Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan harga barang di pasar dengan
jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Fungsi penawaran digunakan oleh produsen untuk
menganalisa kemungkinan2 banyak barang yang akan diproduksi. Menurut hukum penawaran bila harga
barang naik, dengan asumsi cateris paribus (faktor-faktor lain dianggap tetap), maka jumlah barang yang
ditawarkan akan naik, dan sebaliknya apabila harga barang menurun jumlah barang yang ditawarkan
juga menurun. jadi dalam fungsi penawaran antara harga barang dan jumlah barang yang ditawarkan
memiliki hubungan posifit, karenanya gradien (b) dari fungsi penawaran selalu positif.
dimana :
a dan b = adalah konstanta, dimana b harus bernilai positif
b = ∆Qs/ ∆Ps
Ps= adalah harga barang per unit yang ditawarkan
Qs= adalah banyaknya unit barang yang ditawarkan
Ps≥ 0, Qs≥ 0, serta dPs/ dQs > 0
Pada saat harga durian Rp. 3.000 perbuah toko A hanya mampu menjual Durian sebanyak 100 buah,
dan pada saat harga durian Rp. 4.000 perbuah toko A mampu menjual Durian lebih banyak menjadi 200
buah. dari kasus tersebut buatlah fungsi penawarannya ?
Jawab :
dari soal diatas diperoleh data sebagai berikut :
P1 = 3.000 Q1 = 100 buah
P2 = 4.000 Q2 = 200 buah
Langkah selanjutnya, kita memasukan data-data diatas kedalam rumus persamaan linear a:
P - P1 Q - Q1
-------- = ---------
P2 - P1 Q2 - Q1
Kurva indiferensi (Indifference Curve) adalah kurva menunjukkan preferensi konsumen yang
didasarkan asumsi bahwa konsumen dapat membuat urutan alternatif-alternatif yang disukainya.
Utilitas adalah tingkat kepuasan yang diperoleh seorang individu dari mengkonsumsi suatu
barang atau melakukan suatu aktivitas. Dalam analisis ekonomi, utilitas sering digunakan untuk
menggambarkan urutan preferensi sekelompok barang, contohnya seorang konsumen bernama
Sitorus merasa lebih puas membeli 3 buah buku fiksi ilmiah jika dibandingkan dengan membeli
sehelai kemeja, hal ini berarti buku-buku tersebut memberikan utilitas yang lebih besar
dibandingkan dengan kemeja tadi.
Fungsi utilitas dapat ditunjukkan dengan sekumpulan kurva indiferensi, yang masing-masing
mempunyai indikator numerik. Pada Gambar berikut ini menunjukkan 3 kurva indiferensi
dengan tingkat utilitas sebesar 25, 50 dan 100.
Perlu diingat bahwa ketika kita menggunakan fungsi utilitas, yang kita tekankan adalah konsep
ordinal bukan kardinal. Dengan demikian yang perlu kita perhatikan dari gambar di atas, bukan
angka numerik seperti 25, 50 dan 100 tetapi bahwa kurva indiferensi dengan utilitas (U) = 100
memberikan kepuasan yang lebih besar dibandingkan dengan utilitas sebesar 50, demikian juga
kurva indiferensi dengan utilitas sebesar 50 memberikan kepuasan yang lebih besar dari utilitas
sebesar 25.
PERILAKU PRODUSEN
Fungsi Produksi
Aktivitas utama perusahaan adalah mengubah input menjadi output, sementara itu di dalam
ekonomi mikro kita akan pelajari bagaimana perusahaan menentukan pilihannya dalam rangka
mengubah input menjadi output. Hubungan antara input dan output biasa dinyatakan dalam
bentuk fungsi produksi yaitu :
Dimana Q menunjukkan output satu perusahaan untuk barang tertentu dalam periode waktu
tertentu, K menunjukkan jumlah mesin yang digunakan (atau disebut modal/kapital) dalam
periode tersebut, L menunjukkan banyaknya jumlah tenaga kerja, M menunjukkan bahan baku
yang digunakan, serta variabel-variabel lain yang mempengaruhi proses produksi.
