Disusun Oleh:
Dinda Ayu Rahmawati (63020220115)
Aditya Candra Wardana (63020220122)
Sri Endah Dwi Lestari (63020220135)
Muhammad Rizal Baidhowi (63020220151)
EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA
2023
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Ruang Lingkup Bisnis”. Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Pengantar
Bisnis. Selain itu juga untuk menambah wawasan serta pengetahuan bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan dan juga wawasan maka kami yakin masih banyak
kekurangan dan juga kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna sekaligus memberikan manfaat dan inspirasi
bagi para pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. Latar Belakang ........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................5
C. Tujuan .....................................................................................................................5
BAB II.................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..................................................................................................................6
A. Ruang lingkup bisnis secara umum.........................................................................6
B. Ruang lingkup bisnis menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha (KBLI) DI indonesia
.................................................................................................................................7
C. Bisnis internasional..................................................................................................10
BAB III................................................................................................................................14
PENUTUP...........................................................................................................................15
Kesimpulan..........................................................................................................................15
Evaluasi...............................................................................................................................15
Saran....................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................15
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bisnis merupakan aktivitas yang selalu ada di sekitar kita dan dikenal oleh
banyak khalayak, baik kaum muda hingga kaum tua. Pada era globalisasi saat ini,
pengaruhnya terhadap bidang ekonomi khususnya bisnis sangat besar. Para pelaku
bisnis melakukan penyediaan barang dan jasa yang sangat beragam dan membentuk
berbagai industri. Contohnya adalah Bisnis e-commerce di Indonesia yang saat ini
semakin menjanjikan. Di tengah pandemi, bisnis dagang berbasis digital ini bahkan
diproyeksi tumbuh 33,2% dari tahun 2020 yang mencapai Rp253 triliun menjadi
Rp337 triliun pada tahun 2021. Pertumbuhan bisnis tersebut diperkirakan akan terus
meningkat hingga tahun 2025 mendatang. Sesuatu seperti inilah yang akan
menggerakkan perekonomian dan meluasnya ruang lingkup bisnis di indonesia.
Bangsa indonesia memiliki banyak SDA yang dapat dipergunakan, sehingga ruang
gerak bisnis semakin besar.Karena itu, dibutuhkan pemahaman mengenai ruang
lingkup bisnis secara komersial maupun menurut KBLI di Indonesia, agar para
wirausaha atau pengusaha dapat menggerakkan usahanya dengan baik. pengertian
bisnis menurut Steinhoff(1979:5)" Business is all those activities involved in
providing the goods and services needed or desire by people (bisnis adalah segala
kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan barang dan jasa yang dibutuhkan atau
diinginkan orang).
Keberhasilan suatu bisnis pada umumnya bergantung pada ruang lingkup bisnis.
Bahkan ketika bisnis diciptakan, manajer dan wiraswasta akan terus melakukan
pemantauan terhadap lingkup bisnis yang ada. Hal ini untuk mengantisipasi dan
melihat kondisi bagaimana selera, pemintaan akan produknya, atau perubahan pada
biaya produksi. Ruang lingkup bisnis menurut Philip Kotler (2001:7) "produk yang
dipasarkan dalam suatu kegiatan bisnis dspat dikelompokkan ke dalam 10 entitas
produk. Kesepuluh entitas produk tersebut adalah: informations, place, experiences,
organization, ideas, peoples, properties, events, tangible goods, dan services." Hal ini
juga akan berdampak pula dalam aktivitas bisnis yg dilakukan diluar batas negara atau
dikenal dengan Bisnis Internasional.
Maka dari itu penulis ingin membahas makalah mengenai Ruang lingkup bisnis ini
bertujuan guna menambah pemahaman dan wawasan bagi pembaca. penulis berusaha
menyusun makalah ini dengan bahasa yang mudah dipahami oleh para pembaca.
Sehingga para pembaca dapat menyimpulkan dan memahami maksud dan pengertian
dari ruang lingkup bisnis
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Ruang Lingkup Bisnis? Apa saja jenisnya?
