KOMPETENSI DASAR
2
c). Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan yang
berjangka. Tujuan menghitung pendapatan nasional suatu negara adalah
Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan yang
berjangka. Hal ini dikarenakan unutuk membuat rencana pelaksanaan program
yang pembangunan yang berjangka dananya harus disesuaikan dengan
pendapatan nasional. Jika tidka disesuaikan maka negara akan defisit
3
Perhitungan pendapatan naisonal berguna pula untuk membantu merumuskan
kebijakan pemerintah. Seandainya kita menginginkan pertumbuhan produk
nasional 8%, maka perhitungan pendapatan nasional inilah yang kita lihat.
Dengan mengetahui proporsi maisng masing sector, pertanian 8% itu
dialokasikan kepada sector pertanian misalnya 5%,sector
industri15%,pertambangan 12% dan seterusnya. Dari percepatan pertambahan
sector pertanian dala subsector tanaman bahan makanan, pemerintah dapat
menentukan kenijakan pengadaan pangan. Misalnya dapat tidaknya bahan
makanan disediakan dari produksi dalam negeri dan seberapa besar masih
harus diimpor. Berdasarkan pendapata perkapita, pemerintah dapat pula
menentukan gamabaran kebijakan kependudukan dan penggunaan dana
investasi
4
2) disebut Pendapatan Neto terhadap Luar Negeri (PNLN). Jika kita simpulkan
dari hasil perbandingan di atas maka terdapat dua kesimpulan sebagai berikut :
1) Negara yang hasil produk barang dan jasa yang dihasilkan warga negara di
luar negeri lebih besar dari hasil produk barang dan jasa warga negara asing
di negaranya, maka PNLN nya akan positif sehingga PNB > PDB. Jika PNB >
PDB menunjukan bahwa perekonomian negara tersebut telah maju, hal ini
menunjukan bahwa investasi negara tersebut di luar negeri lebih besar
dibandingkan investasi negara asing di negara tersebut.
2) Negara yang hasil produk barang dan jasa yang dihasilkan warga Negara di
luar negeri lebih kecil dari hasil produk barang dan jasa warga negara asing
di negaranya, maka PNLN nya akan negatif sehingga PNB < PDB. Jika PNB <
PDB menunjukan bahwa perekonomian Negara tersebut belum maju, hal
ini menunjukan bahwa investasi negara tersebut di luar negeri lebih kecil
dibandingkan investasi negara asing di negara tersebut
2. Produk Nasional Bruto ( PNB) / Gross National Product (GNP)
Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) adalah jumlah
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara selama satu tahun
ditambah hasil barang dan jasa yang dihasilkan warga negara tersebut yang bekerja
di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil barang dan jasa perusahaan asing /
warga negara asing yang beroperasi di negara tersebut.
Jika pengertian penduduk suatu negara adalah seluruh orang yang bertempat
tinggal di negara tersebut tidak membedakan apakah warga negara atau warga
negara asing, maka Produk Nasional Bruto dapat dirumuskan secara matematik
sebagai berikut :
Keterangan :
PNB / GNP = Produk Nasional Bruto atau Gross National Product
GDP = Jumlah produk barang dan jasa penduduk suatu negara
Produk WNA = Jumlah produk barang dan jasa yang dihasilkan warga negara
asing /PMA di negara tersebut
5
Produk WNI di LN= Jumlah produk barang dan jasa yang dihasilkan warga negara di
luar negeri.
Jika Produk PMA lebih kecil dari Produk WNI di luar negeri maka selisihnya
merupakan pendapatan netto atas luar negeri yang akan menambah terhadap GDP
atau sebaliknya.