Secara konkret fungsi produksi di atas dapat dijelaskan dengan contoh berikut ini. Dimisalkan
bahwa fungsi produksi menunjukkan output yang dihasilkan oleh seorang petani beras dalam
periode waktu satu tahun yang tergantung pada jumlah tenaga kerja yang digunakan pada
periode satu tahun, jumlah peralatan/mesin yang digunakan pada tahun tersebut, dan luas tanah
yang digunakan pada tahun tersebut. Beberapa keputusan yang dapat dipilih adalah apakah
petani menghasilkan beras 10 ton dengan banyak tenaga kerja tetapi menggunakan mesin
seadanya (teknik padat karya) atau sebagai alternatif menghasilkan 10 ton beras dengan tenaga
kerja terbatas tetapi penggunaan mesin bersifat dominan (teknik padat modal) atau
mengintensifkan penggunaan tanah yang terbatas dengan menekankan pada besarnya bantuan
mesin dan pupuk untuk menghasilkan jumlah beras yang sama. Ketiga teknik tersebut (padat
karya, padat modal atau padat lahan) digambarkan pada fungsi produksi pada persamaan (1) di
atas. Untuk setiap kemungkinan pilihan input, fungsi produksi mencari output maksimum yang
dapat dicapai dari input-input yang ada.
Cara kerja
Dengan fungsi utilitas, kita dapat membuat peringkat bundel konsumsi yang
berbeda berdasarkan preferensi konsumen. Mari kita ambil contoh
sederhana:
Sebagai contoh, ketika Anda diminta untuk memberikan nilai kepuasan dari
dua keranjang, Anda menghargai utilitas total bundel A sebagai 12 utils dan
bundel B sebagai 6 utils. Anda lebih suka bundel A karena mengandung lebih
banyak jeruk. Kepuasan Anda dengan jeruk bali agak lebih tinggi dari
Apel. Karena itu, Anda lebih suka bundel A.
Dengan peringkat ordinal, Anda dapat menentukan bundel mana yang Anda
sukai. Namun, Anda tidak dapat menghitung kepuasan relatif dari setiap
bundel. Dalam kasus di atas, Anda suka A, dan Anda pikir itu memberi
kesenangan 12 utils. Angka itu tidak berarti bundel A memiliki dua kali lipat
utilitas bundel B. Mengapa?
Karena Anda menilai berdasarkan persepsi, dan itu subyektif dan tergantung
pada kondisi ketika Anda memberikan penilaian. Ketika dihadapkan dengan
pilihan yang sama di lain waktu, Anda mungkin memberikan penilaian yang
berbeda. Dan, fungsinya mencoba untuk mengukur kepuasan Anda.
Secara umum, kita dapat menulis fungsi utilitas menggunakan rumus berikut:
Fungsi tersebut menyatakan bahwa utilitas adalah fungsi dari kuantitas (Q)
berbagai barang, dari 1 hingga n. Karena ada banyak kombinasi item yang
mungkin dipilih konsumen, dalam artikel ini, kami hanya menggunakan dua
item sebagai representasi, jeruk, dan apel.
U = 4X + 3Y
Lebih jauh, ketika utilitas ditulis dalam fungsi matematika, kita juga dapat
mengukur utilitas marginal. Utilitas marjinal adalah kepuasan tambahan yang
didapat konsumen dari suatu barang dengan mengonsumsi satu lagi. Utilitas
marjinal adalah turunan pertama dari fungsi utilitas total.
MU (x) = ∂U / ∂x = 4
1. FUNGSI BIAYA
Fungsi biaya merupakan hubungan antara biaya dengan jumlah produksi yang dihasilkan, fungsi
biaya dapat digambarkan ke dalam kurva dan kurva biaya menggambarkan titik-titik
kemungkinan bsarnya biaya di berbagai tingkat produksi. Dalam membicarakan biaya ada
beberapa macam biaya, yaitu:
a. Biaya Total ( Total Cost = TC = C)
b. Biaya Variabel (Variable Cost = VC)
c. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
d. Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost = AC)
e. Biaya Variabel Rata Rata ( Average Variable Cost = AVC)
f. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC)
g. Biaya Marginal
Rumus :
1. C = AC x Q atau C = FC + VC
2. FC = AFC X Q
3. VC = AVC X Q
Biaya Total → C = f (Q)
Biaya Marginal : MC ≈ C’ ≈ = f’ (Q)
Biaya total tak lain adalah Integral dari biaya marginal
C = ∫ MC d Q = ∫ f’ (Q) d Q
Contoh Soal:
Biaya marjinal suatu perusahaan ditunjukkan oleh MC = 3Q2 – 6Q + 4 . Carilah persamaan
biaya total dan biaya rata-ratanya.
