa
yang harus dilakukan kelompok ini. Ketika tahapan ini selesai, terbentuklah hirarki
kepemimpinan yang relatif jelas dan adanya kesepakatan mengenai arah kelompok
tersebut.
3. Penormaan (Norming)
Struktur kelompok akan semakin solid dan akrab karena norma yang telah
disepakati bersama. Tahap ini merupakan tahap dimana hubungan akrab mulai terjalin
dan kelompok mulai menyatu. Anggota mulai mengakhiri perbedaan menjadi
kerjasama dengan tingkat kohesivitas (kepaduan) yang tinggi. Tahap ini selesai ketika
struktur kelompok mulai solid dan kelompok telah mensimulasikan harapan bersama
tentang apa yang menjadi perilaku anggota yang benar dan menerima serangkaian
norma yang berlaku dalam kelompok.
4. Pelaksanaan (Performing)
Pada tahap ini, kelompok mulai berfungsi dan menitikberatkan pada penyelesaian
secara efektif tugas-tugas yang telah disetujui pada tahap norming. Karena struktur
sudah ditetapkan dan diterima sepenuhnya, energi kelompok beralih dari sekedar
saling mengenal dan memahami menjadi mewujudkan dan menyelesaikan tugas.
5. Penundaan (Adjourning)
Pada tahap ini perhatian kelompok fokus pada penyelesaian kegiatan daripada
pelaksanaan tugas. Sebagian anggota kelompok bersukacita dengan pencapaian
kelompok, dan sebagian lagi bersedih karena hilangnya rasa keakraban dan
persahabatan.

E. Manfaat Kelompok dalam Organisasi


Berbagai kelompok bekerja dalam suatu organisasi sebagai kesatuan-kesatuan yang
jelas. Mereka memikul tanggung jawab bersama dan menangani masalah-masalah dalam
bidang mereka sendiri demi tercapainya tujuan organisasi.
Menurut wursanto, manfaat yang didapat dengan adanya suatu kelompok antara lain:
1) Kelompok dapat memberikan rasa aman bagi seseorang (sense of security) karena
merasa memunyai perlindungan.
2) Kelompok dapat mengatasi berbagai macam persoalan baik yang menyangkut bidang
ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya.
3) Kelompok dapat memberikan martabat (prestige), status sosial (social standing), dan
pengakuan.
4) Kelompok dapat memberikan dorogan dan semangat (motivasi).
5) Kelompok dapat memberikan bimbingan dan pengarahan dalam rangka meningkatkan
prestasi seseorang.
6) Kelompok dapat memberikan kepuasan, baik kepuasan yang bersifat jasmani,
kepuasan psikologis maupun kepuasan sosial.
7) Kelompok dapat memberikan bantuan seseorang yang dalam kesulitan.
Dari penjelasan diatas, dapat diketahui banyaknya manfaat dari keberadaan kelompok
dalam suatu organisasi, baik manfaat untuk individu sebagai bagian atau anggota kelompok
maupun bagi efektifitas kerja suatu organisasi yang sedang berjalan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perilaku kelompok dalam organisasi adalah suatu fungsi dari interaksi antara sebuah
kelompok dengan lingkungannya (organisasi) untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
disepakati. Dan juga ada beberapa teori yang berdasarkan atas teori pendekatan, teori
interaksi, teori keseimbangan, teori pertukaran dan teori alasan-alasan praktis.
Ada beberapa jenis kelompok baik berdasarkan alasan pembentukannya yaitu
kelompok formal dan kelompok informal. Sedangkan, berdasarkan interaksinya yaitu
kelompok primer dan kelompok sekunder.
Perkembangan kelompok dimulai dari tahap pembentukan dimana banyak
ketidakpastian mengenai apa yang diinginkan oleh kelompok serta struktur dan
kepemimpinannya. Tahap ini dikatakan selesai apabila para anggota berpikir bahwa mereka
merupakan bagian dari kelompok. Dan juga ada manfaatnya dari keberadaan kelompok
dalam suatu organisasi, baik manfaat untuk individu sebagai bagian atau anggota kelompok
maupun bagi efektivitas kerja suatu organisasi yang sedang berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
http://hanifumu.blogspot.com/2016/10/perilaku-kelompok-dalam-organisasi.html
Wibowo, Perilaku dalam Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013
Wursanto, Dasar-dasar Ilmu Organisasi, Yogyakarta: Andi, 2005
Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter, Manajemen, Terj. Bob Sabran dan Devri Barnadi
Putera, Jakarta: Erlangga, 2010
Ivancevich, John M., Robert Konopaske, dan Michael T. Matteson, Perilaku dan
Manajemen Organisasi, Terj. Gina Gania, Jakarta: Erlangga, 2006
Sofyandi, Herman, dan Iwa Garniwa, Perilaku Organisasional, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2007
https://sriwahyuni51.wordpress.com/2016/12/21/perilaku-kelompok-dalam-organisasi/

Anda mungkin juga menyukai