Anda di halaman 1dari 19

B.

Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan harga barang di pasar dengan
jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Fungsi penawaran digunakan oleh produsen untuk
menganalisa kemungkinan2 banyak barang yang akan diproduksi. Menurut hukum penawaran bila harga
barang naik, dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor lain dianggap tetap), maka jumlah barang yang
ditawarkan akan naik, dan sebaliknya apabila harga barang menurun jumlah barang yang ditawarkan
juga menurun. jadi dalam fungsi penawaran antara harga barang dan jumlah barang yang ditawarkan
memiliki hubungan posifit, karenanya gradien (b) dari fungsi penawaran selalu positif.

Bentuk umum dari fungsi penawaran linear adalah sebagai berikut:


Qs = a + bPs

dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai positif

b = ∆Qs/ ∆Ps
Ps= adalah harga barang per unit yang ditawarkan
Qs= adalah banyaknya unit barang yang ditawarkan
Ps≥ 0, Qs≥ 0, serta dPs/ dQs > 0

Pada saat harga durian Rp. 3.000 perbuah toko A hanya mampu menjual Durian sebanyak 100 buah,
dan pada saat harga durian Rp. 4.000 perbuah toko A mampu menjual Durian lebih banyak menjadi 200
buah. dari kasus tersebut buatlah fungsi penawarannya ?
Jawab :
dari soal diatas diperoleh data sebagai berikut :
P1 = 3.000     Q1 = 100 buah
P2 = 4.000     Q2 = 200 buah
Langkah selanjutnya, kita memasukan data-data diatas kedalam rumus persamaan linear a:
 P - P1        Q - Q1
--------  =  ---------
P2 - P1      Q2 - Q1

    P  - 3.000         Q - 100


--------------  = -------------
4.000 - 3.000      200 - 100

     P - 3.000           Q - 100


--------------   =  -------------
        1.000                 100

(P - 3.000)(100) = (Q - 100) (1.000)


100P - 300.000  = 1.000Q - 100.000
1.000Q = -300.000 + 100.000 + 100P
1.000Q = -200.000 + 100P
Q = 1/1000 (-200.000 + 100P )
Q = -200 + 0.1P
============
Jadi dari kasus diatas diperoleh Fungsi penawaran : Qs = -200 + 0,1Pd
 
KONSEP UTILITAS/DAYA GUNA (UTILITY)

Kurva indiferensi (Indifference Curve) adalah kurva menunjukkan preferensi konsumen yang
didasarkan asumsi bahwa konsumen dapat membuat urutan alternatif-alternatif yang disukainya.

Utilitas adalah tingkat kepuasan yang diperoleh seorang individu dari mengkonsumsi suatu
barang atau melakukan suatu aktivitas. Dalam analisis ekonomi, utilitas sering digunakan untuk
menggambarkan urutan preferensi sekelompok barang, contohnya seorang konsumen bernama
Sitorus merasa lebih puas membeli 3 buah buku fiksi ilmiah jika dibandingkan dengan membeli
sehelai kemeja, hal ini berarti buku-buku tersebut memberikan utilitas yang lebih besar
dibandingkan dengan kemeja tadi.

Fungsi utilitas dapat ditunjukkan dengan sekumpulan kurva indiferensi, yang masing-masing
mempunyai indikator numerik. Pada Gambar berikut ini menunjukkan 3 kurva indiferensi
dengan tingkat utilitas sebesar 25, 50 dan 100.

Perlu diingat bahwa ketika kita menggunakan fungsi utilitas, yang kita tekankan adalah konsep
ordinal bukan kardinal. Dengan demikian yang perlu kita perhatikan dari gambar di atas, bukan
angka numerik seperti 25, 50 dan 100 tetapi bahwa kurva indiferensi dengan utilitas (U) = 100
memberikan kepuasan yang lebih besar dibandingkan dengan utilitas sebesar 50, demikian juga
kurva indiferensi dengan utilitas sebesar 50 memberikan kepuasan yang lebih besar dari utilitas
sebesar 25.

PERILAKU PRODUSEN

Fungsi Produksi

Aktivitas utama perusahaan adalah mengubah input menjadi output, sementara itu di dalam
ekonomi mikro kita akan pelajari bagaimana perusahaan menentukan pilihannya dalam rangka
mengubah input menjadi output. Hubungan antara input dan output biasa dinyatakan dalam
bentuk fungsi produksi yaitu :

Q = f (K, L, M, …..) (1)

Dimana Q menunjukkan output satu perusahaan untuk barang tertentu dalam periode waktu
tertentu, K menunjukkan jumlah mesin yang digunakan (atau disebut modal/kapital) dalam
periode tersebut, L menunjukkan banyaknya jumlah tenaga kerja, M menunjukkan bahan baku
yang digunakan, serta variabel-variabel lain yang mempengaruhi proses produksi.

