Tujuan Pembelajaran
1. Memahami pengertian dasar permintaan dan macam-macam permintaan
2. Mengetahui fungsi permintaan dan faktor-faktor yang terkait dengan permintaan suatu
produk dan membentuk
3. Memahami perubahan permintaan suatu produk dan implikasinya
Analisa permintaan mempunyai dua fungsi utama bagi tujuan manajerial, yaitu
memberikan pandangan yang pasti bagi pembuat keputusan dalam perusahaan dalam
menciptakan permintaan yang efektif dan membantu dalam memperkirakan penjualan dan
pendapatan. Dengan demikian, pembuat keputusan perlu memahami teori permintaan dan
aplikasinya dalam kepentingannya untuk memaksimumkan kekayaan perusahaan karena
permintaan menentukan besarnya pendapatan pada aliran kas perusahaan. Dalam bab ini akan
dibahas tentang konsep dasar permintaan dalam kerangka teori permintaan dan kemudian akan
disajikan aplikasi dari teori tersebut.
Pengertian Permintaan
Permintaan adalah hubungan antara kuantitas komoditi ekonomis yang akan dibeli oleh
semua konsumen pada suatu pasar dengan nilai berbagai faktor yang mempengaruhi pembelian
komoditi tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian suatu komoditi antara lain
adalah harga barang itu sendiri, harga barang substitusi, harga barang komplementer,
pendapatan, selera, ekspektasi harga di masa datang, iklan, musim, dan lain sebagainya. Fakktor-
faktor tersebut akan menjadi pertimbangan bagi konsumen sebelum melakukan pembelian suatu
komoditi.
Dahulu ketika rumah tangga masih dapat memilih antara menggunakan kompor minyak
tanah atau kompor gas, seseorang yang bermaksud membeli minyak tanah akan
mempertimbangkan harga gas elpiji sebagai barang substitusi. Kalau konsumen melihat bahwa
dia harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak
tanah dalam sebulan pada tingkat harga yang ada, maka konsumen tersebut mungkin akan
beralih membeli gas elpiji yang dinilainya relatif lebih murah untuk memenuhi kebutuhannya.
Dengan demikian, permintaan akan minyak tanah dipengaruhi oleh harga gas elpiji yang
merupakan barang substitusinya.
Hubungan permintaan dapat dinyatakan dalam bentuk skedul (tabel), grafik, atau fungsi
aljabar dimana masing–masing memberikan gambaran mengenai hubungan antara kuantitas yang
diminta dengan faktor yang mempengaruhinya.
Skedul permintaan merupakan bentuk hubungan permintaan yang paling sederhana.
Suatu skedul permintaan semata–mata merupakan daftar harga dan kuantitas komoditi yang
diminta oleh seseorang/sekelompok/seluruh konsumen pada harga tersebut. Dalam Tabel 4.1.
ditampilkan contoh skedul permintaan atas suatu barang.
Dari skedul/tabel di atas dapat dilihat bahwa semakin tinggi harga barang A semakin
sedikit jumlah komoditi A yang diminta. Kondisi ini disebut dengan Hukum Permintaan (Law
of Demand). Hukum ini menyatakan bahwa pada harga yang lebih rendah, orang cenderung akan
membeli barang dalam jumlah lebih banyak daripada ketika harga komoditi tersebut tinggi
karena komoditi tersebut menjadi relatif lebih murah dibandingkan dengan komoditi alternatif
atau substitusinya.
Hubungan permintaan dalam bentuk skedul/tabel tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk
grafik seperti dalam Gambar 4.1. Grafik tersebut dinamakan kurva permintaan. Dalam grafik,
berlakunya hukum permintaan ditunjukkan oleh kemiringan kurva permintaan yang negatif, yang
bergerak dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini juga menunjukkan semakin tinggi harga barang
semakin sedikit kuantitas barang yang dibeli konsumen.
12
10
Harga (Ribu Rp)
8
6
4
2
0
0 20 40 60 80 100
Kuantitas (unit)
Bentuk fungsi aljabar dari hubungan permintaan di atas dinyatakan sebagai Qd=f(P)
dimana Qd menunjukkan kuantitas barang yang diminta (quantity demanded) dan P adalah
harga barang tersebut (price). Fungsi tersebut menunjukkan bahwa banyaknya kuantitas barang
yang diminta dipengaruhi oleh harga barang tersebut. Sesuai hukum permintaan, bila harga
barang naik, kuantitas yang dibeli akan turun dan sebaliknya. Hal ini menunjukkan hubungan
yang berkebalikan antara Qd dan P.