3. Produk Nasional Neto (PNN) / Net National Product (NNP)
Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP) yaitu produk
nasional bersih yang dicari dengan mengurangkan antara Produk Nasional Bruto
(PNB) dengan penyusutan dan penggantian alat yang telah aus/usang
(replacement). Penyusutan adalah pengurangan nilai suatu aktiva karena telah
digunakan untuk produksi sedangkan replacement merupakan penggantian suatu
aktiva karena telah aus digunakan untuk produksi. Secara matematika menghitung
PNN atau NNP dapat dirumuskan sebagai berikut :
6
Dari perhitungan pendapatan perorangan dikenal adanya transfer payment yaitu
penerimaan yang diperoleh bukan dari aktivitas produktif sehingga tidak termasuk
dalam pendapatan. Pada dasarnya terdapat tiga jenis transfer payment yaitu :
a) Goverment transfer payment ( pembayaran transfer pemerintah ) yaitu
pemberian tansfer oleh pemerintah kepada perorangan, misalnya tunjangan
yang diberikan kepada veteran, tunjangan anak dan pegawai negeri sipil.
b) Business transfer payment (pembayaran transfer bisnis) misalnya utang ragu-
ragu.
c) Interpersonal transfer payment (pembayaran transfer perorangan) yaitu
pemberian dari seorang teman / keluarga kepada seorang teman / keluarga
lainnya.
6. Pendapatan Disposibel / Disposible Income (DI).
Pendapaan Disposibel / Disposible Income (DI) yaitu pendapatan yang dapat
dibelanjakan oleh keluarga. Secara matematik dapat dirumuskan sebagai berikut :
Contoh perhitungan:
Data pendapatan nasional negara Kertagama pada tahun anggaran 2013 terlihat
sbb:
- Produksi GDP Rp 950.000.000.000,00
- Produksi perusahaan asing Rp 75.000.000.000,00
- Produksi warga negara di luar negeri Rp 30.000.000.000,00
- Pajak langsung Rp 50.000.000.000,00
- Pajak tidak langsung Rp 100.000.000.000,00
- Pajak perseroan Rp 20.000.000.000,00
- Iuran dana pensiun Rp 5.000.000.000,00
- Laba ditahan Rp 150.000.000.000,00
- Transfer paymant Rp 25.000.000.000,00
- Penyusutan Rp 30.000.000.000,00
Perhitungannya:
7
- GDB Rp 950.000.000.000,00
- Produksi perusahaan asing Rp 75.000.000.000,00 (-)
Rp 875.000.000.000,00
- Produksi warga neg di luar negeri Rp _30.000.000.000,00 (+)
- GNP Rp 905.000.000.000,00
- Penyusutan Rp 30.000.000.000,00 (-)
- Produk Nasional Netto Rp 875.000.000.000,00
- Pajak tidak langsung Rp 100.000.000.000,00 (-)
- Nett National Income Rp 775.000.000.000,00
- Transfer paymant Rp 25.000.000.000,00 (+)
Rp 800.000.000.000,00
Dikurangi:
- Pajak perseroan Rp 20.000.000.000,00
- Iuran dana pensiunRp 5.000.000.000,00
- Laba ditahan Rp 150.000.000.000,00 (+)
Rp 175.000.000.000,00 (-)
- Personal Income Rp 625.000.000.000,00
- Pajak langsung Rp 50.000.000.000,00
(-)
- Disposibel income Rp 575.000.000.000,00
8
PERAGA 3.2. Proses produksi kemeja
Menurut TABEL 3.1, sumbangan empat jenis barang tersebut bagi pendapatan
nasional adalah jumlah seluruh nilai tambah, yakni Rp 20.000,00, dan bukan Rp
45.000,00. Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi sangat
terkait dengan dua konsep produksi nasional, yaitu Gross Domestic Product (GDP)
dan Gross Nasional Produk (GNP). Perbedaan keduanya terletak pada sudut
9
pandang pihak yang melakukan produksi. Pada GNP, digunakan istilah “ national’
karena sudut pandang yang digunakan adalah status kewarganegaraan.
