Anda di halaman 1dari 16

PERILAKU ORGANISASI

PERILAKU ANTAR KELOMPOK DALAM ORGANISASI

Oleh Kelompok 8:

- I Gede Wied Jagadhita (202033121195)


- I Made Agus Arsa Putra (202033121205)
- I Gusti Bagus Hari Merta Wijaya (202033121225)
- Ni Kadek Mulia Dewi (202033121340)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Perilaku Antar Kelompok Dalam Organisasi” dapat disusun
hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
berkontribusi dalam memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Kami sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sebagai bahan evaluasi
kedepannya.

Denpasar, 11 November 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap manusia dalam berbagai kegiatan organisasi akan terlibat dalam aktivitas
kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Dalam
suatu organisasi akan banyak ditemui kelompok-kelompok seperti ini. Kelompok dapat
mengubah motivasi individu atau kebutuhan dan bisamemengaruhi perilaku individu dalam
satu kondisi organisasi. Hubungan antar individu dalam kelompok harus terjaga dengan
baik. Kesolidaritasan kelompok terletak pada kesungguhan masing-masing anggota
kelompok yang tergabung dalam kelompok tersebut untuk saling memberikan semangat
dan motivasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama dengan
menampung sebagian besar aspirasi individual. Semakin banyak aspirasi anggota
kelompok yang terakomodasi, semakin puaslah anggota kelompok.

Tantangan yang paling berat dihadapi oleh organisasi adalah perbedaan karakteristik
individu yang ada di dalam organisasi yang selanjutnya akan membentuk perilaku
kelompok. Salah satu topik menarik dalam bidang perilaku organisasi untuk ditelaah atau
diteliti adalah mengenai perilaku kelompok karena kelompok merupakan bagian dari
kehidupan manusia, setiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Maka
dalam makalah ini akan dibahas mengenai perilaku kelompok dalam organisasi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa definisi organisasi dan kelompok?
2. Apa definisi perilaku antar kelompok dalam organisasi?
3. Apa itu Kooperasi, Kompetisi dan Konflik dalam kelompok organisasi?
4. Bagaimana identifikasi dan analisa persoalan dalam kelompok organisasi?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui definisi organisasi dan kelompok.
2. Mengetahui definisi perilaku antar kelompok dalam organisasi.
3. Mengetahui pengertian Kooperasi, Kompetisi dan Konflik dalam kelompok
organisasi.
4. Mengetahui identifikasi dan analisa persoalan dalam kelompok organisasi.

1.4 MANFAAT
Manfaat penulisan makalah ini adalah semoga dapat menambah pemahaman pembaca
mengenai perilaku antar kelompok dalam organisasi serta dapat digunakan sebagai bahan
referensi dalam bidang pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PERILAKU ANTAR KELOMPOK DALAM ORGANISASI


2.1.1 Pengertian Perilaku
Secara etimologi, perilaku dalam bahasa inggris berarti “behavior”. Sedangkan
secara terminologi, Perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya
“tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan”. Menurut
Toha, perilaku merupakan suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Suatu perilaku dapat diobservasi ketika perilaku itu dapat dilihat
dan terukur serta dapat dihitung dalam kaitan dengan frekuensi dan/atau jangka
waktu. Jadi, perilaku adalah aktifitas individu atau manusia sebagai reaksi terhadap
lingkungan yang dapay diamati.
2.1.2 Pengertian Kelompok
Kelompok adalah sebuah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu
dengan yang lain yang membuat mereka saling tergantung dalam beberapa
tingkatan signifikan (Cartwright dan Zander, 1968). Melalui kelompok, kita
maksudkan orang yang saling berkomunikasi, sering kali ada rentang waktu, dan
ada sejumlah orang yang cukup memadai sehingga setiap orang dapat
berkomunikasi dengan semua yang lain, bukan melalui orang kedua melainkan
dengan tatap muka (Homans, 1950). Mungkin ada dua atau lebih orang yang saking
berinteraksi dalam pokok tersebut, sehingga setiap orang mempengaruhi dan
dipengaruhi (Shaw, 1981). Pada sekumpulan individu yang dianggap sebagai
sebuah kelompok, harus ada beberapa interaksi (Hare, 1976).
a. Dari sisi persepsi, kelompok dipandang sebagai kumpulan sejumlah orang yang
saling berinteraksi satu sama lain, dimana masing-masing anggota menerima
kesan atau persepsi dari anggota lain.
b. Dari sisi organisasi, kelompok adalah suatu sistem terorganisasi yang terdiri
dari dua atau lebih individu yang saling berhubungan dengan sistem
menunjukkan beberapa fungsi, mempunyai standar dari peran hubungan di
antara anggota.
c. Dari sisi motivasi, kelompok dipandang sebagai sekelompok individu yang
keberadaannya sebagai suatu kumpulam yang menghargai individu.
d. Dari sisi interaksi, menyatakan bahwa inti dari pengelompokkan adalah
interaksi dalam bentuk interpedensi.

