Anda di halaman 1dari 42

ANALISIS KOMUNIKASI BISNIS

FINE CUP COFFEE

Oleh :

Kelompok 5

I Gede Wied Jagadhita (202033121195)


Nyoman Ayu Mira Darmayanti (202033121204)
I Made Agus Arsa Putra (202033121205)
Putu Ayu Diah Tantri Aryaningrat (202033121213)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Analisis Komunikasi Bisnis pada
usaha “Fine Cup Coffe” ini tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan laporan ini. Tentunya laporan ini
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak I Gede Agung Wira Pertama, SE.MM
selaku dosen mata kuliah Komunikasi Bisnis yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik


dari penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun
ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Denpasar, 11 Oktober 2021

Penulis.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 2

1.3. Tujuan ..................................................................................................... 2

1.4. Manfaat ................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 4

2.1. Pengorganisasian Pesan Bisnis .............................................................. 4

2.2. Model Komunikasi David K. Berlo ....................................................... 6

2.3. Model Komunikasi Bovee dan Thill ..................................................... 8

2.4. Memformulasikan Pesan Bisnis ............................................................ 9

2.5. Revisi Pesan Bisnis ............................................................................... 11

2.6. Menulis Ulang Pesan ............................................................................ 13

2.7. Memproduksi Pesan ............................................................................. 13

2.8. Mencetak Pesan .................................................................................... 14

BAB III ISI........................................................................................................... 15

3.1. Profil Usaha ........................................................................................... 15

3.2. Sejarah berdirinya Fine Cup Coffee................................................... 15

3.3. Komunikasi Bisnis pada Fine Cup Coffee berdasarkan Teori David
K. Berlo............................................................................................................. 17

3.4. Komunikasi Bisnis pada Fine Cup Coffe berdasarkan Teori Bovee
dan Thill ........................................................................................................... 19

iii
3.5. Sistem Komunikasi Bisnis pada Fine Cup Coffe berdasarkan Saluran
Komunikasi ...................................................................................................... 21

3.6. Pengorganisasian Pesan Bisnis Fine Cup Coffee ............................... 23

3.7. Memformulasikan Pesan Bisnis pada Fine Cup Coffee .................... 25

3.8. Hambatan dan Penyelesaian Pada Fine Cup Coffee ......................... 26

3.9. Dampak Pandemi Covid-19 ................................................................. 27

BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 29

4.1. Kesimpulan ........................................................................................... 29

4.2. Saran ...................................................................................................... 30

DOKUMENTASI ................................................................................................ 31

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 38

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu maupun organisasi yang
melibatkan proses pembuatan, pembelian, penjualan, atau pertukaran barang
maupun jasa dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan. Dalam dunia bisnis
akan selalu dikaitkan dengan yang namanya komunikasi bisnis. Komunikasi
merupakan suatu interaksi sosial yang dilakukan secara indvidu maupun
berkelompok. Dengan komunikasi yang baik dan efektif, komunikator dapat
menyampaikan informasi atau pesan yang ingin disampaikan secara jelas, sehingga
komunikan dapat memahami informasi atau pesan yang disampaikan. Komunikasi
dalam bisnis tidak hanya dilakukan secara lisan melainkan dapat melalui teks atau
media komunikasi yang dinamakan pesan bisnis.

Pesan bisnis merupakan satu pesan atau surat yang digunakan untuk
menyampaikan informasi mengenai suatu hal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan kegiatan bisnis maupun keorganisasian, pesan bisnis dapat
disampaikan secara tertulis maupun tidak tertulis dari pengirim kepada penerima.
Tanpa adanya pesan bisnis maka informasi-informasi yang disampaikan tidak dapat
tersampaikan dengan baik. Pesan bisnis juga akan menuntun dunia bisnis agar
mampu memiliki komunikasi yang baik dan informatif dengan waktu yang efisien.

Dengan mempelajari pesan bisnis, kita akan dituntun untuk mengetahui cara
berkomunikasi yang baik dan benar. Menyusun pesan bisnis yang menarik
perhatian, mudah dibaca, dan mudah dipahami memerlukan kreativitas. Namun,
tujuan pesan bisnis bukanlah agar penerima terpesona akan pengetahuan dan
kreativitas pengirim. Pesan bisnis yang dibuat hendaknya tetap terpusat pada
penerima dan memiliki tujuan yang jelas.

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem komunikasi organisasi pada Fine Cup Coffee


berdasarkan model komunikasi dari teori David K. Berlo?
2. Bagaimana komunikasi organisasi Fine Cup Coffee berdasarkan model
komunikasi dari teori Bovee dan Thill?
3. Bagaimana sistem organisasi Fine Cup Coffee jika dikaitkan dengan
pengorganisasian pesan bisnis dan revisi pesan bisnis?
4. Bagaimana dampak Pandemi Covid-19 terhadusaha Fine Cup Coffee?
5. Bagaimana hambatan dan penyelesaian kendala komunikasi pada Fine
Cup Coffee?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui sistem komunikasi organisasi pada Fine Cup Coffee


berdasarkan model komunikasi dari teori David K. Berlo.
2. Untuk mengetahui komunikasi organisasi Fine Cup Coffee berdasarkan
model komunikasi dari teori Bovee dan Thill.
3. Untuk mengetahui sistem organisasi Fine Cup Coffee jika dikaitkan
dengan pengorganisasian pesan bisnis.
4. Untuk mengetahui dampak Pandemi Covid-19 terhadap kegiatan usaha
Fine Cup Coffee.
5. Untuk mengetahui hambatan dan penyelesaian komunikasi pada usaha
Fine Cup Coffee.

1.4. Manfaat

1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai teori-teori komunikasi dalam organisasi, serta
diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.

2
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak
yang membutuhkan pengetahuan dan diharapkan juga dapat memberikan
masukan dan kontribusi bagi pegawai coffe shop Fine Cup dalam
hubungan antar komunikasi organisasi, sehingga hal tersebut akan dapat
menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan dalam
terciptanya komunikasi organisasi

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengorganisasian Pesan Bisnis

Komunikasi yang tidak terorganisir dengan baik akan berdampak pada


penyampaian pesan yang sulit dipahami dan dapat berakibat adanya kesalah
pahaman pada penerima.
Hal-hal berikut bisa menyebabkan tidak baikknya pesan bisnis:
1. Bagian awal terlalu Panjang
Seringkali pesan pembuka terlalu panjang hingga beberapa paragraf.
Bagian pesan pembuka yang terlalu panjang akan menyulitkan penerima
dalam memahami ide pokoknya. Terlebih lagi apabila ide pokok yang
disampaikan terlalu ringkas.
2. Memasukan hal-hal yang tidak relevan dan tidak logis
Hal-hal yang tidak relevan hanya akan memperpanjang pesan bisnis dan
mengaburkan pesan pokok.
3. Informasi penting terlupakan
Informasi penting sering terlupakan karena perhatian terpusat pada
penyajian ide-ide pendukung atau pelengkap..
4. Pelengelompokkan pesan tidak menunjukan satu kesatuan yang logis

Pesan bisnis berorientasi pada penerima. Tujuan pesan bisnis adalah


memberikan pemahaman penerima terhadap pokok pesan tersebut. Pesan
bisnis yang baik akan memberikan beberapa manfaat yaitu, (1) membantu
audiens memahami pesan, (2) membantu audiens menerima pesan, (3)
menghemat waktu audiens, dan (4) menyederhanakan tugas komunikasi.