Berbeda dengan bentuk skedul/tabel dan grafik yang hanya dapat menunjukkan hubungan
kuantitas barang yang diminta (Qd) dengan satu variabel yang mempengaruhi yang dalam contoh
di atas adalah harga barang (P) maka hubungan permintaan dalam bentuk fungsi aljabar ini dapat
digunakan untuk menunjukkan lebih dari satu variabel yang mempengaruhi pembelian, sehingga
lebih mendekati kenyataan. Berikut contoh hubungan permintaan dalam bentuk fungsi yang
mengandung lebih dari satu variabel independen yang mempengaruhi kuantitas yang diminta atas
suatu komoditi.
Qd = f(P, Ps, Pk, I, S, E, A, M, . . .)
dimana P = harga barang itu sendiri, Ps = harga barang substitusi, Pk = harga barang
komplementer, I = income/pendapatan, S = selera, E = ekspektasi harga di masa datang, A =
advertising/iklan, M
= musim.
Disamping yang disebut di atas, mungkin masih terdapat variabel lain yang
mempengaruhi kuantitas yang diminta atas suatu komoditi. Masing-masing komoditi
mempunyaivariabel yang berbeda yang mempengaruhi kuantitas yang dibeli dan variabel-
variabel tersebut harus diidentifikasi oleh perusahaan. Oleh karena tidak semua variabel yang
mempengaruhi kuantitas dapat dianalisa di dalam menentukan kuantitas yang diminta, maka
dalam teori permintaan dikenal suatu asumsi yang dikenal sebagai ceteris paribus, yang artinya
hal-hal lain dianggap tidak berubah. Misal, dalam hubungan permintaan yang hanya
menunjukkan harga sebagai variabel yang mempengaruhi kuantitas, sebenarnya secara implisit
ada asumsi yang menyatakan bahwa variabel lain selain harga tidak berubah (tetap), sehingga
secara lengkap hubungan permintaan seharusnys dituliskan sebagai
Qd = f (P), ceteris paribus.
Apabila variabel lain selain harga berubah (misal, harga barang substitusi atau
pendapatan konsumen berubah), maka kuantitas yang diminta akan berbeda. Sebaliknya bila
variabel lain tersebut dianggap tetap berarti variabel tersebut tidak mempengaruhi kuatitas yang
diminta atau bila ada perubahan dalam kuantitas yang diminta berarti hal itu disebabkan oleh
variabel lain.
Permintaan Individu
Pengertian permintaan yang dibahas di atas sebenarnya secara implisit mengacu kepada
permintaan atas suatu komoditi/barang tertentu. Sesuai dengan fokus ekonomi manajerial pada
perusahaan, tentunya yang menjadi perhatian adalah permintaan yang dihadapi oleh suatu
perusahaan yang merupakan jumlah dari seluruh permintaan konsumen individual atas komoditi
tersebut di dalam suatu pasar. Oleh karena itu, penting untuk memahami lebih dahulu permintaan
konsumen.
Menurut teori permintaan konsumen (consumer demand theory), kuantitas yang
diminta atas suatu komoditi (X) per periode waktu dipengaruhi oleh atau tergantung pada harga
komoditi tersebut (Px), pendapatan konsumen (I), harga komoditi lain yang berhubungan, yaitu
barang substitusi atau komplementer (Py), dan selera (T). Hubungan tersebut dapat dituliskan
dalam bentuk persamaan fungsi sebagai berikut:
Qdx = f(Px, I, Py, T)
Hal ini menunjukkan bahwa permintaan atas suatu komoditi timbul karena keinginan dan
kemampuan konsumen untuk membeli komoditi tersebut. Apabila harga komoditi yang ingin
dibelinya naik, maka konsumen tersebut akan mengurangi pembeliannya. Sebaliknya bila harga
turun, konsumen akan meningkatkan pembeliannya. Dengan kata lain, ada hubungan terbalik
antara harga komoditi dan kuantitas (ingat kembali hukum permintaan).
Terkait dengan pendapatan, biasanya seorang konsumen akan membeli lebih banyak
komoditi umum (seperti pakaian, hiburan, kendaraan, bacaan, dan sebagainya) ketika
pendapatannya meningkatnya. Komoditi yang demikian disebut sebagai barang normal
(normal goods). Namun, ada komoditi dimana konsumen akan membeli lebih sedikit ketika
pendapatannya meningkat. Komoditi yang demikian biasanya adalah barang-barang yang
tergolong berkualitas rendah atau berharga murah, seperti bis kelas ekonomi, sepeda (bukan
sepeda sport), singkong, dan sebagainya. Komoditi yang tergolong di sini disebut barang
inferior (inferior goods).