2. Bagaimana Pengaruh Ruang Lingkup Bisnis dalam perusahaan/industri
3. Seperti Apa Bisnis Internasional itu? Faktor apa saja yang menjadi pendorongnya?
C. Tujuan
1. Memahami dan mengetahui Ruang Lingkup Bisnis secara umum
2. Mendapatkan pengetahuan mengenai KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha)
3. Mendapatkan pemahaman Mengenai Bisnis Internasional
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Menurut Kismono (2001) bisnis merupakan proses sosial yang dilakukan oleh setiap
individu atau kelompok melalui proses penciptaan dan pertukaran kebutuhan dan keinginan
akan suatu produk tertentu yang memiliki nilai atau memperoleh manfaat atau keuntungan.
Dapat disimpulkan bahwa Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan
sekelompok orang atau organisasi yang menciptakan nilai (create value) melalui penciptaan
barang dan jasa (create of good and service) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan
memperoleh keuntungan melalui transaksi. Kegiatan bisnis sebagai sebuah organisasi:
a) Produksi: penciptaan barang dan jasa.
b) Keuangan: kegiatan mencari dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan
dagang.
c) Pemasaran: Kegiatan untuk menginformasikan barang dan jasa, mengidentifikasikan
keinginan konsumen.
d) Pengelolaan sumber daya manusia (SDM) kegiatan mencari tenaga kerja dan
meningkatkan kemampuannya.
7
aktivitas yang menghasilkan barang dan jasa oleh rumah tangga yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sendiri. Golongan pokok tersebut digunakan untuk mengukur kegiatan
subsisten oleh rumah tangga. Kategori ini hanya mencakup sebagian dari seluruh rumah
tangga, karena rumah tangga dengan aktivitas ekonomi yang jelas (baik untuk dijual atau
sebagian untuk digunakan sendiri) diklasifikasikan di bagian lain dalam KBLI. Golongan
pokok ini diciptakan untuk tujuan khusus seperti survei angkatan kerja, untuk mencakup
kombinasi dari aktivitas rumah tangga yang sulit diklasifikasikan ke dalam suatu kelompok
tunggal dalam KBLI.
Ruang lingkup bisnis merujuk pada area atau sektor bisnis yang ditekuni oleh
perusahaan. Pengaruh ruang lingkup bisnis terhadap perusahaan sangatlah besar karena
menentukan sumber daya, pasar, pesaing, dan potensi pertumbuhan perusahaan.
Beberapa pengaruh yang dapat ditimbulkan dari ruang lingkup bisnis yang dipilih
oleh perusahaan antara lain:
1. Sumber Daya: Ruang lingkup bisnis akan mempengaruhi jenis sumber daya yang
dibutuhkan oleh perusahaan, seperti tenaga kerja, modal, teknologi, dan bahan baku.
Misalnya, perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur membutuhkan modal dan
bahan baku yang lebih besar daripada perusahaan yang bergerak di bidang jasa.
2. Pasar: Ruang lingkup bisnis juga akan mempengaruhi pasar yang dituju oleh
perusahaan. Pasar yang lebih besar biasanya memiliki potensi penjualan yang lebih
besar, namun juga memiliki persaingan yang lebih ketat. Oleh karena itu, perusahaan
harus memilih pasar yang tepat agar dapat bersaing secara efektif.
3. Pesaing: Ruang lingkup bisnis akan mempengaruhi pesaing yang dihadapi oleh
perusahaan. Perusahaan harus memperhatikan pesaing di sektor bisnis yang
dipilihnya, dan harus mampu bersaing dengan cara yang tepat.
4. Potensi Pertumbuhan: Ruang lingkup bisnis yang dipilih juga akan mempengaruhi
potensi pertumbuhan perusahaan. Beberapa sektor bisnis mungkin memiliki potensi
pertumbuhan yang lebih besar daripada yang lain, sehingga perusahaan harus memilih
dengan bijak untuk mengoptimalkan pertumbuhan mereka.
