Anda di halaman 1dari 12

Nama : Anrica Ferdianti

Kelas : 63.2A.38

Prodi/Semester : Akuntansi/2

Matkul : Penngantar Ekonomi Makro

TUGAS PERTEMUAN 2

A. ESSAY

1.Definisikan arti nilai tambah. dengan contoh angka terangkan bagaimana nilai tambahdiwujudkan dari
memproses bahan mentah menjadi barang jadi. contoh yang diberiharus paling sedikit meliputi empat
kegiatan ekonomi

Jawab : Definisi nilai tambah dalam perhitungan pendapatn nasional adalah nilai yang timbul akibat
adanya aktivitas ekonomi yang tergabung dalam pendapatan nasional.

Pembahasan

Contoh nilai tambah yang diwujudkan  dari proses bahan mentah menjadi bahan setengah jadi
kemudian barang jadi adalah :

 Kapas Rp. 2.000 ==> Nilai Tambahnya (Rp.2.000 - 0) = Rp. 2.000


 Benang RP. 6.000 ==> Nilai Tambahnya (Rp. 6.000 - Rp. 2.000) = Rp 4.000
 Kain Rp. 12. 000 ==> Nilai Tambahnya (Rp. 12.000 - Rp. 6.000) = Rp. 6.000
 Pakaian Rp 20.000 ==> nilai tambahnya (Rp.20.000 -Rp. 12.000)= Rp. 8.000

Jadi nilai tambah mulai dari kapas sampai sudah menjadi sebuah pakaian adalah Rp. 20.000

Tujuan adanya perhitungan nilai tambah dalam perhitungan pendapatan nasional dengan
pendekatan produksi adalah agar tidak terjadi perhitungan ganda, untuk itu harus dihitung jumlah
nilai tambahnya.

Ada 3 metode pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung pendapatan nasional yaitu :
1. Pendekatan produksi, yaitu perhitungan menggunakan semua faktor-faktor produksi
yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan nasional.
2. Pendekatan Pengeluaran, yaitu perhitungan pendapatan nasional yang menggunakan
pengeluaran pemerintah sebagai metodenya.
3. Pendekatan pendapatan atau Penerimaan. yaitu perhitungan pendapatan nasional
dengan menggunakan pendapatan pemerintah sebagai perhitungannya.

3.Jawab :

Nilai yang diperolah saat menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan produksi
dan pendekatan pendapatan itu berbeda karena metode yang digunakan berbeda. Oleh
karena itu, rumus perhitungannya pun berbeda, sehingga memiliki nilai hasil yang berbeda
pula.
a. Pendekatan produksi
Dalam menghitung pendapatan nasional menggunakan pendekatan produksi dilakukan
perhitungan dengan menjumlahkan nilai tambah di setiap sektor produksi selama satu
tahun/satu periode. Nilai tambah yang dimaksud yaitu selisih antara nilai produksi (nilai
output) dengan nilai biaya antara (nilai input).
Rumus : Y = (P1 × Q1) + (P2 × Q2) + …. (Pn × Qn)

Y = pendapatan nasional
P1 = harga barang ke-1
Q1 = jenis barang ke-1
Pn = harga barang ke-n
Qn = jenis barang ke-n

b. Pendekatan pendapatan
Dalam menghitung pendapatan nasional menggunakan pendekatan pendapatan dilakukan
perhitungan dengan menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh seluruh faktor produksi
selama satu tahun/satu periode. Faktor produksi tersebut mencakup tenaga kerja, modal,
tanah, dan keterampilan.
Rumus : Y= r + w + i + p
Y = pendapatan nasional
r = pendapatan upah atau gaji
w = pendapatan sewa
i = pendapatan bunga

p = pendapatan laba usaha

Nilai yang diperolah saat menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan produksi
dan pendekatan pendapatan itu berbeda karena metode yang digunakan berbeda. Oleh
karena itu, rumus perhitungannya pun berbeda, sehingga memiliki nilai hasil yang berbeda
pula.