Dari beberapa pandangan tersebut, Gibson menyimpulkan bahwa yang disebut


kelompok itu adalah kumpulan individu dimana perilaku dan atau kinerja satu
anggota dipengaruhi oleh perilaku dan atau prestasi anggota yang lainnya.

Dipandang dari proses kemunculannya, kelompok dapat terbentuk karena


tindakan manajerial dan karena adanya keinginan individu. Manager menciptakan
kelompok kerja untuk melaksanakam pekerjaan dan tugas yang diberikan.
Kelompok juga berfungsi dan berinteraksi dengan kelompok lain, masing-masing
mengembangkan satu set karakteristik yang unik termasuk struktur, kepaduan
peran, norma-norma dan proses. Kelompok juga menciptakan sendiri kultur
mereka. Akibatnya, kelompok akan bekerja sama atau bersaing dengan kelompok
lain dan perrsaingan antara kelompok dapat memicu akan adanya konflik.

2.1.3 Pengertian Organisasi


Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-
orang untuk berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material,
mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut :
• Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-
hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan
mengejar tujuan bersama.
• James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
• Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu
sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih..
• Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity)
sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang
relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus
menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek
seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan
eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang
dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat
di sekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya
manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka
pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan
yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup.
Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam
keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang
dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

2.1.4 Pengertian Perilaku Antar Kelompok dalam Organisasi


Dari pengertian perilaku dan pengertian kelompok diatas dapat disimpulkan
bahwa perilaku kelompok adalah aktifitas yang dapat diamati dari dua atau lebih
manusia atau individu yang berinteraksi dan berkumpul untuk mencapai tujuan
tertentu.
Manusia sebagai individu memunyai watak, temperamen, sifat dan kepribadian
yang berbeda-beda. Apabila individu tersebut masuk menjadi anggota suatu
kelompok, maka sifat, watak, temperamen dan kepribadiannya akan ikut dibawa
masuk ke dalam kelompok. Dalam hal demikian maka akan terbentuk perilaku
yang pada mulanya berorientasi kepada perilaku individu harus diarahkan dan
dikendalikan ke arah perilaku yang berorientasi kelompok. Hal ini berarti perilaku
individu harus diarahkan menuju kepentingan organisasi guna mencapai tujuan
organisasi sehingga dalam perkembangan selanjutnya perilaku kelompok
berkembang menjadi perilaku organisasi.
Perilaku antar kelompok dalam organisasi merupakan respon-respon anggota
kelompok terhadap struktur sosial kelompok dan norma yang diadopsinya. Jadi
ketika sebuah kelompok memasuki dunia organisasi maka karakteristik yang
dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan, dan
pengalaman masa lalunya. Dan organisasi juga mempunyai karakteristik yaitu
keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-
tugas, wewenang, tanggung jawab, system penggajian, system pengendalian dan
lain sebagainya. Jika karakteristik antara keloompok digabungkan dengan
karakteristik organisasi maka akan terwujud perilaku kelompok dalam organisasi.
jadi perilaku kelompok dalam organisasi adalah suatu fungsi dari interaksi antara
sebuah kelompok dengan lingkungannya (organisasi).

