Anda di halaman 1dari 18

TEORI PENGANTAR MAKRO EKONOMI [Karya Sadono Sukirno]

Jawaban Soal !
Nama : Lusita Pratanti
Nim : 63220137
Kelas : 63.2A.38

PILIHAN GANDA
1. Jenis-jenis suntikan dalam perekonomian tiga sector adalah …. (D. Investasi dan
pengeluaran pemerintah)

2. Pajak Proporsional menyebabkan ….. (A. Pendapatan diposebel mengalami


penurunan yang sama besarnya pada berbagai tingkat pendapatan nasional)

3. Langkah manakah yang paling baik untuk mengatasi masalah pengangguran dalan
perekonomian …. (B. Pemerintah mengurangi tingkat pajak yang dipungutnya)

4. Apakah yang diharapkan dari menjalankan kebijakan fiscal …. (B. Mengatasi


masalah inflasi dan mengurangi pengeluaran masyarakat)

5. Yang manakah dari pernyataan berikut merupakan definisi yang tepat dari jurang
deflasi ….. (B. Kekurangan pengeluaran agregat dari pengeluaran agregat yang
sebnernya diperlukan untuk mencapai konsumsi tenaga kerja penuh)

6. Yang manakah merupakan formula untuk menentukkan besarnya jurang deflasi (JD)
… (C. JD = Jurang pendapatan nasional : pengganda)

7. Dalam perekonomian dimislakan (i) C=100+0.75Yd, (ii) T=0.2Y, (iii) G=200 dan (iv)
I=200, apabila pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh adalah 1400,
berapakah jurang deflasi …. (C. 60)

1
TEORI PENGANTAR MAKRO EKONOMI [Karya Sadono Sukirno]

ESEI
1. Terangkan sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian tiga sector. Nyatakan
jenis-jenis suntikan dan bocoran dalam ekonomi tersebut. Apakah syarat yang harus
dipenuhi agar perekonomian tiga sector mencapai keseimbangan ?

Jawab :

Sirkulasi aliran pendapatan perekonomian 3 sektor

Jenis2 aliran dalam perekonomian :


 Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah.
Pemabayaran pajak tersebt menimbulkan pendapatan kepada pihak
pemerintah. Ia merupakan sumber pendapatan pemerintah yang terutama.
 Aliran yang kedua adalah pengeluaran dari sector pemerintah ke sector
perusahaan. Aliran ini menggambarkan nilai pengeluaran pemerintah ke atas
barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi oleh sector perusahaan.
 Aliran ketiga ialah aliran pendapatan dari sector pemerintah ke sector rymah
tangga. Aliran ini timbul sebagai akibat dari pembayaran ke atas konsumsi
faktor-faktor produksi yang dimiliki sector rumah tangga oleh pemerintah.
Syarat yang harus dipenuhi agar perekonomian 3 sektor mencapai kesimbangan
ialah penawarab agregat (Y) = pengeluaran agregat (AE) : atau Y= C (konsumsi
runah tangga) + I (investasi perusahaan) + G ( pengeluaran pemerintah membeli
barang dan jasa)

2
TEORI PENGANTAR MAKRO EKONOMI [Karya Sadono Sukirno]

2. a. apakah pajak langsung ? pajak tidak langsung ? berdasarkan kepada proporsi


pajak ke atas pendapatan rumah tangga terangkan tiga jenis pajak yang anda
ketahui.
b. terangkan perbedaan di antara kecondongan mengkonsumsi marjinal disposebel
dan kecondongan mengkonsumsi marjinal pendapatan nasional.

Jawab :
a. pajak langsung adalah pajak yang secara langsung dipungut dari
pembayaran pajak contoh : pajak pendapatan dan pajak keuntungan
perusahaan. Sedangkan pajak tidak langsung adalah pajak yang tidak
dipungut dari seseorang atau perusahaan tapi bebannya dapat dipindahkan
kepada pihak lain contoh : pajak penjualan
tiga jenis pajak :
1) pajak agresif adalah sistem pajak yang prsentasi pungutan pajaknya
menurun apabila pendapatan yang dikenakan pajak menjadi
bertambah tinggi
2) pajak proposional adalah presentasi pungutan pajak yang tetap
besarnya pada berbagai tingkat pendapatan yaitu dari pendapatan
yang sangat rendah ke pendapatan yang sangat tinggi. Dalam
nominalnya semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi pula
jumlah pajak yang akan dibayar.
3) Pajak progresif adalah sistem pajak yang presentasinya bertambah
apabila pendapatan semakin meningkat pajak ini menyebabkan
pertambahan nominal pajak yang dibayar akan menjadi semakin cepat
apabila pendapatan semakin tinggi.