4. Jawaban :

a. Masalah untuk menghitung pendapatan nasional :


1) Masalah dalam mengumpulkan data dan informasi
Tidak semua kegiatan ekonomi di suatu negara dicatat dengan baik karena dalam
mengumpulkan data dan informasi terkait kegiatan ekonomi suatu negara cukup
sulit. Oleh karena itu, tidak mudah untuk mengetahui nilai produksi yang diperoleh
oleh berbagai perusahaan. Pada umumnya, nilai produksi yang diperoleh hanya
merupakan taksiran yang dibuat oleh Badan Pusat Statitistik, bukan data yang
sebenarnya dari perusahaan.

2) Memilih kegiatan yang nilai produksinya dihitung


Kegiatan yang dihitung dalam pendapatan nasional adalah nilai barang yang
dihasilkan oleh kegiatan yang produktif dan barang tersebut diproduksikan untuk dijual

3) Masalah perhitungan dua kali


Dalam kegiatan usaha yang dilakukan, terkadang timbul kesulitan dalam
menentukan apakah suatu barang merupakan barang jadi atau barang setengah jadi.
Oleh karena itu, masalah perhitungan dua kali dapat terjadi.
4) Menentukan harga barang-barang
Harga suatu barang dapat berbeda di antara suatu daerah dengan daerah lainnya,
barang di pasar swalayan dengan pasar tradisional pun berbeda. Selain itu, dalam
jangka masa beberapa tahun harga barang dapat berubah. Oleh karena itu, terjadi
kesulitan dalam menentukan harga barang saat menghitung sumbangan suatu
kegiatan kepada pendapatan nasional.

5) Investasi bruto dan investasi neto


Perbedaan antara investasi bruto dan investasi neto adalah depresiasi. Untuk
menaksir besarnya depresiasi dalah suatu negara sulit dilakukan karena tidak ada
catatan yang lengkap mengenai depresiasi.

6) Masalah kenaikan harga dan perubahan kualitas


Untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat perubahan harga umum dari tahun
ke tahun dapat menggunakan indeks harga. Namun, terdapat beberapa masalah
dalam menentukan indeks harga, yaitu kesulitan menentukan barang yang akan
digunakan untuk mewujudkan indeks harga, masalah menentukan weightage, dll.

b. Kegunaan data pendapatan nasional


1) Menilai prestasi kegiatan ekonomi
Pendapatan nasional merupakan ukuran bagi perusahaan, sudah sejauh mana
perusahaan-perusahaan beroperasi dalam mengerluarkan barang dan jasa. Semakin
tinggi pendapatan nasional, maka semakin besar jumlah output yang dihasilkan oleh
suatu negara. Selain itu, semakin tinggi pula kapasitas barang-barang modal yang
digunaka oleh perusahaan-perusahaan.

2) Menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai

Dengan membandingkan data pendapatan nasional riil suatu tahun tertentu dengan
pendapatan nasional riil pada tahun sebelumnya dapat ditentukan tingkat
pertumbuhan ekonomi.
3) Memberi informasi mengenai struktur kegiatan ekonomi
Data pendapatan nasional yang dihitung menghitung perbelanjaan dapat
menunjukkan nilai dan data komposisi perbelanjaan agregat. Oleh karena itu,
dengan menggunakan data tersebut dapat diketahui persentase konsumsi rumah
tangga, perbelanjaan pemerintah, investasi, ekspor dan impor.

4) Pendapatan per kapita penduduk suatu negara digunakan sebagai ukuran kasar
dalam menentukan tingkat kemakmuran penduduk di negara tersebut. Pendapatan
perkapita dihitung dari pendapatan nasional dibagi jumlah penduduk.

5) Data asas untuk membuat ramalan dan perencanaan


Data pendapatan nasional pada tahun ini dan tahun lalu dapat memberikan
informasi penting mengenai ciri-ciri kegiatan ekonomi, menunjukkan tingkat
pertumbuhan yang dicapai, perkembangan sektor, dll. Data tersebut dapat
digunakan sebagai landasan dalam pembuatan ramalan mengenai keadaan ekonomi
di masa yang akan datang.

