Anda di halaman 1dari 9

4 Cara Menghitung Gaji Karyawan (Harian,

Prorate, Bulanan) Sesuai Depnaker


25 Jan
Human Resources (HR) 1 Comment

Cara Menghitung Gaji Karyawan – Apabila perusahaan Anda tengah menjadi sebuah bisnis
yang berkembang, Anda tentu butuh merekrut pegawai untuk posisi tertentu. Anda juga akan
menawari nya gaji menurut standar perusahaan Anda.

Banyak variabel yang bisa Anda masukkan dalam kalkulasi menentukan gaji pokok, seperti
kualifikasi pekerjaan–pendidikan, keterampilan, dan pengalaman karyawan serta kemampuan
perusahaan membayar gaji tersebut dalam jangka panjang.

Gaji pokok adalah imbalan dasar yang harus dibayarkan oleh perusahaan terhadap pekerja.
Jumlahnya ditentukan berdasarkan tingkat dan jenis profesi dan kesepakatan dengan calon
karyawan.

Berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No 13 Tahun 2003, besaran gaji pokok minimal


75 persen dari upah total pegawai, yang terdiri dari gaji bersih ditambah tunjangan tetap.

Gaji pokok karyawan adalah salah satu komponen dari struktur upah yang diatur oleh perusahaan
secara proporsional. Nilai gaji pokok diatur sesuai golongan jabatan dari yang terendah hingga
yang tertinggi

Daftar isi :

Cara Menentukan Nilai Gaji Pokok / Bersih Karyawan


Setidaknya ada tiga hal penting yang perlu Anda pertimbangkan sebelum menetapkan gaji pokok
karyawan:

 Nilai Pekerjaan di Pasaran

Anda bisa menelusuri posisi pekerjaan serupa dengan kualifikasi pendidikan atau pengalaman
sama di sejumlah bursa kerja.

Tiap perusahaan kemungkinan menawarkan gaji yang berbeda untuk profesi yang sama, namun
Anda dapat menarik kisaran atau angka rata-rata.

Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah faktor geografis terkait lokasi pekerjaan, apakah
metropolitan, kota besar, atau kota kecil.
Jadi, lokasi perusahaan Anda turut berdampak pada besaran gaji pokok karyawan. Perusahaan
yang berkantor di Jakarta biasanya memberikan gaji lebih tinggi dibanding kota-kota besar
lainnya di Indonesia.

Contohnya jika Anda mencari staff HRD/Personalia dan menemukan rata-rata gaji pokoknya di
pasaran Rp 5 juta.

Namun , ternyata nilai pasaran gaji di Jakarta untuk profesi tsb. lebih tinggi, yakni Rp 8 juta.
Karena perusahaan Anda beroperasi di Jakarta, maka Anda bisa mempertimbangkan gaji pokok
Rp 8 juta.

Kembali ke atas

 Kesesuaian dengan Skala Upah

Perusahaan Anda sebaiknya memiliki skala upah yang selama ini sudah diterapkan. Skala upah
tersebut menunjukan kemampuan perusahaan membayar dalam membayar gaji karyawan.

Anda bisa membandingkan rata-rata gaji pokok di pasaran skala upah baku perusahaan.

Apakah calon karyawan meminta terlalu besar dan tidak cocok dengan rentang skala upah yang
berlaku?

Jika ya, berarti Anda tidak perlu memaksakan angka tersebut. Karena gaji pokok yang terlalu
besar melebihi kisaran skala upah akan membebani keuangan perusahaan.

Selain itu, angka tersebut dapat merusak proporsionalitas upah yang menyebabkan hubungan
kerja yang tidak sehat antar karyawan.

Anda dapat menawarkan gaji lebih rendah yang sesuai dengan skala upah perusahaan dengan
mengurangi kualifikasi atau spesifikasi skill yang dianggap tidak terlalu perlu.

Atau Anda juga dapat melengkapi gaji pokok dengan paket kompensasi menarik lainnya, seperti
tunjangan, bonus, dan komisi.

Kembali ke atas

 Kontribusi bagi perusahaan

Metode lain untuk menentukan gaji pokok yaitu dengan mengukur seberapa besar kontribusi
profesi itu terhadap bisnis Anda.

