Analisis Perencanaan Pajak Transaksi Internasional
Pertanyaan :
Hal apas aja yang perlu menjadi pertimbangan terkait perencanaan pajak dengan adanya transaksi internasional, supaya tidak terjadi pajak berganda!
Jawab :
International tax planning selain memperhatikan Undang-Undang Domestik, juga harus
memperhatikan undang-undang atau perjanjian pajak (tax treaty) dari negara-negara yang terlibat.
Pada dasarnya, perencanaan pajak harus memenuhi syarat-syarat berikut:
tidak melanggar ketentuan perpajakan,
secara bisnis dapat diterima, dan bukti-bukti pendukungnya memadai.
A. Persyaratan Untuk Menjadi Perwakilan Luar Negeri
Penjualan sesungguhnya akan akan di mempengaruhi penjualan perwakilan, keuntungan dari adanya perwakilan perusahaan adalah : Menyediakan tempat yang tetap untuk memasarkan persediaan lensa dann memberikan contoh penggunaannya untuk teleskop dengan model yang dikirim dari negara A. Memutar slide untuk menarik konsumen potensial. Menghindari informasi lain yang mungkin memengaruhi penjualan. B. Formasi Anak Perusahaan Penjualan Luar Negeri Polygon mencapai kesuksesan melalui penjualan ekspor namun setelah beberapa tahun, diambil kesimpulan bahwa perusahaan tidak akan mencapai potensi penuh tanpa memiliki perwakilan penjualan luar negeri. Meskipun negara B berguna untuk melayani organisasi, perusahaan pusat mempertimbangkan bahwa negara C menyediakan fasilitas lebih banyak untuk operasi penjualan langsung dan Tuan Holmes meresmikan Luna Techics Company untuk tujuan ini.Polycon akan berhadapan kembali dengan keputusan mengenai pendirian cabang atau anak perusahaan di negara C, disamping pertimbangan non-pajak, harus dipertimbangkan juga implikasi pajak atas bentuk entitas yang berbeda. C. Pendirian Pabrik (Manufaktur) Luar Negeri Tujuan untuk mendirikan pabrik manufaktur luar negeri adalah: Untuk memampukan kelompok dalam membeli bahan plastik khusus dengan harga lebih rendah daripada pasar dalam negeri Untuk menghemat biaya transportasi bahan mentah Untuk mendapatkan biaya tenaga kerja produksi yang lebih rendah Untuk mendapatkan keuntungan atas kelonggaran pajak yang memungkinkan D. Mendirikan Anak Perusahaan Penjualan Ada beberapa faktor pertimbangan dalam menentukan lokasi yang tepat untuk anak perusahaan; Pertimbangan pajak Kelonggaran pajak yang memungkinkan perusahaan untuk mengambil keuntungan atas pelabuhan bebas sehingga beberapa kewajiban pajak atas barang –barang yang di import untuk tujuan ekspor dapat dihindari. Walaupun kebijakan penentuan harga antar perusahaan dibawah pengawasan yang cermat, tambahan laba mungkin saja diperoleh dengan mengenakan bunga atas kontrak penjualan yang terbayar dari anak perusahaan . E. Akuisisi Kelompok Luar Negeri Yang Sudah Ada Tahapan dalam mengakuisis calon anak perusahaan ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dalam perencanaan pajak diantaranya sebagai berikut : Secara khusus atas pengurangan biaya bunga pinjaman yang muncul untuk melakukan akuisisi. Beberapa tahapan khusus yang harus dilakukan guna mengurangi biaya bunga salah satunya yaitu dengan cara mengurangi biaya bunga dengan laba dikenakan pajakj calon anak perusahaan karena yang diakuisisi memiliki laba atau keuntungan konsolidasian. Arus dividen masa depan juga turut dipertimbangkan. Untuk tujuan arus kas biasanya dipilih untuk mengurangi Pajak Penghasilan awal yang dipungut atas pembayaran dividen dari anak perusahaan dan jika dampak dari Pajak Penghasilan luar negeri yang dipungut dan pajak badan langsung atas laba menciptakan tingkat pajak dan menarik pajak domestic di negara X, maka ada pertimbangan yang harus diberikan untuk memisahkan investasi di negara lain dengan holding company terpisah jika hal ini akan mengurangi penarikan pajak pengasilan luar negeri dipungut atas arus dividen. F. Restrukturisasi Kelompok Dengan Holding Company Luar Negeri Pertimbangan yang harus dilakukan dan diberikan atas konsekuensi pajak penjualan masa datang dari saham satu atau lebih anak perusahaan dalam suatu perusahaan, atau restrukturisasi yang memungkinkan atas investasi yang bervariasi kelompok berikutnya dari adanya perubahan peraturan UU pajak di negara dimana anak perusahaan berada. Jika dalam konsekuensi calon penjualan atau restrukturisasi merupakan kewajiban pajak keuntungan modal tinggi, yurisdiksi holding company j tidak lagi perlukan, bahkan jika pendapatan setelah pajak telah dimaksimalkan. Negara D harus membebaskan capital gain ayas penjualan saham anak perusahaan dari pajak sehingga saham dapat dijual atau restrukturisasi kelompok atau grup tanpa konsekuensi pajak capital gain. G. Formasi Perusahaan Pendanaan Luar Negeri Pertimbangan yang teliti dan tepat harus diberikan untuk peraturan pajak dan sistem pengendalian nilai tukat ( exchange control ). Penentuan biaya berpengaruh pada besar pajak , jika B dan C dikapitalisasi maka pajak penghasilan akan berlangsung selama masa pengakuan nilai sampai habis dalam penghapusannya. Dalam diperlakukan sebagai biaya hanya berpengaruh pada periode tertentu sehingga berdampak pada pajak lansung .perbedaan penentua umur aset akan menentukan besarnya biaya. H. Membangun Dasar Aktiva dengan Investasi Real Estate Dalam suatu perusahaan jika investment meminjam dana guna membuat investasi real esta, maka yang terpenting bahwa hutang bunga dapat ditutup terhadap piutang sewa di negara dimana real estat berdiri, sehingga pajak penghasilan di potong luar negeri di pungut dengan dasar sewa bersih net basis daripada atas pendapatan sewa kotor. Sebagian besar negara akan menjadikan keuntungan sfekulatif sebagai subjek pajak penghasilan daripada pajak keuntungan modal. Keuntungan sfekulatif tersebut dapat diperoleh jika real estat dijual dalam waktu tertentu setelah akuisisi, atau jika perhatian investor jelas terorientasi hanya pada membuat keuntungan daripada holding real estat untuk tujuan investasi, dan dokumentasi yang cukup harus ada untuk memberikan bukti atas tujuan investor semula. I. Perlindungan Lini Produk Baru Dan Penyusunan Izin Operasi Dikarenakan suatu perusahaan holding berada didalam yurisdiksi pajak rendah, maka tidak mungkin negara X akan membentuk perjanjian pajak ganda dengan negara- negara berpajak tinggi, karena penghindaran pajak ganda tidak lagi relevan dimana salah satu rekan perjanjian memungut pajak penghasilan dan laba yang kecil atau tidak memungut. Dengan cara tersebut pajak dipotong atas pembayaran piutang royalti oleh suatu perusahaan akan dikurangkan dengan jumlah nol atau nominal dan jika tidak ada pajak penghasilan dipotong yang dipungut atas royalti yang dibayarkan suatu perusahaan kepada perusahaan holding, maka piutang setelah pajak perusahaan holding dapat meningkat. J. Mempertimbangkan Formasi Entitas Tax Haven Tax haven itu merupakan istilah yang menggambarkan suatu negara yang menjadi tempat berlindung bagi para wajib pajak (WP) untuk menghindari kewajiban membayar pajaknya karena negara tax heaven mengenakan tarif pajak rendah bahkan sampai 0% atau tidak mengenakan pajak sama sekali. Ditingkat pengembangan yang bervariasi dari suatu perusahaan, operasi tax haven dipertimbangkan serta mungkin dapat dibebaskan. Jika suatu perusahaan tidak mempertimbangkan, ia memperoleh saran pajak yang baik jika tidak memiliki paling tidak satu tax haven perusahaan dalam kelompoknya. Perusahaan tax haven harus diatur secara tepat dan efektif dengan tax haven, jika perusahaan setempat dapat ditentukan dalam yurisdiksi pajak negara Z atau rezim pajak tinggi lainnya.Yurisdiksi pajak tinggi memiliki perundang - undangan yang membagi secara adil akumulasi pendapatan perusahaan tax haven kepada pemegang saham domestik. Sebagian dari negara mempublikasikan daftar negara-negara yang mempertimbangkan tax haven dengan administrasi pajak, dan pengetahuan atas daftar ini