Harga komoditi lain juga akan mempengaruhi kuantitas suatu komoditi yang dibeli oleh
konsumen. Pengaruh harga komoditi lain terhadap kuantitas yang dibeli atas suatu komoditi
tergantung pada sifat hubungan kedua komoditi tersebut, yaitu substitusi atau komplementer.
Konsumen akan membeli lebih banyak suatu komoditi bila harga komoditi substitusinya naik,
dan sebaliknya. Misal, konsumen akan membeli lebih banyak ayam pedaging ketika harga
ayam kampung meningkat. Di sini ayam pedaging dan ayam kampung merupakan barang
substitusi (substitution goods). Konsumen juga akan membeli lebih banyak suatu komoditi
bila harga komodoti komplementer/pelengkap turun, dan sebaliknya. Sebagai contoh, gula
dan teh yang merupakan barang komplementer (complementary goods) satu sama lain.
Konsumen akan membeli lebih banyak teh bila harga gula turun, dan membeli lebih sedikit teh
bila harga gula naik. Demikian juga halnya dengan selera. Selera seorang konsumen akan
menentukan kuantitas yang akan dibeli atas suatu komoditi. Konsumen akan membeli lebih
banyak ayam kampung karena menurutnya rasa daging ayam kampung lebih gurih daripada
ayam pedaging.
Sekarang ini, kebanyakan konsumen membeli lebih banyak beras organik daripada beras biasa
karena diyakini beras organik lebih sehat.
Dari uraian di atas secara singkat dapat dikatakan bahwa kuantitas yang diminta atas
suatu komoditi per periode waktu tertentu akan meningkat bila harga komoditi tersebut turun,
pendapatan konsumen meningkat, harga barang substitusi meningkat dan harga barang
komplementer turun, serta bila selera konsumen atas komoditi tersebut meningkat.
Untuk kepentingan penyederhanaan analisis permintaan, kuantitas yang diminta atassuatu
komoditi diasumsikan hanya dipengaruhi oleh harga komoditi tersebut. Seperti telah disebut
sebelumnya, asumsi seperti ini disebut asumsi ceteris paribus, artinya faktor-faktor lain selain
harga komoditi tersebut (pendapatan, harga komoditi lain, dan selera) dianggap tidak berubah.
Karena faktor-faktor ini dianggap tidak berubah, maka adanya perubahan kuantitas yang dibeli
pasti disebabkan oleh faktor harga komditi yang bersangkutan.
Skedul/tabel permintaan dan kurva permintaan yang dibahas di atas dan disajikan dalam
Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 menunjukkan skedul dan kurva permintaan individu. Sekali lagi
disampaikan bahwa kurva permintaan individu yang mempunyai kemiringan negatif
menunjukkan berlakunya hukum permintaan, yaitu bila harga komoditi turun maka kuantitas
yang dibeli akan naik, dan sebaliknya.
Berlakunya hukum permintaan dapat dijelaskan dengan dua alasan, yaitu efek substitusi
dan efek pendapatan. Turunnya harga suatu komoditi menyebabkan komoditi tersebut menjadi
relatif lebih murah dibandingkan dengan komoditi lain. Akibatnya, konsumen yang rasional akan
mengalihkan pengeluarannya (mengganti pembelian) dari komoditi yang harganya relatif mahal
ke komoditi yang harganya relatif murah. Ini disebut efek substitusi (substitution effect). Pada
saat yang sama, ketika harga suatu komoditi turun, efek dari penurunan harga ini adalah bahwa
pendapatan riil konsumen naik. Ini disebut efek pendapatan (income effect). Misal, seseorang
biasanya makan nasi rames dua kali sehari pada harga Rp10.000 per piring. Bila harga nasi rames
tersebut turun menjadi Rp7.500 per piring, maka orang tersebut dapat membeli jumlah yang
sama per hari dengan pengeluaran Rp2.500 lebih murah per piring. Penghematan sebesar
Rp2.500 ini mencerminkan kenaikan pendapat riil sebesar Rp2.500 yang mungkin akan
dibelanjakan untuk membeli lebih banyak nasi rames (seperempat piring lebih banyak) atau
untuk membeli barang lain, seperti segelas es teh.
