DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS EKNOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat - Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari Bapak dosen, Prof. Dr. Tjokorda Gde Raka Sukawati, S.E., M.M.
atas bantuannya dalam menyelesaikan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG ..................................................................................................... 03
1.2. RUMUSAN MASALAH................................................................................................. 03
1.3. TUJUAN .......................................................................................................................... 03
BAB II PEMBAHASAN
2.1. PERUMUSAN VISI, MISI, DAN TUJUAN BISNIS................................................... 05
2.1. a. Pengertian Visi, Misi, dan Tujuan Bisnis ................................................................. 05
2.1. b. Langkah-langkah Menetapkan Visi, Misi, dan Tujuan Bisnis ............................... 07
2.2. MENETAPKAN IDENTITAS PENGUSAHA DAN BISNIS ..................................... 10
2.2. a. Pengertian Identitas .................................................................................................... 10
2.2. b. Tujuan dan Kegunaan Identitas ............................................................................... 11
2.2. c. Komponen-komponen identitas ................................................................................. 12
2
BAB I PENDAHULUAN
3
1.3. TUJUAN
Berdasarkan pemaparan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin kita capai
dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dari Visi, Misi, dan Tujuan Bisnis.
2. Mengetahui bagaimana langkah-langkah menetapkan Visi, Misi, dan Tujuan Bisnis.
3. Mengetahui pengertian Identitas.
4. Mengetahui apa tujuan dan kegunaan Identitas.
5. Mengetahui apa saja komponen-komponen dalam Identitas.
4
BAB II PEMBAHASAN
5
1. Memberi kepuasan pelanggan individu dengan cara melakukan pengiriman barang-
barang ke seluruh dunia secara cepat dan aman.
2. Memberikan fasilitas-fasilitas khusus kepada pelanggan korporat yang secara periodik
mengirimkan barang-barangnya ke seluruh penjuru dunia.
Sedangkan contoh obyektif yang lebih bersifat internal (back office) adalah (Indrajit, 2008):
1. Menjadikan seluruh kantor-kantor cabang di dunia sebagai perusahaan dengan fasilitas
pelayan pelanggan terbaik.
2. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia perusahaan sehingga memiliki tingkat
profesionalisme yang tinggi.
2. Mendapatkan pendapatan yang di inginkan lebih besar daripada biaya atau ongkos yang
telah dikeluarkan oleh pengelola bisnis.
Secara umum tujuan dari bisnis yang disebut di atas adalah menyediakan produk berupa
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen serta memperoleh keuntungan dari
aktivitas yang dilakukan. Dalam jangka panjang, tujuan yang ingin dicapai tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan konsumen, namun terdapat banyak hal yang ingin dicapai oleh
perusahaan dalam bisnisnya, diantaranya :
1. Market Standing, yaitu penguasaan pasar yang akan menjadi jaminan bagi perusahaan
untuk memperoleh pendapatan penjualan dan profit dalam jangka panjang.
6
2. Innovation, yaitu inovasi dalam produk (barang atau jasa) serta inovasi keahlian.
Tujuan bisnis yang ingin dicapai melalui inovasi adalah menciptakan nilai tambah pada
suatu produk, misalnya shampo 2 in 1.
3. Physical and Financial Resources, yaitu perusahaan memiliki tujuan penguasaan
terhadap sumber daya fisik dan keuangan untuk mengembangkan perusahaan menjadi
semakin besar dan semakin menguntung.
4. Manager Performance and Development, yaitu manager merupakan orang yang
secara operasional bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan organisasi. Untuk
dapat mengelola perusahaan dengan baik, manager perlu memiliki berbagai
kemampuan dan keahlian yang sesuai dengan profesinya. Maka diperlukan peningkatan
kinerja dan pengembangan kemampuan manager melalui serangkaian kegiatan
kompensasi yang menarik dan program training and development yang berkelanjutan.
5. Worker Performance and Attitude. Untuk kepentingan jangka panjang, maka sikap
para karyawan terhadap perusahaan dan pekerjaan perlu diperhatikan agar dapat
bekerja dengan baik.
6. Public Responsibility. Bisnis harus memiliki tanggung jawab sosial seperti
memajukan kesejahteraan masyarakat, mencegah terjadinya polusi dan menciptakan
lapangan kerja, dll.
7
Pertanyaannya adalah kenapa hal ini bisa terjadi? Tentunya ada yang salah dengan visi misi
tersebut sehingga hanya dijadikan hiasan dinding semata. Dari beberapa penelitian yang telah
dilakukan diperoleh hasil bahwa, agar visi dan misi tidak hanya berakhir di dinding kantor saja
maka terdapat beberapa panduan agar visi misi dapat menjadi kekuatan dalam mencapai tujuan
organisasi. Jansen Sinamo (2005) seperti yang dikutip oleh Lestari (2007) yang memberikan 7
kriteria mengenai kriteria visi dan misi yang hidup dan efektif yaitu:
1. Visi-misi harus sesuai dengan roh zaman dan semangat perjuangan organisasi.
2. Visi-misi harus mampu menggambarkan sosok organisasi idaman yang mampu
memikat hati orang.
3. Visi-misi harus mampu menjelaskan arah dan tujuan organisasi.
4. Visi-misi harus mudah dipahami karena diungkapkan dengan elegan sehingga mampu
menjadi panduan taktis dan strategis.
5. Visi-misi harus memiliki daya persuasi yang mampu mengungkapkan harapan,
aspirasi, sentiment dan penderitaan para stakeholder organisasi.
6. Visi-misi harus mampu mengungkapkan keunikan organisasi dan menyarikan
kompetensi khas organisasi tersebut yang menjelaskan jati dirinya dan apa yang mampu
dilakukannya.
7. Visi-misi harus ambisius, artinya ia harus mampu mengkiristalkan keindahan, ideal
kemajuan, dan sosok organisasi dambaan masa depan, sehingga mampu meminta
pengorbanan dan investasi emosional dari segenap stakeholder organisasi.
Dalam hal perumusannya, terdapat perbedaan pendapat mengenai mana yang harus
ditetapkan terlebih dahulu; visi atau misi? di kalangan pakar dan praktisi manajemen strategik
terdapat perbedaan pendapat mengenai apakah misi dulu yang dietapkan baru visi atau
sebaliknya. Fred R. David (2003) seperti dikutip Lestari (2007) berpendapat visi dirumuskan
lebih dulu baru misi, Gerry Johnson dan Kevan Scholes (1996) serta Robert S. Kaplan dan
David P. Norton (2003) seperti dikutip Lestari (2007) berpendapat misi yang dirumuskan
terlebih dulu, Peter F Drucker berpendapat “Hanya terlepas dari apakah misi atau visi yang
ditetapkan terlebih dahulu, pernyataan misi hendaknya dapat dengan jelas menunjukkan alasan
keberadaan dan “bisnis” atau kegiatan pokok organisasi yang bersangkutan yang berkenaan
dengan nilai dan harapan para stakeholder.
Dari beberapa pernyataan para ahli di atas Rusydi (2004) seperti dikutip oleh Lestari (2007)
berpendapat bahwa alam sebuah pergerakan (baik organisasi maupun pribadi), kita harus
menemukan dulu misi pergerakan itu, baru kemudian tetapkan visinya. Menerapkan visi tanpa
8
mendefenisikan misi terlebih dulu adalah seperti “mau ke Yogyakarta”, tapi tidak tahu kenapa
harus ke Yogyakarta atau mau berbuat apa di Yogyakarta. Perbedaan ini sebenarnya tidak perlu
terlalu diperdebatkan karena pada dasarnya antara misi dan visi terdapat interaksi dan saling
pengaruh antar keduanya.
George dan Jones (2003) dalam A. R. (2010) mengemukakan bahwa ada lima dimensi
dari penetapan tujuan sebagai hasil dari kajian secara konsisten yang mendukung teori tersebut
sebagai teknik motivasi, yaitu:
1. Tujuan spesifik (specific), yaitu suatu kondisi dimana tujuan dirumuskan dengan jelas,
langsung mengarah pada sasaran dan menegaskan hasil yang spesifik. McShane dan
Von Glinow (2010) menyatakan bahwa karyawan akan berusaha dengan lebih keras
apabila terdapat tujuan atau target yang spesifik ketimbang tujuan dengan artian yang
bersifat general atau umum. Tujuan spesifik memudahkan seseorang untuk
mencapainya dan akan meningkatkan kinerja, hal tersebut sesuai dengan pendapat
Locke dan Latham (1994) yang menyatakan bahwa tujuan yang sulit dan spesifik bisa
meningkatkan kinerja seseorang.