5. a. Produk Domestik Bruto (PDB) : merupakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan
dalam suatu negara dalam suatu tahun tertentu dengan menggunakan faktor-faktor
produksi milih warga negaranya dan milik penduduk di negara-negar lain. Biasanya
dinilai menurut harga pasar dan dapat didasarkan kepada harga yang berlaku dan harga
tetap.

b. Produk Nasional Bruto (PNB) : merupakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan di
dalam negara atau di luar negeri yang dilakukan oleh faktor-faktor produksi milik warga
negara tersebut. Nilainya dihitung menurut harga berlaku atau harga tetap dan biasanya
dinilai menurut harga pasar. Apabila PNB dikurangi denga depresiasi, maka akan
diperoleh Produk Nasional Netto (PNN). Apabila PNN dihitung pada harga faktor,
nilainya dinamakan pendapatan nasional.

c. Pendapatan per kapita : merupakan pendapatan rata-rata semua penduduk di suatu


negara. Pendapatan per kapita dihitung dari pendapatan nasional dibagi jumlah penduduk.

d. Penghitungan dua kali : merupakan penghitungan dua kali atau beberapa kali yang
mungkin dilakukan dalam sumbangan nilaisuatu barang ke dalam nilai pendapatan
nasional. Untuk menghindari masalah penghitungan dua kali ini, pendapatan negara perlu
dihitung menurut nilai barang jadi (dalam cara pembelanjaan) atau menurut nilai tambah
yang diwujudkan (dalam cara produk neto).

6.

B. KUANTITATIF

a. a. PDB = C + I + G + (X-M)
= 44,5 + 15,1 + 17,7 + (18,7 – 16,1)
= 79,9

PNB = PDB + produk netto kepada luar negeri


= 79,9 + (-0,5)
= 79,4

b. PN = PNB – Pajak tak langsung + Subsidi - Depresiasi


= 79,4 – 12,0 + 2,2 – 7,5
= 62,1

c. Perbedaan Produk Domestik Bruto (PDB)


1) Menurut harga pasar
Perhitungan nilai suatu barang menggunakan harga yang dibayar oleh pembeli.
Misalnya seorang konsumen membeli ikan dan udang di pasar dengan harga Rp
30.000 dan Rp 60.000. Maka, nilai yang diperhitungkan adalah Rp 30.000 untuk
sumbangan produksi ikan ke dalam pendapatan nasional dan Rp 60.000 untuk
sumbangan produksi udang ke dalam pendapatan nasional.

2) Menurut harga faktor


Sumbangan barang atas pendapatan nasional tergantung dari jumlah pendapatan
faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang
tersebut. Misalnya pendapatan faktor produksi untuk memproduksi ikan sebesar
udang sebesar Rp 50.000. Maka, nilai yang disumbangkan untuk
pendapatan nasional oleh ikan sebesar Rp 20.000 dan disumbangkan oleh udang
sebesar Rp 50.000.

Hubungan antara harga pasar dan harga faktor sebagai berikut:


i. PDBhp = PNBhp – PFN dari LN
= 79,4 – (-0,5)
= 79,9

ii. PNBhp = PNhf + Pajak tak langsung – Subsidi + Depresiasi


= 62,1 + 12,0 – 2,2 + 7,5
= 79,4

iii. Harga pasar = Harga Faktor + Pajak tak langsung – Subsidi


= (25,2 + 5,6 + 6,2 + 12,8) + 12,0 – 2,2
= 59,6

2. a. Pendapatan nasional (cara pendaptan) = gaji dan upah + pendapatan perusahaan


perseorangan + sewa + keuntungan perusahaan + bunga netto = 40,6 + 18,7 + 7,8 + 20,1 + 11,3
= 98,5

b. PDB menurut harga faktor = sewa + gaji dan upah +bunga + keuntungan perusahaan =
7,8 + 40,6 + 11,3 + 20,1 = 79,8

PNB menurut harga faktor = PDB + pendapatan faktor luar negeri =


79,8 + 1,2 = 81,0
PDB menurut harga pasar = harga faktor + pajak tak langsung – subsidi
= 79,8 + 12,2 – 2,2 = 94,2
PNB menurut harga pasar = harga faktor + pajak tak langsung – subsidi
= 81,0 + 12,2 – 2,2 = 95,4