Hingga di sini dapat dikatakan bahwa permintaan individu adalah hubungan antara
harga dan kuantitas yang diminta atas suatu komoditi pada suatu periode waktu tertentu yang
dilakukan oleh seseorang/individu. Oleh karena kuantitas yang dibeli oleh seorang konsumen
berbeda dengan konsumen lain pada suatu tingkat harga, maka kurva permintaan individu
seorang konsumen akan mempunyai kemiringan yang berbeda dengan kurva permintaan
individu konsumen lain. Gambar 4.2 menampilkan contoh kurva permintaan hipotetis dua
konsumen yang berbeda. Individu 1 membeli komoditas tersebut sebanyak 1,5 unit ketika harga
komoditi sebesar
3. Sedangkan indiividu 2 membeli sebanyak 2 unit pada harga yang sama. Demikian juga untuk
tingkat harga yang lain, ada perbedaan kuantitas yang dibeli oleh masing-masing individu.
Permintaan individu ini akan menjadi dasar bagi pemahaman terhadap permintaan pasar.
Individu 1 Individu 2
7 7
6 6
5 5
Harga
4
Harga
4
3 3
2 2
1 1
0 0
0 1 2 3 4 0 2 4 6
Kuantitas Kuantitas
Gambar 4.2. Kurva Permintaan Individu Dari Dua Konsumen Yang Berbeda
Permintaan Pasar
Permintaan pasar menunjukkan permintaan atas suatu komoditi yang dilakukan oleh
semua konsumen dalam pasar. Misal, bila diasumsikan hanya terdapat dua orang konsumen
dalam pasar suatu komoditi, maka permintaan pasar komooditi tersebut akan menunjukkan
kuantitas yang diminta oleh kedua konsumen pada berbagai tingkat harga komoditi tersebut.
Secara grafik, permintaan pasar merupakan penjumlahan horisontal dari semua permintaan
individu yang ada di dalam pasar. Untuk menggambarkan hal ini secara lebih jelas, kita gunakan
kurva permintaan individu 1 dan individu 2 pada Gambar 4.2 yang diasumsikan sebagai seluruh
konsumen di pasar suatu komoditi.
Untuk mendapatkan kurva permintaan pasar, kita jumlahkan kuantitas yang diminta oleh
individu 1 dan indiividu 2 pada suatu tingkat harga. Misal, pada tingkat harga sebesar 1, individu
1 membeli komoditi sebanyak 2,5 unit dan individu 2 sebanyak 3,5 unit. Jadi kuantitas total pada
tingkat harga sebesar 1 tersebut adalah 6 unit (2,3 + 3,5). Dengan cara yang sama, kita dapat
menemukan kuantitas yang diminta di pasar pada tingkat harga sebesar 2 adalah 4,9 (2+2,9), dan
seterusnya. Berbagai hubungan antara kuantitas yang diminta oleh individu 1 dan individu 2
pada berbagai tingkat harga membentuk kurva permintaan pasar yang ditunjukkan pada panel 3
Gambar 4.3.
4
Harga
4
Harga
3 3 3
2
2 2
1
1 1
0
0 0
0 1 2 3 4 5 6 7
0 1 2 3 4 5 6 7 012 3 4 5 6 7 8
Kuantitas
Kuantitas Kuantitas
Permintaan Turunan
Permintaan yang dihadapi perusahaan akan menentukan jenis dan kuantitas input atau
sumber daya yang dibutuhkan dalam proses produksi untuk menghasilkan atau menjual komoditi
tersebut. Dengan demikian, permintaan akan input dan sumber daya lainnya akan sangat
tergantung pada permintaan komoditi yang dihasilkan atau dijual perusahaan. Semakin besar
permintaan akan komoditi yang dihasilkan atau dijual, akan semakin besar pula permintaan akan
input dan sumber daya lain yang dibutuhkan untuk menghasilkan komoditi tersebut. Permintaan
akan input dan sumber daya yang seperti ini disebut permintaan turunan (derived demand).
D2 D1
P1
B
P2
D2 D1
Q1 Q2 Q3 Q4 Q
Demikian juga misalkan terjadi penurunan harga komoditi subsitusi, sehingga pada
berbagai tingkat hargakomoditi tersebut, jumlah yang diminta (Qd) akan menjadi lebih kecil atau
kurva DD bergeser ke bawah menjadi D2D2. Inilah yang disebut sebagai pergeseran
kurva pemintaan yang terjadi bila variabel lain selain harga mengalami perubahan.
Pergeseran kurva permintaan mencerminkan terjadinya perubahan permintaan atas
suatu komoditi.