Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KELOMPOK 4

KOMUNIKASI DAN KORESPONDENSI BISNIS


“PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN, DAN REVISI PESAN BISNIS’’

Anggota Kelompok 4:

1. Viora Viken (2100532003)

2. Dwi Amanda Ismi (2100532013)

3. Perdi Febrian (2100532017)

4. Dinda Sabrina Kemala (2100532029)

5. Tesa Wilfasari (2100532049)

Dosen Pengampu : Ridho Ryswaldi, ST, MM

PROGRAM STUDI D3 ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ANDALAS
TP 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kepada kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung
Rasulullah SAW yang telah membimbing kita menuju jalan yang lurus.

Adapun makalah ini berjudul “Perencanaan, Pengorganisasian dan Revisi pesan


bisnis” disusun guna memenuhi tugas Bapak Ridho Ryswaldi ST,MM pada matakuliah
Komunikasi dan Korespondensi Bisnis. Pada makalah ini kami membahas tentang Memahami
Komunikasi Bisnis yang berisikan bagaimana cara berkomunikasi dalam bisnis baik secara
verbal maupun nonverbal dengan mempertimbangkan hal-hal yang perlukan untuk mencapai
tujuan tertentu. Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
bagi mahasiswa.

Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak yang
telah membantu kami menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini. Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.

Padang, 17 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................... 3
BAB I ........................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 4
C. Tujuan Masalah................................................................................................................. 5
BAB II ......................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 6
A. Perencanaan Pesan-Pesan Bisnis ..................................................................................... 6
1. Penentuan Tujuan ............................................................................................................... 6
2. Analisis Audiens ................................................................................................................ 7
3. Penentuan Ide Pokok .......................................................................................................... 8
4. Seleksi Saluran dan Media ................................................................................................. 9
B. Pengorganisasian Pesan-Pesan Bisnis............................................................................ 10
1. Mengorganisasikan Pesan-pesan ...................................................................................... 10
2. Mengorganisasikan Pesan-pesan Melalui Outline ........................................................... 12
3. Memformulasikan Pesan Bisnis ....................................................................................... 13
C. Revisi Pesan-Pesan Bisnis ............................................................................................... 15
1. Keterampilan Merevisi ..................................................................................................... 15
2. Pemilihan Kata yang Tepat .............................................................................................. 17
3. Membuat Kalimat yang Efektif ........................................................................................ 17
D. Contoh pesan bisnis yang umum digunakan ................................................................ 18
1. Laporan Bisnis.................................................................................................................. 18
2. Surat Penawaran Kerjasama ............................................................................................. 18
3. E-mail Penawaran ............................................................................................................ 18
4. Pidato, Seminar, Pertemuan ............................................................................................. 18
5. Telemarketing................................................................................................................... 19
BAB III...................................................................................................................................... 20
PENUTUP................................................................................................................................. 20
Kesimpulan............................................................................................................................. 20
KASUS ...................................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pesan adalah suatu yang dikirimkan ataupun diterima dari tindakan komunikasi langsung
baik berupa komunikasi verbal maupun nonverbal atau pesan adalah setiap pemberitahuan
(pikiran dan perasaan). Dalam suatu organisasi, pesan yang disampaikan oleh pemimpin kepada
para bawahan, terkadang tidak terorganisasi dengan baik. Hal ini menyebabkan pesan yang
disampaikan tidak mengenai sasaran atau hasilnya tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki.
Dengan mengatur ide secara logis, berurutan, dan tidak bertele-tele, ide yang disampaikan
dapat memuaskan kebutuhan informasi, motivasi, dan praktis bagi audiens. Mengorganisasi
pesan secara baik adalah suatu keharusan dan menjadi tantangan bagi komunikator. Hal yang
perlu diperhatikan dalam mengorganisasi pesan yang baik sebagai berikut: Subjek dan tujuan
harus jelas, semua informasi harus berhubungan dengan subjek dan tujuan, ide harus
dikelompokkan dengan cara yang logis, semua informasi yang penting harus sudah tercakup.
Revisi dalam organisasi sangat diperlukan agar pesan bisnis yang telah direncanakan dan
dibuat dapat ditinjau ulang atau disempurnakan untuk menghindari terjadinya kesalahan ketik,
sehingga sesuai dengan maksud dan tujuan yang dikehendaki. Dalam menulis pesan bisnis yang
baik diperlukan proses pemikiran, tenaga, dan waktu yang cukup. Agar pesan bisnis efektif,
diperlukan pemahaman terhadap proses penyusunan pesan bisnis. Penyusunan pesan-pesan
bisnis meliputi tiga komposisi, yaitu: Perencanaan, Pengorganisasian dan Revisi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian dari Perencanaan pesan-pesan bisnis?

2. Apa saja hal-hal yang mendasar dari tahap perencanaan pesan-pesan bisnis?

3. Bagaimana cara pengorganisasian pesan yang benar?

4. Bagaimana cara mengorganisir pesan-pesan melalui outline?

5. Bagaimana cara memformulasi pesan bisnis?

6. Apa itu revisi pesan bisnis?


7. Keterampilan apa yang diperlukan dalam merevisi pesan bisnis?

8. Apa itu pesan bisnis tertulis dan apa saja cakupan pesan bisnis tertulis?

9. Apa yang dimaksud pesan bisnis Lisan?


10. Sebutkan contoh pesan bisnis yang sering digunakan?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Pengertian dari perencanaan pesan-pesan bisnis.