c. Pendapatan pribadi = pendapatan nasional - keuntungan perusahaan tidak


dibagi - pajak keuntungan perusahaan - dana pensiun yang ditanggung
pemerintah + pembayaran pindahan + bunga pinjaman konsumen + bunga
pinjaman pemerintah = 98,5 – 4,1 – 7,3 – 6,1 + 4,9 + 0 + 1,3 = 87,2
Pendapatan disposibel = pendapatan pribadi – pajak pendapatan
perseorangan = 87,2 – 13,2 = 74
d. Konsumsi rumah tangga = pendapatan disposibel – tabungan masyarakat
= 74 – 18,9 = 55,1
JAWABAN TUGAS PERTEMUAN 3
I. ESSAI
1. i. Penentuan suku bunga
a. Pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik
Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik, perubahan-perubahan yang dapat dengan mudah
berlaku ke atas suku bunga akan menjamin terciptanya kesamaan di antara jumlah
tabungan yang akan disediakan rumah tangga dan jumlah investasi yang akan dilakukan
oleh pengusaha. Keadaan tersebut akan terjadi karena suku bunga menentukan besarnya
tabungan dan investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian. Setiap perubahan dalam suku
bunga akan menyebabkan perubahan pula dalam tabungan rumah tangga dan permintaan untuk
investasi perushaan.

b. Pandangan Keynes
Keynes mengkritik pandangan Klasik mengenai suku bunga. Menurut Keynes, suku
bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Bank sentral dan sistem
perbankan adalah institusi yang akan menentukan besarnya penawaran uang pada waktu
tertentu. Sedangkan permintaan uang ditentukan oleh keinginan masyarakat untuk memegang
uang. Kedua faktor tersebut (penawaran dan permintaan uang) akan menentukan suku bunga.

ii. Penentuan tingkat upah


a. Pandangan ahli ekonomi Klasik
Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik, tingkat upah dapat mengalami perubahan-perubahan
dan hal tersebut merupakan faktor lain yang akan menjamin tercapainya tingkat
penggunaan tenaga penuh. Apabila dalam perekonomian terdapat pengangguran, para
penganggur akan bersedia bekerja pada tingkat upah yang lebih rendah dari yang
berlaku di pasar. Keadaan tersebut dapat menimbulkan kekuatan-kekuatan yang akan
menurunkan tingkat upah, lalu penurunan tingkat upah ini akan memperluas kegiatan ekonomi.

b. Pandangan Keynes
Keynes mengkritik pandangan Klasik mengenai tingkat upah dan menunjukkan bahwa
dari sudut kenyataan yang terdapat dalam masyarakat dan dari sudut teori, pendapat
Klasik itu tidak benar. Apabila dibandingkan pendapat ahli-ahli ekonomi Klasik degan
kenyataan yang sebenarnya wujud dalam suatu perekonomian modern akan dilihat
bahwa tingkat upah tidak mudah mengalami penurunan. Oleh sebab itu, pengangguran menjadi
lebih sukar untuk dihapuskan.

2. “Supply creates its own demand” merupakan pandangan seorang ahli ekonomi Klasik
bernama Jean Baptiste Say (1767-1832) yang berarti penawaran menciptakan sendiri
permintaannya. Pandangan tersebut dikaitkan dengan pandangan Klasik bahwa tingkat

penggunaan tenaga kerja penuh selalu tercapai dalam perekonomian karena ahli-ahli
ekonomi Klasik berkeyakinan bahwa, dalam perekonomian sering sekali mengalami
keadaan di mana jumlah keseluruhan penawaran barang-barang dalam perekonomian
(penawaran agregat) pada penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu diimbangi oleh
keseluruhan permintaan terhadap barang-barang tersebut (permintaan agregat) yang sama
esarnya. Oleh karena itu, kekurangan permintaan tidak akan berlaku.
Tingkat kegiatan ekonomi menurut ahli-ahli ekonomi Klasik ditentukan oleh:
a. Jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan dalam perekonomian (K),
b. Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian (L),
c. Jumlah dan jenis kekayaan alam yang digunakan (R),
d. Tingkat teknologi yang digunakan (T).
Dengan demikian, tingkat kegiatan ekonomi atau pendapatan nasional dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:
Y = f(K, L, R, T)

3. a. Penentuan tabungan masyarakat


1) Menurut ahli-ahli ekonomi klasik
Menurut ahli-ahli ekonomi klasik, jumlah tabungan ditentukan oleh suku bunga.Oleh karena itu,
perekonomian selalu mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, jumlah tabungan yang diwujudkan
merupakan jumlah tabungan ketikaperekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.

2) Menurut Keynes
Penentuan tabungan masyarakat menurut Keynes sebagai berikut:
i. Apabila tingkat pendapatan nasional rendah, tabungan masyarakat negatif. Keadaan
seperti ini mengakibatkan masyarakat menggunakan tabungan di masa lalu untuk
membiayai hidupnya.
ii. Semakin tinggi pendapatan nasional, maka semakin banyak tabungan masyarakat.

. b.“Teori makroekonomi” ahli-ahli ekonomi Klasik.


Teori makroekonomi Klasik merupakan teori makroekonomi yang diturunkan dari teori-teori
ekonomi mazhab Klasik. Ahli-ahli ekonomi Klasik antara lain Adam Smith, Jean Baptise
Say,David Ricardo, Thomas Mathius and John Stuart Mill. Salah satu ahli ekonomi Klasik
bangsa Perancis yang bernama Jean Baptiste Say (1767-1832) mengatakan “supply creates its
own demand” atau “penawaran menciptakan sendiri permintaan terhadapnya”. Namun, pada
tahun 1929-1932 terjadi kemunduran ekonomi di seluruh dunia, yang bermula dari kemerosotan
ekonomi di Amerika Serikat. Kemunduran ekonomi yang serius itu meluas ke seluruh dunia,
termasuk ke negara-negara industri lain dan ke negara-negara miskin. Kemunduran ekonomi
tersebut menimbulkan kesadaran kepada ahli-ahli ekonomi, bahwa mekanisme pasar tidak dapat
secara otomatis menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang teguh dan tingkat tenaga kerja penuh.
Ahli-ahli ekonomi Klasik meyakini bahwa perekonomian akan selalu terdapat permintaan yang

cukup besar, sehingga akan selalu menjamin terwujudnya tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh. Hal tersebut menyebabkan para ahli ekonomi Klasik mengabaikan analisis erhadap
permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian. Pada teori markoekonomi Klasik tidak
dapat menerangkan mengapa kemunduran ekonomi yang serius dapat terjadi. Ketidakmampuan
tersebut mendorong seorang ahli ekonomi asal Inggris yaitu John Maynard Keynes
mengemukakan pandangan dan menulis buku yang berjudul “The General Theory of
Employment, Interest and Money: pada tahun 1936. Teori ekonomi yang ditulis pada tahun 1936
dan tahun-taun sebelumnya disebut oleh Keynes sebagai teori makroekonomi Klasik.

5. Analisis Keynes mengenai penentuan tingkat kegiatan ekonomi negara dapat dibedakan
kepada dua aspek. Aspek pertama menerangkan kelemahan-kelemahan teori ahli-ahli
ekonomi Klasik yang berarti menerangkan kelemahan-kelemahan dari pandangan yang
menjadi landasan kepada keyakinan ahli-ahli ekonomi Klasik, bahwa penggunaan tenaga
kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang teguh selalu dicapai. Aspek kedua
menerangkan pandangan Keynes mengenai penentuan tingkat kegiatan perekonomian
negara. Pada aspek kedua tersebut, Keynes berpendapat mengenai pengeluaran agregat,
yaitu perbelanjaan masyarakat atas barang dan jasa merupakan faktor utama yang
menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai suatu negara. Selain itu, dalam
system pasar bebas, penggunaan tenaga kerja penuh tidak selalu tercapai dan diperlukan
usaha serta kebijakan pemerintah untuk menciptakan tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh dan pertumbuhan ekonomi yang teguh.

KUANTITATIF

1. a. Pendapatan nasional pada keadaan (i), (ii), (iii)


(i) Y = C + I
= 10% + 10 T
= 10,1 T

(ii) Y = C + I
= 8% + 8 T
= 8,08 T

(iii) Y = C + I
= 7% + 7 T
= 7,07 T

b. Konsumsi rumah tangga pada keadaan (i), (ii), (iii)


(i) C = Y – I
= 100 -10
= 90

(ii) C = Y – I
= 100 -8
= 92
(iii) C = Y – I
= 100 -7
= 93

Anda mungkin juga menyukai