Apabila pekerjaan itu benar-benar menentukan performa perusahaan secara keseluruhan, Anda
dapat memberikan berapa kompensasi yang lebih tinggi dari profesi yang kurang berkontribusi.
Anda juga dapat melihat dan mengukur kecakapan individual karyawan pada saat masa
probation.

Sejauh mana karyawan tsb. melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Jika karyawan yang
bersangkutan memiliki kinerja di atas rata-rata, dan memberikan dampak yang positif terhadap
produktivitas perusahaan, maka Anda dapat mempertimbangkan untuk menaikan gaji pokoknya.

Setelah menentukan gaji karyawan Anda, sekarang waktunya untuk menghitung gaji sesuai
dengan peraturan Depnaker.

Kembali ke atas

Cara Menghitung Gaji Karyawan


Saat ini mempekerjakan karyawan tetap dan tidak tetap sangat umum dilakukan. Untuk
pekerjaan yang sifatnya sementara, mempekerjakan karyawan dengan status tidak tetap adalah
langkah tepat dan hemat anggaran.

Tetapi, ketika waktu gajian tiba, Anda akan sedikit pusing sebab ada perbedaan perhitungan gaji
antara karyawan tetap dan karyawan tidak tetap perihal pemotongan pajaknya.

Baca juga: 6 Kesalahan HRD yang Sebaiknya Dihindari

Apakah Anda tahu, siapa saja yang dianggap sebagai karyawan tetap dan tidak tetap?

Peraturan Dirjen Pajak Nomor 31/PJ/2009 menerangkan bahwa karyawan tetap merupakan
pegawai yang mendapatkan penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, dan terus menerus
ikut serta mengelola perusahaan secara langsung.

Sedangkan karyawan tidak tetap yaitu pegawai yang mendapatkan penghasilan hanya apabila
pegawai tersebut bekerja berdasarkan jumlah hari ia bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan atau
penyelesaian suatu pekerjaan yang sifatnya sementara. Karyawan tidak tetap dapat digaji secara
bulanan atau harian.

Perbedaan keduanya tidak hanya dari penerimaan penghasilan, tetapi juga dari metode
perhitungan gajinya.

Simak contoh kasus berikut untuk mengetahui perbedaan perhitungan gaji karyawan tetap dan
karyawan tidak tetap atau lepas:

Kembali ke atas

1. Cara Menghitung Gaji Karyawan Tetap Bulanan di Perusahaan Swasta


 Karyawan A
 Sudah menikah
 Tanggungan : anak 1
 Status pegawai tetap
 Upah bulanan Rp 8.000.000

Dengan contoh data di atas, berikut cara menghitung gaji bersih / pokok nya :

Gaji Sebulan Rp 8.000.000


Pengurangan dari Biaya Jabatan 5% x Rp 8.000.000 (-) Rp 400.000
Gaji Neto Sebulan Rp 7.600.000
– – –
Gaji Neto Setahun 12 x Rp 7.600.000 Rp 91.200.000
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) (-) Rp 63.000.000 (*)
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 28.200.000
– – –
PPh 21 Terutang 5% x Rp 28.200.000 Rp 1.410.000
PPh 21 per Bulan Rp 1.410.000 / 12 Rp 117.500
Gaji yang Harus Dibayar Rp 8.000.000 – Rp 117.500 Rp 7.882.500

*Nilai PTKP sudah ditetapkan oleh pemerintah, jika Anda belum tahu klik disini untuk baca
PTKP selengkapnya

Kembali ke atas

2. Cara Menghitung Gaji Karyawan Tidak Tetap Bulanan di Perusahaan Swasta

Cara menghitung gaji pokok karyawan tidak tetap lebih mudah karena tidak ada potongan biaya
jabatan, berikut contoh nya:

 Karyawan B
 Belum menikah
 Status karyawan tidak tetap
 Upah bulanan Rp 5.000.000

Upah Setahun Rp 4.700.000 x 12 Rp 56.400.000


Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) (-) Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 2.400.000

PPh 21 per tahun 5% x Rp 2.400.000 Rp 120.000
PPh 21 per bulan Rp 120.000 / 12 Rp 10.000
Gaji yang Harus Dibayar Rp 4.700.000 – Rp 10.000 Rp 4.690.000

*Gaji dibawah 4,5jt tidak dikenakan pajak

Kembali ke atas

3. Cara Menghitung Gaji Karyawan Tidak Tetap Harian

Dengan alasan tertentu ada perusahaan yang membayar upah pegawai nya secara harian, khusus
untuk itu pemerintah mengeluarkan kebijakan yang berbeda dalam perhitungan gaji yang dibayar
per hari.