2.2 IDENTIFIKASI DAN ANALISA PERSOALAN DALAM KELOMPOK


ORGANISASI
2.2.1 Masalah Kelompok
Masalah Kelompok adalah suatu kendala atau persoalan yang harus
dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan
dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai tujuan dengan hasil
yang maksimal. permasalahan kelompok adalah Kondisi dimana tujuan
kelompok tidak sesuai dengan fakta pencapaiaan kelompok tersebut. Ada
beberapa penyebab timbulnya masalah yaitu:
a. Perbedaan dalam tujuan
Dalam suatu kelompok biasanya terdiri dari atas berbagai macam bagian
yang bisa mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Perbedaan tujuan dari
berbagai bagian ini kalau kurang adanya koordinasi dapat menimbulkan
adanya konflik. Sebagai contoh : dalam sebuah organisasi
b. Saling ketergantungan dalam menjalankan pekerjaan
Organisasi atau kelompok merupakan gabungan dari berbagai individu
yang saling berinteraksi. Akibatnya kegiatan satu pihak mungkin dapat
merugikan pihak lain dan ini merupakan sumber konflik pula.
c. Perbedaan dalam nilai atau persepsi
Perbedaan dalam tujuan biasanya dibarengi dengan perbedaan dalam
sikap, nilai dan persepsi yang bisa mengarah ke timbulnya konflik.
d. Deindividuasi adalah suatu proses hilangnya kesadaran individu karena
melebur di dalam kelompok atau bisa dikatakan sebagai pikiran kolektif.
Deindividuasi (Diener: 1980), yaitu merupakan penggantian identitas
pribadi oleh identitas kelompok. Mencakup atas hilangnya tanggung
jawab pribadi dan meningkatnya kepekaan atas tindakan kelompok.
e. Groupthink, merupakan proses pengambilan keputusan yang terjadi
pada kelompok yang sangat kohesif dimana anggota-anggotanya
berusaha mempertahankan konsensus kelompok sehingga kemampuan
kritisnya menjadi tidak efektif lagi.

2.2.2 Penyelesaian masalah


Penyelesaian masalah adalah proses penanggulangan suatu masalah untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Proses penyelesaian masalah terdiri dari
identifikasi masalah, analisis masalah,penilaian pemecahan, pemilihan dan
pelaksanaan solusi masalah yang terbaik.
1. Mendefinisikan masalah
Definisi masalah digunakan agar semua anggota kelompok memiliki
pengertian yang sama tentang tujuan rapat, yang akan menciptakan
produktivitas dan kepuasan.
2. Menganalisis masalah
Analisis melibatkan penyelidikan berbagai sebab, akibat, gejala, riwayat
masalah. Contoh pertanyaan analisis : Siapa yang dirugikan. Untuk
mendapatkan suatu pemecahan yang baik diperlukan standar
pengukuran / tujuan yang sering disebut dengan kriteria.
3. Menilai pemecahan yang disarankan
Penilaian pemecahan dapat dilakukan dengan mempertimbangkan
kriteria yang sudah disepakati. Pada tahap ini mungkin kelompok
menemukan kebutuhan untuk memodifikasi kriteria.

2.3 KOOPERASI, KOMPETISI DAN KONFLIK DALAM KELOMPOK


ORGANISASI
2.3.1 Kooperasi
Kooperasi atau kerja sama dirumuskan sebagai bekerja bersama untuk
menuju tujuan bersama. Apabila dua orang atau lebih atau grup bekerja atau
bertindak bersama dalam mengejar tujuan bersama maka sudah terbentuk
kooperasi. Kerja sama dilakukan sejak manusia berinteraksi dengan sesamanya.
Kebiasaan dan sikap mau bekerja sama dimulai dalam kehidupan keluarga lalu
meningkat dalam kelompok sosial yang lebih luas. Kerja sama berawal dari
kesamaan orientasi. Dalam kerja sama, tugas-tugas yang dibebankan kepada
tiap individu dapat berbeda satu sama lain.
Terdapat beberapa aspek yang terkandung dalam kerjasama, yaitu:
a. Dua orang atau lebih
Artinya kerjasama akan ada kalau ada minimal dua orang/pihak yang
melakukan kesepakatan. Oleh karena itu, sukses tidaknya kerjasama tersebut
ditentukan oleh peran dari kedua orang atau kedua pihak yang bekerjasama
tersebut.
b. Aktivitas
Menunjukkan bahwa kerjasama tersebut terjadi karena adanya aktivitas yang
dikehendaki bersama, sebagai alat untuk mencapai tujuan dan ini
membutuhkan strategi (bisnis/usaha).
c. Tujuan/target
Merupakan aspek yang menjadi sasaran dari kerjasama usaha tersebut,
biasanya adalah keuntungan baik secara financial maupun nonfinansial yang
dirasakan atau diterima oleh kedua pihak.
d. Jangka waktu tertentu
Menunjukkan bahwa kerjasama tersebut dibatasi oleh waktu, artinya ada
kesepakan kedua pihak kapan kerjasama itu berakhir. Dalam hal ini, tentu saja
setelah tujuan atau target yang dikehendaki telah tercapai.