Mengorganisasikan pesan dengan baik dilakukan melalui tiga langkah


berikut:
1. Menetapkan ide/gagasan pokok
Sebuah pesan bisnis harus memiliki tujuan umum dan tujuan spesifik.
Ide/gagasan poko merupakan inti atau tema sentral dari pesan bisnis. Ada

4
tiga teknik untuk menentukan ide/gagasan pokok, yaitu brainstorming,
meminta petunjuk atasan, dan mengulang kebiasaan.
2. Mengelompokkan ide/gagasan
Ide pokok biasanya didukung oleh beberapa ide pendukung. Dalam
menyiapkan pesan yang panjang dan kompleks, pembuatan diagram
skematis atau kerangka akan membantu membayangkan hubungan
antara bagian-bagian pesan.
3. Memutuskan pola atau pendekatan urutan gagasan
Setelah penetapan dan pengelompokan ide pokok, perlu diputuskan pola
atau pendekatan yang dipergunakan dalam menentukan urutan penyajian
gagasan. Terdapat 2 pola pendekatan yang dapat digunakan yaitu:
a. Pendekatan deduktif atau langsung (direct approach)
Pendekatan deduktif merupakan pendekatan yang dilakukan dengan
pola urutan penyajian ide pokok ditempatkan di awal kemudian
diikuti dengan ide pendukung atau argumentasi dan bukti-bukti.
b. Pendekatan induktif atau tak langsung (indirect approach)
Pada pendekatan induktif, argumentasi atau bukti pendukung
disajikan di bagian awal diikuti ide pokok. Pendekatan ini
dipergunakan untuk pesan-pesan yang diperkirakan bisa
menimbulkan reaksi negatif atau berita tidak menyenangkan serta
penerima diperkirakan menolak gagasan yang disampaikan.
Kedua pendekatan tersebut dapat diterapkan dalam pesan singkat
(informal) maupun pesan panjang (formal).
Berdasarkan reaksi audiens, terdapat empat bentuk organisasi pesan bisnis, yaitu:
1. Direct request
Direct request atau permintaan langsung adalah pesan yang penyampaiannya
langsung pada poin yang dituju, dapat berbentuk surat dan memo. Misalnya
membuat surat penawaran kepada audiens terhadap suatu produk. Permintaan
langsung sebaiknya menggunakan pendekatan langsung.
2. Pesan rutin, good news atau good will

5
Pesan rutin merupakan pesan yang disampaikan secara rutin. Penerima pesan
rutin biasanya bersikap netral. Good news atau Good will merupakan berita
baik yang menimbulkan reaksi positif dari penerima. Misalnya, informasi
penurunan harga, undangan, ucapan selamat dan lain sebagainya. Pesan-pesan
seperti ini sebaiknya disusun menggunakan pendekatan langsung karena reaksi
audiens netral atau positif.
3. Bad News
Bad news merupakan pesan-pesan yang tidak menyenangkan dan berpotensi
menimbulkan kekecewaan dan hal negatif. Misalnya penolakan lamaran kerja,
penolakan kredit, dan penurunan pangkat. Pesan seperti ini sebaiknya
menggunakan pendekatan tak langsung.
4. Pesan persuasif
Pesan persuasif bertujuan untuk membujuk penerima yang tidak tertarik pada
pesan tersebut. Pesan ini sebaiknya disusun dengan pendekatan tidak langsung
dikarenakan ada kemungkinan penerima memberikan respon negatif.

2.2. Model Komunikasi David K. Berlo

Dalam model komunikasi David K. Berlo, unsur-unsur utama komunikasi


terdiri atas SMCR, yakni Source (sumber atau pengirim), Massage (pesan
atau informasi), Channel (saluran dan media), dan Receiver (penerima). Di
samping itu terdapat tiga unsur lain, yaitu Feedback (tanggapan balik), efek
dan lingkungan.
a) Sumber (source)
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pengirim
informasi. Sumber bisa terdiri dari satu orang atau kelompok, misalnya
organisasi, partai atau lembaga. Sumber sering disebut komunikator,
source, atau encoder.
b) Pesan
Pesan adalah sesuatu (pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau
sumber pesan saluran dan media penerima efek saluran dan media

6
propaganda) yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat
disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui komunikasi.
c) Saluran dan Media
Saluran teknologi komunikasi terdiri atas komunikasi lisan, tertulis, dan
elektronik.
Media yang dimaksud disini adalah alat atau sarana yang digunakan
untuk memindahkan pesan dari pengirim kepada penerima.
d) Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang didkirim oleh
pengirim. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau kelompok. Penerima
merupakan elemen penting dalam proses komunikasi karena menjadi
sasaran dalam suatu komunikasi.
e) Umpan Balik
Umpan atau tanggapan balik merupakan respon atau reaksi yang
diberikan oleh penerima. Dalam hal pesan belum sampai kepada
penerima, tanggapan balik dapat berasal dari media. Umpan balik bisa
berupa data, pendapat, komentar ataun saran.
f) Pengaruh atau Efek
Pengaruh/efek merupakan perbedaan antara apa yang dipikirkan,
dirasakan, dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima
pesan misalnya seperti sikap dan perilaku.
g) Lingkungan
Lingkungan atau situasi adalah factor-faktor tertentu yang dapat
memengaruhi jalannya komunikasi. Lingkungan dapat berupa:
• Lingkungan fisisk (misalnya letak geografis dan jarak)
• Lingkungan psikologi (pertimbangan jiwa)
• Dimensi waktu (misalnya musim, pagi, siang/malam)

7
2.3. Model Komunikasi Bovee dan Thill

Bovee dan Thill dalam bukunya Business Communication Today


menggambarkan proses sebagai berikut:

2. IDE BERUBAH
MENJADI PESAN

1. PENGIRIM 3. PESAN
MEMPUNYAI DISAMPAIKAN
IDE/GAGASAN

5. PENERIMA BEREAKSI 4. PENERIMA


DAN MENGIRIM UMPAN MENDAPAT PESAN
BALIK

Proses komunikasi tersebut terdiri dari 5 (lima) tahap kegiatan, yakni:

