Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH MATA KULIAH EKONOMI MAKRO PENGANTAR

ILMU EKONOMI MAKRO PEREKONOMIAN TERBUKA:


KONSEP-KONSEP DASAR

Disusun Oleh :

Dhimas Ilham Agus Santoso (F0318037)


Gilar Ryandhi (F0318057)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


2019
A. ARUS BARANG DAN MODAL INTERNASIONAL
Sebuah perekonomian terbuka berinteraksi dengan perekonomian lain dengan dua
cara, yaitu membeli dan menjual barang dan jasa di pasar produk dunia, serta membeli
dan menjual aset modal, seperti saham dan surat obligasi di pasar uang dunia.
1. Arus Barang : Ekspor, Impor, dan Ekspor Neto
 Ekspor (exports) adalah barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri
untuk dijual ke luar negeri.
 Impor (imports) adalah barang dan jasa yang diproduksi di luar negeri untuk
dijual di dalam negeri.
 Ekspor neto (net exports) adalah nilai ekspor sebuah negara dikurangi dengan
nilai impornya, ekspor neto disebut juga sebagai neraca perdagangan (trade
balance).
 Surplus perdagangan (trade surplus) yaitu saat ekspor neto bernilai positif,
ekspor lebih besar dibandingkan dengan impor.
 Defisit perdagangan (trade deficit) yaitu saat ekspor neto bernilai negatif,
ekspor lebih kecil dibandingkan dengan impor.
 Perdagangan sembang (balanced trade) yaitu saat ekspor neto bernilai nol,
ekspor dan impor memiliki jumlah yang sama.
Faktor yang mempengaruhi ekspor, impor, dan ekspor neto suatu negara diantaranya:
 Selera konsumen untuk barang-barang produksi dalam dan luar negeri.
 Harga barang di dalam negeri dan luar negeri
 Nilai tukar dimana orang-orang dapat menggunakan mata uang domestik
untuk membeli mata uang asing.
 Pendapatan konsumen di dalam dan luar negeri.
 Biaya transportasi barang dari satu negara ke negara lain.
 Kebijakan pemerintah terhadap perdagangan internasional.
2. Aliran Sumber Daya Keuangan : Arus Keluar Modal Neto
Arus keluar modal neto (net capital outflow) merujuk pada pembelian aset luar
negeri oleh warga domestik dikurangi dengan pembelian aset domestik oleh warga
asing (terkadang disebut dengan investasi luar negeri neto).
Variabel yang mempengaruhi arus keluar modal neto:
 Suku bunga riil yang dibayarkan atas aset luar negeri
 Suku bunga riil yang dibayarkan atas aset domestik.
 Risiko ekonomi dan politik dalam memegang aset luar negeri
 Kebijakan pemerintah yang memengaruhi kepemilikan aset domestik oleh
investor asing.
3. Persamaan Ekspor Neto dan Arus Keluar Modal Neto
Ekspor neto mengukur ketidakseimbangan antara ekspor dan impor suatu
negara. Arus keluar modal neto mengukur ketidakseimbangan antara jumlah aset
asing yang dibeli oleh warga domestik dan jumlah aset domestik  yang dibeli oleh
asing. Arus keluar modal neto (NCO) selalu sama dengan ekspor neto (NX):

NCO = NX

Persamaan ini muncul karena setiap transaksi yang memengaruhi salah satu sisi
persamaan ini juga memengaruhi sisi lain dengan jumlah yang sama.
4. Tabungan, Investasi, dan Hubungannya dengan Arus Internasional
Ekspor neto merupakan salah satu komponen Produk Domestik Bruto (PDB).
PDB suatu negara (Y) terbagi ke dalam empat komponen: konsumsi (C), investasi (I),
belanja pemerintah (G), dan ekspor neto (NX), Rumus PDB yaitu:

Y = C + I + G + NX

Total pengeluaran terhadap output barang dan jasa negara ini adalah pengeluaran total
terhadap konsumsi, investasi, belanja pemerintah, dan ekspor neto. Karena setiap unit
pengeluaran ditempatkan ke dalam salah satu komponen ini.
Tabungan nasional adalah pendapatan negara yang tersisa setelah membayar
konsumsi dan pembelian pemerintah. Tabungan (S) nasional sama dengan Y-C-G.
Persamaannya menjadi:

Y – C – G = I + NX
S = I + NX

Karena ekspor neto (NX) juga sama dengan arus keluar modal neto (NCO), maka
dapat dituliskan persamaannya sebagai berikut.

S = I + NCO
Tabungan = Investasi Domestik + Arus Keluar Modal Neto

Persamaan ini menunjukkan bahwa tabungan suatu negara harus sama dengan
investasi domestiknya ditambah dengan arus keluar modal netonya. Dengan kata lain,
ketika warga domestik menyimpan pendapatannya untuk masa depan, pendapatan
tersebut dapat digunakan untuk membiayai akumulasi modal domestik atau dapat
digunakan untuk membiayai pembelian modal asing.

B. HARGA UNTUK TRANSAKSI INTERNASIONAL: NILAI TUKAR RILL DAN


NOMINAL
1. Nilai Tukar Nominal
Nilai tukar nominal (nominal exchange rate) adalah nilai yang digunakan
seseorang saat menukarkan mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain.
Apresiasi (appreciation) adalah peningkatan nilai mata uang yang diukur oleh jumlah
mata uang asing yang dapat dibeli. Sedangkan depresiasi (depreciation) adalah
penurunan nilai mata uang yang diukur oleh jumlah mata uang asing yang dapat
dibeli.
2. Nilai Tukar Riil
Nilai tukar riil (real exchange rate) adalah nilai yang digunakan seseorang saat
menukarkan barang dan jasa suatu negara dengan barang dan jasa negara lain. Nilai
tukar riil dan nilai tukar nominal berkaitan erat. Perhitungan nilai tukar riil dapat
dirumuskan sebagai berikut.

Nilai tukar riil = Nilai tukar nominal x Harga domestik / Harga luar negeri

C. TEORI PERTAMA PENENTUAN NILAI TUKAR : PARITAS DAYA BELI


Teori nilai tukar yang paling sederhana disebut dengan paritas daya beli
(purchasing-power parity). Teori ini menyatakan bahwa satu unit mata uang tertentu
harus mampu membeli barang dalam jumlah yang sama di semua negara.
1. Logika Dasar dari Teori Paritas Daya Beli
Teori Paritas daya beli didasarkan pada prinsip yang disebut hukum satu harga.
Hukum ini menyatakan bahwa suatu barang harus dijual dengan harga yang sama di
semua lokasi. Jika tidak, akan ada peluang keuntungan yang tidak tereksploitasi.
Proses pengambilan keuntungan harga di pasar yang berbeda disebut dengan
arbitrase. Pada akhirnya, hokum satu harga menunjukkan bahwa satu unit mata uang
harus membeli beras dalam jumlah yang sama di seluruh negara.
Paritas berarti kesamaan dan daya beli merujuk pada nilai uang. Paritas daya beli
menyatakan bahwa satu unit semua mata uang harus memiliki nilai riil yang sama di
setiap negara.
2. Implikasi Teori Paritas Daya Beli
Implikasi utama teori ini adalah nilai tukar nominal berubah ketika tingkat harga
berubah. Tingkat harga di setiap negara disesuaikan untuk menyeimbangkan jumlah
uang yang beredar dan jumlah permintaan uang. Karena nilai tukar nominal
bergantung pada tingkat harga, nilai tukar tersebut juga bergantung pada persediaan
dan permintaan uang di setiap negara.
Ketika bank sentral di setiap negara meningkatkan jumlah uang yang beredar dan
menyebabkan tingkat harga meningkat, hal tersebut juga menyebabkan mata uang
negara tersebut terdepresiasi terhadap mata uang lain di dunia. Dengan kata lain,
ketika bank sentral mencetak uang dalam jumlah banyak, uang kehilangan nilainya
untuk membeli barang dan jasa, serta untuk membeli mata uang negara lain.
3. Keterbatasan Teori Paritas Daya Beli
Teori paritas daya beli tidak sepenuhnya akurat. Artinya, nilai tukar tidak selalu
bergerak untuk memastikan bahwa suatu unit mata uang negara asal memiliki nilai
riil yang sama di semua negara. Ada dua alasan mengapa teori paritas daya beli tidak
selalu akurat.
 Banyak barang yang tidak mudah untuk di perdagangkan;
 Barang-barang yang dapat diperdagangkan sekalipun tidak selalu merupakan
barang substitusi yang sempurna ketika diproduksi di negara-negara yang
berbeda.
Dengan demikian, karena beberapa barang tidak dapat diperdagangkan dank arena
beberapa barang yang dapat diperdagangkan bukan substitusi yang sempurna dengan
barang yang sama dari negara lain, paritas daya beli bukanlah teori penentuan nilai
tukar yang sempurna.

Anda mungkin juga menyukai