Oleh Kelompok 8:
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Perilaku Antar Kelompok Dalam Organisasi” dapat disusun
hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
berkontribusi dalam memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Kami sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sebagai bahan evaluasi
kedepannya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap manusia dalam berbagai kegiatan organisasi akan terlibat dalam aktivitas
kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Dalam
suatu organisasi akan banyak ditemui kelompok-kelompok seperti ini. Kelompok dapat
mengubah motivasi individu atau kebutuhan dan bisamemengaruhi perilaku individu dalam
satu kondisi organisasi. Hubungan antar individu dalam kelompok harus terjaga dengan
baik. Kesolidaritasan kelompok terletak pada kesungguhan masing-masing anggota
kelompok yang tergabung dalam kelompok tersebut untuk saling memberikan semangat
dan motivasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama dengan
menampung sebagian besar aspirasi individual. Semakin banyak aspirasi anggota
kelompok yang terakomodasi, semakin puaslah anggota kelompok.
Tantangan yang paling berat dihadapi oleh organisasi adalah perbedaan karakteristik
individu yang ada di dalam organisasi yang selanjutnya akan membentuk perilaku
kelompok. Salah satu topik menarik dalam bidang perilaku organisasi untuk ditelaah atau
diteliti adalah mengenai perilaku kelompok karena kelompok merupakan bagian dari
kehidupan manusia, setiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Maka
dalam makalah ini akan dibahas mengenai perilaku kelompok dalam organisasi.
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui definisi organisasi dan kelompok.
2. Mengetahui definisi perilaku antar kelompok dalam organisasi.
3. Mengetahui pengertian Kooperasi, Kompetisi dan Konflik dalam kelompok
organisasi.
4. Mengetahui identifikasi dan analisa persoalan dalam kelompok organisasi.
1.4 MANFAAT
Manfaat penulisan makalah ini adalah semoga dapat menambah pemahaman pembaca
mengenai perilaku antar kelompok dalam organisasi serta dapat digunakan sebagai bahan
referensi dalam bidang pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu aspek dari kerjasama adalah target atau tujuan yang akan di capai.
Melihat hal ini, maka sudah jelas bahwa dengan adanya kerjasama diharapkan
diperoleh manfaat dari pihak-pihak yang bekerjasama tersebut. Manfaat
kerjasama dilihat dari target tersebut adalah baik bersifat finansial maupun
nonfinansial. kerjasama mempunyai beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut:
Bentuk-Bentuk Kerjasama
a. Consortia, yaitu pengaturan kerjasama dalam sharing sumber daya. Hal ini
dilakukan karena biaya akan lebih mahal jika ditanggung sendiri-sendiri.
b. Joint Purchasing, yaitu pengaturan kerjasama dalam melakukan pembelian
barang agar dapat menekan biaya karena skala pembelian lebih besar.
c. Equipment Sharing, yaitu pengaturan kerjasama dalam sharing peralatan.
d. Cooperative Construction, yaitu pengaturan kerjasama dalam mendirikan
bangunan.
e. Joint services, yaitu pengaturan kerjasama dalam memberikan pelayanan publik.
f. Contract Services, yaitu pengaturan kerjasama di mana pihak yang satu
mengkontrak pihak lain untuk memberikan pelayanan tertentu.
g. Pengaturan lainnya, yaitu pengaturan kerjasama lain dapat dilakukan selama
dapat menekan biaya, misalnya membuat pusat pendidikan dan pelatihan.
2.3.2 Kompetisi
Secara umum, definisi persaingan atau kompetisi adalah sebuah proses
sosial, dimana ada dua atau lebih pihak yang saling berlomba lalu berbuat
sesuatu demi mencapai kemenangan. Kompetisi terjadi jika ada beberapa ada
beberapa pihak yang menginginkan sesuatu dengan jumlah terbatas. Contohnya,
ratusan karyawan yang bersaing hanya untuk mendapatkan posisi tertentu di
perusahaan. Kecil kemungkinan dalam persaingan memakai ancaman atau
kekerasan. Sehingga bisa dikatakan jika kompetisi dilakukan secara sportif atau
dengan persaingan sehat.
Jika kompetisi disertai oleh ancaman, kekerasan dan keinginan untuk
menyakiti atau merugikan orang lain disebut sebagai persaingan yang tidak
sehat. Tindakan tersebut tak lagi disebut sebagai persaingan, tetapi lebih kepada
persengketaan atau permusuhan. Apapun hasil sebuah persaingan sebaiknya
bisa diterima dengan lapang dada, tanpa ada rasa dendam. Sejak awal, setiap
pihak yang bersaing harus menyadari tentang adanya kekalahan dan
kemenangan.