Dalam keseluruhan, ruang lingkup bisnis yang dipilih oleh perusahaan akan sangat
mempengaruhi keberhasilan dan pertumbuhan perusahaan. Oleh karena itu, pemilihan ruang
lingkup bisnis harus dilakukan dengan hati-hati dan berdasarkan analisis yang cermat tentang
kondisi pasar, persaingan, sumber daya, dan potensi pertumbuhan.
Struktur pengkodean KBLI mengadaptasi dari struktur pengkodean pada ISIC.
Struktur pengkodean dan penamaan struktur kode dalam KBLI 2020 masih sama dengan
KBLI 2015 Perka 2017 sebagai berikut:
8
1) Kategori, menunjukkan garis pokok penggolongan aktivitas ekonomi. Penggolongan
ini diberi kode satu digit kode alfabet. Dalam KBLI 2020, seluruh aktivitas ekonomi
di Indonesia digolongkan menjadi 21 kategori, dari A sampai dengan U.
2) Golongan Pokok, merupakan uraian lebih lanjut dari kategori. Setiap kategori
diuraikan menjadi satu atau beberapa golongan pokok menurut sifat masing-masing
golongan pokok. Setiap golongan pokok diberi kode dua digit angka.
3) Golongan, merupakan uraian lebih lanjut dari golongan pokok. Kodegolongan terdiri
dari tiga digit angka, yaitu dua digit angka pertama menunjukkan golongan pokok
yang berkaitan, dan satu digit angka terakhir menunjukkan aktivitas ekonomi dari
setiap golongan yang bersangkutan. Setiap golongan pokok dapat diuraikan menjadi
sebanyak-banyaknya sembilan golongan.
4) Subgolongan, merupakan uraian lebih lanjut dari aktivitas ekonomi yang tercakup
dalam suatu golongan. Kode subgolongan terdiri dari empat digit, yaitu kode tiga digit
angka pertama menunjukkan golongan yang berkaitan, dan satu digit angka terakhir
menunjukkan aktivitas ekonomi dari subgolongan bersangkutan. Setiap golongan
dapat diuraikan lebih lanjut menjadi sebanyak-banyaknya sembilan subgolongan.
5) Kelompok, dimaksudkan untuk memilah lebih lanjut kegiatan yang dicakup dalam
suatu subgolongan menjadi beberapa kegiatan yang lebih homogen menurut kriteria
tertentu. Setiap subgolongan dapat diuraikan lebih lanjut menjadi sebanyak-
banyaknya sembilan kelompok.
Ringkasan struktur kode KBLI 2020 disajikan dalam tabel berikut:
Jumlah Kategori, Golongan Pokok, Golongan,
Subgolongan, dan Kelompok Pada KBLI 2020
Struktur KBLI Digit Jumlah
Kategori Alfabet 21
Golongan Pokok 2 digit 88
Golongan 3 digit 245
Subgolongan 4 digit 567
Kelompok 5 digit 1789
Penerapan KBLI
Dalam KBLI, istilah “aktivitas” diartikan sebagai aktivitas produksi. Aktivitas
produksi didefinisikan sebagai penggunaan input seperti barang modal, tenaga kerja, energi
dan bahan baku/penolong) untuk menghasilkan output berupa barang dan/atau jasa. Output
yang dihasilkan dari aktivitas dapat ditransfer/ dipindahtangankan atau dijual kepada unit lain
(dengan transaksi pasar atau non-pasar), ditempatkan sebagai barang persediaan atau
digunakan oleh unit produksi itu sendiri sebagai konsumen akhir. Aktivitas produksi yang
didefinisikan di atas dapat terdiri dari:
Satu proses sederhana yang mengubah input menjadi output, seperti industri
pewarnaan kain.
Serangkaian dari beberapa sub-proses yang saling terintegrasi. Masingmasing sub-
proses tersebut mungkin termasuk dalam kelompok KBLI yang berbeda. Sebagai
9
contoh industri mobil yang terdiri dari beberapa sub-proses, seperti mencetak,
menempa, mengelas, merakit, mengecat, dan sebagainya. Begitu pula, dimungkinkan
industri mobil tersebut membuat bagian-bagian khusus dari mobil, seperti mesin, gear
boxes, dan peralatan lainnya, yang merupakan suatu kesatuan aktivitas pembuatan
mobil.