b. Kecondongan mengkonsumsi merjinal disposebel (MPC) adalah rasio di


antara pertambahan konsumsi dengan pertambahan pendapatan disposebel.
Persamaan : MPC = ∆C/∆Yd
Kecondonga mengkonsumsi marjinal pendapatan nasional (MPC y) adalah
rasio di anatara pertambahan konsumsi dengan pertambahan pebdapatan
nasional.
Persamaan : MPC y = ∆C/∆Y

3. a. terangkan akibat pajak tetap ke atas fungsi konsumsi dan fungsi tabungan
b. terangkan akibat pajak proposional ke atas fungsi konsumsi dan fungsi tabungan
c. terangkan faktor-faktor yang menentukkan pengeluaran pemerintah

3
TEORI PENGANTAR MAKRO EKONOMI [Karya Sadono Sukirno]

Jawab :
a. pajak tetap ke atas fungsiPajak tetap ke atas fungsi konsumsi dan fungsi
tabungan mengakibatkan perubahan ke atas pendapatan disposebel di mana
T menyebabkan pendapatan disposebel turun) sebanyak T saat dilakukan
pemungutan pajak oleh pemerintah. Penurunan pendapatan disposebel akan
berdampak pada menurunnya konsumsi dan pendapatan rumah tangga
Selain bergantung dengan perubahan pendapatan disposebel, pengurangan
konsumsi juga ditentukan oleh kecondongan mengkonsumsi marjinal
disposebel (MPC) dan kecondongan menabung marjinal (MPS)
Persamaan:
Fungsi konsumsi asal: Ca+bY
Fungsi konsumsi setelah pajak: C₁ = -bT+a+bY
Fungsi tabungan asal: AS--a+(1-b)Y
Fungsi tabungan setelah pajak: S)-(1-b)T-a-(1-b)Y

b. Pajak proporsional ke atas fungsi konsumsi dan fungsi tabungan


mengakibatkan pendapatan disposebel akan berkurang dan berdampak pada
terjadinya pengurangan konsumsi dan tabungan oleh sektor rumah tangga.
Persamaan :
Fungsi konsumsi asal: C=a+bY
Fungsi konsumsi setelah pajak: C-a+b(1-1)Y
Fungsi tabungan asal: S--a+(1-b)Y
Fungsi tabungan setelah pajak: Si=a+ (1-b) (1-1)Y

c. Faktor-faktor penentu pengeluaran pemerintah


i. Proyeksi jumlah pajak yang diterima
Dalam menyusun anggaran belanjanya, pemerintah harus terlebih
dahulu membuat proyeksi mengenai jumlah pajak yang akan
diterimanya. Makin banyak jumlah pajak yang dapat dikumpulkan,
makin banyak pula perbelanjaan pemerintah yang akan dilakukan.
ii. Tujuan-tujuan ekonomi yang ingin dicapai
Beberapa tujuan penting dari kegiatan pemerinah adalah mengatasi
masalah pengangguran, menghindari inflasi, dan mempercepat
pembangunan ekonomi jangka panjang. Untuk memenuhi tujuan-
tujuan tersebut, sering sekali pemerintah membelanjakan uang yang
jauh lebih besar dari pendapatan yang diperoleh dari pajak. Untuk
mengatasi pengangguran dan pertumbuhan ekonomi yang lambat.
misalnya pemerintah perlu membiayai pembangunan infrastruktur-
irigasi, jalan, pelabuhan, dan mengembangkan pendidikan. Usaha
seperti itu memerlukan banyak uang dan pendapatan dari pajak saja

4
TEORI PENGANTAR MAKRO EKONOMI [Karya Sadono Sukirno]

tidak cukup membiayainya. Maka, untuk memperoleh dana yang


diperlukan pemerintah terpaksa meminjam atau mencetak uang.
iii. Pertimbangan politik dan keamanan
Kekacauan politik, perselisihan di antara berbagai golongan
masyarakat dan daerah sering berlaku di berbagai negara di dunia.
Keadaan seperti itu akan menyebabkan kenaikan perbelanjaan
pemerintah yang sangat besar, terutama apabila operasi militer perlu
dilakukan. Ancaman kestabilan dari negara luar juga dapat
menimbulkan kenaikan yang besar dalam pengeluaran ketentaraan
dan akan memaksa pemerintah membelanjakan uang yang jauh lebih
besar dari pendapatan pajak

