Anda di halaman 1dari 17

MATEMATIKA EKONOMI

FUNGSI
“APLIKASI DAN PENERAPAN EKONOMI”

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Gilang Ramadhan (4282111100222)


2. Kurniawan Adi Permana (4282111100246)
3. Tania Oktapiani (4282111100025)
4. Laila afrina (4282111100008)
5. Nurul Khofifah Lestari (4282111100016)

Kelas R18 B
Ruang 206

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


STIE-ISM
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha ESA, karena berkat ridho-Nya sehingga kami
bisa menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya, makalah ini membahas tentang “ FUNGSI
–APLIKASI DAN PENERAPAN EKONOMI”

Kami menyadari bahwa penyususnan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami
mengharapkan kritik maupun saran yang membangun

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Tangerang, 12 Oktober 2018

Kelompok 4

i
Daftar isi

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 1


A. Latar Belakang ................................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................................. 2
A. Definisi Fungsi .................................................................................................................................. 2
B. Jenis –Jenis Fungsi ............................................................................................................................ 2
C. Penerapan Fungsi ............................................................................................................................. 3
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fungsi adalah bagian dari pelajaran matematika, dalam banyak hal fungsi
diterapkan dalam berbagai bidang untuk menyelesaikan persoalan-persoalan baik dalam
bidang ekonomi dan bidang lain yang mempelajari hubungan-hubungan antar variabel.

1
BAB II
PEMBAHASAN
“FUNGSI”

A. DEFINISI FUNGSI
Fungsi adalah suatu hubungan antara dua buah variabel atau lebih, dimana masing-
masing dari dua buah variabel atau lebih tersebut saling pengaruh-mempengaruhi.
Pemahaman akan konsep fungsi sangat penting dalam mempelajari Ilmu Ekonomi , mengingat
analisis ekonomi banyak bekerja menggunakan Fungsi.

• Variabel adalah unsur yang sifatnya berubah-ubah dari satu keadaan ke keadaan lainnya.
Variabel bebas ( variabel independen ) yaitu variabel yang menerang-kan variabel lain.
Variabel terikat ( variabel dependen) yaitu variabel yang diterangkan oleh variabel lain,
• Koefisien adalah bilangan atau angka yang terletak di depan suatu variabel dalam sebuah
fungsi ( nilainya bisa positif dan negatif )
• Konstanta sifatnya tetap dan tidak terkait dengan suatu variabel apapun

Contoh :
a) Y = f (X) atau Y = f (X1, X2)
X, X1, X2 = variabel bebas
Y = variabel yang dipengaruhi
b) Y = a + bX
a dan b = Konstanta
Y = variabel yang dipengaruhi
X = variabel bebas

B. JENIS FUNGSI
JENIS-JENIS FUNGSI
FUNGSI

FUNGSI ALJABAR FUNGSI NON ALJABAR


ATAU TRANSSEDEN

FUNGSI IRRASIONAL FUNGSI RASIONAL

FUNGSI POLINOM FUNGSI PANGKAT


FUNGSI LINIER
FUNGSI KUADRAT
FUNGSI KUBIK FUNGSI EKSPONEN
FUNGSI BIKUADRAT FUNGSI LOGARITMA
FUNGSI TRIGONOMETRI
FUNGSI HIPERBOL

2
C. PENERAPAN FUNGSI
a. Fungsi Linier

Fungsi linier adalah suatu fungsi yang sangat sering digunakan oleh para ahli ekonomi dan
bisnis dalam menganalisa dan memecahkan masalah-masalah ekonomi. Hal ini dikarenakan
bahwa kebanyakan masalah ekonomi dan bisnis dapat disederhanakan atau diterjemahkan ke
dalam model yang berbentuk linier.

Penerapan Fungsi Linear Dalam Teori Ekonomi Mikro


1. Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar
2. Pengaruh pajak-spesifik terhadap keseimbangan pasar
3. Pengaruh pajak-proporsional terhadap keseimbangan pasar
4. Pengaruh subsidi terhadap keseimbangan pasar
5. Keseimbangan pasar kasus dua macam barang
6. Fungsi biaya dan fungsi penerimaan
7. Keuntungan, kerugian dan pulang-pokok
8. Fungsi anggaran
9. Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar.
10. Fungsi biaya, fungsi pendapatan dan analisis Pulang Pokok
11. Fungsi Konsumsi dan Tabungan
12. Model Penentuan Pendapatan Nasional

b. FUNGSI PERMINTAAN, FUNGSI PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR


 FUNGSI PERMINTAAN
Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah barang/jasa yang
diminta oleh konsumen dengan variabel harga serta variabel lain yang
mempengaruhinya pada suatu periode tertentu. Variabel tersebut antara lain harga
produk itu sendiri, pendapatan konsumen, harga produk yang diharapkan pada periode
mendatang, harga produk lain yang saling berhubungan dan selera konsumen. Fungsi
permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah produk yang diminta oleh konsumen
dengan harga produk. Di dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa jika harga naik maka
jumlah barang yang diminta turun, demikian juga sebaliknya bahwa jika harga turun
maka jumlah barang yang diminta naik, sehingga grafik fungsi permintaan mempunyai
slope negatif (miring ke kiri)

Bentuk umum fungsi permintaan

Q  a  bP
 Variabel P dan variabel Q mempunyai tanda yang
atau berlawanan, mencerminkan hukum permintaan
a 1
P  Q P
b b
dimana: a
b
Q = Jumlah produk x yang
diminta
P = Harga produk x
a dan b = parameter
0 a Q
Dalam bentuk persamaan diatas terlihat bahwa variable P (price, harga) dan variable Q (quantity,
jumlah) mempunyai tanda yang berlawanan. Ini mencerminkan, hukum permintaan yaitu apabila harga
naik jumlah yang diminta akan berkurang dan apabila harga turun jumlah yang diminta akan
bertambah.

3
Contoh

Suatu barang, jika dijual seharga Rp 5000,- perbuah akan terjual sebanyak 3000 buah. Akan
tetapi, jika dijual dengan harga lebih murah yaitu Rp 4000 perbuah, maka jumlah permintaan
terhadap barang tersebut meningkat menjadi 6000 buah. Bagaimanakah fungsi permintaannya
? Gambarkan fungsi permintaan tersebut pada Grafik Kartesius.

Solusi

P1 = 5000, Q1 = 3000

P2 = 4000, Q2 = 6000

P – P1 = Q – Q1

P2 – P1 Q2 – Q1

P = -1/3 Qd + 6000

Jadi fungsi permintaannya adalah : P = - 1/3 Qd + 6000

6000

QdC
P
K
u
r
v
a

P
e
r
m
i
n
t
a
a
n

4
 FUNGSI PENAWARAN
Fungsi penawaran menunjukkan hubungan antara jumlah barang/jasa yang
ditawarkan oleh produsen dengan variabel harga dan variabel lain yang
mempengaruhinya pada suatu periode tertentu. Variabel tersebut antara lain harga
produk tersebut, tingkat teknologi yang tersedia, harga dari faktor produksi (input) yang
digunakan, harga produk lain yang berhubungan dalam produksi, harapan produsen
terhadap harga produk tersebut di masa mendatang. Fungsi penawaran menunjukkan
hubungan antara jumlah produk yang ditawarkan oleh produsen untuk dijual dengan
harga produk. Di dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa jika harga naik maka jumlah
barang yang ditawarkan bertambah, demikian juga sebaliknya bahwa jika harga turun
maka jumlah barang yang ditawarkan turun, sehingga grafik fungsi permintaan
mempunyai slope positif (miring ke kanan)

Bentuk umum fungsi Penawaran

𝑸 = 𝒂 + 𝒃𝑷 𝒂 𝟏
Atau 𝑷= + 𝑸
𝒃 𝒃

dimana
Variabel P dan Q mempunyai tanda yang sama mencerminkan hukum penawaran

0
P=-
a
b
a 0 Q
Dari Bentuk persamaan diatas terlihat bahwa variabel P(price, harga) dan variabel Q (quantity,
jumlah)mempunyai tanda yang sama yaitu positif. Ini mencerminkan hokum penawaran yaitu apabila
harga naik jumlah yang ditawarkan akan bertambah dan apabila harga turun jumlah yang ditawarkan
akan berkurang

Contoh :
Suatu barang, harga di pasarnya Rp 5000 perbuah maka produsen akan menawarkan sebanyak 3000
buah. Akan tetapi, jika harga lebih tinggi menjadi Rp 6000 perbuah, maka jumlah barang yang
ditawarkan produsen menjadi 6000 buah. Bagaimanakah fungsi penawarannya ? Gambarkan fungsi
penawarannya pada Grafik Kartesius

Solusi : P
P1 = 5000, Q1 = 3000
P2 = 6000, Q2 = 6000
P – P1 = Q – Q1
P2 – P1 Q2 – Q1
4000 𝐩 = 𝟏⁄𝟑 + 𝟒𝟎𝟎𝟎
P = 1/3Q + 4000 Qs
0

5
 FUNGSI KESEIMBANGAN PASAR
Pasar suatu macam barang dikatakan berada dalam keseimbangan (market
equilibrium) apabila jumlah barang yang diminta di pasar tersebut sama dengan jumlah
barang yang ditawarkan.
Secara matematik dan grafik ditunjukkan oleh kesamaan:
𝑸𝒅 = 𝑸𝒔
𝑷𝒅 = 𝑷𝒔
Contoh :
Diketahui : Fungsi permintaan ; 𝑄 = 15 − 𝑃
: Fungs penawaran ; 𝑄 = −6 + 2𝑃
Ditanyakan : 𝑃𝑒 dan 𝑂𝑒 ?

Jawab : keseimbangan pasar ; 𝑄𝑑 = 𝑄𝑠

P 15 − 𝑃 = −6 + 2𝑃
21 = 3𝑃 P=7
18000 𝑄 = 15 − 𝑃
Qs = 15 − 7 = 8

7 E
Jadi, 𝑃𝑒 = 7
3 𝑄𝑒 = 8
Qd
0 8 15 Q

 PENGARUH PAJAK-SPESIFIK TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR


Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang menyebabkan harga jual
barang tersebut naik. Sebab setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha
mengalihkan (sebagian) beban pajak tersebut kepada konsumen.
Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual menyebabkan
kurva penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih tinggi pada sumbu
harga. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ maka sesudah pajak
ia akan menjadi P = a + bQ + t = (a + t) + bQ.

Contoh Kasus 2 :
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q
pajak; t = 3 per unit.
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah pajak ?

Penyelesaian :
Dimisalkan sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8 . Sesudah pajak, harga jual yang
ditawarkan oleh produsen menjadi lebih tinggi, persamaan penawarannya
berubah dan kurvanya bergeser keatas.
Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0,5 Q
Penawaran sesudah pajak : P = 3 + 0,5 Q + 3 = 6 + 0,5 Q
Sedangkan permintaan tetap : P = 15 – Q
Keseimbangan Pasar : Pd = 15 – Q = 6 +0,5Q  -1,5 Q = -9
Q=6

6
Jadi, sesudah pajak ; P’e = 9 dan Q’e = 6

Jadi, Kurvanya adalah


P sebagai berikut :
15
Q's
Qs
E'
9
E
7
6
3 Qd

0 6 8 15 Q

 BEBAN PAJAK
 Beban pajak yang ditanggung konsumen (tk)

Rumus : 𝒕𝒌 = 𝑷’𝒆 – 𝑷

Dalam contoh kasus diatas, tk = 9 – 7 = 2

 Beban pajak yang ditanggung produsen (tp)

Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung oleh produsen (tp) adalah selisih
antara besarnya pajak per unit barang (t) dan bagian pajak yang menjadi tanggungan
konsumen (tk).

Rumus : 𝒕𝒑 = 𝒕 – 𝒕𝒌

Dalam contoh kasus 2, tp = 3 – 2 = 1

 Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah (T)

Rumus : 𝑻 = 𝑸’𝒆 𝑿 𝒕

Dalam contoh kasus 2, 𝑻 = 𝟔 𝑿 𝟑 = 𝟏𝟖

 PENGARUH PAJAK-PROPORSIONAL TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR


 Pajak Proporsional ialah pajak yang besarnya diterapkan berdasarkan persentase
tertentu dari harga jual; bukan diterapkan secara spesifik (misalnya 3 rupiah) per unit
barang. Meskipun pengaruhnya serupa dengan pengaruh pajak spesifik, menaikan
harga keseimbangan dan mengurangi jumlah keseimbangan, namun analisisnya sedikit
berbeda.
 Jika persamaan penawaran semula 𝑷 = 𝒂 + 𝒃𝑸 (𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑸 = −𝒂/𝒃 + 𝟏/𝒃 𝑷) maka,
dengan dikenakannya pajak proporsional sebesar 𝒕% dari harga jual, persamaan
penawaran yang baru akan menjadi :
𝑷 = 𝒂 + 𝒃𝑸 + 𝒕𝑷 t : pajak proporsional dalam %
𝑷 – 𝒕𝑷 = 𝒂 + 𝒃𝑸
(𝒍 – 𝒕)𝑷 = 𝒂 + 𝒃𝑸
𝑎 𝑏 𝑎 (𝑙 − 𝑡)
𝑃= + 𝑄 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑄 = − + 𝑃
(𝑙 − 𝑡) (𝑙 − 𝑡) 𝑏 𝑏

7
Contoh Kasus 3 :

Diketahui : permintaan; P = 15 – Q

penawaran; P = 3 + 0,5 Q t = 25%

Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah pajak ?...

Penyelesaian :

Sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8 , sesudah pajak, persamaan penawarannya


akan berubah, sementara permintaannya tetap

𝑷 = 𝟏𝟓 – 𝑸 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑸 = 𝟏𝟓 – 𝑷 .

Penawaran sesudah pajak, dengan 𝒕 = 𝟐𝟓% = 𝟎, 𝟐𝟓 ∶

P = 3 + 0,5 Q + 0,25

P = 3 + 0,75 Q

Keseimbangan Pasar : Pd = Ps

𝟏𝟓 − 𝑸 = 𝟑 + 𝟎, 𝟕𝟓𝑸

−𝟏, 𝟕𝟓𝑸 = −𝟏𝟐

𝑸 = 𝟔, 𝟔

Jadi, sesudah pajak : 𝑷’𝒆 = 𝟖, 𝟒 𝑑𝑎𝑛 𝑸’𝒆 = 𝟔, 𝟔

Pajak yang diterima oleh pemerintah dari setiap unit barang adalah :

𝒕 𝒙 𝑷’𝒆 = 𝟎, 𝟐𝟓 𝒙 𝟖, 𝟒 = 𝟐, 𝟏

Kurvanya adalah :

P Q's

E' Qs
8,4
E
7

Qd

0 6,6 8 Q
– Besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen untuk setiap barang yang dibeli
adalah 𝒕𝒌 = 𝑷’𝒆 – 𝑷𝒆 = 𝟖, 𝟒 – 𝟕 = 𝟏, 𝟒

– Sedangkan yang ditanggung produsen adalah : 𝒕𝒑 = 𝒕 – 𝒕𝒌 = 𝟐, 𝟏 – 𝟏, 𝟒 = 𝟎, 𝟕

– Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah adalah :

𝑻 = 𝑸’𝒆 𝒙 𝒕 = 𝟔, 𝟔 𝒙 𝟐, 𝟏 = 𝟏𝟑, 𝟖𝟔.

8
 PENGARUH SUBSIDI TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR
 Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh karena itu ia sering juga
disebut pajak negatif. Seiring dengan itu, pengaruhnya terhadap keseimbangan pasar
berbalikan dengan pengaruh pajak, sehingga kita dapat menganalisisnya seperti ketika
menganalisis pengaruh pajak. Subsidi dapat bersifat spesifik dan dapat juga bersifat
proporsional.
 Pengaruh Subsidi. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan sesuatu barang
menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah. Dengan adanya
subsidi, produsen merasa ongkos produksinya menjadi lebih kecil sehingga ia bersedia
menjual lebih murah.
 Dengan subsidi sebesar s, kurva penawaran bergeser sejajar kebawah, dengan
penggal yang lebih kecil (lebih rendah) pada sumbu harga.
Jika sebelum subsidi persamaan penawarannya 𝑷 = 𝒂 + 𝒃𝑸, maka sesudah subsidi akan
menjadi 𝑷’ = 𝒂 + 𝒃𝑸 – 𝒔 = (𝒂 – 𝒔) + 𝒃𝑸.

Contoh Kasus 4 :

Diketahui : permintaan; P = 15 – Q

penawaran; P = 3 + 0,5 Q

subsidi; s = 1,5 per unit.

Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah


subsidi?...

Penyelesaian :
Tanpa subsidi, Pe = 7 dan Qe = 8 . Dengan subsidi, harga jual yang
ditawarkan oleh produsen menjadi lebih rendah, persamaan penawaran
berubah dan kurvanya bergeser turun.
Penawaran tanpa subsidi : 𝑷 = 𝟑 + 𝟎, 𝟓 𝑸
Penawaran dengan subsidi : 𝑷 = 𝟑 + 𝟎, 𝟓 𝑸 – 𝟏, 𝟓
𝑷 = 𝟏, 𝟓 + 𝟎, 𝟓 𝑸  𝑸 = −𝟑 + 𝟐𝑷
Permintaan tetap : 𝑷 = 𝟏𝟓 – 𝑸  𝑸 = 𝟏𝟓 – 𝑷
Maka, keseimbangan pasar : 𝑸𝒅 = 𝑸𝒔
𝟏𝟓 – 𝑷 = −𝟑 + 𝟐𝑷  𝟏𝟖 = 𝟑𝑷, 𝑷 = 𝟔
Jadi dengan adanya subsidi : 𝑷’𝒆 = 𝟔 𝒅𝒂𝒏 𝑸’𝒆 = 𝟗

Jadi kurvanya sebagai berikut :

P
15 Kurva Penawaran

Qs
E Q's
E'
7
6
3 Qd
1,5
0 89 15 Q

9
 KESEIMBANGAN PASAR KASUS DUA MACAM BARANG
Bentuk Umum :
Qdx : jumlah permintaan akan X
Qdy : jumlah permintaan akan Y
Px : harga X per unit
Py : harga Y per unit

Contoh Kasus 5 :
Diketahui : permintaan akan X; Qdx = 10 – 4Px + 2Py
penawarannya; Qsx = -6 + 6Px
permintaan akan Y; Qdy = 9 – 3 Py + 4 Px
penawarannya; Qsx = -3 + 7 Py
Ditanyakan : Pe dan Qe untuk masing-masing barang tersebut ?

Penyelesaian :
1. Keseimbangan pasar barang X
Qdx = Qsx
10 – 4Px + 2Py = -6 + 6Px
10Px – 2Py = 16
2. Keseimbangan pasar barang Y
Qdy = Qsy
9 – 3Py + 4Px = -3 + 7 Py
4Px – 10 Py = - 12
3. Dari 1) dan 2) :

10 Px  2 Py  16 1 10 Px  2 Py  16
4 Px  10 Py  12  2,5 10 Px  25Py  30 
23Py  46
Py  2

Py = 2 , masukkan ke 1) atau 2), diperoleh Px = 2


Masukkan kedalam persamaan semula, sehingga didapat nilai Qxe = 6, dan nilai
Qye = 11.

 FUNGSI BIAYA DAN FUNGSI PENERIMAAN


Fungsi Biaya. Biaya total (total cost) yang dikeluarkan oleh sebuah
perusahaan dalam operasi bisnisnya terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya
variabel (variable cost).

FC  k
VC  f Q   vQ
C  g Q   FC  VC  k  vQ
C
C  k  vQ

VC  vQ

k FC  k

0 Q
10
Contoh Kasus 6 :
Diketahui : FC = 20.000 , VC = 100 Q
Ditanyakan : Tunjukkan persamaan dan kurva totalnya !!! Berapa biaya total yang
dikeluarkan jika diproduksi 500 unit barang ???
Penyelesaian :
C = FC + VC  C = 20.000 + 100 Q
Jika Q = 500, maka ; C = 20.000 + 100 (500) = 70.000

C  20.000  100Q
Kurva Penawaran

VC  100Q
70.000

50.000

20.000 FC

Q
0 500

 FUNGSI PENERIMAAN

Penerimaan sebuah perusahaan dari hasil penjualan barangnya merupakan


fungsi dari jumlah barang yang terjual atau dihasilkan.

Semakin banyak barang yang diproduksi dan terjual, semakin besar pula
penerimaannya. Penerimaan total (total revenue) adalah hasilkali jumlah barang yang
terjual dengan harga jual per unit barang tersebut. Secara matematik, penerimaan
merupakan fungsi jumlah barang, kurvanya berupa garis lurus berlereng positif dan
bermula dari titik pangkal.

𝑹 = 𝑸𝒙𝑷 = 𝒇(𝑸)
Contoh Kasus 7 :
Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan Rp. 200,00 per unit.
Tunjukkan persamaan dan kurva penerimaan total perusahaan ini !!!
Berapa besar penerimaannya bila terjual barang sebanyak 350 unit ???
Penyelesaian :
R = Q X P = Q X 200 = 200 Q
Bila Q = 350, maka ; R = 200 X 350 = 70.000

R R  200Q
70.000

40.000

0 Q
200 350
11
 ANALISIS PULANG-POKOK
 Keuntungan (profit positif, > 0) akan didapat apabila R > C .
 Kerugian (profit negatif, < 0) akan dialami apabila R < C .
 Konsep yang lebih penting berkenaan dengan R dan C adalah konsep pulang-
pokok (break-even), yaitu suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis
jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan
tidak mengalami kerugian. Keadaan break-even (profit nol, = 0) terjadi apabila
R = 0; perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak pula mengalami
kerugian. Secara grafik, hal ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R
dan kurva C.

Gambar Kurvanya

C, R
R  r Q
 0
C  cQ

TPP  0

 0
Q
0 Q'

Contoh Kasus 8 :

Diketahui : C = 20.000 + 100 Q , R = 200 Q

Ditanyakan : Berapakah tingkat produksi pada saat BEP ???.. Apa yang terjadi pada saat
produksinya sebanyak 300 unit ???...

Penyelesaian :

= R–C jika Q = 300, maka :

BEP ; = 0,  R – C = 0 R = 200 (300) = 60.000

R = C C = 20.000 + 100 (300)

200 Q = 20.000 + 100 Q = 50.000

100 Q = 20.000

Q = 200 Keuntungan ; = R–C

= 60.000 – 50.000

= 10.000

12
Gambar Kurvanya adalah :
C , R, 

C
}
60.000
50.000
VC
40.000
TPP

20.000 FC

Q
0 100 200 300

13
BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi adalah salah satu cara untuk menyelesaikan
permasalahn ekonomi yang bersangkutan dengan dunia bisnis.

14

Anda mungkin juga menyukai