Aktivitas produksi dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu aktivitas utama (principal), aktivitas
sekunder (secondary), dan aktivitas penunjang (ancillary).
1) Aktivitas utama dapat menghasilkan 2 jenis produk yaitu produk utama atau produk
sampingan. Produk sampingan adalah produk tambahan/ikutan yang dihasilkan dari
produk utama (misalnya, kulit yang dihasilkan saat memproduksi daging dengan
menyembelih hewan).
2) Aktivitas sekunder adalah setiap aktivitas terpisah yang menghasilkan produk untuk
pihak ketiga namun bukan merupakan aktivitas utama dari suatu entitas. Output dari
aktivitas sekunder adalah produk sekunder. Sebagian besar entitas ekonomi
menghasilkan setidaknya beberapa produk sekunder.
3) Aktivitas penunjang Aktivitas utama dan sekunder tidak dapat dilakukan tanpa
dukungan sejumlah aktivitas penunjang, seperti pembukuan, transportasi,
penyimpanan, pembelian, promosi penjualan, jasa kebersihan, reparasi dan
pemeliharaan, keamanan dan sebagainya. Setidaknya beberapa dari aktivitas ini
ditemukan di setiap entitas ekonomi. Dengan demikian, aktivitas penunjang adalah
aktivitas yang dilakukan untuk mendukung aktivitas produksi utama suatu entitas
dengan menyediakan barang atau jasa yang keseluruhannya atau sebagian besar
dimanfaatkan untuk kelancaran aktivitas ekonomi dari entitas tersebut. Aktivitas
penunjang dilakukan untuk memfasilitasi aktivitas utama atau sekunder dari unit
produksi.
Fungsi:
Beberapa fungsi dari KBLI adalah:
a) Penentuan klasifikasi atau identitas dari sebuah bidang usaha di Indonesia
b) Acuan standar dan alat koordinasi, sinkronisasi dan integrasi penyelenggaraan
statistik.
c) Penentuan kualifikasi, di antaranya SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
dan TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
d) Identifikasi bidang usaha untuk pendaftaran Wajib Pajak
e) Sebagai acuan untuk mendaftarkan dan memperoleh legalitas di Indonesia.
f) Menentukan perizinan investasi atau penanaman modal yang boleh dilakukan
3. Bisnis Internasional
Transaksi perdagangan antarnegara sebenarnya bukan merupakan fenomena baru.
Pada abac ke-12, kerajaan Sriwijaya dan berbagai kerajaan maritim lainnya telah melakukan
perdagangan internasional dengar. berbagai kerajaan di Tiongkok dan India, bahkan beberapa
wilayah di Jepara di bawah pemerintahan kerajaan Majapahit telah melakukan perniagaan
10
sampai ke Madagaskar (Alatas, 2009). Demikian halnya berbagai monarki di Eropa sudah
melakukan perdagangan dengan wilayah Timur sejak abad ke-13. Jalur dagang Eropa ke Asia
Timur harus melewati jalur dagang yang dikendalikan oleh penguasa Kekaisaran Turki
Usmani, sehingga hal tersebut mengakibatkan mahalnya harga komoditas dari Asia ke Eropa
atau sebaliknya (Ball, Geringer, Minor dan McNett 2010). Realitas ini mendorong
perusahaan-perusahaan dagang Eropa untuk mencari jalur alternatif perdagangan dari Eropa
ke Asia. Di dalam pencarian rute baru perdagangan internasional inilah bangsa Eropa
menemukan benua Amerika.