Biaya Total : C =∫ MC d Q
= ∫ (3Q2 – 6Q + 4) d Q
= Q3 - 3Q2 + 4Q + k
Biaya rata-rata: AC = → = Q2 – 3Q + 4 +
C = Q3 – 3 Q2 + 4Q + 4
AC = Q2 – 3Q + 4 +
2. FUNGSI PENERIMAAN
Penerimaan Total : R = f (Q)
Penerimaan Marjinal : MR = R’ ≈ = f’ (Q)
Penerimaan total tak lain adalah Integral dari penerimaan marjinal
C = ∫ MR d Q = ∫ f’ (Q) d Q
Contoh Soal:
Carilah persamaan penrimaan total dari penerimaan rata-rata dari perusahaan jika penerimaan
marjinalnya MR = 16 – 4Q
Penerimaan Total : R = ∫ MR d Q
= ∫ (16 – 4Q) d Q
= 16 Q – 2 Q2
Penerimaan rata-rata : AR = = 16 - 2Q
Dalam persamaan penerimaan total konstanta k = 0, sebab penerimaan akan ada jika tak
ada barang yang dihasilkan atau terjual.
Fungsi Biaya dan Penerimaan
Biaya atau ongkos pengertian secara ekonomis merupakan beban yang harus dibayar
produsen untuk menghasilkan barang dan jasa sampai barang tersebut siap untuk dikonsumsi .
Biaya merupakan fungsi dari jumlah produksi, dengan notasi C = f(Q).
C = biaya total
Q = jumlah produksi.
Dalam menganalisa biaya umumnya tidak terlepas dari analisa penerimaan atau revenue atau
total revenue. Pengertian revenue atau penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diterima dari
hasil penjualan barang pada tingkat harga tertentu. Secara matematik total revenue dirumuskan
sebagai berikut:
* TR = PQ. TR = Penerimaan Total, P = Harga Barang dan Q = Jumlah barang yang dijual.
* Penerimaan Rata-rata (AR) adalah penerimaan rata-rata tiap unit produksi, dapat dirumuskan :
AR = TR/Q
* Penerimaan Marginal atau Marginal Revenue adalah tambahan penerimaan sebagai akibat dari
tambahan
produksi, dirumuskan"
MR = ∆TR/∆Q atau turunan dari TR
MR = Marginal Revenue, ∆TR = Tambahan penerimaan, ∆Q = Tambahan Produksi.
Berdasarkan konsep penerimaan dan biaya (TR dan TC) dapat diketahui beberapa kemungkinan
diantaranya :
Sebuah pabrik Sandal dengan Merk " Idaman" mempunyai biaya tetap (FC) = 1.000.000; biaya
untuk membuat sebuah sandal Rp 500; apabila sandal tersebut dijual dengan harga Rp 1.000,
maka:
Ditanya:
a. Fungsi biaya total (C), fungsi penerimaan total ( TR) dan Variable Cost.
b. Pada saat kapan pabrik sandal mencapai BEP
c. Untung atau rugikah apabila memproduksi 9.000 unit
Jawab:
a. FC = Rp 1.000.000
VC= Rp 500.
Fungsi biaya variabel VC = 500 Q ..........................................................................(1)
Fungsi biaya total C = FC + VC -----> C = 1.000.000 + 500 Q ..........................(2)
Fungsi penerimaan total TR = P.Q -----> TR = 1.000 Q ..........................................(3)
Bila hanya memproduksi 1.500 unit maka akan mengalami kerugian sebesar :
Rugi = TR - TC
= 1.000 (1.500) - 1.000.000 + 500 ( 1.500)
= 1.500.000 - 1.750.000
= 250.000
3. FUNGSI UTILITAS
Utilitas Total : U = f (Q)
Utilitas Marjinal : MU = R’ ≈ = f’ (Q)
Utilitas total tak lain adalah Integral dari utilitas marjinal
U = ∫ MR d Q = ∫ f’ (Q) d Q
Contoh soal:
Carilah persamaan utilitas total dari seorang konsumen jika utilitas marginalnya MU = 90 – 10 Q
Utilitas total : U = ∫ MR d Q
= ∫ (90 – 10Q) d Q
= 90Q – 5 Q2
Seperti halnya produk total dan penerimaan total, disinipun konstanta k = 0, sebab tidak aka nada
kepuasan tau utilitas yang diperoleh jika tak ada barang yang dikonsumsi.