2. Untuk Mengetahui Hal-hal yang mendasar dari tahap perencanaan pesan-pesan bisnis.

3. Untuk Mengetahui Cara pengorganisasian pesan yang benar.

4. Untuk Mengetahui Cara mengorganisir pesan-pesan melalui outline.

5. Untuk Mengetahui Cara memformulasi pesan bisnis.

6. Untuk Mengetahui Apa itu revisi pesan bisnis.

7. Untuk Mengetahui Keterampilan apa saja yang diperlukan dalam merevisi pesan bisnis.

8. Untuk Mengetahui Apa itu pesan bisnis tertulis dan apa saja cakupan pesan bisnis tertulis.

9. Untuk Mengetahui Apa itu pesan bisnis lisan dan apa saja cakupan pesan bisnis lisan.
10. Untuk Mengetahui contoh pesan bisnis yang sering digunakan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perencanaan Pesan-Pesan Bisnis


Perencanaan merupakan proses membuat rencana yang kelak dipakai perusahaan dalam
rangka melaksanakan pencapaian tujuannya. Di dalam kegiatannya, perusahaan banyak
berhadapan dengan berbagai keterbatasan sumber daya seperti tenaga kerja, dana, waktu,
peralatan dan kemampuan. Karena itu, dengan adanya rencana, kegiatan menjadi lebih efektif
dan efisien, terlebih lagi dalam rangka melaksanakan roda perusahaan yang kompleks dan
penuh persaingan. Perencanaan pesan merupakan suatu langkah strategis bagi pencapaian
tujuan organisasi secara menyeluruh dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
komunikasi. Dalam tahap ini, hal-hal mendasar dari suatu pesan yang akan dikomunikasikan.
Secara rinci, tahap perencanaan tersebut meliputi:
1. Penentuan Tujuan
Tahap pertama dalam merencanakan suatu pesan bisnis adalah memikirkan maksud atau
tujuan komunikasi. Sebelum memutuskan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada
pihak lain maka perlu terlebih dahulu menjawab pertanyaan penting, yaitu: Apakah tujuan
tersebut realistis, Apakah waktunya sudah tepat, Apakah orang yang mengirimkan pesan sudah
tepat, dan Apakah tujuannya sudah dapat diterima organisasi tersebut.
Untuk dapat melakukan hal itu, pertama kita harus menentukan tujuan yang jelas dan dapat
diukur sesuai dengan tujuan organisasi. Tujuan yang jelas akan dapat membantu mengarahkan
anda mencapai tujuan yang dikehendaki. Di samping itu penentuan tujuan yang jelas bagi suatu
organisasi akan membantu proses pengambilan keputusan yang mencakup antara lain:

1. Keputusan untuk meneruskan pesan, sebelum menyampaikan pesan kita harus


menanyakan kepada diri sendiri, apakah pesan yang akan disampaikan benar-benar
diperlukan atau tidak.
2. Keputusan untuk menanggapi untuk menanggapi audiens, perlu mempertimbangkan
motif-motif audiens untuk memutuskan bagaimana cara yang paling baik untuk
menghadapinya. Apakah mereka mengharapkan keuntungan? Apakah harapan mereka
sesuai dengan harapan komunikator?
3. Keputusan untuk memutuskan isi pesan, komunikator harusnya memasukan informasi
yang penting, yang relevan dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan karena
dengan mempunyai tujuan yang jelas dapat membantu memusatkan isi pesan.
4. Keputusan untuk menetapkan media yang akan digunakan, media komunikasi yang
digunakan dapat berupa lisan atau tulisan. Penentuan media yang digunakan untuk
menyampaikan suatu pesan, sangat tergantung pada tujuan yang dikehendaki.
Ada tiga tujuan umum komunikasi, yaitu:

1. Memberi informasi (informing).


2. Membujuk atau persuasi (persuading).
3. Melakukan kerjasama atau kolaborasi (collaborating).
Masing-masing tujuan tersebut akan menentukan tingkat partisipasi penerima dan
tingkat pengendalian pengirim. Jika hanya bertujuan memberikan informasi, akan diperlukan
sedikit partisipasi komunikan, dan kendali pesan sepenuhnya berada pada komunikator. Jika
pesan bersifat persuasi akan memerlukan partisipasi komunikan dan interaksi yang lebih tinggi,
dan kendali pesan yang tidak sepenuhnya berada pada komunikator.

2. Analisis Audiens
Sasaran atau target utama dari setiap komunikasi adalah penerima atau audiens. Oleh
karena itu, analisis terhadap audiens sangat perlu dilakukan. Audiens dalam studi komunikasi
bisa individu ataupun organisasi. Audiens biasanya memiliki pemahaman yang berbeda-beda
atas pesan yang mereka terima.

1. Mengembangkan Profil Audiens


Analisis terhadap audiens yang sudah dikenal biasanya relative lebih mudah dilakukan
tanpa harus melalui penelitian yang rumit. Demikian juga, reaksi atas pesan yang dikirim
kepada orang yang sudah dikenal yang pada umumnya dapat diperkirakan. Contoh audiens
yang sudah dikenal atasan, rekan sekerja, pelanggan lama, dan pemasok lama. Untuk audiens
yang sama sekali belum dikenal maka komunikator perlu melakukan investigasi untuk
mengantisipasi reaksi mereka:

a. Analize: Siapa pihak penerima pesan?


b. Understand: Bagaimana pengetahuan penerima mengenai subjek?
c. Demographics: Berapa umur, Jenis kelamin, Pendidikan penerima?
d. Interest: Apa yang menarik perhatian penerima?
e. Environment: Apakah penerima bersahabat atau bermusuhan?
f. Needs: Informasi apa yang diperlukan penerima?
g. Customize: Bagaimana penyesuaian pesan yang diperlukan?
h. Expectation: Apa yang diharapkan penerima?
2. Memuaskan Audiens akan Kebutuhan Informasi
Pesan yang baik akan mampu memenuhi semua pertanyaan penerima. Memenuhi
kebutuhan informasi penerima merupakan salah satu kunci sukses pesan bisnis. Ada lima
pedoman yang perlu diperhatikan agar pesan bisnis mampu memenuhi kebutuhan informasi
audiens, yaitu:

a. Temukan apa yang ingin diketahui audiens, tidak semua audiens pandai
mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya. Cobalah menggali keinginan audiens
dengan melakukan pertanyaan ulang yang lebih spesifik untuk menghindari keraguan.
b. Antisipasi pertanyaan yang tidak diungkapkan, informasi tambahan yang relevan perlu
diberikan untuk mengantisipasi kebutuhan informasi yang tidak disadari oleh audiens.
Hal itu akan menimbulkan kesan baik karena audiens memperoleh informasi yang lebih
luas dari harapannya.
c. Berikan semua informasi yang diperlukan oleh audiens, ujilah kelengkapan pesan yang
dikirim dengan berpedoman pada 5W + 1H (Who, What, Why, When, Where, dan
How).
d. Pastikan bahwa Informasi yang diberikan akurat, ketetapan informasi harus dipastikan
terlebih dahulu sebelum membuat komitmen tertulis. Kaji ulang tanggal, jadwal, asumsi,
perhitungan matematika, atau keuangan untuk memastikan keabsahannya.
e. Tekankan gagasan yang paling menarik bagi audiens, di antara beberapa gagasan yang
disampaikan, lakukan penekanan pada gagasan yang paling menarik perhatian audiens.
3. Memuaskan kebutuhan motivasional audiens
Pesan yang bertujuan membujuk dan bekerja sama seringkali gagal mengubah
keyakinan atau perilaku audiens, dapat disebabkan oleh pesan yang menyajikan informasi yang
tidak di perlukan, alasan yang dikemukakan tidak rasional, terlalu panjang dan tidak menarik
untuk dibaca. Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan dari audience untuk tidak mau
mengubah sesuatu yang ada dengan hal yang lebih baru. Untuk mengatasi kendala tersebut
perlu melakukan pendekatan dengan memberikan argumentasi yang bersifat rasional dan
pendekatan emosi audience.

3. Penentuan Ide Pokok


Setelah menganalisis tujuan dan audiens, selanjutnya adalah menentukan cara untuk
mencapai tujuan tersebut. Setiap pesan-pesan bisnis akan bermuara pada satu tema pokok yaitu
ide pokok, selebihnya adalah ide-ide pendukung. Sebelum menentukan ide-ide pokok, hal-hal
penting harus diidentifikasikan terlebih dahulu.
Teknik Curah Pendapat (Brainstorming), teknik ini memberikan keleluasaan pikiran
untuk mencari berbagai kemungkinan, menguji berbagai alternatif dengan mempertimbangkan
tujuan, audiens, dan fakta yang ada.

Beberapa teknik curah pendapat yang dapat digunakan antara lain:

1. Storyteller’s Tour
Hidupkan tape recorder dan telaah pesan-pesan yang disampaikan. Fokuskan pada alasan
berkomunikasi, poin utama, rasionalitas dan implikasi bagi penerima.
2. Random List
Tulis segala sesuatu yang ada dalam pikiran diatas kertas kosong. Selanjutnya pelajari
hubungan antara ide-ide tersebut.
3. CFR (Conclusions, Finding, Recommendations) worksheet
Jika subjek yang dibahas mencakup pemecahan masalah, gunakan suatu worksheet yang akan
membantu menjelaskan hubungan antara temuan (findings), kesimpulan (conclusions) dan
rekomendasi (recommendation) yang akan di berikan.
4. Pendekatan Jurnalistik (journalistic approach)
Pendekatan jurnalistik memberikan poin baik sebagai langkah awal menentukan ide pokok.
5. Rantai Jawab dan Tanya (question and answer chain)
Barangkali pendekatan yang terbaik adalah melihat dari sisi perspektif audiens.
6. Pembatasan Cakupan
Penyajian informasi rutin kepada audiens yang telah dikenal sebaiknya menggunakan kata
yang singkat untuk membangkitkan hormat audiens kepada komunikator dan menghindari
skeptic dari audiens yang belum dikenal. Ide pokok dari pesan-pesan selebihnya disesuaikan
dengan waktu yang ada dan haruslah mudah dimengerti serta diterima oleh audiens.

4. Seleksi Saluran dan Media


Pilihan saluran dan media komunikasi sangat tergantung pada sifat pesan, waktu,
formalitas, dan harapan penerima. Saluran komunikasi terdiri atas saluran komunikasi lisan
(oral communication) dan tertulis (written communication). Masing-masing saluran memiliki
beberapa jenis media. Media yang dimaksud adalah alat atau sarana yang digunakan untuk
memindahkan pesan dari pengirim kepada penerima.
1. Saluran Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan merupakan saluran yang paling banyak digunakan dalam bisnis.
Komunikasi itu antara lain, percakapan antara dua orang secara langsung (wawancara, pidato,
seminar, pelatihan, presentasi bisnis), melalui media telepon, voice mail, radio, televisi,
computer, video conference, teleconference. Saluran lisan dapat digunakan apabila:

a. Diperlukan umpan balik secara langsung dari penerima.


b. Pesan relatif sederhana dan mudah dimengerti.
c. Tidak memerlukan catatan permanen.
d. Penerima dapat dikumpulkan dengan mudah dan ekonomis.
e. Ingin mendorong interaksi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
2. Saluran Komunikasi Tertulis
Pesan-pesan tertulis dalam bisnis dibuat dalam berbagai bentuk, misalnya surat, memo,
proposal, dan laporan. Pesan tertulis bisa ditulis tangan atau dengan bantuan media elektronik.
Media elektronik yang biasanya dipergunakan adalah e-mail, telepon (sms), mesin faks,
telegram, pos biasa dan khusus. Saluran komunikasi tertulis tepat dipergunakan apabila:

a. Tidak diperlukan umpan balik secara langsung dari penerima.


b. Pesan terinci dan kompleks.
c. Memerlukan perencanaan yang seksama.
d. Memerlukan catatan permanen.
e. Penerima dalam jumlah banyak.
f. Penerima sulit dijangkau karena tersebar secara geografis.
g. Ingin meminimalkan peluang distorsi.

B. Pengorganisasian Pesan-Pesan Bisnis


Setelah tahap perencanaan, selanjutnya ide atau gagasan dituangkan dalam pesan
tertulis. Pengorganisasian dan penyusunan dokumen dimulai dari penyusunan kata-kata,
kalimat, paragraf, serta memilih ilustrasi yang akan digunakan untuk mendukung ide atau
gagasan.

1. Mengorganisasikan Pesan-pesan
Dalam suatu organisasi, pesan-pesan yang disampaikan oleh pemimpin kepada para
bawahan, terkadang tidak terorganisasi dengan baik. Hal ini menyebabkan pesan yang
disampaikan tidak mengenai sasaran atau hasilnya tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki.
Hal-hal yang menyebabkan pesan-pesan tidak terorganisir:

1. Bertele-tele
Pesan awal yang bertele-tele, membuat pembaca memerlukan waktu yang cukup lama untuk
dapat memahami maksud pesan yang disampaikan.
2. Memasukkan bahan-bahan yang tidak relevan
Adanya informasi yang tidak relevan akan membuang waktu. Selain itu membuat pesan
yang disampaikan menjadi kabur, tidak jelas dan sulit dipahami.