Saat ini aktivitas bisnis internasional memiliki dampak yang luar biasa bagi
perkembangan. perekonomian global. Sebagai contoh, pada tahun 2006 harya 19 negara di
dunia yang memiliki gross national income (GNI) lebih tinggi dibandingkan penjualan
tahunan Exxon-Mcbil--sebuah perusahaan multinasional yang bergerak di bidang
perminyakan. Menurut data yang dilansir oleh Fortune Magazine, pada tahun 2006 Exxor-
Mobil memiliki penjualan tahuan sebesar 339.938 miliar dolar AS (Ball dkk, 2010). Nilai
penjualan ini lebih besar bila dibandingkan dengan pendapatan nasional bruto (PNB/GNP)
negara-negara seperti Indonesia, Polandia, Afrika Selatan dll. Selain itu perusahaan
transnasional/multinasional saat ini memiliki kurang lebih 866.000 perusahaan afiliasi di luar
negeri dan mempekerjakan lebih dari 53 juta orang di seluruh dunia.
Pengertian Bisnis Internasional, Bisnis internasional merupakan kegiatan transaksi barang
dan jasa di luar batas negara perusahaan yang bersangkutan untuk memenuhi tujuan
perusahaan (Czinkota, Ronkainen dan Moffett, 2005).
Evolusi Pemasaran Perusahaan dalam Memasuki Bisnis Internasional:
a) Pemasaran Domestik (Domestic Marketing), perusahaan pada awalnya melakukan
aktivitas pemasaran produk perusahaan secara domestik (domestic marketing) di
mana produk dibuat can dipasarkan di parent country, yaitu negara tempat perusahaan
berasal.
b) Femasaran Ekspor (Export Marketing) Perusahaan akan memasuki tahap kedua dari
evolusi pemasaran internasional, manakala produk perusahaan telah memperoleh
permintaan dari pasar luar negeri sehingga perusahaan terdorong untuk melakukan
aktivitas export marketing. Pemasaran Internasional (International Marketing) Pada
tahap evolusi selanjutnya, perusahaan memasuki tahap international marketing
dengan melakukan pengembangan produk berdasarkan kebutuhan dan keinginan
konsumen lokal (produk besifat polycentric).
c) Pemasaran Multinasional (Multinational Marketing) Evolusi bisnis internasional dari
sisi pemasaran mengalami evolusi lebih lanjut ke tahap regional marketing pada saat
perusahaan mulai melakukan standardisasi produk untuk dipasarkan pada regional
tertentu yang dapat dibedakan dari produk perusahaan yang dijual untuk regional
pemasaran lainnya.
d) Pemasaran Global (Global Marketing) Perusahaan akan mernasuki tahap evolusi
global marketing pada saat perusahaan melakukan standardisasi produk yang dijual
secara global tetapi produk tersebut masih memiliki variasi lokal yang disesuaikan
dengar variasi lokasi di mana produk dipasarkan.
Foreign Direct Investment (FDI) Investasi asing langsung 'FDI terjadi pada saat
perusanaan melakukan investas secara langsung dalam bentuk fasilitas produksi untuk
11
menghasilkan dan/atau memasarkan produk perusahaan di pasar luar negeri. FDI selanjutnya
dapat dibagi ke dalam dua kategori Kategori pertama adalah FDI dalam bentuk green field
investment. Perusahaan yang melakukan greenfield investment akan membentuk perusahaan
baru di luar negeri. Kategori FDI yang kedua adalah kategori FDI di mana perusahaan induk
(parent company) mengakuisisi atau melakukan merger dengan perusahaan yang sudah ada di
luar negeri. FDI memiliki aliran masuk dan keluar (Hill, 2006). Alivan FDI keluar (outflows
of FDI) terjadi pada saat investasi dilakukan oleh perusahaan dari suatu negara (parent
country) di negara asing. Sedangkan aliran masuk FDI (inflows of FDI) terjadi pada saat
perusahaan atau pemerintah negara asing melakukan penanaman modal di dalam negeri suatu
negara. Adapun jumlah keseluruhan nilai aset yang dimiliki oleh perusaraan asing atau
negara asing pada satuan waktu tertentu dinamakan stok FDI (stock of FDI).