Dengan batasan ini, GNP hanya mencakup jumlah barang dan jasa yang dihasilkan
oleh warga suatu negara baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pada GDP,
digunakan istilah “ domestic” karena sudut pandang yang digunakan adalah
wilayah suatu negara.
Dengan batasan ini, GDP hanya mencakup jumlah barang dan jasa yang dihasilkan
dalam suatu negara, baik warga negara maupun warga asing.
GDP dapat lebih besar atau lebih kecil dari pada GNP. Jika GDP suatu negara lebih
besar dari GNP-nya, maka peranaman modal asing (PMA atau investasi asing) di
negara itu lebih besar daripada peranaman modal negara itu di luar negeri. Kondisi
ini sering terjadi pada negara-negara yang sedang berkembang. Selisih jumlah GDP
dengan GNP disebut Net Factor Payment atau Net-Factor Income to Abroad. Net
factor payment ini adalah jumlah neto dari pendapatan orang asing di dalam
negeri dikurangi dengan pendapatan warga negara sendiri di luar negeri. Jadi,
dapat dikatakan pula bahwa GNP adalah GDP dikurangi Net Factor Payment.
Untuk menentukan besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan ini adalah
dengan menentukan dan selanjutnya menjumlahkan nilai produksi yang dihasilkan
seluruh sektor produksi yang ada dalam perekonomian. Pendapatan nasional yang
didapatkan dengan pendekatan (metode) produksi dinamakan Gross Domestik
Brutto (GDB). Agar supaya tidak terjadi perhitungan ganda, maka dalam metode
produksi ini yang dihitung hanyalah nilai tambah (value added) yang diciptakan. Di
dalam pendekatan (metode) produksi ini terdapat sembilan sektor produktif yang
dapat dihitung untuk menghasilkan nilai GDB yaitu :
a) Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan.
b) Pertambangan dan penggalian.
c) Industri pengolahan.
d) Listrik, gas dan air bersih.
e) Bangunan.
f) Perdagangan, hotel dan restoran.
g) Pengangkutan dan komunikasi.
h) Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
10
i) Jasa-jasa
Untuk menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan produksi dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
Y = Pendapatan nasional
Pqn = Harga produk dari sector n
Q1, Q2,….Q9 = Jumlah produk dari masing-masing sector.
12
Penyusutan dan replacment 15.400 (-)
Produk Nasional Netto 284.600
Pajak tidak langsung 21.000(-)
Pendapatan Nasional Netto 263.600
2. Pendekatan Pendapatan.
Menurut pendekatan ini, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan
seluruh pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara selama satu
tahun. Faktor-faktor produksi seperti tanah, modal, tenaga, dan wiraswasta
( entrepreneur) yang digunakan dalam proses produksi diberikan balas jasa berupa
sewa, bunga, upah atau gaji, dan laba. Karena faktor--faktor produksi tersebut
dimiliki oleh seorang atau sekelompok orang dalam masyarakat, maka balas
jasanya kembali pada masyarakat sebagai pendapatan nasional. Pendapatan
nasional dengan pendekatan pendapatan dapat ditulis secara matematis sebagai
berikut:
di mana:
NI = national income (pendapatan nasional)
w = wage (upah) i = interest (bunga)
r = rent (sewa) p= profit (laba)
Pendapatan nasional yang dihitung dengan pendekatan pendapatan dikenal
dengan sebutan Gross National Income (GNI). Jika GNI dikurangi dengan
penyusutan barang-barang modal disebut Net National Income (NNI). Contoh Soal:
Dalam suatu negara terdapat data sebagai berikut:
- Penghasilan masyarakat dari faktor produksi alam yang berupa sewa (rent)
sebesar Rp2.000.000.000,00
- Penghasilan masyarakat dari faktor produksi tenaga kerja berupa gaji (wage)
sebesar Rp6.000.000.000,00
- Penghasilan masyarakat dari faktor produksi modal berupa bunga (interest)
sebesar Rp3.000.000.000,00
13
- Penghasilan masyarakat dari faktor produksi skill (enterpreneur) berupa laba
usaha (profit) sebesar Rp1.000.000.000,00
Berdasarkan data di atas maka besarnya pendapatan nasional berdasarkan
pendekatan pendapatan adalah
NI = w + i + r + p
NI = Rp6.000.000.000,00 + Rp3.000.000.000,00 + Rp2.000.000.000,00 + sebesar
Rp1.000.000.000,00
NI = Rp12.000.000.000,00
Gambar 3.2.
