Anda di halaman 1dari 7

Biaya Produksi ( cost ).

Biaya produksi diartikan sebagai keseluruhan faktor produksi yang dikorbankan dalam proses
produksi untuk menghasilkan produk. Dalam kegiatan perusahaan, kegiatan produksi
dihitung bedasarkan jumlah produk yangsiap dijual. Biaya produksi sering disebut ongkos
produksi. Sebagian ahli ekonomi kemudian mengatakan bahwa biaya produksi adalah
keseluruhan biaya yang dikorbankan untuk menghasilkan produk hingga produk itu sampai
dipasar, atau sampai ke tangan konsumen.

Dengan demikian, menurut pengertian yang kedua ini, biaya angkut, biaya bongkar muat,
biaya penyimpanan digudang, dan biaya iklan yang menunjang proses produksi hingga
produk itu sampai ke tangan konsumen, dapat dikategorikan sebagai biaya produksi.

Komponen biaya produksi.


Bedasarkan pengertian tersebut, biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur :
Bahan baku atau bahan dasar, termasuk barang setengah jadi,
Bahan-bahan pembantu atau bahan-bahan penolong,
Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga top manager,
Penyusutan peralatan produksi,
Bunga modal,
Sewa ( gedung, peralatan atau yang lain ),
Biaya penunjang ( biaya transportasi atau angkutan dsb ),
Biaya pemasaran,
Pajak perusahaan.
Untuk mempermudah berbagai unsur biaya tersebut maka dikelompokkan menjadi tiga
komponen biaya, yaitu :
Komponen bahan biaya, meliputi semua jenis bahan yang berkaitan langsung dengan
produksi,
Komponen biaya gaji atau upah tenaga kerja,
Komponen biaya umum (biaya overhead pabrik), meliputi semua pengorbanan yang
menunjang terselenggaranya proses produksi.

Jenis-jenis Biaya Produksi.

Penggolongan biaya produksi dapat didasarkan atas berbagai segi, baik segi biaya produksi
bedasarkan sifatnya, bedasarkan perhitungan total maupun bedasarkan perhitungan rata-rata.

Bedasarkan sifatnya, biaya produksi dapat digolongkan sebagai berikut :


Biaya tetap/fixed cost (FC) yaitu biaya yangdalam periode waktu tertentu jumlahnya tetap,
tidak bergantung pada jumlah produk yang dihasilkan, contohnya penyusutan peralatan, sewa
gedung dsb.
Biaya variable/variable cost (VC) yaitu biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan
jumlah produk yang dihasilkan, semakin besar pula jumlah biaya variabelnya, contohnya
biaya bahan baku, bahan bakar dsb.
Bedasarkan perhitungan total, ada tiga macam biaya, yaitu :
Biaya tetap total/total fixed cost (TFC) adalah jumlah seluruh biaya tetap yang dikeluarkan
oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Biaya variable total/total variable cost (TVC) adalah jumlah seluruh biaya variable yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk,
Biaya total/total cost (TC) adalah jumlah seluruh biaya tetap dan biaya variable yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk dalam suatu periode
tertentu. Bedasarkan pengertian ini, biaya total dapat dirumuskan :
TC = TFC + TVC
Bedasarkan perhitungan rata-rata, ada empat macam konsep biaya, yaitu :
Biaya tetap rata-rata/average fixed cost (AFC) adalah biaya tetap yang dibebankan pada
setiap unit produksi yang dihasilkan. Besar AFC dapat dihitung dengan cara membagi TFC
dengan Q, sehingga rumusnya :
AFC = TFC/Q
Karena besar TFC dalam periode waktu tertenu tetap, maka semakin banyak Q, AFC akan
semakin kecil.
Biaya variable rata-rata/average variable cost (AVC) ialah biaya variable yang dibebankan
pada tiap produk yang dihasilkan. AVC dapat dihitung dengan cara membagi TVC dengan Q.
Sehingga rumusnya :
AVC = TVC/Q
Biaya rata-rata/average cost (AC) ialah biaya produksi per unit produk yang dihasilkan.
Besarnya AC dapat dihitung dengan cara menjumlahan AFC dan AVC, atau dengan cara
membagi TC dengan Q. Sehingga rumusnya :
AC = AFC + AVC atau AC = TC/Q
Bedasarkan perubahan nilai biaya, hanya ada satu konsep biaya, yaitu sebagai berikut.
Biaya marginal/marginal cost (MC) merupakan biaya tambahan yang diperlukan untuk
tambahan satu unit produk yang dihasilkan. Munculnya MCkarena adanya perluasan
produksi yang dilakukan perusahaan dalam rangka menambah jumlah produk yangdihasilkan.
MC dapat dihitung dengan cara membagi tambahan TC (? TC) dengan tambahan Q ( ? Q).
Jadi, rumusnya :
MC = ("?" TC)/("?" Q)
Karena dalam jangka pendek besar TFC selalu tetap, ? TC akan selalu sama dengan ? TVC.
MC untuk jangka pendek dapat juga dihitung dengan cara membagi ? TVC dengan ? Q. Jadi,
rumus untuk jangka pendek dirumuskan :
MC = ("?" TVC)/("?" Q)
Besar MC dapat berubah-ubah sesuai perubahan harga biaya variable yang terjadi. Jika harga
biaya variable naik, MC juga akan naik. Sebaliknya, jika harga variable turun, MC juga akan
turun.