3. Menyajikan ide-ide yang tidak logis


Adanya ide-ide yang tidak logis dan tidak terkait dengan topik bahasan, menyebabkan
komunikasi tidak lancar karena audiens akan sulit memahami poin penting yang disampaikan.

4. Informasi penting kadang kala tidak tercakup dalam pembahasan


Keasikan membahas hal-hal yang tidak relevan dan bersifat bombastis membuat pesan
penting justru terlupakan dari topik pembahasan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam mengorganisasi pesan-pesan yang baik sebagai berikut:

1. Subjek dan tujuan harus jelas.


2. Semua informasi harus berhubungan dengan subjek dan tujuan.
3. Ide-ide harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis.
4. Semua informasi yang penting harus sudah tercakup.
Suatu pesan yang disusun dengan baik akan membantu audiens terutama dalam hal berikut ini:

1. Memahami pesan yang disampaikan


Dengan mengemukakan hal-hal penting secara jelas, menyusun ide-ide secara logis dan
berurutan, serta memasukan semua informasi yang relevan dalam pesan, maka audiens akan
lebih mudah dalam memahami maksud dan isi pesan.

2. Membantu audiens menerima pesan


Pengorganisasian pesan-pesan yang baik disamping membantu audiens dalam
memahami maksud pesan, juga membantu audiens untuk dapat menerima isi pesan tersebut.

3. Menghemat waktu audiens


Apabila suatu pesan tidak terorganisasi dengan baik, penyampaiannya akan
menghabiskan waktu audiens. Dengan hanya menyampaikan informasi yang relevan, dapat
menghemat waktu audiens. Disamping itu, audiens dapat dengan mudah mengikuti alur
pemikiran pesan yang disampaikan, tanpa harus memeras otak dan mengerutkan dahi.

4. Mempermudah pekerjaan komunikator.


Pengorganisasian pesan-pesan yang baik dapat membantu pekerjaan komunikator,
sehingga dapat selesai lebih cepat dan menghemat waktu. Hal ini merupakan faktor yang
penting dalam dunia bisnis, di mana penyelesaian pekerjaan berjalan dengan baik, cepat, dan
efisien. Dengan mengetahui apa yang ingin disampaikan dan mengetahui cara
menyampaikannya, rasa percaya diri komunikator akan meningkat. Semakin tinggi rasa percaya
diri komunikator, semakin cepat dan efisien dalam menyelesaikan pekerjaan.

2. Mengorganisasikan Pesan-pesan Melalui Outline


a. Mendefinisikan dan Mengelompokkan Ide-ide
Apabila menyusun pesan yang panjang dan kompleks, outline sangat diperlukan.
Outline akan membantu memvisualisasikan hubungan antara bagian yang satu dengan bagian
yang lainnya. Outline akan memberikan arahan sehingga komunikator dapat menyampaikan ide
dengan cara sistematik, efisien dan efektif. Susunan outline dapat digolongkan ke dalam 3
kelompok:

1. Mulailah dengan ide pokok, ide pokok akan membantu dalam menetapkan tujuan dan
strategi umum dari suatu pesan. Ide pokok dapat dirangkum ke dalam dua hal: Pertama
adalah hal apa yang ingin dilakukan atau dipikirkan oleh audiens. Kedua adalah alasan
mengapa mereka harus melakukan hal tersebut.
2. Nyatakan poin-poin pendukung yang penting, poin-poin pendukung akan memperkuat
tentang ide-ide pokok yang kita tentukan.
3. Ilustrasi dengan bukti-bukti, memberikan ilustrasi dengan mengemukakan bukti yang
berhasil dikumpulkan. Semakin banyak bukti yang disajikan, outline yang dibuat akan
menjadi semakin baik.
b. Menentukan Urutan dengan Rencana Organisasional
Untuk dapat menentukan urutannya, ada 2 pendekatan penting, yaitu:

1. Pendekatan Langsung (deduktif): Ide pokok muncul paling awal, kemudian diikuti
dengan bukti-bukti pendukungnya. Biasanya reaksi dari audiens atau penerima pesan
akan positif dan menyenangkan.
2. Pendekatan Tidak Langsung (induktif): Bukti-bukti muncul terlebih dahulu, kemudian
diikuti dengan ide pokoknya. Biasanya audiens akan merespon negatif dan tidak
menyenangkan.
Kedua pendekatan dasar tersebut dapat diterapkan baik untuk pesan singkat (memo dan
surat), maupun pesan formal (laporan, usulan, presentasi). Untuk memilih diantara kedua
alternatif, harus dianalisis terlebih dahulu bagaimana reaksi audiens terhadap maksud, tujuan
dan pesan-pesan yang akan disampaikan.
Setelah dianalisis kemungkinan reaksi para audiens dan memilih suatu pendekatan umum, maka
dapat dipilih rencana organisasional yang paling cocok sebagai berikut:

1. Direct Request
Direct request dapat berupa surat maupun memo. Bila para audiens akan menjadi
tertarik atau memiliki hasrat yang luar biasa, dapat digunakan permintaan langsung (direct
request). Oleh karena itu, permintaan langsung menggunakan pendekatan langsung, karena
langsung pada poin yang dituju. Contoh dari pesan permintaan langsung ini dapat terlihat pada
pembuatan surat pesanan, permintaan rutin, aduan atau klaim, permintaan kredit rutin.

2. Pesan-pesan Rutin, Good News, atau Goodwill


Pesan-pesan rutin, good news, atau goodwill lebih cocok dengan menggunakan
pendekatan langsung. Audience biasanya bersikap netral terhadap pesan rutin dan bersikap
senang terhadap pesan yang berisi berita baik.

3. Pesan-pesan Bad News


Pendekatan yang diterapkan pada bad news adalah pendekatan tidak langsung. Jika
mempunyai berita yang kurang menyenangkan, sebaiknya ditempatkan pada bagian
pertengahan surat dengan menggunakan bahasa yang halus.

4. Pesan-pesan Persuasif
Bila audiens benar-benar sangat tidak tertarik terhadap pesan-pesan yang disampaikan,
dapat digunakan dengan cara yang tidak langsung. Sehingga perlu membuka pikiran audiens
dengan melakukan persuasi sehingga mereka dapat memahami fakta yang ada.

Kebanyakan pesan-pesan singkat dapat menggunakan salah satu dari keempat dasar
rencana organisasional, tetapi untuk pesan yang lebih panjang, seperti laporan atau presentasi
diperlukan pola yang lebih kompleks. Pola tersebut dapat dibedakan kedalam dua kategori,
yaitu: informasional dan analitikal.

3. Memformulasikan Pesan Bisnis


a. Mengendalikan Gaya dan Nada
Gaya adalah cara menggunakan kata-kata untuk mencapai nada atau kesan keseluruhan.
Gaya dapat diubah sesuai dengan kondisi suatu peristiwa, struktur kalimatnya juga disesuaikan
dengan sifat pesan dan hubungan dengan penerima. Setiap organisasi pada umumnya memiliki
gaya tersendiri dan menggunakan kosakata tertentu yang cenderung sama. Gaya yang jelas,
ringkas dan benar serta dipadukan dengan norma kelompok organisasi akan mencerminkan
suatu organisasi.
Komunikasi dikatakan efektif jika memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Courtesy (sopan santun): Nada sopan dan santun akan membuat penerima merasa
dihargai dan dihormati.
2. Correctness (tepat/benar): Tidak terdapatnya kesalahan penulisan baik format, tanda
baca, penggunaan kata, ejaan dan tata bahasa. Selain itu penggunaan kata dan istilah
yang tidak familiar akan membingungkan para audiens.
3. Conciseness (ringkas): Tidak mengulang kata-kata yang tidak diperlukan. Penggunaan
kalimat aktif lebih diutamakan karena lebih mantap, ringkas dan secara umum lebih
mudah dipahami. Sedangkan penggunaan kalimat pasif lebih baik hanya dipergunakan
untuk memperlunak berita buruk.
4. Clarity and Clearness (jelas): Bacaan dimengerti hanya dalam sekali baca dan tidak
menimbulkan keraguan.
5. Completeness (lengkap): Memberikan informasi lengkap sesuai kebutuhan dan
keinginan penerima.

b. Mengembangkan paragraf yang logis

Paragraf adalah satu kesatuan unit pemikiran. Setiap paragraf merupakan bagian penting
dari keseluruhan pesan. Pada umumnya paragraf yang pendek dapat lebih mudah dibaca dan
dipahami dibandingkan paragraf panjang. Paragraf umumnya memiliki tiga unsur, yaitu kalimat
topik, kalimat pendukung topik dan kalimat peralihan. Kalimat topik mengungkapkan subjek
dari paragraf dan bagaimana subjek akan dikembangkan. Selanjutnya paragraf dikembangkan
melalui deretan kalimat berkaitan yang menyediakan dukungan untuk kalimat topik. Sedangkan
unsur peralihan diatur dalam urutan yang logis dan terpadu.

Lima teknik yang paling umum digunakan untuk mengembangkan paragraf, yaitu:

1. Ilustrasi: Mengembangkan paragraf menggunakan ilustrasi atau contoh yang dapat


memperjelas ide pokok.
2. Perbandingan atau kontras: Mengembangkan paragraf dengan menguraikan persamaan
dan perbedaan.
3. Sebab akibat: Mengembangkan paragraf dengan teknik sebab-akibat dan memusatkan
uraian pada alasan-alasan mengenai sesuatu.
4. Klasifikasi: Mengembangkan paragraf dengan memecahkan ide umum menjadi
beberapa kategori spesifik.
5. Masalah dan penyelesaian: Mengembangkan paragraf dengan menyajikan suatu masalah
dan kemudian membahas penyelesaiannya.
C. Revisi Pesan-Pesan Bisnis
Revisi merupakan langkah terakhir dalam mengembangkan pesan-pesan bisnis secara
efektif. Setiap pesan bisnis perlu diedit baik menyangkut masalah isi dan pengorganisasiannya,
gaya penyampaiannya, maupun format penulisannya. Revisi sangat diperlukan agar pesan
bisnis yang telah direncanakan dan dibuat dapat ditinjau ulang atau disempurnakan untuk
menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan ketik atau kekurangan lainnya, sehingga sesuai
dengan maksud dan tujuan yang dikehendaki.

1. Keterampilan Merevisi
Dalam menulis surat-surat bisnis yang baik diperlukan proses pemikiran, tenaga dan
waktu yang cukup. Akan berbahaya apabila penyampaian pesan-pesan bisnis cenderung
dilakukan secara asal-asalan dan ceroboh, baik dari sisi substansi isi pesan maupun format
penulisannya. Pesan-pesan bisnis terbagi menjadi dua yaitu pesan bisnis tertulis dan pesan
bisnis secara lisan. Kedua bentuk pesan bisnis tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dari
sisi format penulisan, gaya penulisan, maupun cara penyampaiannya.

1. Pesan-pesan Bisnis Tertulis


Proses penulisan pesan-pesan bisnis dalam bentuk tertulis dimulai dari penulisan draf,
selanjutnya dilakukan penelaahan lebih lanjut dari sudut substansi suatu pesan maupun
pengorganisasian, gaya bahasa yang digunakan, susunan kalimat, mekanika, format dan tata
letak (layout) penulisannya.

a. Mengedit Isi, Pengorganisasian, dan Gaya Penulisan

Pada saat melakukan evaluasi, ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian,
antara lain: substansi suatu pesan, pengorganisasian pesan, dan gaya penulisannya. Berikut
pertanyaan penting yang perlu diperhatikan, antara lain:

1. Apakah anda telah memasukkan poin-poin dengan urutan yang benar?


2. Apakah terdapat keseimbangan yang baik antara hal-hal yang bersifat umum dengan
hal-hal yang khusus?
3. Apakah ide yang paling penting telah memperoleh porsi pembahasan yang cukup?
4. Apakah anda telah memberikan fakta-fakta pendukung dan melakukan pemeriksaan
ulang (cross check) terhadap fakta-fakta yang ada?
5. Apakah anda ingin menambahkan informasi yang baru?
Pada tahap awal pengeditan, perhatikan secara seksama pesan awal dan akhir, karena
pesan tersebut mempunyai pengaruh terbesar terhadap audiens. Perhatikan pembuka
surat/memo, apakah sudah relevan, menarik dan mengundang reaksi pembaca. Setelah yakin
terhadap isi dan pengorganisasian suatu pesan bisnis, coba perhatikan gaya penulisannya.
Gunakan kata atau frasa yang mampu menghidupkan suatu pesan sehingga semakin menarik
bagi audiens.