3. Pendekatan Pengeluaran.
Menurut pendekatan ini, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan
seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi di suatu
negara dalam satu tahun. Pengeluaran yang dijumlahkan itu terdiri atas:
a) Pengeluaran konsumsi perorangan dari rumah tangga (personal consumption
expenditure), berupa pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa untuk
pemenuhan kebutuhan saat ini.
b) Investasi domestik bruto, berupa: bangunan-bangunan baru, alat-alat produksi
yang tahan lama, dan persedian barang-barang oleh perusahaan. Termasuk
pula di dalamnya adalah investasi yang dilakukan oleh pemerintah, seperti
membangun jembatan, jalan, dan jaringan irigasi. Dalam konteks Indonesia,
investasi ini sering disebut dengan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
c) Pengeluaran konsumsi pemerintah ( government expenditure) yang terlihat
dalam pengeluaran rutin pemerintah, seperti membayar gaji pegawai negeri
dan membeli peralatan kantor.
d) Ekspor neto, yaitu selisih antara ekspor dengan impor. Ekspor merupakan
sejumlah barang dan jasa dalam negeri yang dibeli oleh pihak luar negeri
sehingga menambah pendapatan nasional. Sementara impor merupakan
sejumlah barang dan jasa luar negeri yang dibeli oleh pihak dalam negeri. Pada
14
perhitungan pendapatan nasional, impor merupakan faktor pengurang
perhitungan karena produksi barang impor dilakukan di luar negeri sehingga
tidak masuk dalam pendapatan nasional. Secara matematis, perhitungan
pendekatan pengeluaran dapat ditulis sebagai berikut:
di mana:
NI = national income (pendapatan nasional)
C = consumption (konsumsi rumah tangga)
I = investment (investasi)
G = government expenditure (pengeluaran pemerintah)
X = export
M = import
Contoh soal :
Data yang dimiliki suatu negara untuk perhitungan pendapatan nasionalnya
sebagai berikut:
- Pengeluaran negara Rp 4.000.000.000,00
- Pengeluaran masyarakat Rp 8.000.000.000,00
- Pengeluaran rumah tangga usaha Rp 12.000.000.000,00
- Ekspor Rp 1.500.000.000,00
- Impor Rp 1.000.000.000,00
Berdasarkan data di atas maka besarnya pendapatan nasional berdasarkan
pendekatan pengeluaran adalah:
NI = C + I + G + (X – M)
NI = Rp8.000.000.000,00 + Rp12.000.000.000,00 + Rp4.000.000.000,00 +
(Rp1.500.000.000,00 - Rp1.000.000.000,00)
= Rp24.000.000.000 + Rp500.000.000,00
= Rp24.500.000.000,00
15
Gambar 3.3.
16
praktis hanya berperan sebagai pegawai dan buruh kasar. Sebagian besar pendapatan
nasional negara Y akan diperoleh para pemodal dan pengusaha raksasa tersebut.
Bagaimana tingkat kesejahteraan masing-masing penduduk negara Y sekarang?
Penduduk yang memperoleh bagian pendapatan yang lebih besar akan lebih makmur
ketimbang penduduk lainnya yang menerima pendapatan yang kecil. Jadi, di samping
konsep pendapatan per kapita, kita pun perlu melihat bagaimana pendapatan nasional
suatu negara didistribusikan. Oleh karena itu, untuk melengkapi pembahasan
mengenai pendapatan per kapita, pada bagian akhir bab ini kita akan membahas
secara sekilas mengenai distribusi pendapatan.