Secara konkret fungsi produksi di atas dapat dijelaskan dengan contoh berikut ini. Dimisalkan
bahwa fungsi produksi menunjukkan output yang dihasilkan oleh seorang petani beras dalam
periode waktu satu tahun yang tergantung pada jumlah tenaga kerja yang digunakan pada
periode satu tahun, jumlah peralatan/mesin yang digunakan pada tahun tersebut, dan luas tanah
yang digunakan pada tahun tersebut. Beberapa keputusan yang dapat dipilih adalah apakah
petani menghasilkan beras 10 ton dengan banyak tenaga kerja tetapi menggunakan mesin
seadanya (teknik padat karya) atau sebagai alternatif menghasilkan 10 ton beras dengan tenaga
kerja terbatas tetapi penggunaan mesin bersifat dominan (teknik padat modal) atau
mengintensifkan penggunaan tanah yang terbatas dengan menekankan pada besarnya bantuan
mesin dan pupuk untuk menghasilkan jumlah beras yang sama. Ketiga teknik tersebut (padat
karya, padat modal atau padat lahan) digambarkan pada fungsi produksi pada persamaan (1) di
atas. Untuk setiap kemungkinan pilihan input, fungsi produksi mencari output maksimum yang
dapat dicapai dari input-input yang ada.

Utility function atau fungsi utilitas adalah ekspresi matematis yang


memberikan nilai pada semua kemungkinan pilihan. Dalam teori portofolio,
fungsi utilitas mengungkapkan preferensi entitas ekonomi sehubungan
dengan risiko yang dirasakan dan pengembalian yang diharapkan. Dalam
mikroekonomi, ini adalah fungsi konsumsi individu atas berbagai barang
barang dan jasa. 

Mengapa fungsi utilitas itu penting?


Fungsi utilitas sangat penting untuk menjelaskan perilaku manusia. Ekonom
menggunakannya dalam menjelaskan dasar teori pilihan konsumen. Teori ini
menjelaskan pilihan konsumen ketika berhadapan dengan sumber daya yang
terbatas dan kebutuhan yang tidak terbatas.

Ekonom menganggap manusia memilih secara rasional. Dalam arti, dengan


sumber daya yang ada, mereka akan memaksimalkan kepuasan yang
diperoleh dari konsumsi barang dan jasa. Untuk mengukur kepuasan
konsumen, para ekonom menggunakan fungsi utilitas. Dalam teori ini, para
ekonom juga menggunakan fungsi (garis) batasan anggaran sebagai kombinasi
barang dan jasa yang mungkin diperoleh konsumen dengan sumber dayanya
(uang).
Dengan dua fungsi matematika ini, para ekonom dapat menentukan titik
optimal pilihan konsumen. Dan, untuk membuatnya lebih mudah, mereka
menggambarkannya dalam grafik dua dimensi. Grafik terdiri dari kurva
indiferens dan garis kendala anggaran. Kurva indiferens mewakili kombinasi
barang yang memaksimalkan utilitas, dan garis kendala anggaran mewakili
kombinasi produk yang dapat diperoleh konsumen dari sumber dayanya. Titik
optimal terjadi ketika dua kurva bersinggungan (titik ini juga disebut
ekuilibrium konsumen).

Cara kerja
Dengan fungsi utilitas, kita dapat membuat peringkat bundel konsumsi yang
berbeda berdasarkan preferensi konsumen. Mari kita ambil contoh
sederhana:

 Bundel A berisi 4 jeruk dan 3 apel


 Bundel B terdiri dari 3 jeruk dan 4 apel

Sebagai contoh, ketika Anda diminta untuk memberikan nilai kepuasan dari
dua keranjang, Anda menghargai utilitas total bundel A sebagai 12 utils dan
bundel B sebagai 6 utils. Anda lebih suka bundel A karena mengandung lebih
banyak jeruk. Kepuasan Anda dengan jeruk bali agak lebih tinggi dari
Apel. Karena itu, Anda lebih suka bundel A.

Sebagai catatan, fungsi utilitas tidak memberikan peringkat kardinal, tetapi


peringkat ordinal. Apa konsekuensinya?

Dengan peringkat ordinal, Anda dapat menentukan bundel mana yang Anda
sukai. Namun, Anda tidak dapat menghitung kepuasan relatif dari setiap
bundel. Dalam kasus di atas, Anda suka A, dan Anda pikir itu memberi
kesenangan 12 utils. Angka itu tidak berarti bundel A memiliki dua kali lipat
utilitas bundel B. Mengapa?