4. dengan menggunakkan pendekatan angka, grafik dan aljabar terangkan


keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sector yang (i)
menggunakkan sistem pajak tetap dan (ii) sistem pajak proposional

Jawab :
i. System pajak tetap
Keseimbangan secara angka
Keadaan
Y T C S I G AE=C+I+G
Ekonomi
0 40 60 -100 120 60 240
240 40 240 -40 120 60 420 EKSPANSI
480 40 420 20 120 60 600
720 40 600 80 120 60 780
960 40 730 140 120 60 960 SEIMBANG
1220 40 960 200 120 60 1040 KONTRAKSI
1440 40 1040 260 120 60 1220

Dalam table diatas menunjukkan bahwa apabila pendapatan nasional adalah


lebih kecil dari Rp960 triliun, berlaku keadaan dimana: AE=Y yaitu pengeluaran
agregat lebih besar dari pendapatan nasional. Kelebihan perbelanjaan agregat
berlaku dan ini akan mendorong dilakukannya ekspansi dalam kegiatan ekonomi.
Sebaliknya, apabila pendapatan nasional lebih besar dan Rp960 triliun, AE=Y.
Berarti lebih banyak produksi nasional kalau dibandingkan dengan perbelanjaan
dalam perekonomian. Kenaikan stok barang berlaku dan akan mendorong
kepada kontraksi (penrunan) dalam kegiatan ekonomi. Ini berarti, keadaan
dimana pendapatan nasional adalah sama dengan pengeluaran agregat yaitu

5
TEORI PENGANTAR MAKRO EKONOMI [Karya Sadono Sukirno]

sebanyak Rp960 triliun. Dalam keseimbangan ini keinginan perusahaan-


perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa (ditunjukkan oleh nilai Y)
adalah sama dengan perbelanjaan yang akan dilakukan dalam ekonomi yaitu
oleh rumah tangga, para penanam modal dan pemerintah (ditunjukkan oleh AE).

Keseimbangan secara grafik


Gambaran secara grafik dapat dibedakan menjadi 2 pendekatan, yaitu
1. pendekatan penawaran agregat-pengeluaran agregat (Y= AE)
2. pendekatan suntikan-bocoran (J=W)
Dengan menggunakan pendekatan penawaran agregat-pengeluaran agregat,
keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila fungsi pengeluaran
agregat C+1+G memotong garis 45- derajat (garis Y-AE), keseimbangan
tercapai pada perpotongan fungsi suntikan (I+G) dan fungsi bocoran (S+T)

Grafik (a) dalam Gambar 5.5 menunjukkan keseimbangan pendapatan


nasional menurut pendekatan penawaran agregat-pengeluaran agregat.
Fungsi konsumsi memotong garis 45-derajat (yaitu dimana) YC) pada Y- 240
dan fungsi perbelanjaan agregat AE memotong garis 45- derajat apabila
pendapatan nasional mencapai keseimbangan pada E dan pendapatan
Negara adalah: Y =960.

6
TEORI PENGANTAR MAKRO EKONOMI [Karya Sadono Sukirno]

Grafik (b) dalam Gambar 5.5 menunjukkan keseimbangan mengikut


pendekatan suntikan-bocoran Fungsi suntikan adalah I+G-120+60-180, dan
fungsi bocoran adalah S+T-(-100 +0,25Y)+40-60 +0.25Y. Fungsi bocoran
memotong sumbu datar pada Y- 240. Pada pendapatan nasional ini, Y-CS+T
akan dipotong oleh fungsi bocoran W-S+ T pada ketika pendapatan nasional
mencapai keseimbangan, yaitu pada pendapatan nasional - 960