4. FUNGSI PRODUKSI
fungsi produksi adalah fungsi yang menentukan output dari perusahaan untuk semua
kombinasi masukan. Sebuah fungsi meta-produksi (kadang-kadang fungsi metaproduction)
membandingkan praktek entitas yang ada mengkonversi input menjadi output untuk menentukan
fungsi praktek produksi yang paling efisien dari entitas yang ada, apakah praktik produksi yang
paling efisien layak atau produksi praktek yang paling efisien yang sebenarnya. [ 3] Klarifikasi
diperlukan
Dalam kedua kasus, output maksimum dari suatu proses produksi teknologi-ditentukan
adalah fungsi matematika dari satu atau lebih masukan. Dengan kata lain, diberikan himpunan
semua kombinasi teknis layak output dan input, hanya mencakup kombinasi output maksimum
untuk satu set input tertentu akan merupakan fungsi produksi. Atau, fungsi produksi dapat
didefinisikan sebagai spesifikasi persyaratan masukan minimum yang diperlukan untuk
menghasilkan jumlah output yang ditunjuk, mengingat teknologi yang tersedia. Hal ini biasanya
dianggap bahwa fungsi produksi yang unik dapat dibangun untuk setiap teknologi produksi.
Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi dan operasi adalah:
1. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan
masukan (inputs),
2. Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk
penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3. Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan
produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu.
4. Pengendalian atau perawatan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan
sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan
pengolahan masukan (inputs) pada kenyataannya dapat dilaksanakan .
” Jadi fungsi produksi merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan
suatu barang, mengubah sesuatu yang nilainya lebih rendah menjadi sesuatu yang memiliki nilai
lebih tinggi dengan menggunakan sumber daya yang ada, seperti bahan baku, tenaga kerja, mesin
dan sumber-sumber lainnya, sehingga produk yang dihasilkan dapat memberikan kepuasan pada
konsumen. Dengan demikian untuk membuktikan apakah produksi tersebut telah berjalan atau
tidak, maka diperlukan suatu pemeriksaan yaitu pemeriksaan manajemen. Sedangkan program
pemeriksaan manajemen pada fiingsi produksi yang akan dilakukan adalah perencanaan dan
pengendalian produksi, tenaga kerja produksi, fasilitas produksi, dan pelaksanaan proses
produksi.
Dengan asumsi bahwa output maksimum teknologi mungkin dari himpunan input dicapai,
ekonom menggunakan fungsi produksi dalam analisis yang abstrak dari masalah teknik dan
manajerial inheren terkait dengan proses produksi tertentu. Masalah-masalah teknik dan
manajerial efisiensi teknis diasumsikan untuk dipecahkan, sehingga analisis yang dapat fokus
pada masalah efisiensi alokatif . Perusahaan diasumsikan membuat pilihan tentang alokasi
berapa banyak masing-masing faktor input untuk digunakan dan berapa banyak output untuk
menghasilkan, mengingat biaya (harga pembelian) dari setiap faktor, harga jual output, dan
penentu teknologi diwakili oleh fungsi produksi. Sebuah membingkai keputusan di mana satu
atau lebih input yang dipertahankan konstan dapat digunakan, misalnya, (fisik) modal dapat
diasumsikan tetap (konstan) dalam jangka pendek , dan input tenaga kerja dan kemungkinan
lainnya seperti variabel bahan baku, sementara dalam jangka panjang , jumlah modal dan faktor-
faktor lain yang dapat dipilih oleh perusahaan adalah variabel. Dalam jangka panjang,
perusahaan bahkan mungkin memiliki pilihan teknologi, diwakili oleh berbagai fungsi produksi
mungkin.
Hubungan antara output ke input adalah non-moneter, yaitu fungsi produksi berkaitan input fisik
untuk output fisik, dan harga dan biaya yang tidak tercermin dalam fungsi. Tetapi fungsi
produksi tidak model lengkap dari proses produksi: sengaja abstrak dari aspek inheren dari
proses produksi fisik yang sebagian orang akan berpendapat sangat penting, termasuk kesalahan,
entropi atau limbah. Selain itu, fungsi produksi tidak biasanya model proses bisnis , baik,
mengabaikan peran manajemen. (Untuk primer pada elemen fundamental dari teori produksi
ekonomi mikro, melihat dasar-dasar teori produksi ).