1. Fungsi Perhitungan Pendapatan Perkapita
Pendapatan per kapita dapat digunakan untuk membandingkan kesejahteraan atau
standar hidup suatu negara dari tahun ke tahun. Dengan melakukan perbandingan
seperti itu, kita dapat mengamati apakah kesejahteraan masyarakat suatu negara
secara rata-rata telah meningkat. Pendapatan per kapita yang meningkat
merupakan salah satu tanda bahwa rata-rata kesejahteraan penduduk telah
meningkat. Pendapatan per kapita menunjukkan pula apakah pembangunan yang
telah dilaksanakan oleh pemerintah telah berhasil, seberapa besar keberhasilan
tersebut, dan akibat apa yang ditimbulkan oleh peningkatan tersebut. Berikut ini
adalah beberapa fungsi perhitungan pendapatan nasional. Indikator Tingkat
Kesejahteraan Negara. Untuk melihat apakah
tingkat kesejahteraan penduduk suatu negara telah meningkat, kita harus
melihatnya dari pendapatan per kapita riil. Artinya, pendapatan per kapita yang
telah memperhitungkan harga-harga atau inflasi. Kita lihat lagi negara X dalam
contoh tadi. Pendapatan per kapitanya pada tahun pertama adalah Rp 500.000,00.
Lalu, pada tahun kedua pendapatan per kapita mereka meningkat menjadi Rp
l.000.000,00, atau dua kali lipatnya. Jika kita lihat dari nilai nominal itu, kita bisa
langsung mengatakan bahwa kesejahteraan penduduk negara X telah meningkat.
Namun, pada tahun kedua itu, harga-harga ternyata juga meningkat sebesar dua
kali lipat. Barang-barang dan jasa yang tadinya bisa dibeli seharga Rp 500.000,00,
kini harus dibeli dengan harga Rp 1.000.000,00. Kenaikan pendapatan per kapita
negara X tidak mempunyai arti sama sekali terhadap kesejahteraan penduduknya.
Daya beli serta kesejahteraan mereka di tahun kedua tetap tidak berubah.
17
Kesimpulannya, jika diukur berdasarkan harga konstan tahun pertama, maka
pendapatan per kapita riil penduduk negara X pada tahun kedua ternyata tetap Rp
500.000,00. Lain halnya ketika pendapatan perkapita secara riil mengalami
pertumbuhan. Dalam konteks ini, dikatakan bahwa kesejahteraan sebuah negara
memang benar-benar meningkat. Naiknya pendapatan perkapita masyrakat berarti
pula naiknya daya beli masyarakat sehingga mampu mengkonsumsi barang dan
jasa lebih banyak dibandingkan periode sebelumnya.
Indikator Standar Kehidupan Negara. Selain untuk membandingkan tingkat
kesejahteraan suatu negara dari tahun ke tahun, pendapatan per kapita dapat
digunakan pula untuk membandingkan standar hidup beberapa negara atau untuk
mengelompokkan negara-negara di dunia ke dalam kelompok pendapatan rendah,
menengah, atau tinggi. Tentu saja jika nilai pendapatan per kapita tersebut
dinyatakan dalam satuan uang yang sama. Satuan uang yang umum dipakai oleh
seluruh negara adalah dolar Amerika Serikat.
