Dosen Pengampu:
Novita Nurul Islami, S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh:
Siti Ismiatul Maulah (180210301046)
Eka Putry Wahyuning Dharojah (180210301054)
Sella Rizki Amalia (180210301056)
Alma Nurita Maulidani (180210301065)
Olivia Salsabilla (180210301066)
KELAS B
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat mnyelesaikan tugas makalah ini dengan judul TEORI
PERMINTAAN UANG ini dengan tepat waktu. Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas
mata kuliah Ekonomi Moneter.
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna. Karenanya kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar kedepannya kami akan dapat
membuat makalah dengan lebih baik lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................I
DAFTAR ISI..........................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
3.1. KESIMPULAN...........................................................................................15
3.2. SARAN.....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
diterima oleh umum (masyarakat) sebagai alat tukar penukar, satuan nilai dan sebagai alat
penyimpan kekayaan, maka kita anggap sebagai uang.
Dalam ekonomi uang memiliki tiga fungsi yaitu: sebagai alat tukar, satuan hitung dan
penyimpan nilai, dan tiga fungsi inilah yang membedakan uang dengat aset yang lainnya.
Sebagai medium of change, uang berarti sesuatu yang diberikan oleh pembeli kepada penjual
ketika mereka membeli barang dan jasa. Sebagai unit of account, uang berperan sebagai ukuran
untuk menetapkan harga dan mencatat tagihan, sebagai store of value uang digunakan untuk
mentransfer daya beli dari masa sekarang ke masa depan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Klasik tentang Permintaan Uang
Teori klasik adalah teori yang mengenai penawaran dan permintaan uang serta
interaksi antara keduannya. Pada teori ini fokusnya adalah hubungan antara penawaran
uang dengan jumlah uang yang beredar dengan nilai uang atau tingkat harga. Hubungan
kedua variabel dijabarkan melalui konsep teori mengenai permintaan uang. Perubahan
jumlah uang yang beredar atau penawaran uang berinteraksi dengan permintaan uang
yang selanjutnya akan menentukan nilai uang.
3
perputaran uang dalam periode yang bersangkutan (Vt) sehingga rumus diatas dapat diubah
menjadi:
(1.2)
MVt = PT
Karena volume transaksi dan harga yang terjadi dianggap konstan (PT) tetap, maka
keseimbangan moneter dapat diketahui yaitu sebagai berikut:
Md = Ms
Ms = PT/Vt (1.4)
Dari persamaan (1.4) dapat diartikan bahwa dalam jangka pendek variabel P (harga umum)
akan berubah secara proporsional dengan adanya perubahan uang yang beredar. T ditentukan
oleh tingkat output ekilibrium masyarakat.
4
Alfred Marshall dalam memandang pendapat Irving Fisher dengan berbeda, dimana dia
menekankan pada pendapatan nasional yang diwujudkan dalam uang kas atau penguasaan
bukan pada perputaran uang (V) atau pembelanjaan.
Persamaan Marshall dalam transaksi adalah:
M = k(PT) (1.6)
k = bagian dari transaksi yang dilakukan dalam bentuk uang tunai
P = tingkat harga rata-rata setiap transaksi
T = jumlah transaksi yang terjadi
M = jumlah uang yang beredar
Persamaan Marshall dalam versi pendapatan:
M = k (PY)
Y = pendapatan nasional
M = jumlah uang yang beredar
P = tingkat harga rata-rata setiap transaksi
k = proporsi pendapatan dalam bentuk uang tunai
5
Definisi kekayaan yang diberikan Friedman adalah seluruh kekayaan yang merupakan
sumber pendapatan. Bentuk kekayaan yang dimaksudkan adalah obligasi (surat berharga),
tanah, mesin, perhiasan (emas), termasuk kemampuan (skill) yang dimiliki oleh manusia.
Maka tingkat suku bunga memperlihatka hubungan jumlah kekayaan dengan aliran
pendapatan. Hubungan ini dirumuskan dengan:
W = Y/i (1.7)
W = kekayaan
i = tingkat bunga
a. Uang tunai (M), dimana pendapatan dari uang tunai adalah berupa keamanan dan
kemudahan. Pendapatan riil dari memegang uang tunai pada tingkat tertentu (misal
Rp1000,00) tergantung banyaknya produk yang dapat dibelikan dan juga tergantung pada
harga barang tersebut (P). Semakin tinggi harga barang, semakin rendah nilai riil
pendapatan dari sejumlah uang tunai. Dengan kata lain akan mempengaruhi pendapatan
riil
b. Obligasi (bond), pendapatan yang diharapkan obligasi adalah perubahan harga obligasi
dan bunga yang diterima secara berkala. Bila harga obligasi meningkat, maka perubahan
harga dapat pendapatan positif dan begitu sebaliknya. Harga obligasi sebesar Rp 1,00/i b
dimana nilai nominal Rp 1,00 dengan bunga i b.