Tujuan utama dari fungsi produksi adalah untuk mengatasi efisiensi alokatif dalam penggunaan
input faktor dalam produksi dan distribusi yang dihasilkan pendapatan untuk faktor-faktor.
Berdasarkan asumsi-asumsi tertentu, fungsi produksi dapat digunakan untuk memperoleh
sebuah produk marjinal untuk setiap faktor, yang berarti pembagian yang ideal dari pendapatan
yang dihasilkan dari output ke pendapatan karena masing-masing faktor input produksi.
Soal :
Tentukan Q maksimum
Cara Substitusi
Q = 10 K 0,5 L 0,5
MPL = 5 L -0,5 K 0,5 =5.K0,5 /L0,5
MPK = 5 K -0,5 L 0,5 =5.L0,5 /K0,5
K/L = 1/3
3K = L
Berapa besar Q maksimum? Kita masukkan nilai K = 3,3, L = 10 ke dalam fungsi produksi :
Q = 10 L0,5 K0,5
Q = 10 (10)0,5 (3,3)0,5
= 57,45
B = 15(3,3) + 5(10)
= 99,50 (B mendekati 100 karena ada oembulatan )
Apakah benar Q maksimum dan sesuai dengan anggaran perusahaan yang tersedia ? Hal ini bisa
dicek dengan memasukkan nilai K dan L yang berbeda dalam fungsi produksi.
Misalnya, untuk kombinasi K = 3, dan L = 9, atau kombinasi K = 3,50 dan L = 10.
K = 3, L = 9
Nilai Q = 10 (9) 0,5 (3)0,5
= 51,96 ( Q < 57,16 )
B = PK.K + PL,L
B = 3,50, L = 10
Nilai Q = 10(10)0,5 (3,5)0,5
= 112,5 ( Q > 57,16 )
Dengan menyamakan masing – masing persamaan menjadi nol dan menyelesaikannya dalam
sistem persamaan maka diperoleh kesetaraan L dalam K dan :
L = 3 K = 10
K = 10/3 = 3,33
FUNGSI PRODUKSI
dikaitkan dengan pendapatan, konsumsi adalah bagian pendapatan yang dibelanjakan untuk kebutuhan
konsumsi. Sedangkan tabungan adalah bagian pendapatan yang disimpan atau tidak dibelanjakan. Oleh
karena itu, besar pendapatan sama dengan besar konsumsi ditambah besar tabungan.
Bisa ditulis Y = C + S
Keterangan:
Y = pendapatan
C = konsumsi
S = tabungan
Adapun hubungan antara besarnya konsumsi dan pendapatan, oleh Keynes dirumuskan dalam sebuah
fungsi konsumsi. Fungsi konsumsi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan besarnya konsumsi
dengan pendapatan.
Adapun hubungan antara besarnya tabungan dan pendapatan dirumuskan dalam sebuah fungsi
tabungan. Fungsi tabungan adalah fungsi yang menunjukkan hubungan besarnya tabungan dengan
pendapatan.
Untuk mempermudah pemahaman, berikut ini kita akan mempelajari fungsi konsumsi dan fungsi
tabungan dalam bentuk soal.
Jawab :
a. Diketahui:
C = 100.000 + 0.6 Y
Sekarang kita masukkan Y = 0 ke dalam persamaan tersebut
C = 100.000 + 0.6 Y
C = 100.000 + 0.6 x 0
C = 100.000 + 0
C = 100.000
Jadi, bila Y = 0 maka besar konsumsi adalah Rp100.000,-
b. Diketahui:
C = 100.000 + 0,6 Y
Sekarang kita masukkan Y = 500.000 ke dalam persamaan tersebut
C = 100.000 + 0.6 x 500.000
C = 100.000 + 300.000
Jadi, bila Y = 500.000 maka besar konsumsi adalah Rp400.000,-.