2. Tingkat kesulitan tujuan (difficulty), merupakan tingkat kesulitan dari tujuan yang akan
dicapai. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tujuan yang sulit
secara positif mempengaruhi kinerja (Locke dan Latham, 2006). Semakin sulit tujuan
tersebut maka semakin besar kontribusinya untuk meningkatkan kinerja seseorang,
dengan asumsi bahwa seseorang akan berusaha keras untuk mencapai tujuan yang sulit.
Penetapan tingkatan kesulitan harus mempertimbangkan kemungkinan pencapaian
tujuan tersebut, karena apabila tidak, akan terjadi demotivasi sehingga pencapaian
karyawan terhadap tujuan akan berkurang (McShane dan Von Glinow, 2010).
3. Penerimaan tujuan (goal acceptance), Lunenburg (2011) menyatakan bahwa
penerimaan karyawan dalam penetapan tujuan diperlukan untuk meningkatkan
komitmen karyawan dalam bekerja. Hal ini membantu karyawan untuk memahami apa
sebenarnya tujuan yang akan dicapai, memastikan tujuan yang akan dicapai masuk akal
(reasonable) dan memudahkan karyawan untuk mencapai tujuan.
4. Partisipasi tujuan (goal participative), dalam kajiannya Lockedan Latham (1994)
menemukan bahwa partisipasi dalam penyusunan tujuan secara signifikan
meningkatkan penerimaan individu terhadap tujuan dan kontribusi positif terhadap
9
kinerja. McShane dan Von Glinow (2010) menambahkan dalam penetapan tujuan, akan
lebih efektif apabila peran aktif karyawan juga dilibatkan. Partisipasi dari karyawan
akan dapat meningkatkan komitmen dan kualitas dari tujuan. Hal ini terjadi karena
adanya masukan tambahan dan pandangan-pandangan baru yang dapat mendukung
tercapainya tujuan.
5. Umpan balik (feedback), menurut McShane dan Von Glinow (2010) akan mengarahkan
karyawan untuk mengetahui apakah tujuan yang akan dicapai sudah terpetakan dengan
baik. Hal ini dilakukan juga untuk mengetahui informasi perkembangan akan proses
pencapaian tujuan tersebut. Dampak positif dari proses feedback ini menurut
Longenecker et al. (1994) adalah menyediakan informasi penting akan pencapaian
kinerja individu selama jangka waktu tertentu. Feedback akan berguna untuk: (1)
memonitor kinerja; (2) melakukan penyesuaian dan menyelesaikan masalah; (3)
memotivasi karyawan; dan (3) menyediakan dasar untuk penetapan tujuan (penetapan
tujuan) di masa mendatang.
Karenanya sebagai pelaku usaha kita juga harus memiliki dan membangun brand dari
usaha bisnis. Sebuah brand yang kuat dapat dengan mudah dikenal oleh konsumennya
10
sehingga banyaknya pesaing tidak akan berpengaruh jika brand sudah kuat. Brand sendiri saat
ini diartikan sebagai identitas diri yang membedakan antar sesama baik manusia, produk,
maupun tempat. Sedangkan branding adalah sebuah kegiatan komunikasi, mempekuat,
mempertahankan sebuah brand dalam rangka memberikan perspektif kepada orang lain yang
melihatnya. Menurut Kotler (2009), branding merupakan nama, istilah, tanda, simbol,
rancangan atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang
atau jasa atau kelompok penjual dengan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing.
Sedangkan menurut Landa (2006), pengertiannya bukanlah sekedar merek atau nama dagang
dari sebuah produk, jasa, atau perusahaan. Namun semuanya yang berkaitan dengan hal-hal
yang kasat mata dari sebuah merek mulai dari nama dagang, logo, ciri visual, citra, kredibilitas,
karakter, kesan, persepsi, dan anggapan yang ada di benak konsumen perusahaan tersebut.
Lambat laun definisi branding semakin berkembang hingga kini didefinisikan sebagai
kumpulan kegiatan komunikasi yang dilakukan perusahaan dalam rangka proses membangun
dan membesarkan brand.
A) Tujuan Identitas :
1. Sebagai pembeda, di mana perusahaan yang memiliki brand kuat akan mudah
dibedakan dengan kompetitor.