Keseimbangan secara aljabar


Dalam pendekatan penawaran agregat-permintaan agregat, keseimbangan
pendapatan nasional

dicapai apabila Y=C+1-G. Dalam contoh angka telah dimisalkan dan


diterangkan bahwa
I. C-60+0,75Y dan S--100+ 0.25Y
II. I-120
III. G-60

Dengan demikian pendapatan nasional pada keseimbangan adalah (dalam


triliun rupiah) (Y=C+I+G)
Y=60+0.75Y+120+60
0.25Y=240
Y=960
Pendapatan nasional pada keseimbangan dapat juga dihitung dengan
menggunakkan pendekatan suntikan-bocoran, yaitu :
I+G =S+T
120+60=-100+0.25Y+40
0.25Y=240
Y=960
ii. System pajak proposional
Keseimbangan secara angka

7
TEORI PENGANTAR MAKRO EKONOMI [Karya Sadono Sukirno]

Keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila Y-1200 karena pada


tingkat ini pengeluaran agrerat sama dengan pendapatan nasional.

Keseimbangan secara Grafik

8
TEORI PENGANTAR MAKRO EKONOMI [Karya Sadono Sukirno]

Grafik (a) dalam Gambar 5.6. Menunjukkan keseimbangan mengikut


pendekatan penawaran agregat-pengeluaran agregat. Fungsi konsumsi
adalah C-90+ 0,60Y dan fungsi perbelanjaan agregat adalah AE = 480+
0,60Y. Fungsi konsumsi memotong garis 45-derajat pada Y 225 (yaitu pada
ketika YC) dan fungsi perbelanjaan agregat AE memotong garis 45- derajat
apabila pendapatan nasional mencapai keseimbangan (Y-1200).
Grafik (b) dalam Gambar 5.6

5. a. terangkan perbedaan multiplier dalam perekonomian dus sector dengan dalam


perekonomian tiga sector yang menggunakkan sistem pajak proposional. Gunakan
contoh angka untuk menerangkan jawaban anda
b. dalam perekonomian tiga sector yang menggunakkan sistem pajak tetap, apakah
yang akan berlaku ke atas keseimbangan pendapatan nasional apabila pemerintah
menaikkan pajak sebanyak Rp 10 milyar dan seterusnya membelanjakan semua
pajak yang diterimanya tersebut ?

Jawab :

a. – Multiplier perekonomian dua sector


Tambahan
Tahap Tambahan Tambahan
pendapatan
proses konsumsi tabungan
nasional
multiplier (∆C) (∆S)
(∆Y)
∆I = ∆Y1 =
1 15 5
20
2 15 11,25 3,75
3 11,25 8,4375 2,8125
4 8,4375 6,3281 2,1094
5 6,3281 4,7461 1,582
…. ….. ….. …..
Jumlah 80 60 20
Pada tabel di atas dimisalkan pada mulanya para pengusaha menambah
investasi (AI) sebesar Rp 20 triliun dan MPC adalah 0,75. Tambahan
investasi pada permulaannya akan menaikan pendapatan nasional dan
pendapatan rumah tangga sebanyak Rp 20 triliun juga, Seterusnya kenaikan
pendapatan rumah tangga tersebut akan menaikkan konsumsi sebesar (MPC
x AI)-0,75 (Rp 20 triliun)- 15 triliun dan tabungan sebanyak (MPS x AI)-0,25
(Rp 20 triliun)-Rp 5 triliun. Kenaikan konsumsi ini menimbulkan proses
multiplier tahap kedua, yaitu konsumsi sebanyak Rp 15 triliun tersebut

9
TEORI PENGANTAR MAKRO EKONOMI [Karya Sadono Sukirno]

menyebabkan pertambahan pendapatan nasional sebanyak Rp 15 triliun.


