Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yustia ‘aini Salsabila

NIM : F0318116
Kelas : Perencanaan Pajak A Reg

TUGAS PERENCANAAN PAJAK


PERTEMUAN 11
ANALISIS PERENCANAAN PAJAK
PADA PERHITUNGAN 3 METODE PPH 21

PERTANYAAN :

Kunci perencanaan PPh Pasal 21, Terdapat 3 metode :


1. Metode Gross
2. Metode Net
3. Metode Gross Up
Paparkan perbedaan ketiganya, beri contoh ilustrasi dengan angka. Mana yang lebih
efektif dan bagi siapa, beri tanda juga letak perbedaannya.

PENGHITUNGAN

Data Perhitungan Pajak Perusahaan :

Pak Joni bekerja di PT Roti Kusuka mulai 1 januari 2020, berstatus K/1. Gaji yang
diterima sebesar Rp. 6.000.000,- perbulannya.

A. Gross Method
Gross Method adalah suatu metode pemotongan pajak dimana karyawan
menanggung sendiri jumlah pajak penghasilannya, pada umumnya dipotong langsung
dari gaji karyawan. Perhitungan metode ini adalah hal yang hampir sebagian besar
dilakukan perusahaan karena mungkin tidak terlalu rumit bagi perusahaan atau
mungkin memang cocok dengan keadaan perusahaan (siklus hidup perusahaan).

Penghitungan Pajak :

Gaji Setahun Rp. 72.000.000

Pengurang :
Biaya Jabatan 5% x Rp. 72.000.000,- (Rp. 3.600.000,-)

Penghasilan Neto sebulan Rp. 68.400.000,-

PTKP Setahun

Wajib Pajak Sendiri Rp. 63.000.000,-

(Rp. 5.400.000)

Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp. 5.400.000,-

Pajak Penghasilan Pasal 21 Setahun 5% x Rp. 5.400.000 Rp. 270.000,-

Pajak Penghasilan Pasal 21 sebulan Rp. 270.000,- : 12 Rp. 22.500,-

Maka Pak Joni akan menerima gaji bersih sebesar Rp. 6.000.000,- dikurangi PPh
pasal 21 sebesar Rp. 22.500,- sehingga besar gaji yang didapatkan adalah Rp.
5.977.000,-

B. Net Method
Merupakan metode pemotongan pajak dimana perusahaan menanggung pajak
karyawannya.

Penghitungan Pajak :

Gaji Setahun Rp. 72.000.000

Pengurang :

Biaya Jabatan 5% x Rp. 72.000.000,- (Rp. 3.600.000,-)

Penghasilan Neto sebulan Rp. 68.400.000,-

PTKP Setahun

Wajib Pajak Sendiri Rp. 63.000.000,-

(Rp. 5.400.000)
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp. 5.400.000,-

Pajak Penghasilan Pasal 21 Setahun 5% x Rp. 5.400.000 Rp. 270.000,-

Pajak Penghasilan Pasal 21 sebulan Rp. 270.000,- : 12 Rp. 22.500,-

Maka Pak Joni akan menerima gaji bersih perbulan adalah Rp. 6.000.000,-.
Sementara pajak sebesar Rp. 22.500,- ditanggung oleh perusahaan.

C. Gross Up Method
Suatu metode pemotongan pajak dimana perusahaan memberikan tunjangan
pajak yang jumlahnya sama besar dengan jumlah pajak yang akan dipotong dari
karyawan. Berikut ini rumusan gross up, dimana formula gross up PPh Pasal 21
terbagi dalam 4 (empat) lapisan rentang Penghasilan Kena Pajak (PKP) :

Penghasilan Kena
Lapisan Tunjangan PPh 21
Pajak (PKP)
1 Rp0 – Rp47.500.000 (PKP setahun – 0) x 5/95 + 0
Rp47.500.000 – (PKP setahun – Rp47.500.000) x
2
Rp217.500.000 15/85 + Rp2.500.000
Rp217.500.000 – (PKP setahun – Rp217.500.000) x
3
Rp405.000.000 25/75 + Rp32.500.000
Lebih dari (PKP setahun – Rp405.000.000) x
4
Rp405.000.000 30/70 + Rp95.000.000

Penghitungan Pajak I :

Penghitungan Pajak :

Gaji Setahun Rp. 72.000.000

Pengurang :

Biaya Jabatan 5% x Rp. 72.000.000,- (Rp. 3.600.000,-)

Penghasilan Neto sebulan Rp. 68.400.000,-


PTKP Setahun

Wajib Pajak Sendiri Rp. 63.000.000,-

(Rp. 5.400.000)

Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp. 5.400.000,-

Lapisan I :
Dikarenakan menurut perhitungan Penghasilan Kena Pajak Setahun (PKP) sebesar
Rp. 5.400.000,- maka digunakan perhitungan (PKP setahun – 0) x 5/95 + 0
Tunjangan PPh 21 = ( Rp. 5.400.000 – 0) x 5/95 + 0
= Rp. 284.210,5 atau Rp. 23.684.2 per bulan

Setelah mendapatkan angka Tunjangan PPh 21 yang harus diberikan perusahaan yaitu
Rp Rp. 23.684.2 perbulan, maka selanjutnya adalah menghitung PPh 21 yang harus
dibayarkan karyawan bersangkutan. Caranya adalah sebagai berikut.

Perhitungan Pajak II :

Penghitungan Pajak :

Gaji Setahun Rp. 72.000.000

Pengurang :

Biaya Jabatan 5% x Rp. 72.000.000,- (Rp. 3.600.000,-)

Pajak Tangguhan (Perhitungan Pajak I) Rp. 284.210,5,-

Penghasilan Neto sebulan Rp. 68.684.210,5,-

PTKP Setahun (K/1)

Wajib Pajak Sendiri Rp. 63.000.000,-

(Rp. 5.684.210,5)

Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp. 5.684.210,5,-


PPh 21 terutang perbulan = Rp. 5.684.210,5 x 5% = Rp. 284.210,5,- Dari
perhitungan, didapat bahwa jumlah PPh 21 yang harus dibayar karyawan sama
nilainya dengan tunjangan PPh 21 yang sudah ia terima dari gaji pokoknya.

Dari metode ini, perusahaan perusahaan memberikan tunjangan pajak yang


jumlahnya sama besar dengan jumlah pajak yang akan dipotong dari karyawan yaitu
sebesar Rp. 284.210,5,- tiap tahun atau Rp. 23.684.2 per bulannya.

KESIMPULAN

Dari perhitungan sederhana perencanaan pajak PPh pasal 21 diatas dapat ditarik beberapa
kesimpulan diantaranya :

1. Tidak terlalu banyak perbedaan yang didapatkan pada gross method dan net method.
Hanya saja pada gross method perusahaan lebih diuntungkan dan keryawan lebih
dirugikan, begitu sebaliknya pada net method.
2. Gross up method dinilai lebih adil bagi keduanya dan dapat memberikan
penghematan pajak yang lebih besar dibandingkan dengan kedua metode lain. Hal ini
dikarenakan pajak yang dipotong oleh perusahaan lebih besar dan tunjangan tersebut
dapat dibebankan sebagai pengurang pajak (deductible expense, dimana penambahan
beban gaji pada perusahaan tidak menjadi beban bagi perusahaan karena kenaikan ini
akan menurunkan laba sebelum pajak, sehingga Pajak Penghasilan Badan perusahaan
akan turun.

Anda mungkin juga menyukai