Karena Anda menilai berdasarkan persepsi, dan itu subyektif dan tergantung
pada kondisi ketika Anda memberikan penilaian. Ketika dihadapkan dengan
pilihan yang sama di lain waktu, Anda mungkin memberikan penilaian yang
berbeda. Dan, fungsinya mencoba untuk mengukur kepuasan Anda.
Secara umum, kita dapat menulis fungsi utilitas menggunakan rumus berikut:

U = f(Q1 , Q2 , …, Qn )

Fungsi tersebut menyatakan bahwa utilitas adalah fungsi dari kuantitas (Q)
berbagai barang, dari 1 hingga n. Karena ada banyak kombinasi item yang
mungkin dipilih konsumen, dalam artikel ini, kami hanya menggunakan dua
item sebagai representasi, jeruk, dan apel.

Misalnya, utilitas bundel A kami formulasikan dalam fungsi matematika


sebagai berikut:

U = 4X + 3Y

X berwarna jeruk, dan Y adalah apel.

Lebih jauh, ketika utilitas ditulis dalam fungsi matematika, kita juga dapat
mengukur utilitas marginal. Utilitas marjinal adalah kepuasan tambahan yang
didapat konsumen dari suatu barang dengan mengonsumsi satu lagi. Utilitas
marjinal adalah turunan pertama dari fungsi utilitas total.

Katakanlah, kita ingin menghitung utilitas marjinal dari konsumsi jeruk. Itu


berarti kita menganggap apel sebagai konstanta. Dengan demikian, utilitas
marginal dari persamaan di atas adalah:

MU (x) = ∂U / ∂x = 4
1.    FUNGSI BIAYA
Fungsi biaya merupakan hubungan antara biaya dengan jumlah produksi yang dihasilkan, fungsi
biaya dapat digambarkan ke dalam kurva dan kurva biaya menggambarkan titik-titik
kemungkinan bsarnya biaya di berbagai tingkat produksi. Dalam membicarakan biaya ada
beberapa macam biaya, yaitu:
a. Biaya Total ( Total Cost = TC = C)
b. Biaya Variabel (Variable Cost = VC)
c. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
d. Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost = AC)
e. Biaya Variabel Rata Rata ( Average Variable Cost = AVC)
f. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC)
g. Biaya Marginal

Rumus :
1. C = AC x Q  atau C = FC + VC
2. FC = AFC X Q
3. VC = AVC  X Q
Biaya Total →   C = f (Q)
Biaya Marginal : MC ≈ C’ ≈   = f’ (Q)
Biaya total tak lain adalah Integral dari biaya marginal
C = ∫ MC d Q = ∫ f’ (Q) d  Q

Contoh Soal:
Biaya marjinal suatu perusahaan ditunjukkan oleh MC = 3Q2 – 6Q + 4 . Carilah persamaan
biaya total dan biaya rata-ratanya.
Biaya Total :  C =∫ MC d Q
                            = ∫ (3Q2 – 6Q + 4) d Q
                            =  Q3 - 3Q2 + 4Q + k
Biaya rata-rata: AC =   → = Q2 – 3Q + 4 +
C = Q3 – 3 Q2 + 4Q + 4
AC = Q2 – 3Q + 4 +

2.    FUNGSI PENERIMAAN
Penerimaan Total  : R = f (Q)
Penerimaan Marjinal         :  MR = R’ ≈   = f’ (Q)
Penerimaan total tak lain adalah Integral dari penerimaan marjinal
C = ∫ MR d Q = ∫ f’ (Q) d  Q

Contoh Soal:
Carilah persamaan penrimaan total dari penerimaan rata-rata dari perusahaan jika penerimaan
marjinalnya MR = 16 – 4Q
Penerimaan Total  : R  = ∫ MR d Q
                                                       = ∫ (16 – 4Q) d Q
                                                       = 16 Q – 2 Q2
     Penerimaan rata-rata          : AR =   = 16 - 2Q
Dalam persamaan penerimaan total konstanta k = 0, sebab penerimaan akan ada jika tak
ada barang yang dihasilkan atau terjual.
Fungsi Biaya dan Penerimaan
      Biaya atau ongkos pengertian secara ekonomis merupakan beban yang harus dibayar
produsen untuk menghasilkan barang dan jasa  sampai barang tersebut siap untuk dikonsumsi .
Biaya merupakan fungsi dari jumlah produksi, dengan notasi C = f(Q).
C = biaya total
Q = jumlah produksi.
    