Selanjutnya ini akan menimbulkan kenaikan konsumsi tahap kedua sebanyak
AC (MPC x AY)-0,75 (Rp 15 triliun) Rp 11, 25 triliun dan tabungan sebanyak
AS (MPS x AY)-0.25 (Rp 15 triliun) - Rp 3,75 triliun. Proses pertambahan
pendapatan konsumsi dan tabungan ini terus berlangsung sehingga tidak
wujud lagi pertambahan pendapatan
- Multiplier perekonomian tiga sector
Pertambaha Pertambaha
Tahap n n Pertambaha Pertambaha
Pertambaha
proses pendapatan pendapatan n konsumsi n Tabungan
n pajak (∆T)
multiplier nasional disposebel (∆C) (∆S)
(∆Y) (∆Yd)
Bagian 1 : Sistem pajak tetap
I ∆I=∆Y1=20 0 20 15 5
II ∆Y2=15 0 15 11,25 3,75
III ∆Y3=11,25 0 11 8,4375 2,8125
Dan
….. …. …..
seterusnya
Jumlah
total ∆Y=80 ∆T=0 ∆Yd=80 ∆C=60 ∆S=20
Bagian 2 : Sistem pajak proposional
I ∆I=∆Y1=20 4 16 12 4
II ∆Y2=12 3,2 12,8 9,6 3,2
III ∆Y3=9,6 1,92 7,68 5,76 1,92
Dan
seterusnya …. ….. …. ….
Jumlah
total ∆Y=50 ∆T=10 ∆Yd=40 ∆C=30 ∆S=10
Pada bagian 2, tahap I dari proses multiplier, pertambahan investasi sebanyak AI =
20 akan menyebabkan pertambahan pendapatan nasional yang sama besarnya,
yaitu Al-AY-20. Pertambahan pendapatan nasional ini menyebabkan pajak
bertambah sebanyak AT-0,20 (20) =4. Oleh sebab itu, pendapatan disposebel akan
bertambah sebanyak AY 20-4=16. Kenaikan pendapatan disposebel ini akan
menambah konsumsi rumah tangga sebanyak AC- 0,75 (16) 12 dan tabungan
sebanyak AS -0,25 (16) 4. Kenaikan konsumsi sebanyak AC = 12 akan menaikkan
pendapatan nasional lagi, yaitu sebanyak ACAY = 12, dan hal ini akan menciptakan
tahap II dari proses multiplier. Apabila proses multiplier ini terus berjalan, pada

10
TEORI PENGANTAR MAKRO EKONOMI [Karya Sadono Sukirno]

akhirnya pendapatan nasional bertambah sebanyak Rp 50 triliun, sedangkan pajak,


konsumsi, dan tabungan berturut-turut bertambah sebanyak Rp 10 triliun. Rp 30
triliun, dan Rp 10 triliun. Contoh ini menunjukkan dalam perekonomian dengan
sistem pajak proporsional pendapatan nasional bertambah hanya 2½ kali lipat dari
pertambahan investasi yang mula- mula dilakukan.

b. Pendapatan nasional akan berubah sebesar perubahan pajak atau


pengeluaran pemerintah karena balance budget multiplier AG AT AY dan
multipliemya 1. Jadi, apabila pajak bertambah 10 milyar dan pengeluaran
pemerintah bertambah sebesar 10 milyar, maka pendapatan nasional juga
akan bertambah 10 milyar.

6. a. apakah penstabil otomatik ? terangkan jenis-jenis penstabil otomatik.


b. “dalam mengahadapi masalah pengangguran yang serius kita tidak dapat
menggunakkan penstabil otomatik. Kebijakan yang harus dijalankan adalah
kebijakan fiscal dikresioner”. Terangka maksud pernyataan ini. Dengan cara
bagaimana kebijakan fiscal diskreioner itu dijalankan?

Jawab :
a. penstabil automatic adalah ciri sistem perpajakan atau peraturan pemerintah
lain yang sedang berlaku dalam perekonomian yang ciri-cirinya cenderung
menguarngi gerak konjungtur kegiatan ekonomi ( mengurangi siklikal
kegiatan ekonomi). Jenis-jenis penstabil automatic yang utama adalah :
 pajak proposional dan pajak progresif
 asuransi pengangguran
 kebijakan harga minimum
b. kebijakan fiscal diskresioner dilakukan dengan menambah pengeluaran
agregat pada waktu pengangguran atau menguranginya pada waktu inflasi.

7. Secara grafik terangkan efek yang berikut:


I. Kebijakan fiscal untuk menghadapi pengangguran .
II. Pemerintah menaikkan pajak yang dipngutnya.
III. Kekayaan masyarakat mendadak bertambah.
Jawab :
i. Kebijakan fiscal untuk menghadapi pengangguran

11
TEORI PENGANTAR MAKRO EKONOMI [Karya Sadono Sukirno]

Grafik (a) menunjukkan efek kebijakan fiskal apabila pengangguran


berlaku dalam perekonomian dan pertambahan pengeluaran pemerintah
sebesar ∆G dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Sedangkan
gambar (b) menujukkan efek kebijakan fiskal apabila perubahan itu
dilakukan melalui penurunan pajak di mana ∆T=∆G.
- Pemerintah menaikkan pajak yang dipungutnya
- Kekayaan masyarakat mendadak bertambah
ii. Pemerintah menaikkan pajak yang di pungutnya
Kebijakan Fiskal kontraktif adalah kebijakan pemerintah dengan cara
menurunkan anggaran belanja Negara dan menaikan tingkat pajak.
Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan daya beli masyarakat dan
mengatasi inflasi. kebijakan pemerintah untuk membuat
pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Baik politik
anggaran surplus dilaksanakan ketika perekoomian pada kondisi
ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan
tekanan permintaan, pada saat munculnya expansionary gap.
Expansionary gap adalah suatu kondisi dimana output potensial (Yf)
lebih kecil dibandingkan dengan output actual (YI). Adapun
mekanismen peurunan pengeluaran pemerintahan (G) ataupun
kenaikan pajak (T) terhadap output (Y) adalah sebagai berikut, secara
grafik kebijakan fiscal kontraktif diagram sebagai berikut.

12
TEORI PENGANTAR MAKRO EKONOMI [Karya Sadono Sukirno]

Pada gambar diatas dapat dijelaskan bahwa disaat pengeluaran


pemerintah (AG) turun atau selisih pajak (AT) naik maka akan
menggeser kurva pengeluaran agregat kebawah sehingga
Pendapatan akan turun dari (Y1) menjadi (Yf).

Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran


pemerintah yang berhubungan crat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas
jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada
ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli
masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan
jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya
beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum
iii. Kekayaan masyarakat mendadak bertambah

Grafik diatas menunjukan tingkat kegiatan ekonomi yang melebihi


tingkat konsumsi tenaga kerja penuh dan berlaku inflasi. Pengeluaran
13
TEORI PENGANTAR MAKRO EKONOMI [Karya Sadono Sukirno]

agregat yang wujud adalah melebihi kemampuan dari perekonomian


itu untuk memproduksikan barang barang dan jasa jasa. Kelebihan
permintaan tersebut akan menimbulkan kenaikan harga harga yang
dicerminkan oleh nilai Y yang lebih besar daripada Y. dalam keadaan
yang sebenarnyapendapatan nasional rill yang wujud tidak dapat
melebihi Y. Maka keadaan dimana Y> Yf hanya mungkin terjadi
apabila harga harga telah mengalami kenaikan, yang menyebabkan
sejumah barang tertentu sekarang mempunyai nilai nilai yang lebih
tinggi darpada sewaktu kenaikan harga harga yang berlaku.
Perbedaan AE dan AE ini dinamakan jurang inflasi.
KUANTITATIF
1. Misalkan dalam suatu perekonomian berlaku keadaan seperti yang dinyatakan di
bawah ini .
I. Fungsi konsumsi C=200+0.75Yd
II. Pemerintah memugut pajak 20 persen dari pendapatan nasional
III. Pengeluaran pemerintah adalah 500 dan investasi perusahaan adalah 300

a) Hitunglah pendapatan nasional padsa keseimbangan


b) Bagaimanakah anggaran belanja pemerintah (yaitu surplus, deficit, atau
seimbang)?
c) Apabila pendapatan nasional pada tingkat konsumsi tenaga penuh adalah
3000 masalah apakah yang dihadapi oleh perekonomian tersebut ?
d) Dengan menggunakkan pendekatan (i) penawaran agregat-permintaan
agregat dan (ii) suntikan bocoran, lukiskanlah kedaan keseimbanga
perekonomian tersebut.

Jawab :
a. Yd = Y-T
Yd = Y-0.2
Yd = 0.8Y
Pendapatan nasional
Y = C+I+G
Y = 200+0.75Yd+300+500
Y = 1000+0.75(0.8Y)
Y = 1000+0.6Y
Y-0.6Y= 1000
0.4Y = 1000
Y = 2500
b. Pajak = 20% dari pendapatan nasional
14
TEORI PENGANTAR MAKRO EKONOMI [Karya Sadono Sukirno]

= 20% x 2500
= 500
Pengeluaran pemerintah = 500
Jadi, anggaran belanja pemerintah adalah seimbang karena pajak (T) sama
Dengan pengeluaran pemerintah (G) yaitu sebesar 500
c. Tingkat konsumsi sebelum naik
C = 200 + 0.75Yd
= 200 + 0.75 (Y-T)
= 200 + 0.75 (2500-500)
= 200 + 0.75 (2000)
= 200 + 1500
= 1700
Pada tingkat konsumsi 1700 maka pendapatan nasional nya adalah sebesar
2500. Jika, C = 3000 maka pendapatan nasionalnya adalah
Y = C+I+G
= 3000+300+500
= 3800
Jika konsumsi pada tingkat tenaga kerja penuh adalah 3000. Hal yang terjadi
adalah pendapatan nasional meningkat dari 2500 menjadi 3800
d. (I) Suntikan bocoran
S+T = I+G
Yd-C+T = I+G
2000-1700+500 =300+500
300+500 =300+500
800 =800
Permintaan agregat – penawaran agregat

15
TEORI PENGANTAR MAKRO EKONOMI [Karya Sadono Sukirno]

Suntikan Bocoran

2. Dalam suatu perekonomian pendapatan nasional sebenernya adalah dan


pendapatan nasional pada tingkat konsumsi tenaga kerja penuh adalah 2250.
Fungsi konsumsi rumah tangga adalah C=100+0.8Yd
a. Apabila pengeluaran pemerintah sama dengan investasi perusahaan,
bearapakah besarnya masing-masing pengeluaran terseut?
b. Adakah anggaran belanja pemerintah mengalami deficit? Buktikan jawaban
anda dengan perhitungan.
c. Berapakah jurang deflasi? Apabila jurang deflasi ini diatasi dengan
menaikkan pengeluaran pemerintah, adakah anggaran belanja pemerintah
sekarang mengalami deficit atau surplus? Berapakah jumlahnya ?

Jawab :
a. G = I
Y = C+ I
I = Y-C
= 2000-2250
= -250
Jadi, besarnya investasi perusahaan dan pengeluaran pemerintah adalah
sebesar -250
b. Y = C+I+G
= 100+0.8Yd+(-250)+(-250)
= 100+0.8Yd-500
= -400+0.8Yd
0.8Yd = -400
Yd = -500
Berdasarkan perhitungan, anggaran belanja pemerintah mengalami
deficit sebesar -500

16
TEORI PENGANTAR MAKRO EKONOMI [Karya Sadono Sukirno]

c. Jurang deflasi = S-I


S = Y-C
= -800- (100+0.8(-500))
= -800-(-300)
=-800+300
=-500
Jurang Deflasi = S-I
= -500-(-250)
= -250
Jadi, jurang deflasi adalah sebesar -250 dan anggaran pemerintah
mengalami deficit

3. Dalam perekonomian dus sector dimisalkan yang berikut :


I. Fugsi konsumsi : C = 400+0.75Yd
II. Investasi adalah : I = 600

a) Tentukan pendapatan nasional pada keseimbangan. Apakah yang akan


berlaku apabila perubahan-perubahan memproduksikan barang dengan nilai
4500?
b) Misalkan perekonomian tersebut berubah menjadi perekonomian tiga sector, di
mana
I. Pengeluaran pemerintah : 800
II. Pajak adalah 20% dari pendapatan nasional
Barapakah pendapatan nasional dari perkonomian ini dan bagaimanakah
keadaan anggaran belanja pemerintah?
c) Dalam grafik bandingkan keseimbangan perekonomian dua sector dan tiga
sector tersebut.
Jawab :
a. C = 400+0.75Yd
= 400+0.75 (Y-0.2Y)
= 400+0.75(0.8Y)
= 400+0.6Y
Pendapatan nasional pada keseimbangan
Y = C+I
Y = 400+0.6Y+600
Y = 1000+0.6Y
Y-0.6Y = 1000
17
TEORI PENGANTAR MAKRO EKONOMI [Karya Sadono Sukirno]

0.4Y =1000
Y =2500
Jadi, pendapatan nasional pada saata kesimbangan adalah 2500
b. Y = C+I+G
Y = 400+0.75Yd+600+800
Y = 400+0.75(Y-0.2Y)+600+800
Y = 1800+0.75 (0.8Y)
Y = 1800+0.6Y
Y-0.6Y= 1800
0.4Y = 1800
Y = 4500
Jadi pendapatan nasionalnya adalah sebesar 4500

Pajak (T) = 0.2(4500)


= 900
Pengeluaran pemerintah (G) = 800
Jadi, anggaran pemerintah mengalami surplus karena pajak lebih besar
dari pada pengeluaran pemerintah

c. Perbandingan perkonomian 2 & 3 sektor dalam grafik

18

Anda mungkin juga menyukai