Perubahan harga obligasi dinyatakan:
1
/ib . ib/t
ib = perubahan tingkat bunga
t = jatuh tempo obligasi
Pendapatan obligasi seluruhnya menjadi:
Ib – 1/ib . ib/t (1.8)
c. Pendapatan seluruhnya dari kekayaan berupa saham seharga Rp 1,00 adalah:
Ie + 1p/ Pt - 1ie/iet (1.9)
6
d. Pendapatan kekayaan berupa barang fisik tergantung perubahan harga barang tersebut,
yaitu:
1
/P . p/t
e. Sebenarnya harga kekayaan berbentuk manusia tidak ada, oleh karena itu sangat sulit
diukur dalam satuan nilai mata uang. Friedman mempergunakan ukuran perbandingan
antara kekayaan bukan manusia (non human) dengan manusia (human), ini dinyatakan
dengan W.
Keynes membagi permintaan uang menjadi 3 motif. Permintaan uang untuk berjaga-jaga
timbul karena orang memegang uang tunai di atas perkiraan kebutuhannya, sehingga bila ada
masalah yang tidak diharapkanakan dpat menhindari kerugian keuangan yang mungkin timbul
akibatkekurangn uang tunai. Motif spekulasi timbul karena keadaan tertentu seseorang
memegang uang tunai dalam portebel harta mereka. Motif memegang uang ini disebut liquidit
preference.
Misalnya, pendapatan sebuah rumah tangga adalah Rp. 7000,00 pada titik A setiap
minggunya(ini diterima sabtu sore). Maka pada kurva ABCDE diatas dapat diketahui bahwa kas
tunai tertinggi adalah Rp. 7000,00 dan kas terendah adalah Rp. 0,00. Sehingga saldo kas tunai
rata-rata adalah Rp. 7000,00 + Rp. 0,00 / 2 = Rp. 3500,00. Apabila pendapatan mengalami
peningkatan sebesar Rp. 9000,00 setiap minggunya, maka perubahan ini dengan sendirinya
mempengaruhi garis pada kurva saldo kas tunai, yaitu ABCDE. Sehingga kas tunai tertinggi
menjai Rp. 9000,00, kas terendah tetap sebesar Rp. 0,00 dan sldo kas tunai rata-ratanya menjadi
Rp. 4500,00.
Hubungan yang terjadi antara permintaan uang untuk tujuan transaksidenan besaar
kecilnya tingkat pendapatan yang diterima seseoang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
7
Pada saa tingkat penapatan Rp. 7000,00 per minggu, dalam satu tahun pendapatan
rumah tangga adalah Rp. 364.000,00 (52 minggu x Rp. 7000,00). Kebutuhan untuk transaksi
adalah Rp. 364.000,00. Apabila pendapatan naik sebesar Rp. 9000,00 maka kebutuhan transaksi
dalam 1 tahun menjadi Rp. 468.000,00.
Apabila pendapatan seseorang meningkat, kebutuh uang untuk transaksi juga akan
meningkat. Penjumlahan uang rumah tangga dilakukan dalam perekonomian maka akan
dperoleh kurva permintaan agregat untuk tujuan transaksi(permntaan uang secara keseluruhan
dalam perekonomian), seperti gambar berikut :
8
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan uang selain pendapatan dan suku bunga
adalah :
a. Banyaknya kekayaan masyarakat
Harapan sesorang untuk semakin kaya dalam suatu masyarakat, semakin tinggi pula tingkat
permintaan uang yang akan dimintanya. Akan tetapi permintaan uang ini akan semakin kecil
apabila dalam masyarakat tersebut memiliki simpanan uang, sehingga seseorang dapat
dengan mudah menukarkan hartanya tersebut menjadi uang tunai.
b. Kepastian mendapatkan kredit
Konsumen tidak perlu mengumpulkan uang tunai terlebih dahulu untuk membayar barang-
barang dengan harga yang tingg seperti rumah, mobil, TV, dan lain-lain, karena mereka
dapat membeli secara kredit. Jadi, kartu kredit akan membantu seseong untuk mengurangi
permintaan uang tunai.
