Anda di halaman 1dari 30

DASAR HUKUM PPH PASAL 21

 UU no 7thn 1983 yang diubah dengan UU no


10 tahun 1994,
 peraturan pemerintah RI no 45 tahun 1994,
peraturan pemerintah RI no 47 tahun 1994,
 keputusan direktorat jendral pajak no kep
281/PJ/1998 tanggal 28 Desember 1998
tentang petunjuk pelaksanaan pemotongan
dan penyetoran serta pelaporan PPH pasal 21
& 26 yang diubah lagi dengan keputusan
Direktur Jendral Pajak NoKep 235/PJ/1994
tanggal 17 September 1999 beserta aturan
pelaksanaannya
PEMOTONG PPH PASAL 21
 Pemberi kerja
 Bendaharawan pemerintah
 Dana pensiun, PT Jamsostek
 Perusahaan atau badan yang
membayar honorarium sbg imbalan
sehubungan dengan kegiatan dan
jasa dengan status WP dalam negeri
yang melakukan pekerjaan bebas
 Perusahaan atau badan yang membayar
honorarium sbg imbalan sehubungan
dengan kegiatan dan jasa dengan status
WP luar negeri yang melakukan pekerjaan
bebas
 Yayasan sebagai pembayar gaji ,upah atau
imbalan lain sehubungan dengan kegiatan
atau jasa yang dilakukan oleh orang pribadi
 perusahaan atau badan yang membayar
honorarium atau pembayaran lain kepada
peserta pendidikan pelatihan dan
pemagangan
TIDAK TERMASUK PEMOTONG PAJAK

 Badan perwakilan negara asing

 Organisasi internasional
KEWAJIBAN PEMOTONG
PAJAK
 Mendaftarkan diri
 Menghitung, memotong dan menyetor
 Menghitung kembali pemotongan pajak
yang terhutang
 Mengisi, menandatangani dan
menyetorkan SPT
SUBJEK PAJAK PPH PASAL 21
 Pegawai baik pegawai tetap maupun
pegawai lepas
 Penerima pensiun
 Penerima honorarium
 Penerima upah
 Orang pribadi lainnya yang menerima
peenghasilan sehubungan dengan
kegiatan atau jasa dari pemotong pajak
TIDAK TERMASUK PEMOTONG PPH PASAL
21
 Pejabat perwakilan diplomatik dan
konsulat serta orang-orang yang
diperbantukan kepada mereka dengan
syarat bukan WNI dan tidak menerima
penghasilan lain
 Pejabat perwakilan organisasi
internasional dengan syarat bukan WNI
dan tidak menerima penghasilan lain.
OBJEK PAJAK PPH PASAL 21
 Penghasilan yang diterima secara teratur
 Penghasilan yang diterima secara tidak
teratur
 Upah harian harian, satuan , mingguan,
borongan
 Honorarium
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK PPH
PASAL 21
 Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi
 Pembayaran THT dari PT Taspen
 Uang tebusan pensiun kurang dari Rp 8.640.000,00
 Uang pesangon kurang dari Rp 17.280.000,00
 Penerimaan dalam bentuk natura oleh WP dan
pemerintah
 Iuran pensiun yang dibayar kepada dana pensiun yang
dibayar oleh pemberi kerja
 Kenikmatan pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja
 Penghasilan yang diberikan kepada PNS gol II D
kebawah
 Penghasilan yang tidak melebihi UMR
CARA MENGHITUNG PPH PASAL
21
 PEGAWAI TETAP
 Untuk menentukan penghasilan neto ,
penghasilan bruto dikurangi dengan :
Biaya jabatan 5% x penghasilan bruto max
Rp 6.000.000,00 per tahun atau Rp
500.000,00 per bulan
Iuran pensiun dan iuran THT yang dibayar
oleh pegawai
 Untuk menentukan PKP atau Penghasilan
Kena Pajak, penghasilan neto dikurangi
dengan PTKP atau Penghasilan Tidak Kena
Pajak sesuai dengan keputusan mentri
keunagan no 361/KMK/04/1998 tanggal 27 juli
1998 dirubah dengan kep menteri Keuangan
no 564/KMK/03/2004 di rubah sesuai UU PPh
PMK 122/PMK.010/2016
 Mengalikan PKP dengan tarip yang berlaku
sesuai dengan pasal 17 UU perpajakan
BESARNYA PTKP BERDASARKAN UU PPh PMK
122/PMK.010/2016
 BESARNYA PTKP BERDASARKAN UU PPh
PMK 122/PMK.010/2016
 Rp 54.000.000,00 untuk diri wajib pajak
 Rp 4.500.000,00 tambahan untuk wajib pajak
kawin
 Rp 4.500.000,00 untuk istri yang
berpenghasilan tidak digabung dengan suami
 Rp 4.500.000,00 untuk anggota keluarga
sedarah yang menjadi tanggungan max 3
orang.
BESARNYA PTKP BERDASARKAN UU PPh
PMK 122/PMK.010/2016
PTKP LAMA PTKP BARU

TK : 36.000.000 TK : 54.000.000

K/0 : +3.000.000 K/0 : +4.500.000

K/1 : +3.000.000 K/1 : +4.500.000

K/2 : +3.000.000 K/2 : +4.500.000

K/3 : +3.000.000 K/3 : +4.500.000


TARIP PAJAK SESUAI DENGAN PASAL 17
UU PPH
 WP DALAM NEGERI ORANG PRIBADI
5% x sampai Rp 50.000.000,00
15% x Rp 50.000.000,00 sampai Rp
250.000.000,00
25% x Rp 250.000.000,00 sampai
Rp500.000.000,00
30% x diatas Rp 500.000.000,00
WP BADAN DALAM
NEGERI DAN BUT
 Berlaku tarif pajak tunggal yaitu 28 %
SISTIMATIKA PERHITUNGAN
PPH PASAL
 SISTIMATIKA PERHITUNGAN PPH PASAL 21
 Gaji sebulan ......................................................a
 Tunjangan-tunjangan........................................b
 Iuran yang dibayar pemberi kerja:
 Asuransi kecelakaan ...................................c
 Asuransi kematian ......................................d
 ____________
 Penghasilan bruto a+b+c+d = A
 Pengurangan-pengurangan:
 Biaya jabatan 5% x P bruto max Rp500.000/bln ............. e
 Iuran yang dibayar pegawai:
 -Iuran pensiun ...........................................................................f
 -Iuran THT ................................................................................g
 __________________
 e+f+g = B
 _____
 A-B = C
 Penghasilan neto sebulan
 Penghasilan neto setahun ..................................................12 xC = 12C
 PTKP ..........................................................................................................D
 _____


 12C –D = E
 Penghasilan kena pajak
 PPH PASAL 21
 Tarip x PKP
Gaji Sebulan a
Tunjangan-tunjangan b

Iuran yang dibayar Pemberi Kerja :


Asuransi Kecelakaan C

Asuransi Kematian D
Penghasilan Bruto a+b+c+d = A

Pengurangan-pengurangan :
Biaya Jabatan 5% x Penghasilan Bruto max 500.000/bulan e

Iuran yang dibayar pegawai :

Iuran Pensiun f
Iuran THT g

e+f+g= B
Penghasilan Neto Sebulan A-B = C
Penghasilan Neto Setahun 12 x C

PTKP (D)
Penghasilan Kena Pajak/PKP Penghasilan Neto Setahun – D

PPh Pasal 21 Tarif x PKP


CONTOH SOAL
 Bahtiar bekerja pada PT Multi Media status lajang
memperoleh gaji per bulan Rp 5.000.000. PT Multi
Media mengikuti program jamsostek premi
kecelakaan dan kematian dibayar oleh pemberi kerja
masing-masing adalalah 0,5% dan 0,3% dari gaji
pokok. Bahtiar membayar Iuran Hari Tua 2% setiap
bulan dari gaji pokok. Disamping itu pula Bahtiar
membayar Iuran Pensiun Rp 25.000,00 per bulan.
 Hitunglah PPh pasal 21 yang terhutang
Gaji Sebulan 5.000.000
Tunjangan-tunjangan -

Iuran yang dibayar Pemberi Kerja :


Asuransi Kecelakaan 0,5% 25.000

Asuransi Kematian 0,3% 15.000


Penghasilan Bruto 5.040.000 = A

Pengurangan-pengurangan :
Biaya Jabatan 5% x Penghasilan Bruto max 500.000/bulan 252.000

Iuran yang dibayar pegawai :

Iuran Pensiun 25.000


Iuran THT 2% 100.000

377.000 = B
Penghasilan Neto Sebulan 5.040.000 - 377.000= 4.663.000 = C
Penghasilan Neto Setahun 12 x 4.663.000 = 55.956.000

PTKP 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak/PKP 55.956.000 – 54.000.000 = 1.956.000

PPh Pasal 21 terhutang setahun 5% x 1,956.000 = 97.800


PPh Pasal 21 terhutang sebulan 97.800 :12 = 8.150
Pegawai Tetap dengan Gaji
Mingguan dan Harian
 Arman belum menikah, pada tahun
2017 bekerja sebagai pegawai tetap
pada perusahaan cemerlang menerima
gaji yang dibayar mingguan sebesar
Rp1.250.000. hitung pph pasal 21
apabila dalam minggu tersebut hanya
menerima penghasilan berupa gaji saja.
Gaji Sebulan (4 x 1.250.000) 5.000.000
Tunjangan-tunjangan -