Bank Dunia melaporkan bahwa pada tahun 2011, pendapatan per kapita penduduk
Singapura adalah US$ 50,714, sementara pendapatan per kapita penduduk India
pada tahun 2009 hanya US$ 1,180. Dapat kita bayargkan betapa jauhnya
perbedaan kesejahteraan di antara kedua negara tersebut. Dengan pendapatan per
kapita sebanyak itu, rata-rata penduduk Singapura bisa mempunyai mobil, barang-
barang elektronik yang canggih atau berlibur ke seluruh penjuru dunia. Sebalik-nya,
dengan pendapatan per kapita sekecil itu, tidak begitu banyak pilihan yang bisa
dilakukan oleh rata-rata penduduk India. Sebagian besar dari mereka mungkin
sudah merasa senang jika seluruh kebutuhan pokok telah dapat dipenuhi.
Kemampuan pendapatan perkapita dalam mengukur tingkat kesejahteraan negara
dan sebagai indikator standar kehidupan negara, menjadikannya sebagai salah satu
alat analisa ekonomi bagi pemerintah maupun organisasi-organisasi ekonomi
untuk mengambil berbagai kebijakan ekonomi. Secara ringkas, beberapa manfaat
perhitungan pendapatan perkapita adalah sebagai berikut.
a) Mengetahui perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu negara dari tahun
ke tahun
b) Mengetahui data-data perbandingan tingkat kesejahtenaan penduduk suatu
negara dengan negara lain
18
c) Pedoman evaluasi kebijakan dalam bidang ekonomi.
d) Bahan perencanaan pembangunan di masa yang akan datang.
e) Membandingkan standar hidup beberapa negara dalam kelompok rendah,
menengah, dan tinggi.
2. Hubungan Pendapatan Nasional, Penduduk, dan Pendapatan Perkapita
Telah kita pahami, pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan nasional pada
tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara pada tahun tersebut.
Pendapatan nasional dapat dilihat dari beberapa pendekatan. Definisi mana yang
akan dipakai? Konsep pendapatan nasional yang biasa dipakai dalam menghitung
pendapatan per kapita oleh pemerintah suatu negara pada umumnya adalah
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB). Dengan demikian,
pendapatan per kapita dapat dihitung dengan menggunakan salah satu rumus
berikut ini.
TABEL 3.5 Pendapatan per Kapita Negara ASEAN Tahun 2010 & 2011
19
nasional Indonesia pada tahun 2011 kurang dari 10% dari pendapatan nasional
Singapura. Dari TABEL 3.5 di atas juga dapat kita simpulkan urutan ke 5 dari 10
negara ASEAN serta dari 10 negara ASEAN urutan yang terendah pendapatan
perkaitanya adalah Kamboja.
20
1997, pendapatan perkapita Indonesia masih cukup tinggi. Namun selanjutnya
menurun di tahun 1998, sebagai akibat krisis ekonomi yang melanda negara kita
sejak pertengahan 1997. Sampai tahun 2001, pendapatan per kapita masih belum
menggembirakan. Namun melihat data tahun 2004, dengan pendapatan per kapita
sebesar US $ 1.267, dan pada tahun 2011 menurut IMF pendapatan perkapita
Indonesia kembali menuju pemulihan yaitu sebesar US$ 3,469
21
dan subsidi. Kedua sistem itu dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan
redistribusi pendapatan
22
garis diagonal di tengah disebut sebagai “garis kemerataan sempurna” karena
setiap titik pada garis diagonal merupakan tempat kedudukan persentase
penduduk yang sama dengan persentase penerimaan pendapatan. Sebagai contoh,
titik tengah garis diagonal menunjukkan 50% dari pendapatan didistribusikan
persis untuk 50% dari jumlah penduduk.
Semakin jauh jarak garis kurva lonenz dan garis diagonal (garis kemerataan
sempurna), semakin tinggi tingkat ketidak-merataannya. Sebaliknya, semakin dekat
jarak kurva lorenz dan garis diagonal, semakin tinggi tingkat pemerataan distribusi
pendapatan. Pada PERAGA 3.3, besarnya ketimpangan digambarkan sebagai
daerah A.
Pada kasus ekstrem, yaitu jika pendapatan didistribusikan secara merata, maka
semua titik akan terletak pada garis diagonal dan daerah A akan bernilai nol.