1. Pengirim memiliki ide/gagasan


Komunikasi diawali dengan adanya ide/gagasan dalam pikiran seseorang
(pengirim) dan kemudian ingin menyampaikannya kepada orang lain
(penerima).
2. Ide diubah menjadi pesan
Ide/gagasan yang ada dalam pikiran pengirim sulit dipahami oleh orang lain.
Maka agar dapat dimengerti atau diterima dengan baik, ide tersebut diubah
menjadi pesan. Perubahan ide menjadi pesan sering disebut dengan encoding.
Bentuk pesan, gaya penyampaian, dan nada tergantung pada selera dan
pilihan pengirim pesan.
3. Pemindahan pesan
Setelah ide/gagasan diubah menjadi pesan, tahap selanjutnya adalah
memindahkan pesan kepada penerima melalui bentuk komunikasi (verbal,
nonverbal, lisan, atau tertulis) dan media komunikasi (tatap muka, telepon,

8
surat, laporan, dan lain sebagainya). Pemilihan saluran dan media komunikasi
tergantung pada jenis dan sifat pesan yang akan dikirim.
4. Penerima menerima pesan
Penerima mengartikan atau menginterpretasikan pesan yang diterima.
5. Penerima pesan bereaksi dan mengirim umpan balik
Sebagai tanggapan atas pesan yang diterima, penerima akan memberi sinyal
seperti menggunakan bahasa tubuh dan secara tertulis. Umpan balik adalah
tanggapan penerima pesan dan merupakan elemen kunci dalam rantai
komunikasi. Apabila ternyata penerima tidak memahami pesan, maka pesan
perlu di revisi dan dikirim ulang.

2.4. Memformulasikan Pesan Bisnis

Ketika menyusun naskah untuk pertama kali, hal-hal yang harus


diperhatikan adalah gaya dan nada. Walaupun dapat diperhalus dengan tahap
revisi, gaya dan nada sebaiknya ditentukan sejak awal untuk menghemat
waktu penulisan ulang dan kata-kata juga disesuaikan dengan nada yang
dikehendaki.
2.4.1. Mengendalikan Gaya dan Nada
Gaya adalah cara menggunakan kata-kata untuk mencapai nada
atau kesan keseluruhan. Gaya dapat diubah-ubah sesuai dengan
kondisi suatu peristiwa, struktur kalimatnya juga disesuaikan
dengan sifat pesan dan hubungan dengan penerima. Setiap
organisasi pada umumnya memiliki gaya tersendiri dan
menggunakan kosakata tertentu yang cenderung sama. Gaya yang
jelas, ringkas dan benar serta dipadukan dengan norma-norma
kelompok organisasi akan mencerminkan suatu organisasi.
Komunikasi dikatakan efektif jika memiliki karakteristik menurut
(Quible, et. All, 1996: 27) :
1. Courtesy (sopan santun)

9
Nada sopan dan santun akan membuat penerima merasa dihargai dan
dihormati.
2. Correctness (tepat/benar)
Tidak terdapatnya kesalahan penulisan baik format, tanda baca,
penggunaan kata, ejaan dan tata bahasa. Selain itu penggunaan kata
dan istilah yang tidak familiar akan membingungkan para audiens.
3. Conciseness (ringkas)
Penggunaan kalimat aktif lebih diutamakan karena lebih mantap,
ringkas dan secara umum lebih mudah dipahami. Sedangkan
penggunaan kalimat pasif lebih baik hanya dipergunakan untuk
memperlunak berita buruk.
4. Clarity and Clearness (jelas)
Mudahnya bacaan dimengerti hanya dalam sekali baca dan tidak
menimbulkan keraguan.
5. Concreteness (tepat)
Tidak menimbulkan kesalah interpretasi karena disajikan secara
spesifik dan tidak biasa
6. Completeness (lengkap)
Memberikan informasi lengkap sesuai kebutuhan dean keinginan
penerima.

2.4.2. Mengembangkan paragraf yang logis


Paragraf adalah satu kesatuan unit pemikiran. Setiap paragraf
merupakan bagian penting dari keseluruhan pesan. Pada umumnya
paragraf yang pendek dapat lebih mudah dibaca dan dipahami
dibandingkan paragraf panjang. Paragraf umumnya memiliki tiga
unsur, yaitu kalimat topik, kalimat pendukung topik dan kalimat
peralihan. Kalimat topik mengungkapkan subjek dari paragraf dan
bagaimana subjek akan dikembangkan. Selanjutnya paragraf
dikembangkan melalui deretan kalimat berkaitan yang menyediakan

10
dukungan untuk kalimat topik. Sedangkan unsur peralihan diatur
dalam urutan yang logis dan terpadu.
Lima teknik yang paling umum digunakan untuk mengembangkan
paragraf, yaitu:
1) Ilustrasi : mengembangkan paragraf menggunakan ilustrasiatau
contoh-contoh yang dapat memperjelas ide pokok.
2) Perbandingan atau kontras : mengembangkan paragraf dengan
menguraikan persamaan dan perbedaan.
3) Sebab akibat : mengembangkan paragraf dengan teknik sebab-
akibat dan memusatkan uraian pada alasan-alasan mengenai sesuatu.
4) Klasifikasi : mengembangkan paragraf dengan memecah ide umum
menjadi beberapa kategori spesifik.
5) Masalah dan penyelesaian : mengembangkan paragraf dengan
menyajikan suatu masalah dan kemudian membahas
penyelesaiannya.

2.5. Revisi Pesan Bisnis

Menyunting Pesan Bisnis (Editing)


Setelah naskah pertama selesai, kebanyakan orang menganggap pekerjaan
menyusun pesan telah selesai dan mulai beralih ke pekerjaan lainnya. Hal
yang sesungguhnya tidaklah demikian. Menyusun pesan bisnis memerlukan
proses yang dilakukan dengan hati-hati. Draft pesan yang telah selesai harus
ditelaah ulang (review) dan diperbaiki lagi, baik dari sudut isi maupun gaya
bahasa yang digunakan, organisasi, serta format penulisannya.
2.5.1. Mengevaluasi Isi dan Organisasi
Idealnya, naskah pertama dibiarkan selama beberapa saat sebelum memulai
proses penyuntingan. Evaluasi dimulai dengan membaca secara cepat dan
memusatkan perhatian pada isi, organisasi, dan format pesan. Draft pesan
dibandingkan dengan rencana semula. Pertanyaan-pertanyaan berikut bisa
dijadikan pedoman dalam melakukan evaluasi terhadap isi, organisasi, dan
format pesan:

11
1. Apakah sudah mencakup semua butir?
2. Apakah susunan sudah bertalian secara logis?
3. Apakah sudah ada keseimbangan antara informasi umum dan spesifik?
4. Apakah gagasan yang paling penting sudah mendapat porsi cukup dan
ditempatkan pada posisi menonjol?
5. Apakah dukungan sudah cukup dan fakta sudah diperiksa ulang?
6. Apakah lebih meyakinkan bila pesan diatur dalam susunan yang
berbeda?
7. Apakah perlu menambah sesuatu?