      Dalam menganalisa biaya umumnya tidak terlepas dari analisa penerimaan atau revenue atau
total revenue. Pengertian revenue atau penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diterima dari
hasil penjualan barang pada tingkat harga tertentu. Secara matematik total revenue dirumuskan
sebagai berikut:

* TR = PQ.       TR = Penerimaan Total, P = Harga Barang dan Q = Jumlah barang yang dijual.
* Penerimaan Rata-rata (AR) adalah penerimaan rata-rata tiap unit produksi, dapat dirumuskan :
   AR = TR/Q
* Penerimaan Marginal atau Marginal Revenue adalah tambahan penerimaan sebagai akibat dari
tambahan
   produksi, dirumuskan"
   MR = ∆TR/∆Q     atau  turunan dari TR
   MR = Marginal Revenue,  ∆TR = Tambahan penerimaan,  ∆Q = Tambahan Produksi.
Berdasarkan konsep penerimaan dan biaya (TR dan TC)  dapat diketahui beberapa kemungkinan
diantaranya :

TR < TC  = keadaan untung / laba


TR= TC   = keadaan  Break Even Point
TR > TC  = Keadaan rugi.
Contoh Soal:

Sebuah pabrik Sandal dengan Merk " Idaman" mempunyai biaya tetap (FC) = 1.000.000; biaya
untuk membuat sebuah sandal Rp 500; apabila sandal tersebut dijual dengan harga Rp 1.000,
maka:
Ditanya:
a. Fungsi biaya total (C), fungsi penerimaan total ( TR) dan Variable Cost.
b. Pada saat kapan pabrik sandal mencapai BEP
c. Untung atau rugikah apabila memproduksi 9.000 unit

Jawab:
a. FC = Rp 1.000.000
    VC= Rp 500.
    Fungsi biaya variabel VC = 500  Q ..........................................................................(1)
    Fungsi biaya total C = FC + VC     -----> C = 1.000.000 + 500 Q ..........................(2)
    Fungsi penerimaan total  TR = P.Q -----> TR = 1.000 Q ..........................................(3)

b. Break Even Point terjadi pada saat TR = TC


    1.000 Q  = Rp 1.000.000 + 500 Q
    1.000 Q - 500 Q = 1.000.000
     500 Q = 1.000.000
     Q = 2.000 unit
    Pabrik roti akan  mengalami BEP pada saat Q = 2.000 unit
    Pada biaya total  C = 1.000.000 + 500 ( 2.000)
                              C = 2.000.000

c. Pada saat memproduksi Q = 9000 unit


    TR = P.Q
          = 1.000  X  9.000
          = 9.000.000

    C  = 1.000.000 + 500 (Q)


         = 1.000.000 + 500 ( 9.000)
         = 1.000.000 + 4500.000
         = 5.500.000

    Bila  TR > TC, maka keadaan laba / untung.


    laba = TR - TC
           = 9.000.00 - 5.500.000
           = 3.500.000

    Bila hanya memproduksi 1.500 unit maka akan mengalami kerugian sebesar :
    Rugi = TR - TC
            = 1.000 (1.500)  - 1.000.000 + 500 ( 1.500)
            = 1.500.000 - 1.750.000
            = 250.000

3.    FUNGSI UTILITAS
Utilitas Total                     : U = f (Q)
Utilitas Marjinal    :  MU = R’ ≈   = f’ (Q)
Utilitas total tak lain adalah Integral dari utilitas marjinal
U = ∫ MR d Q = ∫ f’ (Q) d  Q

