Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dhimas Ilham Agus Santoso

NIM : F0318037

Kelas : Perencanaan Pajak Reguler A

Analisis Perencanaan Pajak Transaksi Internasional

Pertanyaan :

Hal apas aja yang perlu menjadi pertimbangan terkait perencanaan pajak dengan adanya
transaksi internasional, supaya tidak terjadi pajak berganda!

Jawab :

International tax planning selain memperhatikan Undang-Undang Domestik, juga harus


memperhatikan undang-undang atau perjanjian pajak (tax treaty) dari negara-negara yang
terlibat.

Pada dasarnya, perencanaan pajak harus memenuhi syarat-syarat berikut:

 tidak melanggar ketentuan perpajakan,


 secara bisnis dapat diterima, dan
 bukti-bukti pendukungnya memadai.

A. Persyaratan Untuk Menjadi Perwakilan Luar Negeri


Penjualan sesungguhnya akan akan di mempengaruhi penjualan perwakilan,
keuntungan dari adanya perwakilan perusahaan adalah :
 Menyediakan tempat yang tetap untuk memasarkan persediaan lensa dann
memberikan contoh penggunaannya untuk teleskop dengan model yang dikirim
dari negara A.
 Memutar slide untuk menarik konsumen potensial.
 Menghindari informasi lain yang mungkin memengaruhi penjualan.
B. Formasi Anak Perusahaan Penjualan Luar Negeri
Polygon mencapai kesuksesan melalui penjualan ekspor namun setelah beberapa
tahun, diambil kesimpulan bahwa perusahaan tidak akan mencapai potensi penuh tanpa
memiliki perwakilan penjualan luar negeri. Meskipun negara B berguna untuk melayani
organisasi, perusahaan pusat mempertimbangkan bahwa negara C menyediakan fasilitas
lebih banyak untuk operasi penjualan langsung dan Tuan Holmes meresmikan Luna
Techics Company untuk tujuan ini.Polycon akan berhadapan kembali dengan keputusan
mengenai pendirian cabang atau anak perusahaan di negara C, disamping pertimbangan
non-pajak, harus dipertimbangkan juga implikasi pajak atas bentuk entitas yang berbeda.
C. Pendirian Pabrik (Manufaktur) Luar Negeri
Tujuan untuk mendirikan pabrik manufaktur luar negeri adalah:
 Untuk memampukan kelompok dalam membeli bahan plastik khusus dengan
harga lebih rendah daripada pasar dalam negeri
 Untuk menghemat biaya transportasi bahan mentah
 Untuk mendapatkan biaya tenaga kerja produksi yang lebih rendah
 Untuk mendapatkan keuntungan atas kelonggaran pajak yang memungkinkan
D. Mendirikan Anak Perusahaan Penjualan
Ada beberapa faktor pertimbangan dalam menentukan lokasi yang tepat untuk
anak perusahaan;
 Pertimbangan pajak
 Kelonggaran pajak yang memungkinkan perusahaan untuk mengambil
keuntungan atas pelabuhan bebas sehingga beberapa kewajiban pajak atas barang
–barang yang di import untuk tujuan ekspor dapat dihindari.
Walaupun kebijakan penentuan harga antar perusahaan dibawah pengawasan
yang cermat, tambahan laba mungkin saja diperoleh dengan mengenakan bunga atas
kontrak penjualan yang terbayar dari anak perusahaan .
E. Akuisisi Kelompok Luar Negeri Yang Sudah Ada
Tahapan dalam mengakuisis calon anak perusahaan ada beberapa hal yang dapat
dipertimbangkan dalam perencanaan pajak diantaranya sebagai berikut :
 Secara khusus atas pengurangan biaya bunga pinjaman yang muncul untuk
melakukan akuisisi. Beberapa tahapan khusus yang harus dilakukan guna
mengurangi biaya bunga salah satunya yaitu dengan cara mengurangi biaya bunga
dengan laba dikenakan pajakj calon anak perusahaan karena yang diakuisisi
memiliki laba atau keuntungan konsolidasian.
 Arus dividen masa depan juga turut dipertimbangkan. Untuk tujuan arus kas
biasanya dipilih untuk mengurangi Pajak Penghasilan awal yang dipungut atas
pembayaran dividen dari anak perusahaan dan jika dampak dari Pajak
Penghasilan luar negeri yang dipungut dan pajak badan langsung atas laba
menciptakan tingkat pajak dan menarik pajak domestic di negara X, maka ada
pertimbangan yang harus diberikan untuk memisahkan investasi di negara lain
dengan holding company terpisah jika hal ini akan mengurangi penarikan pajak
pengasilan luar negeri dipungut atas arus dividen.
F. Restrukturisasi Kelompok Dengan Holding Company Luar Negeri
Pertimbangan yang harus dilakukan dan diberikan atas konsekuensi pajak
penjualan masa datang dari saham satu atau lebih anak perusahaan dalam suatu
perusahaan, atau restrukturisasi yang memungkinkan atas investasi yang bervariasi
kelompok berikutnya dari adanya perubahan peraturan UU pajak di negara dimana anak
perusahaan berada. Jika dalam konsekuensi calon penjualan atau restrukturisasi
merupakan kewajiban pajak keuntungan modal tinggi, yurisdiksi holding company j tidak
lagi perlukan, bahkan jika pendapatan setelah pajak telah dimaksimalkan. Negara D harus
membebaskan capital gain ayas penjualan saham anak perusahaan dari pajak sehingga
saham dapat dijual atau restrukturisasi kelompok atau grup tanpa konsekuensi pajak
capital gain.
G. Formasi Perusahaan Pendanaan Luar Negeri
Pertimbangan yang teliti dan tepat harus diberikan untuk peraturan pajak dan
sistem pengendalian nilai tukat ( exchange control ). Penentuan biaya berpengaruh pada
besar pajak , jika B dan C dikapitalisasi maka pajak penghasilan akan berlangsung selama
masa pengakuan nilai sampai habis dalam penghapusannya. Dalam diperlakukan sebagai
biaya hanya berpengaruh pada periode tertentu sehingga berdampak pada pajak
lansung .perbedaan penentua umur aset akan menentukan besarnya biaya.
H. Membangun Dasar Aktiva dengan Investasi Real Estate
Dalam suatu perusahaan jika investment meminjam dana guna membuat investasi
real esta, maka yang terpenting bahwa hutang bunga dapat ditutup terhadap piutang sewa
di negara dimana real estat berdiri, sehingga pajak penghasilan di potong luar negeri di
pungut dengan dasar sewa bersih net basis daripada atas pendapatan sewa kotor.
Sebagian besar negara akan menjadikan keuntungan sfekulatif sebagai subjek pajak
penghasilan daripada pajak keuntungan modal. Keuntungan sfekulatif tersebut dapat
diperoleh jika real estat dijual dalam waktu tertentu setelah akuisisi, atau jika perhatian
investor jelas terorientasi hanya pada membuat keuntungan daripada holding real estat
untuk tujuan investasi, dan dokumentasi yang cukup harus ada untuk memberikan bukti
atas tujuan investor semula.
I. Perlindungan Lini Produk Baru Dan Penyusunan Izin Operasi
Dikarenakan suatu perusahaan holding berada didalam yurisdiksi pajak rendah,
maka tidak mungkin negara X akan membentuk perjanjian pajak ganda dengan negara-
negara berpajak tinggi, karena penghindaran pajak ganda tidak lagi relevan dimana salah
satu rekan perjanjian memungut pajak penghasilan dan laba yang kecil atau tidak
memungut. Dengan cara tersebut pajak dipotong atas pembayaran piutang royalti oleh
suatu perusahaan akan dikurangkan dengan jumlah nol atau nominal dan jika tidak ada
pajak penghasilan dipotong yang dipungut atas royalti yang dibayarkan suatu perusahaan
kepada perusahaan holding, maka piutang setelah pajak perusahaan holding dapat
meningkat.
J. Mempertimbangkan Formasi Entitas Tax Haven
Tax haven itu merupakan istilah yang menggambarkan suatu negara yang menjadi
tempat berlindung bagi para wajib pajak (WP) untuk menghindari kewajiban membayar
pajaknya karena negara tax heaven mengenakan tarif pajak rendah bahkan sampai 0%
atau tidak mengenakan pajak sama sekali. Ditingkat pengembangan yang bervariasi dari
suatu perusahaan, operasi tax haven dipertimbangkan serta mungkin dapat dibebaskan.
Jika suatu perusahaan tidak mempertimbangkan, ia memperoleh saran pajak yang baik
jika tidak memiliki paling tidak satu tax haven perusahaan dalam kelompoknya.
Perusahaan tax haven harus diatur secara tepat dan efektif dengan tax haven, jika
perusahaan setempat dapat ditentukan dalam yurisdiksi pajak negara Z atau rezim pajak
tinggi lainnya.Yurisdiksi pajak tinggi memiliki perundang - undangan yang membagi
secara adil akumulasi pendapatan perusahaan tax haven kepada pemegang saham
domestik. Sebagian dari negara mempublikasikan daftar negara-negara yang
mempertimbangkan tax haven dengan administrasi pajak, dan pengetahuan atas daftar ini
berguna sebagai peringatan kepada kelompok yang menggunakan perusahaan tax haven
dalam struktur mereka
K. Pertimbangan Induk Perusahaan Yang Terakhir
Terdapat perbedaan tarif pajak badan dapat diaplikasikan dengan baik pada laba
kena pajak yang diperoleh bermacam – macm perusahaan dalam kelompok, serta
merupakan subjek atas pertimbangan penetapan harga (arm’s-length) yang dapat
diterima, harga produk dan biaya pelayanan , pembayaran bunga dan royalti, dan
sebagainya.
L. Penghindaran Pajak Berganda
Untuk menghindari beban pajak yang berlebihan, masing-masing negara biasanya
memiliki peraturan sendiri untuk menghindari pengenaan pajak berganda. Tetapi yang
telah menjadi konvensi di banyak negara ada dua metode, yaitu:
1. Metode Pembebasan
Metode pembebasan menghendaki suatu negara pemegang yurisdiksi
pemajakan untuk rela melepaskan hak pemajakannya dan sepertinya mengakui
pemajakan eksklusif di negara sumber. Metode pembebasan meliputi :
a. Pembebasan subjek
b. Pembebasan objek
c. Pembebasan pajak
2. Metode Kredit
Salah satu varian metode ini dipakai Indonesia dan diatur di Pasal 24
Undang-Undang PPh. Metode kredit pajak memperkenankan pajak yang dibayar
di negara sumber untuk dikreditkan di negara domisili. Pada dasarnya, varian
metode kredit pajak terdapat dua yaitu, kredit pajak penuh atau full credit dan
kredit pajak dengan pembatasan atau ordinary credit.
Menurut metode full credit, negara domisili akan mengakui semua pajak
yang telah dibayar di negara sumber sebagai kredit pajak di negara domisili.
Dengan demikian, tidak ada pengenaan pajak berganda karena seluruh beban
pajak yang dibayar di negara sumber dapat dikurangkan seluruhnya.
Kredit pajak dengan pembatasan (ordinary credit) pada intinya sama
dengan full credit tetapi yang dapat dikurangkan dari pajak di negara domisili
dibatasi sebesar pajak yang dihitung berdasarkan tarif di negara domisili.