Bagian awal dan akhir memiliki dampak yang paling besar bagi penerima.
Pastikan bahwa bagian awal relevan, menarik, dan sesuai dengan
kemungkinan reaksi penerima. Bagian akhir dikaji ulang untuk memastikan
bahwa gagasan pokok telah diringkas dengan baik dan memberikan kesan
positif pada penerima.

2.5.2. Meninjau Ulang Gaya dan Kemudahan Pembacaan


Setelah puas dengan isi, organisasi, dan format pesan, berikutnya
dievaluasi gaya dan kemudahan pembacaan. Apakah gayanya sudah
menimbulkan nada yang sesuai dengan peristiwa? Untuk memastikan
kemudahan pembacaan, periksa kembali kosakata, panjang kalimat dan
paragraf, dan struktur kalimat. Perlu dicari kemungkinan-kemungkinan
pesan lebih menarik melalui penggunaan kata-kata dan ungkapan yang lebih
kuat dan bersemangat.
Pertanyaan berikut bisa dijadikan pedoman untuk meninjau ulang gaya dan
kemudahan pembacaan:
1. Apakah informasi penting telah ditekankan secara efektif?
2. Apakah paragraf memiliki kalimat topik yang jelas?
3. Apakah peralihan antara gagasan jelas?
4. Apakah terdapat istilah atau jargon yang tidak familiar?
5. Apakah terdapat penggunaan bahasa yang berlebihan?
6. Bagaimana pengaruh pilihan kata terhadap pembaca?

12
2.6. Menulis Ulang Pesan

Ernest Hemingway menyatakan bahwa “Tidak ada yang disebut menulis –


yang ada hanya menulis ulang.” Pada kenyataannya, dalam penulisan pesan
para pelaku bisnis banyak melakukan kesalahan berikut (1) hanya
memindahkan kata-kata dan tidak memperbaiki kata sebelumnya. (2) tidak
melakukan penulisan ulang karena dianggap membuang waktu, dan (3)
mengirim dokumen pada saat terakhir dibutuhkan.
Ketika melakukan penulisan ulang, perhatian harus ditujukan pada setiap
kata yang memberikan kontribusi pada kalimat efektif dan pengembangan
kalimat, tujuannya adalah agar kalimat menjadi paragraft yang logis. Bagian-
bagian kalimat yang tidak perlu sebaiknya dihilangkan atau dihapus.
Penulisan ulang pada dokumen bisnis menjadikan dokumen menjadi lebih
ringkas.

2.7. Memproduksi Pesan

Pada masa kini, sebgaian besar dokumen Bisnis diproduksi menggunakan


computer dengan menggunakan berbagai aplikasi untuk membuat desain agar
pesan lebih menarik. Contohnya Ms.Word, deskop publishing, photoshop dan
lain-lain. Agar desain pesan Bisnis efektif, perlu diperlihatkan hal – hal
berikut :
- konsistensi
pemakaian desain yang konsisten dalam seluruh isi dokumen untuk
elemen desain yang muncul berulang – ulang. Misalnya penggunaan
margin, jenis huruf besar huruf, spasi dan garis.
- Seimbang
Supaya desain terlihat menyenangkan, perlu dijaga keseimbangan ruang
antara teks, gambar dan ruang kosong.
- Terkendali
Desain diusahakan sederhana. Terlalu banyak elemen desain atau terlalu
banyak sentuhan dekoratif akan menyebabkan dokumen terlihat kacau.
- Rincian

13
Desian yang baik akan memberikan kemudahan bagi pembaca untuk
mencari rincian pesan. Rincian pesan yang ingin ditampilkan akan
memengaruhi desain.

2.8. Mencetak Pesan

Teknologi computer saat ini sudah what you see is what you get
(WYSWYG). Tetapi mencetak dokumen dikertas perlu dilakukan untuk
memastikan marjin, penampilan, kebenaran nomor halaman, judul, gambar
dan rincian lainnya. Mencetak dokumen yang belum final (proof sheet) dapat
dilakukan menggunakan pilihan print quality yang lebih rendah (ecomode)
untuk menghemat toner atau tinta. Membaca cetakan percobaan dilakukan
untuk memeriksa kebenaran seluruh isi pesan, organisasi, penulisan, format
dan desain.

14
BAB III

ISI

3.1. Profil Usaha

1. Nama Usaha : Fine Cup Coffee


2. Nama Pemilik : Made Irvan Hilmawan
3. Jenis Usaha : Coffeeshop
4. Alamat : Jl. Prof. Moch. Yamin III No.8, Panjer, Denpasar
Selatan, Kota Denpasar, Bali.
5. Telepon : 08786228880
6. Media Sosial :
• Instagram : Fine Cupcoffee.id

3.2. Sejarah berdirinya Fine Cup Coffee

Usaha Fine Cup Coffee adalah suatu unit usaha coffeeshop yang mempunyai
salah satu tujuan untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Fine Cup Coffee
merupakan usaha coffeeshop yang telah berdiri sejak tahun 2018 yang
beralamat di Jl. Prof. Moch. Yamin III No.8, Panjer, Denpasar, Bali. Usaha ini
dirintis oleh Made Irvan Hilmawan menggunakan modal pribadinya. Sebelum
merintis usaha coffeeshop awalnya beliau bekerja ditempat usaha coffeeshop
milik orang lain selama 5 tahun, selama itu beliau sudah mendapatkan berbagai
pengalaman dan ilmu dalam bekerja di coffeeshop. Barulah setelah dititik
tersebut, dengan berbagai pengalaman dan berbagai hal yang sudah dia
dapatkan dari bekerja, beliau berkeinginan mengaplikasikan ilmu yang sudah

15
dia dapatkan sebelumnya dengan membuka bisnis sendiri. Pada akhirnya
beliau merintis coffeeshop pertamanya yang dibernama 3 Kopi. Beliau
mendirikan usaha ini berawal dari rasa penasaran dengan perbedaan rasa kopi
instan/sachet dengan rasa kopi yang dibuat secara langsung menggunakan
tangan.
Pada saat itu usaha bisnis 3 Kopi ini masih menggunakan mobil Grandmax
untuk berjualan keliling di seputaran Jl. Marlboro, Teuku Umar Barat yang
bukanya biasanya dari jam 5 sore sampai sekitar jam 2 pagi. Karena disitu cuma
bisa buka dari sore sampai malam membuat penjualan kurang maksimal,
sehingga banyak waktu kosong yang terbuang karena jualannya dimulai pada
sore hari. Pengaruh musim hujan juga membuat jualannya tidak maksimal,
apalagi sistem dari usaha tersebut seperti angkringan yang tentunya beberap
customer suka duduk berlama-lama disana. Namun, karena coffeeshop ini
memakai mobil dan harus berpindah-pindah tempat berjualannya penerapan
sistem angkringannya menjadi kurang efektif. Hal tersebut pada akhirnya
membuat beliau memilih pindah berjualan ke Jl. Badak pada bulan September
2018 dengan harapan dapat memperoleh konsumen baru. Namun ditempat
tersebut beliau berjualan tidak terlalu lama dan akhirnya memutuskan pindah
berjualan di rumah. Pada awal buka coffeeshop dirumah menu yang ditawarkan
pun saat itu hanya kopi biasa dan es kopi susu dengan snack seadanya.
Pelanggan atau customer pertama dari awal buka dirumah sebagian besar
random seperti orang-orang yang hanya datang untuk minum kopi dan
kemudian pergi. Namun dari situlah beliau banyak mendapatkan relasi dan
berkomunikasi dengan pelanggan atau customer, sehingga dengan adanya
komunikasi tersebut dapat dengan mudah mendengar berbagai saran dari
customer yang ada di coffeeshop tersebut. Seiring berjalannya waktu, usaha 3
Kopi ini semakin berkembang dan dikenal luas oleh berbagai kalangan,
akhirnya Made Irvan Hilmawan memutuskan untuk sedikit merenovasi
rumahnya menjadu coffeeshop rumahan dan menambahkan menu-menu baru,
selain itu Made Irvan Hilmawan juga mengganti nama usahanya dengan nama