c. Perkiraan penerimaan di kemudian hari
Apabila seseorang memperkirakan pendapatannya akan lebih kecil daripada sebelumnya
maka orang tersebut akan berusah untuk menahan saldo tunai yang ia miliki. Namun,
apabila seseorang memperkirakan akan terjadi peningkatan pendapatan maka ia akan
meningkatkan pengeluarannya sehingga saldo tunai yang ia miliki akan lebih kecil dari
pengeluarannya.
d. Perkiraan tentang harga
Apabila diperkirakan harga suatu barang akan turun, maka konsumen akan menyimpan
uang tunai lebih banyak dari sebelumnya. Namun apabila diperkirakan harga barang
tersebut akan meningkat, maka seseorang akan membelanjakan saldo tunai nya lebih awal
sebelum terjadi peningkatan harga barang untuk mnghindari kerugian.
Menurut Boumol kebutuhan uang seseorang untuk tujuan transaksi pada dasarnya
adalah konstan, karena seseorang akan menerima pendapatan secara tetap setiap waktu.
Kemudian orang tersebut selalu membelanjakan uang (untuk transaksi) sejumlah tetap
setiap harinya. Sehingga kebutuhan uang tunai setiap harinya tetap persatuan waktu.
Pendapatan yang diterima oleh seseorang tidak selalu harus dipegang dalam bentuk uang
tunai, melainkan bisa juga dalam bentuk surat-surat berharga (misal obligasi) sehingga
memungkinkan orang tersebut mendapatkan bunga. Berdasarkan adanya perolehan bunga
ini seseorang akan berusaha memegang surat-surat berharga (misal obligasi) sebanyak
mungkin dan akan memegang uang tunai seminimal mungkin. Seseorang akan
memegang uang tunai sebesar C setiap periodenya dan akan dibelanjakan secara merata
selama periode tersebut, serta akan menjual surat berharga yang dia miliki (obligasi)
bilamana uang tunai yang dimilikinya habis. Boumol memiliki sebuah rumusan yang
9
dikenal dengan square root formula,yaitu menjelaskan bahwa besarnya uang tunai yang
diinginkan seseorang proporsional terhadap akar nilai transaksi dan berbanding terbalik
dengan akar tingkat suku bunga. Kebutuhan uang tunai setiap waktu tidak lain
merupakan uang uang tunai rata-rata yakni sebesar C/2. Jadi persamaan untuk
menentukan uang tunai dapat dirumuskan:
Md C 1
= = √ 2 bT /R
P 2 2
Permintaan uang tunai disini merupakan permintaan uang kas dalam arti riil, secara
otomatis harga yang terjadi konstan. Permintaan uang kas guna transaksi dalam satuan
uang adalah:
1
Md = ( 2 bT /R) P
2√
Fungsi permintaan uang kas guna transaksi seperti diatas jelas berbeda dari fungsi
permintaan uang kas guna transaksi Keynes. Perbedaan ini memberikan satu implikasi,
yaitu bila benar setiap individu menentukan permintaan pada uang kas untuk transaksi
seperti pendapat Boumol maka fungsi permintaannya menggambarkan suatu economics
of scale penggunaan uang kas.
10
menjelaskan hubungan terbalik permintaan uang kas untuk transaksi dengan suku bunga
sebagai berikut:
T(t) terdiri dari uang kas C (t) dan surat berharga (obligasi) B(t) dirumuskan kembali:
Asumsi yang harus diingat adalah jika seseorang akan memilih B rata-rata (t) dan
C (t) yang akan memberikan tingkat pendapatan bunga dikurangi biaya menjual obligasi
yang maksimum. Lalu bagaimana hubungan jumlah transaksi yang maksimum/optimum
dengan tingkat bunga (R). Jawabannya, misalkan saja besarnya biaya penjualan obligasi
tidak tergantung dari jumlah transaksi. Maka seseorang paling minim akan melakukan 2
transaksi, yaitu pembelian dan penjualan obligasi. Hal itu dikarenakan obligasi tidak bisa
dipergunakan sebagai alat pembayaran, maka harus terlebih dahulu harus ditukar dengan
uang kas. Berikut adalah gambar yang menunjukkan waktu yang optimum pada transaksi
yang dilakukan oleh seseorang:
11
Gambar (a) menunjukkan bahwa seseorang memegang penghasilan pada bentuk uang kas, tanpa
mempunyai surat berharga (obligasi) sampai t1 dan selanjutnya ia membeli obligasi seharga B1
pada waktu t1 dan obligasi ini dipegang sampai t2 dan t2 obligasi tersebut dijual, maka pendapatan
bunga yang diperoleh digambarkan segi 4 bergaris.
Pada gambar (b) seseorang membeli obligasi seharga B1 pada awal penerimaan penghasilan
(t=0), ini dipegang sampai uang kas di tangan habis yakni pada t2. Total pendapatan suku bunga
ditunjukkan oleh segi empat bergaris, yakni lebih besar dari gambar (a).
Pokok teori permintaan uang spekulasi Tobin ini adalah kekayaan seseorang dapat
dalam bentuk uang tunai dan surat berharga (obligasi). Harga sebuah obligasi yang tidak
mempunyai tenggang waktu: P = A/R
A: nilai rupiah dari bunga yang diperoleh pemegang obligasi setiap tahun.
Persentase keuntungan atau kerugian yang terjadi akibat perubahan nilai obligasi (g)
adalah:
12
A
Pe−P −A / R
g= = ℜ
P
A/R
Bila tingkat bunga yang diharap (Re) sama dengan tingkat bunga yang berlaku R atau Re
= R maka g = 0, ini berarti tidak ada keuntungan atau kerugian (capital gain atau loss =
0). Pendapatan seluruhnya dari obligasi dalam waktu satu tahun, terdiri dari tingkat suku
bunga ditambah keuntungan perubahan nilai (capital gain). Ini dapat dirumuskan:
13
Gambar di atas menjelaskan berbagai kombinasi antara risiko dan pendapatan diharapkan
(kurva indeferen) pada tingkat kepuasan yang sama. Semakin tinggi tingkat kepuasan, makin
tinggi kurva indeferennya (11<12<13). Kurva ini ditarik dari kiri bawah ke kanan atas
(dengan arah positif), ini berarti bila tingkat pendapatan yang diharapkan seseorang semakin
tinggiia akan mau menanggung risiko yang semakin tinggi agar tetap berada pada tingkat
kepuasan yang sama.
Bilamana terjadi perubahan tingkat bunga, maka titik keseimbangan (M) akan mengalami
seperti gambar di bawah ini. Pada tingkat suku bunga R 1 tingkat keseimbangan investor
adalah M1. Bila tingkat suku bunga mengalami peningkatan menjadi R2 titik keseimbangan
investor berubah ke titik M2, pada keseimbangan M2 tingkat pendapatan diharapkan dan
risiko seorang investor sangat tinggi pada M2. Peningkatan pendapatan yang diharapkan dan
risiko hanya dapat dilakukan dengan memegang lebih banyak obligasi, dan uang kas di
tangan akan semakin kecil. Bila tingkat bunga semakin tinggi, uang kas yang dipegang
seseorang akan semakin kecil (sesuai teori Keynes pada permintaan uang tunai). Namun
teori ini disempurnakan oleh Tobin, yaitu adanya anggapan ketidakpastian (uncertainty) dan
kemungkinan seseorang melakukan diversifikasi dalam kekayaan (obligasi dan uang kas).
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori klasik adalah teori yang mengenai penawaran dan permintaan uang serta interaksi
antara keduannya. Pada teori ini fokusnya adalah hubungan antara penawaran uang dengan
jumlah uang yang beredar dengan nilai uang atau tingkat harga. Hubungan kedua variabel
dijabarkan melalui konsep teori mengenai permintaan uang. Perubahan jumlah uang yang
beredar atau penawaran uang berinteraksi dengan permintaan uang yang selanjutnya akan
menentukan nilai uang.
Boumol memiliki sebuah rumusan yang dikenal dengan square root formula,yaitu
menjelaskan bahwa besarnya uang tunai yang diinginkan seseorang proporsional terhadap akar
nilai transaksi dan berbanding terbalik dengan akar tingkat suku bunga. Kebutuhan uang tunai
setiap waktu tidak lain merupakan uang uang tunai rata-rata yakni sebesar C/2. Fungsi
permintaan uang kas guna transaksi seperti diatas jelas berbeda dari fungsi permintaan uang kas
guna transaksi Keynes. Perbedaan ini memberikan satu implikasi, yaitu bila benar setiap individu
menentukan permintaan pada uang kas untuk transaksi seperti pendapat Boumol maka fungsi
permintaannya menggambarkan suatu economics of scale penggunaan uang kas.
3.2 Saran
Demikian makalah ini kami buat, kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan sarn dari pembaca kami
butuhkan. Guna perbaikan makalah berikutnya. Dan semoga makalah ini berguna untuk kita
semua.
15
DAFTAR PUSTAKA
Iswardono. 2008. Uang dan Bank (edisi ke-empat) . Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
16