Contoh soal:
Carilah persamaan utilitas total dari seorang konsumen jika utilitas marginalnya MU = 90 – 10 Q
Utilitas total          : U =  ∫ MR d Q
                                          = ∫ (90 – 10Q) d Q
                                          = 90Q – 5 Q2
Seperti halnya produk total dan penerimaan total, disinipun konstanta k = 0, sebab tidak aka nada
kepuasan tau utilitas yang diperoleh jika tak ada barang yang dikonsumsi.
4.    FUNGSI PRODUKSI
fungsi produksi adalah fungsi yang menentukan output dari perusahaan untuk semua
kombinasi masukan. Sebuah fungsi meta-produksi (kadang-kadang fungsi metaproduction)
membandingkan praktek entitas yang ada mengkonversi input menjadi output untuk menentukan
fungsi praktek produksi yang paling efisien dari entitas yang ada, apakah praktik produksi yang
paling efisien layak atau produksi praktek yang paling efisien yang sebenarnya. [ 3] Klarifikasi
diperlukan
 Dalam kedua kasus, output maksimum dari suatu proses produksi teknologi-ditentukan
adalah fungsi matematika dari satu atau lebih masukan. Dengan kata lain, diberikan himpunan
semua kombinasi teknis layak output dan input, hanya mencakup kombinasi output maksimum
untuk satu set input tertentu akan merupakan fungsi produksi. Atau, fungsi produksi dapat
didefinisikan sebagai spesifikasi persyaratan masukan minimum yang diperlukan untuk
menghasilkan jumlah output yang ditunjuk, mengingat teknologi yang tersedia. Hal ini biasanya
dianggap bahwa fungsi produksi yang unik dapat dibangun untuk setiap teknologi produksi.
Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi dan operasi adalah:
1.      Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan
masukan (inputs),
2.      Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk
penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3.      Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan
produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu.
4.      Pengendalian atau perawatan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan
sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan
pengolahan masukan (inputs) pada kenyataannya dapat dilaksanakan .
” Jadi fungsi produksi merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan
suatu barang, mengubah sesuatu yang nilainya lebih rendah menjadi sesuatu yang memiliki nilai
lebih tinggi dengan menggunakan sumber daya yang ada, seperti bahan baku, tenaga kerja, mesin
dan sumber-sumber lainnya, sehingga produk yang dihasilkan dapat memberikan kepuasan pada
konsumen. Dengan demikian untuk membuktikan apakah produksi tersebut telah berjalan atau
tidak, maka diperlukan suatu pemeriksaan yaitu pemeriksaan manajemen. Sedangkan program
pemeriksaan manajemen pada fiingsi produksi yang akan dilakukan adalah perencanaan dan
pengendalian produksi, tenaga kerja produksi, fasilitas produksi, dan pelaksanaan proses
produksi.
Dengan asumsi bahwa output maksimum teknologi mungkin dari himpunan input dicapai,
ekonom menggunakan fungsi produksi dalam analisis yang abstrak dari masalah teknik dan
manajerial inheren terkait dengan proses produksi tertentu. Masalah-masalah teknik dan
manajerial efisiensi teknis diasumsikan untuk dipecahkan, sehingga analisis yang dapat fokus
pada masalah efisiensi alokatif . Perusahaan diasumsikan membuat pilihan tentang alokasi
berapa banyak masing-masing faktor input untuk digunakan dan berapa banyak output untuk
menghasilkan, mengingat biaya (harga pembelian) dari setiap faktor, harga jual output, dan
penentu teknologi diwakili oleh fungsi produksi. Sebuah membingkai keputusan di mana satu
atau lebih input yang dipertahankan konstan dapat digunakan, misalnya, (fisik) modal dapat
diasumsikan tetap (konstan) dalam jangka pendek , dan input tenaga kerja dan kemungkinan
lainnya seperti variabel bahan baku, sementara dalam jangka panjang , jumlah modal dan faktor-
faktor lain yang dapat dipilih oleh perusahaan adalah variabel. Dalam jangka panjang,
perusahaan bahkan mungkin memiliki pilihan teknologi, diwakili oleh berbagai fungsi produksi
mungkin.
Hubungan antara output ke input adalah non-moneter, yaitu fungsi produksi berkaitan input fisik
untuk output fisik, dan harga dan biaya yang tidak tercermin dalam fungsi. Tetapi fungsi
produksi tidak model lengkap dari proses produksi: sengaja abstrak dari aspek inheren dari
proses produksi fisik yang sebagian orang akan berpendapat sangat penting, termasuk kesalahan,
entropi atau limbah. Selain itu, fungsi produksi tidak biasanya model proses bisnis , baik,
mengabaikan peran manajemen. (Untuk primer pada elemen fundamental dari teori produksi
ekonomi mikro, melihat dasar-dasar teori produksi ).
Tujuan utama dari fungsi produksi adalah untuk mengatasi efisiensi alokatif dalam penggunaan
input faktor dalam produksi dan distribusi yang dihasilkan pendapatan untuk faktor-faktor.
Berdasarkan asumsi-asumsi tertentu, fungsi produksi dapat digunakan untuk memperoleh
sebuah produk marjinal untuk setiap faktor, yang berarti pembagian yang ideal dari pendapatan
yang dihasilkan dari output ke pendapatan karena masing-masing faktor input produksi.