16
Fine Cup Coffee. Usaha ini juga sekarang sudah memiliki cabang keduan yang
berlamat di Jln. Sumatra no. 27 Denpasar, Bali yang dengan nama Riuh Bali.

3.3. Komunikasi Bisnis pada Fine Cup Coffee berdasarkan Teori David K.
Berlo

Teori David K. Berlo (1960) mengambil pendekatan yang berbeda untuk


mengkonstruksi model. Dalam model ini diketahui bahwa komunikasi terdiri
dari 4 Proses Utama yaitu SMCR (Source, Message, Channel, dan Receiver)
lalu ditambah 3 Proses sekunder yaitu Feedback, Efek, dan Lingkungan.

a. Komunikasi antara Owner kepada Pegawai

Dalam menganalisis komunikasi yang terjadi di coffeeshop Fine


Cup Coffee yang didasarkan pada teori dari David K. Berlo dengan 4
model komunikasinya yaitu SMCR dimana komunikasi ini berlangsung
antara owner kepada pegawai mengenai penyampaian pesan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang dilakukan layaknya pegawai barista
kopi. Source (sumber) seseorang yang memberikan pesan atau dalam
komunikasi dapat disebut sebagai komunikator. Source (sumber) ini bisa
terdiri dari perorangan ataupun kelompok. Sumber informasi pada
coffeeshop Fine Cup Coffee ini yaitu ownernya sendiri dimana owner
tersebut akan mengirimkan pesan melalui saluran komunikasi ataupun
berkomunikasi secara langsung.
Saluran komukasi terdiri atas komunikasi lisan, tertulis, dan
elektronik. Saluran komunikasi yang digunakan dalam usaha ini yaitu
smartphone yang sudah lumrah digunakan banyak orang. Adapun media
yang digunakan dalam penyampaian komunikasi tersebut seperti aplikasi
WhatsApp dan Instagram. Selain melalui media komunikasi tersebut,
komunikasi antara owner dan pegawai juga dilakukan secara langsung di
tempat-tempat tertentu seperti di toko, rumah, dan lokasi lainnya yang
memungkinkan untuk melakukan komunikasi. Media sosial yang
digunakan seperti WhatsApp dan Instagram sangat membantu
memperlancar komunikasi secara mudah dan cepat. Pada aplikasi

17
WhatsApp, owner dan pegawai dapat saling memberikan informasi
mengenai keadaan coffeeshop saat itu. Dalam komunikasi ini, owner dan
pegawai akan menjadi penerima informasi mengenai perkembangan
coffeeshop. Misalnya owner memberikan pesan bahwa ada kiriman stok
bahan untuk di coffeeshop dan pegawai sebagai penerima pesan tentunya
akan menerima kiriman stok tersebut. Aplikasi Instagram juga
memberikan pengaruh besar pada perkembangan coffeeshop seperti
pemberian informasi mengenai keadaan coffeeshop ataupun promo
menarik dimana penonton (viewers) selaku penerima pesan tersebut akan
mendapatkan informasi. Promosi yang dilakukan pada media sosial akan
memberikan feedback yang sangat menguntungkan coffeeshop. Tidak
hanya owner yang mendapat feedback dari konsumen, melainkan
konsumen juga akan mendapatkan feedback seperti pelayanan,
kenyamanan, dan lain-lain. Efek diberikannya feedback tersebut akan
mampu memaksimalkan pemasaran dan pelayanan yang terbaik. Selain
itu lingkungan sekitar juga membawa pengaruh besar dalam kenyamanan
konsumen untuk berkunjung.
b. Komunikasi antara pegawai kepada Customer
Analisis komunikasi antara pegawai kepada customer di coffeeshop
Fine Cup Coffee yang didasari oleh teori komunikasi David K. Berlo
dimana pegawai akan menjadi sumber informasi dan customer sebagai
penerima informasi atau disebut komunikan. Dalam melakukan
promosi/pemasaran dilakukan melalui media sosial atau melalui
customernya sendiri. Media sosial sebagai tempat promosinya yaitu
Instagram. Sedangkan customer dapat dikatakan sebagai media promosi
karena customer akan menyampaikan pengalamannya mengunjungi
coffeeshop Fine Cup Coffee dan si penerima informasi melalui customer
tersebut akan merasa tertarik dan akhirnya mengunjungi coffeeshop
tersebut.
Selain itu informasi yang diberikan pegawai kepada customer bisa
berupa penjelasan mengenai minuman atau kopi yang dijual di

18
coffeeshop tersebut, kemudian kandungan dari minuman yang dijual
serta manfaat mengkonsumsinya. Customer akan memberikan pesan
berupa pesanan minuman yang diinginkan dan dilanjutkan dengan
pembuatan pesanan oleh barista. Setelah itu customer akan memberikan
feedback berupa pendapat, komentar, dan saran mengenai rasa dari
minuman tersebut. Selama memulai usaha ini, Fine Cup Coffee lebih
banyak mendapatkan feedback positif dari para customernya seperti
campuran bahan yang pas, dan rasa dari minuman tersebut. Feedback
customer yang diberikan melalui sosial media biasanya berupa testimoni
dimana hal tersebut secara tidak langsung akan membantu
mempromosikan usaha Fine Cup Coffee. Jadi komunikasi yang terjadi
antara pegawai dengan customer berlangsung secara baik dan efektif dan
sangat jarang terjadi miskomunikasi selama menjalankan usaha tersebut.

3.4. Komunikasi Bisnis pada Fine Cup Coffe berdasarkan Teori Bovee dan
Thill

Menurut Bovee and Thill dalam buku Business Communication Today , be,
proses komunikasi terdiri atas Lima ( 5 ) tahap, yaitu :

19
a) Pengirim Mempunyai Suatu Ide/Gagasan
Sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan, pengirim pesan harus
menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain
atau audiens. Hal ini terjadi ketika Fine Cup Coffe menyiapkan idenya atau
gagasan atau seperti apa pesan yang ingin mereka buat untuk disampaikan
kepada para konsumennya. Seperti

b) Pengirim Mengubah Ide Menjadi Sebuah Pesan


Agar ide dapat diterima dan dimengerti secara sempurna, pengirim pesan
harus memperhatikan beberapa hal, yaitu subjek (apa yang ingin
disampaikan), maksud (tujuan), audiens, gaya personl dan latar belakang
budaya. Dalam hal ini coffeshop Fine Cup Coffe mulai mendesain bagaimana
cara penyampaian gagasan mereka kepada para konsumen dalam bentuk kata
– kata ataupun kalimat. Lalu juga mereka melihat gaya seperti apa yang
tengah marak saat ini.

c) Pengirim Menyampaikan Pesan


Setelah mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah
memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran
komunikasi yang ada kepada si penerima pesan. Fine Cup Coffe
menyampaikan pesan melalui media sosial yang mereka miliki seperti
mempostingnya pada feeds Instagram atau story Instagram.

d) Penerima Menerima Pesan


Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim
(komunikator) mengirimkan suatu pesan dan penerima (komunikan)
menerima pesan tersebut. Ketika Fine Cup Coffe memposting pesan mereka
di media sosial Instagram para konsumennya akan secara langsung dapat
melihat dan menerima pesan tersebut.

e) Penerima harus Memberikan tanggapan dan umpan balik ke pengirim

20
Umpan balik ( feed back ) adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai
komunikasi.impan balik tersebut merupakan tanggapan penerima pesan yang
memungkinkan pengirim untuk memulai efektivitas suatu pesan. Biasanya
Feed back yang diberikan oleh para kosumen Fine Cup Coffe adalah berupa
balasan atau komentar bahkan ada juga yang merepost dan mentag akun Fine
Cup Coffe.

3.5. Sistem Komunikasi Bisnis pada Fine Cup Coffe berdasarkan Saluran
Komunikasi

Dari hasil penelitian bahwa peran pimpinan sangat penting dalam sebuah
organisasi atau perusahaan karena komunikasi secara vertikal maupun
horizontal keduanya sangat berperan demi kemajuan organisasi atau
perusahaan dengan tujuan keduanya saling memberikan informasi dan
keterbukaan agar komunikasi antara bawahan dengan pimpinan berjalan
dengan efektif.
a. Komunikasi dari Atasan kepada Bawahan
Komunikasi yang terjadi antara atasan kepada bawahan pada
coffeeshop Fine Cup Coffee adalah komunikasi vertikal. komunikasi
vertikal sendiri adalah komunikasi yang terjadi antara atasan dengan
bawahan. Pada coffeeshop Fine Cup Coffee komunikasi yang terjadi

21
antaran atasan dengan bawahan dapat dikatakan sudah cukup efektif,
dikarenakan setiap pengarahan yang di berikan oleh atasan kepada
bawahan bisa diterima dengan baik dan arahan yang diberikan cukup
jelas dan mudah dipahami bagi bawahannya. Komunikasi yang terjalin
dilakukan secara lisan maupun menggunakan media aplikasi WhatsApp.
Kemudian dapat dilihat dari setiap tugas yang diberikan oleh atasan
kepada bawahannya selalu dikerjakan dengan baik dan maksimal. Atasan
pun selalu memiliki solusi dengan cara mengadakan rapat dan diskusi
untuk membicarakan soal permasalahan.
b. Komunikasi dari Bawahan kepada Atasan
Komunikasi vertikal juga terjadi antara bawahan dengan atasan.
Komunikasi ini umumnya bertujuan untuk melakukan kegiatan seperti
pelaporan kegiatan, penyampaian gagasan dan penyampaian informasi
yang menyangkut masalah - masalah pekerjaan atau rencana kegiatan
yang akan dilakukan. komunikasi ini dapat dilakukan secara langsung
dan tidak langsung atau secara tertulis. Dalam komunikasi antara owner
dengan karyawannya terbilang berjalan cukup efektif. komunikasi antara
karyawan kepada owner juga pernah mengalami miskomunikasi Seperti
contohnya pada saat melayani customer. Awalnya pembeli memesan
minuman kepada karyawan tetapi, selang beberapa menit ternyata
pembeli ingin menambah pesanannya dan memberitahu owner tentang
hal tersebut tetapi owner lupa memberitahu karyawan sehingga terjadi
kesalahan dalam jumlah pesanan yang diminta. Namun, coffeeshop Fine
Cup Coffee dapat dengan cepat menangani masalah tersebut dengan cara
lebih aktif dalam menginformasikan pesanan dan lebih banyak lagi
berkomunikasi dengan karyawannya, sehingga tidak akan terjadi
permasalahan serupa.
c. Komunikasi antar sesama Rekan Kerja
Komunikasi yang dilakukan secara horizontal atau komunikasi antar
sesama pegawai sepatutnya berjalan dengan efektif karena para pegawai
tidak hanya berkomunikasi atau bertukar informasi pada tempat dan

22
waktu di saat jam kerja saja, namun mereka dapat berkomunikasi pada
saat diluar jam kerja tersebut, dengan cara memanfaatkan media aplikasi
WhatsApp sebagai alat bantu komunikasi. Sehingga komunikasi
horizontal yang dilakukan antar sesama anggota dapat berjalan dengan
efektif.
Coffeeshop “Fine Cup Coffee” yang juga memiliki cabang
keduanya yang diberi nama “Riuh Bali” untuk komunikasi horizontal
yang dilakukan antar pegawai dari usaha tersebut berjalan dengan efektif
secara langsung maupun dalam aplikasi WhatsApp, karena pada saat jam
kerja komunikasi juga terjadi antar sesama rekan kerja mengenai bahan-
bahan produksi apa saja yang kurang atau dibutuhkan, begitu juga
sebaliknya pada saat jam istirahat mereka berkumpul bersama untuk
saling bertukar informasi tentang bagaimana perkembangan dari
coffeeshop tersebut, apakah perkembangannyaa naik atau menurun dan
bagaimana pemasukan keuangan yang terjadi, apakah sudah mencapai
target atau belum. Tujuan dari adanya komunikasi antar sesama rekan
kerja yaitu agar mereka bisa saling berkoordinasi dengan baik agar
kemudian dapat memberikan suatu dampak yang baik, sehingga
coffeeshop tersebut dapat berjalan dengan lancar.

3.6. Pengorganisasian Pesan Bisnis Fine Cup Coffee

Pengorganisasian merupakan proses mengatur dan pengelompokan kegiatan


oleh suatu organisasi yang bertujuan agar semua kegiatan dapat berjalan efektif
dan efisien. Pengorganisasian pada pesan bisnis sangat perlu dilakukan, karena
pesan yang tidak terorganisir dengan baik akan berpengaruh pada isi dan
penyampaian pesan tersebut. Pada coffeeshop Fine Cup Coffee
pengorganisasian pesan bisnis ini diterapkan saat pembuatan pesan
pemberitahuan, laporan penjualan dan proposal kerjasama. Ketiga hal tersebut
dikelompokkan berdasarkan jenisnya, misalnya pembuatan pesan
pemberitahuan. Pesan pemberitahuan ini bersifat nonformal dan berfungsinya
untuk menyampaikan atau memberitahukan informasi kepada customer

23
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan usaha pada Fine Cup Coffee
seperti perubahan jam kerja, penambahan varian menu dan kegiatan lainnya.
Informasi ini biasanya diberitahukan melalui sosial media Instagram.
Berikut adalah bentuk organisasi pesan bisnis yang terdapat pada Fine Cup
Coffee.
1. Direct Request
Dalam usaha Fine Cup Coffee, Direct request biasanya dilakukan pada
customer-customer tertentu. Customer yang dimaksudkan yaitu customer
yang hendak membeli atau memesan minuman dalam jumlah yang
banyak. Biasanya jika customer memesan secara langsung rentan terjadi
kesalahan-kesalahan. Untuk menghindari hal tersebut maka pegawai
biasanya mencatat segala pesanan menggunakan memo. Direct request
ini biasanya terjadi pada jam-jam sibuk atau saat ada banyak pelanggan
yang berkunjung.
2. Pesan rutin, good news atau good will
Pesan rutin yang terdapat di Fine Cup Coffee biasanya berupa pengingat
mengenai jam buka dan promosi produk. Misalnya saat Fine Cup Coffee
sedang mengadakan diskon produk, owner atau pegawai akan memberi
pengumuman melalui sosial media maupun melalui pamflet yang
ditempel pada kedai sebagai pengingat bahwa produk tersebut sedang
diskon. Good news biasanya terjadi saat ada informasi mengenai menu
baru dan harga promo pada menu tersebut.
Contoh good news pada Fine Cup Coffe:

24
3. Bad News
Pada usaha Fine Cup Coffee bad news yang dialami yaitu saat penerapan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dimana jam
buka menjadi terbatas. Fine Cup Coffee biasanya memberikan informasi
melalui media sosial seperti Instagram untuk memberikan informasi
tersebut kepada pelanggan. Selain itu, Bad News pada Fine Cup Coffee
juga dapat berupa habisnya stok bahan baku pembuatan kopi dan
informasi mengenai kedai yang tutup lebih awal.

3.7. Memformulasikan Pesan Bisnis pada Fine Cup Coffee

Setelah melakukan pengorganisasian pesan, selanjutnya dilakukan


penyusunan naskah pesan. Ketika melakukan penyusunan naskah pesan, hal
yang harus diperhatikan adalah penggunaan gaya dan nada bahasa. Gaya dan
nada bahasa merupakan cara penggunaan kata dalam penulisan pesan yang
bertujuan untuk memberi kosakata yang baik dan jelas pada pesan. Gaya dan

25
nada pesan yang sopan dan bersahabat akan memungkinkan komunikasi
menjadi lancar. Tentunya sebelum mengirim pesan pemberitahuan ke
Instagram, pihak Fine Cup Coffee terlebih dahulu melakukan penyusunan
naskah pesan. Naskah pesan yang akan disampaikan haruslah logis dan mudah
dipahami oleh semua kalangan. Hal ini bertujuan agar customer yang
menerima pesan tersebut tidak mengalami misinformasi.

3.8. Hambatan dan Penyelesaian Pada Fine Cup Coffee

Fine Cup Coffee pernah mengalami hambatan atau kendala yang dijalankan
selama memulai usaha tersebut. Tak jarang kendala tersebut berdatangan dan
dimana mampu menurunkan kualitas usaha itu sendiri. Hambatan yang pernah
di alami oleh usaha Fine Cup Coffee yaitu antara lain:
1) Ekspansi Pasar (Market Expansion), yang artinya usaha dengan barang atau
jasa yang dimiliki bermaksud untuk merambah pasar baru,
mengembangkan pasar yang sudah ada di titik geografis baru, hingga
menjangkau pengguna-pengguna baru yang belum pernah sama sekali
menggunakan produknya. Dimana kendala ini terjadi saat awal usaha ini
dibuka dengan mobil Grandmax kemudian beralih dengan membuka
Coffeeshop di rumah owner sendiri. Hal ini perlu memerlukan banyak
waktu agar customer mengetahui perpindahan usaha ini dan mulai menarik
minat konsumen kembali.
2) Hambatan komunikasi juga pernah dialami yaitu adanya miskomunikasi.
Dimana saat adanya ojek online yang hendak mengambil pesanan sesuai
dengan keinginan customer namun terjadi kesalahan request (permintaan)
customer yang berujung memberikan feedback negative.
3) Hambatan selanjutnya yaitu hambatan lingkungan dimana tempat untuk
customer menikmati pesanan seperti meja dan tempat duduk yang terbatas
karena lokasi yang hanya di halaman rumah sehingga disaat kondisi
coffeeshop ramai, tak jarang beberapa customer mengurungkan niatnya
untuk membeli.

26
Dalam setiap hambatan yang terjadi pasti akan ada cara penyelesaian hambatan
yang bertujuan untuk meminimalisir kesalaha yang sama terjadi kembali.
Adapun cara penyelesaian hambatan yang dilakukan oleh owner maupun
pegawai Fine Cup Coffee antara lain :

1) Selalu mengenalkan pada masyarakat luas mengenai minuman yang dijual


dan manfaat yang akan diperoleh jika mengkonsumsi minuman tersebut.
Hal ini dilakukan dengan membuat akun media sosial dan menggunggah
postingan yang menarik. Selain itu dengan mengadakan promo-promo
yang menarik dan disukai oleh para customer.
2) Cara mengatasi miskomunikasi yaitu dengan meningkatkan sarana yang
mendukung komunikasi baik itu komunikasi langsung atau tak langsung.
Seperti menambah fasilitas Wifi pada Fine Cup Coffee dimana akan
mempermudah owner ataupun pegawai melakukan pertukaran
pesan/komunikasi. Selain itu wifi juga dapat menguntungkan customer
dimana bisa digunakan untuk membuat tugas, bermain game, dan masih
banyak lagi.
3) Cara mengatasi hambatan lingkungan yaitu dengan menata tempat
nongkrong yang senyaman mungkin dan serapi mungkin. Hal ini bertujuan
agar customer yang hendak menikmati minuman di tempat (dine in) akan
merasakan nyaman atau betah di Fine Cup Coffee tersebut.

3.9. Dampak Pandemi Covid-19

Dampak pandemi Covid – 19 memiliki dampak yang begitu besar di semua


sektor. Tak terkecuali sektor ekonomi, selama Covid – 19 banyak protokol
yang harus ditaati oleh berbagai tempat – tempat umum yaitu menyediakan
tempat untuk mencuci tangan, alat pengukur suhu tubuh, mengurangi kapasitas
pengunjung dan penerapan jaga jarak (social distancing). Salah satunya yang
terkena dampak adalah pada coffeshop Fine Cup Coffee dimana jumlah
penurunan pembeli terjadi secara drastis pada awal pandemi. Owner fFine Cup
Coffee mengatakan bahwa selama Covid – 19 usahanya amat sangat terganggu
mulai dari jam operasional yang berkurang karena pembatasan yang dilakukan

27
oleh pemerintah, hal ini berdampak pada minat pembeli yang semakin menipis
yang menyebabkan tidak adanya pemasukan. Dalam hal komunikasi sebelum
dan selama pandemi Covid – 19 Fine Cup Coffee telah menggunakan media
komunikasi berupa WhatsApp dan bekerja sama dengan perusahaan ojek
online yaitu Gojek dan Grab dalam memasarkan produknya.

28
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil laporaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa


komunikasi di Fine Cup Coffe menggunakan pengorganisasian pesan Bisnis
karena pada coffeeshop Fine Cup Coffee ini diterapkan saat pembuatan pesan
pemberitahuan, laporan penjualan dan proposal kerjasama. Fine Cup Coffe
juga memformulasikan pesan bisnis ketika melakukan penyusunan naskah
pesan, hal yang diperhatikan adalah penggunaan gaya dan nada bahasa.
Adapun komunikasi yang digunakan pada Fine Cup Coffe ini meliputi model
komunikasi vertical yaitu komunikasi dari atasan ke bawahan seperti pada
saat atasan memberikan perintah atau arahan kepada bawahannya serta pada
saat bawahan memberikan laporan kepada atasannya mengenai evaluasi yang
terjadi pada perusahaannya. Selain itu pada Fine Cup Coffe juga
menggunakan komunikasi horizontal yang digunakan antara sesama
karyawan. Fine Cup Coffe juga menggunakan saluran komunikasi lisan
maupun secara langsung. Fine Cup Coffe juga menerapkan sistem
komunikasi melalui media sosial seperti Whatsapp dan Instagram serta
menggunakan aplikasi layanan pengantar online seperti Gojek hingga Grab
dengan begitu Fine Cup Coffe dapat menjangkau lebih luas pemasaran
produk dan mendapatkan konsumen lebih banyak lagi serta mempermudah
pemesanan di kondisi pandemi saat ini.

Direct request biasanya dilakukan di Fine Cup Coffee untuk customer


yang hendak membeli atau memesan minuman dalam jumlah yang banyak.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pesanan saat memesan/order
secara langsung. Pesan rutin yang terdapat di Fine Cup Coffee biasanya
berupa pengingat untuk setiap promosi produk. Dan good news biasanya
terjadi saat ada informasi mengenai menu baru dan harga promo pada menu
tersebut. Pada usaha Fine Cup Coffee bad news yang dialami yaitu saat
penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dimana

29
jam buka menjadi terbatas. Fine Cup Coffee biasanya memberikan informasi
melalui media sosial seperti Instagram untuk memberikan informasi tersebut.
Adapun hambatan yang dialami oleh Fine Cup Coffe yaitu Ekspansi
Pasar (Market Expansion) dimana kendala ini memerlukan banyak waktu
agar customer mengetahui perpindahan usaha ini dan mulai menarik minat
konsumen kembali. Hambatan komunikasi juga pernah dialami yaitu adanya
miskomunikasi serta hambatan selanjutnya yaitu hambatan lingkungan
dimana tempat untuk customer menikmati pesanan seperti meja dan tempat
duduk yang terbatas karena lokasi yang hanya di halaman rumah. Adapun
cara penyelesaian hambatan yang dilakukan oleh owner maupun pegawai
Fine Cup Coffee Selalu mengenalkan pada masyarakat luas mengenai
minuman yang dijual dan manfaat yang akan diperoleh, Cara mengatasi
miskomunikasi yaitu dengan meningkatkan sarana yang mendukung
komunikasi, Cara mengatasi hambatan lingkungan yaitu dengan menata
tempat nongkrong yang senyaman mungkin dan serapi mungkin.

4.2. Saran
Fine Cup Coffee merupakan coffeeshop yang berjalan dengan baik dan
bisa dikatakan cukup sukses karena telah memiliki cabang baru. Selain itu
Fine Cup Coffee sudah mengikuti perkembangan pasar. Komunikasi yang
dilakukan juga cukup baik karena menggunakan bahasa nonformal sehingga
komunikasi terasa lebih santai.
Saran kami yaitu dengan canggihnya alat elektronik saat ini dan
banyaknya media komunikasi yang tersebar seperti Facebook dan Tiktok
seharusnya dapat dimanfaatkan dengan maksimal untuk melakukan promosi-
promosi menarik yang bertujuan agar Fine Cup Coffee ini lebih dikenal oleh
banyak orang. Unggahan yang ditambahkan pada media social Instagram
sebaiknya lebih diperbanyak untuk menarik konsumen. Selain itu
penambahan pegawai pada toko pertama juga sebaiknya diperlukan agar bisa
lebih maksimal lagi dalam melayani konsumen.

30
DOKUMENTASI

• Fine Cup Coffee

31
• Cabang keduanya yakni Riuh Bali

• Menu dan Produk

• Proses pembuatan kopi

32
• Wawancara dengan owner

• Foto bersama owner

33
• Komunikasi antara Owner kepada Pegawai

• Komunikasi antara pegawai kepada Customer

34
• Komunikasi antar sesama Rekan Kerja

• Sosial media Instagram Fine Cup Coffee

35
• Instagran Riuh Bali cabang dari Fine Cup Coffe

• Contoh Promosi online secara tidak langsung pada Fine Cup Coffee dan Riuh
Bali

36
• Review pelanggan

37
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. ANDI Yogyakarta. Yogyakarta.

Riris, Setiadi (2018) ANALISIS DESKRIPTIF PROGAM ”SABA KOTA” RADIO


DUTA NUSANTARA 92,1 FM TENTANG INFORMASI LOKAL PADA
MASYARAKAT PONOROGO DI MEDIA ONLINE. Skripsi (S1) thesis,
Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

DRH Pandjaitan. 2016. “ Komunikasi Bisnis (MODUL BER-ISBN) “ ,


http://repository.lppm.unila.ac.id/2300/1/MODUL%20FIX%20KOMBIS
%20DOROTHY%202016.pdf, (diakses pada 2 Oktober 2021)
Prof. Dra. Isnawijayani,Msi.Ph.D. “MODUL KOMUNIKASI BISNIS”
http://eprints.binadarma.ac.id/3031/1/MODUL.pdf , (diakses pada 2
Oktober 2021)
NADUS SOFYAN SIPAYUNG . “Alur Komunikasi menurut Boove dan Thill”
https://sites.google.com/site/alurkomunikasiboovethill/ , ( diakses pada 13
Oktober 2021)

38

Anda mungkin juga menyukai