Dalam lingkungan masayarakat sering kali kita menemukan berbagai bentuk


dari kerjasama, Contoh misalnya kerjasama dalam pembangunan, gotong
royong dan lainnya, adapun kerja sama antar negara yakni kerja sama ekonomi
internasional yang di lakukan oleh suatu Negara dengan Negara lain. Kerja
sama ini menyangkut dengan urusan ekonomi.

Salah satu aspek dari kerjasama adalah target atau tujuan yang akan di capai.
Melihat hal ini, maka sudah jelas bahwa dengan adanya kerjasama diharapkan
diperoleh manfaat dari pihak-pihak yang bekerjasama tersebut. Manfaat
kerjasama dilihat dari target tersebut adalah baik bersifat finansial maupun
nonfinansial. kerjasama mempunyai beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut:

a. Kerjasama mendorong persaingan di dalam pencapaian tujuan dan


peningkatan produktivitas.
b. Kerjasama mendorong berbagai upaya individu agar dapat bekerja lebih
produktif, efektif, dan efisien.
c. Kerjasama mendorong terciptanya sinergi sehingga biaya operasionalisasi
akan menjadi semakin rendah yang menyebabkan kemampuan bersaing
meningkat.
d. Kerjasama mendorong terciptanya hubungan yang harmonis antarpihak
terkait serta meningkatkan rasa kesetiakawanan.
e. Kerjasama menciptakan praktek yang sehat serta meningkatkan semangat
kelompok.
f. Kerjasama mendorong ikut serta memiliki situasi dan keadaan yang
terjadi dilingkungannya, sehingga secara otomatis akan ikut menjaga dan
melestarikan situasi dan kondisi yang telah baik.

Bentuk-Bentuk Kerjasama

Adapun bentuk-bentuk dari pengaturan kerjasama, antara lain:

a. Consortia, yaitu pengaturan kerjasama dalam sharing sumber daya. Hal ini
dilakukan karena biaya akan lebih mahal jika ditanggung sendiri-sendiri.
b. Joint Purchasing, yaitu pengaturan kerjasama dalam melakukan pembelian
barang agar dapat menekan biaya karena skala pembelian lebih besar.
c. Equipment Sharing, yaitu pengaturan kerjasama dalam sharing peralatan.
d. Cooperative Construction, yaitu pengaturan kerjasama dalam mendirikan
bangunan.
e. Joint services, yaitu pengaturan kerjasama dalam memberikan pelayanan publik.
f. Contract Services, yaitu pengaturan kerjasama di mana pihak yang satu
mengkontrak pihak lain untuk memberikan pelayanan tertentu.
g. Pengaturan lainnya, yaitu pengaturan kerjasama lain dapat dilakukan selama
dapat menekan biaya, misalnya membuat pusat pendidikan dan pelatihan.

2.3.2 Kompetisi
Secara umum, definisi persaingan atau kompetisi adalah sebuah proses
sosial, dimana ada dua atau lebih pihak yang saling berlomba lalu berbuat
sesuatu demi mencapai kemenangan. Kompetisi terjadi jika ada beberapa ada
beberapa pihak yang menginginkan sesuatu dengan jumlah terbatas. Contohnya,
ratusan karyawan yang bersaing hanya untuk mendapatkan posisi tertentu di
perusahaan. Kecil kemungkinan dalam persaingan memakai ancaman atau
kekerasan. Sehingga bisa dikatakan jika kompetisi dilakukan secara sportif atau
dengan persaingan sehat.
Jika kompetisi disertai oleh ancaman, kekerasan dan keinginan untuk
menyakiti atau merugikan orang lain disebut sebagai persaingan yang tidak
sehat. Tindakan tersebut tak lagi disebut sebagai persaingan, tetapi lebih kepada
persengketaan atau permusuhan. Apapun hasil sebuah persaingan sebaiknya
bisa diterima dengan lapang dada, tanpa ada rasa dendam. Sejak awal, setiap
pihak yang bersaing harus menyadari tentang adanya kekalahan dan
kemenangan.

