FUNGSI
“APLIKASI DAN PENERAPAN EKONOMI”
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Kelas R18 B
Ruang 206
Kami menyadari bahwa penyususnan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami
mengharapkan kritik maupun saran yang membangun
Kelompok 4
i
Daftar isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fungsi adalah bagian dari pelajaran matematika, dalam banyak hal fungsi
diterapkan dalam berbagai bidang untuk menyelesaikan persoalan-persoalan baik dalam
bidang ekonomi dan bidang lain yang mempelajari hubungan-hubungan antar variabel.
1
BAB II
PEMBAHASAN
“FUNGSI”
A. DEFINISI FUNGSI
Fungsi adalah suatu hubungan antara dua buah variabel atau lebih, dimana masing-
masing dari dua buah variabel atau lebih tersebut saling pengaruh-mempengaruhi.
Pemahaman akan konsep fungsi sangat penting dalam mempelajari Ilmu Ekonomi , mengingat
analisis ekonomi banyak bekerja menggunakan Fungsi.
• Variabel adalah unsur yang sifatnya berubah-ubah dari satu keadaan ke keadaan lainnya.
Variabel bebas ( variabel independen ) yaitu variabel yang menerang-kan variabel lain.
Variabel terikat ( variabel dependen) yaitu variabel yang diterangkan oleh variabel lain,
• Koefisien adalah bilangan atau angka yang terletak di depan suatu variabel dalam sebuah
fungsi ( nilainya bisa positif dan negatif )
• Konstanta sifatnya tetap dan tidak terkait dengan suatu variabel apapun
Contoh :
a) Y = f (X) atau Y = f (X1, X2)
X, X1, X2 = variabel bebas
Y = variabel yang dipengaruhi
b) Y = a + bX
a dan b = Konstanta
Y = variabel yang dipengaruhi
X = variabel bebas
B. JENIS FUNGSI
JENIS-JENIS FUNGSI
FUNGSI
2
C. PENERAPAN FUNGSI
a. Fungsi Linier
Fungsi linier adalah suatu fungsi yang sangat sering digunakan oleh para ahli ekonomi dan
bisnis dalam menganalisa dan memecahkan masalah-masalah ekonomi. Hal ini dikarenakan
bahwa kebanyakan masalah ekonomi dan bisnis dapat disederhanakan atau diterjemahkan ke
dalam model yang berbentuk linier.
Q a bP
Variabel P dan variabel Q mempunyai tanda yang
atau berlawanan, mencerminkan hukum permintaan
a 1
P Q P
b b
dimana: a
b
Q = Jumlah produk x yang
diminta
P = Harga produk x
a dan b = parameter
0 a Q
Dalam bentuk persamaan diatas terlihat bahwa variable P (price, harga) dan variable Q (quantity,
jumlah) mempunyai tanda yang berlawanan. Ini mencerminkan, hukum permintaan yaitu apabila harga
naik jumlah yang diminta akan berkurang dan apabila harga turun jumlah yang diminta akan
bertambah.
3
Contoh
Suatu barang, jika dijual seharga Rp 5000,- perbuah akan terjual sebanyak 3000 buah. Akan
tetapi, jika dijual dengan harga lebih murah yaitu Rp 4000 perbuah, maka jumlah permintaan
terhadap barang tersebut meningkat menjadi 6000 buah. Bagaimanakah fungsi permintaannya
? Gambarkan fungsi permintaan tersebut pada Grafik Kartesius.
Solusi
P1 = 5000, Q1 = 3000
P2 = 4000, Q2 = 6000
P – P1 = Q – Q1
P2 – P1 Q2 – Q1
P = -1/3 Qd + 6000
6000
QdC
P
K
u
r
v
a
P
e
r
m
i
n
t
a
a
n
4
FUNGSI PENAWARAN
Fungsi penawaran menunjukkan hubungan antara jumlah barang/jasa yang
ditawarkan oleh produsen dengan variabel harga dan variabel lain yang
mempengaruhinya pada suatu periode tertentu. Variabel tersebut antara lain harga
produk tersebut, tingkat teknologi yang tersedia, harga dari faktor produksi (input) yang
digunakan, harga produk lain yang berhubungan dalam produksi, harapan produsen
terhadap harga produk tersebut di masa mendatang. Fungsi penawaran menunjukkan
hubungan antara jumlah produk yang ditawarkan oleh produsen untuk dijual dengan
harga produk. Di dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa jika harga naik maka jumlah
barang yang ditawarkan bertambah, demikian juga sebaliknya bahwa jika harga turun
maka jumlah barang yang ditawarkan turun, sehingga grafik fungsi permintaan
mempunyai slope positif (miring ke kanan)
𝑸 = 𝒂 + 𝒃𝑷 𝒂 𝟏
Atau 𝑷= + 𝑸
𝒃 𝒃
dimana
Variabel P dan Q mempunyai tanda yang sama mencerminkan hukum penawaran
0
P=-
a
b
a 0 Q
Dari Bentuk persamaan diatas terlihat bahwa variabel P(price, harga) dan variabel Q (quantity,
jumlah)mempunyai tanda yang sama yaitu positif. Ini mencerminkan hokum penawaran yaitu apabila
harga naik jumlah yang ditawarkan akan bertambah dan apabila harga turun jumlah yang ditawarkan
akan berkurang
Contoh :
Suatu barang, harga di pasarnya Rp 5000 perbuah maka produsen akan menawarkan sebanyak 3000
buah. Akan tetapi, jika harga lebih tinggi menjadi Rp 6000 perbuah, maka jumlah barang yang
ditawarkan produsen menjadi 6000 buah. Bagaimanakah fungsi penawarannya ? Gambarkan fungsi
penawarannya pada Grafik Kartesius
Solusi : P
P1 = 5000, Q1 = 3000
P2 = 6000, Q2 = 6000
P – P1 = Q – Q1
P2 – P1 Q2 – Q1
4000 𝐩 = 𝟏⁄𝟑 + 𝟒𝟎𝟎𝟎
P = 1/3Q + 4000 Qs
0
5
FUNGSI KESEIMBANGAN PASAR
Pasar suatu macam barang dikatakan berada dalam keseimbangan (market
equilibrium) apabila jumlah barang yang diminta di pasar tersebut sama dengan jumlah
barang yang ditawarkan.
Secara matematik dan grafik ditunjukkan oleh kesamaan:
𝑸𝒅 = 𝑸𝒔
𝑷𝒅 = 𝑷𝒔
Contoh :
Diketahui : Fungsi permintaan ; 𝑄 = 15 − 𝑃
: Fungs penawaran ; 𝑄 = −6 + 2𝑃
Ditanyakan : 𝑃𝑒 dan 𝑂𝑒 ?
P 15 − 𝑃 = −6 + 2𝑃
21 = 3𝑃 P=7
18000 𝑄 = 15 − 𝑃
Qs = 15 − 7 = 8
7 E
Jadi, 𝑃𝑒 = 7
3 𝑄𝑒 = 8
Qd
0 8 15 Q
Contoh Kasus 2 :
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q
pajak; t = 3 per unit.
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah pajak ?
Penyelesaian :
Dimisalkan sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8 . Sesudah pajak, harga jual yang
ditawarkan oleh produsen menjadi lebih tinggi, persamaan penawarannya
berubah dan kurvanya bergeser keatas.
Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0,5 Q
Penawaran sesudah pajak : P = 3 + 0,5 Q + 3 = 6 + 0,5 Q
Sedangkan permintaan tetap : P = 15 – Q
Keseimbangan Pasar : Pd = 15 – Q = 6 +0,5Q -1,5 Q = -9
Q=6
6
Jadi, sesudah pajak ; P’e = 9 dan Q’e = 6
0 6 8 15 Q
BEBAN PAJAK
Beban pajak yang ditanggung konsumen (tk)
Rumus : 𝒕𝒌 = 𝑷’𝒆 – 𝑷
Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung oleh produsen (tp) adalah selisih
antara besarnya pajak per unit barang (t) dan bagian pajak yang menjadi tanggungan
konsumen (tk).
Rumus : 𝒕𝒑 = 𝒕 – 𝒕𝒌
Rumus : 𝑻 = 𝑸’𝒆 𝑿 𝒕
7
Contoh Kasus 3 :
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
Penyelesaian :
𝑷 = 𝟏𝟓 – 𝑸 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑸 = 𝟏𝟓 – 𝑷 .
P = 3 + 0,5 Q + 0,25
P = 3 + 0,75 Q
Keseimbangan Pasar : Pd = Ps
𝟏𝟓 − 𝑸 = 𝟑 + 𝟎, 𝟕𝟓𝑸
𝑸 = 𝟔, 𝟔
Pajak yang diterima oleh pemerintah dari setiap unit barang adalah :
𝒕 𝒙 𝑷’𝒆 = 𝟎, 𝟐𝟓 𝒙 𝟖, 𝟒 = 𝟐, 𝟏
Kurvanya adalah :
P Q's
E' Qs
8,4
E
7
Qd
0 6,6 8 Q
– Besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen untuk setiap barang yang dibeli
adalah 𝒕𝒌 = 𝑷’𝒆 – 𝑷𝒆 = 𝟖, 𝟒 – 𝟕 = 𝟏, 𝟒
8
PENGARUH SUBSIDI TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR
Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh karena itu ia sering juga
disebut pajak negatif. Seiring dengan itu, pengaruhnya terhadap keseimbangan pasar
berbalikan dengan pengaruh pajak, sehingga kita dapat menganalisisnya seperti ketika
menganalisis pengaruh pajak. Subsidi dapat bersifat spesifik dan dapat juga bersifat
proporsional.
Pengaruh Subsidi. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan sesuatu barang
menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah. Dengan adanya
subsidi, produsen merasa ongkos produksinya menjadi lebih kecil sehingga ia bersedia
menjual lebih murah.
Dengan subsidi sebesar s, kurva penawaran bergeser sejajar kebawah, dengan
penggal yang lebih kecil (lebih rendah) pada sumbu harga.
Jika sebelum subsidi persamaan penawarannya 𝑷 = 𝒂 + 𝒃𝑸, maka sesudah subsidi akan
menjadi 𝑷’ = 𝒂 + 𝒃𝑸 – 𝒔 = (𝒂 – 𝒔) + 𝒃𝑸.
Contoh Kasus 4 :
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q
Penyelesaian :
Tanpa subsidi, Pe = 7 dan Qe = 8 . Dengan subsidi, harga jual yang
ditawarkan oleh produsen menjadi lebih rendah, persamaan penawaran
berubah dan kurvanya bergeser turun.
Penawaran tanpa subsidi : 𝑷 = 𝟑 + 𝟎, 𝟓 𝑸
Penawaran dengan subsidi : 𝑷 = 𝟑 + 𝟎, 𝟓 𝑸 – 𝟏, 𝟓
𝑷 = 𝟏, 𝟓 + 𝟎, 𝟓 𝑸 𝑸 = −𝟑 + 𝟐𝑷
Permintaan tetap : 𝑷 = 𝟏𝟓 – 𝑸 𝑸 = 𝟏𝟓 – 𝑷
Maka, keseimbangan pasar : 𝑸𝒅 = 𝑸𝒔
𝟏𝟓 – 𝑷 = −𝟑 + 𝟐𝑷 𝟏𝟖 = 𝟑𝑷, 𝑷 = 𝟔
Jadi dengan adanya subsidi : 𝑷’𝒆 = 𝟔 𝒅𝒂𝒏 𝑸’𝒆 = 𝟗
P
15 Kurva Penawaran
Qs
E Q's
E'
7
6
3 Qd
1,5
0 89 15 Q
9
KESEIMBANGAN PASAR KASUS DUA MACAM BARANG
Bentuk Umum :
Qdx : jumlah permintaan akan X
Qdy : jumlah permintaan akan Y
Px : harga X per unit
Py : harga Y per unit
Contoh Kasus 5 :
Diketahui : permintaan akan X; Qdx = 10 – 4Px + 2Py
penawarannya; Qsx = -6 + 6Px
permintaan akan Y; Qdy = 9 – 3 Py + 4 Px
penawarannya; Qsx = -3 + 7 Py
Ditanyakan : Pe dan Qe untuk masing-masing barang tersebut ?
Penyelesaian :
1. Keseimbangan pasar barang X
Qdx = Qsx
10 – 4Px + 2Py = -6 + 6Px
10Px – 2Py = 16
2. Keseimbangan pasar barang Y
Qdy = Qsy
9 – 3Py + 4Px = -3 + 7 Py
4Px – 10 Py = - 12
3. Dari 1) dan 2) :
10 Px 2 Py 16 1 10 Px 2 Py 16
4 Px 10 Py 12 2,5 10 Px 25Py 30
23Py 46
Py 2
FC k
VC f Q vQ
C g Q FC VC k vQ
C
C k vQ
VC vQ
k FC k
0 Q
10
Contoh Kasus 6 :
Diketahui : FC = 20.000 , VC = 100 Q
Ditanyakan : Tunjukkan persamaan dan kurva totalnya !!! Berapa biaya total yang
dikeluarkan jika diproduksi 500 unit barang ???
Penyelesaian :
C = FC + VC C = 20.000 + 100 Q
Jika Q = 500, maka ; C = 20.000 + 100 (500) = 70.000
C 20.000 100Q
Kurva Penawaran
VC 100Q
70.000
50.000
20.000 FC
Q
0 500
FUNGSI PENERIMAAN
Semakin banyak barang yang diproduksi dan terjual, semakin besar pula
penerimaannya. Penerimaan total (total revenue) adalah hasilkali jumlah barang yang
terjual dengan harga jual per unit barang tersebut. Secara matematik, penerimaan
merupakan fungsi jumlah barang, kurvanya berupa garis lurus berlereng positif dan
bermula dari titik pangkal.
𝑹 = 𝑸𝒙𝑷 = 𝒇(𝑸)
Contoh Kasus 7 :
Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan Rp. 200,00 per unit.
Tunjukkan persamaan dan kurva penerimaan total perusahaan ini !!!
Berapa besar penerimaannya bila terjual barang sebanyak 350 unit ???
Penyelesaian :
R = Q X P = Q X 200 = 200 Q
Bila Q = 350, maka ; R = 200 X 350 = 70.000
R R 200Q
70.000
40.000
0 Q
200 350
11
ANALISIS PULANG-POKOK
Keuntungan (profit positif, > 0) akan didapat apabila R > C .
Kerugian (profit negatif, < 0) akan dialami apabila R < C .
Konsep yang lebih penting berkenaan dengan R dan C adalah konsep pulang-
pokok (break-even), yaitu suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis
jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan
tidak mengalami kerugian. Keadaan break-even (profit nol, = 0) terjadi apabila
R = 0; perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak pula mengalami
kerugian. Secara grafik, hal ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R
dan kurva C.
Gambar Kurvanya
C, R
R r Q
0
C cQ
TPP 0
0
Q
0 Q'
Contoh Kasus 8 :
Ditanyakan : Berapakah tingkat produksi pada saat BEP ???.. Apa yang terjadi pada saat
produksinya sebanyak 300 unit ???...
Penyelesaian :
100 Q = 20.000
= 60.000 – 50.000
= 10.000
12
Gambar Kurvanya adalah :
C , R,
C
}
60.000
50.000
VC
40.000
TPP
20.000 FC
Q
0 100 200 300
13
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi adalah salah satu cara untuk menyelesaikan
permasalahn ekonomi yang bersangkutan dengan dunia bisnis.
14