3. Skema Penghindaran Pajak


Setidaknya ada empat jenis penghindaran pajak, yaitu:
a. Hybrid Mismatch Arrengement
b. Manipulasi Transfer Pricing
c. Penghindaran Status BUT
d. Control Foreign Company
Jenis penghindaran pajak pertama, hybrid mismatch arrangement,
dilakukan oleh tax planner karena atas karakteristik instrumen yang sama terjadi
inkonsistensi peraturan pajak antar negara . Dampak bisa jadi double non-taxation
(alias tidak dikenakan pajak di mana pun). Skema hybrid mismatch arrangement
terdapat tiga macam:
a. Double deduction scheme adalah pengakuan biaya untuk tujuan pajak
dilakukan di dua negara yang berbeda. Biasanya skema double deduction
efektif jika ada perbedaan perlakukan perpajakan antar negara terkait
entitas transparan. Atas entitas transparan suatu negara mengenakan pajak,
ada juga yang tidak mengenakan pajak.
b. Skema deduction or no inclusion adalah pengakuan biaya bunga di satu
negara tetapi diakuai sebagai dividen di negara lawan. Misal, Negara
Indonesia mengakui bahwa PT XYZ membayar bunga ke ABC Ltd di luar
negeri. PT XYZ mencatat sebagai utang. Tetapi di ABC Ltd dianggap
sebagai investasi. Sehingga pembayaran bunga di PT XYZ akan dicatat
sebagai dividen di ABC Ltd. Cara ini akan efektif jika di Negara tempat
ABC Ltd memperlakukan dividen bukan sebagai objek pajak.
c. Skema foreign tax credit dimanfaatkan jika ada ketentuan bahw aentitas
berhak mendapatkan kredit pajak luar negeri yang seharusnya tidak
diterima.
Penghindaran pajak melalui skema penghindaran status BUT dilakukan
dengan memanfaatkan tax treaty. Intinya, perusahaan menghindari status BUT
menurut tax treaty yang berlaku supaya negara sumber tidak berhak mengenakan
pajak. Contoh yang paling umum dan terang benderang adalah pemajakan atas
perusahaan digital. Google meraup keuntungan dari Indonesia sebagai negara
sumber (konsumen). Tetapi berdasarkan tax treaty yang berlaku, Indonesia tidak
dapat mengenakan Pajak Penghasilan karena tidak ada BUT, sampai berlakunya
MLI (Multilateral Instrument).

Anda mungkin juga menyukai