Menentukan fungsi produksi


Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam bentuk fungsional sebagai sisi kanan
Q = f (X 1, X 2, X 3 ,…, X  n)
di mana:
Q = jumlah output
X 1, X 2, X 3 ,…, X  n = jumlah input faktor (seperti modal, tenaga kerja, tanah atau bahan baku).
Jika Q bukan matriks (yaitu skalar, vektor, atau bahkan matriks diagonal), maka bentuk ini tidak
mencakup produksi bersama, yang merupakan proses produksi yang memiliki beberapa co-
produk. Di sisi lain, jika f peta dari R n ke R k maka fungsi produksi bersama mengekspresikan
penentuan jenis k output yang berbeda berdasarkan pada penggunaan bersama dari jumlah
tertentu dari input n.
Salah satu formulasi, tidak mungkin relevan dalam praktek, adalah sebagai fungsi linear:
Q = a + b X 1 + X 2 + c d X 3 + …
di mana a, b, c, dan d adalah parameter yang ditentukan secara empiris.
Lain adalah sebagai Cobb-Douglas fungsi produksi:
Para fungsi produksi Leontief berlaku untuk situasi di mana input harus digunakan dalam
proporsi yang tetap, mulai dari yang proporsi, jika penggunaan satu input meningkat tanpa orang
lain meningkat, output tidak akan berubah. Ini fungsi produksi diberikan oleh
Bentuk-bentuk lain termasuk elastisitas substitusi yang konstan fungsi produksi (CES), yang
merupakan bentuk umum dari fungsi Cobb-Douglas, dan fungsi produksi kuadrat. Bentuk terbaik
dari persamaan untuk menggunakan dan nilai-nilai parameter (a, b, c, …) bervariasi dari
perusahaan ke perusahaan dan industri untuk industri. Dalam fungsi produksi jangka pendek
setidaknya satu dari X ‘s (input) adalah tetap. Dalam jangka panjang semua faktor input adalah
variabel pada kebijaksanaan manajemen.

Soal :

Diketahui fungsi produksi Q=10 K 0,5 L 0,5


B = 100 , pL =5,pK=15

Tentukan Q maksimum

Cara Substitusi
Q  = 10 K 0,5 L 0,5
MPL  = 5 L -0,5 K 0,5  =5.K0,5 /L0,5
MPK =  5 K -0,5 L 0,5  =5.L0,5 /K0,5

Syarat Untuk Q maksimum :


MPL /MPK  = PL/PK
5.K 0,5/L 0,5  :  5.K 0,5/L 0,5    = 5/15

K/L = 1/3
3K  = L

Substitusikan pada persamaan garis anggaran


100=5L + 15K
100=5(3K)+15K
100=30K
K = 3,33 dibulatkan 3,0
L = 9,99 dibulatkan 10.

Berapa besar Q maksimum? Kita masukkan nilai K = 3,3, L = 10 ke dalam fungsi produksi :

Q = 10 L0,5 K0,5

Q = 10 (10)0,5 (3,3)0,5
   
 = 57,45

B = 15(3,3) + 5(10)
   =  99,50 (B mendekati 100 karena ada oembulatan )

Apakah benar Q maksimum dan sesuai dengan anggaran perusahaan yang tersedia ?  Hal ini bisa
dicek dengan memasukkan nilai K dan L yang berbeda dalam fungsi produksi.
Misalnya, untuk kombinasi K = 3, dan L = 9, atau kombinasi K = 3,50 dan L = 10.

K = 3, L = 9

Nilai Q = 10 (9) 0,5 (3)0,5
             = 51,96 ( Q < 57,16 )

Namun, perlu juga di cek dengan anggaran yang tersedia L

B = PK.K + PL,L
B = 3,50,  L = 10

Nilai Q = 10(10)0,5 (3,5)0,5
             = 112,5 ( Q > 57,16 )

Seperti di atas, perlu juga memeriksa dengan anggaran yang tersedia.

B = 15(3,5) + 5(10) = 102,5


B > 100, berarti defisit Anggaran

Angka Pengganda Lagrange


Fungsi produksi Q = 10 K0,5 L0,5 diubah menjadi fungsi Lagrange sebagai berikut :
Fungsi Lagrange :
L =  10 (0,5) K0,5 L -0,5 + a ( 100 – pk K – pl L)
¶ L / ¶ K = ( 5L 0,5 / K 0,5 ) - a PK = 0
¶ K / ¶ L = ( 5K 0,5 / L 0,5 ) - a PL = 0
¶ L / ¶ a = 100 – PK K - PL L = 0

Dengan menyamakan masing – masing persamaan menjadi nol dan menyelesaikannya dalam
sistem persamaan maka diperoleh kesetaraan L dalam K dan :
L = 3 K = 10
K = 10/3 = 3,33
FUNGSI PRODUKSI

Produksi Total                   : P = f (Q)


                                            P = keluaran ;   X  = masukan
Produksi Marjinal  :  MU = R’ ≈   = f’ (X)
Produk total tak lain adalah Integral dari Produk marjinal
U = ∫ MP d X = ∫ f’ (X) d X
Contoh Soal:
Produk marjinal sebuah perusahaan ditunjukkan oleh MP = 18 X – 3 X2 carilah
persamaan produk total dan produk rata-ratanya.
Produk  total         : P =  ∫ MP d Q
                                          = ∫ (18 X  – 3X2) d X
                                          = 9X2–  X3
Produk rata-rata       : AP =   = 9X–  X2
Dalam persamaan produk total juga kontanta k = 0, sebab tidak aka nada  barang (P) yang
dihasilkan jika tidak ada bahan (X) yang diolah atau digunakan.

dikaitkan dengan pendapatan, konsumsi adalah bagian pendapatan yang dibelanjakan untuk kebutuhan
konsumsi. Sedangkan tabungan adalah bagian pendapatan yang disimpan atau tidak dibelanjakan. Oleh
karena itu, besar pendapatan sama dengan besar konsumsi ditambah besar tabungan.

Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan

Bisa ditulis Y = C + S

Keterangan:
Y = pendapatan
C = konsumsi
S = tabungan

Keynes, mengemukakan bahwa “Setiap pertambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan


konsumsi dan pertambahan tabungan.”

Adapun hubungan antara besarnya konsumsi dan pendapatan, oleh Keynes dirumuskan dalam sebuah
fungsi konsumsi. Fungsi konsumsi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan besarnya konsumsi
dengan pendapatan.
Adapun hubungan antara besarnya tabungan dan pendapatan dirumuskan dalam sebuah fungsi
tabungan. Fungsi tabungan adalah fungsi yang menunjukkan hubungan besarnya tabungan dengan
pendapatan.
Untuk mempermudah pemahaman, berikut ini kita akan mempelajari fungsi konsumsi dan fungsi
tabungan dalam bentuk soal.

1. Diketahui fungsi konsumsi C = 100.000 + 0,6 Y


Ditanya:
a. Berapa besar konsumsi bila Y = 0 (tidak memiliki pendapatan)
b. Berapa besar konsumsi bila Y = 500.000
c. Berdasarkan fungsi konsumsi di atas, tentukan fungsi tabungannya.
d. Berapa besar tabungan bila Y = 600.000

Jawab :
a. Diketahui:
C = 100.000 + 0.6 Y
Sekarang kita masukkan Y = 0 ke dalam persamaan tersebut
C = 100.000 + 0.6 Y
C = 100.000 + 0.6 x 0
C = 100.000 + 0
C = 100.000
Jadi, bila Y = 0 maka besar konsumsi adalah Rp100.000,-

b. Diketahui:
C = 100.000 + 0,6 Y
Sekarang kita masukkan Y = 500.000 ke dalam persamaan tersebut
C = 100.000 + 0.6 x 500.000
C = 100.000 + 300.000
Jadi, bila Y = 500.000 maka besar konsumsi adalah Rp400.000,-.

c. Diketahui:
C = 100.000 + 0,6 Y
Dari persamaan di atas diketahui
a = 100.000 b = 0,6
Karena S = –a + (1–b) Y
Maka, fungsi tabungan adalah S = –100.000 + 0,4 Y
Jadi bila diketahui C = 100.000 + 0,6 Y
maka fungsi tabungannya adalah S = –100.000 + 0,4 Y

d. Diketahui:
S = –100.000 + 0,4 Y
Sekarang kita masukkan Y = 600.000 ke dalam persamaan tersebut
S = –100.000 + 0,4 x 600.000
S = –100.000 + 240.000
S = 140.000
Jadi, bila Y = 600.000 maka besar tabungan Rp140.000,-

2. Diketahui fungsi konsumsi


C = 20 + 0,8 Y
Ditanya:
a. Tentukan fungsi tabungannya!
b. Gambarkan kurva (grafik) fungsi konsumsi dan fungsi tabungannya!

Jawab:
a. C = 20 + 0,8 Y
S = –a + (1–b) Y (dari fungsi konsumsi diketahui a = 20 dan b = 0,8) Sehingga,
S = –20 + (1–0,8) Y
S = –20 + 0,2 Y, jadi fungsi tabungannya adalah:
S = –20 + 0,2 Y
b. Untuk menggambar fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, gunakan langkah–langkah berikut:
1) Kurva Fungsi Konsumsi C = 20 + 0,8 Y
Titik potong dengan sumbu C (sumbu vertikal) bila Y= 0, terjadi pada titik (0,20)
Titik potong dengan scale line (garis skala), garis skala adalah garis yang membagi sudut menjadi dua
bagian yang sama dengan menunjukkan Y = C. Untuk mencari titik potong dengan garis skala kita harus
mensubstitusikan Y = C ke dalam fungsi konsumsi di atas.
Y = C C = 20 + 0,8 Y (karena Y = C maka C akan diganti Y)
sehingga,
Y = 20 + 0,8 Y
Y – 0,8 Y = 20
0,2 Y = 20

2) Kurva fungsi tabungan S = –20 + 0,2 Y


Titik potong dengan sumbu S (bila Y = 0) terjadi pada titik (0,–20)
Titik potong dengan sumbu Y (bila S = 0) terjadi pada titik (100,0)

3). Diketahui fungsi konsumsi C = 10 + 0,60 Y. Bila pendapatan sebesar 60 tentukan besar
tabungannya?