2. Untuk promosi dan daya tarik, jika Anda memiliki brand yang kuat maka promosi akan
lebih mudah dilakukan. Pelanggan cenderung memilih brand yang kuat dan loyal
terhadap brand yang sama.
3. Untuk membangun citra, keyakinan, jaminan kualitas dan prestise , beberapa hal ini
akan membuat bisnis Anda menjadi mudah diingat.
4. Untuk pengendali pasar: brand yang kuat dapat mengendalikan pasar karena
masyarakat telah mengenalnya.
B) Kegunaan Identitas :
1. Peningkatan distribusi
Perusahaan yang memiliki Identitas yang kuat akan semakin mudah untuk mendistribusikan
produk mereka. Hal ini dikarenakan, semakin kuat Identitas suatu perusahaan, maka tingkat
11
kepercayaan distributor terhadap produk perusahaan tersebut semakin kuat pula. Dengan kata
lain, mereka (distributor) percaya bahwa produk perusahaan tersebut akan laris dipasaran.
2. Loyalitas konsumen
Dengan memiliki Identitas yang kuat, permintaan akan produk yang dimiliki semakin
meningkat. Seperti yang telah kita ketahui bersama, pelanggan adalah salah satu kunci
kesuksesan dalam berbisnis. Jika kita memiliki banyak pelanggan, maka penjualan produk
semakin meningkat, terlebih lagi jika mereka adalah konsumen yang loyal. Kenapa bisa brand
identity mendatangkan konsumen yang loyal? Sederhana saja, perusahaan yang terkenal
dengan kualitas layanan atau produknya, semakin disukai oleh konsumen. Bila konsumen telah
mengenal dan menyukai perusahaan tersebut, maka mereka tidak akan berpikir panjang untuk
membeli produk-produk atau jasanya. Dengan kata lain, mereka telah percaya dengan produk
atau jasa perusahaan tersebut.
3. Referensi profesional
Identitas yang kuat dipercaya memiliki kredibilitas yang tinggi. Dengan memiliki kredibilitas
yang tinggi, kamu bisa mendapatkan referensi profesional dengan mudah. Maksudnya adalah
sebuah brand yang memiliki kredibilitas tinggi bisa dengan mudah mendapatkan referensi dari
para ahli (profesional), sehingga mereka akan merekomendasikan produk tersebut kepada
orang lain yang sedang membutuhkan.
1. Positioning
Posisikan produk atau jasa yang kamu tawarkan ke konsumen. Dalam kata lain, memposisikan
fitur, benefit yang didapatkan, target pasar, target audience, bahkan positioning statement
dengan tepat. Jangan salah memposisikan produk atau jasa karena akan berakibat fatal terhadap
kelangsungan bisnis yang sudah dijalani.
12
3. Visual atau Logo
Untuk menjelaskan Identitas kepada konsumen, komponen visual sangat penting digunakan.
Pasalnya, orang lebih mudah mengingat gambar ketimbang mengingat tulisan. Jadi pada
komponen ini, diusahakan untuk menciptakan logo yang menarik, mudah diingat, serta unik.
13
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Visi adalah apa yang perusahaan inginkan di masa depan. Visi dapat memberikan
aspirasi dan motivasi disamping memberikan panduan atau rambu-rambu dalam menyusun
strategi perusahaan. visi merupakan suatu pernyataan komprehensif tentang segala sesuatu
yang diharapkan suatu organisasi pada masa yang akan datang dan dibuat sebagi pedoman atau
arah tujuan jangka panjang organisasi.
Misi merupakan penetapan sasaran atau tujuan perusahaan dalam jangka pendek
(biasanya 1 sampai 3 tahun). Sedangkan visi merupakan cara pandang perusahaan di masa
depan. Visi biasanya disusun untuk jangka panjang (biasanya 3 sampai 10 tahun). Misi masih
merupakan sesuatu yang memiliki arti global dan cenderung generik. Oleh karena itu, beberapa
ditentukan seberapa obyektif yang ingin dicapai dalam beberapa hal sehubungan dengan misi
yang dicanangkan tersebut (Indrajit, 2008).
Tujuan bisnis merupakan hasil akhir yang ingin dicapai oleh para pelaku bisnis dari
bisnis yang mereka lakukan, dan merupakan cerminan dari berbagai hasil yang diharapkan bisa
dilakukan oleh bagian-bagian dari perusahaaan (produksi, pemasaran, personalia, dll) yang
akan menentukan kinerja dalam jangka panjang.