Aktivitas ekspor merupakan cara memasuki pasar internasional yang banyak
digunakan oleh perusahaan pada saat mereka mulai melakukan kegiatan bisnis internasional.
Kegiatan ekspor memiliki dua keunggulan bagi perusahaan dibandingkan FDI Pertama,
kegiatan ekspor tidak membutuhkan investasi yang besar untuk menjalankan kegiatan
manufaktur di negara lain (host country). Kedua, perusahaan dapat memperoleh skala
ekonomis dengan memusatkan produksi produk di suatu negara kemudian melakukan ekspor
dari host country tersebut ke berbagai negara. Aktivitas ekspor juga memiliki setidaknya tiga
kelemahan (Hill, 2006). Pertama, aktivitas ekspor menjadi tidak menarik manakala
perusahaan memiliki pilihan untuk memproduksi produk lebih murah di negara host country
dibanding mengekspornya dari negara asalnya. Kedua, aktivitas ekspor memiliki biaya
transportasi yang tinggi, terutama bila produk yang diekspor merupakan produk dengan
volume yang besar (bulky). Ketiga, adanya hambatan tarif dapat menjadikan kegiatan ekspor
menjadi tidak ekonomis akibat menjad: mahalnya harga produk di pasar host country.
Lisensi merupakan suatu bentuk perjanjiani di mana pemberi Sisensi (licensor)
memberikan hak kepada pihak lain yang menjadi pengguna lisensi (licensee) untuk
menggunakan paten, penemuan, formula, proses, desain, hak cipta dan merek dagang selama
periode waktu tertentu yang disepakati antara licensor dengan licensee. Lisensi juga merniliki
tiga kelemahan utama Pertama, licensor tidak memiliki pengendalian ketat terhadap kegiatan
manufaktur, pemasaran dan strategi untuk mewujudkan experience curve dan memusatkan
produksi di negara dengan biaya paling ekonomis. Hal ini terjadi karena pada umumnya
licensee membuka sendiri aktivitas produksi di negaranya masing-masing sehingga
mernbatasi kemungkinan terjadinya sentralisasi lokasi (Hill, 2006). Kelemahan kedua,
aktivitas lisensi akan membatasi licensor yang menerima keuntungan dari aktivitas lisensi
berupa royalti untuk mendukung aktivitas pemberian lisensi kepada licensee lain. Ketiga,
licensor yang memberikan lisensi berupa know-how (pengetahuan)-nya kepada licensee
dapat kehilangan keunggulan bersaingnya karena teknologi yang mereka berikan kepada
licensee dapat ditiru dan menyebabkan licensor kehilangan keunggulan bersaingnya dalam
jangka panjang.
Waralaba (Franchising) Modus lain yang digunakan perusahaan untuk memasuki
pasar internasional adalah dengan melakukan franchising-yaitu suatu bentuk perjanjian
kontraktual antara pemilik franchise/ pewaralaba (franchisor) dengan pengguna
franchiserterwaralaba (franchisee). Dalam praktiknya, franchisor-pada umumnya merupakan
perusahaan pemilik produk atau jasa yang sudah terkenal seperti McDonald's, Hoka hoka
Bento dil-memberikan izin kepada franchisee untuk melakukan bisnis dengan menggunakan
merek franchisor dan franchisor mendapatkan lee atas penggunaan merek oleh franchisee.
Keuntungan franchising sebagai modus untuk memasuki pasar internasional adalah tidak
adanya risiko investasi. Sedangkan kerugian yang biasa ditimbulkan dari kegiatan franchising
muncul manakala franchisee tidak dapat menerapkan kendali mutu sesuai dengan permintaan
12
franchisor, sehingga mengakibatkan terjadinya penjualan produk di bawah standar mutu
kepada konsumen Hal ini dapat mengakibatkan kerugian bagi franchisor.