Perhitungan Biaya.

Untuk memperjelas pemahaman terhadap ketiga konsep biaya tersebut, anda dapat
melihatnya dengan contoh berikut.

Kuantitas
( unit ) Total fixed cost( Rp ) Total variable cost(Rp) Total cost(Rp)
10 3.000 2.000 5.000
20 3.000 4.000 7.000
30 3.000 6.000 9.000
40 3.000 7.500 10.500
50 3.000 9.000 12.000
60 3.000 10.000 13.000
70 3.000 11.500 14.000
80 3.000 13.500 16.500
Untuk memperjelas perhitungan biaya rata-rata, perhatikan contoh berikut :

Q TFC TVC TC AFC AVC AC MC


10 40 20 60 4 2 6 -
20 40 40 80 2 2 4 2
30 40 55 95 1,33 1,83 3,16 1,50
40 40 65 105 1 1,63 2,63 1
50 40 77 117 0,80 1,54 2,34 1,20
60 40 92 132 0,67 1,53 2,20 1,50
70 40 112 152 0,57 1,60 2,17 2
80 40 137 177 0,50 1,71 2,21 2,50

Bedasarkan informasi pada tabel diatas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
Pada tahap awal, ketika perusahaan melakukan perluasan produksi ( memperbesar Q),
keempat jenis biaya rata-rata tersebut menunjukan penurunan
Setelah mengalami penurunan, MC menunjukan kenaikan lebih dahulu, baru diikuti
kenaikan AVC, dan yang terakhir adalah AC
Selama peruahaan memperbesar Q nya, AFC tidak pernah menunjukan kenaikan, tetapi
justru menunjukan penurunan.

PENERIMAAN ( REVENUE )
Proses produksi yang dilakukan perusahaan akan menghasilkan sejumlah produk. Produk
inilah yang akan menjadi sumber penerimaan bagi peruahaan setelah produk terjual. Oleh
karena itu, penerimaan perusahaan dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang diterima oleh
perusahaan atas penjualan produk yang dihasilkan. Dalam ilmu ekonomi, penerimaan
perusahaan disebut juga revenue.

Besar penerimaan perusahaan ditentukan oleh dua faktor, yaitu jumlah produk yang terjual
dan harga produk tersebut. Semakin besar jumlah produk yang terjual dan semakin tinggi
harga produk tersebut, penerimaan perusahaan akan semakin besar. Sebaliknya, semakin
rendah jumlah produk yang terjual dan semakin rendah harganya maka semakin kecil
penerimaan yang diterima perusahaan. Oleh karena itu, harga sangat berpengaruh terhadap
revenue.

Tingkat harga ditentukan oleh strukur pasar. Pada pasar persaingan sempurna, harga barang
bersifat konstan. Adapun pada persaingan pasar tidak sempurna, harga cenderung turun.

JENIS-JENIS PENERIMAAN PERUSAHAAN.

Penerimaan perusahaan dapat dibedakan menjadi penerimaan total, penerimaan rata-rata, dan
penerimaan marginal. Berikut uraian lengkap mengenai ketiga penerimaan tersebut.

Penerimaan total/total revenue (TR)


Penerimaan total ialah jumlah seluruh penerimaan perusahaan dari penjualan produk yang
dihasilkan. Penerimaan ini dapat dihitung dengan cara mengalikan jumlah seluruh produk
yang dihasilkan dengan harga jual produk per unit. Secara matematis, perhitungan itu dapat
dirumuskan :
TR = Q x P
Penerimaan raa-rata/average revenue (AR)
Penerimaan rata-rata ialah penerimaan per unit produk yang terjual. Penerimaan rata-rata
dapat dihitung dengan cara membagi penerimaan total perusahaan dengan jumlah produk
yang terjual. Secara matematis, perhitungan ini dapat dirumuskan :
AR = TR/Q
Keterangan :
AR = penerimaan rata-rata
TR = penerimaan total perusahaan
Q = jumlah produk yang dihasilkan, dan diasumsikan semuanya terjual
Karena TR = Q x P, maka :
AR = (Q x P )/Q sehingga AR = P

Penerimaan marginal/marginal revenue (MR)


Penerimaan marginal ialah penerimaan tambahan dari adanya tambahan per unit produk yang
terjual. Penerimaan marginal dapat dihitung dengan cara membagi tambahan penerimaan
total perusahaan dengan tambahan jumlah produk yang terjual. Secara sistematis,
perhitungannya dapat dirumuskan :
MR = (? TR)/(? Q)
Keterangan :
MR = penerimaan marginal
?TR = tambahan penerimaan total
?Q = tambahkan jumlah produk yang dihasilkan, dan
diasumsikan semuanya terjual.

PERHITUNGAN PENERIMAAN PERUSAHAAN


Untuk memperjelas pemahaman mengenai konsep TR, AR, dan MR, anda dapat melihatnya
pada tabel berikut. Perhitungan ini didasarkan pada kecenderungan menurunnya harga
dengan semakin banyaknya barang yang dijual.

Quantity (unit ) Price (Rp) TR (Rp) AR (Rp) MR (Rp)


1 50 50 50 0
2 47 94 47 44
3 40 160 40 33
4 32 192 32 16
5 28 196 28 4
6 24 192 24 -4
7 20 180 20 -12

Jika P tetap meskipun Q bertambah, pertambahan TR akan sebanding dengan pertambahan Q.


Artinya jika Q ditambah 10% TR juga akan bertambah 10%. Sementara itu, AR tetap sama
dengan P. Begitu pula MR akan samadengan P. Ini disebabkan tambahan TR sebanding
dengan tambahan Q sehingga MR = P.

C. LABA DAN RUGI ( PROFIT AND LOSS ).

Setelah memahami konsep biaya produksi dan penerimaan perusahaan, anda akan dapat
menghubungkan kedua konsep tersebut. Apabila anda hubungkan antara biaya produksi yang
dikeluarkan perusahaan dan penerimaan yang diterima perusahaan, anda akan menghadapi
tiga kemungkinan, yaitu biaya lebih kecil dari pada penerimaan atau biaya lebih besar dari
penerimaan.

Jika biaya lebih kecil dari penerimaan, akan lahir laba (profit). Jika biaya lebih besar dari
penerimaan akan timbul rugi (loss), dan jika sama dengan penerimaan, akan lahir konsep titik
impas (break event point). Bedasarkan hubungan antara biaya dan penerimaan tersebut, laba
usaha (profit) dapat diartikan sebagai kelebihan penerimaan perusahaan atas biaya yang
dikeluarkannya. Dapat juga dikatakan bahwa laba usaha merupakan selisih positif dari
penerimaan perusahaan atas biaya yang dikeluarkannya.

Adapun rugi usaha dapat diartikan sebagai selisih negative dari penerimaan perusahaan atas
biaya yang dikeluarkannya. Sementara itu, titik impas dalam usaha dapat diartikan sebagai
suatu keadaan yang menunjukkan bahwa penerimaan perusahaan sama dengan biaya yang
dikeluarkannya. Dengan kata lain, dalam keadaan impas, perusahaan tidak memperoleh laba
dan tidak menderita rugi.

Perhitungan Laba dan Rugi Usaha.


Laba dan rugi usaha dapat diperhitungkan secara total maupun rata-rata.
Perhitungan secara total akan melahirkan konsep laba total/total profit (TPF) dan rugi
total/total loss (TL). Laba total merupakan jumlah seluruh laba yang diterima perusahaan
sebagai akibat dari kelebihan penerimaan total (TR) atas biaya total (TC) yang dikeluarkan
perusahaan. Dengan demikian, total profit dapat dihitung dengan rumus :

Total profit (TPF) = Total Revenue (TR) – Total cost(TC)

Apabila TC lebih besar daripada TR, TPF akan negative. TPF yang negative menunjukan
bahwa perusahaan mengalami kerugian atau besar rugi total (total loss).
Perhitungan secara rata-rata akan melahirkan konsep laba rata-rata/average profit (APF)
dan konsep rugi rata-rata/average loss (AL). Laba rata-rata ialah laba yang diterima per unit
produk, sedangkan rugi rata-rata ialah kerugian yang diderita perusahaan per unit produk.
Laba rata-rata (APF) dapat dihitung dengan rumus :

APF = TPF/Q atau APF = AR – AC

Sementara itu, rugi rata-rata dapat dihitung dengan melihat nilai total profit. Jika total profit
bernilai negative, laba rata-rata juga akan bernilai negative, perusahaan mengalami kerugian.
Jika nilai total profit dan laba rata-rata yang bernilai negative ( menjadi rugi total atau rugi
rata-rata ) dimasukkan kedalam tabel, tanda negative menyatakan suatu kerugian. Untuk
memperjelas perhitungan laba total dan laba rata-rata, serta rugi total dan rugi rata-rata dapat
dilihat pada tabel berikut.

Kuantitas (Q) Harga (P) Total revenue (TR) Total cost (TC) Total profit (TP)
Keterangan
0 8 0 800 -800 Rugi
100 8 800 2.000 -1.200 Rugi
200 8 1.600 2.300 -700 Rugi
300 8 2.400 2.400 0 Impas
400 8 3.200 2.524 676 Laba
500 8 4.000 2.775 1.225 Laba
600 8 4.800 3.200 1.600 Laba
650 8 5.200 3.510 1.690 Laba
maksimal
700 8 5.600 4.000 1.600 Laba
800 8 6.400 6.400 0 Impas

2. KONSEP TITIK IMPAS ( BREAK EVEN POINT ).


Tujuan utama suatu perusahaan ialah untuk mendapat laba. Sebelum menetapkan laba,
perusahaan harus mengetahui dalam jumlah produk berapa perusahaan mencapai titik impas,
perhatikan contoh berikut

Sebuah perusahaan roti bakpia ‘77’ setiap hari mengeluarkan biaya tetap total sebesar
Rp.50.000,00. Bedasarkan pengalaman, diketahui bahwa biaya variable rata-rata Rp.50,00
per buah. Harga jual bakpia Rp.100,00 per buah. Untuk mencapai BEP, berapa buah bakpia
harus dihasilkan dalam atu hari dalam perusahaan itu?
Jawab :

Agar dicapai BEP, TR harus sama dengan TC.


TR = TC
P x Q = TFC + (AVC x Q)
100 Q = 50.000 + (50 Q)
100 Q – 50 Q = 50.000
50 Q = 50.000
Q = 1.000

Jadi, pada saat perusahaan menghasilkan bakpia sebanyak 1.000buah, perusahaan akan
mencapai titik impas (BEP). Dengan catatan, semua produk yang dihasilkan laku terjual.
Analisis :
Pada Q = 1.000 buah
TR = 1.000 x Rp.100,00
= Rp.100.000,00
TC = Rp.50.000 + ( 1000 x Rp.50,00)
= Rp.100.000,00
Jadi, TR sama dengan TC.

Jika perusahaan menghasilkan bakpia < 1.000 buah, perusahaan akan mengalami rugi,
contoh, jika :
Q = 900 buah
TR = 900 x Rp.100,00 = Rp.90.000,00
TC = Rp.50.000,00 + ( 900 x Rp.50,00 )
= Rp.95.000,00
TR – TC = Rp.90.000,00 – Rp.95.000,00
Jadi, perusahaan rugi = Rp.5000,00

Jika perusahaan menghasilkan bakpia > 1.000 buah, perusahaan akan memperoleh laba.
Contohnya jika :
Q = 1.200 buah
TR = 1.200 x rp.100,00 = Rp.120.000,00
TC = Rp.50.000 + ( 1.200 x Rp.50,00 )
= Rp.110.000,00
TR – TC = Rp.120.000,00– Rp.110.000,00
= Rp.10.000,00
Jadi, laba perusahaan adalah Rp.10.000,00

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Dalam revisi makalah teori organisasi umum ini berisi rangkuman mengenai tata cara
pengelolaan biaya macam dan jenis-jenis dari biaya maupun beberapa cara perhitungannya
untuk dapat diterapkan dalam suatu lembaga atau perusahaan juga memiliki keterkaitan
dalam pengelolaan produksi jeni-jenisnya maupun cara memproduksi nya disamping semua
pembahasan diatas terdapat beberapa tambahan materi mengenai pengertian penerimaan,
macam dan jenis-jenis penerimaan juga cara perhitungannya juga yang dapat diterapkan juga
dalam suatu lembaga atau perusahaan.

SARAN

Kami hanyalah makhluk Tuhan yang tidak lepasdari dosa kekhilafan dan kesalahan oleh
kerena itu, kami mohon kepada para pembaca maupun penggemar kami untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk makalah kami agar kedepannya makalah
kami menjadi lebih baik dan akan lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai