Anda di halaman 1dari 10

Nama : Asep Sutisna

NIM : 01012012011

Jurusan : Manajemen

TUGAS MAKRO EKONOMI BAB 4

Hal. 148 – 149

ESSAI

1. A. Faktor – faktor yang menentukan konsumsi rumah tangga yaitu sektor rumah
tangga perusahaan yang menggunakan faktor – faktor produksi yang dimiliki
rumah tangga konsumsi faktor – faktor produksi tersebut memperoleh
pendapatan berupa gaji dan upah ( tenaga kerja ), sewa ( tanah ), bunga
( modal ), dan keuntungan ( keahlian / skill ). Dan yang terpenting adalah
pendaptan rumah tangganya.

B. Faktor – faktor utama yang menentukan investasi perusahaan adalah :

I. Tingkat keuntungan yang diramalkan akan di peroleh


II. Suku bunga
III. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan
IV. Kemajuan teknologi
V. Tingkat pendaptan nasional dan perubahan – perubahannya
VI. Keuntungan yang di peroleh perusahaan – perusahaan

Faktor di atas akan mempengaruhi kegiatan investasi. terlebih dahulu akan


diperhatikan hubungan di antara ramalan keuntungan yang akan di peroleh
dengan suku bunga dan tingkat investasi ( faktor dalam i dan ii ) sesudah itu
faktor – faktor lain yang menentukan investasi.

2. Fungsi konsumsi rumah tangga adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat
hubungan antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan
pendapatan nasional ( atau pendapatan disposebel ) perekonomian tersebut.
Ciri – ciri fungsi konsumsi dan tabungan yang digambarkan dalam gambar diatas
adalah sebagai berikut :
i. Gambar 1 menunjukan bahwa pada pendapatan nasional = 0, konsumsi
rumah tangga berjumlah Rp 90 triliun, dan tabungan ialah Rp 90 triliun.
Kepada data ini konsumsi dalam grafik (a) akan bermula pada nilai Rp 90
triliun di sumbu tegak (yang menggambarkan tingkat konsumsi)dan fungsi
tabungan dalam grafik (b) akan bermula pada nilai Rp 90 triliun di sumbu
tegak.
ii. Gambar 2 telah menunjukan bahwa MPC = 0,75 dan MPS = 0,25, yaitu
setiap pertambahan pendapatan nasional sebanyak Rp 120 triliun akan
menambah konsumsi sebanyak Rp 90 triliun (MPC x pertambahan
pendapatan nasional) dan tabungan sebanyak Rp 30 triliun (MPC x
pertambahan pendapatan nasional. Nilai MPC dan MPS tersebut akan
menentukan tingkat kecondongan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan.

Gambar 1 Pendapatan, Konsumsi, dan Tabungan (dalam Triliun rupiah)

Gambar 2 Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan


Hubungan dengan fungsi tabungan
hubungan antara konsumsi dan tabungan, Jika tingkat konsumsi tinggi, tingkat
tabungan akan rendah, rendahnya tabungan yang berfungsi sebagai sumber utama
lembaga keuangan dalam memberikan pinjaman akan berdampak pada
pengurangan jumlah pinjaman yang disalurkan ke pelanggan dan apabila di kitkan
dengan pendapatan konsumsi adalah bagian pendapatan yang dibelanjakan utuk
kebutuhan konsumsi. Sedangkan tabungan dalam pendapatan adalah bagian
pendapatan yang disimpan atau yang tidak dibelanjakan, sehingga besar pendapatan
sama dengan besar konsumsi ditambah besar tabungan.

3. A. Sirkulasi aliran pendapatan untuk ekonomi dua sektor Adalah


Sirkulasi aliran pendapatan untuk ekonomi dua sektor yaitu hanya menunjukkan
bentuk aliran faktor produksi, pendapatan, barang, serta jasa dan pengeluaran,
antara rumah tangga dan sektor perusahaan. Karena perekonomian dua sektor
merupakan perekonomian yang terdiri dua pelaku, yaitu sektor Rumah Tanggga
Konsumen (masyarakat) dan sektor Rumah Tangga Produsen (perusahaan) tanpa
campur tangan sektor lain atau pemerintah. Dalam perekonomian ini tidak ada
kegiatan pemerintah atau transaksi dengan luar negeri. Perekonomian dua sektor
ini disebut juga perekonomian sederhana. Model arus perputaran faktor
produksi, barang dan jasa, serta uang antara rumah tangga dengan perusahaan
dapat kalian lihat pada gambar berikut.