Sebaliknya pada ekstrem lain, yaitu bila hanya satu pihak saja yang menerima
seluruh pendapatan, maka luas daerah A akan sama dengan luas segitiga, sehingga
angka Koefisieni Gininya adalah satu. Kesimpulan suatu distribusi pendapatan
makin merata jika nilai Koefisien Gini mendekati nol (0). Sebaliknya, suatu distribusi
pendapatan dikatakan makin tidak merata jika nilai Koefisien Gininya makin
mendekati satu. Berdasarkan kesimpulan di atas, TABEL 3.9 berikut ini
memperlihatkan patokan yang mengkategorikan ketimpangan distribusi
berdasarkan nilai Koefisien Gini termasuk tinggi, sedang, atau rendah.
Rasio Gini
Tahun
Kota Desa Kota+Desa
2005 0,338 0,264 0,343
2006 0,350 0,276 0,357
2007 0,374 0,302 0,376
2008 0,367 0,300 0,368
2009 0,362 0,288 0,357
Sumber: Badan Pusat Statistik 2009, diolah dari Susenas Modul Konsumsi.
24
penduduk termiskin Indonesia sejak tahun 2005 hingga 2009 menerima rata-rata di
atas 20% dari keseluruhan pendapatan penduduk Indonesia (lebih dari 17%). Jadi,
tingkat ketimpangan distribusi pendapatan Indonesia tergolong rendah. Baik
berdasarkan Koefisien Gini maupun kriteria tingkat ketimpangan distribusi
pendapatan menurut Bank Dunia, Indonesia termasuk negara dengan tingkat
ketimpangan distribusi
pendapatan yang rendah.
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional , Modul Konsumsi 1999, 2002 dan 2005
(2003, 2004 dan 2006 hanya mencakup panel 10.000 rumahtangga, sedangkan
2007, 2008, 2009, dan 2010 mencakup panel 68.800 rumah tangga), Tahun 2011
merupakan data Susenas Triwulan I (Maret 2011) dengan sampel 75.000 rumah
tangga
* Dihitung dengan menggunakan data individu bukan data kelompok pengeluaran
seperti pada tahun sebelumnya.
Gambar 3.4
25
pendapatan di atas Rp 50 juta setahun dikenai pajak 35%, sementara orang yang
memiliki pendapatan di bawah Rp 10 juta hanya dikenai pajak 0-15%. Untuk
menggambarkan pengaruh pajak progresif terhadap perbaikan tingkat
ketimpangan distribusi pendapatan. Seperti diketahui, pajak mengambil atau
mengalihkan uang dari warga negara yang satu ke yang lain. Struktur pajak
progresif menyebabkan kurva distribusi pendapatan sesudah dipungut pajak lebih
dekat dengan garis kemerataan. Sebaliknya, struktur pajak yang regresif, yaitu
pajak yang dikenakan dengan persentase yang makin rendah jika pendapatan
semakin tinggi,
Gambar 3.6
LATIHAN
26
1. Dalam suatu Negara mempunyai data tentang pendapatan nasionalnya sebagai
berikut:
- Produk Nasional Bruto US $. 13.400
- Penyusutan US $. 130
- Replacment US $. 40
- Pajak Tidak Langsung US $. 1.300
- Tranfer Payment US $. 70
- Pajak Badan Usaha US $. 200
- Laba Tidak Dibagi US $. 150
- Pajak Tidak Langsung US $. 120
Berdasarkan data di atas hitunglah besarnya….
1. Disposible Income
2. Nett National Product
3. Personal Income
4. Nett National Income
Pendapatan Nasional
1. Pengertian pendapatan nasional
2. Manfaat pendapatan nasional
3. Komponen-komponen/ konsep pendapatan nasional
4. Metode penghitungan pendapatan nasional
5. Pendapatan per kapita
6. Distribusi pendapatan nasional
27