Jawab:
Karena yang ditanya besar tabungan, agar lebih mudah kita harus membuat fungsi tabungannya lebih
dulu, yakni S = –10 + 0,40 Y. Berapa S (tabungan) bila Y (pendapatan) = 60?

Y = 60 S = –10 + 0,40 Y
S = –10 + (0,40 x 60)
S = –10 + 24 = 14
Jadi, bila pendapatan 60 maka tabungannya adalah 14.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Konsumsi dan Tabungan


Pembahasan mengenai fungsi konsumsi dan fungsi tabungan yang telah kita lakukan di depan
menunjukkan pada kita bahwa tinggi rendahnya pendapatan merupakan faktor penting yang
memengaruhi besar kecilnya konsumsi dan tabungan. Selain pendapatan, masih ada beberapa faktor
lain yang bisa memengaruhi besar kecilnya konsumsi dan tabungan. Faktor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut.

a. Keadaan Perekonomian
Bila perekonomian dalam keadaan baik, stabil, dan tidak banyak pengangguran maka masyarakat
cenderung aktif melakukan konsumsi dan kurang aktif menabung. Sebaliknya, bila perekonomian dalam
keadaan buruk, tidak stabil dan terdapat banyak pengangguran maka masyarakat cenderung berhati-hati
dan mengurangi konsumsi, serta lebih memprioritaskan menabung untuk menghadapi kemungkinan-
kemungkinan buruk.

b. Suku Bunga
Bila suku bunga tinggi, masyarakat akan lebih suka menabung dan akan mengurangi konsumsi. Karena,
dengan suku bunga yang tinggi masyarakat akan memperoleh jumlah bunga yang besar. Sebaliknya, bila
suku bunga rendah, masyarakat akan malas menabung dan cenderung akan menambah konsumsi.

c. Kekayaan yang Telah Dimiliki


Bila suatu rumah tangga telah memiliki kekayaan yang cukup atau berlebih, hasil dari bekerja atau
mendapat warisan maka rumah tangga tersebut cenderung kurang aktif menabung dan lebih aktif
melakukan konsumsi., bila suatu rumah tangga belum memiliki kekayaan yang cukup maka rumah
tangga tersebut cenderung lebih aktif menabung agar memiliki sejumlah kekayaan yang diinginkan.

d. Budaya Berhemat
Masyarakat memiliki budaya yang berbeda dalam menggunakan pendapatan. Ada kelompok masyarakat
yang sangat suka berhemat dan selalu berusaha menabung untuk mempersiapkan masa depan. Ada
pula kelompok masyarakat yang lebih suka berkonsumsi dan kurang mengenal budaya berhemat.

e. Distribusi Pendapatan
Pada masyarakat yang distribusi pendapatannya tidak merata, jumlah tabungan umumnya lebih banyak.
Mengapa demikian? Karena distribusi pendapatan yang tidak merata mengakibatkan sebagian
masyarakat memperoleh pendapatan yang tinggi, sedangkan sebagian yang lain memperoleh
pendapatan yang rendah yang hanya cukup untuk berkonsumsi. Masyarakat yang berpendapatan tinggi
cenderung suka menabung sehingga jumlah tabungan menjadi banyak. Adapun pada masyarakat yang
distribusi pendapatannya lebih merata, jumlah tabungan relatif lebih sedikit karena hampir seluruh
masyarakat senang berkonsumsi.

f. Dana Pensiun
Bila pemerintah suatu negara memberikan dana pensiun yang tinggi maka para pegawai cenderung
senang berkonsumsi dan kurang aktif menabung. Sebaliknya, bila dana pensiun rendah, para pegawai
cenderung labih aktif menabung untuk mempersiapkan diri di hari tua.
Contoh soal Fungsi Pajak

Bila di ketahui Tx = 3000 + 0,15 Y dan pendapatan nasional 100.000.


Tentukan fungsi pajak !
Gambarlah bentuk kurva !
Jawaban :
Di ketahui :
Tx = 3000 + 0,15 Y
Y = 100.000
Di Tanya :
Tx ?
Gambar Kurva !

Jawab :

Tx = 3000 + 0,15 Y
= 3000 + 0,15 ( 100.000)
= 3000 + 15.000
= 18.000
Gambar Kurva :

Anda mungkin juga menyukai