Sebelum Anda menghitung gaji karyawan, perhatikan dahulu 4 kondisi perhitungan PPh di
bawah ini :

Penghasilan Sehari Penghasilan Kumulatif Sebulan PPh Terutang


< Rp 450.000 < Rp 4.500.000 Tidak ada pemotongan PPh 21
> Rp 450.000 < Rp 4.500.000 5% x (Upah-Rp 450.000)
> Rp 450.000
atau > Rp 4.500.000 5% x (Upah-PTKP/360)
< Rp 450.000
> Rp 450.000
atau > Rp 10.200.000 Tarif Pasal 17 x PKP disetahunkan
< Rp 450.000

Karyawan C dibayar secara harian untuk 26 hari kerja, berikut contoh kasus perhitungan
nya:

 Pada hari ke-1 hingga ke-22 berlaku kondisi pertama, sehingga upah Karyawan C tidak
dipotong pajak. Total penghasilan sebulan = Rp. 5.200.000

Penghasilan Sehari Rp 5.200.000/26 Rp 200.000


Penghasilan 22 hari Rp 200.000 x 22 Rp.4.400.000
PKP –
PPh 21 Terutang –
Upah yang Diterima per Hari Rp 200.000

 Pada hari ke-23 berlaku kondisi ketiga dengan pemotongan PTKP yang sebenarnya
sebanyak jumlah hari kerja karena total penghasilan karyawan C telah melebihi batas Rp
4.500.000

Penghasilan Sehari Rp 5.200.000/26 Rp 200.000


Total Penghasilan Rp 200.000 x 23 Rp 4.600.000
PTKP yang Sebenarnya Rp 54.000.000/360 x 23 (-) Rp 3.450.000
PKP Hingga Hari ke-23 Rp 1.150.000
PPh 21 5% x Rp 1.150.000 Rp 57.500
Upah yang Diterima Hari ke-23 Rp 200.000 – 57.500 Rp 142.500

 Pada hari ke-24 juga berlaku kondisi ketiga

Penghasilan Sehari Rp 5.200.000/26 Rp 200.000


Penghasilan Kumulatif Rp 200.000 x 24 Rp 4.800.000
PTKP yang Sebenarnya Rp 54.000.000/360 x 24 (-) Rp 3.600.000
PKP Hingga Hari ke-24 Rp 1.200.000
PPh 21 Terutang 5% x Rp 1.200.000 Rp 60.000
PPh 21 yang Telah Dibayar Hingga Hari ke-23 (-) Rp 57.500
PPh 21 Rp 2.500
Upah yang Diterima Hari ke-24 Rp 200.000 – 2.500 Rp 197.500

Baca juga: Segala Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Profesi Manajer Keuangan

Penghasilan Sehari Rp 5.200.000/26 Rp 200.000


Penghasilan Kumulatif Rp 200.000 x 25 Rp 5.000.000
PTKP yang Sebenarnya Rp 54.000.000/360 x 25 (-) Rp 3.750.000
PKP Hingga Hari ke-25 Rp 1.250.000
PPh 21 Terutang 5% x Rp 1.250.000 Rp 62.500
PPh 21 yang Telah Dibayar Hingga Hari ke-24 (-) Rp 60.000
PPh 21 Rp 2.500
Upah yang Diterima Hari ke-25 Rp 200.000 – 2.500 Rp 197.500

Penghasilan Sehari Rp 5.200.000/26 Rp 200.000


Penghasilan Kumulatif Rp 200.000 x 26 Rp 5.200.000
PTKP yang Sebenarnya Rp 54.000.000/360 x 26 (-) Rp 3.900.000
PKP Hingga Hari ke-26 Rp 1.300.000
PPh 21 Terutang 5% x Rp 1.300.000 Rp 65.000
PPh 21 yang Telah Dibayar Hingga Hari ke-25 (-) Rp 62.000
PPh 21 Rp 2.500
Upah yang Diterima Hari ke-26 Rp 200.000 – 2.500 Rp 197.500

Kembali ke atas

4. Perhitungan Gaji Karyawan Masuk Tengah Bulan / Prorata Sesuai Depnaker

Karena kebutuhan yang mendesak, terkadang perusahaan merekrut sekaligus meminta karyawan
langsung bekerja di pertengahan bulan.

