Anda di halaman 1dari 10

Contoh Penghitungan PPh 21 Pegawai Tetap

Retto pada tahun 2016 bekerja pada perusahaan PT Jaya Abadi dengan memperoleh gaji sebulan
Rp5.750.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp200.000,00. Retto menikah tetapi belum
mempunyai anak. Pada bulan Januari penghasilan Retto dari PT Jaya Abadi hanya dari gaji.

Rais (menikah dan mempunyai 3 anak kandung) merupakan dokter spesialis kandungan yang
bekerja sebagai pegawai tetap di rumah sakit swasta Sehat Tentrem dengan gaji tetap sebesar
Rp20.000.000,00 Rais membayar iuran pensiun sebesar Rp200.000,00 setiap bulannya.
Cara Menghitung Perhitungan PPh 21 Karyawan Harian Lepas
Cakra belum menikah. Pada bulan Januari 2022 dia bekerja sebagai karyawan harian di PT Kali
Besar. Upah harian yang diberikan sebesar Rp450.000 per hari.

Dengan memperhatikan ketentuan PPh pasal 21, penghasilan kena pajak (PKP) dengan dasar
upah yang diterima setiap hari adalah nihil.

Upah Sehari                                                      Rp 450.000

Batas Upah Harian Tidak Dipotong PPh   Rp 450.000

__________________________________________________

Penghasilan Kena Pajak                                  Rp  –

Cakra akhirnya harus dikenakan potongan PPh 21 di hari ke 11 karyawan bekerja. Saat itu, upah
kumulatif yang sudah diterima sebesar Rp 4.950.000, atau di atas ambang batas Rp 4.500.000.

Upah Selama 11 Hari                                      Rp 4.950.000

Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP)

11 x (Rp54.000.000: 360)                           Rp 1.650.000

____________________________________________________

Pendapatan Kena Pajak 11 Hari                  Rp 3.300.000

Cara Hitung Potongan PPh 21 Karyawan Terutang untuk 11 Hari

5% x Rp 3.300.000                                        Rp   165.000

Sehingga, di hari ke 11 tersebut Cakra hanya menerima upah bersih sebesar Rp285.000. Lantas
bagaimana untuk hari-hari selanjutnya?

Misalnya untuk hari ke 12, maka perhitungannya:

Upah Harian                                                   Rp 450.000

PTKP Sehari (Rp54.000.000 : 360)          Rp 150.000

____________________________________________________

Rp 300.000

Tarif pph 21 Rp. 300.000 x 5% = Rp. 15.000


Jadi, PPh 21 yang dipotong di hari ke 12 adalah sebesar Rp 15.000. Angka tersebut didapat dari
5% x Rp300.000. Sehingga upah bersih Cakra di hari ke 12 adalah Rp435.000.

Cara menghitung PPh21 dengan gaji di atas Rp450.000 per hari

Cakra mendapatkan upah sebesar Rp650.000 per hari. Dengan upah tersebut, Cakra dikenakan
potongan PPh 21 dengan dasar upah harian:

Dasar Perhitungan PPh Upah Harian:

Rp650.000 – Rp450.000 = Rp200.000

Cara Hitung PPh 21 Terutang:

5% x Rp200.000 = Rp10.000

Sehingga, gaji harian bersih yang diterima Cakra hingga hari keenam bekerja adalah Rp 640.000
(hasil dari Rp650.000 – Rp10.000).

Pada hari ketujuh selama bekerja di bulan Januari itu, Cakra telah menerima penghasilan sebesar
Rp4.550.000 (7 × Rp650.000). Gaji yang diterima telah melebihi ambang batas yaitu sebesar
Rp4.500.000.

Langkah-langkah cara menghitung perhitungan potongan PPh 21 karyawan pada hari ketujuh
adalah sebagai berikut:

Upah harian selama 7 hari pertama:

7 × Rp650.000 = Rp4.550.000

PTKP:

7 × (Rp54.000.000 : 360) = Rp1.050.000

PKP (langkah 1 – langkah 2):

Rp4.550.000 – Rp1.050.000 = Rp3.500.000

Penerapan tarif PPh:

5% × Rp3.500.000 = Rp175.000

PPh pasal 21 yang sudah dipotong selama 6 hari pertama:

6 × Rp10.000 = Rp60.000
Cara Hitung PPh 21 yang dipotong pada hari ketujuh (langkah 4 – langkah 5):

Rp175.000 – Rp60.000 = Rp115.000

Sehingga, gaji harian bersih yang diterima Cakra pada hari ketujuh hanya sebesar Rp535.000
yang didapat dari Rp650.000 – Rp115.000.

Pada hari kerja kedelapan dan seterusnya dalam bulan kalender yang bersangkutan, pemotongan
harian dilakukan dengan tahap-tahap perhitungan berikut:

Upah harian: Rp650.000

PTKP harian:

Rp54.000.000 : 360 = Rp150.000

PKP (tahap 1 – tahap 2):

Rp650.000 – Rp150.000 = Rp500.000

Cara Hitung PPh 21 terutang:

5% × Rp500.000 = Rp25.000

Dengan demikian, upah bersih yang diterima Cakra pada hari kerja kedelapan dan seterusnya
selama masa pajak Januari adalah Rp 625.000 yang didapat dari Rp650.000 – Rp25.000.

Contoh soal menghitung pajak penghasilan dengan uang lembur


Rani adalah karyawati PT Maju Pantang Mundur. Statusnya sudah menikah dan belum memiliki
anak. Gaji pokok yang diterima Rani adalah Rp8.500.000 per bulan. Sementara itu, Rani rutin
membayar iuran pensiun per bulannya sebesar Rp50.000. Pada bulan Januari 2022, Rani
mendapatkan uang lembur sebesar Rp2.000.000.

Langkah 1: Gaji Pokok + Uang Lembur = Pendapatan Kotor

Rp 8.500.000 + Rp2.000.000 = Rp10.500.000

Langkah 2: Biaya Jabatan + Iuran Pensiun = Komponen Pengurang

Rp500.000 + Rp50.000 = Rp550.000

Langkah 3: Pendapatan Kotor – Komponen Pengurang = Gaji Bersih

Rp10.500.000 – Rp550.000 = Rp9.950.000

Langkah 4 – Hitung Gaji Bersih Setahun


12 x Rp9.950.000 = Rp119.400.000

Langkah 5 – Hitung Penghasilan Tidak Kena Pajak

Rp54.000.000 (PTKP/0) + Rp4.500.000 (tambahan 1 suami) = Rp58.500.000

Langkah 6 – Hitung Penghasilan Kena Pajak Setahun yaitu Gaji Bersih Setahun – Penghasilan
Tidak Kena Pajak

Rp119.400.000 – Rp 58.500.000 = Rp60.900.000

Langkah 7 – Hitung Potongan PPh 21 Karyawan Terutang Setahun

5% x Rp60.000.000 = Rp3.000.000

15% x Rp900.000 = Rp135.000

Rp3.000.000 + Rp135.000 = Rp3.135.000

Langkah 8 – Hitung PPh 21 Terutang Sebulan

Rp3.135.000 : 12 Bulan = Rp261.250

Jadi PPh pasal 21 yang harus Rani bayar di bulan Januari 2020 adalah Rp261.250.

Cara Menghitung Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 Bukan Karyawan


Delima merupakan pengajar di sebuah bimbel bernama PT Kamu Harus Pintar dengan bayaran
sebesar Rp6.000.000. Berapa PPh 21 yang harus dibayar Delima yang sudah memiliki NPWP?

Besarnya PPh 21 terutang : (50% x Penghasilan Bruto) x Tarif Pph 21

(50% x Rp 6.000.000) x 5% = Rp 150.000

Bila Delima tidak memiliki NPWP maka besarnya PPh Pasal 21 yang terutang adalah:

120% x 5% x 50% x Rp 6.000.000,00 = Rp 180.000.

Contoh Soal Menghitung Potongan Pajak Penghasilan PPh 21 Pegawai Atau Karyawan
Tidak Tetap 

Marini adalah seorang pegawai tidak tetap yang bekerja sebagai pembuat guci keramik di PT
Keramik Anti Pecah. Gaji yang dibayar dihitung dari jumlah guci keramik yang diselesaikan.
Jumlah bayarannya sebesar Rp100.000 per guci keramik dan dibayarkan tiap minggu. Dalam
waktu 1 minggu (6 hari kerja) dihasilkan 30 guci keramik dengan upah sebesar Rp3.000.000
Berapa PPh 21 upah satuan Marini yang diterima mingguan?

- Upah sehari berjumlah Rp 500.000 (Rp 3.000.000 : 6 hari). Sesuai ketentuan, jumlah
upah sebesar Rp 500.000 lebih besar ketimbang ambang batas maksimal Rp 450.000
yang tidak dipotong pajak.
- Kelebihan kena pajak adalah Rp 500.000 – Rp 450.000 = Rp 50.000
- Upah seminggu yang terutang pajak adalah Rp 50.000 x 6 = Rp 300.000

PPh 21 yang dipotong mingguan adalah 5% x Rp 300.000 = Rp 15.000

Contoh menghitung pajak atas THR


Pajak Penghasilan Imam
Keterangan Perhitungan Total
Penghasilan dalam 1 bulan – 8,000,000
Penghasilan Bruto dalam
12 x Rp8,000,000 96,000,000
Setahun
Biaya Jabatan 5% x Rp96,000,000 4,800,000
Penghasilan  Neto Rp96,000,000 – Rp4,800,000 91,200,000
Menikah dan belum memiliki
PTKP (K/0) 58,500,000
anak
PKP Rp91,200,000 – Rp58,500,000 32,700,000
PPh Terutang Setahun 5% x Rp32,700,000 1,635,000
PPH Terutang Sebulan Rp1,635,000 / 12 136,250
Seorang karyawan bernama Imam yang sudah bekerja di PT Cahaya Bersinar selama 10 tahun.
Gaji setiap bulan yang diterimanya adalah sebesar Rp8.000.000. Status Imam sekarang sudah
berkeluarga tetapi belum memiliki anak. Berapakah jumlah THR yang Imam dapatkan setelah
dipotong pajak?

Jadi PPh terutang Imam adalah sebesar Rp1.635.000 per tahun atau Rp136.250 per bulan.

Pajak atas THR Imam


Keterangan Perhitungan Total
THR (Sama dengan 1 kali gaji) – 8,000,000
Penghasilan Bruto Rp96,000,000 + Rp8,000,000 104,000,000
Biaya Jabatan 5% x Rp104,000,000 5,200,000
Penghasilan Neto Bonus Rp104,000,000 – Rp5,200,000 98,800,000
Menikah dan belum memiliki
PTKP (K/0) 58,500,000
anak
PKP Rp98,800,000 – Rp58,500,000 40,300,000
PPh Terutang Setahun 5% x Rp40,300,000 2,015,000
PPh THR Terutang Setahun Rp2,015,000 – Rp1,635,000 380,000
 

Jadi PPh THR terutang Imam adalah sebesar Rp380.000.

Perhitungan potongan PPh 21 Karyawan WNA

Tom Hanks adalah seorang pria lajang dengan kewarganegaraan Amerika Serikat. Ia mulai
bekerja di negara Indonesia yaitu di PT Mobil Bekas Sejahtera pada 1 September 2022. Di
perusahaan tersebut, ia mendapat gaji Rp19.000.000. Berapa pajak penghasilan PPh pasal 21
yang harus Tom bayarkan?