c. Diketahui:
C = 100.000 + 0,6 Y
Dari persamaan di atas diketahui
a = 100.000 b = 0,6
Karena S = –a + (1–b) Y
Maka, fungsi tabungan adalah S = –100.000 + 0,4 Y
Jadi bila diketahui C = 100.000 + 0,6 Y
maka fungsi tabungannya adalah S = –100.000 + 0,4 Y
d. Diketahui:
S = –100.000 + 0,4 Y
Sekarang kita masukkan Y = 600.000 ke dalam persamaan tersebut
S = –100.000 + 0,4 x 600.000
S = –100.000 + 240.000
S = 140.000
Jadi, bila Y = 600.000 maka besar tabungan Rp140.000,-
Jawab:
a. C = 20 + 0,8 Y
S = –a + (1–b) Y (dari fungsi konsumsi diketahui a = 20 dan b = 0,8) Sehingga,
S = –20 + (1–0,8) Y
S = –20 + 0,2 Y, jadi fungsi tabungannya adalah:
S = –20 + 0,2 Y
b. Untuk menggambar fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, gunakan langkah–langkah berikut:
1) Kurva Fungsi Konsumsi C = 20 + 0,8 Y
Titik potong dengan sumbu C (sumbu vertikal) bila Y= 0, terjadi pada titik (0,20)
Titik potong dengan scale line (garis skala), garis skala adalah garis yang membagi sudut menjadi dua
bagian yang sama dengan menunjukkan Y = C. Untuk mencari titik potong dengan garis skala kita harus
mensubstitusikan Y = C ke dalam fungsi konsumsi di atas.
Y = C C = 20 + 0,8 Y (karena Y = C maka C akan diganti Y)
sehingga,
Y = 20 + 0,8 Y
Y – 0,8 Y = 20
0,2 Y = 20
3). Diketahui fungsi konsumsi C = 10 + 0,60 Y. Bila pendapatan sebesar 60 tentukan besar
tabungannya?
Jawab:
Karena yang ditanya besar tabungan, agar lebih mudah kita harus membuat fungsi tabungannya lebih
dulu, yakni S = –10 + 0,40 Y. Berapa S (tabungan) bila Y (pendapatan) = 60?
Y = 60 S = –10 + 0,40 Y
S = –10 + (0,40 x 60)
S = –10 + 24 = 14
Jadi, bila pendapatan 60 maka tabungannya adalah 14.
a. Keadaan Perekonomian
Bila perekonomian dalam keadaan baik, stabil, dan tidak banyak pengangguran maka masyarakat
cenderung aktif melakukan konsumsi dan kurang aktif menabung. Sebaliknya, bila perekonomian dalam
keadaan buruk, tidak stabil dan terdapat banyak pengangguran maka masyarakat cenderung berhati-hati
dan mengurangi konsumsi, serta lebih memprioritaskan menabung untuk menghadapi kemungkinan-
kemungkinan buruk.
b. Suku Bunga
Bila suku bunga tinggi, masyarakat akan lebih suka menabung dan akan mengurangi konsumsi. Karena,
dengan suku bunga yang tinggi masyarakat akan memperoleh jumlah bunga yang besar. Sebaliknya, bila
suku bunga rendah, masyarakat akan malas menabung dan cenderung akan menambah konsumsi.
d. Budaya Berhemat
Masyarakat memiliki budaya yang berbeda dalam menggunakan pendapatan. Ada kelompok masyarakat
yang sangat suka berhemat dan selalu berusaha menabung untuk mempersiapkan masa depan. Ada
pula kelompok masyarakat yang lebih suka berkonsumsi dan kurang mengenal budaya berhemat.
e. Distribusi Pendapatan
Pada masyarakat yang distribusi pendapatannya tidak merata, jumlah tabungan umumnya lebih banyak.
Mengapa demikian? Karena distribusi pendapatan yang tidak merata mengakibatkan sebagian
masyarakat memperoleh pendapatan yang tinggi, sedangkan sebagian yang lain memperoleh
pendapatan yang rendah yang hanya cukup untuk berkonsumsi. Masyarakat yang berpendapatan tinggi
cenderung suka menabung sehingga jumlah tabungan menjadi banyak. Adapun pada masyarakat yang
distribusi pendapatannya lebih merata, jumlah tabungan relatif lebih sedikit karena hampir seluruh
masyarakat senang berkonsumsi.
f. Dana Pensiun
Bila pemerintah suatu negara memberikan dana pensiun yang tinggi maka para pegawai cenderung
senang berkonsumsi dan kurang aktif menabung. Sebaliknya, bila dana pensiun rendah, para pegawai
cenderung labih aktif menabung untuk mempersiapkan diri di hari tua.
Contoh soal Fungsi Pajak
Jawab :
Tx = 3000 + 0,15 Y
= 3000 + 0,15 ( 100.000)
= 3000 + 15.000
= 18.000
Gambar Kurva :