Iuran yang dibayar Pemberi Kerja :


Asuransi Kecelakaan -

Asuransi Kematian -
Penghasilan Bruto 5.000.000 = A

Pengurangan-pengurangan :
Biaya Jabatan 5% x Penghasilan Bruto max 500.000/bulan 250.000

Iuran yang dibayar pegawai :


Iuran Pensiun
Iuran THT 2%

Penghasilan Neto Sebulan 4.750.000= C


Penghasilan Neto Setahun 12 x 4.750.000 = 57.000.000

PTKP 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak/PKP 57.000.000 – 54.000.000 = 3.000.000

PPh Pasal 21 terhutang setahun 5% x 3.000.000 = 150.000


PPh Pasal 21 terhutang sebulan 150.000 :12 = 12.500

PPh pasal 21 atas gaji/upah mingguan 12.500 : 4 = 3.125


 Erwin Irawansyah (menikah dan
mempunyai tiga anak kandung)
merupakan dokter SpA. Yg bekerja sbg
pegawai tetap di RS. Swasta dgn gaji
tetap sebesar Rp20.000.000. jam praktek
dr. Erwin mulai pukul 8.00-12.00 selama 5
hari dlm seminggu. Selama bulan Januari
2017 dr. Erwin menerima pembayaran gaji
tetap dari RS sebesar 20.000.000 dan
menerima jasa medis dari pasien sebesar
25.000.000. dr. Erwin membayar iuran
pensiun 200.000 setiap bulan. Hitung PPh
pasal 21 pada bulan Januari.
Gaji sebulan 20.000.000

Penghasilan bruto sebulan 20.000.000

Pengurangan :

Biaya Jabatan 5% x 20.000.000 max (500.000)


500.000
Iuran pensiun (200.000)

Penghasilan neto sebulan 19.300.000

Penghasilan neto setahun 19.300.000 x 12 = 231.600.000

PTKP :

WP sendiri 54.000.000

Tambahan karena menikah 4.500.000

Tambahan tiga orang tanggungan 13.500.000

72.500.000
Lanjutan
Penghasilan Kena Pajak / PKP 151.900.000

PPh pasal 21 setahun

5% x 50.000.000 2.500.000

15% x 101.900.000 15.285.000 +

17.785.000

PPh pasal 21 sebulan 17.785.000 : 12 = 1.482.083

Catatan: penghitungan PPh pasal 21 atas jasa medis yang diterima oleh
dr.Erwin dihitung sebagai penghasilan yang diterima oleh bukan pegawai
Contoh Soal Rapel
 Andi status menikah dan mempunyai satu
anak, bekerja sbg pegawai tetap pada PT.
Sukses dgn memperoleh gaji sebesar
6.000.000. Andi menanggung iuran pensiun
dan iuran Jaminan Hari Tua masing2 sebesar
15.000 dan 10.000. andi pada bulan Juni
menerima kenaikan gaji menjadi 6.500.000
sebulan yang berlaku surut sejak 1 Januari
2016. dengan adanya gaji yang berlaku surut
tersebut, maka Andi menerima rapel sejumlah
2.500.000 (kekurangan gaji untuk masa
Januari-Mei 2016). Hitung PPh pasal 21
Gaji sebulan 6.000.000

Penghasilan bruto sebulan 6.000.000

Pengurangan :

Biaya Jabatan 5% x 6.000.000 max (300.000)


500.000
Iuran pensiun (15.000)

Iuran JHT (10.000)

Penghasilan neto sebulan 5.675.000

Penghasilan neto setahun 5.675.000 x 12 = 68.100.000

PTKP :

WP sendiri 54.000.000

Tambahan karena menikah 4.500.000


Penghasilan Kena Pajak /PKP 5.100.000

PPh pasal 21 terutang setahun 5% x 255.000


5.100.000
PPh pasal 21 sebulan 21.250
Gaji sebulan 6.500.000

Penghasilan bruto sebulan 6.500.000

Pengurangan :

Biaya Jabatan 5% x 6.000.000 max (325.000)


500.000
Iuran pensiun (15.000)

Iuran JHT (10.000)

Penghasilan neto sebulan 6.150.000

Penghasilan neto setahun 6.150.000 x 12 = 73.800.000

PTKP :

WP sendiri 54.000.000

Tambahan karena menikah 4.500.000


Penghasilan Kena Pajak /PKP 10.800.000

PPh pasal 21 terutang setahun 5% x 540.000


10.800.000
PPh pasal 21 sebulan 45.000

PPh pasal 21 setelah kenaikan 225.000


5 x 45.000
PPh pasal 21 sebelum kenaikan (106.250) -
5 x 21.250
PPh pasal 21 atas rapel 118.750

Anda mungkin juga menyukai