Penghasilan bruto                    Rp19.000.000

Penghasilan bruto setahun     Rp19.000.000 x 12    Rp 228.000.000

Biaya jabatan                                                                     Rp 6.000.000

___________________________________________________________________-

Penghasilan neto disetahunkan                                     Rp 222.000.000

Pengurangan:

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)                          Rp 54.000.000

___________________________________________________________________-

Penghasilan Kena Pajak (PKP)                                       Rp 168.000.000

Hitung PPH 21 Disetahunkan:

(5% x Rp60.000.000)      =     Rp 3.000.000

(15% x Rp108.000.000) =      Rp 16.200.000

_______________________________________+

Rp19.200.000

Hitung PPh 21 Setahun (4 Bulan):


(4/12 x Rp19.200.000) =     Rp6.400.000

Hitung PPH 21 terutang Tom Hanks di September 2022:

(1/4 x Rp6.400.000) =        Rp1.600.00

Perhitungan potongan PPh 21 Bila karyawan naik gaji

Budi berstatus sebagai karyawan tetap di PT Angin Ribut.

Pada Januari 2022, dia memperoleh gaji bulanan sebesar Rp6.750.000 dan
membayar iuran pensiun sebesar Rp 200.000.

Budi sudah kawin tetapi belum dikaruniai anak.

Berapa PPh 21 yang harus dibayar Budi?

Menghitung Penghasilan Bersih (Neto Sebulan):

Gaji                                                  Rp6.750.000

Biaya Jabatan (5% x Gaji):         Rp337.500

Biaya Pensiun                               Rp200.000

__________________________________________ –

Penghasilan Neto Sebulan          Rp6.212.500

Penghasilan Neto Setahun         Rp74.550.000

Cara hitung Penghasilan Kena Pajak (PKP): Penghasilan Neto Setahun –


Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP) K/0 : Rp74.550.000 – Rp58.500.000
=  Rp16.050.000

Cara hitung Potongan PPh 21 Karyawan Terutang Setahun Pajak Progresif :


5% x 16.050.000 = Rp802.500

Cara hitung PPh 21 Terutang Sebulan: Rp802.500 : 12 = Rp66.875


Sementara itu, di bulan Agustus Budi mendapatkan kenaikan gaji sebesar
Rp1.000.000 menjadi Rp7.750.000.

Kenaikan gaji tersebut berlaku surut sejak 1 Januari 2022.

Dengan adanya kenaikan gaji yang berlaku surut tersebut maka Budi
menerima rapel sejumlah Rp7.000.000 (selisih gaji yang seharusnya diterima
untuk masa Januari – Agustus 2022).

Berapa PPh 21 yang harus dibayar?

Menghitung Penghasilan Bersih setelah kenaikan gaji (Neto Sebulan):

Gaji (naik Rp1.000.000)                Rp7.750.000

Biaya Jabatan (5% x Gaji):              Rp387.500

Biaya Pensiun                                    Rp200.000

__________________________________________ –

Penghasilan Neto Sebulan              Rp7.162.500

Penghasilan Neto Setahun             Rp85.950.000

Cara hitung Penghasilan Kena Pajak (PKP): Penghasilan Neto Setahun –


Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP) K/0 : Rp85.950.000 – Rp58.500.000
=  Rp27.450.000

Cara hitung PPh 21 Terutang Setahun Pajak Progresif : 5% x Rp27.450.000 =


Rp1.372.500

Cara hitung Potongan PPh 21 Karyawan Terutang Sebulan yaitu Rp1.372.500


: 12 = Rp114.375

Potongan Januari – Juli yang seharusnya yaitu 7 x Rp114.375 = Rp800.625

Potongan Januari – Juli yang sudah dilakukan yaitu 7 x Rp66.875


= Rp468.125
Cara Perhitungan PPh 21 rapel kenaikan gaji yaitu Rp800.625 – Rp468.125 =
Rp332.500

Sehingga jumlah Rp332.500 ditambahkan dengan perhitungan PPh 21 untuk


bulan Agustus yaitu sebesar Rp114.375 untuk kemudian dipotongkan
terhadap gaji Budi di bulan itu ketika terjadi kenaikan gaji dan penerimaan
rapel.

Sehingga gaji yang didapat Budi setelah kenaikan gaji adalah Rp7.750.000 –
Rp332.500 – Rp114.375 = Rp7.303.125

Anda mungkin juga menyukai