Pada saat yang sama, lakukan cek ulang untuk mengetahui apakah pesan yang
disampaikan sudah jelas, tidak membingungkan, dan mudah dipahami oleh audiens. Di samping
itu, untuk lebih memudahkan audiens menangkap pesan anda, perlu dibuat judul, sub judul,
indentasi, huruf tebal, garis bawah, huruf miring, huruf berwarna, tabel, gambar, dan
sejenisnya.

b. Mengedit Mekanika atau Teknis Penulisan

Mengedit mekanika atau teknis penulisan suatu pesan-pesan bisnis yang mencakup antara lain:

1. Susunan kalimat yang digunakan, apakah sudah sesuai dengan kaidah kebahasaan yang
ada, sehingga mudah dipahami dengan baik.
2. Penggunaan kapitalisasi secara tepat.
3. Penulisan tanda baca secara benar.
4. Perhatikan makna keutuhan suatu kalimat, sehingga makna suatu kalimat dapat
dipahami dengan mudah.
5. Perhatikan terjadinya pengulangan kata yang tidak tepat dalam suatu kalimat. Hal ini
dapat menghilangkan makna suatu pesan bisnis yang telah disampaikan.
c. Mengedit Format dan Layout

Di samping melakukan penelaahan terhadap tata bahasa, ejaan, kesalahan tulis, dan
tanda baca, format penulisannya juga tidak boleh diabaikan begitu saja. Jika format
penulisannya menarik, ditata rapi, bersih, tidak penuh coretan, dan kertas yang digunakan
berkualitas baik, audiens akan senang membacanya.

2. Pesan-pesan Bisnis Lisan


Pesan-pesan bisnis yang disampaikan secara lisan antara lain penyampaian pesan bisnis
melalui rapat atau pertemuan bisnis, negosiasi, dan presentasi bisnis. Meskipun pesan tersebut
disampaikan secara lisan, namun diperlukan juga kerangka dasar (outline) tentang substansi
pesan bisnis yang akan disampaikan.
1. Substansi Pesan

Langkah pertama dalam melakukan pengeditan pesan bisnis adalah mengedit substansi
pesan yang akan disampaikan pada audiens.

a. Apakah substansi pesan yang ingin disampaikan telah tercantum di dalamnya?


b. Apakah data pendukung juga sudah tercantum di dalamnya?
2. Pengorganisasian Pesan

a. Pembuka (salam pembuka, perkenalan diri).


b. Penyampaian substansi pesan (pengantar pesan dilanjutkan dengan substansi pesan).
c. Penutup (kesimpulan, saran, rekomendasi, implikasi).
3. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan dalam penyajian pesan bisnis secara lisan lebih menarik
dan dinamis daripada yang berbentuk tertulis karena cara penyampaiannya yang lebih santai,
luwes, dan tidak monoton. Di samping itu, melalui penyajian secara lisan penerima pesan akan
lebih mudah memahami maksud dan tujuan suatu pesan dengan penyampaian pesan secara
langsung.

2. Pemilihan Kata yang Tepat


Pemilihan kata adalah penggunaan kata-kata tertentu untuk mencurahkan ide atau
pikiran ke dalam sebuah kalimat. Agar pesan yang terkandung dalam kalimat yang disampaikan
kepada orang lain dengan mudah dapat di mengerti, harus dapat memilih kata-kata dengan
sebaik-baiknya. Oleh karena itu, agar maksud komunikasi dapat tercapai, perlu diperhatikan
beberapa hal berikut:

1. Pilihlah kata yang sudah familiar atau dikenal.


2. Pilihlah kata-kata yang singkat.
3. Hindari kata-kata yang bermakna ganda.

3. Membuat Kalimat yang Efektif


Kalimat merupakan sarana untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Kalimat
dapat dibuat untuk memanggil, menasihati, menyuruh, memperingatkan seseorang,
mengemukakan pendapat, dan mengumumkan sesuatu. Agar pesan yang disampaikan dapat
dengan mudah dimengerti pembaca, kalimat harus disusun secara efektif. Dalam menyusun
suatu kalimat perlu diperhatikan 3 hal, yaitu kesatuan pikiran, kesatuan susunan, dan kelogisan.
a. Tiga Jenis Kalimat:

1. Kalimat Sederhana, hanya memiliki sebuah subjek dan sebuah predikat. Namun tidak
menutup kemungkinan suatu kalimat dilengkapi dengan objek baik langsung maupun
tak langsung.
2. Kalimat Majemuk, berisi dua atau lebih klausa independen dan tidak mempunyai klausa
dependen. Kalimat majemuk dihubungkan dengan kata penghubung seperti “dan”,
“tetapi”, “atau”. Klausa independen merupakan klausa yang dapat berdiri sendiri atau
mempunyai pengertian yang utuh, sedangkan klausa dependen adalah klausa yang tidak
dapat berdiri sendiri sehingga tidak memiliki klausa yang utuh.
3. Kalimat Kompleks, berisi sebuah klausa independen dan satu atau lebih klausa
dependen sebagai anak kalimat.

D. Contoh pesan bisnis yang umum digunakan


1. Laporan Bisnis
Pembahasan kali ini tak hanya memuat informasi produk maupun promo yang sedang
berjalan. Laporan bisnis menjadi salah satu contoh pesan bisnis yang biasa kita sampaikan
kepada atasan perusahaan. Karena dalam laporan tentu saja berisi berbagai info terkait
perkembangan, hasil dan berbagai macam hal yang terjadi pada kegiatan usaha.

2. Surat Penawaran Kerjasama


Contoh pesan bisnis jenis ini akan ditujukan kepada pihak lain yang menjadi sasaran
untuk kolaborasi. Isinya tentu akan berkaitan dengan hal yang dapat dilakukan, baik mengenai
info perusahaan, penawaran produk dan sebagainya. Pada jenis yang satu ini, bahasa yang
digunakan harus diperhatikan dan juga disesuaikan dengan target audiensnya.