B. Kecondongan konsumsi dan kecondongan menabung


 Kecondongan konsumsi yaitu suatu gambaran mengenai sikap konsumen,
yang menunjukkan sejauh mana rumah tangga akan berbelanja apabila
memperoleh pendaptan . konsep ini dibedakan kepada dua pengertian :
1. Kecondongan konsumsi marjinal (MPC) yaitu rasio di antara pertambahan
konsumsi dengan pertambahan pendaptan, dan
2. Kecondongan konumsi rata-rata (APC) yaitu rasio di antara konsumsi dan
pendapatan.
 Kecondongan menabung yaitu suatu gambaran mengenai sikap konsep
konsumen , yang menunjukkan sejauh mana rumah tangga akan menabung
apabila memperoleh pendapatan. konsep ini di bedakan kepada dua
pengertian :
1. Kecondongan menabung marjinal (MPS) yaitu rasio diantara pertambahan
tabungan dan pertambahan pendapatan, dan
2. Kecondongan menabung rata – rata (APS) yaitu rasio di antara tabungan
dan pendapatan.

C. Efesiensi modal marjinal (MEC) adalah tingkat diskon yang akan


menyamakan harga aset modal tetap dengan nilai potongan sekarang dari
pendapatan yang diharapkan, tingkat pengembalian bersih yang diharapkan dari
pembelian modal tambahan. Ini dihitung sebagai laba yang diharapkan diperoleh
perusahaan dengan mempertimbangkan biaya input dan penyusutan modal. Ini
dipengaruhi oleh ekspektasi tentang biaya input dan permintaan di masa depan.
MEC dan pengeluaran modal adalah elemen yang dipertimbangkan perusahaan saat
memutuskan tentang proyek investasi, tingkat pengembalian yang diharapkan
(expected rate of return) dari setiap tambahan barang modal. Efisiensi marjinal
modal dibandingkan dengan suku bunga. Umumnya, tingkat bunga yang lebih
rendah membuat investasi yang relatif lebih menarik. Jika suku bunga 3%, maka
perusahaan mengharapkan minimal 3% dari investasi mereka untuk membenarkan
investasi. Jika efisiensi marjinal modal lebih rendah dari suku bunga, perusahaan
lebih baik tidak berinvestasi, tapi menyimpan uang.

D. Paradoks berhemat Adalah kebijakan penghematan pengeluaran pemerintah


yang dilakukan dengan sengaja atau dilakukan karena terpaksa, yang dalam jangka
panjang akan menghancurkan perekonomian negara tersebut. konsumen yang
berhemat ( kurang melakukan konsumsi ) dapat mengurangi tingkat kegiatan
ekonomi ini berdasarkan dari sudut perekonomian negara, dalam perekonomian
dimana pengeluaran agregat adalah penentu utama keseimbangan pendapatan
nasional, kenaikan tabungan yang seterusnya mewujudkan pengurangan dalam
konsumsi dan pengeluaran agregat akan merendahkan tingkat pendaptan nasional
yang dicapai dan fenomena ini di namakan paradoks berhemat.
4. A. Contoh Angka Keseimbangan Pendapatan Nasional (dalam triliun rupiah)

Dalam keadaan seperti itu para produsen tidak akan mendorong untuk menambah
atau mengurangi tingkat produksinya. Maka tingkat keseimbangan perekonomian
negara telah tercapai. Dengan demikian dalam contoh tersebut nilai pendapatan
nasional adalah Rp 840 triliun. Patut dicatat bahwa pada tingkat keseimbangan
tersebut tingkat tabungan adalah sama dengan pengeluaran investasi,
yaitu bernilai Rp 120 triliun. Ini dapat dilihat pada kolom (3) dan (4) dari gamba
tersebut. Kesimpulannya dalam perkonomian dua sector keseimbangan negara
tercapai apabila :

i. Y=C+I, yaitu pendapatan nasional sama dengan konsumsi tambah investasi.


Pada kesamaan ini pengeluaran agrerat (C+I) sama dengan penawaran
agregrat (Y)
ii. I=S, yaitu investasi sama dengan tabugan.

B. Multiplier adalah suatu angka yang menunjukan sejauh mana pendapatan


nasional akan berubah efek dari perubahan dalam pengeluaran agregrat. apabil AE
= Rp 1.000 dan menyebabkan Y = Rp 4.000 maka multiplier = 4. Multiplier dapat
pula didefinisikan sebagai rasio di antara pertambahan pendapatan nasionaldengan
pertambahan pengeluaran agregrat.
Nilai multiplier menggambarkan perbandingan diantara jumlah
perubahan/pengurangan daam pendapatan nasional dengan jumlah
pertambahan/pengurangan dalam pengeluaran agregrat yang telah menimbulkan
perubahan dalam pendapatan nasional tersebut. Misalnya, apabila pendapatan
nasional mengalami pertambahan sebesar 4 kali lipat dari pertambahan pengeluaran
yang pada mulanya berlaku, maka nilai multiplier adalah 4.

5. Analisis keseimbangan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan


menggunakan tiga cara :

i. Cara Tabular (table berangka), adalah contoh angka yang menunjukan data
berikut: pendapatan nasional, konsumsi, tabungan, investasi, dan pengeluaran
agregrat. Keseimbangan pendapatan nasional ditentukan dengan menggunakan
syarat keseimbangan dalam perekonomian dua sector.

ii. Cara Grafik, secara grafik keseimbangan dicapai pada keadaan di mana garis
AE = C + I memotong garis 45 derajat dan dari perpotongan fungsi investasi (I) dan
fungsi tabungan (S).

iii. Cara Algebra, secara algebra keseimbangan dapat ditentukan dengan


menyelesaikan persamaan Y = C + I atau S = I

KUANTITATIF

1. C = 10 + 0,8Y
= 10 + 0,8( 0 )
= 10

S = -10 + 0,2Y
= -10 + 0,2( 0 )
= -10

Pendapta Konsumsi Tabunga Investasi Pengeluara


n Rumah Tangga n Rumah Perusahaa n Agregat
Nasional (C) Tangga n ( AE )
(Y) (S) (I)
0 C=10+0,8(0)=1 -10=- 30 40=C+I
0 10+0,2(0
)
50 50 0 30 80
100 90 10 30 120
150 130 20 30 160
200 170 30 30 200
250 270 40 30 240
300 250 50 30 280
350 290 60 30 320
400 330 70 30 360

A. Jika sektor perusahaan menghasilkan 150 trilliun rupiah , maka konsumsi


akan lebih tinggi, ( Y>C )
B. Jika sektor perusahaan menghasilkan 350 trilliun rupiah , maka konsumsi
akan naik, dan tabunganpun ikut naik,( Y>C )
C. Y = C+I
Y = 10+0,8Y+30
Y-0,8Y = 10+30
0,2Y = 40
Y = 200
D. Y= 10+0,8y+30
200 Y = 200

30 I = 30
10
Y
10 50 100
2. A. Y= C+S -> S= Y-C
Dimana,
Y= Pendapatan Nasional
C = Konsumsi Rumah Tangga
S = Tabungan Rumah Tangga

Pendapatan Konsumsi Tabungan


Nasional Rumah Tangga Rumah Tangga
0 225 -225
200 375 -175
400 500 -100
600 600 0
800 675 275
1000 725 275

∆C ∆X C S
B. MPC = MPS = APC = APS =
∆ Yd ∆ Yd Yd Yd

Pendapatan Konsumsi Tabunga


Nasional Rumah n Rumah MPC MPS APC APS
( Yd ) Tangga Tangga
(C) (S)
0 225 -225 - -
200 375 -175 0,75 0,25 1,875 -0,875
400 500 -100 0,625 0,375 1,25 -0,25
600 600 0 0,5 0,5 1 1
800 675 275 0,375 0,625 0,84375 0,15625
1000 725 275 0,25 0,75 0,725 0,275

C. Dalam persamaan algebra, persamaan pengeluaran agregat adalah AE=C+1,


dimana C=Konsumsi I=Investasi dan AE=Pengeluaran Agregat. Persamaan yang lain
yaitu Y=C+S, dimana S=Tabungan dan Y=Pendapatan Nasional, Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa AE=Y dimana C+1=C+S.
Misal :

Y_1= 200

C_1= 375
S_1= 175
Y_2= 400
C_2= 500
S_2= -100
APC= C_1/Y_1=375/200=1,875
MPC= b =∆C = (500-274) = 125 = 0,625
∆Y (400-200) 200
A=(APC-MPC)y
A=(1,875-0,625)200 T
A=1,25X200 T
Jadi, C= a+bY
C= 250 +0,625Y
Berdasarkan fungsi konsumsi diatas, maka fungsi tabungan dapat ditentuka
sebagai berikut.
S= -a+(1-b)Y
S= -250 triliun + (1-0,625)Y
S= -250 Triliun + 0,375 Y
Adapun besarnya 0,375 dapat diperoleh dengan menggunakan rumus
MPS berikut :
MPS= ∆C = ((-100)-(-275)) = 25 = 0,375
∆Y (400-200) 200

D. Apabila investasi adalah I=400


Y =C+I
= 250+0,635Y+400
= 650 + 0,635Y
Y = 650
0,275
Y = 1733,33 Triliun
2000

1500

1000 Konsumsi Rumah Tangga

Tabungan Rumah Tangga

Investasi

500 Y=C+I

0
200 400 600 800 10001733.33

-500

Anda mungkin juga menyukai