Usaha Patungan (Joint Venture) Cara lain untuk memasuki pasar internasional
adalah dengan membentuk perusahaan patungari (joint venture), yakni perusahaan yang
dimiliki oleh dua atau lebih perusahaan independen (Hil 2006). Salah satu contoh usaha
patungan adalah usaha paturigan antara perusahaan Indonesia dengan perusahaan Jepang
yang membentuk PT Otsuka Indonesia. Penisahaan ini didirikan pada tahun 1975 sebagai
perusahaan patungan di bidang industri farmasi. Produk-produk yang dihasilkan antara lain:
obat-obat etikal, produk nutrisi kinis dan cairan infus serta procuk alat-alat kesehatan.
13
melakukan kegiatan bisnis di negara lain bisa juga didorong oleh motif strategis untuk
mengikuti pelanggannya yang ada di luar negeri. Phatak dkk (2005) mencontohkan,
pada saat perusahaan otomotif Jepang membuka pabrik pembuatan mobil di Amerika
Serikat, maka berbagai perusahaan Jepang yang memproduksi bar mobil dan suku
cadang juga melakukan investasi langsung di Amerika Serikat dalam bentuk
pembangunan pabrik untuk menyediakan produk bagi perusahaan otomotif Jepang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ruang Lingkup Bisnis Menurut Philip Kotler (2001:7) produk yang dipasarkan dalam
suatu kegiatan bisnismencakup 10 entitas produk, yaitu: informations, place, experiences,
organization, ideas, peoples, properties, events, tangible goods, dan services. Jenis -jenis
bisnis ada 4, Monopsoni, Oligopoli, Oligopsoni, Pasar monopoli.
Klasfikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan salah satu klasifikasi baku
yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Struktur pengkodean KBLI mengadaptasi
dari struktur pengkodean pada ISIC, Kategori, Golongan Pokok Golongan, Subgolongan,
Kelompok. Aktivitas produksi dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu aktivitas utama
(principal), aktivitas sekunder (secondary), dan aktivitas penunjang (ancillary).
Bisnis internasional merupakan kegiatan transaksi barang dan jasa di luar batas negara
perusahaan yang bersangkutan untuk memenuhi tujuan perusahaan (Czinkota, Ronkainen dan
Moffett, 2005). Evolusi Pemasaran Perusahaan dalam Memasuki Bisnis Internasional:
Pemasaran domestik (Domestik Marketing), Pemasaran ekspor (Export Marketing),
Pemasaran multinasional (Multinational Marketing), Pemasaran global (Global Marketing).
Untuk bentuk aktivitas bisnis internasional berupa; FDI (Foreign Direct Investment),
Aktivitas ekspor, lisensi, Waralaba (Franchising), Usaha patungan (Joint Venture).
Faktor-Faktor yang Mendorong Ferkembangan Bisnis Internasional: Market-Seeking
Motives, Cost-Reduction Motives, Strategic Motives.
B. EVALUASI
1. Menurut philip kotler,service(jasa) memiliki 3 karakteristik/ciri. Apa saja 3 ciri tersebut?
2. Apa saja pengaruh yang ditimbulkan oleh ruang lingkup bisnis Perusahaan?
14
3. Bagaimana jalannya alur bisnis internasional yang sangat berdampak bagi
perkembangan ekonomi dunia ?
4. Jelaskan apa itu risiko mata uang asing dan bagaimana dampaknya terhadap bisnis
internasional. Berikan contoh kasus nyata dan bagaimana risiko ini dapat dikelola.
5. Bagaimana peran etika bisnis dalam pengambilan keputusan strategis bisnis? Berikan
contoh bagaimana bisnis dapat mengambil keputusan etis dan menghindari praktik bisnis
yang merugikan.
C. SARAN
Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih fokus
dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber sumber yang lebih
banyak.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari
makalah adalah daftar pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
(Statistik, 2020)Statistik, B. P. (2020). Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)
Tahun 2020. In Badan Pusat Statistik.
Suri, N. (2019). Ruang Lingkup. In Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53,
Nomor 9, hal. 1689–1699).
(Suri, 2019)Statistik, B. P. (2020). Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)
Tahun 2020. In Badan Pusat Statistik.
Sholihin, Ismail. (2015). Pengantar Bisnis. Jakarta: Kencana.
15