3. E-mail Penawaran
E-mail penawaran yang satu ini akan disampaikan melalui surel atau mengandalkan
teknologi dan jaringan internet. Kemajuan Iptek ini memang sangat membantu perusahaan
dalam penyebaran informasi dan pesan ini pada beberapa pihak yang telah ditentukan. E-Mail
penawaran ini biasanya disampaikan oleh bagian atau divisi marketing perusahaan pada relasi
atau konsumennya, dengan tujuan menawarkan produk tertentu atau sebagai notifikasi akan
beberapa hal penting yang sedang terjadi.

4. Pidato, Seminar, Pertemuan


Contoh pesan bisnis berikutnya merupakan bagian dari pesan berbentuk lisan atau
disampaikan langsung. Dalam penyampaiannya, kita pasti memiliki sebuah tujuan atau maksud
tertentu. Misalnya pada pertemuan atau launching produk, tentu kita ingin audiens melakukan
pembelian pada barang yang baru saja kita rilis. Pada seminar, kita juga bisa menggiring
pemikiran peserta pada hal atau tujuan yang kita inginkan, begitupun dengan pesan dalam
bentuk pidato. Intinya, apa yang disampaikan harus bisa mempengaruhi pikiran peserta atau
penerima pesan yang hadir.

5. Telemarketing
Contoh pesan bisnis yang terakhir adalah telemarketing. Penyampaian pesan secara lisan
tidak harus selalu ada pertemuan secara langsung, dengan jarak jauh pun bisa. Salah satunya
dengan telemarketing ini. Bagian atau divisi telemarketing akan bertugas memberikan informasi
ataupun melakukan penawaran produk atau kerjasama pada pihak lain yang disampaikan
langsung melalui saluran telepon.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dalam menulis pesan bisnis ada beberapa tahapan, pertama perencanaan lalu
pengorganisasian dan terakhir revisi pesan. Perencanaan pesan merupakan suatu langkah
strategis bagi pencapaian tujuan organisasi secara menyeluruh dan merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan komunikasi.
Tahap pertama dalam merencanakan suatu pesan bisnis adalah memikirkan maksud atau
tujuan komunikasi. Lalu ada analisis audiens. Sasaran utama dari setiap komunikasi adalah
penerima atau audiens. Audiens dalam studi komunikasi bisa individu ataupun organisasi.
Audiens biasanya memiliki pemahaman yang berbeda-beda atas pesan yang mereka terima.
Dilanjut dengan penentuan ide pokok, seleksi saluran dan media. Pilihan saluran dan media
komunikasi sangat tergantung pada sifat pesan, waktu, formalitas, dan harapan penerima.
Saluran komunikasi terdiri atas saluran komunikasi lisan dan tertulis.
Tahap kedua yaitu pengorganisasian pesan-pesan bisnis. Pengorganisasian dan
penyusunan dokumen dimulai dari penyusunan kata-kata, kalimat, paragraf, serta memilih
ilustrasi yang akan digunakan untuk mendukung ide atau gagasan. Ada hal yang perlu
diperhatikan dalam mengorganisasi pesan-pesan yang baik; subjek dan tujuan harus jelas,
semua informasi yang penting harus sudah tercakup.
Tahap terakhir adalah revisi pesan bisnis yaitu penyempurnaan atau perbaikan (revisi)
terhadap pesan bisnis. Revisi sangat diperlukan agar pesan bisnis yang telah direncanakan dan
dibuat dapat ditinjau ulang atau disempurnakan untuk menghindari kemungkinan terjadinya
kesalahan ketik atau kekurangan lainnya, sehingga sesuai dengan maksud dan tujuan yang
dikehendaki. Dalam pesan bisnis ada beberapa contoh pesan bisnis yang umum digunakan,
meliputi; laporan bisnis, surat penawaran kerjasama, e-mail penawaran,pidato, seminar,
pertemuan, telemarketing.
KASUS

Berdasarkan hasil wawancara cara di PT. Bank UOB terdapat permasalahan dalam
menyampaian pesan karyawan sales credit card yang menyebabkan pesan-pesan tidak
terorganisasi dengan baik. Hal ini menjadikan pesan-pesan yang disampaikan tidak mengenal
sasaran sehingga menimbulkan hubungan yang tidak harmonis sesama karyawan sales credit
card. Di antaranya karyawan sales credit card tidak menerima pesan yang disampaikan oleh PT
Bank UOB Indonesia yang menimbulkan informasi yang tidak relevan dan tidak penting dalam
pesan yang disampaikan kepada karyawan sales credit card. Informasi yang tidak relevan, di
samping membuang-buang waktu, juga dapat membuat pesan-pesan yang disampaikan menjadi
tidak jelas, dan sulit dipahami.
Untuk mengatasi hal tersebut PT Bank UOB Indonesia Cabang Harmorni melakukan
pendekatan langsung dan tidak langsung dengan memberikan arahan yang baik dalam
hubungan tidak harmonis para karyawan. Di dalam pendekatan langsung, ide pokok muncul
paling awal kemudian diikuti bukti-bukti pendukungnya untuk mengunakan pendekatan ini bila
reaksi karyawan sales credit card cenderung positif atau menyenangkan. Di dalam pendekatan
tidak langsung, bukti-bukti muncul terlebih dahulu kemudian diikuti dengan ide pokoknya
untuk mengunakan pendekatan ini bila reaksi karyawan sales credit card cenderung negatif atau
tidak menyenangkan. Hal-hal tersebut diduga yang menyebabkan hubungan tidak harmonis
para pegawai salas credit card yang ada di PT. Bank UOB Indonesia.
Suatu organisasi harus memiliki seorang praktisi PR yang memiliki teknik bisnis yang
baik untuk bisa menghadapi permasalahan yang melanda organisasi yang di tanganinya.
komunikasi bisnis yang terjadi dalam organisasi itu sendiri, baik itu komunikasi antara atasan
dengan bawahan atau komunikasi antar rekan kerja, maupun dengan berbagai pihak di luar
organisasi atau perusahaan, seperti pelanggan, konsumen, kreditur, pemasok, pesaing,
masyarakat, pemeritah, dan sebagainya. Komunikasi bisnis pada dasarnya proses menciptakan
dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain
untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Dengan demikian
diharapkan, dari kegiatan komunikasi bisnis yang terencana dan terorganisasikan itu
memberikan dampak positif pula bagi pencapaian tujuan organisasi.
Pada penelitian ini terdapat tiga dimensi yaitu, hal-hal yang menyebabkan pesan-pesan
tak terorganisasi dengan baik, pentingnya pengorganisasian pesan yang baik. pengorganisasian
pesan-pesan melalui outline. Pada dimensi pertama yaitu hal hal yang menyebabkan pesan-
pesan tak terorganisasi dengan baik terdapat empat indikator bertele-tele, memasukkan bahan-
bahan yang tidak relevan, menyajikan ide ide secara tidak. logis, informasi penting kadang kala
tidak tercakup di dalam pembahasan. Pada dimensi kedua yaitu pentingnya pengorganisasian
pesan yang baik terdapat empat indikator membantu audiens memahami suatu pesan,
membantu audiens menerima suatu pesan, menghemat waktu, mempermudah pekerjaan
komunikator. Pada dimensi ketiga yaitu pengorganisasian pesan-pesan melalui outline terdapat
dua indikator mendefinisikan dan. mengelompokkan ide, menentukan urutan ide dengan
rencana organisasional.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat nilai Mean tertinggi berada pada dimensi kedua
yaitu pentingnya pengorganisasian pesan yang baik terdapat empat indikator membantu audiens
memahami suatu pesan, membantu audiens menerima suatu pesan, menghemat waktu,
mempermudah pekerjaan komunikator. Dalam melakukan penilaian pengorganisasian pesan-
pesan bisnis, pihak PT Bank UOB Indonesia melakukan pengidentifikasian masalah terhadap
hubungan tidak harmonis karyawan sales credit card. Selain itu, PT Bank UOB Indonesia
memberikan informasi mengenai cara komunikasi yang baik dalam mencapai keharmonisan. PT
Bank UOB Indonesia menjalankan program komunikasi yang baik sebagai perusahaan swasta
yang pedull terhadap lingkungan internal. PT Bank UOB Indonesia juga mencari tahu terhadap
kebutuhan karyawan dan mengenall masalah yang ada di karyawan PT Bank UOB Indonesia.
Adapun dimensi dengan nilai Mean terendah berada pada dimensi pertama yaitu hal-hal yang
menyebabkan pesan-pesan tak terorganisasi dengan baik. Hal ini menunjukkan PT Bank UOB
Indonesia kurang maksimal dalam menyosialisasikan pengorganisasian pesan-pesan bisnis.
Sehingga pengorganisasian pesan-pesan bisnis yang diberikan tidak dipahami dengan baik oleh
pihak karyawan serta tidak dilakukannya program pengembangan yang berikutnya. 78 Terbukti
bahwa masih ada hal yang perlu ditingkatkan oleh PT Bank UOB Indonesia dalam
pengorganisasian pesan-pesan bisnis.
Terlihat dari dimensi dengan nilai rendah yaitu hal-hal yang menyebabkan pesan-pesan
tak terorganisasi dengan baik. Karyawan sales credit carad tidak mengetahui dengan baik
mengenal pengorganisasian pesan-pesan bisnis yang akan diadakan di PT Bank UOB Indonesia
serta tidak mengetahui rencana lanjutan yang dilakukan oleh PT Bank UOB Indonesia. Dalam
informasi yang diperoleh penulis melalui hasil wawancara cara untuk hubungan karyawan sales
credit card di Bank UOB Indonesia dinilai memiliki hubungan tidak harmonis, diantaranya
karyawan mempermasalahkan terhadap pesan-pesan tidak terorganisasi dengan baik, maka PT
Bank UOB Indonesia Cabang Harmorni melakukan pendekatan langsung dan tidak langsung
dengan memberikan arahan yang baik dalam hubungan tidak harmonis para karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.ub.ac.id/komunikasibisnisbg/2015/03/13/perencanaan-pengorganisasian-dan-
revisi-pesan-pesan-bisnis/

https://www.researchgate.net/publication/362706130_Teori_Komunikasi_Bisnis/link/62fb0
4d0ceb9764f72feaa44/download

https://www.studocu.com/id/document/universitas-nasional/management/sistem-
komunikasi-perbankan-syariah-kelompok-12-2/36257405

https://www.academia.edu/8904758/perencanaan_pesan_pesan_bisnis#:~:text=Perencanaa
n%20pesan%20bisnis%20adalah%20proses%20komposisi%20penyusunan%20pesan,apak
ah%20tujuan%20realistis%2C%20waktu%20tepat%2C%20dan%20dapat%20diterima

https://bukausaha.com/contoh-pesan-bisnis/

https://www.studocu.com/id/document/universitas-pembangunan-nasional-veteran-
yogyakarta/management/makalah-proses-penulisan-pesan-pesan-bisnis/43667102

https://books.google.co.id/books?id=rGm-
IHwZG0sC&pg=PA34&dq=pengertian+perencanaan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0
&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjTlbvygOX9AhUmTGwGHZF6Ak0Q
6AF6BAgJEAM#v=onepage&q=pengertian%20perencanaan&f=false

https://books.google.co.id/books?id=NqowMZkeX3AC&pg=PR8&dq=pengertian+revisi+p
esan+bisnis&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=
2ahUKEwi-
jsqiguX9AhXGS2wGHezpB_sQ6AF6BAgIEAM#v=onepage&q=pengertian%20revisi%20
pesan%20bisnis&f=false

https://www.studocu.com/id/document/universitas-singaperbangsa-
karawang/manajement/pengorganisasian-pesan-pesan-bisnis-pt-bank-uob-
indonesia/47505019
Kontribusi Kelompok 4:

1. Viora Viken: mencari materi perencanaan pesan bisnis, pengorganisasian pesan bisnis,
revisi pesan bisnis, contoh pesan bisnis, dan kesimpulan, mencari study kasus.

2. Dwi Amanda Ismi: merangkum materi dan tambahan materi pengertian perencanaan,
pengorganisasian, dan revisi.

3. Perdi Febrian: menyusun dan menyunting makalah.

4. Dinda Sabrina kemala: membuat ppt.

5. Tesa Wilfasari: mencari materi perencanaan pesan bisnis, pengorganisasian pesan bisnis,
revisi pesan bisnis, dan latar belakang.

Anda mungkin juga menyukai