Untuk memahami pengertian kompetisi dan contohnya, ada beberapa jenis persaingan
yang perlu kita ketahui diantaranya :
2.3.3 Konflik
Konflik merupakan perbedaan pendapat antara anggota satu dengan yang
lainnya akibat kurangnya komunikasi di dalam suatu organisasi. Konflik
menurut Robbins adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya
ketidaksesuaian antara dua pendapat atau sudut pandang yang berpengaruh
terhadap pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh
negatif. Konflik merupakan suatu peristiwa yang sering terjadi dalam aktivitas
organisasi. Adanya individu yang beranekaragam karakteristik, sikap dan
kepentingan mendorong terjadinya konflik, baik konflik dalam diri individu itu
sendiri, konflik antar kelompok, konflik antara individu dengan kelompok dan
konflik antara kelompok dengan kelompok.
Konflik tidak terjadi begitu saja tanpa adanya alasan, penyebab terjadinya
konflik dalam organisasi yaitu seperti perbedaan individu yang meliputi
perbedaan pendirian dan perasaan, perbedaan latar belakang kebudayaan
sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda pula, perbedaan
kepentingan individu atau kelompok, perubahan-perubahan nilai yang cepat dan
mendadak dalam masyarakat dan perbedaan pola interaksi yang satu dengan
lainnya. Dengan perbedaan-perbedaan tersebut, maka konflik dapat terjadi.
Terdapat 5 jenis konflik dalam organisasi;
1. Konflik dalam diri individu, konflik ini sering terjadi dan di hadapi oleh
individu dalam memenuhi suatu pekerjaan mereka, seperti tuntutan
pekerjaan yang menjadi prioritas dan kebimbangan diri dalam
menentukan pilihan tugas ataupun trejadi karena proses internal dalam
dirinya yang saling bertentangan. Konflik ini juga terjadi apabila
pekerjaan yang dilakukan seseorang tidak sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya.
2. Konflik antar individu, konflik ini sering muncul diantara para anggota
dalam organisasi, seperti adanya adanya perbedaan pendapat dan adanya
perbedaan dalam menghadapi isu tertentu. Konflik ini berasal dari
adanya konflik antar peranan, seperti atasan dengan bawahan.
3. Konflik antar individu dan kelompok, konflik ini berhubungan dengan
cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan
oleh kelompok kerja mereka. Seperti, seorang individu yang diasingkan
karena melanggar norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok, konflik ini terjadi saat setiap kelompok ingin
mengejar kepentingan atau tujuan kelompoknya masing-masing.
Konflik antar kelompok ini dibagi menjadi 2 (dua) yaitu konflik afektif
dan substantif. Konflik afektif adalah konflik yang terjadi karena adanya
tanggapan emosional kelompok pada suatu situasi tertentu. Sedangkan
konflik substantif terjadi karena latar belakang keahlian setiap
kelompom berbeda.
5. Konflik antar organisasi, konflik ini terjadi karena adanya hubungan
organisasi dengan pihak luar, dan adanya persaingan ekonomi dalam
sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini mengarah ke timbulnya
pengembangan produk baru, teknologi atau jasa.
Konflik dalam organisasi tidak dapat kita hindari, namun dapat kita kelola agar
keberadaannya tidak merugikan organisasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku kelompok adalah aktifitas yang dapat diamati
dari dua atau lebih manusia atau individu yang berinteraksi dan berkumpul untuk mencapai
tujuan tertentu. Manusia sebagai individu mempunyai watak, temperamen, sifat, dan
kepribadian yang berbeda-beda. Apabila individu tersebut masuk menjadi anggota suatu
kelompok, maka sifat, watak, temperamen dan kepribadiannya akan ikut dibawa masuk ke
dalam kelompok. Dalam hal demikian maka akan terbentuk perilaku yang ada mulanya
berorientasi kepada perilaku individu harus diarahkan dan dikendalikan ke arah perilaku
yang berorientasi kelompok. Hal ini berarti perilaku individu harus diarahkan menuju
kepentingan organisasi guna mencapai tujuan organisasi sehingga dalam perkembangan
selanjutnya perilaku kelompok berkembang menjadi perilaku organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Marksharetraining.co.id https://marksharetraining.co.id/pengertian-lompetisi-dan-contohnya/
(diakses pada 14 November 2021).
Ardanakonsultan.com https://ardanakonsultan.com/artikel/konflik-di-dalam-organisasi/
(diakses pada 14 November 2021)
Khoiriyah & Hanifah. 2016. “Perilaku Kelompok Dalam Organisasi”. Universitas Islam
Negeri Walisongo, Semarang.