Untuk memahami pengertian kompetisi dan contohnya, ada beberapa jenis persaingan
yang perlu kita ketahui diantaranya :

1. Persaingan Dalam Bidang Ekonomi


Kompetisi ini terjadi karena adanya keterbatasan jumlah benda-benda yang
berperan sebagai pemuas kebutuhan manusia seperti manusia dalam kehidupan
masyarakat, sedangkan banyak orang yang membutuhkannya. Persaingan di dunia
ekonomi yang terjadi pada umumnya seperti dalam hal perdagangan, seperti
berebut jumlah pembeli/konsumen. Lalu persaingan di bidang produksi barang
maupun jasa akan berfokus pada perebutan daerah penjualan dan sumber bahan
baku.
2. Persaingan Dalam Bidang Kebudayaan
Persaingan di bidang kebudayaan, saat ini tampak lebih mengarah pada
penggunaan teknologi komunikasi untuk mendokumentasikan kebudayaan, seperti
lewat pembuatan film maupun seni musik modern, hanya saja masih ada seni-seni
tradisional lainnya. Di samping itu, kompetisi dalam bidang olahraga sebagai hasil
kebudayaan pun sering dilakukan, ada lagi kompetisi dalam seni bela diri, seni
musik dan tari antar daerah yang juga kerap dilakukan, sehingga bisa membuktikan
mana yang menghasilkan masyarakat yang berkembang kebudayaannya dan paling
stabil.
3. Persaingan Untuk Mencapai Kekuasaan
Persaingan bentuk ini biasanya sering kita jumpai dalam instansi tertentu atau
lembaga-lembaga maupun lingkungan badan tertentu yang berada di lingkup
pemerintahan. Misalnya dengan diadakannya Pilpres ataupun PILKADA. Mereka
akan melakukan persaingan, baik persaingan secara sehat maupun tidak sehat
untuk meraih banyak suara dari masyarakat. Persaingan akibat bentuk ini paling
sering dimanfaatkan sebagai jenis persaingan tidak sehat, dan tak jarang
menimbulkan perpecahan.
4. Persaingan Rasial
Persaingan ras atau rasial saat ini bisa dianggap sebagai perang dingin, meskipun
terjadi secara tidak langsung namun tetap dilakukan dalam kehidupan
bermasyarakat. Biasanya persaingan ras tersebut muncul ketika kelompok tertentu
atau seseorang yang lebih superior menganggap dan menyuarakan bahwa ras
mereka adalah yang terbaik dibandingkan ras lainnya. Akhirnya timbullah
persaingan, hingga perpecahan.

2.3.3 Konflik
Konflik merupakan perbedaan pendapat antara anggota satu dengan yang
lainnya akibat kurangnya komunikasi di dalam suatu organisasi. Konflik
menurut Robbins adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya
ketidaksesuaian antara dua pendapat atau sudut pandang yang berpengaruh
terhadap pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh
negatif. Konflik merupakan suatu peristiwa yang sering terjadi dalam aktivitas
organisasi. Adanya individu yang beranekaragam karakteristik, sikap dan
kepentingan mendorong terjadinya konflik, baik konflik dalam diri individu itu
sendiri, konflik antar kelompok, konflik antara individu dengan kelompok dan
konflik antara kelompok dengan kelompok.
Konflik tidak terjadi begitu saja tanpa adanya alasan, penyebab terjadinya
konflik dalam organisasi yaitu seperti perbedaan individu yang meliputi
perbedaan pendirian dan perasaan, perbedaan latar belakang kebudayaan
sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda pula, perbedaan
kepentingan individu atau kelompok, perubahan-perubahan nilai yang cepat dan
mendadak dalam masyarakat dan perbedaan pola interaksi yang satu dengan
lainnya. Dengan perbedaan-perbedaan tersebut, maka konflik dapat terjadi.
Terdapat 5 jenis konflik dalam organisasi;