Adapun, 7 kriteria mengenai kriteria visi dan misi yang hidup dan efektif yaitu:
1. Visi-misi harus sesuai dengan roh zaman dan semangat perjuangan organisasi.
2. Visi-misi harus mampu menggambarkan sosok organisasi idaman yang mampu
memikat hati orang.
3. Visi-misi harus mampu menjelaskan arah dan tujuan organisasi.
4. Visi-misi harus mudah dipahami karena diungkapkan dengan elegan sehingga mampu
menjadi panduan taktis dan strategis.
5. Visi-misi harus memiliki daya persuasi yang mampu mengungkapkan harapan,
aspirasi, sentiment dan penderitaan para stakeholder organisasi.
6. Visi-misi harus mampu mengungkapkan keunikan organisasi dan menyarikan
kompetensi khas organisasi tersebut yang menjelaskan jati dirinya dan apa yang mampu
dilakukannya.
7. Visi-misi harus ambisius, artinya ia harus mampu mengkiristalkan keindahan, ideal
kemajuan, dan sosok organisasi dambaan masa depan, sehingga mampu meminta
pengorbanan dan investasi emosional dari segenap stakeholder organisasi.
George dan Jones (2003) dalam A. R. (2010) mengemukakan bahwa ada lima dimensi
dari penetapan tujuan sebagai hasil dari kajian secara konsisten yang mendukung teori tersebut
sebagai teknik motivasi, yaitu:
1. Tujuan spesifik (specific), yaitu suatu kondisi dimana tujuan dirumuskan dengan jelas,
langsung mengarah pada sasaran dan menegaskan hasil yang spesifik.
2. Tingkat kesulitan tujuan (difficulty), merupakan tingkat kesulitan dari tujuan yang akan
dicapai.
14
3. Penerimaan tujuan (goal acceptance), Lunenburg (2011) menyatakan bahwa
penerimaan karyawan dalam penetapan tujuan diperlukan untuk meningkatkan
komitmen karyawan dalam bekerja.
4. Partisipasi tujuan (goal participative), dalam kajiannya Lockedan Latham (1994)
menemukan bahwa partisipasi dalam penyusunan tujuan secara signifikan
meningkatkan penerimaan individu terhadap tujuan dan kontribusi positif terhadap
kinerja.
5. Umpan balik (feedback), menurut McShane dan Von Glinow (2010) akan mengarahkan
karyawan untuk mengetahui apakah tujuan yang akan dicapai sudah terpetakan dengan
baik.
Tujuan Identitas :
1. Sebagai pembeda, di mana perusahaan yang memiliki brand kuat akan mudah
dibedakan dengan kompetitor.
2. Untuk promosi dan daya tarik, jika Anda memiliki brand yang kuat maka promosi akan
lebih mudah dilakukan. Pelanggan cenderung memilih brand yang kuat dan loyal
terhadap brand yang sama.
3. Untuk membangun citra, keyakinan, jaminan kualitas dan prestise , beberapa hal ini
akan membuat bisnis Anda menjadi mudah diingat.
4. Untuk pengendali pasar: brand yang kuat dapat mengendalikan pasar karena
masyarakat telah mengenalnya.
Kegunaan Identitas
1. Peningkatan distribusi
2. Loyalitas konsumen
3. Referensi profesional
Komponen-Komponen Identitas
1. Positioning
2. Verbal atau Slogan
3. Visual atau Logo
4. Experiential atau Kisah Brand
15
DAFTAR PUSTAKA
Rangkuti, Freddy. 2000. Business Plan: Teknik Membuat Perencanaan Bisnis &
Analisis Kasus. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
Umar, Husein. 2012. Studi Kelayakan Bisnis Edisi 3 Revisi. Gramedia Pustaka Utama.
Kuncoro, Mudrajad. 2008. Manajemen Strategi. Jakarta: Erlangga
https://highlight.id/pengertian-definisi-arti-identitas-merek-brand-identity-komponen-
manfaat-tujuan-kegunaan-bagi-perusahaan-bisnis/
https://www.jurnal.id/id/blog/unsur-jenis-tujuan-dan-manfaat-
branding/#Fungsi_dan_Tujuan_Branding
https://binus.ac.id/bandung/2020/06/apa-itu-identitas-merk-brand-identity/
16