Cara menghitung gaji karyawan yang masuk pertengahan bulan biasa nya disebut dengan metode
perhitungan gaji prorata atau hitung proporsional.

Saya ingin dapat newsletter tentang tips HRD

weekly newsletter, unsubscribe kapan saja

 Name*

First

 *
Perhitungan gaji karyawan prorata dibagi lagi menjadi 2 :

 Perhitungan gaji karyawan prorata berdasarkan jumlah hari kerja

Pada dasarnya karena jumlah hari kerja pegawai tidak penuh jadi, gaji yang dibayar juga tidak
bulat. Anda harus membayar gaji sesuai dengan jumlah hari kerja pegawai tersebut.

Cara menghitung nya cukup mudah, yaitu dengan menghitung jumlah hari kerja dibagi jumlah
hari kerja sebulan, kemudian dikalikan gaji satu bulan.

Metode perhitungan gaji karyawan prorata berdasarkan Hari Kerja:

= (jumlah hari kerja / jumlah hari kerja sebulan) x gaji satu bulan

Contoh kasus :

 Karyawan D
 Mulai bekerja pada tanggal 17 september
 Gaji perbulan Rp 3.500.000
 Bekerja 5 Hari / Minggu

Pertama, hitung dulu total hari kerja dalam sebulan. Misal di bulan september ada 20 hari.

Dari tanggal 17 sampai tanggal 30 karyawan D bekerja selama 10 hari, maka gaji yang karyawan
D terima adalah :

(10/20) x Rp 3.500.000 = Rp 1.500.000

Kembali ke atas

 Perhitungan gaji karyawan prorata berdasarkan jumlah jam kerja

Perhitungan gaji karyawan prorata juga dapat dihitung berdasarkan jumlah jam kerja. Dasar
perhitungan nya yaitu upah per jam atau 1/173 kali upah satu bulan.

Perhitungan ini lebih rumit dari pada perhitungan pertama karena harus menghitung upah per
jam, lalu mengalikan nya dengan jumlah jam kerja karyawan.

Contoh kasus :

 Karyawan E
 Mulai bekerja pada tanggal 11 Februari
 Gaji Perbulan Rp 4.000.000
 Bekerja 6 Hari / Minggu
Upah per jam karyawan E adalah 1/173 x Rp 4.000.000 = Rp 23.121
Dari tanggal 11 februari karyawan E bekerja selama 17 hari
15 hari bekerja 8 jam / hari
2 hari bekerja 7 jam / hari.
Maka perhitungan gaji prorata karyawan E berdasarkan jam kerja adalah :

= (15 hari x 7 jam x Rp 23.121) + (2 hari x 5 jam x Rp 23.121) = Rp 2.658.915

Kembali ke atas

Kesimpulan

Menghitung gaji karyawan sebuah perusahaan membutuhkan banyak waktu jika dilakukan
secara manual.

Oleh karena itu sistem payroll hadir untuk memudahkan pekerjaan HRD dalam menghitung gaji.

Selain memudahkan, payroll juga mempercepat pekerjaan dan menghemat biaya gaji HRD
sehingga tidak memerlukan karyawan yang banyak.

Menghitung gaji karyawan tidaklah sama karena terdapat karyawan tetap dan tidak tetap. Selain
itu juga perlu memperhatikan masa kerja, jabatan, serta unsur lain yang dapat memengaruhi
besarnya gaji.

Proses penggajian karyawan akan berat jika dilakukan secara manual. Hal ini tidak menjadi
masalah jika Anda memiliki sedikit karyawan. Namun, jika jumlah karyawan Anda bertambah
maka Anda bisa mengalami kesulitan.

Dalam kondisi seperti itu, Anda sebaiknya menggunakan program komputer seperti KaryaOne.
Aplikasi HRIS berbasis web ini memiliki fitur payroll untuk menghitung gaji, tunjangan, BPJS
hingga PPh 21.

Anda dapat mencobanya secara gratis untuk 10 karyawan selama sebulan. Anda juga dapat
langsung menghubungi kami untuk berkonsultasi kesulitan sistem payroll Anda.

Anda mungkin juga menyukai