1. Konflik dalam diri individu, konflik ini sering terjadi dan di hadapi oleh
individu dalam memenuhi suatu pekerjaan mereka, seperti tuntutan
pekerjaan yang menjadi prioritas dan kebimbangan diri dalam
menentukan pilihan tugas ataupun trejadi karena proses internal dalam
dirinya yang saling bertentangan. Konflik ini juga terjadi apabila
pekerjaan yang dilakukan seseorang tidak sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya.
2. Konflik antar individu, konflik ini sering muncul diantara para anggota
dalam organisasi, seperti adanya adanya perbedaan pendapat dan adanya
perbedaan dalam menghadapi isu tertentu. Konflik ini berasal dari
adanya konflik antar peranan, seperti atasan dengan bawahan.
3. Konflik antar individu dan kelompok, konflik ini berhubungan dengan
cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan
oleh kelompok kerja mereka. Seperti, seorang individu yang diasingkan
karena melanggar norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok, konflik ini terjadi saat setiap kelompok ingin
mengejar kepentingan atau tujuan kelompoknya masing-masing.
Konflik antar kelompok ini dibagi menjadi 2 (dua) yaitu konflik afektif
dan substantif. Konflik afektif adalah konflik yang terjadi karena adanya
tanggapan emosional kelompok pada suatu situasi tertentu. Sedangkan
konflik substantif terjadi karena latar belakang keahlian setiap
kelompom berbeda.
5. Konflik antar organisasi, konflik ini terjadi karena adanya hubungan
organisasi dengan pihak luar, dan adanya persaingan ekonomi dalam
sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini mengarah ke timbulnya
pengembangan produk baru, teknologi atau jasa.

Konflik dalam organisasi tidak dapat kita hindari, namun dapat kita kelola agar
keberadaannya tidak merugikan organisasi.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku kelompok adalah aktifitas yang dapat diamati
dari dua atau lebih manusia atau individu yang berinteraksi dan berkumpul untuk mencapai
tujuan tertentu. Manusia sebagai individu mempunyai watak, temperamen, sifat, dan
kepribadian yang berbeda-beda. Apabila individu tersebut masuk menjadi anggota suatu
kelompok, maka sifat, watak, temperamen dan kepribadiannya akan ikut dibawa masuk ke
dalam kelompok. Dalam hal demikian maka akan terbentuk perilaku yang ada mulanya
berorientasi kepada perilaku individu harus diarahkan dan dikendalikan ke arah perilaku
yang berorientasi kelompok. Hal ini berarti perilaku individu harus diarahkan menuju
kepentingan organisasi guna mencapai tujuan organisasi sehingga dalam perkembangan
selanjutnya perilaku kelompok berkembang menjadi perilaku organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Cut Bilqis. 2019. “KERJASAMA (COOPERATION)”. Blog Mahasiswa Universitas


Brawijaya. https://blog.ub.ac.id/cutbilqis/2019/08/29/kerjasama-cooperation/ , (diakses
pada 14 November 2021).

Marksharetraining.co.id https://marksharetraining.co.id/pengertian-lompetisi-dan-contohnya/
(diakses pada 14 November 2021).

Ardanakonsultan.com https://ardanakonsultan.com/artikel/konflik-di-dalam-organisasi/
(diakses pada 14 November 2021)

Rayyan, M. 2018. “Perilaku Kelompok Dalam Organisasi”.


http://pelangihitamgelap.blogspot.com/2018/09/perilaku-kelompok-dalam-
organisasi.html?m=1 (diakses pada 11 November 2021).

Yahya, U. 2014. “Masalah Kelompok dan Pelaksanaan Kelompok”.


https://utariyahya95.wordpress.com/2014/04/23/masalah-kelompok-dan-pelaksanaan-
kelompok/ (diakses pada 15 November 2021).

Khoiriyah & Hanifah. 2016. “Perilaku Kelompok Dalam Organisasi”. Universitas Islam
Negeri Walisongo, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai