Anggota Kelompok 4:
Puji Syukur kami ucapkan kepada kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung
Rasulullah SAW yang telah membimbing kita menuju jalan yang lurus.
Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak yang
telah membantu kami menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini. Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Pesan adalah suatu yang dikirimkan ataupun diterima dari tindakan komunikasi langsung
baik berupa komunikasi verbal maupun nonverbal atau pesan adalah setiap pemberitahuan
(pikiran dan perasaan). Dalam suatu organisasi, pesan yang disampaikan oleh pemimpin kepada
para bawahan, terkadang tidak terorganisasi dengan baik. Hal ini menyebabkan pesan yang
disampaikan tidak mengenai sasaran atau hasilnya tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki.
Dengan mengatur ide secara logis, berurutan, dan tidak bertele-tele, ide yang disampaikan
dapat memuaskan kebutuhan informasi, motivasi, dan praktis bagi audiens. Mengorganisasi
pesan secara baik adalah suatu keharusan dan menjadi tantangan bagi komunikator. Hal yang
perlu diperhatikan dalam mengorganisasi pesan yang baik sebagai berikut: Subjek dan tujuan
harus jelas, semua informasi harus berhubungan dengan subjek dan tujuan, ide harus
dikelompokkan dengan cara yang logis, semua informasi yang penting harus sudah tercakup.
Revisi dalam organisasi sangat diperlukan agar pesan bisnis yang telah direncanakan dan
dibuat dapat ditinjau ulang atau disempurnakan untuk menghindari terjadinya kesalahan ketik,
sehingga sesuai dengan maksud dan tujuan yang dikehendaki. Dalam menulis pesan bisnis yang
baik diperlukan proses pemikiran, tenaga, dan waktu yang cukup. Agar pesan bisnis efektif,
diperlukan pemahaman terhadap proses penyusunan pesan bisnis. Penyusunan pesan-pesan
bisnis meliputi tiga komposisi, yaitu: Perencanaan, Pengorganisasian dan Revisi.
B. Rumusan Masalah
2. Apa saja hal-hal yang mendasar dari tahap perencanaan pesan-pesan bisnis?
8. Apa itu pesan bisnis tertulis dan apa saja cakupan pesan bisnis tertulis?
C. Tujuan Masalah
2. Untuk Mengetahui Hal-hal yang mendasar dari tahap perencanaan pesan-pesan bisnis.
7. Untuk Mengetahui Keterampilan apa saja yang diperlukan dalam merevisi pesan bisnis.
8. Untuk Mengetahui Apa itu pesan bisnis tertulis dan apa saja cakupan pesan bisnis tertulis.
9. Untuk Mengetahui Apa itu pesan bisnis lisan dan apa saja cakupan pesan bisnis lisan.
10. Untuk Mengetahui contoh pesan bisnis yang sering digunakan.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Analisis Audiens
Sasaran atau target utama dari setiap komunikasi adalah penerima atau audiens. Oleh
karena itu, analisis terhadap audiens sangat perlu dilakukan. Audiens dalam studi komunikasi
bisa individu ataupun organisasi. Audiens biasanya memiliki pemahaman yang berbeda-beda
atas pesan yang mereka terima.
a. Temukan apa yang ingin diketahui audiens, tidak semua audiens pandai
mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya. Cobalah menggali keinginan audiens
dengan melakukan pertanyaan ulang yang lebih spesifik untuk menghindari keraguan.
b. Antisipasi pertanyaan yang tidak diungkapkan, informasi tambahan yang relevan perlu
diberikan untuk mengantisipasi kebutuhan informasi yang tidak disadari oleh audiens.
Hal itu akan menimbulkan kesan baik karena audiens memperoleh informasi yang lebih
luas dari harapannya.
c. Berikan semua informasi yang diperlukan oleh audiens, ujilah kelengkapan pesan yang
dikirim dengan berpedoman pada 5W + 1H (Who, What, Why, When, Where, dan
How).
d. Pastikan bahwa Informasi yang diberikan akurat, ketetapan informasi harus dipastikan
terlebih dahulu sebelum membuat komitmen tertulis. Kaji ulang tanggal, jadwal, asumsi,
perhitungan matematika, atau keuangan untuk memastikan keabsahannya.
e. Tekankan gagasan yang paling menarik bagi audiens, di antara beberapa gagasan yang
disampaikan, lakukan penekanan pada gagasan yang paling menarik perhatian audiens.
3. Memuaskan kebutuhan motivasional audiens
Pesan yang bertujuan membujuk dan bekerja sama seringkali gagal mengubah
keyakinan atau perilaku audiens, dapat disebabkan oleh pesan yang menyajikan informasi yang
tidak di perlukan, alasan yang dikemukakan tidak rasional, terlalu panjang dan tidak menarik
untuk dibaca. Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan dari audience untuk tidak mau
mengubah sesuatu yang ada dengan hal yang lebih baru. Untuk mengatasi kendala tersebut
perlu melakukan pendekatan dengan memberikan argumentasi yang bersifat rasional dan
pendekatan emosi audience.
1. Storyteller’s Tour
Hidupkan tape recorder dan telaah pesan-pesan yang disampaikan. Fokuskan pada alasan
berkomunikasi, poin utama, rasionalitas dan implikasi bagi penerima.
2. Random List
Tulis segala sesuatu yang ada dalam pikiran diatas kertas kosong. Selanjutnya pelajari
hubungan antara ide-ide tersebut.
3. CFR (Conclusions, Finding, Recommendations) worksheet
Jika subjek yang dibahas mencakup pemecahan masalah, gunakan suatu worksheet yang akan
membantu menjelaskan hubungan antara temuan (findings), kesimpulan (conclusions) dan
rekomendasi (recommendation) yang akan di berikan.
4. Pendekatan Jurnalistik (journalistic approach)
Pendekatan jurnalistik memberikan poin baik sebagai langkah awal menentukan ide pokok.
5. Rantai Jawab dan Tanya (question and answer chain)
Barangkali pendekatan yang terbaik adalah melihat dari sisi perspektif audiens.
6. Pembatasan Cakupan
Penyajian informasi rutin kepada audiens yang telah dikenal sebaiknya menggunakan kata
yang singkat untuk membangkitkan hormat audiens kepada komunikator dan menghindari
skeptic dari audiens yang belum dikenal. Ide pokok dari pesan-pesan selebihnya disesuaikan
dengan waktu yang ada dan haruslah mudah dimengerti serta diterima oleh audiens.
1. Mengorganisasikan Pesan-pesan
Dalam suatu organisasi, pesan-pesan yang disampaikan oleh pemimpin kepada para
bawahan, terkadang tidak terorganisasi dengan baik. Hal ini menyebabkan pesan yang
disampaikan tidak mengenai sasaran atau hasilnya tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki.
Hal-hal yang menyebabkan pesan-pesan tidak terorganisir:
1. Bertele-tele
Pesan awal yang bertele-tele, membuat pembaca memerlukan waktu yang cukup lama untuk
dapat memahami maksud pesan yang disampaikan.
2. Memasukkan bahan-bahan yang tidak relevan
Adanya informasi yang tidak relevan akan membuang waktu. Selain itu membuat pesan
yang disampaikan menjadi kabur, tidak jelas dan sulit dipahami.
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengorganisasi pesan-pesan yang baik sebagai berikut:
1. Mulailah dengan ide pokok, ide pokok akan membantu dalam menetapkan tujuan dan
strategi umum dari suatu pesan. Ide pokok dapat dirangkum ke dalam dua hal: Pertama
adalah hal apa yang ingin dilakukan atau dipikirkan oleh audiens. Kedua adalah alasan
mengapa mereka harus melakukan hal tersebut.
2. Nyatakan poin-poin pendukung yang penting, poin-poin pendukung akan memperkuat
tentang ide-ide pokok yang kita tentukan.
3. Ilustrasi dengan bukti-bukti, memberikan ilustrasi dengan mengemukakan bukti yang
berhasil dikumpulkan. Semakin banyak bukti yang disajikan, outline yang dibuat akan
menjadi semakin baik.
b. Menentukan Urutan dengan Rencana Organisasional
Untuk dapat menentukan urutannya, ada 2 pendekatan penting, yaitu:
1. Pendekatan Langsung (deduktif): Ide pokok muncul paling awal, kemudian diikuti
dengan bukti-bukti pendukungnya. Biasanya reaksi dari audiens atau penerima pesan
akan positif dan menyenangkan.
2. Pendekatan Tidak Langsung (induktif): Bukti-bukti muncul terlebih dahulu, kemudian
diikuti dengan ide pokoknya. Biasanya audiens akan merespon negatif dan tidak
menyenangkan.
Kedua pendekatan dasar tersebut dapat diterapkan baik untuk pesan singkat (memo dan
surat), maupun pesan formal (laporan, usulan, presentasi). Untuk memilih diantara kedua
alternatif, harus dianalisis terlebih dahulu bagaimana reaksi audiens terhadap maksud, tujuan
dan pesan-pesan yang akan disampaikan.
Setelah dianalisis kemungkinan reaksi para audiens dan memilih suatu pendekatan umum, maka
dapat dipilih rencana organisasional yang paling cocok sebagai berikut:
1. Direct Request
Direct request dapat berupa surat maupun memo. Bila para audiens akan menjadi
tertarik atau memiliki hasrat yang luar biasa, dapat digunakan permintaan langsung (direct
request). Oleh karena itu, permintaan langsung menggunakan pendekatan langsung, karena
langsung pada poin yang dituju. Contoh dari pesan permintaan langsung ini dapat terlihat pada
pembuatan surat pesanan, permintaan rutin, aduan atau klaim, permintaan kredit rutin.
4. Pesan-pesan Persuasif
Bila audiens benar-benar sangat tidak tertarik terhadap pesan-pesan yang disampaikan,
dapat digunakan dengan cara yang tidak langsung. Sehingga perlu membuka pikiran audiens
dengan melakukan persuasi sehingga mereka dapat memahami fakta yang ada.
Kebanyakan pesan-pesan singkat dapat menggunakan salah satu dari keempat dasar
rencana organisasional, tetapi untuk pesan yang lebih panjang, seperti laporan atau presentasi
diperlukan pola yang lebih kompleks. Pola tersebut dapat dibedakan kedalam dua kategori,
yaitu: informasional dan analitikal.
1. Courtesy (sopan santun): Nada sopan dan santun akan membuat penerima merasa
dihargai dan dihormati.
2. Correctness (tepat/benar): Tidak terdapatnya kesalahan penulisan baik format, tanda
baca, penggunaan kata, ejaan dan tata bahasa. Selain itu penggunaan kata dan istilah
yang tidak familiar akan membingungkan para audiens.
3. Conciseness (ringkas): Tidak mengulang kata-kata yang tidak diperlukan. Penggunaan
kalimat aktif lebih diutamakan karena lebih mantap, ringkas dan secara umum lebih
mudah dipahami. Sedangkan penggunaan kalimat pasif lebih baik hanya dipergunakan
untuk memperlunak berita buruk.
4. Clarity and Clearness (jelas): Bacaan dimengerti hanya dalam sekali baca dan tidak
menimbulkan keraguan.
5. Completeness (lengkap): Memberikan informasi lengkap sesuai kebutuhan dan
keinginan penerima.
Paragraf adalah satu kesatuan unit pemikiran. Setiap paragraf merupakan bagian penting
dari keseluruhan pesan. Pada umumnya paragraf yang pendek dapat lebih mudah dibaca dan
dipahami dibandingkan paragraf panjang. Paragraf umumnya memiliki tiga unsur, yaitu kalimat
topik, kalimat pendukung topik dan kalimat peralihan. Kalimat topik mengungkapkan subjek
dari paragraf dan bagaimana subjek akan dikembangkan. Selanjutnya paragraf dikembangkan
melalui deretan kalimat berkaitan yang menyediakan dukungan untuk kalimat topik. Sedangkan
unsur peralihan diatur dalam urutan yang logis dan terpadu.
Lima teknik yang paling umum digunakan untuk mengembangkan paragraf, yaitu:
1. Keterampilan Merevisi
Dalam menulis surat-surat bisnis yang baik diperlukan proses pemikiran, tenaga dan
waktu yang cukup. Akan berbahaya apabila penyampaian pesan-pesan bisnis cenderung
dilakukan secara asal-asalan dan ceroboh, baik dari sisi substansi isi pesan maupun format
penulisannya. Pesan-pesan bisnis terbagi menjadi dua yaitu pesan bisnis tertulis dan pesan
bisnis secara lisan. Kedua bentuk pesan bisnis tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dari
sisi format penulisan, gaya penulisan, maupun cara penyampaiannya.
Pada saat melakukan evaluasi, ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian,
antara lain: substansi suatu pesan, pengorganisasian pesan, dan gaya penulisannya. Berikut
pertanyaan penting yang perlu diperhatikan, antara lain:
Pada saat yang sama, lakukan cek ulang untuk mengetahui apakah pesan yang
disampaikan sudah jelas, tidak membingungkan, dan mudah dipahami oleh audiens. Di samping
itu, untuk lebih memudahkan audiens menangkap pesan anda, perlu dibuat judul, sub judul,
indentasi, huruf tebal, garis bawah, huruf miring, huruf berwarna, tabel, gambar, dan
sejenisnya.
Mengedit mekanika atau teknis penulisan suatu pesan-pesan bisnis yang mencakup antara lain:
1. Susunan kalimat yang digunakan, apakah sudah sesuai dengan kaidah kebahasaan yang
ada, sehingga mudah dipahami dengan baik.
2. Penggunaan kapitalisasi secara tepat.
3. Penulisan tanda baca secara benar.
4. Perhatikan makna keutuhan suatu kalimat, sehingga makna suatu kalimat dapat
dipahami dengan mudah.
5. Perhatikan terjadinya pengulangan kata yang tidak tepat dalam suatu kalimat. Hal ini
dapat menghilangkan makna suatu pesan bisnis yang telah disampaikan.
c. Mengedit Format dan Layout
Di samping melakukan penelaahan terhadap tata bahasa, ejaan, kesalahan tulis, dan
tanda baca, format penulisannya juga tidak boleh diabaikan begitu saja. Jika format
penulisannya menarik, ditata rapi, bersih, tidak penuh coretan, dan kertas yang digunakan
berkualitas baik, audiens akan senang membacanya.
Langkah pertama dalam melakukan pengeditan pesan bisnis adalah mengedit substansi
pesan yang akan disampaikan pada audiens.
Gaya bahasa yang digunakan dalam penyajian pesan bisnis secara lisan lebih menarik
dan dinamis daripada yang berbentuk tertulis karena cara penyampaiannya yang lebih santai,
luwes, dan tidak monoton. Di samping itu, melalui penyajian secara lisan penerima pesan akan
lebih mudah memahami maksud dan tujuan suatu pesan dengan penyampaian pesan secara
langsung.
1. Kalimat Sederhana, hanya memiliki sebuah subjek dan sebuah predikat. Namun tidak
menutup kemungkinan suatu kalimat dilengkapi dengan objek baik langsung maupun
tak langsung.
2. Kalimat Majemuk, berisi dua atau lebih klausa independen dan tidak mempunyai klausa
dependen. Kalimat majemuk dihubungkan dengan kata penghubung seperti “dan”,
“tetapi”, “atau”. Klausa independen merupakan klausa yang dapat berdiri sendiri atau
mempunyai pengertian yang utuh, sedangkan klausa dependen adalah klausa yang tidak
dapat berdiri sendiri sehingga tidak memiliki klausa yang utuh.
3. Kalimat Kompleks, berisi sebuah klausa independen dan satu atau lebih klausa
dependen sebagai anak kalimat.
3. E-mail Penawaran
E-mail penawaran yang satu ini akan disampaikan melalui surel atau mengandalkan
teknologi dan jaringan internet. Kemajuan Iptek ini memang sangat membantu perusahaan
dalam penyebaran informasi dan pesan ini pada beberapa pihak yang telah ditentukan. E-Mail
penawaran ini biasanya disampaikan oleh bagian atau divisi marketing perusahaan pada relasi
atau konsumennya, dengan tujuan menawarkan produk tertentu atau sebagai notifikasi akan
beberapa hal penting yang sedang terjadi.
5. Telemarketing
Contoh pesan bisnis yang terakhir adalah telemarketing. Penyampaian pesan secara lisan
tidak harus selalu ada pertemuan secara langsung, dengan jarak jauh pun bisa. Salah satunya
dengan telemarketing ini. Bagian atau divisi telemarketing akan bertugas memberikan informasi
ataupun melakukan penawaran produk atau kerjasama pada pihak lain yang disampaikan
langsung melalui saluran telepon.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam menulis pesan bisnis ada beberapa tahapan, pertama perencanaan lalu
pengorganisasian dan terakhir revisi pesan. Perencanaan pesan merupakan suatu langkah
strategis bagi pencapaian tujuan organisasi secara menyeluruh dan merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan komunikasi.
Tahap pertama dalam merencanakan suatu pesan bisnis adalah memikirkan maksud atau
tujuan komunikasi. Lalu ada analisis audiens. Sasaran utama dari setiap komunikasi adalah
penerima atau audiens. Audiens dalam studi komunikasi bisa individu ataupun organisasi.
Audiens biasanya memiliki pemahaman yang berbeda-beda atas pesan yang mereka terima.
Dilanjut dengan penentuan ide pokok, seleksi saluran dan media. Pilihan saluran dan media
komunikasi sangat tergantung pada sifat pesan, waktu, formalitas, dan harapan penerima.
Saluran komunikasi terdiri atas saluran komunikasi lisan dan tertulis.
Tahap kedua yaitu pengorganisasian pesan-pesan bisnis. Pengorganisasian dan
penyusunan dokumen dimulai dari penyusunan kata-kata, kalimat, paragraf, serta memilih
ilustrasi yang akan digunakan untuk mendukung ide atau gagasan. Ada hal yang perlu
diperhatikan dalam mengorganisasi pesan-pesan yang baik; subjek dan tujuan harus jelas,
semua informasi yang penting harus sudah tercakup.
Tahap terakhir adalah revisi pesan bisnis yaitu penyempurnaan atau perbaikan (revisi)
terhadap pesan bisnis. Revisi sangat diperlukan agar pesan bisnis yang telah direncanakan dan
dibuat dapat ditinjau ulang atau disempurnakan untuk menghindari kemungkinan terjadinya
kesalahan ketik atau kekurangan lainnya, sehingga sesuai dengan maksud dan tujuan yang
dikehendaki. Dalam pesan bisnis ada beberapa contoh pesan bisnis yang umum digunakan,
meliputi; laporan bisnis, surat penawaran kerjasama, e-mail penawaran,pidato, seminar,
pertemuan, telemarketing.
KASUS
Berdasarkan hasil wawancara cara di PT. Bank UOB terdapat permasalahan dalam
menyampaian pesan karyawan sales credit card yang menyebabkan pesan-pesan tidak
terorganisasi dengan baik. Hal ini menjadikan pesan-pesan yang disampaikan tidak mengenal
sasaran sehingga menimbulkan hubungan yang tidak harmonis sesama karyawan sales credit
card. Di antaranya karyawan sales credit card tidak menerima pesan yang disampaikan oleh PT
Bank UOB Indonesia yang menimbulkan informasi yang tidak relevan dan tidak penting dalam
pesan yang disampaikan kepada karyawan sales credit card. Informasi yang tidak relevan, di
samping membuang-buang waktu, juga dapat membuat pesan-pesan yang disampaikan menjadi
tidak jelas, dan sulit dipahami.
Untuk mengatasi hal tersebut PT Bank UOB Indonesia Cabang Harmorni melakukan
pendekatan langsung dan tidak langsung dengan memberikan arahan yang baik dalam
hubungan tidak harmonis para karyawan. Di dalam pendekatan langsung, ide pokok muncul
paling awal kemudian diikuti bukti-bukti pendukungnya untuk mengunakan pendekatan ini bila
reaksi karyawan sales credit card cenderung positif atau menyenangkan. Di dalam pendekatan
tidak langsung, bukti-bukti muncul terlebih dahulu kemudian diikuti dengan ide pokoknya
untuk mengunakan pendekatan ini bila reaksi karyawan sales credit card cenderung negatif atau
tidak menyenangkan. Hal-hal tersebut diduga yang menyebabkan hubungan tidak harmonis
para pegawai salas credit card yang ada di PT. Bank UOB Indonesia.
Suatu organisasi harus memiliki seorang praktisi PR yang memiliki teknik bisnis yang
baik untuk bisa menghadapi permasalahan yang melanda organisasi yang di tanganinya.
komunikasi bisnis yang terjadi dalam organisasi itu sendiri, baik itu komunikasi antara atasan
dengan bawahan atau komunikasi antar rekan kerja, maupun dengan berbagai pihak di luar
organisasi atau perusahaan, seperti pelanggan, konsumen, kreditur, pemasok, pesaing,
masyarakat, pemeritah, dan sebagainya. Komunikasi bisnis pada dasarnya proses menciptakan
dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain
untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Dengan demikian
diharapkan, dari kegiatan komunikasi bisnis yang terencana dan terorganisasikan itu
memberikan dampak positif pula bagi pencapaian tujuan organisasi.
Pada penelitian ini terdapat tiga dimensi yaitu, hal-hal yang menyebabkan pesan-pesan
tak terorganisasi dengan baik, pentingnya pengorganisasian pesan yang baik. pengorganisasian
pesan-pesan melalui outline. Pada dimensi pertama yaitu hal hal yang menyebabkan pesan-
pesan tak terorganisasi dengan baik terdapat empat indikator bertele-tele, memasukkan bahan-
bahan yang tidak relevan, menyajikan ide ide secara tidak. logis, informasi penting kadang kala
tidak tercakup di dalam pembahasan. Pada dimensi kedua yaitu pentingnya pengorganisasian
pesan yang baik terdapat empat indikator membantu audiens memahami suatu pesan,
membantu audiens menerima suatu pesan, menghemat waktu, mempermudah pekerjaan
komunikator. Pada dimensi ketiga yaitu pengorganisasian pesan-pesan melalui outline terdapat
dua indikator mendefinisikan dan. mengelompokkan ide, menentukan urutan ide dengan
rencana organisasional.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat nilai Mean tertinggi berada pada dimensi kedua
yaitu pentingnya pengorganisasian pesan yang baik terdapat empat indikator membantu audiens
memahami suatu pesan, membantu audiens menerima suatu pesan, menghemat waktu,
mempermudah pekerjaan komunikator. Dalam melakukan penilaian pengorganisasian pesan-
pesan bisnis, pihak PT Bank UOB Indonesia melakukan pengidentifikasian masalah terhadap
hubungan tidak harmonis karyawan sales credit card. Selain itu, PT Bank UOB Indonesia
memberikan informasi mengenai cara komunikasi yang baik dalam mencapai keharmonisan. PT
Bank UOB Indonesia menjalankan program komunikasi yang baik sebagai perusahaan swasta
yang pedull terhadap lingkungan internal. PT Bank UOB Indonesia juga mencari tahu terhadap
kebutuhan karyawan dan mengenall masalah yang ada di karyawan PT Bank UOB Indonesia.
Adapun dimensi dengan nilai Mean terendah berada pada dimensi pertama yaitu hal-hal yang
menyebabkan pesan-pesan tak terorganisasi dengan baik. Hal ini menunjukkan PT Bank UOB
Indonesia kurang maksimal dalam menyosialisasikan pengorganisasian pesan-pesan bisnis.
Sehingga pengorganisasian pesan-pesan bisnis yang diberikan tidak dipahami dengan baik oleh
pihak karyawan serta tidak dilakukannya program pengembangan yang berikutnya. 78 Terbukti
bahwa masih ada hal yang perlu ditingkatkan oleh PT Bank UOB Indonesia dalam
pengorganisasian pesan-pesan bisnis.
Terlihat dari dimensi dengan nilai rendah yaitu hal-hal yang menyebabkan pesan-pesan
tak terorganisasi dengan baik. Karyawan sales credit carad tidak mengetahui dengan baik
mengenal pengorganisasian pesan-pesan bisnis yang akan diadakan di PT Bank UOB Indonesia
serta tidak mengetahui rencana lanjutan yang dilakukan oleh PT Bank UOB Indonesia. Dalam
informasi yang diperoleh penulis melalui hasil wawancara cara untuk hubungan karyawan sales
credit card di Bank UOB Indonesia dinilai memiliki hubungan tidak harmonis, diantaranya
karyawan mempermasalahkan terhadap pesan-pesan tidak terorganisasi dengan baik, maka PT
Bank UOB Indonesia Cabang Harmorni melakukan pendekatan langsung dan tidak langsung
dengan memberikan arahan yang baik dalam hubungan tidak harmonis para karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.ub.ac.id/komunikasibisnisbg/2015/03/13/perencanaan-pengorganisasian-dan-
revisi-pesan-pesan-bisnis/
https://www.researchgate.net/publication/362706130_Teori_Komunikasi_Bisnis/link/62fb0
4d0ceb9764f72feaa44/download
https://www.studocu.com/id/document/universitas-nasional/management/sistem-
komunikasi-perbankan-syariah-kelompok-12-2/36257405
https://www.academia.edu/8904758/perencanaan_pesan_pesan_bisnis#:~:text=Perencanaa
n%20pesan%20bisnis%20adalah%20proses%20komposisi%20penyusunan%20pesan,apak
ah%20tujuan%20realistis%2C%20waktu%20tepat%2C%20dan%20dapat%20diterima
https://bukausaha.com/contoh-pesan-bisnis/
https://www.studocu.com/id/document/universitas-pembangunan-nasional-veteran-
yogyakarta/management/makalah-proses-penulisan-pesan-pesan-bisnis/43667102
https://books.google.co.id/books?id=rGm-
IHwZG0sC&pg=PA34&dq=pengertian+perencanaan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0
&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjTlbvygOX9AhUmTGwGHZF6Ak0Q
6AF6BAgJEAM#v=onepage&q=pengertian%20perencanaan&f=false
https://books.google.co.id/books?id=NqowMZkeX3AC&pg=PR8&dq=pengertian+revisi+p
esan+bisnis&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=
2ahUKEwi-
jsqiguX9AhXGS2wGHezpB_sQ6AF6BAgIEAM#v=onepage&q=pengertian%20revisi%20
pesan%20bisnis&f=false
https://www.studocu.com/id/document/universitas-singaperbangsa-
karawang/manajement/pengorganisasian-pesan-pesan-bisnis-pt-bank-uob-
indonesia/47505019
Kontribusi Kelompok 4:
1. Viora Viken: mencari materi perencanaan pesan bisnis, pengorganisasian pesan bisnis,
revisi pesan bisnis, contoh pesan bisnis, dan kesimpulan, mencari study kasus.
2. Dwi Amanda Ismi: merangkum materi dan tambahan materi pengertian perencanaan,
pengorganisasian, dan revisi.
5. Tesa Wilfasari: mencari materi perencanaan pesan bisnis, pengorganisasian pesan bisnis,
revisi pesan bisnis, dan latar belakang.