berguna sebagai peringatan kepada kelompok yang menggunakan perusahaan tax haven dalam struktur mereka K. Pertimbangan Induk Perusahaan Yang Terakhir Terdapat perbedaan tarif pajak badan dapat diaplikasikan dengan baik pada laba kena pajak yang diperoleh bermacam – macm perusahaan dalam kelompok, serta merupakan subjek atas pertimbangan penetapan harga (arm’s-length) yang dapat diterima, harga produk dan biaya pelayanan , pembayaran bunga dan royalti, dan sebagainya. L. Penghindaran Pajak Berganda Untuk menghindari beban pajak yang berlebihan, masing-masing negara biasanya memiliki peraturan sendiri untuk menghindari pengenaan pajak berganda. Tetapi yang telah menjadi konvensi di banyak negara ada dua metode, yaitu: 1. Metode Pembebasan Metode pembebasan menghendaki suatu negara pemegang yurisdiksi pemajakan untuk rela melepaskan hak pemajakannya dan sepertinya mengakui pemajakan eksklusif di negara sumber. Metode pembebasan meliputi : a. Pembebasan subjek b. Pembebasan objek c. Pembebasan pajak 2. Metode Kredit Salah satu varian metode ini dipakai Indonesia dan diatur di Pasal 24 Undang-Undang PPh. Metode kredit pajak memperkenankan pajak yang dibayar di negara sumber untuk dikreditkan di negara domisili. Pada dasarnya, varian metode kredit pajak terdapat dua yaitu, kredit pajak penuh atau full credit dan kredit pajak dengan pembatasan atau ordinary credit. Menurut metode full credit, negara domisili akan mengakui semua pajak yang telah dibayar di negara sumber sebagai kredit pajak di negara domisili. Dengan demikian, tidak ada pengenaan pajak berganda karena seluruh beban pajak yang dibayar di negara sumber dapat dikurangkan seluruhnya. Kredit pajak dengan pembatasan (ordinary credit) pada intinya sama dengan full credit tetapi yang dapat dikurangkan dari pajak di negara domisili dibatasi sebesar pajak yang dihitung berdasarkan tarif di negara domisili.
3. Skema Penghindaran Pajak
Setidaknya ada empat jenis penghindaran pajak, yaitu: a. Hybrid Mismatch Arrengement b. Manipulasi Transfer Pricing c. Penghindaran Status BUT d. Control Foreign Company Jenis penghindaran pajak pertama, hybrid mismatch arrangement, dilakukan oleh tax planner karena atas karakteristik instrumen yang sama terjadi inkonsistensi peraturan pajak antar negara . Dampak bisa jadi double non-taxation (alias tidak dikenakan pajak di mana pun). Skema hybrid mismatch arrangement terdapat tiga macam: a. Double deduction scheme adalah pengakuan biaya untuk tujuan pajak dilakukan di dua negara yang berbeda. Biasanya skema double deduction efektif jika ada perbedaan perlakukan perpajakan antar negara terkait entitas transparan. Atas entitas transparan suatu negara mengenakan pajak, ada juga yang tidak mengenakan pajak. b. Skema deduction or no inclusion adalah pengakuan biaya bunga di satu negara tetapi diakuai sebagai dividen di negara lawan. Misal, Negara Indonesia mengakui bahwa PT XYZ membayar bunga ke ABC Ltd di luar negeri. PT XYZ mencatat sebagai utang. Tetapi di ABC Ltd dianggap sebagai investasi. Sehingga pembayaran bunga di PT XYZ akan dicatat sebagai dividen di ABC Ltd. Cara ini akan efektif jika di Negara tempat ABC Ltd memperlakukan dividen bukan sebagai objek pajak. c. Skema foreign tax credit dimanfaatkan jika ada ketentuan bahw aentitas berhak mendapatkan kredit pajak luar negeri yang seharusnya tidak diterima. Penghindaran pajak melalui skema penghindaran status BUT dilakukan dengan memanfaatkan tax treaty. Intinya, perusahaan menghindari status BUT menurut tax treaty yang berlaku supaya negara sumber tidak berhak mengenakan pajak. Contoh yang paling umum dan terang benderang adalah pemajakan atas perusahaan digital. Google meraup keuntungan dari Indonesia sebagai negara sumber (konsumen). Tetapi berdasarkan tax treaty yang berlaku, Indonesia tidak dapat mengenakan Pajak Penghasilan karena tidak ada BUT, sampai berlakunya MLI (Multilateral Instrument).